PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA PENGARUH WORD OF MOUTH MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI PADA SEPEDA FIXIE DI BENGKEL DJ SEPEDA KOTA BANDUNG) Skripsi Untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S - 1 Program Studi Manajemen Diajukan oleh Nadhia Ainun 10090311095 Kepada FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2015 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Indah Permatasari menyatakan bahwa skripsi dengan judul: PENGARUH WORD OF MOUTH MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI KASUS SEPEDA FIXIE DI BENGKEL DJ SEPEDA) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 07 Februari 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulisan aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan universitas batal saya terima. Bandung, 27 Januari 2015 Yang membuat pernyataan (Nadhia Ainun) NPM: 1009031109 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang yang telah telah melimpahkan rahmat dan karunia karunia-Nya Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ““Pengaruh Pengaruh Word Of Mouth Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada Pada Sepeda Sepeda Fixie Fixie Di Di Bengkel Bengkel Dj Dj Sepeda Bandung)”. Tak lupa shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada tauladan terbaik Nabi besar Muhammad S.A.W, S.A.W, pemberi pemberi rahmat rahmat serta serta penerang seluruh alam semes semesta. ta. Penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam dalam mencapai mencapai gelar gelar masih jauh jauh dari dari kesmpurnaan. kesmpurnaan. Dalam Dalam Sarjana Ekonomi. Skripsi ini tentunya masih memperluas wawasan, wawasan, khusunya khusunya di di penulisan skripsi ini, penulis berharap dapat memperluas bidang manajemen pemasaran. Selama Sel ama penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai berbagai pihak pihak baik baik berupa saran, bimbingan, serta dorongan semangat dari ini penulis penulis dengan dengan langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dalam kesempatan ini segenap hati ingin mengucapkan terima kasih kas ih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini khususnya kepada: 1. Allah SWT yang telah memberikan pertolongan dan karunia karunia--Nya Nya yang tak penulisan skripsi skripsi ini, ini, tehingga selama ini sehingga terselesaikannya penulisan dengan selalu memberikan kesabaran kesabaran dan tekad yang kuat untuk bisa menyelesaikan semuanya tepat waktu. i 2. Orangtuaku tercinta, Ibunda Fivin Heviani Noor dan Ayahanda Ismanto yang tidak pernah lelah memberikan doa, semangat, kasih sayang dan cintanya selama ini tanpa henti selama masa perkuliahan dan penulisan skripsi ini. 3. Kakakku terhebat, Andika Mauladitya S.ds yang selalu mendoakan serta memberikan ide dan masukan yang positif hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. 4. Keluarga besar Ayah dan Ibu yaitu Eyang Muslim, Ua Deden, Ua Rani, Bude Noor, Oom Anang dan lain-lain yang sudah mendoakan dan sangat membantu selama proses perkuliahan dan penulisan skripsi ini. 5. Bapak Prof. Dr. M. Thaufiq S. Boesoirie, M.S., dr, Sp –THT-KL (K) selaku rektor Unisba dan Bapak Dr. Dikdik Tandika, S.E.,M.Sc., selaku Dekan FEB Unisba. 6. Ibu DR. Ratih Tresnati. S.E, MP, selaku dosen pembimbing satu yang telah bersedia memberikan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Ibu Dede. R Oktini, S.E, M.Si, selaku dosen pembimbing dua dan wali dosen selama perkuliahan yang telah memberikan dukungan dan arahan selama perkuliahan dan proses penulisan. 8. Seluruh jajaran dosen FEB UNISBA yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di UNISBA. 9. Pemilik dari Bengkel DJ Sepeda yang telah banyak membantu sehingga terkumpulnya kelengkapan data dalam proses penyelesaian skripsi ini. ii 10. Teman dekat, Dody Selistyo yang selalu memberikan semangat dukungan selama perkuliahan dan sudah banyak membantu dalam proses penulisan skripsi ini hingga selesai. 11. Sahabat-sahabat tersayang yaitu Wiriyani Arfiyanti, Indah Permatasari, Vera Situ Nur Zahra, Andini Retnowati yang selalu ada memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini. 12. Teman – teman seperjuangan selama penyusunan skripsi yaitu Indah, Andri, kang Opik, kang Rio, teh Putri, teh Vivi dan lain-lain yang saling membantu dan memberikan dukungan sehingga terselesaikannya skripsi ini. Akhir kata, semua kebenaran dan pengetahuan adalah milih Allah SWT, sedangkan kesalahan adalah kelemahan kita sebagai makhluk-Nya. Semoga penyusunan skripsi ini dapat membawa manfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca dan dunia pendidikan. Bandung, Januari 2015 Penulis Nadhia Ainun iii DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR …………………………………………………….. i DAFTAR ISI …………………………………………………………......... iv DAFTAR TABEL ………………………………………………………..... vii DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… x DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xi INTISARI ……………………………………………………………......... xi ABSTRACT ...……………………………………………………………..... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………………………………………………... 1 1.2 Perumusan Masalah .………………………………………….. 6 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………………………………... 6 1.4 Kegunaan Penelitian .…………………………………………. 7 1.5 Kerangka Pemikiran ………………………………………….. 7 1.6 Hipotesis …………………...…………………………………. 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.2 Pemasaran …………………………………………………….. 16 2.1.1 Pengertian Pemasaran..………………………….............. 16 Bauran Pemasaran....................................................................... 17 2.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran............................................ 17 iv 2.3 2.4 2.5 2.6 2.2.2 Unsur-Unsur Bauran Pemasaran........................................ 19 Promosi ..……………………………………………………… 20 2.3.1 Pengertian Promosi............................................................ 20 2.3.2 Pengertian Bauran Promosi............................................... 21 Word Of Mouth Marketing ……………..…………………….. 23 2.4.1 Pengertian Word Of Mouth Marketing............................... 23 2.4.2 Metode Word Of Mouth Marketing................................... 24 2.4.3 Motivasi Word Of Mouth Marketing................................. 25 2.4.4 Manfaat Word Of Mouth Marketing.................................. 26 Perilaku Konsumen…………………………………………..... 27 2.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen.......................................... 27 2.5.2 Perilaku Pembelian Konsumen.......................................... 28 Keputusan Pembelian Konsumen …………………………….. 29 2.6.1 Pengaruh Keputusan Pembelian Konsumen...................... 29 2.6.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen........................... 31 2.6.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen........................................................ 35 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian……………………………………………….. 36 3.2 Metode Penelitian …………………………………………….. 38 v 3.3 3.4 Instrumen, Syarat Instrumen Yang Baik Untuk Pedoman Kuesioner, Dan Bentuk Instrumen Untuk Pedoman Kuesioner 46 Metode Analisis Data …………………………………………. 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Word of Mouth Marketing di bengkel DJ Sepeda…………………………………………......................... 4.2 Tanggapan Responden tentang Word of Mouth Marketing Sepeda Fixie di Bengkel DJ Sepeda........................................... 4.3 62 Tanggapan Responden tentang Keputusan Pembelian Sepeda Fixie di Bengkel DJ Sepeda........................................................ 4.4 56 76 Besar Pengaruh Word of Mouth Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Bengkel DJ Sepeda........... 84 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan …………………………………………………… 89 5.2 Saran ………………………………………………………….. 91 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Daftar Penjualan Bengkel DJ Sepeda …………………………....... 5 Tabel 1.2 Hasil Penelitian Terdahulu........................................................... 13 Tabel 3.1 Operasional Variabel................................................................... 43 Tabel 3.3 Kriteria Jawaban dan Skoring Penilaian Responden................... 51 Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelmain..................... 65 Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia.................................... 65 Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan........................... 66 Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Pendapatan ……………... 66 Tabel 4.5 Gambaran Responden Berdasarkan Banyaknya Kunjungan ke Bengkel DJ Sepeda Perbulan……………………………................. Tabel 4.6 Rentang Klasifikasi Variabel ………………………………........... 67 69 Tabel 4.7 Informasi dari Agent Tenaga Kerja / Karyawan Bengkel DJ Sepeda.......…...........…………………………………………….......... 69 Tabel 4.8 Facebook yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda.......................... 70 Tabel 4.9 Twitter yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda………………......... 71 Tabel 4.10 Instagram yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda.......................... 71 Tabel 4.11 Opinion Leader yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda................. 72 Tabel 4.12 Blog yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda................................... 73 Tabel 4.13 Total Pembobotan Word of Mouth Marketing............................. 74 Tabel 4.14 Rentang Klasifikasi Variabel...…………………………................. 78 Tabel 4.15 Memimilih Sepeda Model Fixie di Bengkel DJ Sepeda............... 78 Tabel 4.16 Memilih Bengkel DJ Sepeda untuk Melayani Sepedanya............ 79 vii Tabel 4.17 Sering Mengunjungi Bengkel DJ Sepeda untuk Melayani Sepedanya.................................................................................... 80 Tabel 4.18 Memmilih Sparepart Sepeda Model Fixie di Bengkel DJ Sepeda............................................................................................ 80 Tabel 4.19 Membayar Tunai Sepeda di engkel DJ Sepeda............................ 81 Tabel 4.20 MSI pada Responden Variabel Word of Mouth Marketing.......... 82 Tabel 4.21 Korelasi Antara Word Of Mouth Marketing dengan Keputusan Pembelian Konsumen.................................................................... 84 viii DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Sepeda Fixie...………………………………………………… 3 Gambar 1.2 Grand Theory ……...........................………………………… 14 Gambar 1.4 Paradigma.................................................................................. 15 Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen......................................................... 28 Gambar 2.2 Tahapan Proses Keputusan Pembelian.................................... 31 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bengkel DJ Sepeda ……………............... 37 Gambar4.1 Facebook Bengkel DJ Sepeda..................................................... 58 Gambar 4.2 Twitter Bengkel DJ Sepeda........................................................ 59 Gambar 4.3 Instagram Bengkel DJ Sepeda................................................... 60 Gambar 4.4 Kurva Uji –F Dua Pihak Variabel............................................. 87 Gambar 4.5 Kurva Uji – t Dua Pihak Variabel............................................. 88 ix DAFTAR LAMPIRAN Lampiran SPSS Lampiran Pedoman Kuesioner Lampiran Uji Validitas dan Realibilitas Lampiran MSI x PENGARUH WORD OF MOUTH MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Studi Kasus Pada Sepeda Fixie di Bengkel DJ Sepeda Badnung) Nadhia Ainun 10090311095 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh word of mouth marketing terhadap keputusan pembelian. Penelitian dilakukan pada bengkel DJ Sepeda Bandung dengan metode studi kasus dengan menggunakan SPSS versi 16.00. Jenis penelitian yang dilaksanakan ini bersifat varifikatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data non probability sampling sehingga mendapatkan hasil 100 sampel responden. Analisis data yang digunakan adalah regresi sederhana yang bertujuan untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan word of mouth marketing yang dilakukan oleh bengkel DJ Sepeda Bandung tergolong sangat kuat, Artinya word of mouth marketing secara signifikan berpengaruh positif tehrhadap keputusan pembelian. Kata kunci: Word of mouth marketing dan Keputusan Pembelian Konsumen xi WORD OF MOUTH MARKETING ON PURCHASING BUYING DECISION (Case Studies Fixie’s Bicycle on DJ Repair Shop Bicycle) Nadhia Ainun 10090311095 ABSTRACT The purpose of this study is to find out what the word of mouth marketing for the purchase buying decision. Research is done on the DJ repair shop bicycle Bandung with a case study using spss version 16.00. The research conducted varifikatif is aimed to use sampling techniques of probability that the classes getting results in 100 sample of respondents. The use of regression analysis is simply aimed to test the hypothesis. The result showed that the word of mouth marketing conducted by bandung DJ repair shop is a very strong " word of mouth marketing significantly affect on purchasing buying decision. Keywords: Word of mouth marketing and Purchasing buying decision. xii Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepeda adalah salah satu alat transportasi yang paling penting di dunia, karena selain ramah lingkungan, sepeda juga menjadi tonggak munculnya kendaraankendaraan lainya. Tercatat bahwa sepeda lebih dulu diciptakan dari mobil. Bahkan banyak yang berkata bahwa sepeda sudah dirancang oleh orang-orang zaman dulu (termasuk oleh Leonardo da Vinci). Pada tahun 1860, Baron berhasil membuat sebuah alat kendaraan berupa kursi yang dilengkapi dengan roda, bentuknya sudah menyerupai sepeda, hanya saja tak mempunyai genjotan. Sepeda pertama ini hanya berjalan dengan tenaga dorong. Karena pedalnya langsung tersambung dengan Ass depan. Sepeda ini dikenal dengan nama Draisienne (berdasarkan nama penemunya). Sepeda inilah yang kemudian ditetapkan sebagai sepeda pertama di dunia. Sepeda Draisienne ini tak bertahan lama, setelah melewati berbagai revolusi sepeda , mulai muncul jenis-jenis sepeda baru yang lebih effisien dan sempurna menggunakan pedal yakni Sepeda gunung, Sepeda jalan raya, Sepeda BMX, Sepeda mini, Sepeda lipat, Sepeda angkut, Sepeda balap dan Sepeda motor. Salah satu jenis sepeda yang di gemari oleh remaja salah satunya adalah sepeda Fixie. Sepeda Fixie identik dengan gaya minimalis, murah dan sederhana. Bagi kalangan anak muda, sepeda bukan hanya alat transportasi, tetapi merupakan gaya hidup. Sepeda Fixie tidak mempunyai lilitan kabel layaknya sepeda masa 1 Bab I Pendahuluan kini. Kalaupun ada kabel, itu hanya untuk rem depan. Begitu juga dengan gear di depan atau belakang cuma ada satu lingkaran. Karena girnya dibuat mati (fixed) yang berarti pedal berputar mengikuti putaran dari roda belakang, maka untuk menghentikan laju sepeda ini cukup dengan memutar pedal ke belakang. Bentuk gear yang mati itulah yang membedakan Fixie dengan sepeda pada umumnya. Sepeda Fixie berawal dari sepeda lintasan (track bike) yang digunakan di velodrome, Inggris, sekitar tahun 1950-an. Pertengahan tahun 2000-an, Fixie mulai naik ke permukaan, khususnya di perkotaan wilayah Amerika Utara. Fixed Gear sendiri adalah nama yang cukup harafiah, ini bukan julukan, nama keren, atau singkatan. Fixed = terpaku/tidak bergerak/paten dan Gear = gigi/gir. So logically Fixed Gear adalah gir yang tidak bergerak, kurang lebih begitu pengertiannya. Mereka mengklaim untuk memilih sepeda Fixie ini karena selain untuk mengikuti tren atau gaya hidup, tapi juga karena sepeda ini benar-benar cocok untuk anak muda suka bergaul dan ingin selalu eksis. Banyak jasa bengkel sepeda yang membuka usahanya untuk sekedar merakit sepeda