inovasi kurikulum dengan praktik kejujuran akademik di fakultas

advertisement
INOVASI KURIKULUM DENGAN
PRAKTIK KEJUJURAN AKADEMIK DI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA
WACANA
Pembimbing:
Prof. dr.Anwar Jusuf, SpP (K)
Oleh:
Mirza Indrajanti S.
NPM: 1006732723
Daftar isi
Daftar isi ................................................................................................................................. i
Bab 1. Pendahuluan ............................................................................................................... 1
Bab 2. Tinjauan pustaka …………………………………………………………………… 5
2.1. Kurikulum inovatif ……………………………………………………………. 5
2.2. Pengertian kejujuran akademik ……………………………………………….. 6
2.3. Pihak yang bertanggung jawab terhadap kejujuran akademik ………………... 7
2.4. Bentuk ketidakjujuran akademik ……………………………………………… 7
2.5. Rancangan pengajaran (menurut Kemp) ……………………………………... 9
Bab 3. Pembahasan ……………………………………………………………………….. 13
Bab 4. Simpulan dan saran ………………………………………………………………… 24
Daftar pustaka ……………………………………………………………………………… 25
i
Bab 1
Pendahuluan
Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” dan atau “hasil” pengembangan
dan/atau pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan
teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang
dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau
secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial). Jenis inovasi ada 3 yaitu:
a. Pengembangan.
Pengembangan suatu produk, jasa, atau proses yang sudah ada. Konsep seperti ini
menjadi aplikasi ide yang telah ada menjadi berbeda dari sebelumnya.
b. Duplikasi.
Peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah ada. Meskipun demikian duplikasi
bukan semata meniru melainkan menambah sentuhan kreatif untuk memperbaiki
konsep agar lebih mampu memenangkan persaingan.
c. Sintesis.
Perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru. Proses ini
meliputi pengambilan sejumlah ide atau produk yang sudah ditemukan dan dibentuk
sehingga menjadi produk yang dapat diaplikasikan dengan cara baru 1.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata inovatif artinya bersifat memperkenalkan
sesuatu yang baru; bersifat pembaruan (kreasi baru), sedangkan kata inovasi artinya
pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; pembaharuan 2 .
Menurut kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily, inovasi artinya pembaharuan,
perubahan (secara) baru.
Kurikulum adalah dokumen tertulis yang menggambarkan kegiatan pembelajaran,
sasaran pembelajaran, metode pengajaran yang digunakan, jumlah waktu yang digunakan
1
pada setiap bagian pembelajaran dan metode yang digunakan untuk menilai siswa.
3
Kurikulum adalah lebih dari suatu silabus/rencana pelajaran atau suatu pernyataan dari isi
kurikulum adalah tentang perencanaan dari program pengajaran, tentang tujuan para
pengajar dan tentang jalan yang mereka lakukan saat ini 4. Komponen kurikulum terdiri
atas kegiatan pembelajaran, sasaran pembelajaran, metode pengajaran yang digunakan,
jumlah waktu yang digunakan pada setiap bagian pembelajaran, metode yang digunakan
untuk menilai siswa 3. Langkah-langkah penyusunan kurikulum dilakukan menurut 10
pertanyaan dari Harden. Dari ke 10 pertanyaan tersebut dalam hal ini inovasi erat
hubungannya dengan persetujuan isi kurikulum yang terdapat dalam silabus, handout yang
berhubungan dengan topik dalam kuliah dan buku pedoman belajar mahasiswa 4.
Kurikulum tidak boleh statis, harus diperbaiki sehingga membutuhkan inovasi.
Menurut contoh konsep Rogers, setiap individu melalui beberapa langkah sewaktu
memutuskan untuk mengambil ide inovasi. Langkah-langkah tersebut meliputi: (a)
acquisition of knowledge tentang suatu inovasi, (b) persuasion – bahwa inovasi adalah
pertimbangan yang bermanfaat, (c) a decision untuk mengambil inovasi, (d)
implementation – pelaksanaan inovasi, (e) confirmation bahwa inovasi bermanfaat untuk
dilanjutkan 5.
Sebagai contoh yaitu di University of New South Wales, Sydney, NSW, 2052, Australia dan
University of Durham Stockton Campus, University Boulevard, Thornaby, Stockton on
Tees TS17 6 BH, UK pernah dilakukan reformasi kurikulum yang mencakup 3 (tiga)
parameter yaitu pedagogy, educational context dan knowledge status 6.
Di Belanda yaitu di University of Limburg di Maastricht, University of Amsterdam,
dan University of Groningen dilakukan penelitian untuk membandingkan prestasi
mahasiswa dalam lima tahun kurikulum pendidikan pada fakultas-fakultas dengan
problem-based, integrasi, atau kurikulum medis konvensional. Disimpulkan bahwa
kurikulum pendidikan dengan integrasi, problem-based lebih baik daripada kurikulum
dengan self atau teacher directed 7 .
Di Cina terjadi perbaikan pelayanan kesehatan yaitu mengubah dari pelayanan
2
berbasis rumah sakit menjadi pelayanan berbasis komunitas di kota besar dan dalam hal
inbanyak kesulitan ditemukan. Pelatihan dokter umum membutuhkan lebih banyak sumber
penghasilan dan status dokter umum dalam pelayanan kesehatan komunitas membutuhkan
lebih banyak pengakuan dari birokrat dan umum. Banyak daerah yang berada di bawah
standard pelayanan, pelatihan dan sumber penghasilan. Masalah ini sangat besar dan Cina
mungkin bekerjasama dengan negara lain untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas
pelatihan pelayan-pelayan kesehatan komunitas termasuk dokter umum 8.
