peringatan - Perpustakaan UNISBA

advertisement
PERINGATAN !!!
Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan
referensi
2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila
Anda mengutip dari Dokumen ini
3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan
pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan
karya ilmiah
4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah
Selamat membaca !!!
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
UPT PERPUSTAKAAN UNISBA
PENGARUH WORD OF MOUTH MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN
(STUDI PADA SEPEDA FIXIE DI BENGKEL DJ SEPEDA KOTA
BANDUNG)
Skripsi
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S - 1
Program Studi Manajemen
Diajukan oleh
Nadhia Ainun
10090311095
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2015
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Indah Permatasari menyatakan
bahwa skripsi dengan judul: PENGARUH WORD OF MOUTH MARKETING
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI KASUS SEPEDA FIXIE DI
BENGKEL DJ SEPEDA)
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 07 Februari
2015 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol
yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang
saya akui seolah-olah sebagai tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil
dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulisan aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan universitas batal saya terima.
Bandung, 27 Januari 2015
Yang membuat pernyataan
(Nadhia Ainun)
NPM: 1009031109
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
yang telah
telah
melimpahkan rahmat dan karunia
karunia-Nya
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul ““Pengaruh
Pengaruh Word Of Mouth Marketing Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada
Pada Sepeda
Sepeda Fixie
Fixie Di
Di Bengkel
Bengkel Dj
Dj
Sepeda Bandung)”. Tak lupa shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah
kepada tauladan terbaik Nabi besar Muhammad S.A.W,
S.A.W, pemberi
pemberi rahmat
rahmat serta
serta
penerang seluruh alam semes
semesta.
ta.
Penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam
dalam mencapai
mencapai gelar
gelar
masih jauh
jauh dari
dari kesmpurnaan.
kesmpurnaan. Dalam
Dalam
Sarjana Ekonomi. Skripsi ini tentunya masih
memperluas wawasan,
wawasan, khusunya
khusunya di
di
penulisan skripsi ini, penulis berharap dapat memperluas
bidang manajemen pemasaran.
Selama
Sel
ama penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai
berbagai pihak
pihak baik
baik
berupa saran, bimbingan, serta dorongan semangat dari
ini penulis
penulis dengan
dengan
langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dalam kesempatan ini
segenap hati ingin mengucapkan terima kasih
kas ih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini khususnya kepada:
1.
Allah SWT yang telah memberikan pertolongan dan karunia
karunia--Nya
Nya yang tak
penulisan skripsi
skripsi ini,
ini,
tehingga selama ini sehingga terselesaikannya penulisan
dengan selalu memberikan kesabaran
kesabaran dan tekad yang kuat untuk bisa
menyelesaikan semuanya tepat waktu.
i
2.
Orangtuaku tercinta, Ibunda Fivin Heviani Noor dan Ayahanda Ismanto
yang tidak pernah lelah memberikan doa, semangat, kasih sayang dan
cintanya selama ini tanpa henti selama masa perkuliahan dan penulisan
skripsi ini.
3.
Kakakku terhebat, Andika Mauladitya S.ds yang selalu mendoakan serta
memberikan ide dan masukan yang positif hingga terselesaikannya
penulisan skripsi ini.
4.
Keluarga besar Ayah dan Ibu yaitu Eyang Muslim, Ua Deden, Ua Rani,
Bude Noor, Oom Anang dan lain-lain yang sudah mendoakan dan sangat
membantu selama proses perkuliahan dan penulisan skripsi ini.
5.
Bapak Prof. Dr. M. Thaufiq S. Boesoirie, M.S., dr, Sp –THT-KL (K)
selaku rektor Unisba dan Bapak Dr. Dikdik Tandika, S.E.,M.Sc., selaku
Dekan FEB Unisba.
6.
Ibu DR. Ratih Tresnati. S.E, MP, selaku dosen pembimbing satu yang
telah bersedia memberikan waktu untuk membimbing dan mengarahkan
penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.
Ibu Dede. R Oktini, S.E, M.Si, selaku dosen pembimbing dua dan wali
dosen selama perkuliahan yang telah memberikan dukungan dan arahan
selama perkuliahan dan proses penulisan.
8.
Seluruh jajaran dosen FEB UNISBA yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di UNISBA.
9.
Pemilik dari Bengkel DJ Sepeda yang telah banyak membantu sehingga
terkumpulnya kelengkapan data dalam proses penyelesaian skripsi ini.
ii
10.
Teman dekat, Dody Selistyo yang selalu memberikan semangat dukungan
selama perkuliahan dan sudah banyak membantu dalam proses penulisan
skripsi ini hingga selesai.
11.
Sahabat-sahabat tersayang yaitu Wiriyani Arfiyanti, Indah Permatasari,
Vera Situ Nur Zahra, Andini Retnowati yang selalu ada memberikan
dukungan dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
12.
Teman – teman seperjuangan selama penyusunan skripsi yaitu Indah,
Andri, kang Opik, kang Rio, teh Putri, teh Vivi dan lain-lain yang saling
membantu dan memberikan dukungan sehingga terselesaikannya skripsi
ini.
Akhir kata, semua kebenaran dan pengetahuan adalah milih Allah SWT,
sedangkan kesalahan adalah kelemahan kita sebagai makhluk-Nya. Semoga
penyusunan skripsi ini dapat membawa manfaat, khususnya bagi penulis sendiri
dan umumnya bagi para pembaca dan dunia pendidikan.
Bandung, Januari 2015
Penulis
Nadhia Ainun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..
i
DAFTAR ISI ………………………………………………………….........
iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….....
vii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………
x
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….
xi
INTISARI …………………………………………………………….........
xi
ABSTRACT ...…………………………………………………………….....
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ………………………………………………...
1
1.2
Perumusan Masalah .…………………………………………..
6
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian ………………………………...
6
1.4
Kegunaan Penelitian .………………………………………….
7
1.5
Kerangka Pemikiran …………………………………………..
7
1.6
Hipotesis …………………...………………………………….
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.2
Pemasaran ……………………………………………………..
16
2.1.1 Pengertian Pemasaran..…………………………..............
16
Bauran Pemasaran.......................................................................
17
2.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran............................................
17
iv
2.3
2.4
2.5
2.6
2.2.2 Unsur-Unsur Bauran Pemasaran........................................
19
Promosi ..………………………………………………………
20
2.3.1 Pengertian Promosi............................................................
20
2.3.2 Pengertian Bauran Promosi...............................................
21
Word Of Mouth Marketing ……………..……………………..
23
2.4.1 Pengertian Word Of Mouth Marketing...............................
23
2.4.2 Metode Word Of Mouth Marketing...................................
24
2.4.3 Motivasi Word Of Mouth Marketing.................................
25
2.4.4 Manfaat Word Of Mouth Marketing..................................
26
Perilaku Konsumen………………………………………….....
27
2.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen..........................................
27
2.5.2 Perilaku Pembelian Konsumen..........................................
28
Keputusan Pembelian Konsumen ……………………………..
29
2.6.1 Pengaruh Keputusan Pembelian Konsumen......................
29
2.6.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen...........................
31
2.6.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Konsumen........................................................
35
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian………………………………………………..
36
3.2
Metode Penelitian ……………………………………………..
38
v
3.3
3.4
Instrumen, Syarat Instrumen Yang Baik Untuk Pedoman
Kuesioner, Dan Bentuk Instrumen Untuk Pedoman Kuesioner
46
Metode Analisis Data ………………………………………….
51
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
Pelaksanaan Word of Mouth Marketing di bengkel DJ
Sepeda………………………………………….........................
4.2
Tanggapan Responden tentang Word of Mouth Marketing
Sepeda Fixie di Bengkel DJ Sepeda...........................................
4.3
62
Tanggapan Responden tentang Keputusan Pembelian Sepeda
Fixie di Bengkel DJ Sepeda........................................................
4.4
56
76
Besar Pengaruh Word of Mouth Marketing Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen di Bengkel DJ Sepeda...........
84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan ……………………………………………………
89
5.2
Saran …………………………………………………………..
91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Penjualan Bengkel DJ Sepeda ………………………….......
5
Tabel 1.2 Hasil Penelitian Terdahulu...........................................................
13
Tabel 3.1 Operasional Variabel...................................................................
43
Tabel 3.3 Kriteria Jawaban dan Skoring Penilaian Responden...................
51
Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelmain.....................
65
Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia....................................
65
Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan...........................
66
Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Pendapatan ……………...
66
Tabel 4.5 Gambaran Responden Berdasarkan Banyaknya Kunjungan ke
Bengkel DJ Sepeda Perbulan…………………………….................
Tabel 4.6 Rentang Klasifikasi Variabel ………………………………...........
67
69
Tabel 4.7 Informasi dari Agent Tenaga Kerja / Karyawan Bengkel DJ
Sepeda.......…...........……………………………………………..........
69
Tabel 4.8 Facebook yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda..........................
70
Tabel 4.9 Twitter yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda……………….........
71
Tabel 4.10 Instagram yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda..........................
71
Tabel 4.11 Opinion Leader yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda.................
72
Tabel 4.12 Blog yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda...................................