khususnya Fixie atau menjual sepeda. Menyadari adanya fenomena sekarang yang banyak di perbincangkan pada abad ini yaitu Global warming. Global warming juga bermain di segi ekonomi, geopolitik, sampai gaya hidup. Bengkel sepeda sering sekali dikunjungi khususnya para bikers sejati atau suatu komunitas sepeda khususnya sepeda Fixie di Bandung. Seperti bengkel DJ (Di pinggir Jalan) sepeda yang terletak di Jl. Veteran Bandung banyak dikunjungi oleh masyarakat khususnya para anggota komunitas sepeda Fixie dari komunikasi 2 Bab I Pendahuluan word of mouth yang tersebar luas berlatarbelakang dari pengalaman pelayanan di bengkel sepeda tersebut. Menurut Pribadi, Ketua Umum Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia(AIPI) kebutuhan sepeda dalam negeri meningkat sekitar 15% hingga 20% dari t ahun sebelumnya menjadi 6 juta unit pada tahun 2011(www.industri.kontan.co.id). Dengan jumlah penduduk metropolis yang mencapai 3 juta jiwa. Jumlah pengguna sepeda di Bandung pada tahun 2011 semakin meningkat dikarenakan progam car free day yang bertempat di jalan Dago yaitu terdapat sekitar 100.000 orang yang naik sepeda. (http://www.research.marketing.co.id). Serta penjualan sepeda Fixie di Indonesia meningkat hingga 300% sejak demam sepeda Fixie melanda masyarakat Indonesia tahun 2011. Hal ini dirasakan oleh sejumlah pedagang terutama perakit sepeda Fixie di Bandung. Bengkel Sepeda DJ (Dipinggir Jalan) Jl Veteran Bandung, mengatakan dirinya mengalami kebanjiran pesanan perakitan sepeda Fixie sejak setahun belakangan, dan perakitan sepeda Fixie dapat berlangsung 3 jam hingga satu hari. (http://www.Bisnis-jabar.com). Berikut adalah contoh gambar dari sepeda model Fixie: Gambar 1.1 : Sepeda Fixie Sumber: www.google.com 3 Bab I Pendahuluan Dengan menciptakan word of mouth marketing yang baik, maka akan membantu pengusaha untuk mencapai keuntungan semaksimal mungkin. Keuntungan yang menjadi target pengusaha tercermin dari volume penjualan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan usaha pemasaran yang dilakukan perusahaan dengan diawali dari keputusan pembelian dan penciptaan word of mouth marketing yang baik. Dengan kata lain bahwa keputusan pembelian dapat dipengaruhi juga oleh pelaksanaan word of mouth marketing yang baik. Seperti yang dikemukakan oleh beberapa pakar, antara lain: “Salah satu cara yang efektif untuk mempromosikan produk & jasa yaitu dengan komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa memberi rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara persona” (Kotler & Keller (2012:345)). “Saat ini kekuatan word of mouth marketing mulai disadari dan dimanfaatkan oleh banyak perusahaan, mengingat iklan-iklan di media massa tidak lagi efektif sebagai alat promosi karena konsumen hanya bisa mengingat lima sampai tujuh iklan per hari.” Word of mouth marketing bisa mendorong keputusan pembelian konsumen seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Amstrong (2008:380) bahwa “ Word of Mouth Marketing memberikan pengaruh yang nyata, dengan rekomendasi dari konsumen lain terutama dari tetangga, teman, anggota keluarga, atau sesama anggota perkumpulan memberikan efek kepercayaan yang mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk” 4 Bab I Pendahuluan Akan tetapi berdasarkan survey di lapangan kebalikannya, dimana word of mouth marketing yang dilakukan oleh bengkel DJ Sepeda itu belum mampu meningkatkan / mendorong tingkat keputusan pembelian konsumen. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel penjualan yang terjadi selama tahun 2011 – Juni 2014 terjadi penurunan penjualan pada permintaan sepeda Fixie di bengkel DJ Bike tersebut. Tabel 1.1 Daftar Penjualan Bengkel DJ Sepeda No Jenis Sepeda 2011 2012 2013 1 2 3 Sepeda Fixie Sepeda Lipat Sepeda Gunung 5475 unit 2450 unit 2550 unit 3650 unit 2630 unit 2750 unit 730 unit 2820 unit 2950 unit Januari.– Juni 2014 30 unit 130unit 160 unit Sumber : Owner Bengkel DJ Sepeda Berdasarkan data tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah penjualan / penanganan servis jasa pada Bengkel DJ Sepeda, khususnya jenis sepeda Fixie cenderung fluktuatif, dimana tidak tetapnya jumlah konsumen yang datang ke bengkel DJ Bike untuk jenis sepeda Fixie setiap tahunnya dan bahkan cenderung turun. Hal ini diperkirakan karena kurangnya sparepart sepeda model Fixie yang tersedia di bengkel DJ Sepeda sehingga menyebabkan ketidakefektifan komunikasi Word of Mouth pada konsumen. Oleh karena latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang “Pengaruh Komunikasi Word Of Mouth Marketing Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Sepeda Fixie di Bengkel Sepeda DJ Kota Bandung) 5 Bab I Pendahuluan 1.2 Perumusan Masalah Untuk melihat bagaimana pandangan konsumen dan Pengaruh Word Of Mouth Marketing terhadap Keputusan Pembelian Konsumen, maka dapat di rumuskan masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan komunikasi word of mouth marketing yang dirancang oleh pemilik bengkel Bengkel DJ Sepeda di kota Bandung? 2. Bagaimana tanggapan konsumen tentang komunikasi word of mouth marketing pada sepeda Fixie di Bengkel DJ Sepeda? 3. Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada sepeda Fixie di Bengkel DJ Sepeda di kota Bandung? 4. Seberapa besar pengaruh promosi word of mouth marketing terhadap keputusan pembelian konsumen di Bengkel DJ Sepeda di kota Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan Peneliti mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang akan dipergunakan dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Universitas Islam Bandung. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi word of mouth yang dirancang oleh pemilik Bengkel Sepeda DJ kota Bandung 2. Untuk mengetahui tanggapan konsumen tentang komunikasi word of mouth di Bengkel Sepeda DJ kota Bandung 6 Bab I Pendahuluan 3. Untuk mengetahui keputusan pembelian sepeda Fixie pada konsumen di Bengkel Sepeda DJ di kota Bandung 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi word of mouth marketing terhadap keputusan pembelian konsumen di Bengkel Sepeda DJ kota Bandung 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Keilmuan Sebagai masukan bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan bacaan yang diharapkan akan menambah wawasan pengetahuan bagi yang membacanya terutama mengenai masalah word of mouth marketing terhadap keputusan pembelian. 2. Bagi Praktisi Dapat dijadikan bahan pertimbangan perusahaan dalam melakukakn kegitan promosi word of mouth marketing, agar terjalinnya komunikasi antar perusahan dan konsumen yang positif sehingga target yang diharapkan dapat tercapai. 1.5 Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah suatu kegiatan yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsunan hidup usahanya. Berikut adalah definisi pemasaran menurut Philip Kotler (2002:9) “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan 7 Bab I Pendahuluan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.” Pengkoordinasian yang dapat menciptakan sinergi dilakukan dengan manajemen yang baik, yang dikenal dengan istilah manjemen pemasaran “Marketing management as the art and science of choosing target markets and getting, keeping, and growing customers throught creating, delivering, and coummunicating superior costumer value.” (Kotler dan Keller (2012:27) ) Setelah menentukan pasar sasaran serta posisi produk yang diinginkan dalam benak konsumen, perusahaan perlu mendesain program agar produk dapat memperoleh respon dari pasar sasaran. Dalam pemasaran diperlukan suatu alat, alat disini adalah program yang dapat dikontrol oleh perusahaan. Alat tersebut lazim disebut bauran pemasaran (marketing mix). “Marketing mix adalah strategi mencampur kegiatan-kegiatan pemasaran agar dicari kombinasi maksimum sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan. Marketing mix terdiri atas empat komponen atau disebut 4P, yaitu, product, place, price, dan promotion” (Buchari Alma (2008:205)) Pengertian promosi menurut Buchari Alma (2010:57) mengemukakan bahwa “ Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahan bersangkutan.” 8 Bab I Pendahuluan Kotler & Keller (2012:478) mengemukanan bahwa word of mouth marketing adalah salah satu bentuk marketing communication mix yang tentu saja diharapkan dapat mengkomunikasikan sesuatu kepada konsumen lainnya baik secara langsung melakukan perbincangan, tulisan dan bahkan melalui alat komunikasi elektronik. Menurut Kotler dan Keller (2012:580) terdapat beberapa metode untuk melakukan word of mouth marketing yaitu : 1. Buzz marketing generate excitement, creates publicity and conveys new relevant brand-related information through unexpected or even outrageous means. Apabila diterjemahkan penulis sampai pada pemahaman bahwa buzz marketing adalah menciptakan publisitas dan rangkaian informasi relevan mengenai merek baru berupa informasi yang tak terduga bahkan diluar jangkauan 2. Viral marketing is another form of word of mouth , or “word of mouse”, that encourages consumer to pass along company-developed products and service or audio, video, or written informatiton to other online. Dari definisi viral marketing penulis sampai pada pemahaman bahwa usaha mendorong konsumen meneruskan usaha perusahaan dalam membangun informasi audio, video, atau tertulis mengenai produk dan jasa secara online. 3. Opinion Leader yaitu sesorang yang mempunyai pengetahuan lebih tentang suatu produk dan pendapatanya dibutuhkan oleh konsumen yang tidak mempunyai pengetahuan tentang produk tersebut 9 Bab I Pendahuluan 4. Blog atau jurnal online yang secara teratur diperbaharui, telah menjadi jalan penting dari strategi pemasaran mulut ke mulut. Salah satu yang menjadi daya tarik yang jelas dari blog adalah bersama-sama membawa orang lain kedalam minat yang sama. Bahwa indikator yang terjadi dilapangan sama dengan teori menurut pakar yang diatas. Perilaku Konsumen menurut John C. Mowen dan Michael Minor mendefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai produk, jasa dan pengalaman serta ide-ide ( John C. Mowen dan Michael Minor. Menurut Lamb), Dan ada pendapat para ahli menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk membeli, menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk.(Rangkuti,2002:91). Proses pengambilan keputusan pembelian dibagi menjadi lima tahap oleh Kotler & Keller (2009:208) : 1) Pengenalan masalah adalah tahap dimana konsumen mengenali adanya suatu masalah atau kebutuhan. 2) Pencarian informasi adalah tahap dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi, dilakukan dengan cara meningkatkan perhatian atau aktif mencari informasi. 10 Bab I Pendahuluan 3) Evaluasi alternatif adalah tahap dimana konsumen menggunakan informasi yang telah didapat untuk mengevaluasi merk-merk alternatif. 4) Keputusan pembelian adalah tahap dimana konsumen benar-benar melakukan pembelian 5) Perilaku pasca pembelian adalah tindakan lebih lanjut setelah melakukan pembelian berdasarkan keputusan atau ketidakpuasan “Buy decision are based on rational motives emotional motives, or both. Rational motives involce the logical evaluation of product attributes: cost quality and usefulness. Emotional motives involve non objective factor and include sociability, imitation of other, and aesthetics” Griffin and Ebert (2006:283).“Consumer buyer behavor is the buing behavior of final consumerindividuals and households who buy goods and service for personal consumption” Kotler dan Amstrong (2008: 129). Keputusan pembelian yaitu tahap konsumen benar-benar membeli produk yang terdiri dari lima macam keputusan pembelian menurut Kotler & Keller (2012:171): 1) Pilihan Produk. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan. 2) Pilihan Merek. Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam 11 Bab I Pendahuluan hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek yang terpercaya. 3) Pilihan Penyalur. Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja, keluasan tempat dan lain sebagainya. 4) Waktu Pembelian. Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-beda, misalnya : ada yang membeli setiap hari, satu minggu sekali, dua minggu sekali, tiga minggu sekali atau sebulan sekali dan lain-lain. 5) Jumlah Pembelian. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbedabeda dari para pembeli. Adapun teori keterkaitan antara komunikasi word of mouth marketing dengan keputusan pembelian yaitu: “Word of Mouth Marketing memberikan pengaruh yang nyata, dengan rekomendasi dari konsumen lain terutama dari tetangga, teman, anggota keluarga, atau sesama anggota perkumpulan memberikan efek kepercayaan yang mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk” - Kotler dan Amstrong (2008:380). Adapun teori keterkaitan dari jurnal internasional antara komunikasi word of mouth marketing dengan keputusan pembelian yaitu: 12 Bab I Pendahuluan Traditional WOM is a face-to-face communication between parties known to each other, and trustworthiness can be more easily built on familiarity; thus, the information conveyed is more likely to be used in purchase decision-making (Doney and Cannon, 1997; File, Cermark, and Prince, 1994; Holdford (2004). “ WOM communications are regarded as most powerful contributor in the effective decision-making based on the social structure of the consumers.” (International Journal of Business and Management Invention ISSN). Dalam teori keterkaitan X dan Y telah diteliti oleh pakar. Adapun penelitian terdahulu oleh para peneliti yaitu: Tabel 1.2 Hasil Penelitian Terdahulu No 1 2 3 Peneliti (Nama Judul & Tahun) Ratri Pengaruh Word of Mouth Wediningsih terhadap Proses Keputusan (2010) Pembelian Produk House of Adity Bandung. Redi Gunawan Pengaruh Word of Mouth (2010) Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Menjadi Nasabah Pada PT Asuransi Jiwasraya (PERSERO). Wisnudjatmiko Pengaruh Word of Mouth (2014) terhadap Keputusan Pembelian pada Bengkel Delta AC Mobil. Hasil Penelitian Hasilnya terdapat pengaruh Word of Mouth terhadap keputusan pembelian. Hasilnya mengatakan bahwa Word of Mouth dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Hasilnya mengatakan bahwa Word of Mouth dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber: Diolah dari berbagai sumber. 13 Bab I Pendahuluan Dalam kerangka pemikiran ini, yang menjadi grand theory adalah: Pemasaran Bauran Pemasaran Bauran Promosi Word of Mouth Perilaku Konsumen Keputusan Pembelian Konsumen Gambar 1.2 Grand Theory 14 Bab I Pendahuluan Berdasarkan tinjauan kepustakaan yang telah diuraikan, dalam kerangka pemikiran melalui paradigma penelitian digambarkan sebagai berikut: Independen Variabel Word of Mouth Marketing Dependen Variabel H Keputusan Pembelian (Variabel Y) (Variabel X) 1.Buzz Marketing 1. Pilihan Produk 2.Viral Marketing 2. Pilihan Penyalur 3. Opinion Leader 3. Waktu Pembelian 4. Blog 4. Jumlah Pembelian 5. Metode Pembayaran Gambar 1.4 Model Paradigma Penelitian 1.6 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2009 : 51). Berdasarkan kerangka pemikiran dan paradigma di atas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat pengaruh dari word of mouth marketing terhadap keputusan pembelian.” 