Inovasi kurikulum ini perlu penyebaran 5. Faktor-faktor yang mengembangkan
kemungkinan dan kecepatan pengambilan suatu inovasi termasuk: (a) relative advantage –
derajat inovasi yang dirasakan superior untuk praktik nyata; (b) compatibility-derajat
inovasi yang serupa dengan pengalaman, keyakinan dan nilai-nilai sebelumnya; (c)
simplicity – derajat suatu ide baru yang dirasakan relatif mudah untuk dimengerti dan
dilaksanakan; (d) trialability – derajat inovasi yang dibagi dalam langkah-langkah dan
dicoba oleh pemakai; (e) observability – derajat inovasi yang dapat dilihat dan dinilai.
Di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana pernah terjadi mahasiswa
mencuri soal ujian dengan mengambil foto soal melalui ponsel dan masih ada beberapa
staf pengajar yang tidak mensitasi pada materi kuliahnya.
Pada tahun 2010 pernah
dilakukan pengisian kuesioner oleh mahasiswa semester II tentang perilaku menyontek
dengan hasil bahwa mahasiswa masih ragu bahwa perilaku menyontek ini adalah mutlak
penting bagi fakultas kedokteran dan tentunya bagi dunia pendidikan umumnya. Oleh
karena itu maka dirasakan perlu untuk melakukan inovasi kurikulum dengan memasukkan
topik kejujuran akademik ke dalam fakultas ini. Dalam hal ini hendak diterapkan kejujuran
akademik yaitu dengan mengevaluasi praktiknya pada kegiatan pembelajaran mahasiswa
dan sekaligus mengingatkan para staf pengajar akan pentingnya kejujuran dalam suatu
materi perkuliahan. Sebenarnya di fakultas ini sudah ada topik penulisan ilmiah yang
dimasukkan ke dalam keterampilan klinik dasar (skills lab). Tapi mengenai teori tentang
kejujuran akademik yang termasuk dalam etika pendidikan kedokteran belum ada. Pada
pokok bahasan kejujuran akademik antara lain dibahas mengenai macam-macam
3
ketidakjujuran akademik seperti plagiarisme, rekayasa data, dan lain-lain. Seperti kita
ketahui bahwa kejujuran adalah salah satu tolok ukur dalam setiap aktivitas kehidupan,
tidak terkecuali dalam lingkungan dunia pendidikan dan kejujuran menjadi salah satu
indikator keberhasilan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di dunia
pendidikan. Siswa yang ingin memperoleh hasil maksimal dan positif, namun jika
melakukannya dengan cara tidak jujur maka dampaknya tetap saja tidak akan baik.
Lembaga pendidikan dapat dikatakan
berhasil, namun sesungguhnya merupakan
keberhasilan yang semu, bila proses menuju keberhasilan tersebut dilakukan dengan caracara tidak jujur. Dalam lembaga pendidikan tinggi di Indonesia sering terdapat kasus-kasus
pelanggaran akademik namun merupakan suatu fenomena gunung es karena kurang
mendapat tindakan yang tegas. Menurut Dibia salah satu pelanggaran akademik yang
banyak terjadi adalah tindak plagiat yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa
akademik di kampus, bahkan banyak perguruan tinggi yang tidak berani bertindak tegas
dalam menangani kasus pelanggaran akademik tersebut 9 .
Oleh karena itu perlu adanya kesadaran baik dari pihak pengajar maupun mahasiswa
dalam menangani masalah ketidakjujuran akademik ini, sehingga dapat diambil langkah
bijaksana dalam menghadapi kasus ini.
4
Bab 2
Tinjauan pustaka
2.1. Kurikulum inovatif
Seperti di Universitas New South Wales (Australia) telah dilakukan perbaikan
kurikulum dalam hal pedagogi (pedagogy), konteks pendidikan (educational context) dan
status knowledge 6. Dalam hal:
- Pedagogi: terjadi perbaikan dalam konsep pembelajaran tradisional menjadi self
directed learning.
- Konteks pendidikan: inovasi dalam pengajaran untuk filsafsat, ideologi atau pedagogi
baru.
- Status knowledge: perbaikan pengetahuan, pembuatan keputusan medis dan kurikulum
medis ke arah integrasi.
Di Belanda yaitu di Universitas Limburg (Maastricht), Universitas Amsterdam dan
Universitas Groningen diadakan penelitian dalam strategi pendidikan preklinik yaitu
membandingkan problem-based, integrasi dengan kurikulum konvensional dengan hasil
problem-based dan integrasi lebih baik daripada kurikulum konvensional
sehingga
dilakukan inovasi di bidang strategi pendidikan preklinik yaitu dari teacher centered
menjadi student centered 7. Di Ministry of Health Capital University of Medical Sciences
(Beijing, China) terjadi perbaikan sistem kesehatan di klinik yaitu pelayanan kesehatan
berbasis rumah sakit menjadi berbasis komunitas, dibentuk jaringan nasional pusat
pelatihan dokter umum secara progresif sebagai tempat pelatihan mahasiswa kedokteran
yang sebelum lulus mendapat program pelatihan dokter umum 8. Di Amerika juga terjadi
Progressive education yaitu reformasi paling komprehensif dalam sejarah pendidikan di
Amerika pada tahun 1890 – 1940 9. Pendidikan ini diberikan untuk anak-anak cacat,
peluang pendidikan sederajat untuk anak laki-laki dan perempuan, meliputi pendidikan
matematika, bahasa Inggris, aritmatika, aljabar, geometri, matematika modern: probability,
statistik, calculus, mathematical logic, computer math.