73
Tabel 4.13 Total Pembobotan Word of Mouth Marketing.............................
74
Tabel 4.14 Rentang Klasifikasi Variabel...………………………….................
78
Tabel 4.15 Memimilih Sepeda Model Fixie di Bengkel DJ Sepeda...............
78
Tabel 4.16 Memilih Bengkel DJ Sepeda untuk Melayani Sepedanya............
79
vii
Tabel 4.17 Sering Mengunjungi Bengkel DJ Sepeda untuk Melayani
Sepedanya....................................................................................
80
Tabel 4.18 Memmilih Sparepart Sepeda Model Fixie di Bengkel DJ
Sepeda............................................................................................
80
Tabel 4.19 Membayar Tunai Sepeda di engkel DJ Sepeda............................
81
Tabel 4.20 MSI pada Responden Variabel Word of Mouth Marketing..........
82
Tabel 4.21 Korelasi Antara Word Of Mouth Marketing dengan Keputusan
Pembelian Konsumen....................................................................
84
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Sepeda Fixie...…………………………………………………
3
Gambar 1.2 Grand Theory ……...........................…………………………
14
Gambar 1.4 Paradigma..................................................................................
15
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen.........................................................
28
Gambar 2.2 Tahapan Proses Keputusan Pembelian....................................
31
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bengkel DJ Sepeda ……………...............
37
Gambar4.1 Facebook Bengkel DJ Sepeda.....................................................
58
Gambar 4.2 Twitter Bengkel DJ Sepeda........................................................
59
Gambar 4.3 Instagram Bengkel DJ Sepeda...................................................
60
Gambar 4.4 Kurva Uji –F Dua Pihak Variabel.............................................
87
Gambar 4.5 Kurva Uji – t Dua Pihak Variabel.............................................
88
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran SPSS
Lampiran Pedoman Kuesioner
Lampiran Uji Validitas dan Realibilitas
Lampiran MSI
x
PENGARUH WORD OF MOUTH MARKETING TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
(Studi Kasus Pada Sepeda Fixie di Bengkel DJ Sepeda Badnung)
Nadhia Ainun
10090311095
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh word of mouth
marketing terhadap keputusan pembelian. Penelitian dilakukan pada bengkel DJ
Sepeda Bandung dengan metode studi kasus dengan menggunakan SPSS versi
16.00. Jenis penelitian yang dilaksanakan ini bersifat varifikatif dengan
menggunakan teknik pengumpulan data non probability sampling sehingga
mendapatkan hasil 100 sampel responden. Analisis data yang digunakan adalah
regresi sederhana yang bertujuan untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan word of mouth marketing yang dilakukan oleh
bengkel DJ Sepeda Bandung tergolong sangat kuat, Artinya word of mouth
marketing secara signifikan berpengaruh positif tehrhadap keputusan pembelian.
Kata kunci: Word of mouth marketing dan Keputusan Pembelian Konsumen
xi
WORD OF MOUTH MARKETING ON PURCHASING BUYING
DECISION
(Case Studies Fixie’s Bicycle on DJ Repair Shop Bicycle)
Nadhia Ainun
10090311095
ABSTRACT
The purpose of this study is to find out what the word of mouth marketing
for the purchase buying decision. Research is done on the DJ repair shop bicycle
Bandung with a case study using spss version 16.00. The research conducted
varifikatif is aimed to use sampling techniques of probability that the classes
getting results in 100 sample of respondents. The use of regression analysis is
simply aimed to test the hypothesis. The result showed that the word of mouth
marketing conducted by bandung DJ repair shop is a very strong " word of
mouth marketing significantly affect on purchasing buying decision.
Keywords: Word of mouth marketing and Purchasing buying decision.
xii
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sepeda adalah salah satu alat transportasi yang paling penting di dunia, karena
selain ramah lingkungan, sepeda juga menjadi tonggak munculnya kendaraankendaraan lainya. Tercatat bahwa sepeda lebih dulu diciptakan dari mobil. Bahkan
banyak yang berkata bahwa sepeda sudah dirancang oleh orang-orang zaman dulu
(termasuk oleh Leonardo da Vinci). Pada tahun 1860, Baron berhasil membuat
sebuah alat kendaraan berupa kursi yang dilengkapi dengan roda, bentuknya
sudah menyerupai sepeda, hanya saja tak mempunyai genjotan. Sepeda pertama
ini hanya berjalan dengan tenaga dorong. Karena pedalnya langsung tersambung
dengan Ass depan. Sepeda ini dikenal dengan nama Draisienne (berdasarkan
nama penemunya). Sepeda inilah yang kemudian ditetapkan sebagai sepeda
pertama di dunia. Sepeda Draisienne ini tak bertahan lama, setelah melewati
berbagai revolusi sepeda , mulai muncul jenis-jenis sepeda baru yang lebih
effisien dan sempurna menggunakan pedal yakni Sepeda gunung, Sepeda jalan
raya, Sepeda BMX, Sepeda mini, Sepeda lipat, Sepeda angkut, Sepeda balap dan
Sepeda motor.
Salah satu jenis sepeda yang di gemari oleh remaja salah satunya adalah
sepeda Fixie. Sepeda Fixie identik dengan gaya minimalis, murah dan sederhana.
Bagi kalangan anak muda, sepeda bukan hanya alat transportasi, tetapi merupakan
gaya hidup. Sepeda Fixie tidak mempunyai lilitan kabel layaknya sepeda masa
1
Bab I Pendahuluan
kini. Kalaupun ada kabel, itu hanya untuk rem depan. Begitu juga dengan gear di
depan atau belakang cuma ada satu lingkaran. Karena girnya dibuat mati (fixed)
yang berarti pedal berputar mengikuti putaran dari roda belakang, maka untuk
menghentikan laju sepeda ini cukup dengan memutar pedal ke belakang. Bentuk
gear yang mati itulah yang membedakan Fixie dengan sepeda pada umumnya.
Sepeda Fixie berawal dari sepeda lintasan (track bike) yang digunakan di
velodrome, Inggris, sekitar tahun 1950-an. Pertengahan tahun 2000-an, Fixie
mulai naik ke permukaan, khususnya di perkotaan wilayah Amerika Utara.
Fixed Gear sendiri adalah nama yang cukup harafiah, ini bukan julukan, nama
keren, atau singkatan. Fixed = terpaku/tidak bergerak/paten dan Gear = gigi/gir.
So logically Fixed Gear adalah gir yang tidak bergerak, kurang lebih begitu
pengertiannya. Mereka mengklaim untuk memilih sepeda Fixie ini karena selain
untuk mengikuti tren atau gaya hidup, tapi juga karena sepeda ini benar-benar
cocok untuk anak muda suka bergaul dan ingin selalu eksis.
Banyak jasa bengkel sepeda yang membuka usahanya untuk sekedar merakit
sepeda khususnya Fixie atau menjual sepeda. Menyadari adanya fenomena
sekarang yang banyak di perbincangkan pada abad ini yaitu Global warming.
Global warming juga bermain di segi ekonomi, geopolitik, sampai gaya hidup.
Bengkel sepeda sering sekali dikunjungi khususnya para bikers sejati atau suatu
komunitas sepeda khususnya sepeda Fixie di Bandung. Seperti bengkel DJ (Di
pinggir Jalan) sepeda yang terletak di Jl. Veteran Bandung banyak dikunjungi
oleh masyarakat khususnya para anggota komunitas sepeda Fixie dari komunikasi
2
Bab I Pendahuluan
word of mouth yang tersebar luas berlatarbelakang dari pengalaman pelayanan di
bengkel sepeda tersebut.
Menurut Pribadi, Ketua Umum Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia(AIPI) kebutuhan
sepeda dalam negeri meningkat sekitar 15% hingga 20% dari t ahun sebelumnya menjadi 6 juta
unit pada tahun 2011(www.industri.kontan.co.id). Dengan jumlah penduduk metropolis yang
mencapai 3 juta jiwa. Jumlah pengguna sepeda di Bandung pada tahun 2011 semakin
meningkat dikarenakan progam car free day yang bertempat di jalan Dago yaitu
terdapat sekitar 100.000 orang yang naik sepeda. (http://www.research.marketing.co.id).
Serta penjualan sepeda Fixie di Indonesia meningkat hingga 300% sejak demam sepeda Fixie
melanda masyarakat Indonesia tahun 2011. Hal ini dirasakan oleh sejumlah pedagang
terutama perakit sepeda Fixie di Bandung. Bengkel Sepeda DJ (Dipinggir Jalan) Jl
Veteran Bandung, mengatakan dirinya mengalami kebanjiran pesanan perakitan sepeda Fixie
sejak setahun belakangan, dan perakitan sepeda Fixie dapat berlangsung 3 jam hingga
satu hari. (http://www.Bisnis-jabar.com). Berikut adalah contoh gambar dari sepeda
model Fixie:
Gambar 1.1 : Sepeda Fixie
Sumber: www.google.com
3
Bab I Pendahuluan
Dengan menciptakan word of mouth marketing yang baik, maka akan
membantu pengusaha untuk mencapai keuntungan semaksimal mungkin.