15 Bab II Tinjauan Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran pada saat ini telah menjadi sebuah faktor penting dalam siklus yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam salah satu perusahaan, pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan laba, kegiatan pemasaran perusahaan juga harus dapat memberikan kepuasan pada konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan. Sejak orang mengenal kegiatan pemasaran, telah banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya sedikit berbeda tetapi memiliki arti yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran dari segi-segi yang berbeda, ada yang menitikberatkan pada segi fungsi, segi barang dan segi kelembagaan. Kegiatan pemasaran tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang terus-menerus berkembang sebagai konsekuensi hubungan antar perusahan yang sama atau antar perusahaan yang berbeda, yang dapat menimbulkan persaingan tetapi juga dibatasi oleh sumbersumber daya dari perusahaan itu sendiri dan peraturan yang ada. Menurut Kotler dan Keller (2012:27): “Marketing has been defined as an organizational function and a set of processes for cheating, communicating, and delivering value to costumer and 16 Bab II Tinjauan Pustaka formanaging customer relationship in ways that benefit the organization and its stakeholder.” Menurut Mc Charty (2010:6): “Marketing is the performance of activities that seek to accomplish and organizations objectives by anticipating customer or client needs and directing a flow of need-satisfying goods and services from producer to customer or client” 2.2 Bauran Pemasaran 2.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran Setelah menentukan pasar sasaran serta posisi produk yang diinginkan dalam benak konsumen, perusahaan perlu mendesain program agar produk dapat memperoleh respon dari pasar sasaran. Dalam pemasaran diperlukan suatu alat, alat disini adalah program yang dapat dikontrol oleh perusahaan. Alat tersebut lazim disebut bauran pemasaran (marketing mix). Menurut Kotler & Amstrong, (2007:48): “Marketing mix is the set of controllable tactical marketing tolls that the firm blends to poduce the respone it wants in target market “ Menurut Buchari Alma (2008:205): “Marketing mix adalah strategi mencampur kegiatan-kegiatan pemasaran agar dicari kombinasi maksimum sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan. Marketing mix terdiri atas empat komponen atau disebut 4P, yaitu, product, place, price, dan promotion”. 17 Bab II Tinjauan Pustaka Alat bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk, yang merupakan penawaran berwujud perusahaan kepada pasar, yang mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk. Pelayanan pendukung tersebut dapat memberikan keunggulan kompetitif dalam pasar persaingan global. Alat pemasaran yang penting adalah harga, yaitu jumlah uang yang harus di bayar pelanggan untuk produk tertentu. Harganya harus sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan. Jika tidak, pembeli akan berpaling ke produk pesaing. Alat bauran pemasaran selanjutnya adalah (place), merupakan alat bauran pemasaran lainnya, termasuk berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. Perusahaan harus mengidentifikasi, merekrut dan menghubungkan berbagai penyedia fasilitas pemasaran untuk menyediakan produk dan pelayanannya secara efisien kepada pasar sasaran. Terakhir, promosi merupakan alat bauran pemasaran keempat, meliputi semua kegiatan yang dilakukan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Perusahaan harus membuat program komunikasi dan promosi yang terdiri dari iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat serta pemasaran langsung dan online. Dalam bauran pemasaran (marketing mix) terdapat variabel – variabel yang saling mendukung satu dengan yang lainnya yang kemudian oleh perusahaan digabungkan untuk memperoleh tanggapan – tanggapan yang diinginkan didalam pasar sasaran. Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat mempengaruhi permintaan akan produknya. 18 Bab II Tinjauan Pustaka 2.2.2 Unsur – Unsur Bauran Pemasaran Bauran pemasaran terdiri dari 4P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi). Dan juga dalam hal ini pemasaran jasa perlu diperluas dengan penambahan unsur bauran pemasaran, yaitu people (orang), physical evidence (fasilitas fisik) dan process ( proses) . Kotler dan Amstrong (2012 :62). Perangkat dari bauran pemasaran menurut Mc Carthy dalam Kotler & Keller (2012:68) diklasifikasikan menjadi 4P (Product, Price, Place, Promotion) Adapun pengertian dari masing-masing bauran pemasaran adalah sebagai berikut: 1. Product (Produk) Penawaran yang berwujud dari perusahaan kepada pasar yang mencakup keragaman produk, kualitas produk, design, warna merek, kemasan, ukuran pelayanan, garansi dan imbalan. 2. Price (Harga) Sejumlah uang yang dibayar pelanggan untuk produk tertentu. Perusahaan menentukan harga seperti memberikan daftar harga, diskon, potongan harga khusus, periode, pembayaran, syarat kredit. 3. Place (Tempat / Diistribusi) Suatu tempat yang digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk dan produk tersebut dapat di peroleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran, yaitu dengan menyediakan saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, persediaan, transportasi. 19 Bab II Tinjauan Pustaka 4. Promotion (Promosi) Meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Promosi penjualan, periklanan, tenaga penjual, public relation, pemasaran langsung. 2.3 Promosi 2.3.1 Pengertian Promosi Produk yang telah dihasilkan oleh suatu perusahaan perlu diperkenalkan kepada konsumen agar produk tersebut dapat dikenal dan dibeli oleh konsumen, untuk itu diperlukan komunikasi antara penjual dan pembeli. Promosi membantu untuk mengadakan komunikasi dengan konsumen, karena dengan promosi dapat disampaikan informasi berupa pengetahuan mengenai produk, kebaikan dan kelebihannya dibandingkan dengan produk pesaing, meyakinkan dan mengingatkan konsumen akan produk tersebut serta membujuk konsumen untuk melakukan pembelian. Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian promosi, penulis akan menguraikan beberapa pendapat para pakar pemasaran, sebagai berikut: Pengertian promosi menurut Buchari Alma (2010:57) mengemukakan bahwa “Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan 20 Bab II Tinjauan Pustaka dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahan bersangkutan”. Adapun pengertian promosi menurut Kotler dan Keller (2012:511) mengatakan bahwa “Promosi merupakan berbagai cara organisasi untuk mengkomunikasikan keunggulan produknya dan meyakinkan konsumen untuk membeli produk mereka. 2.3.2 Pengertian Bauran Promosi Dalam memasarkan produknya, perusahaan memerlukan suatu komunikasi dengan para konsumen atau masyarakat pada umumnya, karena dengan adanya komunikasi maka konsumen dapat mengetahui produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai kebijakan bauran promosi khusus, yang dianggap paling sesuai dan menguntungkan bagi perusahaan. Menurut Kotler dan Keller (2009:512), dalam bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) terdapat delapan cara komunikasi utama, antara lain : 1. Advertising (periklanan), yaitu semua bentuk presentasi dan promosi non personal yang memerlukan biaya tentang gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang jelas. 2. Sales promotion (promosi penjualan), yaitu insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. 3. Event and Experiences, yaitu aktivitas yang disponsori perusahaan dan program yang dirancang untuk menciptakan merek khusus atau sehari-hari . 21 Bab II Tinjauan Pustaka 4. Public Relations and Publicity, yaitu membangun hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan dengan sejumlah cara, supaya diperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang bagus, dan menangani atau meluruskan rumor, cerita, serta event yang tidak menguntungkan. 5. Direct marketing (Penjualan langsung), yaitu hubungan-hubungan langsung dengan masing-masing pelanggan yang dibidik secara seksama dengan tujuan baik untuk memperoleh tanggapan segera maupun untuk membina hubungan dengan pelanggan yang langgeng (penggunaan telepon, fax, e-mail, internet, dan perangkat-perangkat lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen tertentu). 6. Interactive Marketing, yaitu kegiatan dan program langsung yang dirancang untuk menarik perhatian konsumen yang bertujuan meningkatkan kesadaran, perbaikan citra, dan meningkatkan penjualan produk maupun jasa, baik secara langsung maupun tidak langsung. 7. Word of Mouth marketing, yaitu kegiatan pemasaran melalui perantara orang ke orang, tulisan ataupun alat komunikasi elektronik yang berhubungan dengan pengalaman pembelian jasa atau pengalaman menggunakan produk dan jasa. 8. Personal Selling (Penjualan perorangan), yaitu presentasi personal oleh tenaga penjualan sebuah perusahaan dengan tujuan menghasilkan transaksi penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. 22 Bab II Tinjauan Pustaka Berdasarkan kegiatan promosi yang telah dijelaskan diatas salah satu komponen bauran promosi yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah word of mouth marketing. 2.4 Word of Mouth Marketing 2.4.1 Pengertian Word of Mouth Marketing Kotler & Keller (2012:478) mengemukanan bahwa word of mouth marketing adalah salah satu bentuk marketing communication mix yang tentu saja diharapkan dapat mengkomunikasikan sesuatu kepada konsumen lainnya baik secara langsung melakukan perbincangan, tulisan dan bahkan melalui alat komunikasi elektronik. Komunikasi dari mulut ke mulut merupakan salah satu saluran komunikasi yang sering digunakan oleh perusahaan yang memproduksi baik barang maupun jasa karena komunikasi dua mulut ke mulut dinilai sangat efektif dalam memperlancar proses pemasaran dan mampu memberikan keuntungan kepada perusahaan. Menurut Marketing Association (WOMMA), Word of Mouth Marketing merupakan usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan dan menjual produk atau merek kepada pelanggan serta calon konsumen lain. Word of mouth marketing merupakan sesuatu yang banyak dibicarakan oleh masyarakat, pembicaraan terjadi dikarenakan ada kontroversi yang membedakan dengan hal-hal yang biasa dan normal dilihat orang (www.womma.com) . 23 Bab II Tinjauan Pustaka Menurut Kotler dan Keller (2009:512) : “Word of mouth marketing is people to people oral, written, or electronic communications that relate to the merits or experiences of purchasing or using product service”. Sedangkan menurut Sernovitz (2009:1) : “Word of mouth marketing “is about real people talking each other – customer to customer, instead of marketing doing the talking”. Bila ditarik kesimpulan penulis dari kedua definisi tersebut penulis sampai pada pemahaman bahwa word of mouth marketing adalah orang yang berbicara satu sama lain tentang pengalaman menggunakan suatu produk dan merekomendasikannya sebagai pengganti pemasar yang melakukan pembicaraan tersebut. 2.4.2 Metode Word of Mouth Marketing Menurut Kotler dan Keller (2009:586) terdapat beberapa metode untuk melakukan word of mouth marketing yaitu : 1. Buzz marketing generate excitement, creates publicity and conveys new relevant brand-related information through unexpected or even outrageous means. Apabila diterjemahkan penulis sampai pada pemahaman bahwa buzz marketing adalah menciptakan publisitas dan rangkaian informasi relevan mengenai merek baru berupa informasi yang tak terduga bahkan diluar jangkauan 2. Viral marketing is another form of word of mouth , or “word of mouse”, that encourages consumer to pass along company-developed products and service or 24 Bab II Tinjauan Pustaka audio, video, or written informatiton to other online. Dari definisi viral marketing penulis sampai pada pemahaman bahwa usaha mendorong konsumen meneruskan usaha perusahaan dalam membangun informasi audio, video, atau tertulis mengenai produk dan jasa secara online. 3. Opinion Leader yaitu sesorang yang mempunyai pengetahuan lebih tentang suatu produk dan pendapatanya dibutuhkan oleh konsumen yang tidak mempunyai pengetahuan tentang produk tersebut. 4. Blog atau jurnal online yang secara teratur diperbaharui, telah menjadi jalan penting dari strategi pemasaran mulut ke mulut. Salah satu yang menjadi daya tarik yang jelas dari blog adalah bersama-sama membawa orang lain kedalam minat yang sama. 2.4.3 Motivasi Dasar Word of Mouth Marketing Menurut pendapat Sernovitz (2006:13), terdapat tiga motivasi dasar yang mendorong pembicara word of mouth: 1. Mereka menyukai anda dan produk anda. Orang-orang membicarakan karena anda melakukan atau menjual sesuatu yang mereka ingin bicarakan. Mereka menyukai produk anda. Mereka menyukai bagaimana anda memperlakukan mereka. Anda telah melakukan sesuatu yang menarik. 2. Pembicaraan membuat mereka merasa baik. Word of mouth marketing lebih sering mengarah ke emosi atau perasaan terhadap produk atau fitur produk. 25 Bab II Tinjauan Pustaka Kita terdorong untuk berbagi lewat perasaan dimana kita sebagai individu dari pada apa yang dilakukan bisnis. 3. Mereka merasa terhubung dengan suatu kelompok. Keinginanan untuk menjadi untuk bagian suatu kelompok adalah perasaan manusia yang paling kuat. Kita ingin merasa terhubung. Membicarakan suatu produk adalah salah satu cara kita mendapat hubungan tersebut. Kita merasa senang secara emosional ketika kita membagikan keseneangan dengan suatu kelompok yang memiliki kesenangan yang sama. 2.4.4 Manfaat Word of Mouth Marketing Menurut Kotler & Keller (2012) ada dua manfaat utama dalam melakukan Word of mouth marketing, yaitu: 1. Sumber dari mulut ke mulut meyakinkan: Cerita dari mulut ke mulut adalah satu-satunya metode promosi yang berasal dari konsumen, oleh konsumen, dan untuk konsumen. Pelanggan yang merasa puas tidak hanya akan membeli kembali, tetapi merka juga adalah reklame yang berjalan dan berbicara untuk bisnis yang dijalankan. 2. Sumber dari mulut ke mulut memiliki biaya yang rendah: Dengan tetap menjaga hubungan dengan pelanggan yang puas dan menjadikan mereka sebagai penyedia akan memebebani bisnis yang dijalankan dengan biaya yang relatif rendah. pengaruh word of mouth kepada calon konsumen adalah dapat mempengaruhi mereka untuk berkeinginanan atau minat terhadap produk yang diawarkan tersebut dengan mencari informasi tambahan yang lebih 26 Bab II Tinjauan Pustaka jelas akan keberadaan suatu produk. Pada awalnya seseorang yang membutuhkan suatu produk atau jasa telah memiliki kesadaran untuk menkonsumesi suatu produk tersebut sehingga ia akan mecari informasi tentang keberadaan, fungsi akan suatu produk minat untuk memenuhi kebutuhan akan produk atau jasa tersebut tetapi dengan adanya fenomena word of mouth positif, suatu minat yang telah timbul tadi akan lebih menjadi besar dimana pada awalnya seseorang tersebut hanya sebatas mempunyai keinginan akan menjadikan suatu pengambilan keputusan untuk menggunakan produk atau jasa tersebut melainkan adanya fenomena word of mouth negatif akan membuat suatu minat sesorang tersebut menjadi hilang. 2.5 Perilaku Konsumen 2.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku Konsumen menurut John C. Mowen dan Michael Minor mendefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai produk, jasa dan pengalaman serta ide-ide ( John C. Mowen dan Michael Minor. Menurut Lamb), Dan ada pendapat para ahli menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk membeli, menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk (Rangkuti, 2002:91). 27 Bab II Tinjauan Pustaka Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen Sumber: Kotler & Keller (2012) Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah dengan memahami model perilaku konsumen yang ditunjukkan pada gambar diatas. Stimulus pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran pelanggan, dan serangkaian proses psikologis dikombinasikan dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan keptusan pembelian, dimana bisa mempengaruhi oleh tingkat kebutuhan akan produk / jasa, keputusan terhadap merek, dan pemilihan pemasok, pemilihan waktu dan jumlah pembelian produk / jasa, serta jenis produknya dan faktor demografi. 