5
Dalam pelaksanaannya menggunakan banyak biaya, tetapi para pendidik mengusahakan
dengan mengadakan perjanjian secara tidak langsung dengan perwakilan pemerintah
federal atau peserta dalam kegiatan yang disponsorinya.
Di Fakultas Kedokteran UKRIDA rencananya akan diadakan inovasi kurikulum dalam
hal:
- Content: menambahkan modul Kejujuran Akademik.
- Strategi pendidikan: memberi kuliah Kejujuran Akademik pada mahasiswa semester I,
mengarahkan staf pengajar untuk pelaksanaannya, sitasi materi kuliah.
- Praktik/pelaksanaan: melaksanakan Kejujuran Akademik pada kegiatan pembelajaran
mahasiswa semester I s/d VII.
Diharapkan dengan melakukan inovasi kurikulum di bidang content, strategi
pendidikan dan praktik/pelaksanaan maka akan dapat mengubah perilaku mahasiswa
dan staf pengajar di seluruh civitas academica.
2.2. Pengertian kejujuran akademik
Menurut Center for Academic Integrity (CAI) definisi kejujuran akademik
(academic integrity) adalah suatu tanggung jawab, walaupun menghadapi kemalangan,
terdapat lima nilai pokok yaitu kejujuran, kepercayaan, keadilan, rasa hormat, dan
tanggung jawab
7
. Dari nilai-nilai ini maka terbentuk prinsip-prinsip perilaku bahwa
komunitas akademik memungkinkan untuk mewujudkan tindakan yang baik. Mahasiswa
yang berhasil lulus melalui cara-cara yang tidak jujur, akan senantiasa merasakan dalam
bentuk ketidakcakapan (incompetency) dalam dunia kerja atau dalam praktik-praktik
lainnya dalam kehidupannya kelak. Dengan kata lain bisa saja ia berhasil dalam nilai,
namun dalam kapasitas hidupnya tidak akan mendapat tempat di mata orang lain, terlebih
lagi dalam dunia kerja. Hal ini disebabkan nilai yang diperoleh adalah palsu 10.
6
2.3. Pihak yang bertanggung jawab terhadap kejujuran akademik
Pihak yang bertanggung jawab terhadap kejujuran akademik adalah setiap anggota
komunitas akademik meliputi mahasiswa, anggota fakultas, dan administrator yang
menjunjung tinggi integritas ilmu pengetahuan dan penelitian 11 .
2.3.1. Tanggung jawab mahasiswa
Semua mahasiswa wajib menerapkan kejujuran akademik sesuai dengan peraturan
yang berlaku dalam segala kegiatan akademik, termasuk melaporkan segala bentuk
ketidakjujuran yang terjadi 10 .
2.3.2. Tanggung jawab staf pengajar.
Salah satu peran dari staf pengajar/dosen adalah sebagai role model bagi
mahasiswanya, sehingga penting bagi dosen untuk selalu berperilaku dan bertindak sesuai
dengan kejujuran akademik. Dosen seharusnya mendorong mahasiswa untuk selalu
bertindak jujur, juga dalam segala kegiatan akademik 11 .
2.3.3. Tanggung jawab fakultas 11 .
Pihak fakultas hendaknya membuat peraturan secara tertulis yang jelas, menyangkut
kejujuran akademik beserta sanksi-sanksi yang berlaku bagi setiap pelanggaran akademik.
Setiap mahasiswa hendaknya diberitahu mengenai peraturan beserta sanksinya dari awal
masuk fakultas dan sebaiknya mahasiswa menandatangani pernyataan, sehingga
diharapkan mahasiswa sudah mengerti tentang peraturan yang berlaku tersebut dan
bersedia menjalani peraturan yang ada beserta sanksinya.
2.4. Bentuk ketidak jujuran akademik 11,12
Bentuk tindakan yang dianggap merupakan suatu ketidak jujuran akademik adalah:
-
Penyontekan/kecurangan dalam ujian (cheating)
-
Plagiat
-
Perjokian
7
-
Pemalsuan
-
Penyuapan
-
Memberikan keterangan atau data palsu
-
Tindakan diskriminatif
-
Penyalahgunaan penggunaan komputer
2.4.1. Penyontekan/kecurangan dalam ujian (cheating) 12 .
Penyontekan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan sadar (sengaja) atau tidak sadar
oleh seorang pesertas ujiah. Kegiatan ini dapat mencakup:
-
Mencontoh hasil kerja milik peserta ujian lain
-
Berkomunikasi selama ujian berlangsung, baik secara langsung atau dengan media
lainnya tanpa seizin pengawas ujian
-
Memberikan hasil jawaban ujian kepada siswa lainnya
2.4.2. Plagiat 11
Plagiat merupakan sebuah pelanggaran terhadap norma-norma akademik yang
berlaku umum di perguruan tinggi, meskipun masin-masing lembaga pendidikan tinggi
memiliki cara pandang yang berbeda terhadap plagiarisme. Bentuk tindakan plagiarisme
antara lain:
-
Mengambil gagasan/pendapat/hasil temuan orang lain baik sebagian atau seluruhnya
tanpa seizin atau tanpa menyebutkan sumber acuannya secara jujur.
-
Informasi yang diperoleh dalam bacaan atau penelitian yang bukan merupakan
pengetahuan umum harus diakui.