Keuntungan yang menjadi target pengusaha tercermin dari volume penjualan yang
dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan usaha pemasaran yang dilakukan
perusahaan dengan diawali dari keputusan pembelian dan penciptaan word of
mouth marketing yang baik. Dengan kata lain bahwa keputusan pembelian dapat
dipengaruhi juga oleh pelaksanaan word of mouth marketing yang baik. Seperti
yang dikemukakan oleh beberapa pakar, antara lain:
“Salah satu cara yang efektif untuk mempromosikan produk & jasa yaitu dengan
komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa
memberi rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu
produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara persona”
(Kotler & Keller (2012:345)).
“Saat ini kekuatan word of mouth marketing mulai disadari dan dimanfaatkan
oleh banyak perusahaan, mengingat iklan-iklan di media massa tidak lagi efektif
sebagai alat promosi karena konsumen hanya bisa mengingat lima sampai tujuh
iklan per hari.”
Word of mouth marketing bisa mendorong keputusan pembelian konsumen
seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Amstrong (2008:380) bahwa “ Word of
Mouth Marketing memberikan pengaruh yang nyata, dengan rekomendasi dari
konsumen lain terutama dari tetangga, teman, anggota keluarga, atau sesama
anggota perkumpulan memberikan efek kepercayaan yang mempengaruhi
keputusan pembelian suatu produk”
4
Bab I Pendahuluan
Akan tetapi berdasarkan survey di lapangan kebalikannya, dimana word of
mouth marketing yang dilakukan oleh bengkel DJ Sepeda itu belum mampu
meningkatkan / mendorong tingkat keputusan pembelian konsumen. Hal tersebut
dapat dilihat dari tabel penjualan yang terjadi selama tahun 2011 – Juni 2014
terjadi penurunan penjualan pada permintaan sepeda Fixie di bengkel DJ Bike
tersebut.
Tabel 1.1
Daftar Penjualan Bengkel DJ Sepeda
No
Jenis Sepeda
2011
2012
2013
1
2
3
Sepeda Fixie
Sepeda Lipat
Sepeda Gunung
5475 unit
2450 unit
2550 unit
3650 unit
2630 unit
2750 unit
730 unit
2820 unit
2950 unit
Januari.– Juni
2014
30 unit
130unit
160 unit
Sumber : Owner Bengkel DJ Sepeda
Berdasarkan data tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah penjualan /
penanganan servis jasa pada Bengkel DJ Sepeda, khususnya jenis sepeda Fixie
cenderung fluktuatif, dimana tidak tetapnya jumlah konsumen yang datang ke
bengkel DJ Bike untuk jenis sepeda Fixie setiap tahunnya dan bahkan cenderung
turun. Hal ini diperkirakan karena kurangnya sparepart sepeda model Fixie yang
tersedia di bengkel DJ Sepeda sehingga menyebabkan ketidakefektifan
komunikasi Word of Mouth pada konsumen.
Oleh karena latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti akan
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Komunikasi Word Of Mouth Marketing
Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Sepeda Fixie di Bengkel Sepeda DJ
Kota Bandung)
5
Bab I Pendahuluan
1.2 Perumusan Masalah
Untuk melihat bagaimana pandangan konsumen dan Pengaruh Word Of
Mouth Marketing terhadap Keputusan Pembelian Konsumen, maka dapat di
rumuskan masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.
Bagaimana pelaksanaan komunikasi word of mouth marketing yang
dirancang oleh pemilik bengkel Bengkel DJ Sepeda di kota Bandung?
2.
Bagaimana tanggapan konsumen tentang komunikasi word of mouth
marketing pada sepeda Fixie di Bengkel DJ Sepeda?
3.
Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada sepeda Fixie di Bengkel DJ
Sepeda di kota Bandung?
4.
Seberapa besar pengaruh promosi word of mouth marketing terhadap
keputusan pembelian konsumen di Bengkel DJ Sepeda di kota Bandung?
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan
Peneliti mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang akan
dipergunakan dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk
menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Universitas
Islam Bandung. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi word of mouth yang dirancang
oleh pemilik Bengkel Sepeda DJ kota Bandung
2. Untuk mengetahui tanggapan konsumen tentang komunikasi word of mouth
di Bengkel Sepeda DJ kota Bandung
6
Bab I Pendahuluan
3. Untuk mengetahui keputusan pembelian sepeda Fixie pada konsumen di
Bengkel Sepeda DJ di kota Bandung
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi word of mouth
marketing terhadap keputusan pembelian konsumen di Bengkel Sepeda DJ
kota Bandung
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Keilmuan
Sebagai masukan bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan
sebagai bahan bacaan yang diharapkan akan menambah wawasan pengetahuan
bagi yang membacanya terutama mengenai masalah word of mouth marketing
terhadap keputusan pembelian.
2. Bagi Praktisi
Dapat dijadikan bahan pertimbangan perusahaan dalam melakukakn kegitan
promosi word of mouth marketing, agar terjalinnya komunikasi antar perusahan
dan konsumen yang positif sehingga target yang diharapkan dapat tercapai.
1.5 Kerangka Pemikiran
Pemasaran adalah suatu kegiatan yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik
itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsunan
hidup usahanya. Berikut adalah definisi pemasaran menurut
Philip Kotler
(2002:9) “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan
7
Bab I Pendahuluan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.” Pengkoordinasian yang dapat menciptakan sinergi
dilakukan dengan manajemen yang baik, yang dikenal dengan istilah manjemen
pemasaran “Marketing management as the art and science of choosing target
markets and getting, keeping, and growing customers throught creating,
delivering, and coummunicating superior costumer value.” (Kotler dan Keller
(2012:27) )
Setelah menentukan pasar sasaran serta posisi produk yang diinginkan
dalam benak konsumen, perusahaan perlu mendesain program agar produk dapat
memperoleh respon dari pasar sasaran. Dalam pemasaran diperlukan suatu alat,
alat disini adalah program yang dapat dikontrol oleh perusahaan. Alat tersebut
lazim disebut bauran pemasaran (marketing mix).
“Marketing mix adalah strategi mencampur kegiatan-kegiatan pemasaran
agar dicari kombinasi maksimum sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan.
Marketing mix terdiri atas empat komponen atau disebut 4P, yaitu, product, place,
price, dan promotion” (Buchari Alma (2008:205))
Pengertian promosi menurut Buchari Alma (2010:57) mengemukakan
bahwa “ Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan
aktivitas
pemasaran
yang
berusaha
menyebarkan
informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan
dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahan bersangkutan.”
8
Bab I Pendahuluan
Kotler & Keller (2012:478) mengemukanan bahwa word of mouth
marketing adalah salah satu bentuk marketing communication mix yang tentu saja
diharapkan dapat mengkomunikasikan sesuatu kepada konsumen lainnya baik
secara langsung melakukan perbincangan, tulisan dan bahkan melalui alat
komunikasi elektronik.
Menurut Kotler dan Keller (2012:580) terdapat beberapa metode untuk
melakukan word of mouth marketing yaitu :
1. Buzz marketing generate excitement, creates publicity and conveys new
relevant brand-related information through unexpected or even outrageous
means. Apabila diterjemahkan penulis sampai pada pemahaman bahwa buzz
marketing adalah menciptakan publisitas dan rangkaian informasi relevan
mengenai merek baru berupa informasi yang tak terduga bahkan diluar jangkauan
2. Viral marketing is another form of word of mouth , or “word of mouse”, that
encourages consumer to pass along company-developed products and service or
audio, video, or written informatiton to other online. Dari definisi viral marketing
penulis sampai pada pemahaman bahwa usaha mendorong konsumen meneruskan
usaha perusahaan dalam membangun informasi audio, video, atau tertulis
mengenai produk dan jasa secara online.
3. Opinion Leader yaitu sesorang yang mempunyai pengetahuan lebih tentang
suatu produk dan pendapatanya dibutuhkan oleh konsumen yang tidak
mempunyai pengetahuan tentang produk tersebut
9
Bab I Pendahuluan
4. Blog atau jurnal online yang secara teratur diperbaharui, telah menjadi jalan
penting dari strategi pemasaran mulut ke mulut. Salah satu yang menjadi daya
tarik yang jelas dari blog adalah bersama-sama membawa orang lain kedalam
minat yang sama.
Bahwa indikator yang terjadi dilapangan sama dengan teori menurut pakar
yang diatas.
Perilaku Konsumen menurut John C. Mowen dan Michael Minor
mendefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses
pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai produk, jasa dan
pengalaman serta ide-ide ( John C. Mowen dan Michael Minor. Menurut Lamb),
Dan ada pendapat para ahli menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses
seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk membeli, menggunakan serta
mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keputusan
pembelian
dan
penggunaan
produk.(Rangkuti,2002:91).
Proses pengambilan keputusan pembelian dibagi menjadi lima tahap oleh Kotler
& Keller (2009:208) :
1) Pengenalan masalah adalah tahap dimana konsumen mengenali adanya suatu
masalah atau kebutuhan.