2.5.2 Perilaku Pembelian Konsumen Dalam memahami perilaku pembelian konsumen atau yang disebut juga sebagai karakteristik konsumen, memiliki manfaat yang besar bagi perusahaan 28 Bab II Tinjauan Pustaka untuk kelancaran kegiatan usaha jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Perilaku pembelian konsumen atau karakteristik konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor penting. Menurut Kotler & Keller (2012:173), faktor tersebut yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah faktor budaya, sosial dan pribadi. a. Faktor Budaya Budaya adalah penentu mendasar dari perilaku dan keinginan seseorang. Setiap budaya terdiri dari subbuya yang lebih kecil, yang memberikan indentifikasi yang lebih spesifik dan sosialisasi bagi anggotanya. Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, ras, dan wilayah geografis. b. Faktor sosial Faktor sosial terdiri dari kelompok referensi, keluarga dan peran status sosial yang mempengauhi perilaku pembelian konsumen. c. Faktor pribadi Faktor pribadi yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi dan konsep diri serta gaya hidup. 2.6 Keputusan Pembelian Konsumen 2.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen Keputusan pembelian menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana suatu strategi 29 Bab II Tinjauan Pustaka pemasaran yang akan dilakukan perusahaan berikutnya. Ada beberapa konsumen yang unik, sebab konsumen mengalami proses pembelian tertentu yang berbeda dari yang satu dengan yang lainnya. Konsumen sangat bervariasi dalam hal demografis, psikografis, psikologis, dan sebagainya, sehingga keputusan pembelian atau penggunaan sebuah produk, baik barang maupun jasa, di antara konsumen relatif bervariasi pula. Menurut Buchari Alma (2008:57): “Keputusan membeli sesorang yang asalnya dipengaruhi oleh lingkungan, kebudayaan, keluarga, dan sebagainya, akan membentuk suatu sikap pada diri individu, kemudian melakukan pembelian”. Menurut Kawee Boonlertvanic (2009:58): “Customer decision making is defined as the behavior pattern of cunsomer that proceed, determine and follow the decision making process of the acquisition of need satisfying products, ideas or service”. Menurut Kotler dan Keller (2012:190) : “Consumer buyer behaivour is the buying behaviour of final consumer = individuals and households who buy goods and service for personal consumption” Menurut Kotler dan Keller (2012:130) : Berdasarkan beberapa definisi keputusan pembelian maka penulis sampai pada pemahaman bahwa keputusan pembelian merupakan perilaku konsumen dalam membeli produk atau menggunakan produk yang dikonsumsi secara probadi. Penelitian ini mengadopsi teori keputusan pembelian dengan asumsi 30 Bab II Tinjauan Pustaka bahwa keputusan pembelian sama dengan keputusan menggunakan yang dilakukan oleh konsumen terhadap produk. 2.6.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2009:208) mengatakan bahwa “Konsumen melewati lima tahap dalam proses pembelian sebuah produk. Lima tahap ini tidak berlaku untuk pembelian dengan keterlibatan yang rendah, karena tahapan ini menampung seluruh cakupan pertimbangan yang muncul saat seorang konsumen menghadapi pembelian baru dengan keterlibatan yang tinggi”. Adapun tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian produk menurut Philip Kotler adalah sebagai berikut: Gambar 2.2 Tahapan Proses Keputusan Pembelian Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Pengevaluasian Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku setelah keputusan pembelian Sumber : Kotler (2012) 31 Bab II Tinjauan Pustaka Berikut merupakan lima tahap proses pembelian konsumen: 1. Pengenalan kebutuhan. Pada proses pembelian ini dimulai saat konsumen mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan konsumen dapat dipengaruhi oleh rangsangan internal atau rangsangan eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasi berbagai macam keadaan yang memicu kebutuhan-kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi- informasi dan data dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori produk. 2. Pencarian informasi. Setelah mengenali kebutuhannya, maka konsumen akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan perhatian yang menguat. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih peka terhadap informasi tentang produk. 3. Evaluasi alternatif. Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model yang terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu, pada model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk terutama secara sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar untuk memahami proses evaluasi konsumen, yaitu: Pertama, konsumen berusaha untuk memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang 32 Bab II Tinjauan Pustaka berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. 4. Keputusan pembelian. Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Karena keputusan pembelian dalam penelitian ini merupakan variabel Y maka materi memperluas akan lebih detail. 5. Perilaku pasca pembelian adalah Tindakan lebih lanjut setelah melakukan pembelian berdasarkan keputusan atau ketidakpuasan. Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk pereferensi atas merekmerek dalam kumpulan pilihan. Keputusan pembelian yaitu tahap konsumen benar-benar membeli produk yang terdiri dari lima macam keputusan pembelian menurut Kotler & Keller (2012:171): 1) Pilihan Produk. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan. 2) Pilihan Merek. Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek yang terpercaya. 33 Bab II Tinjauan Pustaka 3) Pilihan Penyalur. Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja, keluasan tempat dan lain sebagainya. 4) Waktu Pembelian. Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-beda, misalnya: Ada yang membeli setiap hari, satu minggu sekali, dua minggu sekali, tiga minggu sekali atau sebulan sekali dan lain-lain. 5) Jumlah Pembelian. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu jenis produk. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli. 6) Metode Pembayaran. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode pembayaran yang akan dilakukan dalam pengambilan keputusan konsumen menggunakan produk atau jasa. Saat ini keputusan pembelian dipengaruhi oleh tidak hanya aspek budaya, lingkungan, dan keluarga, keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan dalam transaksi pembelian sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan transaksi baik didalam maupun diluar rumah. 34 Bab II Tinjauan Pustaka 5)Perilaku pasca pembelian. Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pascapembelian. Pemasar harus memantau kepuasan paska pembelian, tindakan paska pembelian, dan pemakaian paska pembelian pada masing-masing produk. 2.6.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Menurut Philip Kotler (2012:183-196) faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian adalah: 1. Faktor Budaya Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. 2. Faktor Sosial Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktorfaktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran status sosial. 3. Faktor Pribadi Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut melimuti usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. 4. Faktor Psikologis Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. 35 Bab III Objek dan Metode Penelitian BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Bengkel DJ Sepeda Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Dimana banyak gaya hidup yang cepat menjadi trend untuk penduduknya. Salah satunya Sepeda Fixie atau Fixie Gear merupakan sepeda yang di gemari oleh remaja. Bengekel DJ Bike merupakan salah satu tempat usaha yang bergerak dalam bidang jasa perakitan & penjualan sepeda. Produk sepeda yang dipasarkan tentu saja semua yang berhubungan dengan sepeda khususnya sepeda yang sedang menjadi trend di kota Bandung. Bengkel DJ Bike merupakan bisnis jasa perakitan sepeda yang berdiri pada tahun 2009. Mulanya bengkel ini terletak di Jalan Buah Batu tetapi karena lokasi yang kurang strategis maka pada tahun 2012 Bengkel ini memutuskan untuk berpindah lokasi di Jl. Veteran no.76 A Bandung dimana Jalan tersebut sudah menjadi simbolis warga Bandung untuk menjual beraneka macam jenis sepeda. Bengkel DJ Bike didirikan oleh seorang anak muda yang bernama Gilang. Pengusaha muda ini menjalankan usahanya karena hobinya dengan sepeda dari masa kecilnya dan ingin membuat kota Bandung terbebas dari asap polusi dan Ia aktif dalam komunitas Fixie di kota Bandung. 36 Bab III Objek dan Metode Penelitian Setelah itu Gilang kemudian mengajak teman-temannya satu komunitas untuk gabung dalam usaha bengkelnya. Alasannya singkat yaitu “Jika kita bekerja sesuai dengan hobi kita, maka hidup pun akan terasa lebih mudah”. Bengkel DJ Bike di ambil dari singkatan Di pinggir Jalan, lalu di singkat dengan dua huruf saja “DJ” karena biar lebih mudah di ingat khususnya untuk anak muda kota Bandung. 3.1.2 Struktur Organisasi Owner Bagian Perlengkapan Bagian Pelayanan Bagian Keuangan Mekanik 1 Mekanik 2 Mekanik 3 Gambar 3.1: Struktur Organisasi Bengkel DJ Sepeda Sumber: Pemilik bengkel DJ Bandung 3.1.3 Produk Perusahaan Bengkel DJ Bike adalah Bengkel yang teletak di Jl. Veteran Bandung yang melayani jasa perakitan sepeda mulai dari 0 (sepeda belum jadi), setengah jadi atau hanya sekedar mendesain sepeda. Bengkel ini menjual berbagai macam sparepart sepeda mulai dari bracket / mounting center, spedometer worelles 37 Bab III Objek dan Metode Penelitian sunding, ban dalam maxxis pentil besar, bel sepeda, tempat botol minum sepeda, pedal sepeda, fender / pelindung frame sepeda, standar sepeda, sarung jok sepeda, pompa sepeda dan lain-lain. Sejalan dengan perkembangan pun bengkel ini menjual berbagai jenis dan merek sepeda mulai dari Polygon, Wimcycle, Sepeda gunung, Sepeda lipat dan juga Sepeda Fixie serta menjual sepeda bekas. Harganya pun beraneka macam mulai dari Rp. 400.000 sampai Rp.3.000.000 bahkan lebih dari itu juga ada di Bengkel DJ Bike . 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis verifikatif, yaitu peneliti menggunakan dua variabel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei verifikatif, yaitu peneliti ingin menjelaskan hubungan antara dua variabel. Verifikatif dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan, dan pengaruh satu variabel dengan variabel lain. (Bungin, 2009 : 38) Survey di lakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan dan memberikan kuesioner kepada masyarakat yang dijadikan responden dalam penelitian. 38 Bab III Objek dan Metode Penelitian 3.2.2 - Populasi, Teknik Sampling & Sampel Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, jadi populasi itu bersifat umum meliputi berbagai keadaan sehingga yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen yang ada. Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah konsumen dari pada Bengkel Sepeda DJ kota Bandung. - Teknik Sampling Teknik sampling (teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam penelitian ini teknik samplingnya adalah dengan menggunakan cara kuesioner. Dalam penelitian ini, teknik penarikan sampel yang digunakan untuk responden dilakukan dengan menggunakan teknik probability sampling. Teknik probability sampling digunakan karena jumlah populasi yang tidak diketahui (Sugiyono, 2009 : 122) - Sample Sampel adalah sebagain atau wakil yang diteliti atau sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:116). Penentuan ukuran sample responden dilakukan degan menggunakan rumus Slovin ( Selvilla Et.Al 1960 : 182). 39 Bab III Objek dan Metode Penelitian Rumusnya adalah sebagai berikut: Dimana: n : jumlah sampel N : jumlah populasi E : batas toleransi kesalahan linear n = 134 / [ 1 + 134 (0,05) 2] = 100 Jadi, diketahui dari perhitungan untuk mengetahui ukuran sampel dengan tingkat kesalahan 5% adalah sebanyak 100 responden. 3.2.3 Data yang di Perlukan Dalam Penelitian, Sumber Data, Jenis Data 1. Guna menjawab perumusan masalah no. 1 “(Bagaimana komunikasi word of mouth yang beredar pada Bengkel Sepeda DJ di kota Bandung?)” diperlukan data tentang: Informasi penerapan komunikasi word of mouth yang beredar pada Bengkel Sepeda DJ kota Bandung. Sumber data: Pemilik bengkel DJ sepeda di kota Bandung Jenis data : Sekunder 40 Bab III Objek dan Metode Penelitian 2. Guna menjawab perumusan masalah no. 2 “(Bagaimana tanggapan konsumen tentang komunikasi word of mouth pada sepeda fixie di Bengkel Sepeda DJ ?) diperlukan data tentang: Tingkat tanggapan konsumen tentang komunikasi word of mouth di Bengkel Sepeda DJ. Sumber data: Konsumen Bengkel Sepeda DJ kota Bandung Jenis data: Primer 3. Guna menjawab perumusan masalah no.3 “(Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada sepeda Fixie di Bengkel Sepeda DJ kota Bandung?)” diperlukan data tentang: Tingkat keputusan pembelian konsumen pada Fixie di Bengkel Sepeda DJ Sumber data: Konsumen pada Bengkel Sepeda DJ Jenis data: Primer. 4. Guna menjawab perumusan masalah no.4 “(Seberapa besar pengaruh komunikasi word of mouth terhadap keputusan pembelian konsumen di Bengkel Sepeda DJ Bandung?”) diperlukan data tentang: a. Tingkat keputusan pembelian konsumen di Bengkel Sepeda DJ Sumber data: Konsumen di Bengkel Sepeda DJ kota Bandung Jenis data: Primer b. Tingkat tanggapan konsumen tentang komunikasi word of mouth pada konsumen di Bengkel Sepeda DJ kota Bandung Sumber data: Konsumen di Bengkel Sepeda DJ kota Bandung Jenis data: Primer 41 Bab III Objek dan Metode Penelitian 3.2.4 Variabel Dan Tabel Operasional Variabel Menurut Sugiyono (2009 : 58) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu: 1. Variabel Independent (variabel bebas), yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menyebabkan timbulnya variabel dependent. Variabel Independent dalam penelitian ini adalah Word of mout marketing (x). 2. Variabel Dependent (variabel terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Variabel Dependent dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian (y). Definisi operasional variabel adalah penarikan batas yang lebih rendah menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih subtantive dari suatu konsep. Tujuannya agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya maka peneliti harus memasukan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya. Manfaat operasional variabel yaitu: 1. Untuk menentukan skala data 2. Sebagai acuan dalam pembuatan instrumen 3. Sebegai acuan dalam penentuan alat analisis rumus statistik. 42 Bab III Objek dan Metode Penelitian Tabel 3.1 Tabel Oprasional Variabel Variabel Word of Mouth Marketing (X) merupakan salah satu bentuk marketing communication mix yang tentu saja diharapkan dapat mengkomunik asikan sesuatu kepada konsumen lainnya baik secara langsung melakukan perbincangan, tulisan dan bahkan alat komunikasi elektronik. (Kotler & Keller 2012:478) Sub Dimen Variabel Si 1.Buzz Marketing adalah Menciptakan publisitas & rangkaian informasi mengenai merek produk. Indikator Ukuran -Agent tenaga kerja/ Karyawan yang memanfaatk an berbagai macam kegiatan untuk menyebarka n informasi bengkel. Jumlah Ordinal agent (K1) tenaga kerja yang menyebar kan informasi tentang bengkel. 2.Viral Marketing adalah Membangun informasi melalui audio, video serta tulisan mengenai produk. - Facebook -Frekuensi banyaknya informasi tentang bengkel yang diberikan. -Frekuensi banyaknya informasi tentang bengkel yang diberikan. -Frekuensi banyaknya informasi tentang bengkel yang diberikan. - -Twitter -Instagram Skala Ordinal (K2) Ordinal (K3) Ordinal (K4) 43 Bab III Objek dan Metode Penelitian Keputusan Pembelian (Y) Yaitu keputusan pembelian merupakan serangkaian proses yang akan dijalani konsumen ketika akan 3)Opinion Leader adalah Orang yang mempunyai pengetahuan lebih tentang suatu produk dan pendapatanya dibutuhkan oleh konsumen yang tidak mempunyai pengetahuan tentang produk tersebut. - -Opinion Leader Adalah sekelompok sosial yang didalamnya terdapat orang yang paling berprestasi yang pendapatny a paling diterima oleh banyak orang. -Frekuensi Ordinal banyaknya (K5) informasi tentang bengkel yang diberikan. 