2.4.3. Perjokian
Perjokian merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak,
menggantikan kedudukan atau melakukan tugas kegiatan untuk kepentingan orang lain, atas
permintaan orang lain atau kehendak sendiri dalam kegiatan akademik.
8
2.4.4. Pemalsuan
Bentuk tindakan pemalsuan antara lain melakukan kegiatan dengan sengaja atau
tanpa izin yang berwenang untuk mengganti, meniru atau mengubah/memalsukan sesuatu
untuk mendapatkan pengakuan sebagai sesuatu yang asli, misalnya mengganti, meniru atau
megubah/memalsukan nama, tanda tangan, nilai atau tugas-tugas, praktikum, transkrip
akademik, ijazah, stempel, kartu tanda mahasiswa, gelar akademik, dan keterangan atau
laporan dalam lingkup kegiatan akademik maupun non akademik, serta memberikan
keterangan atau kesaksian palsu.
2.4.5. Penyuapan
Penyuapan adalah memberikan ataupun menerima imbalan uang, barang atau bentuk
lainnya yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan tertentu secara tidak sah baik bagi
penerima maupun pemberi. Tindakan lain yang termasuk dalam kategori ini adalah usaha
untuk mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain baik dengan cara membujuk,
memberi hadiah atau berupa ancaman dengan maksud mempengaruhi penilaian terhadap
prestasi akademik.
2.4.6. Tindakan diskriminatif
Tindakan ini adalah membedakan perlakuan terhadap seseorang yang berkepentingan
dalam kegiatan akademik berdasarkan pada pertimbangan faktor gender, agama, suku, ras,
status sosial, dan fisik seseorang sehingga menimbulkan kerugian pada orang tersebut.
2.4.7. Penyalahgunaan komputer 12 .
Penyalahgunaan komputer akademik adalah penggunaan komputer untuk bekerja
sedangkan pengajar sudah memberitahukan bahwa untuk melakukuan pekerjaannya tidak
boleh dibantu dengan komputer.
2.5. Rancangan pengajaran (menurut Kemp) 14 .
Terdiri atas 8 komponen:
9
Komponen I: Goals, Topics and General Purposes
-
Goals: tujuan sistem sekolah atau institusi
-
Topics: dalam kurikulum bidang atau mata ajar, topik dipilih untuk studi
-
General purposes: tujuan umum dari setiap topik yang dinyatakan secara jelas oleh
dosen (apa yang diharapkan mahasiswa untuk belajar sebagai hasil dari pengajaran).
Komponen II: Learner characteristics
1. Faktor akademik:
Jumlah mahasiswa, latar belakang akademik, Tes Potensi Akademik, tingkat
inteligensia, tingkat membaca, nilai standar prestasi, tes bakat, kebiasaan belajar sendiri,
latar belakang dalam subjek atau topik, motivasi untuk mempelajari subjek; mata kuliah
harapan, cita-cita kebudayaan dan kejuruan.
2. Faktor sosial:
Usia, maturitas, rentang/masa jangka waktu perhatian, bakat/talenta khusus,
hambatan/keterbatasan emosi dan fisik; hubungan antara mahasiswa, keadaan
sosioekonomi. Hal/informasi ini didapat dari catatan kumulatif mahasiswa, konsultasi
dengan dosen-dosen lain, konselor mahasiswa dan penasehat. Hasil kuesioner sebaik
survei yang dilengkapi oleh mahasiswa dan pre-assessment test juga dapat memberikan
data yang berguna untuk membuat rencana keputusan.
3. Suasana pembelajaran:
Ada 4 yaitu:
1) Lingkungan fisik: suara, cahaya, suhu, pilihan dan susunan furniture/mebel.
2) Lingkungan emosi: motivasi individu, ketekunan dan tanggung jawab
3)
Lingkungan sosiologi: pekerjaan individual atau kelompok, respons kepada
figure yang berwibawa.
4) Keadaan fisiologis mahasiswa sendiri: kekuatan dan kelemahan sensoris,
kebutuhan makanan, kebutuhan aktivitas dan istirahat, bioritme/waktu yang
digunakan setiap hari untuk fungsi yang efisien/tepat guna.
10
4.
Gaya belajar:
-
Cognitive style mapping
-
Visual, verbal, aktivitas fisik
-
Tes diagnostik
-
Kuesioner
karakteristik kognitif
Komponen III: Learning objectives
Mencakup domain kognitif, psikomotor, afektif
Komponen IV: Subject content
Analisis tugas penting untuk identifikasi dan spesifikasi subject content, terdapat hubungan
erat antara objectives dan subject content.
Komponen V: Pre-assessment
-
Pre-requisite testing: untuk prasyarat
-
Pre-testing: untuk strategi pengajaran
Komponen VI: Teaching/Learning Activities, Resources
Tiga metoda dasar yaitu tiga pola kegiatan pengajaran dan pembelajaran:
- Presentasi pada kelompok
- Belajar mandiri
- Interaksi dosen dan mahasiswa: 8 – 12 orang .
Sumber pengajaran: supporting materials, printed materials, media audiovisual, buku teks,
buku-buku referensi, magazines, pamphlets, workbooks.
Komponen VII: Support services
Dana, fasilitas, perlengkapan/peralatan, sumber daya manusia, anggaran, jadwal.
Komponen VIII: Evaluation
11
 Standar prestasi:
Standar relatif/normative
- Norm referenced testing: melaporkan prestasi
- Criterion referenced
 Objektif atau esai:
Tes objektif: True/False, matching, single word completion, MCQ
 Evaluasi objektif performa dan psikomotor.