2) Pencarian informasi adalah tahap dimana konsumen telah tertarik untuk
mencari lebih banyak informasi, dilakukan dengan cara meningkatkan
perhatian atau aktif mencari informasi.
10
Bab I Pendahuluan
3) Evaluasi alternatif adalah tahap dimana konsumen menggunakan informasi
yang telah didapat untuk mengevaluasi merk-merk alternatif.
4) Keputusan pembelian adalah tahap dimana konsumen benar-benar melakukan
pembelian
5) Perilaku pasca pembelian adalah tindakan lebih lanjut setelah melakukan
pembelian berdasarkan keputusan atau ketidakpuasan
“Buy decision are based on rational motives emotional motives, or both.
Rational motives involce the logical evaluation of product attributes: cost quality
and usefulness. Emotional motives involve non objective factor and include
sociability,
imitation
of
other,
and
aesthetics”
Griffin
and
Ebert
(2006:283).“Consumer buyer behavor is the buing behavior of final consumerindividuals and households who buy goods and service for personal
consumption” Kotler dan Amstrong (2008: 129).
Keputusan pembelian yaitu tahap konsumen benar-benar membeli produk
yang terdiri dari lima macam keputusan pembelian menurut Kotler & Keller
(2012:171):
1) Pilihan Produk. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah
produk atau menggunakan menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam
hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang
berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan.
2) Pilihan Merek. Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana
yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam
11
Bab I Pendahuluan
hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek
yang terpercaya.
3) Pilihan Penyalur. Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur
mana yang akan dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal
menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang
murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja, keluasan tempat
dan lain sebagainya.
4) Waktu Pembelian. Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian
bisa berbeda-beda, misalnya : ada yang membeli setiap hari, satu minggu sekali,
dua minggu sekali, tiga minggu sekali atau sebulan sekali dan lain-lain.
5) Jumlah Pembelian. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa
banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini perusahaan
harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbedabeda dari para pembeli.
Adapun teori keterkaitan antara komunikasi word of mouth marketing
dengan keputusan pembelian yaitu:
“Word of Mouth Marketing memberikan pengaruh yang nyata, dengan
rekomendasi dari konsumen lain terutama dari tetangga, teman, anggota keluarga,
atau sesama anggota perkumpulan memberikan efek kepercayaan yang
mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk” - Kotler dan Amstrong
(2008:380).
Adapun teori keterkaitan dari jurnal internasional antara komunikasi word
of mouth marketing dengan keputusan pembelian yaitu:
12
Bab I Pendahuluan
Traditional WOM is a face-to-face communication between parties known
to each other, and trustworthiness can be more easily built on familiarity; thus,
the information conveyed is more likely to be used in purchase decision-making
(Doney and Cannon, 1997; File, Cermark, and Prince, 1994; Holdford (2004).
“ WOM communications are regarded as most powerful contributor in the
effective decision-making based on the social structure of the consumers.”
(International Journal of Business and Management Invention ISSN).
Dalam teori keterkaitan X dan Y telah diteliti oleh pakar. Adapun
penelitian terdahulu oleh para peneliti yaitu:
Tabel 1.2
Hasil Penelitian Terdahulu
No
1
2
3
Peneliti (Nama
Judul
& Tahun)
Ratri
Pengaruh Word of Mouth
Wediningsih
terhadap Proses Keputusan
(2010)
Pembelian Produk House of
Adity Bandung.
Redi Gunawan Pengaruh Word of Mouth
(2010)
Terhadap
Keputusan
Konsumen Untuk Menjadi
Nasabah Pada PT Asuransi
Jiwasraya (PERSERO).
Wisnudjatmiko Pengaruh Word of Mouth
(2014)
terhadap
Keputusan
Pembelian pada Bengkel
Delta AC Mobil.
Hasil Penelitian
Hasilnya
terdapat
pengaruh Word of Mouth
terhadap
keputusan
pembelian.
Hasilnya
mengatakan
bahwa Word of Mouth
dapat
mempengaruhi
keputusan pembelian.
Hasilnya
mengatakan
bahwa Word of Mouth
dapat
mempengaruhi
keputusan pembelian.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber.
13
Bab I Pendahuluan
Dalam kerangka pemikiran ini, yang menjadi grand theory adalah:
Pemasaran
Bauran Pemasaran
Bauran Promosi
Word of Mouth
Perilaku Konsumen
Keputusan Pembelian
Konsumen
Gambar 1.2 Grand Theory
14
Bab I Pendahuluan
Berdasarkan tinjauan kepustakaan yang telah diuraikan, dalam kerangka
pemikiran melalui paradigma penelitian digambarkan sebagai berikut:
Independen Variabel
Word
of
Mouth
Marketing
Dependen Variabel
H
Keputusan
Pembelian
(Variabel Y)
(Variabel X)
1.Buzz Marketing
1. Pilihan Produk
2.Viral Marketing
2. Pilihan Penyalur
3. Opinion Leader
3. Waktu Pembelian
4. Blog
4. Jumlah Pembelian
5. Metode Pembayaran
Gambar 1.4
Model Paradigma Penelitian
1.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2009 : 51). Berdasarkan kerangka pemikiran dan paradigma
di atas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat pengaruh
dari word of mouth marketing terhadap keputusan pembelian.”
15
Bab II Tinjauan Pustaka
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran pada saat ini telah menjadi sebuah faktor penting dalam siklus
yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam salah satu
perusahaan, pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan
mendapatkan laba, kegiatan pemasaran perusahaan juga harus dapat memberikan
kepuasan pada konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan.
Sejak
orang
mengenal
kegiatan
pemasaran,
telah
banyak
ahli
mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya sedikit berbeda
tetapi memiliki arti yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau
pemasaran dari segi-segi yang berbeda, ada yang menitikberatkan pada segi
fungsi, segi barang dan segi kelembagaan. Kegiatan pemasaran tersebut
beroperasi dalam suatu lingkungan yang terus-menerus berkembang sebagai
konsekuensi hubungan antar perusahan yang sama atau antar perusahaan yang
berbeda, yang dapat menimbulkan persaingan tetapi juga dibatasi oleh sumbersumber daya dari perusahaan itu sendiri dan peraturan yang ada.
Menurut Kotler dan Keller (2012:27):
“Marketing has been defined as an organizational function and a set of
processes for cheating, communicating, and delivering value to costumer and
16
Bab II Tinjauan Pustaka
formanaging customer relationship in ways that benefit the organization and its
stakeholder.”
Menurut Mc Charty (2010:6):
“Marketing is the performance of activities that seek to accomplish and
organizations objectives by anticipating customer or client needs and directing a
flow of need-satisfying goods and services from producer to customer or client”
2.2 Bauran Pemasaran
2.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran
Setelah menentukan pasar sasaran serta posisi produk yang diinginkan
dalam benak konsumen, perusahaan perlu mendesain program agar produk dapat
memperoleh respon dari pasar sasaran. Dalam pemasaran diperlukan suatu alat,
alat disini adalah program yang dapat dikontrol oleh perusahaan. Alat tersebut
lazim disebut bauran pemasaran (marketing mix).
Menurut Kotler & Amstrong, (2007:48):
“Marketing mix is the set of controllable tactical marketing tolls that the
firm blends to poduce the respone it wants in target market “
Menurut Buchari Alma (2008:205):
“Marketing mix adalah strategi mencampur kegiatan-kegiatan pemasaran
agar dicari kombinasi maksimum sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan.
Marketing mix terdiri atas empat komponen atau disebut 4P, yaitu, product, place,
price, dan promotion”.
17
Bab II Tinjauan Pustaka
Alat bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk, yang
merupakan penawaran berwujud perusahaan kepada pasar, yang mencakup
kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk. Pelayanan pendukung
tersebut dapat memberikan keunggulan kompetitif dalam pasar persaingan global.
Alat pemasaran yang penting adalah harga, yaitu jumlah uang yang harus
di bayar pelanggan untuk produk tertentu. Harganya harus sebanding dengan
penawaran nilai kepada pelanggan. Jika tidak, pembeli akan berpaling ke produk
pesaing. Alat bauran pemasaran selanjutnya adalah (place), merupakan alat
bauran pemasaran lainnya, termasuk berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan
untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran.
Perusahaan harus mengidentifikasi, merekrut dan menghubungkan berbagai
penyedia fasilitas pemasaran untuk menyediakan produk dan pelayanannya secara
efisien kepada pasar sasaran.
Terakhir, promosi merupakan alat bauran pemasaran keempat, meliputi
semua kegiatan yang dilakukan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan
produknya kepada pasar sasaran. Perusahaan harus membuat program komunikasi
dan promosi yang terdiri dari iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat
serta pemasaran langsung dan online.
Dalam bauran pemasaran (marketing mix) terdapat variabel – variabel
yang saling mendukung satu dengan yang lainnya yang kemudian oleh perusahaan
digabungkan untuk memperoleh tanggapan – tanggapan yang diinginkan didalam
pasar sasaran. Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat mempengaruhi
permintaan akan produknya.