4. Blog atau jurnal online yang secara teratur diperbaharui, telah menjadi jalan penting dari strategi pemasaran mulut ke mulut. - -Blog www.DJBik e.blogspot.c om -Frekuensi Ordinal banyaknya (K6) informasi tentang bengkel yang diberikan. - - 1.Pilihan produk Memilih produk berdasarkan kegunaan. Tingkat keputusan pemilihan produk. Ordinal (K7) - - 2.Pilihan penyalur Memilih produk /jasa Tingkat keputusan pemilihan penyalur. Ordinal (K8) 44 Bab III Objek dan Metode Penelitian melakukan transaksi dengan perusahaan. Hal ini dilakukan konsumen agar mendapatkan pemilihan objek yang tepat dalam melakukan pembelian baik itu produk fisik maupun jasa yang dibutuhkan. (Kotler dan Keller (2012:188) berdasarkan penyalur. - - 3.Waktu pembelian Memutuska n membeli berdasarkan waktu pembelian. Tingkat keputusan pembelian dalam suatu waktu. Ordinal (K9) - - 4.Jumlah pembelian Memutuska n membeli berdasarkan jumlah pembelian yang sesuai dengan kebutuhan. Tingkat Ordinal keputusan (K10) pembelian berdasarka n jumlah kebutuhan produk . - - 5.Metode pembayara n Memutuska n membeli berdasarkan metode pembayara. Tingkat Ordinal keputusan (K11) pembelian berdasarka n alat pembayara n yang disediaka. 45 Bab III Objek dan Metode Penelitian 3.3 Instrumen, Syarat Instrumen yang Baik untuk Pedoman Kuesioner, dan Bentuk Instrumen Untuk Pedoman Kuesioner 3.3.1 Instrumen a. Pedoman Wawancara Alat yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara tanya jawab dan tatap muka dengan owner bengkel DJ Bikes Bandung, terkait dengan aspek word of mouth marketing. b. Pedoman Kuesioner Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah pedoman kuesioner dari konsumen bengkel DJ Bikes. ARIKUNTO 2006 mendifinisakan kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan bersifat tertutup dan terbuka, dimana jawaban sudah ada yang tersedia dan responden tinggal memilih, tetapi juga ada pertanyaan yang berupa tanggapan responden. 46 Bab III Objek dan Metode Penelitian 3.3.2 Syarat Instrumen Yang Baik Dalam Pedoman Kuesioner Syarat instrument yang baik dalam pedoman kuesioner, yaitu meliputi: 1. Diuji coba (Try Out) kepada 30 orang responden dan 30 orang responden tersebut tidak dapat dimasukkan kembali pada angota responden untuk pedoman kuesioner yang sebenarnya 2. Memenuhi persyaratan Validitas. Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2002). Validitas menunjukan sejauh mana alat pengukur untuk mengukur apa yang akan di ukur (singarimbun dan effendi 1993). Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Uji validitas ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. 47 Bab III Objek dan Metode Penelitian Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: Dimana: Rxy : kolerasi antara skor variabel (X) dengan skor variabel (Y) N : banyaknya sample X : skor dari item X Y : skor dari item Y 3. Memenuhi Peryaratan Realibilitas. Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi data dalam interval waktu tertentu (Sugiyono, 2008:1). Instrumen yang memiliki reliabilitas dapat digunakan untuk mengukur secara berkali-kali yang menghasilkan data yang sama (konsisten). Menurut Sugiyono (2008 : 110), bahwa reliabilitas adalah sejauh mana hasil dengan menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Untuk menguji reliabilitasnya digunakan metode (split half) item tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok item ganjil dan kelompok item genap, kemudian masing-masing kelompok skor tiap itemnya dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total. 48 Bab III Objek dan Metode Penelitian 3.3.3 Method Of Successive Interval (MSI) MSI sering kali data yang diperoleh dari penelitian adalah data yang berskala ordinal (misalnya Likert) sehingga tidak langsung dapat dianalisis dengan menggunakan statistic parametik, seperti regresi atau analisis jalur. Oleh karene itu, data ordinal harus ditransformasi terlebih dahulu dengan menggunakan methode of successuve interval atau MSI (Sugiono:2010) Agar data yang terkumpul dalam bentuk ordinal dapat diperoleh lebih lanjut, maka perlu dilakukan pengubahan data kedalam bentuk interval menggunakan MSI. Langkah kerja MSI yang harus dilakukan adalah: Successive Interval dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil jawaban responden, untuk setiap pernyataan, hitung frekuensi setiap pilihan jawaban. 2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, hitung proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban. 3. Berdasarkan proporsi tersebut, untuk setiap pernyataan, hitung proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban. 4. Untuk setiap pernyataan, tentukan nilai batas untuk Z untuk setiap pilihan jawaban. 49 Bab III Objek dan Metode Penelitian 5. Hitung nilai numerik penskalaan (skala value) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut: Scale Value = Density at Lower limit - Density at Uper Limit Area Under Upper Limit - Area Under Lower Limit Dimana: Density at Lower limit = Kepadatan batas bawah Density at Upper Limit = Kepadatan batas atas Area Under Upper Limit = Daerah dibawah batas atas Area Under Lower Limit = Daerah dibawah batas bawah 6. Hitung skor (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban dengan persamaan berikut : Score = Scale Value + Scale Value Minimum + 1. 3.3.4 Bentuk Instrumen untuk Pedoman Kuesioner Mengingat hasil melakukan oprasionalisasi variabel diperoleh skala data variabel independen yaitu ordinal dan skala data variabel dependen juga ordinal, maka bentuk instrumen dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2008:132). Dengan asumsi sekurangkurangnya skala data ordinal, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau 50 Bab III Objek dan Metode Penelitian pernyataan. Setiap jawaban item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Tabel 3.3 Kriteria Jawaban dan Skoring Penilaian Responden No. 1 2 3 4 5 Keterangan Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Cukup (C) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) Skor Nilai 5 4 3 2 1 Sumber: Sugiyono (2008:133) 3.4 Metode Analisis Data Metode pengelolahan dan analisis data dilakukan dengan melalui berbagai tahap berikut: 3.4.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. 51 Bab III Objek dan Metode Penelitian Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut: Y = a + bX Dimana: Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) X = Variabel independen a = Konstanta (nilai Y apabila X = 0) b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan) Rumus untuk mendapatkan nilai a adalah sebagai berikut: Rumus untuk b adalah sebagai berikut: Dalam regresi linear sederhana juga ada yang disebut dengan koefisien korelasi yang menunjukkan bahwa nilai suatu variabel bergantung pada perubahan nilai variabel yang lain. Rumus untuk menghitung koefisien korelasi adalah sebagai berikut: 52 Bab III Objek dan Metode Penelitian Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear atau satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Fungsi Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. 3.5 Pengujian Hipotesis 3.5.1 Uji Statistika F Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen (Bhuono Agung N 2005:53). Hasil F-test pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hasil F-test menunjukan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika pvalue (pada kolom Sig.) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. F tabel dihitung dengan cara df1= k-2, k adalah jumlah variabel dependen dan independen yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Dari hasil analisis regresi di atas dapat diketahui nilai F hitung dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut: 1. Menentukan Hipotesis Ho : Ada pengaruh secara signifikan antara variabel X dengan variabel Y Ha : Tidak ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y 53 Bab III Objek dan Metode Penelitian 2. Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikasi menggunakan = 5% (signifikasi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian) 3. Menentukan F hitung Menentukan F hitung lihat pada tabel 4. Menentukan F tabel Tabel distribusi F dicari pada = 5% : 2% = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 20-2-1 = 17 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen) 5. Kriteria pengujian Ho diterima jika F tabel < F hitung < F tabel Ho ditolak jika F hitung < F tabel atau F hitung > F tabel 6. Membandingkan F hitung dengan F tabel Nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak Nilai F hitung < F tabel, maka Ho diterima 3.5.2 Uji Statistik t Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Signifikan berarti pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Dari hasil analisis regresi di atas dapat diketahui nilai t hitung dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut: 54 Bab III Objek dan Metode Penelitian 1. Menentukan Hipotesis Ho : Ada pengaruh secara signifikan antara variabel X dengan variabel Y Ha : Tidak ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y 2. Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikasi menggunakan = 5% (signifikasi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian) 3. Menentukan t hitung Menentukan t hitung lihat pada tabel 4. Menentukan t tabel Tabel distribusi t dicari pada = 5% : 2% = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 20-2-1 = 17 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen) 5. Kriteria pengujian Ho diterima jika t tabel < t hitung < t tabel Ho ditolak jika t hitung < t tabel atau t hitung > t tabel 6. Membandingkan t hitung dengan t tabel Nilai t hitung > t tabel, maka Ho ditolak Nilai t hitung < t tabel, maka Ho diterima 55 Bab IV Analisis dan Pembahasan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Word of Mouth Marketing di Bengkel DJ Sepeda Sejak awal berdirinya pada tahun 2009 bengkel DJ (Dipinggir Jalan) mempunyai tujuan untuk menjadi bengkel sepeda yang senantiasa mampu bersaing dan tumbuh berkembang dengan sehat menjadi bengkel terkemuka di bidang transportasi dengan mengedepankan pelayanan dan kualitas terbaik dibandingkan dengan bengkel-bengkel sepeda biasanya. Metode / media word of mouth marketing yang dilakukan oleh bengkel DJ Sepeda sebagai berikut: 1. Buzz marketing yang digunakan oleh bengkel DJ terdiri dari: a) Agent tenaga kerja / karyawan bengkel DJ memiliki 11 agent tenaga kerja / karyawan yang terdiri dari: 1. Pemilik Bengkel Bengkel DJ Bike dimiliki oleh seorang laki-laki yang bernama M. Gilang. Pemilik memiliki tugas mengatur, mengawasi dan mengarahkan semua sistem dan karyawan bengkel DJ untuk pelayanan sepeda yang terbaik dan juga pemilik kerap kali memilih serta menyeleksi langsung barang untuk persediaan sparepart sepeda di beberapa agen sepeda. 56 Bab IV Analisis dan Pembahasan 2. Bagian Perlengkapan Bengkel DJ memiliki 2 karyawan pada bagian perlengkapan. Tugas dari bagian perlengkapan yaitu mengecek barang-barang sepeda yang kosong, mengevaluasi dan memilih dan membeli langsung ke agen sepeda yang bernama Toko Kurnia yang berlokasi tidak jauh dari bengkel yaitu Jl. Veteran Bandung. 3. Bagian Keuangan Bengkel DJ memiliki 2 karyawan yang bertugas pada bagian keuangan. Bagian keuangan pada bengkel DJ dibagi dua yaitu sebagai kasir, yang memiliki tugas sebagai tempat transaksi jual beli bengkel DJ dan sebagai manajamen semua keuangan di bengkel mulai dari uang masuk dan keluar. 4. Bagian Pelayanan / Mekanik Bengkel DJ Bike mempunyai 5 mekanik yang dan mekanik disini merupakan fondasi dari pelayanan bengkel DJ. Mereka ditugaskan harus bisa melayani semua permintaan konsumen yaitu memperbaiki sepeda yang rusak, mengganti sparepart sepeda dan memodifikasi sepeda yang diinginkan pelanggan. Karyawan Bengkel DJ Sepeda juga aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan besar yang banyak dikunjungi oleh bikers seperti bazar pada perlombaan sepeda, car free day yang dilaksanakan pada hari 57 Bab IV Analisis dan Pembahasan Minggu di Bandung dan lain-lain. Bengkel DJ memanfaatkan kesempatan yang ada untuk mempromosikan usahanya dengan memberikan iformasi seputar pelayanan yang ada di bengkel DJ. Hal ini diharapkan akan terjadinya proses word of mouth. 2. Viral marketing yang digunakan oleh bengkel DJ terdiri dari: a) Facebook Bengkel DJ Bengkel DJ Sepeda memiliki Facebook dengan nama “DJ Bikes Bdg” yang sekarang memiliki follower sebanyak 237 followers. Isi informasi yang terdapat pada Facebook Bengkel DJ yaitu seputar penjualan sparepart fungsi dan sepeda dengan berisikan keterangan berupa harga, merek, kelebihan produk. Lalu juga terdapat informasi seputar karyawan dan pelayanan bengkel DJ dan terdapat komentar konsumen yang sudah pernah datang ke bengkel DJ sepeda dari berbagai kota. Gambar 4.1 Facebook Bengkel DJ Bike Sumber: www.facebook.com (DJ Bike’s Bdg) 58 Bab IV Analisis dan Pembahasan b) Twitter Bengkel DJ Bengkel DJ Sepeda memiliki Twitter dengan nama @djbikesbdg yang sekarang memiliki 180 followers. Isi informasi yang terdapat pada Twitter Bengkel DJ kurang lebih sama dengan Facebook yaitu seputar penjualan sparepart fungsi dan sepeda dengan berisikan keterangan berupa harga, merek, kelebihan produk. Lalu juga terdapat informasi seputar karyawan dan pelayanan bengkel DJ dan terdapat komentar konsumen yang sudah pernah datang ke bengkel DJ sepeda dari berbagai kota. Namun yang membedakan dalam Twitter yaitu konsumen bisa memberikan foto produk yang dibeli di Bengkel DJ dan memberikan komentarnya di akun Twitter sehingga memberikan kesempatan follower untuk melihat dan di dalam biodata Twitter terdapat kontak nomor telepon, pin BBM dan media sosial line yang bisa dihubungi. Gambar 4.2 Twitter Bengkel DJ Sepeda Sumber: www.twitter.com (@djbikesbdg) 59 Bab IV Analisis dan Pembahasan c) Instagram Bengkel DJ Bengkel DJ Sepeda memiliki Instagram dengan nama “djbikesbdg” yang sekarang memiliki 482 followers dan sudah terdapat 80 foto yang di sebarkan ke dalam Instagram. Isi informasi yang terdapat pada Instagram Bengkel DJ kurang lebih sama dengan Facebook dan Twitter yaitu seputar penjualan sparepart sepeda dengan berisikan keterangan berupa harga, merek, fungsi dan kelebihan produk. Lalu juga terdapat informasi seputar karyawan dan pelayanan bengkel DJ dan terdapat komentar konsumen yang sudah pernah datang ke bengkel DJ sepeda dari berbagai kota. Namun yang membedakan dalam Instagram yaitu Bengkel DJ khusus berkomunikasi dengan foto-foto produk tidak bisa hanya dengan kata-kata persuasif saja seperti pada Facebook dan Twitter. Gambar 4.3 Instagram Bengkel DJ Sepeda Sumber: www.instagram.com (djbikesbdg) 60 Bab IV Analisis dan Pembahasan d) Opinion Leader Bengkel DJ mempunyai opinion leader di dalam perusahaannya yaitu Gilang sebagai pemilik bengkel DJ. Dan terdapat senior di dalam komunitas sepeda Fixie yang memiliki prestasi. Terdapat pula beberapa follower dari Gilang pada komunitas tersebut yang kemudian di rekrut menjadi mekanik ke bengkel DJ karena mereka mempunyai kelebihan dari orang lain yaitu masih muda dan berkemampuan yang sangat baik dalam merakit sepeda. Mereka selalu memberikan informasi yang berguna tentang bengkel DJ pada saat berkumpul. Contohnya informasi berupa harga sparepart sepeda yang murah dan berkualitas. e) Blog Bengkel DJ Bike mempunyai sebuah blog dengan alamat www.djbikes.blogspot . Di dalam blog tersebut berisikan biodata dari bengkel, karyawan yang ikut serta membantu pelayanan bengkel DJ, visi dan misi bengkel DJ Sepeda yaitu “Sayangi Bumi Mu dengan Bersepeda” serta berisi tentang keunggulan pelayanan jasa di Bengkel DJ Sepeda. Seperti pelayanan yang cepat, teliti dan memuaskan. Berdasarkan penjelasan diatas menurut pendapat penulis promosi Word of Mouth Marketing yang dilaksanakan Bengkel DJ sebagian besar mampu mendorong pelanggan untuk datang ke Bengkel DJ Sepeda. Hal ini dikarenakan bahwa promosi Word of Mouth dapat dengan mudah diterima oleh konsumen berdasarkan pada tingkat kepercayaan kepada 61 Bab IV Analisis dan Pembahasan sumber yang telah memiliki pengalaman terhadap suatu produk. Namun pada media Facebook pada saat ini sudah tidak lagi banyak diminati oleh konsumen karena perkembangan zaman jadi informasi yang diberikan oleh Bengkel DJ sudah sangat jarang untuk diperbarui. Namun Word of Mouth Marketing di bengkel DJ Bandung memiliki banyak keuntungan tersendiri bagi perusahan, hal ini dikarenakan pihak perusahan tidak memerlukan biaya untuk memasarkan atau mempromosikan produknya. Sehingga bisa menghemat anggaran perusahaan. 