 Evaluasi objektif domain afektif.
 Tes dengan audiovisual dan material lain:
gambar objek: layout gambar dari alat
- rekaman audio
- fotograf atau slide
- rekaman film/videotape
 Bentuk evaluasi pembelajaran:
Evaluasi formatif
Evaluasi sumatif
12
Bab 3
Pembahasan
Di fakultas ini pernah dilakukan tugas dengan membagikan kuesioner (DREEM)
versi bahasa Indonesia kepada 20 orang mahasiswa/i (10 mahasiswa dan 10 mahasiswi)
Fakultas Kedokteran UKRIDA semester II tahun akademik 2008/2009, dengan sebaran
usia 18 – 19 tahun untuk mengisi kuesioner tersebut yang terdiri atas 50 item. Data yang
diperoleh dianalisis, kemudian dilakukan interpretasi terhadap hasil analisis tersebut. Item
nomor 17 adalah perilaku menyontek merupakan masalah di fakultas ini. Setiap item
mempunyai skor maksimal 4. Setelah diadakan perhitungan pada setiap item, ditemukan
beberapa item mempunyai skor 0 – 2 (0 – 50 %), diantaranya item nomor 17 tersebut
mempunyai skor sama dengan 2. Jadi kesimpulannya item nomor 17 merupakan masalah
di fakultas ini sehingga disarankan adanya sanksi yang berat bagi mahasiswa/i yang
ketahuan menyontek agar menimbulkan efek jera, pernah terjadi perjokian pada saat ujian,
copy paste makalah PBL dan masih adanya beberapa staf pengajar yang tidak menyitasi
materi kuliahnya.
Oleh karena itu maka dirasa perlu untuk dilakukan inovasi kurikulum yang
rencananya hendak dimasukkan modul Kejujuran Akademik ke dalam kurikulum fakultas
ini sebagai tambahan dari modul Penulisan Ilmiah yang sudah diberikan pada keterampilan
klinik dasar (skills lab). Dalam hal ini hendak dilaksanakan praktik kejujuran akademik
pada kegiatan pembelajaran mahasiswa dan mengevaluasinya, juga mengingatkan staf
pengajar akan pentingnya kejujuran akademik ini antara lain dalam hal menyitasi materi
kuliah pada hand out dan slide presentation.
Rencana yang akan dilakukan di Fakultas Kedokteran UKRIDA adalah:
1) Dalam kegiatan belajar mengajar dibuat modul Kejujuran Akademik untuk
dikuliahkan kepada mahasiswa dan diintegrasikan ke dalam semua modul. Hal
ini untuk meyakinkan mahasiswa bahwa kejujuran akademik adalah penting
untuk dunia pendidikan sehingga diharapkan akan terjadi perubahan di seluruh
civitas academica.
Maka modul tersebut akan dibuat menurut rancangan pengajaran Kemp yang terdiri atas
8 (delapan) komponen yaitu:
13
 Komponen I: Goals, Topics and General Purposes
-
Goals:
Area kompetensi ke 7 yaitu menjunjung tinggi etika, moral dan profesionalisme dalam
praktik 15.
-
Topics: Kejujuran akademik
General purposes 15 :
1.
Memahami konsep etika dasar dan mampu menerapkannya dalam konteks medis
dan layanan kesehatan
2.
Mengenali pertimbangan etik pada kasus-kasus khusus
3.
Mengidentifikasi pertimbangan etik yang bertentangan pada kasus-kasus tertentu
4.
Mampu menganalisis secara sistematik pilihan-pilihan etik dalam suatu pengobatan
terhadap pasien
5.
Menentukan, menginformasikan, dan menganalisa masalah etika dalam kebijakan
kesehatan
6.
Menentukan, menginformasikan, dan menganalisa masalah etika yang berkaitan
dengan hubungan antar tenaga kesehatan profesional
 Komponen II: Learner characteristics
-
Mahasiswa semester I sampai VII dengan gaya belajar yang berbeda-beda.
 Komponen III: Learning objectives
Apabila mahasiswa meghadapi masalah kejujuran akademik maka mahasiswa harus
mampu:
-
Menjelaskan arti kejujuran akademik sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Kriteria keberhasilan: mahasiswa harus sudah dapat menjelaskan arti kejujuran
akademik dengan benar.
-
Melaksanakan kejujuran akademik sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Kriteria keberhasilan: mahasiswa harus sudah dapat melaksanakan kejujuran akademik
dengan benar
14
 Komponen IV: Subject content
-
Definisi kejujuran akademik
-
Pihak yang bertanggung jawab
-
Bentuk ketidak jujuran akademik
 Komponen V: Pre-assessment
-
Pre-requisite test: mahasiswa semester I yang sudah lulus ujian saringan masuk yang
meliputi tes biologi, kimia, bahasa Inggris, tes kesehatan dan wawancara psikologis
-
Pre- testing : dalam hal ini tidak dilakukan. Jadi semua mahasiswa mendapat strategi
pengajaran dengan metoda kuliah.
 Komponen VI: Teaching/Learning activities, Resources
Modul kejujuran akademik akan saya masukkan ke dalam Stage 1 General Education
1blok 1 yang lamanya 6 minggu. Maka kegiatan pengajaran dan pembelajaran yang
akan dilakukan adalah selama 3 minggu dengan perincian sebagai berikut:
-
Kuliah interaktif: 3 x @ 100 menit
-
Diskusi kasus per kelompok: 3 x
-
Belajar mandiri: 3 x
Sumber pengajaran: supporting materials, printed materials, media audiovisual, buku teks,
buku-buku referensi.