18
Bab II Tinjauan Pustaka
2.2.2 Unsur – Unsur Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran terdiri dari 4P yaitu product (produk), price (harga),
place (tempat) dan promotion (promosi). Dan juga dalam hal ini pemasaran jasa
perlu diperluas dengan penambahan unsur bauran pemasaran, yaitu people
(orang), physical evidence (fasilitas fisik) dan process ( proses) . Kotler dan
Amstrong (2012 :62).
Perangkat dari bauran pemasaran menurut Mc Carthy dalam Kotler &
Keller (2012:68) diklasifikasikan menjadi 4P (Product, Price, Place, Promotion)
Adapun pengertian dari masing-masing bauran pemasaran adalah sebagai berikut:
1.
Product (Produk)
Penawaran yang berwujud dari perusahaan kepada pasar yang mencakup
keragaman produk, kualitas produk, design, warna merek, kemasan, ukuran
pelayanan, garansi dan imbalan.
2.
Price (Harga)
Sejumlah uang yang dibayar pelanggan untuk produk tertentu. Perusahaan
menentukan harga seperti memberikan daftar harga, diskon, potongan harga
khusus, periode, pembayaran, syarat kredit.
3.
Place (Tempat / Diistribusi)
Suatu tempat yang digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan
perusahaan untuk membuat produk dan produk tersebut dapat di peroleh dan
tersedia bagi pelanggan sasaran, yaitu dengan menyediakan saluran
pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, persediaan, transportasi.
19
Bab II Tinjauan Pustaka
4.
Promotion (Promosi)
Meliputi
semua
kegiatan
yang
dilakukan
perusahaan
untuk
mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran.
Promosi penjualan, periklanan, tenaga penjual, public relation, pemasaran
langsung.
2.3 Promosi
2.3.1 Pengertian Promosi
Produk yang telah dihasilkan oleh suatu perusahaan perlu diperkenalkan
kepada konsumen agar produk tersebut dapat dikenal dan dibeli oleh konsumen,
untuk itu diperlukan komunikasi antara penjual dan pembeli. Promosi membantu
untuk mengadakan komunikasi dengan konsumen, karena dengan promosi dapat
disampaikan informasi berupa pengetahuan mengenai produk, kebaikan dan
kelebihannya
dibandingkan
dengan
produk
pesaing,
meyakinkan
dan
mengingatkan konsumen akan produk tersebut serta membujuk konsumen untuk
melakukan pembelian. Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
pengertian promosi, penulis akan menguraikan beberapa pendapat para pakar
pemasaran, sebagai berikut:
Pengertian promosi menurut Buchari Alma (2010:57) mengemukakan
bahwa “Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan
aktivitas
pemasaran
yang
berusaha
menyebarkan
informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan
20
Bab II Tinjauan Pustaka
dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahan bersangkutan”.
Adapun pengertian promosi menurut Kotler dan Keller (2012:511)
mengatakan bahwa “Promosi merupakan berbagai cara organisasi untuk
mengkomunikasikan keunggulan produknya dan meyakinkan konsumen untuk
membeli produk mereka.
2.3.2 Pengertian Bauran Promosi
Dalam memasarkan produknya, perusahaan memerlukan suatu komunikasi
dengan para konsumen atau masyarakat pada umumnya, karena dengan adanya
komunikasi maka konsumen dapat mengetahui produk yang ditawarkan oleh
perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai kebijakan bauran promosi khusus,
yang dianggap paling sesuai dan menguntungkan bagi perusahaan.
Menurut Kotler dan Keller (2009:512), dalam bauran komunikasi
pemasaran (marketing communication mix) terdapat delapan cara komunikasi
utama, antara lain :
1. Advertising (periklanan), yaitu semua bentuk presentasi dan promosi non
personal yang memerlukan biaya tentang gagasan, barang atau jasa oleh sponsor
yang jelas.
2. Sales promotion (promosi penjualan), yaitu insentif-insentif jangka pendek
untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.
3. Event and Experiences, yaitu aktivitas yang disponsori perusahaan dan program
yang dirancang untuk menciptakan merek khusus atau sehari-hari .
21
Bab II Tinjauan Pustaka
4. Public Relations and Publicity, yaitu membangun hubungan baik dengan
berbagai publik perusahaan dengan sejumlah cara, supaya diperoleh publisitas
yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang bagus, dan menangani
atau meluruskan rumor, cerita, serta event yang tidak menguntungkan.
5. Direct marketing (Penjualan langsung), yaitu hubungan-hubungan langsung
dengan masing-masing pelanggan yang dibidik secara seksama dengan tujuan
baik untuk memperoleh tanggapan segera maupun untuk membina hubungan
dengan pelanggan yang langgeng (penggunaan telepon, fax, e-mail, internet, dan
perangkat-perangkat lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen
tertentu).
6. Interactive Marketing, yaitu kegiatan dan program langsung yang dirancang
untuk menarik perhatian konsumen yang bertujuan meningkatkan kesadaran,
perbaikan citra, dan meningkatkan penjualan produk maupun jasa, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
7. Word of Mouth marketing, yaitu kegiatan pemasaran melalui perantara orang ke
orang, tulisan ataupun alat komunikasi elektronik yang berhubungan dengan
pengalaman pembelian jasa atau pengalaman menggunakan produk dan jasa.
8. Personal Selling (Penjualan perorangan), yaitu presentasi personal oleh tenaga
penjualan sebuah perusahaan dengan tujuan menghasilkan transaksi penjualan dan
membangun hubungan dengan pelanggan.
22
Bab II Tinjauan Pustaka
Berdasarkan kegiatan promosi yang telah dijelaskan diatas salah satu komponen
bauran promosi yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah word of mouth
marketing.
2.4 Word of Mouth Marketing
2.4.1 Pengertian Word of Mouth Marketing
Kotler & Keller (2012:478) mengemukanan bahwa word of mouth
marketing adalah salah satu bentuk marketing communication mix yang tentu saja
diharapkan dapat mengkomunikasikan sesuatu kepada konsumen lainnya baik
secara langsung melakukan perbincangan, tulisan dan bahkan melalui alat
komunikasi elektronik.
Komunikasi dari mulut ke mulut merupakan salah satu saluran komunikasi
yang sering digunakan oleh perusahaan yang memproduksi baik barang maupun
jasa karena komunikasi dua mulut ke mulut dinilai sangat efektif dalam
memperlancar proses pemasaran dan mampu memberikan keuntungan kepada
perusahaan.
Menurut Marketing Association (WOMMA), Word of Mouth Marketing
merupakan usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan,
mempromosikan, merekomendasikan dan menjual produk atau merek kepada
pelanggan serta calon konsumen lain. Word of mouth marketing merupakan
sesuatu yang banyak dibicarakan oleh masyarakat, pembicaraan terjadi
dikarenakan ada kontroversi yang membedakan dengan hal-hal yang biasa dan
normal dilihat orang (www.womma.com) .
23
Bab II Tinjauan Pustaka
Menurut Kotler dan Keller (2009:512) :
“Word of mouth marketing is people to people oral, written, or electronic
communications that relate to the merits or experiences of purchasing or using
product service”.
Sedangkan menurut Sernovitz (2009:1) :
“Word of mouth marketing “is about real people talking each other –
customer to customer, instead of marketing doing the talking”.
Bila ditarik kesimpulan penulis dari kedua definisi tersebut penulis sampai
pada pemahaman bahwa word of mouth marketing adalah orang yang berbicara
satu
sama
lain
tentang
pengalaman
menggunakan
suatu
produk
dan
merekomendasikannya sebagai pengganti pemasar yang melakukan pembicaraan
tersebut.
2.4.2 Metode Word of Mouth Marketing
Menurut Kotler dan Keller (2009:586) terdapat beberapa metode untuk
melakukan word of mouth marketing yaitu :
1. Buzz marketing generate excitement, creates publicity and conveys new
relevant brand-related information through unexpected or even outrageous
means. Apabila diterjemahkan penulis sampai pada pemahaman bahwa buzz
marketing adalah menciptakan publisitas dan rangkaian informasi relevan
mengenai merek baru berupa informasi yang tak terduga bahkan diluar jangkauan
2. Viral marketing is another form of word of mouth , or “word of mouse”, that
encourages consumer to pass along company-developed products and service or
24
Bab II Tinjauan Pustaka
audio, video, or written informatiton to other online. Dari definisi viral marketing
penulis sampai pada pemahaman bahwa usaha mendorong konsumen meneruskan
usaha perusahaan dalam membangun informasi audio, video, atau tertulis
mengenai produk dan jasa secara online.
3. Opinion Leader yaitu sesorang yang mempunyai pengetahuan lebih tentang
suatu produk dan pendapatanya dibutuhkan oleh konsumen yang tidak
mempunyai pengetahuan tentang produk tersebut.
4. Blog atau jurnal online yang secara teratur diperbaharui, telah menjadi jalan
penting dari strategi pemasaran mulut ke mulut. Salah satu yang menjadi daya
tarik yang jelas dari blog adalah bersama-sama membawa orang lain kedalam
minat yang sama.
2.4.3 Motivasi Dasar Word of Mouth Marketing
Menurut pendapat Sernovitz (2006:13), terdapat tiga motivasi dasar yang
mendorong pembicara word of mouth:
1.