4.2 Tanggapan Responden tentang Word of Mouth Marketing Sepeda Fixie di Bengkel DJ Sepeda 4.2.1 Instrumen Penelitian (Pedoman kuesioner yang di gunakan dalam pengumpulan data) Instrumen penelitian (pedoman kuisoner) yang digunakan dalam mengumpulkan data telah memenuhi persyaratan, yaitu: 1. Telah di uji coba kepada 30 orang responden. Ke-30 responden ini tidak diikutsertakan lagi pada anggota responden untuk pedoman kuisoner sebenarnya. 2. Memenuhi persyaratan validitas. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner 62 Bab IV Analisis dan Pembahasan mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2002). Dimana: Rxy = koefisien korelasi n = jumlah responden X = skor dari item X Y = skor dari item Y Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masingmasing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur yaitu menggunakan Coefficient Corelation Pearson dalam SPSS. Jika nilai signifikansi (P Value) > 0,05 maka tidak terjadi hubungan yang signifikan. Sedangkan apabila nilai signifikansi (P Value) < 0,05 maka terjadi hubungan yang signifikan. Hasil hitung diatas membuktikan bahwa pertanyaan word of mouth marketing dan keputusan pembelian tersebut valid yaitu: r hitung > r table sebesar 0,239 ( df = 30 – 2 = 28, α = 5% ). Kriteria keputusan: - Jika r hitung bersifat positif, serta r hitung > r tabel, maka butir pertanyaan tersebut valid. 63 Bab IV Analisis dan Pembahasan - Jika r hitung bersifat tidak positif, serta r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid. 3. Memenuhi persyaratan realibelitas. Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan realibel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Azwar, 2010 : 117). Selain menggunakan dengan bantuan SPSS uji reliabilitas dapat dilakukan dengan mengunakan koefisien alpha cronbach. Reliabilitas dapat dilakukan dengan mengunakan koefisien alpha cronbach: Dimana: k = realibilitas instrumen r = banyaknya butir pertanyaan Berdasarkan hasil perhitungan SPSS menunjukan hasil cronbach alpa untuk enam pertanyaan (word of mouth marekting) dan lima pertanyaan (keputusan pembelian) adalah > 0,7 yang berarti data tersebut realibel. 64 Bab IV Analisis dan Pembahasan 4.2.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Pria 96 Wanita 4 Total 100 Sumber: Data Primer Yang Diolah,2014. Persentase (%) 96% 4% 100 Tabel 4.1 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan “Jenis Kelamin”. Dari hasil jumlah responden “Pria” paling banyak yaitu sebesar 96 orang atau 96% . Hal ini dikarenakan Bengkel DJ di segmentasikan untuk para pria. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas pria yang menggunakan sepeda dan lebih banyak yang mengunjungi bengkel DJ. Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi <20 tahun 52 21 – 30 tahun 41 31 – 40 tahun 7 >40 tahun 0 Total 100 Sumber: Data Primer Yang Diolah,2014. Persen 31% 41% 7% 0 100 Tabel 4.2 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan “Usia”. Mayoritas responden sebanyak 52 orang atau 52% adalah responden yang berumur <20 tahun . Hal ini dikarenakan bahwa pada usia <20 tahun merupakan usia remaja bagaimana mayoritas orang-orang senang bereksperimen dengan sepeda yang dimilikinya. 65 Bab IV Analisis dan Pembahasan Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Pelajar / Mahasiswa 43 Pegawai Swasta 21 Pegawai Negeri 3 Lainnya 33 Total 100 Sumber: Data Primer Yang Diolah,2014. Persen (%) 43% 21% 3% 33% 100 Tabel 4.3 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan “Pekerjaan”. Mayoritas adalah sebagai pelajar /mahasiswa sebanyak 43 orang atau 43. Hal ini dikarenakan bahwa para pelajar / mahasiswa yang memiliki sepeda lebih sering menggunakan sepedanya sebagai kendaraan oprasional atau sekedar hobi dan memerlukan banyak perawatan. Tabel 4.4 Gambaran Responden Bedasarkan Pendapatan Pendapatan Frekuensi <Rp.2.000.000 41 Rp. 2.000.000 – Rp.3.000.000 11 Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000 10 >Rp.4.000.000 38 Total 100 Sumber: Data Primer Yang Diolah,2014. Persen 41% 11% 10% 38% 100% Tabel 4.4 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan pendapatan. Mayoritas responden memiliki pendapatan Rp. 1.000.000, yaitu sebanyak 41 orang atau 41%, hal ini disebabkan pendapatan dipengaruhi oleh status responden yang rata-rata masih pelajar / mahasiswa. 66 Bab IV Analisis dan Pembahasan Tabel 4.5 Gambaran Responden Bedasarkan Banyaknya Kunjungan ke Bengkel DJ Sepeda Perbulan Banyaknya kunjungan ke Frekuensi Bengkel DJ Sepeda 1 kali 23 2 kali 49 3 kali 17 Lebih dari 3 kali 11 Total 100 Sumber: Data Primer Yang Diolah,2014. Persen 23% 49% 17% 11% 100% Tabel 4.5 menunjukkan banyaknya responden mengunjungi bengkel DJ sepeda. Mayoritas adalah 2 kali dalam sebulan mengunjungi bengkel DJ Sepeda sebanyak 49 orang atau 49%. Hal ini disebabkan karena terlalu seringnya responden menggunakan sepeda maka responden memilih perbaikan sepeda untuk merawat sepedanya. 4.2.3 Tanggapan Responden Akan Word Of Mouth Marketing Sepda Fixie Di Bengkel DJ Sepeda Bandung. Untuk memudahkan penilaian item pertanyaan tanggapan responden tentang variabel Word of Mouth Marketing (X), penulis mencari rata-rata dari setiap jawaban responden. Dan untuk memudahkan penilaian rata-rata tersebut, peneliti membaginya ke dalam katagori berdasarkan interval nilai skor jawaban responden dari seluruh pertanyaan variabel word of mouth (X). Dimana perhitungan yang dikemukakan oleh Umar (1993:225) dimana rentang skor diperoleh dengan rumus sebagai berikut: 67 Bab IV Analisis dan Pembahasan Dalam menggolongkan dari hasil tanggapan responden yang berupa variabel word of mouth (bebas) dan keputusan pembelian konsumen (terikat) yang digunakan untuk mengetahui kategori responden tersebut, Dengan langkahlangkahnya adalah sebagai berikut: 1) Menentukan data terbesar dan data terkecil Data terbesar = 100 x 5 (nilai ter tinggi) = 500 Data Terkecil = 100 x 1 (nulai terendah) = 100 2) Menentukan jangkauan (R) R = data terbesar – data terkecil R = 500 – 100 = 400 3) Menentukan banyaknya kelas (k) Pada penelitian ini menggunakan skala likert, sehingga kelas yang digunakannyapun berdasarkan skala tersebut, yang terdiri dari 5 (lima) jawaban, sehingga dalam menentukan kelas juga akan mengikuti dari banyaknya jawaban dan dalam hal ini maka kelasnya menjadi 5 (lima) 4) Membuat panjang interval kelas (int) 5) Membuat tabel rentang klasifkasi 68 Bab IV Analisis dan Pembahasan Tabel 4.6 Rentang Klasifikasi Variabel 1 2 3 4 5 Kategori Lebar Interval No 100 – 180 181 – 260 261 – 340 341 – 420 421 – 500 Word of Mouth Tidak Baik Kurang Baik Ragu-ragu Baik Sangat Baik Keputusan Pembelian Tidak Baik Kurang Baik Ragu-ragu Baik Sangat Baik Sumber: Sugiyono (2009) Berdasarkan rentang klarifikasi variabel diatas, peneliti menggunakan 1 tanggapan pelanggan tentang word of mouth marketing yang dilakukan bengkel DJ Sepeda. Tabel 4.7 Tanggapan Responden terhadap Informasi dari Agent Tenaga Kerja / Karyawan yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda Jawaban Reponden Skor Jumlah Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah 1 2 3 4 5 8 23 13 28 28 100 Persentase (%) 8% 23% 13% 28% 28% 100% Pembobotan 8 46 39 112 140 345 Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari) Dari tabel 4.7 diatas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa mayoritas 44% responden menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, hal ini dikarenakan responden belum merasakan adanya informasi dari agent tenaga kerja / karyawan bengkel DJ. Sedangkan 56% responden menjawab sangat setuju dan setuju, hal ini dikarenakan responden sudah mersakan adanya informasi dari agent tenaga kerja / karyawan bengkel DJ. Hal ini juga sesuai 69 Bab IV Analisis dan Pembahasan dengan teori pakar dari Kotler & Keller 2012:478 yang mengatakan strategi dari WOM yaitu salah satunya adalah Buzz Mareketing “Menciptakan publisitas & rangkaian informasi mengenai merek produk. Tabel 4.8 Tanggapan Responden terhadap Facebook (DJ Bikes Bdg) yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda Jawaban Reponden Skor Jumlah Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah 1 2 3 4 5 23 33 11 28 5 100 Persentase (%) 23% 33% 11% 28% 5% 100% Pembobotan 23 66 33 112 25 259 Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari) Dari tabel 4.8 diatas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa 67% menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, pernyataan ini dikarenakan responden belum merasakan adanya informasi dari Facbebook tentang bengkel DJ. Sedangkan 33% responden menjawab sangat setuju dan setuju, pernyataan tersebut dikarenakan responden sudah merasakan adanya informasi dari Facbebook tentang bengkel DJ. Hal ini juga sesuai dengan teori pakar Kotler & Keller yang menyatakan metode dari WOM yaitu Viral Marketing dengan media online. 70 Bab IV Analisis dan Pembahasan Tabel 4.9 Tanggapan Responden terhadap Twitter (@djbikesbdg) yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda Jawaban Reponden Skor Jumlah Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah 1 2 3 4 5 4 9 17 50 20 100 Persentase (%) 4% 9% 17% 50% 20% 100% Pembobotan 4 18 51 200 100 373 Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari) Dari tabel 4.9 diatas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa 31% responden menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, hal ini dikarenakan responden belum merasakan adanya informasi dari Twitter tentang bengkel DJ. Sedangkan 69% responden menjawab sangat setuju dan setuju, hal ini dikarenakan responden sudah merasakan adanya informasi dari Twitter tentang bengkel DJ. Hal ini juga sesuai dengan teori pakar Kotler & Keller yang menyatakan metode dari WOM yaitu Viral Marketing dengan media online. Tabel 4.10 Tanggapan Responden terhadap Instagram (djbikesbdg) yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda Jawaban Reponden Skor Jumlah Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah 1 2 3 4 5 4 9 16 55 16 100 Persentase (%) 4% 9% 16% 55% 16% 100% Pembobotan 4 18 48 220 80 370 Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari) 71 Bab IV Analisis dan Pembahasan Dari tabel 4.10 diatas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa 29% responden menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, hal ini dikarenakan responden belum merasakan adanya informasi dari Instagram tentang bengkel DJ. Sedangkan 71% responden menjawab sangat setuju dan setuju, hal ini dikarenakan responden sudah merasakan adanya informasi dari Instagram tentang bengkel DJ. Hal ini juga sesuai dengan teori pakar dari Kotler dan Keller dapat diartikan WOM dapat tersebar melalui viral marketing. Tabel 4.11 Tanggapan Responden terhadap Opinion Leader di Komunitas Sepeda yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda Jawaban Reponden Skor Jumlah Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah 1 2 3 4 5 4 11 16 45 24 100 Persentase (%) 4% 11% 16% 45% 24% 100% Pembobotan 4 22 48 180 120 374 Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari) Dari tabel 4.11 diatas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa 31% responden menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini dikarenakan responden belum merasakan adanya informasi dari opinion leader dari komunitas bikers tentang bengkel DJ. 69% menjawab sangat setuju, setuju dan ragu-ragu, hal ini dikarenakan responden sudah merasakan adanya informasi dari opinion leader dari komunitas bikers tentang bengkel DJ. Hal ini juga sesuai dengan pendapat teori dari Sernovitz (2006:13) yang menyatakan bahwa 3 motivasi dasar yang mendorong WOM berasal dari Opinion Leader , yaitu 72 Bab IV Analisis dan Pembahasan “Mereka merasa terhubung dengan suatu kelompok. Keinginan untuk menjadi bagian suatu kelompok adalah perasaan manusia yang paling kuat” Tabel 4.12 Tanggapan Responden terhadap Blog (www.DJBikesBdg.blogspot.com) yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda Jawaban Reponden Skor Jumlah Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah 1 2 3 4 5 18 14 6 52 10 100 Persentase (%) 18% 14% 6% 52% 10% 100% Pembobotan 18 28 9 208 50 313 Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari) Dari tabel 4.12 diatas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa 38% menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini dikarenakan belum merasakan adanya informasi dari blog tentang bengkel DJ. Sedangkan 68% menjawab sangat setuju dan setuju, hal ini dikarenakan sudah merasakan adanya informasi dari blog tentang bengkel DJ. Hal ini juga sesuai dengan teori pakar Kotler dan Keller edisi 2012 yaitu metode WOM salah satunya terdiri dari adanya blog di sebuah perusahaan. 73 Bab IV Analisis dan Pembahasan Daftar dari total pembobotan diatas untuk variabel atribut produk dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.13 Total Pembobotan Word of Mouth Marketing No 1 2 3 4 5 6 Pernyataan Item Pembobotan Bengkel DJ Sepeda memiliki agent tenaga kerja / 345 karyawan dalam mengkomunikasikan sepeda Fixie Bengkel DJ Sepeda menggunakan Facebook untuk 259 mengkomunikasikan sepeda Fixie Bengkel DJ Sepeda menggunakan Twitter untuk 373 mengkomunikasikan sepeda Fixie Bengkel DJ Sepeda menggunakan Instagram untuk 370 mengkomunikasikan sepeda Fixie Bengkel DJ Sepeda menggunakan opinion leader untuk X5 313 mengkomunikasikan sepeda Fixie Bengkel DJ Sepeda menggunakan Blog untuk X6 352 mengkomunikasikan sepeda Fixie Total 2012 Rata-rata 335,33 Persentase (%) Kategori 57,5% Baik 43,2% Kurang Baik 62,2% Baik 61,7% Cukup 52,2% Cukup 58,7% Baik 335,5 55,9% Cukup Sumber : Datal Primer Yang Telah Diolah, 2014 74 Bab IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan table 4.13 diatas menunjukan bahwa rata-rata item pada variable variabel word of mouth berada pada kategori “cukup” yang ditunjukan pada rata-rata bobot sebesar 335,33 dari total bobotnya sebesar 2.012. Untuk mencari bagaimana tanggapan responden terhadap variabel Word of Mouth Marketing, maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut : % skor tanggapan responden = 2.012 x 100% ( 6x5x100) % skor tanggapan responden = 2.012 x 100% 3000 % skor tanggapan responden = 67,07% Nilai tanggapan responden sebesar 67,07% bila merujuk pada perhitungan kategori masuk kedalam kategori cukup ( interval 52,01% - 68% ) Sangat Tidak Baik 20,0% Tidak Baik 36,0% 52,0% Cukup Baik 68,0% Baik 84,0% Sangat Baik 100% 67,07% Berdasarkan garis kontinum diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tanggapan responden tentang Variabel Word of Mouth Sepeda model Fixie di Bengkel DJ Bandung menghasilkan total skor dari keseluruhan indikator keputusan pembelian konsumen sebesar 2.012 yang berada dalam kategori ”cukup” karena berada dalam interval 52,0% - 68,0%, namun dapat dilihat pada 75 Bab IV Analisis dan Pembahasan garis kontinum skor keseluruhan dari indikator word of mouth marketing cenderung ke arah kiri dengan demikian variabel word of mouth marketing masuk ke dalam kategori cukup (kurang baik). Dilihat dari keenam pernyataan variabel word of mouth marketing tersebut masih ada hal yang harus diperhatikan untuk diperbaiki, yaitu media WOM pada viral marketing khususnya pada Facebook bengkel DJ yang sudah jarang diperbarui lagi. Hal ini menyebabkan konsumen tidak bisa mengetahui informasi di media sosial Facebook. 