 Komponen VII: Support services
-
Dana: dari universitas
-
Fasilitas: ruang kuliah, ruang tutorial, ruang skills lab
-
Perlengkapan/peralatan: komputer, LCD
-
Sumber daya manusia: staf pengajar fakultas kedokteran
-
Anggaran: diajukan pada rapat kerja fakultas
-
Jadwal: semester 1 stage 1 General Education 1 blok 1
15
 Komponen VIII: Evaluation
-
Semester I: Evaluasi sumatif untuk teori dengan MCQ, dilakukan secara integrasi
dengan modul-modul lain pada blok tersebut. Setiap fasilitator PBL memeriksa
referensi yang dibuat oleh mahasiswa apakah sudah benar cara menulisnya dan ada
unsur plagiat atau tidak
Semester II sampai VII: setiap fasilitator PBL memeriksa referensi makalah PBL yang
dibuat mahasiswa apakah sudah benar cara menulisnya dan ada unsur plagiat atau tidak.
Untuk menilai domain afektif adalah sulit seperti emosi, sikap, apresiasi dan nilai yang
bersifat subjektif dan erat berhubungan dengan keputusan dan moralitas 16.
Struktur kurikulum fakultas kedokteran UKRIDA saat ini adalah seperti di bawah ini:
 Program Studi Sarjana Kedokteran (PSSK) 15 :
terdiri atas 30 blok yang masing-masing lamanya berkisar dari 4 sampai 7 minggu,
yaitu:
Semester 1:
Stage I: General Education
Blok 1 General Education 1
Blok 2 General Education 2
Stage II A: Basic Medical Sciences
Blok 3 Basic Biology of Cell 1
Blok 4 Basic Biology of Cell 2
Semester 2:
Blok 5 Musculoskeletal System 1
Blok 6 Neuroscience
Blok 7 Respiratory System 1
Blok 8 Cardiovascular System 1
Blok 9 Digestive System 1
Semester 3:
Blok 10 Metabolic and Endocrine 1
Blok 11 Urogenital Tract
16
Stage II B: Basic Clinical Sciences
Blok 12 Infection and Immunity
Blok 13 Growth and Development
Semester 4:
Blok 14 Musculoskeletal System 2
Blok 15 Skin and Integument
Blok 16 Digestive System 2
Blok 17 Hepatobiliary System
Blok 18 Respiratory System 2
Semester 5:
Blok 19 Cardiovascular System 2
Blok 20 Renal and Body Fluid
Blok 21 Metabolic and Endocrine 2
Blok 22 Neurology and Behavior Science
Semester 6:
Blok 23 Special Sense System
Blok 24 Hematology and Oncology
Blok 25 Reproductive System
Blok 26 Community Medicine
Semester 7:
Blok 27 Genetics and Nutritional
Blok 28 Occupational and Laser Medicine
Blok 29 Emergency Medicine 1
Blok 30 Emergency Medicine 2
 Program Studi Profesi Dokter (PSPD) 15 :
terdiri atas 3 semester, 12 blok yaitu:
Stage III: Clinical Practice
Semester 8: - Internal Medicine
- Radiodiagnostic & therapy
- Surgery and Anesthesiology
17
- Radiodiagnostic & therapy
- Pediatric
Semester 9: - Obstetry and Gynecology
- Public Health
- Internal Medicine
- Radiodiagnostic & therapy
- Ophthalmology
Semester 10: - Neurology
-Radiodiagnostic & therapy
- Psychiatry
- Dermatovenerology
- Forensic Medicine
- Emergency Medicine
No
1
Kurikulum saat ini
Kurikulum yang diperbaharui/inovatif
Pada semester I:
Pada semester I:
Stage 1 General Education 1 blok 1
Stage 1 General Education 1 blok 1 terdiri
terdiri atas:
atas:
- Agama
- Agama
– Kewarganegaraan dan Pancasila
–Kewarganegaraan dan Pancasila
- Ilmu Perilaku
– Ilmu Budaya dan Sosial Dasar
– Etika Kristen
– Etika dan Hukum Kedokteran
– Komunikasi dan Empati
– SL Komunikasi Efektif
- Ilmu Perilaku
– Ilmu Budaya dan Sosial Dasar
– Etika Kristen
– Etika dan Hukum Kedokteran
- Komunikasi dan Empati
– Kejujuran Akademik
– SL Empati
– PBL (ada 2 PBL)
– SL Komunikasi Efektif
- SL Empati
-PBL (ada 2 PBL)
Pada kurikulum saat ini modul kejujuran akademik belum ada. Kejadian yang terjadi
adalah:
-Pencurian soal ujian melalui ponsel: mahasiswa yang bersangkutan diskors 1 semester
-Pernah terjadi perjokian mahasiswa dalam ujian: pemakaian name tag diperketat
-Pada makalah PBL sering terjadi hanya copy paste dari makalah terdahulu milik kakak
kelasnya: dilakukan sanksi pengurangan nilai.
Mengingat jumlah mahasiswa yang semakin bertambah per tahun, diharapkan dengan
pemberian modul kejujuran akademik maka kejadian-kejadian tersebut walaupun tidak
mungkin hilang sama sekali tetapi paling tidak akan terminimalisasi.