Mereka menyukai anda dan produk anda. Orang-orang membicarakan karena
anda melakukan atau menjual sesuatu yang mereka ingin bicarakan. Mereka
menyukai produk anda. Mereka menyukai bagaimana anda memperlakukan
mereka. Anda telah melakukan sesuatu yang menarik.
2.
Pembicaraan membuat mereka merasa baik. Word of mouth marketing lebih
sering mengarah ke emosi atau perasaan terhadap produk atau fitur produk.
25
Bab II Tinjauan Pustaka
Kita terdorong untuk berbagi lewat perasaan dimana kita sebagai individu
dari pada apa yang dilakukan bisnis.
3.
Mereka merasa terhubung dengan suatu kelompok. Keinginanan untuk
menjadi untuk bagian suatu kelompok adalah perasaan manusia yang paling
kuat. Kita ingin merasa terhubung. Membicarakan suatu produk adalah salah
satu cara kita mendapat hubungan tersebut. Kita merasa senang secara
emosional ketika kita membagikan keseneangan dengan suatu kelompok yang
memiliki kesenangan yang sama.
2.4.4 Manfaat Word of Mouth Marketing
Menurut Kotler & Keller (2012) ada dua manfaat utama dalam melakukan
Word of mouth marketing, yaitu:
1.
Sumber dari mulut ke mulut meyakinkan: Cerita dari mulut ke mulut adalah
satu-satunya metode promosi yang berasal dari konsumen, oleh konsumen,
dan untuk konsumen. Pelanggan yang merasa puas tidak hanya akan membeli
kembali, tetapi merka juga adalah reklame yang berjalan dan berbicara untuk
bisnis yang dijalankan.
2.
Sumber dari mulut ke mulut memiliki biaya yang rendah: Dengan tetap
menjaga hubungan dengan pelanggan yang puas dan menjadikan mereka
sebagai penyedia akan memebebani bisnis yang dijalankan dengan biaya yang
relatif rendah. pengaruh word of mouth kepada calon konsumen adalah dapat
mempengaruhi mereka untuk berkeinginanan atau minat terhadap produk
yang diawarkan tersebut dengan mencari informasi tambahan yang lebih
26
Bab II Tinjauan Pustaka
jelas akan keberadaan suatu produk. Pada awalnya seseorang yang
membutuhkan suatu produk atau jasa telah memiliki kesadaran untuk
menkonsumesi suatu produk tersebut sehingga ia akan mecari informasi
tentang keberadaan, fungsi akan suatu produk minat untuk memenuhi
kebutuhan akan produk atau jasa tersebut tetapi dengan adanya fenomena
word of mouth positif, suatu minat yang telah timbul tadi akan lebih menjadi
besar dimana pada awalnya seseorang tersebut hanya sebatas mempunyai
keinginan
akan
menjadikan
suatu
pengambilan
keputusan
untuk
menggunakan produk atau jasa tersebut melainkan adanya fenomena word of
mouth negatif akan membuat suatu minat sesorang tersebut menjadi hilang.
2.5
Perilaku Konsumen
2.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen menurut John C. Mowen dan Michael Minor
mendefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses
pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai produk, jasa dan
pengalaman serta ide-ide ( John C. Mowen dan Michael Minor. Menurut Lamb),
Dan ada pendapat para ahli menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses
seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk membeli, menggunakan serta
mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk (Rangkuti,
2002:91).
27
Bab II Tinjauan Pustaka
Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen
Sumber: Kotler & Keller (2012)
Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah dengan memahami
model perilaku konsumen yang ditunjukkan pada gambar diatas. Stimulus
pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran pelanggan, dan serangkaian
proses psikologis dikombinasikan dengan karakteristik konsumen tertentu untuk
menghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan keptusan pembelian,
dimana bisa mempengaruhi oleh tingkat kebutuhan akan produk / jasa, keputusan
terhadap merek, dan pemilihan pemasok, pemilihan waktu dan jumlah pembelian
produk / jasa, serta jenis produknya dan faktor demografi.
2.5.2 Perilaku Pembelian Konsumen
Dalam memahami perilaku pembelian konsumen atau yang disebut juga
sebagai karakteristik konsumen, memiliki manfaat yang besar bagi perusahaan
28
Bab II Tinjauan Pustaka
untuk kelancaran kegiatan usaha jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Perilaku
pembelian konsumen atau karakteristik konsumen dipengaruhi oleh beberapa
faktor penting. Menurut Kotler & Keller (2012:173), faktor tersebut yang dapat
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah faktor budaya, sosial dan
pribadi.
a.
Faktor Budaya
Budaya adalah penentu mendasar dari perilaku dan keinginan seseorang.
Setiap budaya terdiri dari subbuya yang lebih kecil, yang memberikan
indentifikasi yang lebih spesifik dan sosialisasi bagi anggotanya. Subbudaya
meliputi kebangsaan, agama, ras, dan wilayah geografis.
b.
Faktor sosial
Faktor sosial terdiri dari kelompok referensi, keluarga dan peran status sosial
yang mempengauhi perilaku pembelian konsumen.
c.
Faktor pribadi
Faktor pribadi yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen meliputi
usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi dan
konsep diri serta gaya hidup.
2.6 Keputusan Pembelian Konsumen
2.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen
Keputusan pembelian menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan
karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana suatu strategi
29
Bab II Tinjauan Pustaka
pemasaran yang akan dilakukan perusahaan berikutnya. Ada beberapa konsumen
yang unik, sebab konsumen mengalami proses pembelian tertentu yang berbeda
dari yang satu dengan yang lainnya. Konsumen sangat bervariasi dalam hal
demografis, psikografis, psikologis, dan sebagainya, sehingga keputusan
pembelian atau penggunaan sebuah produk, baik barang maupun jasa, di antara
konsumen relatif bervariasi pula.
Menurut Buchari Alma (2008:57):
“Keputusan membeli sesorang yang asalnya dipengaruhi oleh lingkungan,
kebudayaan, keluarga, dan sebagainya, akan membentuk suatu sikap pada diri
individu, kemudian melakukan pembelian”.
Menurut Kawee Boonlertvanic (2009:58):
“Customer decision making is defined as the behavior pattern of cunsomer
that proceed, determine and follow the decision making process of the acquisition
of need satisfying products, ideas or service”.
Menurut Kotler dan Keller (2012:190) :
“Consumer buyer behaivour is the buying behaviour of final consumer =
individuals and households who buy goods and service for personal
consumption”
Menurut Kotler dan Keller (2012:130) :
Berdasarkan beberapa definisi keputusan pembelian maka penulis sampai
pada pemahaman bahwa keputusan pembelian merupakan perilaku konsumen
dalam membeli produk atau menggunakan produk yang dikonsumsi secara
probadi. Penelitian ini mengadopsi teori keputusan pembelian dengan asumsi
30
Bab II Tinjauan Pustaka
bahwa keputusan pembelian sama dengan keputusan menggunakan yang
dilakukan oleh konsumen terhadap produk.
2.6.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2009:208) mengatakan bahwa “Konsumen
melewati lima tahap dalam proses pembelian sebuah produk. Lima tahap ini tidak
berlaku untuk pembelian dengan keterlibatan yang rendah, karena tahapan ini
menampung seluruh cakupan pertimbangan yang muncul saat seorang konsumen
menghadapi pembelian baru dengan keterlibatan yang tinggi”.
Adapun tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian produk menurut
Philip Kotler adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Tahapan Proses Keputusan Pembelian
Pengenalan
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
Pengevaluasian
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku
setelah
keputusan
pembelian
Sumber : Kotler (2012)
31
Bab II Tinjauan Pustaka
Berikut merupakan lima tahap proses pembelian konsumen:
1. Pengenalan kebutuhan. Pada proses pembelian ini dimulai saat konsumen
mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan konsumen dapat
dipengaruhi oleh rangsangan internal atau rangsangan eksternal. Pemasar perlu
mengidentifikasi berbagai macam keadaan yang memicu kebutuhan-kebutuhan
tertentu. Dengan mengumpulkan informasi- informasi dan data dari sejumlah
konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering
membangkitkan minat akan suatu kategori produk.
2. Pencarian informasi. Setelah mengenali kebutuhannya, maka konsumen akan
terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Situasi pencarian
informasi yang lebih ringan dinamakan perhatian yang menguat. Pada tingkat
ini seseorang hanya menjadi lebih peka terhadap informasi tentang produk.
3. Evaluasi alternatif. Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang
digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi
pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model
yang terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang
berorientasi kognitif. Yaitu, pada model tersebut menganggap konsumen
membentuk penilaian atas produk terutama secara sadar dan rasional. Beberapa
konsep dasar untuk memahami proses evaluasi konsumen, yaitu: Pertama,
konsumen berusaha untuk memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen
mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang
masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang
32
Bab II Tinjauan Pustaka
berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan itu.
4. Keputusan pembelian. Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi
atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin
membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Karena keputusan
pembelian dalam penelitian ini merupakan variabel Y maka materi memperluas
akan lebih detail.