4.3 Tanggapan Responden tentang Keputusan Pembelian Konsumen pada Sepeda Fixie di Bengkel DJ Sepeda Untuk memudahkan penilaian item pertanyaan tanggapa responden tentang variabel Keputusan Pembelian (Y), penulis mencari rata-rata dari setiap jawaban responden. Dan untuk memudahkan penilaian rata-rata tersebut, peneliti membaginya ke dalam katagori berdasarkan interval nilai skor jawaban responden dari seluruh pertanyaan variabel Keputusan Pembelian (Y). Dimana perhitungan yang dikemukakan oleh Umar (1993:225) dimana rentang skor diperoleh dengan rumus sebagai berikut: 76 Bab IV Analisis dan Pembahasan Dalam menggolongkan dari hasil tanggapan responden yang berupa variabel word of mouth (bebas) dan keputusan pembelian konsumen (terikat) yang digunakan untuk mengetahui kategori responden tersebut, dengan langkahlangkahnya adalah sebagai berikut: 1) Menentukan data terbesar dan data terkecil Data terbesar = 100 x 5 (nilai tertinggi) = 500 Data Terkecil = 100 x 1 (nulai terendah) = 100 2) Menentukan jangkauan (R) R = data terbesar – data terkecil R = 500 – 100 = 400 3) Menentukan banyaknya kelas (k) Pada penelitian ini menggunakan skala likert, sehingga kelas yang digunakannyapun berdasarkan skala tersebut, yang terdiri dari 5 (lima) jawaban, sehingga dalam menentukan kelas juga akan mengikuti dari banyaknya jawaban dan dalam hal ini maka kelasnya menjadi 5 (lima) 4) Membuat panjang interval kelas (int) 5) Membuat tabel rentang klasifkasi 77 Bab IV Analisis dan Pembahasan Tabel 4.14 Rentang Klasifikasi Variabel No 1 2 3 4 5 Kategori Lebar Interval 100 – 180 181 – 260 261 – 340 341 – 420 421 – 500 Word of Mouth Tidak Baik Kurang Baik Ragu-ragu Baik Sangat Baik Keputusan Pembelian Tidak Baik Kurang Baik Ragu-ragu Baik Sangat Baik Sumber: Sugiyono (2009) Berdasarkan rentang klarifikasi variabel diatas, peneliti menggunakan 1 tanggapan pelanggan tentang keputusan pembelian konsumen yang dilakukan bengkel DJ Sepeda. Tabel 4.15 Tanggapan Responden Memilih Sepeda Model Fixie di Bengkel DJ Sepeda Jawaban Reponden Skor Jumlah Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah 1 2 3 4 5 27 30 31 8 4 100 Persentase (%) 27% 30% 31% 8% 4% 100% Pembobotan 27 60 93 11 20 211 Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari) Dari tabel 4.15 diatas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa 88% responden menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, hal ini dikarenakan responden belum merasakan adanya keistimewaan dari sepeda model Fixie di bengkel DJ. Sedangkan 12% responden menjawab sangat setuju dan setuju, hal ini dikarenakan responden sudah merasakan adanya keistimewaan dari sepeda model Fixie di bengkel DJ. Hal ini juga sesuai dengan teori Philip Kotler 78 Bab IV Analisis dan Pembahasan yang menyatakan bahwa dalam melaksanakan keputusan pembelian dengan memilih produk. Tabel 4.16 Tanggapan Responden Memilih Bengkel DJ Sepeda Untuk Membeli / Melayani Sepedanya Jawaban Reponden Skor Jumlah Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah 1 2 3 4 5 7 16 17 53 7 100 Persentase (%) 7% 16% 17% 53% 7% 100% Pembobotan 7 32 51 212 35 337 Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari) Dari tabel 4.16 di atas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa 40% responden yang menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, hal ini dikarenakan responden belum merasakan keberadaan bengkel DJ. Namun 60% responden menjawab sangat setuju dan setuju hal ini dikarenakan responden sduah merasakan keberadaan bengkel DJ. Hal ini juga sesuai dengan teori Philip Kotler yang menyatakan bahwa dalam melaksanakan keputusan pembelian dengan memilih penyalur. 79 Bab IV Analisis dan Pembahasan Tabel 4.17 Tanggapan Responden Sering Mengunjungi Bengkel DJ Sepeda Untuk Membeli / Melayani Sepedanya Jawaban Reponden Skor Jumlah Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah 1 2 3 4 5 15 39 36 6 4 100 Persentase (%) 15% 39% 36% 6% 4% 100% Pembobotan 15 78 108 24 20 245 Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari) Dari tabel 4.17 di atas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa 43% menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini dikarenakan konsumen belum merasakan butuh pelayanan sepeda setiap waktunya. Sedangkan 82% responden menjawab sangat setuju dan setuju , hal ini dikarenakan konsumen sudah merasakan butuh pelayanan sepeda setiap waktunya di bengkel DJ. Hal ini sesuai dengan teori Philip Kotler yang menyatakan bahwa dalam melaksanakan keputusan pembelian dengan memilih waktu pembelian. Tabel 4.18 Tanggapan Responden Memilih Sparepart Sepeda Model Fixie di Bengkel DJ Sepeda Jawaban Reponden Skor Jumlah Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah 1 2 3 4 5 26 28 30 12 4 100 Persentase (%) 26% 28% 30% 12% 4% 100% Pembobotan 26 56 90 48 20 240 Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari) 80 Bab IV Analisis dan Pembahasan Dari tabel 4.18 di atas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa 66% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju, hal ini dikarenakan responden belum merasakan banyaknya jumlah pembelian pada sparepart sepeda model Fixie di bengkel DJ. Sedangkan 34% responden menjawab sangat setuju dan setuju hal ini dikarenakan responden sudah merasakan banyaknya jumlah pembelian pada sparepart sepeda model Fixie di bengkel DJ.. Hal ini juga sesuai dengan teori Philip Kotler yang menyatakan bahwa dalam melaksanakan keputusan pembelian dengan memilih jumlah pembelian. Tabel 4.19 Tanggapan Responden Membayar Tunai Sepeda di Bengkel DJ Sepeda Jawaban Reponden Skor Jumlah Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah 1 2 3 4 5 23 28 33 11 5 100 Persentase (%) 23% 28% 33% 11% 5% 100% Pembobotan 23 56 99 44 25 203 Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari) Dari tabel 4.19 di atas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa 72% responden menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, hal ini dikarenakan responden belum merasa setuju terhadap metode pembayaran yang ditetapkan bengkel DJ. Namun teredapat 28% responden menjawab sangat setuju dan setuju, hal ini dikarenakan responden sudah merasa setuju terhadap metode pembayaran yang ditetapkan bengkel DJ. Hal ini juga sesuai dengan teori Philip 81 Bab IV Analisis dan Pembahasan Kotler yang menyatakan bahwa dalam melaksanakan keputusan pembelian dengan memilih metode pembayaran. Tabel 4.20 Total Pembobotan Keputusan Pembelian Konsumen No 1 2 3 4 5 Pernyataan Item Pembobotan Anda memilih produk sepeda 211 model Fixie di Bengkel DJ Sepeda Anda memilih Bengkel DJ Sepeda sebagai tempat untuk melayani sepeda 337 model Fixie Persentase (%) Kategori 42,2% Kurang Baik 67,4% Cukup Anda sering mengunjungi 245 49% Cukup bengkel DJ Sepeda Bandung Anda membeli berbagai sparepart Kurang sepeda model Fixie 240 48% Baik di bengkel DJ Sepeda Anda membayar cash sepeda model Kurang X5 203 42% Fixie di bengkel DJ Baik Sepeda Total 1033 248,6 Rata-rata 206,7 49,72% Cukup Berdasarkan tabel 4.20 diatas menunjukan bahwa rata-rata item pada variable keputusan pembelian konsumen berada pada kategori “cukup” yang ditunjukan pada rata-rata bobot sebesar 290,4 dari total bobotnya sebesar 1.452. untuk mencari bagaimana tanggapan responden terhadap variabel keputusan pembelian konsumen, maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut : 82 Bab IV Analisis dan Pembahasan % skor tanggapan responden = 1.033 x 100% ( 5x5x100) % skor tanggapan responden = 1.033 x 100% 2500 % skor tanggapan responden = 41,32% Nilai tanggapan responden sebesar 41,32% bila merujuk pada perhitungan kategori masuk kedalam kategori tidak baik ( interval 36,0% - 52,0% ) Sangat Tidak Baik 20,0% Tidak Baik 36,0% Cukup Baik 52,0% Baik 68,0% Sangat Baik 84,0% 100% 41,32% Berdasarkan garis kontinum diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tanggapan responden tentang Variabel Keputusan Pembelian Konsumen sepeda model Fixie di bengkel DJ menghasilkan total skor dari keseluruhan indikator keputusan pembelian konsumen sebesar 1.033 yang berada dalam kategori ”tidak baik” karena berada dalam intterval 36,0% -52,0%. Dilihat dari kelima pernyataan variabel keputusan pebelian konsumen tersebut masih ada hal yang harus diperhatikan untuk diperbaiki, yaitu aspek-aspek yang mendapat tanggapan kurang baik konsumen seperti pilihan sepeda model Fixie, pilihan waktu pembelian di bengkel DJ, pilihan sparepart sepeda model Fixie dan cara pembayaran yang diterapkan pada bengkel DJ. 83 Bab IV Analisis dan Pembahasan 4.4 Besar Pengaruh Word Of Mouth Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Bengkel DJ Bike Bandung Untuk mencari pengaruh worrd of mouth terhadap keputusan pembelian konsumen digunakan rumus regresi sederhana ( Simple Regresion ), dimana fungsi tersebut untuk mencari hubungan sebab akibat sedangkan asumsinya sekurang-kurangnya data interval. Mengingat hasil operasionalisasi variabel dimana skala data independen variabel (worrd of mouth) maupun dependen variabel (keputusan pembelian konsumen) adalah ordinal, maka guna memenuhi asumsi tersebut maka dilakukan transformasi data dengan menggunakan MSI. Tabel 4.21 MSI (Method of Success Interval) pada Responden Variabel Worrd Of Mouth Succesive Interval X1 X2 X3 X4 X5 X6 3.065 2.538 1.000 3.065 1.000 2.614 2.045 1.000 2.045 3.245 3.290 3.290 1.000 2.353 3.290 3.334 3.334 1.000 2.337 3.334 3.248 3.248 1.818 3.248 3.248 2.853 2.853 1.000 2.853 2.853 Sumber : Data olahan 2015 Melalui cara yang sama dapat dilakukan tranformasi untuk keseluruhan item, pertanyaan dilakukan proses tranformasi. Output proses tranformasi selengkapnya untuk keseluruhan item dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil perhitungan, didapat koefisien korelasi antara variabel word of mouth dengan keputusan pembelian konsumen r = 0,837, ini berarti terdapat hubungan yang kuat antara word of mouth dengan keputusan pembelian 84 Bab IV Analisis dan Pembahasan konsumen. Arahnya positif ini berarti apabila word of mouth meningkat maka keputusan pembelian konsumen juga semakin meningkat. Koefisien Determinasi Besarnya sumbangan atau peranan variabel word of mouth terhadap variabel keputusan pembelian konsumen dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi (KD). Koefisien determinasinya (R Square) menunjukkan nilai sebesar 0,7 atau sebesar 7,01% diperoleh dari hasil (r2 x 100%=0,8372 X 100%= 70,1%), artinya variabel keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh variabel word of mouth sebesar 70,11% dan sisanya 29,9% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dari tabel tersebut juga diperoleh persamaan regresi adalah: Keputusan pembelian = 2,029 + 0,591*word of mouth (y = a + b x) 1. Konstanta sebesar 2.029 artinya jika untuk variabel word of mouth bernilai nol, nilai keputusan pembelian adalah sebesar 2.029 satuan. 2. Varibel word of mouth (X) memiliki nilai positif sebesar 0,591. Misal jika word of mouth meningkat sebanyak 1 maka keputusan pembelian naik menjadi 1 x 0,591 = 0,591, jika word of mouth menurun sebanyak 2 maka keputusan pembelian akan turun menjadi 2 x 0,591 = 1,182. Maka 1 akan berpengaruh terhadap meningkatnya nilai keputusan pembelian sebesar 2,029 + 0,591(1) = 2,620 Artinya jika word of mouth tinggi maka keputusan pembelian akan menjadi meningkat, apabila word of mouth 85 Bab IV Analisis dan Pembahasan sangat rendah maka keputusan pembelian akan menjadi semakin menurun. 4.4.1 Pengujian Hipotesis a. Uji Statistika F Pengujian atas hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji simultan dengan F-test. F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersamasama variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang digunakan adalah : - Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan H1 diterima - Jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima dan H1 ditolak Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji f hitung, diketahui bahwa nilai uji f hitung variabel word of mouth sebesar 84.982. Karena F hitung 84.982 > dari 3,09 (berdasarkan F-tabel) yang artinya signifikan ( df2 = 100-2 = 98) maka dapat dinyatakan bahwa word of mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 86 Bab IV Analisis dan Pembahasan Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho Daerah Penerimaan H0 - F tabel= -3,09 0 F tabel = 3,09 F hitung =84,982 Gambar 4.4 Kurva Uji-F Dua Pihak Variabel word of mouth Terhadap Variabel keputusan pembelian konsumen b. Uji Statistika t Analisis ini untuk menguji hipotesis bahwa variabel Keputusan pembelian konsumen memiliki pengaruh nyata terhadap word of mouth marketing. Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang digunakan adalah: - Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Word Of Mouth Marketing terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. - Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Word Of Mouth Marketing terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t hitung, diketahui bahwa nilai uji t hitung variabel word of mouth sebesar 15.158, karena uji t hitung > t tabel atau 15.158 > 1,98 maka terdapat pengaruh antara variabel word of mouth terhadap keputusan pembelian konsumen. 87 Bab IV Analisis dan Pembahasan Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho Daerah Penerimaan H0 - t tabel= -1,98 0 t tabel = 1,98 t hitung =15,1580 Gambar 4.5 Kurva Uji-t Dua Pihak Variabel word of mouth Terhadap Variabel keputusan pembelian konsumen Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t hitung, diketahui bahwa nilai uji t hitung variabel variabel word of mouth sebesar 15,158 karena uji t hitung > t tabel atau 15,158 > 1,98 maka terdapat pengaruh antara variabel word of mouth terhadap keputusan pembelian konsumen, yang artinya melakukan word of mouth marketing perlu dilakukan dalam suatu bisnis, jadi jika perusahaan melakukan suatu word of mouth marketing secara terus menerus maka akan meningkatkan keputusan pembelian produk pada bengkel DJ Sepeda. Sesuai dengan pendapat pakar yang menyatakan bahawa “Word of Mouth Marketing memberikan pengaruh yang nyata, dengan rekomendasi dari konsumen lain terutama dari tetangga, teman, anggota keluarga, atau sesama anggota perkumpulan memberikan efek kepercayaan yang mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk” - Kotler dan Amstrong (2008:380). 88 Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Upaya bengkel DJ Sepeda dalam pelaksanaan word of mouth marketing ada 6 media yaitu Agent tenaga kerja / Karyawan, Facebook, Twitter, Instagram, Opinion leader dan Blog tergolong cukup baik, dilihat dari variasi media WOM yang digunakan oleh bengkel DJ Sepeda. 2. Tanggapan konsumen tentang upaya bengkel DJ Sepeda dalam melaksanakan word of mouth marketing termasuk dalam kategori cukup baik, hal ini terjadi karena efektifnya media Word of Mouth Marketing yang digunakan oleh bengkel DJ Sepeda. 3. Keputusan pembelian konsumen di bengkel DJ Sepeda termasuk dalam kategori tidak baik. Hal ini dapat dilihat dari: a) Kurang up to date-nya sepeda model Fixie menurut responden mayoritas kawula muda. b) Harga sparepart sepeda model Fixie dianggap lebih mahal dan kurang lengkap dari pesaingnya. 89 Bab V Kesimpulan dan Saran c) Mayoritas responden merasakan bahwa metode pembayaran produk bengkel DJ Sepeda kurang mengakamodir kemampuan daya beli target pasar. 4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara word of mouth marketing terhadap keputusan pembelian konsumen di Bengkel DJ Sepeda Bandung dengan tingkat pengaruh yang cukup erat. Dari pembahasan Bab IV diatas, terdapat sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh bengkel DJ Sepeda yang berkaitan dengan word of mouth marketing dan keputusan pembelian, yaitu: a) Sebagian konsumen dari bengkel DJ Sepeda menganggap bahwa informasi yang diberikan di media sosial khususnya di Facebook jarang diperbarui dan informasi yang diberikan kurang lengkap, sehingga menyulitkan konsumen baru untuk mengetahui spesifikasi produk yang ditawarkan oleh bengkel DJ Sepeda. b) Kurang up to date-nya sepeda model Fixie menurut responden mayoritas kawula muda. c) Harga sparepart sepeda model Fixie dianggap lebih mahal dari pesaingnya. d) Mayoritas responden merasakan bahwa metode pembayaran produk bengkel DJ Sepeda kurang mengakamodir kemampuan daya beli target pasar. 