2) Langkah-langkah yang mungkin diterapkan di FK UKRIDA (konsep Rogers)
5
dan feasibilitasnya:
a. Acquisition of knowledge tentang inovasi
b. Persuasion: inovasi adalah pertimbangan yang bermanfaat yaitu dirapatkan dulu di
antara pimpinan FK UKRIDA, kemudian disosialisasikan pada seluruh staf pengajar
c. A decision: keputusan untuk mengambil inovasi
d. Implementation: pelaksanaan inovasi secara bertahap yaitu dilakukan evaluasi
praktik kejujuran akademik pada kegiatan pembelajaran mahasiswa semester I s/d
VII (semester ganjil dan genap)
Dalam pelaksanaan praktik kejujuran akademik ini terdapat 13 :

Kekuatan:
1. Adanya peraturan tertulis mengenai ketidakjujuran akademik ini.
19
2. Adanya sanksi secara tertulis bagi pelanggar tindakan ketidakjujuran akademik.
3. Sosialisasi peraturan mengenai hal ini kepada mahasiswa.

Kelemahan:
1. Adanya staf pengajar yang membiarkan mahasiswa melakukan tindakan ini
2. Sanksi yang diberikan terlalu ringan sehingga tidak membuat jera para
pelanggaran
3. Sukar untuk membuktikan tindak pelanggaran
4. Adanya staf pengajar yang juga melakukan tindakan pelanggaran kejujuran
akademik tersebut.

Ancaman:
1. Membudayanya tindakan ketidak jujuran akademik, sehingga mahasiswa
menganggap tindakan ketidakjujuran akademik adalah hal yang biasa.
2. Indeks prestasi merupakan hal yang semu, bukan hasil yang sebenarnya.
3. Pengguna lulusan mempunyai opini yang tidak baik bagi lulusan fakultas
tersebut.
4. Tumbuh suburnya penyedia jasa untuk tindakan pelanggaran tersebut.

Kesempatan:
1. Mensosialisasikan peraturan dan sanksi bagi mahasiswa baru maupun lama.
2. Memberlakukan sanksi secara ketat bagi siapapun yang melakukan tindak
pelanggaran
3. Memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk melakukan tindakan kejujuran
akademik.
20
Walaupun sulit untuk menilai afektif, evaluasi praktik kejujuran akademik pada kegiatan
pembelajaran mahasiswa fakultas saya dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Pada saat mahasiswa menjalani ujian dalam ruang kelas (terdapat CCTV tanpa
diketahui mahasiswa), kemudian pengawas ujian meninggalkan ruangan sebentar.
Terdapat satu orang yang memantau melalui CCTV tersebut apakah ada mahasiswa
yang saling menyontek.
2. Melalui makalah PBL tutor bisa memeriksa apakah ada unsur plagiat atau tidak.
3. Dibuat suatu kuesioner tentang kejujuran akademik, kemudian mahasiswa disuruh
mengisi kuesioner tersebut.
Kemudian kita bandingkan hasilnya pada point nomor 1 dan point nomor 2 dengan
hasil pengisian kuesioner tersebut, apakah sesuai atau tidak.
Bila pada point 1 ternyata banyak yang saling mencontek, pada point 2 masih ada yang
melakukan plagiat, tapi pada pengisian kuesioner tidak mengisi dengan sebenarnya
atau mereka mungkin jujur mengisi saling menyontek dan melakukan plagiat maka
berarti mahasiswa belum melakukan praktik kejujuran akademik dengan benar.
Hal ini dapat dilakukan pada mahasiswa semester I sampai VII untuk melihat tindak
lanjutnya.
e. Confirmation: inovasi bermanfaat untuk dilanjutkan, diberikan pengarahan kepada
seluruh staf pengajar agar dapat diterapkan dengan baik dan benar pada mahasiswa.
Bagi staf pengajar praktik kejujuran akademik ini penting karena staf pengajar merupakan
role model bagi mahasiswa. Di fakultas kami belum pernah dilakukan pembahasan
kejujuran akademik bagi staf pengajar dan mahasiswa.
3)
Penyebaran kurikulum inovatif 5:
a)
Dilakukan upaya untuk meningkatkan pertimbangan, penyesuaian.
b)
Administrasi kurikulum kepada pendengar baru
21
Langkah-langkah penyebaran kurikulum 5 :
1.
Identifikasi masalah
2.
Penilaian kebutuhan sasaran pembelajar
3.
Perumusan sasaran pembelajaran untuk suatu topik yang mungkin merupakan suatu
kontribusi yang penting di lapangan
4.
Memusatkan upaya penyebaran dengan cara-cara khusus untuk pelaksanaan suatu
kurikulum
5.
Pelaksanaan
6.
Evaluasi kurikulum
Cara-cara penyebaran tugas kurikulum:
-
Presentasi mata kuliah kepada perorangan kelompok dalam institusi
-
Materi kurikulum yang jelas dalam pendidikan
-
Persiapan dan distribusi videotape dan audiotape pengajaran
Faktor-faktor yang memungkinkan untuk mengambil suatu inovasi kurikulum di FK
UKRIDA5 :
a) Relative advantage: derajat inovasi yang dirasakan perlu untuk praktik nyata
yaitu masalah mahasiswa mencuri soal ujian, perjokian, keraguan mahasiswa
akan pentingnya masalah menyontek bagi dunia pendidikan, belum semua dosen
melakukan sitasi materi kuliah.