5. Perilaku pasca pembelian adalah Tindakan lebih lanjut setelah melakukan
pembelian berdasarkan keputusan atau ketidakpuasan.
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk pereferensi atas merekmerek dalam kumpulan pilihan. Keputusan pembelian yaitu tahap konsumen
benar-benar membeli produk yang terdiri dari lima macam keputusan
pembelian menurut Kotler & Keller (2012:171):
1) Pilihan Produk. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah
produk atau menggunakan menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain.
Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang
yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka
pertimbangkan.
2) Pilihan Merek. Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana
yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri.
Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih
sebuah merek yang terpercaya.
33
Bab II Tinjauan Pustaka
3) Pilihan Penyalur. Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur
mana yang akan dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal
menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang
murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja, keluasan
tempat dan lain sebagainya.
4) Waktu Pembelian. Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian
bisa berbeda-beda, misalnya: Ada yang membeli setiap hari, satu minggu
sekali, dua minggu sekali, tiga minggu sekali atau sebulan sekali dan lain-lain.
5) Jumlah Pembelian. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa
banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan
mungkin lebih dari satu jenis produk. Dalam hal ini perusahaan harus
mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda
dari para pembeli.
6) Metode Pembayaran. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode
pembayaran yang akan dilakukan dalam pengambilan keputusan konsumen
menggunakan produk atau jasa. Saat ini keputusan pembelian dipengaruhi oleh
tidak hanya aspek budaya, lingkungan, dan keluarga, keputusan pembelian juga
dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan dalam transaksi pembelian
sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan transaksi baik didalam
maupun diluar rumah.
34
Bab II Tinjauan Pustaka
5)Perilaku pasca pembelian. Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami
level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat
produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pascapembelian. Pemasar
harus memantau kepuasan paska pembelian, tindakan paska pembelian, dan
pemakaian paska pembelian pada masing-masing produk.
2.6.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian
Menurut Philip Kotler (2012:183-196) faktor yang mempengaruhi perilaku
pembelian adalah:
1.
Faktor Budaya
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
2.
Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktorfaktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran status sosial.
3.
Faktor Pribadi
Keputusan
pembelian
juga
dipengaruhi
oleh
karakteristik
pribadi.
Karakteristik tersebut melimuti usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
4.
Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama:
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.
35
Bab III Objek dan Metode Penelitian
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
3.1.1 Sejarah Bengkel DJ Sepeda
Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Dimana banyak
gaya hidup yang cepat menjadi trend untuk penduduknya. Salah satunya Sepeda
Fixie atau Fixie Gear merupakan sepeda yang di gemari oleh remaja. Bengekel
DJ Bike merupakan salah satu tempat usaha yang bergerak dalam bidang jasa
perakitan & penjualan sepeda. Produk sepeda yang dipasarkan tentu saja semua
yang berhubungan dengan sepeda khususnya sepeda yang sedang menjadi trend di
kota Bandung.
Bengkel DJ Bike merupakan bisnis jasa perakitan sepeda yang berdiri
pada tahun 2009. Mulanya bengkel ini terletak di Jalan Buah Batu tetapi karena
lokasi yang kurang strategis maka pada tahun 2012 Bengkel ini memutuskan
untuk berpindah lokasi di Jl. Veteran no.76 A Bandung dimana Jalan tersebut
sudah menjadi simbolis warga Bandung untuk menjual beraneka macam jenis
sepeda. Bengkel DJ Bike didirikan oleh seorang anak muda yang bernama Gilang.
Pengusaha muda ini menjalankan usahanya karena hobinya dengan sepeda dari
masa kecilnya dan ingin membuat kota Bandung terbebas dari asap polusi dan Ia
aktif dalam komunitas Fixie di kota Bandung.
36
Bab III Objek dan Metode Penelitian
Setelah itu Gilang kemudian mengajak teman-temannya satu komunitas
untuk gabung dalam usaha bengkelnya. Alasannya singkat yaitu “Jika kita bekerja
sesuai dengan hobi kita, maka hidup pun akan terasa lebih mudah”. Bengkel DJ
Bike di ambil dari singkatan Di pinggir Jalan, lalu di singkat dengan dua huruf
saja “DJ” karena biar lebih mudah di ingat khususnya untuk anak muda kota
Bandung.
3.1.2 Struktur Organisasi
Owner
Bagian
Perlengkapan
Bagian Pelayanan
Bagian Keuangan
Mekanik 1
Mekanik 2
Mekanik 3
Gambar 3.1: Struktur Organisasi Bengkel DJ Sepeda
Sumber: Pemilik bengkel DJ Bandung
3.1.3 Produk Perusahaan
Bengkel DJ Bike adalah Bengkel yang teletak di Jl. Veteran Bandung yang
melayani jasa perakitan sepeda mulai dari 0 (sepeda belum jadi), setengah jadi
atau hanya sekedar mendesain sepeda. Bengkel ini menjual berbagai macam
sparepart sepeda mulai dari bracket / mounting center, spedometer worelles
37
Bab III Objek dan Metode Penelitian
sunding, ban dalam maxxis pentil besar, bel sepeda, tempat botol minum sepeda,
pedal sepeda, fender / pelindung frame sepeda, standar sepeda, sarung jok sepeda,
pompa sepeda dan lain-lain.
Sejalan dengan perkembangan pun bengkel ini menjual berbagai jenis dan
merek sepeda mulai dari Polygon, Wimcycle, Sepeda gunung, Sepeda lipat dan
juga Sepeda Fixie serta menjual sepeda bekas. Harganya pun beraneka macam
mulai dari Rp. 400.000 sampai Rp.3.000.000 bahkan lebih dari itu juga ada di
Bengkel DJ Bike .
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis verifikatif, yaitu peneliti menggunakan
dua variabel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei
verifikatif, yaitu peneliti ingin menjelaskan hubungan antara dua variabel.
Verifikatif dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap
populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan, dan pengaruh satu variabel
dengan variabel lain. (Bungin, 2009 : 38) Survey di lakukan dengan cara terjun
langsung ke lapangan dan memberikan kuesioner kepada masyarakat yang
dijadikan responden dalam penelitian.
38
Bab III Objek dan Metode Penelitian
3.2.2
-
Populasi, Teknik Sampling & Sampel
Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, jadi populasi itu bersifat umum
meliputi berbagai keadaan sehingga yang menjadi populasi adalah seluruh
konsumen yang ada. Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah
konsumen dari pada Bengkel Sepeda DJ kota Bandung.
-
Teknik Sampling
Teknik sampling (teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Dalam penelitian ini teknik samplingnya adalah dengan menggunakan cara
kuesioner. Dalam penelitian ini, teknik penarikan sampel yang digunakan untuk
responden dilakukan dengan menggunakan teknik probability sampling. Teknik
probability sampling digunakan karena jumlah populasi yang tidak diketahui
(Sugiyono, 2009 : 122)
-
Sample
Sampel adalah sebagain atau wakil yang diteliti atau sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:116).
Penentuan ukuran sample responden dilakukan degan menggunakan rumus
Slovin ( Selvilla Et.Al 1960 : 182).
39
Bab III Objek dan Metode Penelitian
Rumusnya adalah sebagai berikut:
Dimana:
n
: jumlah sampel
N
: jumlah populasi
E : batas toleransi kesalahan linear
n = 134 / [ 1 + 134 (0,05) 2] = 100
Jadi, diketahui dari perhitungan untuk mengetahui ukuran sampel dengan tingkat
kesalahan 5% adalah sebanyak 100 responden.
3.2.3 Data yang di Perlukan Dalam Penelitian, Sumber Data, Jenis Data
1.
Guna menjawab perumusan masalah no. 1 “(Bagaimana komunikasi word
of mouth yang beredar pada Bengkel Sepeda DJ di kota Bandung?)”
diperlukan data tentang:
Informasi penerapan komunikasi word of mouth yang beredar pada Bengkel
Sepeda DJ kota Bandung.
Sumber data: Pemilik bengkel DJ sepeda di kota Bandung
Jenis data : Sekunder
40
Bab III Objek dan Metode Penelitian
2.
Guna menjawab perumusan masalah no. 2 “(Bagaimana tanggapan
konsumen tentang komunikasi word of mouth pada sepeda fixie di Bengkel
Sepeda DJ ?) diperlukan data tentang:
Tingkat tanggapan konsumen tentang komunikasi word of mouth di Bengkel
Sepeda DJ.
Sumber data: Konsumen Bengkel Sepeda DJ kota Bandung
Jenis data: Primer
3.
Guna menjawab perumusan masalah no.3 “(Bagaimana keputusan
pembelian konsumen pada sepeda Fixie di Bengkel Sepeda DJ kota
Bandung?)” diperlukan data tentang:
Tingkat keputusan pembelian konsumen pada Fixie di Bengkel Sepeda DJ
Sumber data: Konsumen pada Bengkel Sepeda DJ
Jenis data: Primer.
4.
Guna menjawab perumusan masalah no.4 “(Seberapa besar pengaruh
komunikasi word of mouth terhadap keputusan pembelian konsumen di
Bengkel Sepeda DJ Bandung?”) diperlukan data tentang:
a.