90 Bab V Kesimpulan dan Saran 5.2 a) Saran Guna menanggulangi permasalahan “Konsumen dari bengkel DJ Sepeda menganggap bahwa informasi yang diberikan di media sosial khususnya di Facebook jarang diperbarui dan informasi yang diberikan kurang lengkap” , sebaiknya bengkel DJ Sepeda secara rutin memperbarui informasi di media sosial khususnya Facebook, dan menambahkan audio serta video mengenai produk atau pelayanan jasa sehingga dapat mendorong ketertarikan konsumen. b) Guna menanggulangi masalah “Kurang up to date-nya sepeda model Fixie menurut responden mayoritas kawula muda.” sebaiknya perusahaan harus fokus memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah produk serta memberikan alternatif pilihan produk yang mereka pertimbangkan, sehingga target market terdorong untuk melakukan keputusan pembelian. c) Guna menanggulangi masalah “Harga sparepart sepeda model Fixiedianggap lebih mahal dan kurang lengkap dari pesaingnya” sebaiknya perusahaan harus menurunkan harga sparepart untuk menjangkau pelanggan yang peka terhadap harga dan perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli. d) Guna menanggulangi masalah “Mayoritas responden merasakan bahwa metode pembayaran produk bengkel DJ Sepeda kurang mengakamodir kemampuan daya beli target pasar.” sebaiknya bengkel DJ Sepeda 91 Bab V Kesimpulan dan Saran memberikan fasilitas kredit untuk pembayaran dan perusahan juga harus menggunakan teknologi dalam melakukan trasnsaksi pembayaran agar bisa menjangkau pelanggan yang berlokasi jauh. 92 DAFTAR PUSTAKA Buchori Alma. (2008).Manajemen Jasa,Bandung:Alfabeta Pemasaran dan Pemasaran Sugiyono.2008.Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta Suharsimi Arikunto. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta:Bina Aksara Kotler and Kevin lane keller.2012.principles of Marketing Management.united states:person Education Sernovitz, Andy. (2009). Word of mouth Marketing. New York:Kaplan Inc Sciffman,Leon.G.and Kanuk.2004.Perilaku konsumen.terjemahan Kasip.Edisi Ketujuh.Jakarta:PT.Indeks Kelompok Gramedia Zulkifi Rosen, Emanuel., (2002). The Anatomy of Buzz: How Creating Word of mouth Marketing. New York; Currency Sernoviz.Andy.(2012)”The York:Kaplan Inc Three Reason People Talk About You”New Zeithnal,Valarie A. And Mary J. Bitner.2001.Service Marketing: Integrating Customer Focus Across The Firm.New York:Mc Graw-Hill Kotler, Philip & Gary Amstrong. (2011) Principles of Marketing. 10th Edition / International Edition. New Jersey:Pretince Hall Kotler, Philip & Keller.(2012). Marketing Management. 14th Edition. New Jersey: Pretince Hall Griffin, Ricky W., and Ebert, Ronald J. (2006). Business, 8th Edition. New Jersey: Prentice Hall Safia Khalid,Mirza Ashfaq Ahmed,Zahoor Ahmad.(2013). Word-of-Mouth Communications: A Powerful contributor to Consumers Decision-making in Healthcare Market. International Journal of Business and Management Invention ISSN (Online). Kawee Boonlertvanich. (2009). Journal Consumer Buying and Decision Making Behaviour of a Digital Camera in Thailand. RU. Int vol. 3(1) Doney and Cannon.( 1997). International Journal of Business and Management Invention ISSN. File, Cermark, and Prince Irma Laksmisari, manajemen pemasaran tahun 2003 dari Universitas Indonesia, dalam judul penelitian Thesis “Hubungan antara Word Of Mouth Communication dengan iklan terhadap keputusan membeli konsumen. Kasus : Produk Pelangsing Tubuh”Jakarta: (Online). http://www.research.marketing.co.id http://www.Bisnis-jabar.com www.industri.kontan.co.id LAMPIRAN SPSS Regression Model Summary Model R Adjusted R Square R Square a 1 .837 .701 a. Predictors: (Constant), WordOfMouth Std. Error of the Estimate .698 2,340 ANOVAb Sum of Squares Model 1 Regression df Mean Square 1258.319 1 1258.319 536.681 98 5.476 Residual Total 1795.000 a. Predictors: (Constant), WordOfMouth F 84.982 Sig. .000a 99 b. Dependent Variable: KeputusanPembelian Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B 1 2.029 .830 .591 .039 (Constant) WordOfMouth Std. Error a. Dependent Variable: KeputusanPembelian Beta t .837 Sig. 2.445 .000 15.158 .000 Correlations Correlations WordOfMouth KeputusanPembelian WordOfMouth Pearson Correlation 1 .837** Sig. (1-tailed) .000 N 100 KeputusanPembelian Pearson Correlation .837** Sig. (2-tailed) .000 N 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). 100 1 100 PEDOMAN KUESIONER PENGARUH WORD OF MOUTH MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Pada Sepeda Fixie di Bengkel DJ Sepeda Bandung) Bandung, Desember 2014 Responden yang terhormat, Saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan Bapak / Ibu / Sdr / i yang meluangkan waktu untuk mengisi pedoman kuesioner ini. Tujuan dari pengisian pedoman kuesioner ini adalah untuk memperoleh data sampel yang dilakukan untuk penelitian mengenai “Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian pada Sepeda Fixie di Bengkel DJ Sepeda Bandung”. Penelitian tersebut dilaksankan sebagai salah satu syarat untuk mengajukan skripsi S-1 Sebagai syarat menyusun skripsi pada program studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung. Atas perhatian dan partisipasinya saya mengucapkan terima kasih. Hormat saya, Nadhia Ainun PEDOMAN KUESIONER A. Identitas Responden Untuk pertanyaan ini silahkan saudara memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada huruf yang anda pilih. 1. Jenis kelamin responden saat ini a. Pria b. Wanita 2. Usia responden saat ini a. < 20 tahun c. 31 – 40 tahun b. 21-30 tahun d. > 40 tahun 3. Pekerjaan responden saat ini a. Pelajar / Mahasiswa c. Pegawai negeri b. Pegawai swasta d. lainnya 4. Pendapatan responden perbulan a. < Rp. 2.000.000 b. Rp.2.000.000 – Rp. 3.000.000 c. Rp.3.000.000Rp4.000.000 d. d. > Rp.4.000.000 5. Seberapa sering responden mengunjungi bengkel DJ Sepeda dalam sebulan a. 1 kali c. 3 kali b. 2 kali d. lebih dari 3 kali Berikan tanda () pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda Keterangan: SS = Sangat Setuju S = Setuju C = Cukup TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju I. Word of Mouth Marketing No Pertanyaan 1 SS Bengkel DJ Sepeda menggunakan agent tenaga kerja / karyawan untuk mengkomunikasikan sepeda Fixie 2. Bengkel DJ Sepeda menggunakan Facebook (DJ Bike’s) untuk mengkomunikasikan sepeda Fixie 3. Bengkel DJ Sepeda menggunakan Twitter (@djbikesbdg) untuk mengkomunikasikan sepeda Fixie 4. Bengkel DJ Sepeda menggunakan Instagram (djbikesbdg) untuk mengkomunikasikan sepeda Fixie. 5 Bengkel DJ Sepeda menggunakan opinion S C TS STS leader yang berasal dari komunitas pecinta sepeda / bikers guna mengkomunikasikan sepeda Fixie 6 Bengkel DJ Sepeda menggunakan Blogs (www.djbikesbdg.blogspot.com) untuk mengkomunikasikan sepeda Fixie. 2. Keputusan Pembelian No Pertanyaan 1 Saya memilih sepeda model Fixie di Bengkel DJ Sepeda karena bentuknya yang minimalis 2 Saya memilih bengkel DJ Sepeda pada saat menentukan bengkel yang akan dikunjungi 3 Saya sering mengunjungi bengkel DJ Sepeda di Bandung 4 Saya membeli berbagai sparepart sepeda model Fixie di bengkel DJ Sepeda 5 Saya membeli sepeda model Fixie di bengkel DJ Sepeda secara cash / tunai SS S C TS STS Lampiran Validitas dan Relibilitas 1) Word Of Mouth Marketing Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items Cronbach's Alpha .933 N of Items .934 6 Item Statistics Mean Pertanyaan1 Pertanyaan2 Pertanyaan3 Pertanyaan4 Pertanyaan5 Pertanyaan6 Std. Deviation 2.86 2.32 3.15 3.15 3.15 2.46 N .947 .947 .938 .929 .942 .924 100 100 100 100 100 100 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Pertanyaan1 Pertanyaan2 Pertanyaan3 Pertanyaan4 Pertanyaan5 Pertanyaan6 Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted Total Correlation Correlation 14.24 14.78 13.95 13.95 13.95 14.64 17.184 17.246 16.346 16.394 16.506 16.598 .722 .713 .860 .863 .831 .836 Cronbach's Alpha if Item Deleted .547 .528 .830 .840 .744 .766 .931 .932 .914 .913 .918 .917 Scale Statistics Mean Variance 17.10 23.749 Std. Deviation 4.873 N of Items 6 2) Keputusan Pembelian Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items Cronbach's Alpha .904 N of Items .904 5 Item Statistics Mean Pertanyaan1 Pertanyaan2 Pertanyaan3 Pertanyaan4 Pertanyaan5 Std. Deviation 2.22 2.92 3.15 2.55 2.59 N .946 .929 .920 .945 .955 100 100 100 100 100 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Pertanyaan1 Pertanyaan2 Pertanyaan3 Pertanyaan4 Pertanyaan5 Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation 11.22 10.52 10.29 10.89 10.85 9.966 10.922 11.281 9.982 10.117 Squared Multiple Correlation .853 .679 .619 .850 .811 .789 .570 .460 .897 .859 Cronbach's Alpha if Item Deleted .863 .900 .912 .864 .872 Scale Statistics Mean 13.44 Variance 15.953 Std. Deviation 3.994 N of Items 5 Lampiran MSI 1) Word Of Mouth Succesive Interval X1 X2 X3 X4 X5 X6 3.065 2.538 1.000 3.065 1.000 4.061 2.538 1.000 1.971 3.065 2.614 2.045 1.000 2.045 3.245 3.245 4.383 1.000 2.045 2.614 3.290 3.290 1.000 2.353 3.290 4.554 3.290 2.353 1.000 3.290 3.334 3.334 1.000 2.337 3.334 4.675 3.334 2.337 1.000 3.334 3.248 3.248 1.818 3.248 3.248 4.450 3.248 1.000 2.407 3.248 2.853 2.853 1.000 2.853 2.853 4.213 2.853 1.000 1.000 2.853 4.061 2.538 4.061 1.971 4.061 3.065 4.061 3.065 4.061 2.538 4.061 2.538 4.061 1.971 1.971 1.000 2.538 4.061 4.061 3.065 3.065 4.061 1.000 1.971 1.971 4.061 3.065 1.971 3.065 3.065 2.538 3.245 2.045 3.245 2.045 2.045 2.045 3.245 2.614 4.383 2.045 3.245 2.045 3.245 2.045 2.045 1.000 1.000 3.245 4.383 2.045 2.045 3.245 1.000 2.045 1.000 3.245 2.614 1.000 3.245 3.245 2.045 3.290 2.353 3.290 2.353 3.290 3.290 2.353 3.290 4.554 1.000 3.290 3.290 4.554 3.290 3.290 1.761 1.761 3.290 4.554 3.290 3.290 4.554 2.353 2.353 1.000 4.554 3.290 3.290 4.554 3.290 2.353 4.675 2.337 3.334 2.337 3.334 3.334 2.337 3.334 4.675 1.000 4.675 3.334 4.675 3.334 3.334 1.761 1.761 3.334 3.334 3.334 3.334 4.675 2.337 2.337 1.000 4.675 3.334 3.334 4.675 3.334 2.337 4.450 3.248 3.248 1.818 3.248 2.407 3.248 3.248 2.407 2.407 4.450 3.248 4.450 3.248 3.248 1.000 2.407 3.248 4.450 3.248 3.248 4.450 1.818 1.818 2.407 4.450 3.248 3.248 4.450 2.407 3.248 2.853 1.778 2.853 1.000 2.853 1.778 2.072 2.853 2.072 1.000 2.853 2.853 2.853 2.853 2.853 1.000 1.000 2.853 2.853 2.853 2.853 2.853 1.000 1.778 1.000 4.213 2.853 2.853 2.853 2.072 1.778 3.065 3.065 3.065 1.971 3.065 3.065 2.538 4.061 3.065 3.065 1.971 3.065 3.065 4.061 1.971 3.065 4.061 1.971 4.061 2.538 1.971 4.061 2.538 3.065 4.061 1.971 3.065 4.061 1.971 3.065 4.061 4.061 1.000 1.971 1.971 1.000 4.061 1.971 4.061 1.971 2.538 4.061 1.971 1.000 3.065 4.061 1.971 4.383 2.045 3.245 2.045 2.614 3.245 1.000 2.045 2.614 2.045 2.045 3.245 2.614 3.245 1.000 1.000 3.245 2.045 3.245 2.614 2.045 3.245 1.000 1.000 3.245 2.045 2.045 3.245 2.614 1.000 4.383 2.045 1.000 1.000 2.045 1.000 2.614 2.045 3.245 1.000 1.000 3.245 2.045 2.045 2.614 1.000 1.000 4.554 3.290 4.554 1.761 3.290 3.290 2.353 4.554 3.290 3.290 2.353 4.554 3.290 4.554 2.353 3.290 4.554 1.761 4.554 3.290 3.290 4.554 1.761 3.290 4.554 3.290 3.290 4.554 3.290 3.290 3.290 3.290 2.353 1.761 3.290 2.353 3.290 3.290 3.290 2.353 3.290 3.290 3.290 3.290 3.290 3.290 1.761 4.675 3.334 3.334 1.761 3.334 4.675 2.337 3.334 3.334 3.334 2.337 4.675 3.334 3.334 2.337 3.334 3.334 1.761 4.675 3.334 3.334 3.334 1.761 3.334 3.334 3.334 3.334 4.675 3.334 3.334 3.334 3.334 2.337 1.761 3.334 2.337 3.334 3.334 3.334 2.337 3.334 3.334 3.334 3.334 3.334 3.334 1.761 4.450 3.248 4.450 1.818 3.248 4.450 2.407 4.450 3.248 3.248 2.407 4.450 3.248 4.450 2.407 3.248 2.407 1.818 4.450 3.248 3.248 2.407 1.000 3.248 4.450 3.248 3.248 4.450 3.248 3.248 4.450 4.450 1.818 1.818 3.248 1.818 3.248 3.248 4.450 2.407 3.248 4.450 3.248 3.248 3.248 4.450 2.407 4.213 2.853 2.853 1.000 2.853 2.853 1.000 2.853 2.853 2.853 1.778 4.213 2.853 4.213 1.000 2.853 2.072 1.000 4.213 2.853 1.778 2.072 1.000 2.853 2.853 1.778 2.853 4.213 1.778 2.853 2.853 2.853 1.000 1.778 2.853 1.000 2.853 1.778 2.853 1.778 2.853 4.213 2.853 2.853 2.853 2.853 1.000 2.538 3.065 1.971 4.061 3.065 1.971 2.538 4.061 3.065 3.065 1.971 4.061 1.000 3.245 2.045 3.245 2.045 2.045 1.000 3.245 2.045 3.245 1.000 3.245 2.353 3.290 3.290 4.554 3.290 2.353 1.761 4.554 3.290 2.353 1.761 4.554 2.337 3.334 3.334 4.675 3.334 2.337 1.761 4.675 3.334 3.334 1.761 4.675 1.818 3.248 3.248 4.450 3.248 2.407 1.818 2.407 3.248 3.248 1.000 4.450 1.778 2.853 2.853 4.213 2.853 1.778 1.778 2.072 2.853 2.853 1.000 4.213 2) Keputusan Pembelian Succesive Interval X1 X2 X3 X4 X5 2.846 2.017 1.000 2.017 2.846 3.648 4.379 1.000 1.000 2.846 2.846 2.017 2.846 1.000 2.017 2.017 2.846 2.846 4.379 1.000 2.846 1.000 2.846 2.017 2.017 1.000 1.000 2.846 4.379 2.017 2.017 3.648 1.000 2.017 1.000 3.648 2.846 1.000 2.846 2.846 2.017 3.394 1.859 1.000 2.432 3.394 3.394 4.836 2.432 1.000 3.394 3.394 3.394 3.394 1.859 3.394 3.394 3.394 3.394 4.836 2.432 3.394 3.394 3.394 3.394 3.394 1.859 1.859 3.394 3.394 3.394 3.394 4.836 2.432 1.859 1.000 4.836 3.394 2.432 3.394 3.394 3.394 3.733 3.733 1.000 2.633 3.733 5.309 3.733 2.633 1.000 3.733 3.733 2.633 3.733 2.633 3.733 3.733 2.633 3.733 5.309 1.000 3.733 3.733 3.733 3.733 3.733 1.896 1.896 3.733 3.733 3.733 3.733 3.733 2.633 2.633 1.000 5.309 3.733 3.733 3.733 3.733 2.633 3.169 2.134 1.000 2.134 3.169 4.002 4.617 1.000 1.000 3.169 3.169 2.134 3.169 2.134 2.134 2.134 3.169 3.169 4.617 1.000 3.169 1.000 3.169 2.134 2.134 2.134 2.134 3.169 4.617 2.134 2.134 3.169 1.000 2.134 1.000 4.002 3.169 1.000 3.169 3.169 2.134 3.061 2.114 1.000 3.061 3.864 3.864 4.653 1.000 1.000 3.061 3.864 3.061 3.061 2.114 3.864 2.114 3.061 3.061 4.653 1.000 3.864 1.000 3.061 2.114 2.114 2.114 2.114 3.061 4.653 2.114 2.114 3.864 1.000 2.114 2.114 3.864 3.061 1.000 3.061 3.061 2.114 4.379 2.017 2.846 2.017 2.846 2.846 1.000 2.017 2.846 2.017 2.017 3.648 2.846 3.648 1.000 1.000 2.846 2.017 3.648 2.846 2.017 2.846 1.000 1.000 2.846 2.017 2.017 3.648 2.846 1.000 2.017 2.017 1.000 1.000 2.017 1.000 2.017 2.017 2.846 1.000 1.000 2.846 2.017 2.017 2.846 1.000 1.000 3.394 3.394 3.394 2.432 3.394 3.394 1.000 3.394 3.394 3.394 2.432 4.836 3.394 4.836 1.000 1.859 3.394 1.859 4.836 3.394 3.394 3.394 2.432 3.394 3.394 3.394 3.394 1.000 2.432 3.394 1.859 1.859 2.432 1.859 2.432 1.859 1.859 3.394 3.394 2.432 3.394 2.432 3.394 3.394 3.394 2.432 1.000 3.733 3.733 3.733 1.896 3.733 3.733 2.633 3.733 3.733 3.733 2.633 5.309 3.733 3.733 2.633 3.733 3.733 1.896 2.633 3.733 3.733 3.733 1.896 3.733 2.633 2.633 3.733 2.633 3.733 3.733 3.733 3.733 2.633 1.896 1.896 1.896 3.733 3.733 3.733 2.633 3.733 2.633 2.633 1.896 3.733 3.733 1.896 4.617 2.134 3.169 2.134 3.169 3.169 1.000 2.134 3.169 2.134 2.134 4.002 3.169 4.002 1.000 1.000 3.169 2.134 3.169 3.169 2.134 3.169 2.134 1.000 3.169 2.134 2.134 3.169 2.134 1.000 4.617 4.002 1.000 2.134 2.134 2.134 3.169 2.134 3.169 1.000 3.169 3.169 2.134 2.134 3.169 2.134 2.134 4.653 2.114 3.061 2.114 3.061 3.061 1.000 2.114 3.061 2.114 2.114 3.864 3.061 3.864 1.000 2.114 3.061 2.114 3.061 3.061 2.114 3.061 2.114 1.000 3.061 2.114 2.114 3.061 2.114 1.000 4.653 3.864 1.000 2.114 2.114 2.114 2.114 2.114 3.061 1.000 3.864 3.061 2.114 2.114 3.061 1.000 2.114 1.000 2.846 2.846 2.846 2.017 2.017 1.000 3.648 2.017 2.846 1.000 2.846 1.859 3.394 3.394 2.432 1.859 2.432 2.432 3.394 1.859 3.394 1.859 3.394 2.633 2.633 2.633 2.633 3.733 1.896 1.896 2.633 1.896 3.733 1.896 2.633 2.134 3.169 3.169 3.169 2.134 2.134 2.134 3.169 2.134 3.169 2.134 3.169 3.061 3.061 3.061 3.061 2.114 2.114 2.114 3.061 2.114 3.061 2.114 3.061