b) Compatibility: derajat inovasi serupa dengan pengalaman, keyakinan dan nilainilai sebelumnya yaitu di FK UKRIDA sudah diajarkan penulisan ilmiah pada
keterampilan klinik dasar (skills lab)
c) Simpilicity: kurikulum inovatif dengan modul Kejujuran Akademik dirasakan
relatif mudah untuk dimengerti dan dilaksanakan
22
d) Trialability: kurikulum inovatif dibagi dalam langkah-langkah dan dicoba
e) Observability: derajat inovasi dapat dilihat dan dinilai
Penelitian tentang praktik kejujuran akademik juga pernah dilaksanakan di fakultas
kedokteran Universitas Indonesia yaitu melihat gambaran praktik kejujuran akademik
dalam hal penyitiran sumber acuan pada penyusunan slide kuliah oleh staf pengajar:
sebaran materi berdasarkan asal departemen, materi perkuliahan berdasarkan kategori
penyitiran, penggolongan menjadi departemen klinik dan pre-klinik, penggolongan
penyusun materi menjadi Guru Besar dan bukan Guru Besar, penggolongan penyusun
materi yang bukan Guru Besar berdasarkan jenjang pendidikan (S2/Sp1 atau S3/Sp2) 17.
23
Bab 4
Simpulan dan saran
Simpulan:
1.
Kurikulum tidak statis dan terus menerus berkembang, Kurikulum yang berhasil
membutuhkan masukan dan pengelolaan untuk memperyahankan kekuatan dan
mengembangkan perbaikan lebih lanjut.
2. Pelaksanaan kurikulum dilakukan dengan memperhatikan kemampulaksanaan rencana
kurikulum dan memperhatikan atmosfir pendidikan.
3.
Kejujuran akademik merupakan hal yang sangat penting dalam mutu pendidikan
sebab hal ini akan mempengaruhi lulusan bila terjun ke masyarakat dan dunia kerja.
4. Walaupun mungkin sulit untuk menghilangkan tindakan ketidak jujuran akademik ini
sampai ke titik nol, tapi kita dapat meminimalisasinya dengan membuat peraturan
tertulis secara rinci serta sanksi bagi pelaku pelanggaran.
5. Kejujuran akademik berasal dari hati nurani, kemauan diri sendiri, komitmen,
integritas diri dan merupakan tanggung jawab diri baik pada dosen maupun mahasiswa.
Saran:
Kepada pimpinan fakultas disarankan:
1. Untuk melakukan evaluasi praktik kejujuran akademik ini pada kegiatan
pembelajaran mahasiswa dengan tujuan untuk meminimalisasi tindakan ketidak
jujuran akademik sehingga mutu lulusanpun akan semakin baik.
2. Membuat peraturan secara rinci tentang praktik kejujuran akademik.
3. Memberikan sanksi dan tindakan tegas bagi yang melanggar peraturan.
4. Melakukan pelatihan bagi staf pengajar tentang cara penyusunan bahan perkuliahan
yang baik, cara sitasi/menyitir, cara pembuatan slide presentasi power point.
5. Diadakan pembahasan kejujuran akademik bagi staf pengajar dan mahasiswa.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Definisi inovasi. Diunduh dari:
http://initugasku.wordpress.com/2010/03/03/definiinovasi/
2. Alwi H, Sugono D. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 3
rd
ed. Jakarta: Balai Pustaka
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional; 2005
3. Abbat FR. Teaching for better learning (1980)
4. Harden RM. Curriculum planning and development. In: Dent JA, Harden RM (eds.). A
practical guide for medical teacher. 2
nd
ed. London: Elsevier Churchill Livingstone,
2005. pp. 10-17
5. Kern DE, Thomas PA, Howard DMRN, Bass EB. Curriculum development for medical
education. A six-step approach. Baltimore, Maryland: The Johns Hopkins University
Press; 1998. pp110-117.
6. Iedema R, Degeling P, Braithwaite J, DKY Chan. Medical education and curriculum
reform: Putting reform proposals in context. Medical Education Online [Serial Online]
2004; 9 (17): pp. 1-10. Available from: http://www.med-ed-online.org.
7. Schmidt H G, Bongaerts M M, Hermans H, ten Cate T J, Venekamp R, Boshuizen H P
A. The development of diagnostic competence: comparison of a problem-based, an
integrated, and a conventional mexical curriculum. Academic medicine 1996; 71 (6):
pp. 658-664
8. Wannian L, DKY Chan. Community health care reform and general practice training in
China-lesson learned. Medical Education Online [Serial Online] 2004; 9 (10): pp 1-4.
Available from: http://www.med-ed-online.org.
9. Walker DF, Soltis JF (eds.). Thinking about education series. Curriculum and Aims. 4 th
ed. New York: Teacher College Press; 2004. pp. 77-98
10. Kejujuran Akademik. Diunduh dari: http://trinsanda.wordpress.com/2008/07/02
11. Keohane N O. The Fundamental Values of Academic Integrity. The Center for
Academic Integrity. October 1999.
12. Definitions of Academic Honesty Violations – Western Michigan University.
Available from:
http://www.osc.wmich.edu/academichonesty/definitionsofviolations.html
25
13. Peraturan akademik Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Indonesia.
Available from: http://etika/mht.
14. Kemp J E. Instructional Design. 2
nd
ed. Belmont, California: Fearon Publisher, Inc;
1977.
15. Buku Katalog 2007/2008 Universitas Kristen Krida Wacana. pp. 95-125
16. Amin Z, HE Khoo. Basics in Medical Education. 2
nd
ed. Singapore: World Scientific
Publishing; 2009. p.76
17. Felaza E, Jusuf A. Praktik kejujuran akademik pada perkuliahan di FK UI suatu studi
pada bahan perkuliahan di FK UI. Departemen Pendidikan Kedokteran FK UI.
26
Download