Tingkat keputusan pembelian konsumen di Bengkel Sepeda DJ
Sumber data: Konsumen di Bengkel Sepeda DJ kota Bandung
Jenis data: Primer
b.
Tingkat tanggapan konsumen tentang komunikasi word of mouth pada
konsumen di Bengkel Sepeda DJ kota Bandung
Sumber data: Konsumen di Bengkel Sepeda DJ kota Bandung
Jenis data: Primer
41
Bab III Objek dan Metode Penelitian
3.2.4 Variabel Dan Tabel Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2009 : 58) menyatakan bahwa variabel penelitian
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu:
1. Variabel Independent (variabel bebas), yaitu variabel yang mempengaruhi
atau yang menyebabkan timbulnya variabel dependent. Variabel Independent
dalam penelitian ini adalah Word of mout marketing (x).
2. Variabel Dependent (variabel terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Variabel Dependent dalam
penelitian ini adalah Keputusan Pembelian (y).
Definisi operasional variabel adalah penarikan batas yang lebih rendah
menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih subtantive dari suatu konsep. Tujuannya
agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel
yang sudah didefinisikan konsepnya maka peneliti harus memasukan proses atau
operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau
variabel yang ditelitinya.
Manfaat operasional variabel yaitu:
1. Untuk menentukan skala data
2. Sebagai acuan dalam pembuatan instrumen
3. Sebegai acuan dalam penentuan alat analisis rumus statistik.
42
Bab III Objek dan Metode Penelitian
Tabel 3.1
Tabel Oprasional Variabel
Variabel
Word
of
Mouth
Marketing (X)
merupakan
salah
satu
bentuk
marketing
communication
mix yang tentu
saja
diharapkan
dapat
mengkomunik
asikan sesuatu
kepada
konsumen
lainnya
baik
secara
langsung
melakukan
perbincangan,
tulisan
dan
bahkan
alat
komunikasi
elektronik.
(Kotler
&
Keller
2012:478)
Sub
Dimen
Variabel
Si
1.Buzz
Marketing
adalah
Menciptakan
publisitas
&
rangkaian
informasi
mengenai
merek produk.
Indikator
Ukuran
-Agent
tenaga
kerja/
Karyawan
yang
memanfaatk
an berbagai
macam
kegiatan
untuk
menyebarka
n informasi
bengkel.
Jumlah
Ordinal
agent
(K1)
tenaga
kerja yang
menyebar
kan
informasi
tentang
bengkel.
2.Viral
Marketing
adalah
Membangun
informasi
melalui audio,
video
serta
tulisan
mengenai
produk.
- Facebook
-Frekuensi
banyaknya
informasi
tentang
bengkel
yang
diberikan.
-Frekuensi
banyaknya
informasi
tentang
bengkel
yang
diberikan.
-Frekuensi
banyaknya
informasi
tentang
bengkel
yang
diberikan.
-
-Twitter
-Instagram
Skala
Ordinal
(K2)
Ordinal
(K3)
Ordinal
(K4)
43
Bab III Objek dan Metode Penelitian
Keputusan
Pembelian (Y)
Yaitu
keputusan
pembelian
merupakan
serangkaian
proses
yang
akan dijalani
konsumen
ketika
akan
3)Opinion
Leader adalah
Orang yang
mempunyai
pengetahuan
lebih tentang
suatu produk
dan
pendapatanya
dibutuhkan
oleh konsumen
yang tidak
mempunyai
pengetahuan
tentang produk
tersebut.
-
-Opinion
Leader
Adalah
sekelompok
sosial yang
didalamnya
terdapat
orang yang
paling
berprestasi
yang
pendapatny
a
paling
diterima
oleh banyak
orang.
-Frekuensi Ordinal
banyaknya (K5)
informasi
tentang
bengkel
yang
diberikan.
4. Blog atau
jurnal online
yang secara
teratur
diperbaharui,
telah menjadi
jalan penting
dari strategi
pemasaran
mulut ke
mulut.
-
-Blog
www.DJBik
e.blogspot.c
om
-Frekuensi Ordinal
banyaknya (K6)
informasi
tentang
bengkel
yang
diberikan.
-
-
1.Pilihan
produk
Memilih
produk
berdasarkan
kegunaan.
Tingkat
keputusan
pemilihan
produk.
Ordinal
(K7)
-
-
2.Pilihan
penyalur
Memilih
produk /jasa
Tingkat
keputusan
pemilihan
penyalur.
Ordinal
(K8)
44
Bab III Objek dan Metode Penelitian
melakukan
transaksi
dengan
perusahaan.
Hal
ini
dilakukan
konsumen agar
mendapatkan
pemilihan
objek
yang
tepat
dalam
melakukan
pembelian baik
itu produk fisik
maupun jasa
yang
dibutuhkan.
(Kotler
dan
Keller
(2012:188)
berdasarkan
penyalur.
-
-
3.Waktu
pembelian
Memutuska
n membeli
berdasarkan
waktu
pembelian.
Tingkat
keputusan
pembelian
dalam
suatu
waktu.
Ordinal
(K9)
-
-
4.Jumlah
pembelian
Memutuska
n membeli
berdasarkan
jumlah
pembelian
yang sesuai
dengan
kebutuhan.
Tingkat
Ordinal
keputusan (K10)
pembelian
berdasarka
n jumlah
kebutuhan
produk .
-
-
5.Metode
pembayara
n
Memutuska
n membeli
berdasarkan
metode
pembayara.
Tingkat
Ordinal
keputusan (K11)
pembelian
berdasarka
n
alat
pembayara
n
yang
disediaka.
45
Bab III Objek dan Metode Penelitian
3.3 Instrumen, Syarat Instrumen yang Baik untuk Pedoman Kuesioner, dan
Bentuk Instrumen Untuk Pedoman Kuesioner
3.3.1 Instrumen
a. Pedoman Wawancara
Alat yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara tanya jawab dan
tatap muka dengan owner bengkel DJ Bikes Bandung, terkait dengan
aspek word of mouth marketing.
b. Pedoman Kuesioner
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah pedoman kuesioner
dari konsumen bengkel DJ Bikes. ARIKUNTO 2006
mendifinisakan
kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi
dari responden dalam arti
laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui dalam penelitian ini kuesioner
yang digunakan bersifat tertutup dan terbuka, dimana jawaban sudah ada
yang tersedia dan responden tinggal memilih, tetapi juga ada pertanyaan
yang berupa tanggapan responden.
46
Bab III Objek dan Metode Penelitian
3.3.2 Syarat Instrumen Yang Baik Dalam Pedoman Kuesioner
Syarat instrument yang baik dalam pedoman kuesioner, yaitu meliputi:
1.
Diuji coba (Try Out) kepada 30 orang responden dan 30 orang responden
tersebut tidak dapat dimasukkan kembali pada angota responden untuk
pedoman kuesioner yang sebenarnya
2.
Memenuhi persyaratan Validitas.
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Imam Ghozali, 2002). Validitas menunjukan sejauh mana alat pengukur untuk
mengukur apa yang akan di ukur (singarimbun dan effendi 1993). Uji validitas ini
dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner
benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti.
Uji validitas ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor indikator
dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan
nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05. Suatu instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang variabel yang dimaksud.
47
Bab III Objek dan Metode Penelitian
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
Dimana:
Rxy : kolerasi antara skor variabel (X) dengan skor variabel (Y)
N
: banyaknya sample
X
: skor dari item X
Y
: skor dari item Y
3. Memenuhi Peryaratan Realibilitas.
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi data dalam interval
waktu tertentu (Sugiyono, 2008:1). Instrumen yang memiliki reliabilitas dapat
digunakan untuk mengukur secara berkali-kali yang menghasilkan data yang
sama (konsisten). Menurut Sugiyono (2008 : 110), bahwa reliabilitas adalah
sejauh mana hasil dengan menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama. Untuk menguji reliabilitasnya digunakan metode (split half)
item tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok item ganjil dan
kelompok item genap, kemudian masing-masing kelompok skor tiap itemnya
dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total.
48
Bab III Objek dan Metode Penelitian
3.3.3 Method Of Successive Interval (MSI)
MSI sering kali data yang diperoleh dari penelitian adalah data yang
berskala ordinal (misalnya Likert) sehingga tidak langsung dapat dianalisis
dengan menggunakan statistic parametik, seperti regresi atau analisis jalur. Oleh
karene itu, data ordinal harus ditransformasi terlebih dahulu dengan menggunakan
methode of successuve interval atau MSI (Sugiono:2010)
Agar data yang terkumpul dalam bentuk ordinal dapat diperoleh lebih
lanjut, maka perlu dilakukan pengubahan data kedalam bentuk interval
menggunakan MSI. Langkah kerja MSI yang harus dilakukan adalah:
Successive Interval dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil jawaban responden, untuk setiap pernyataan, hitung
frekuensi setiap pilihan jawaban.
2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, hitung
proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
3. Berdasarkan proporsi tersebut, untuk setiap pernyataan, hitung proporsi
kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
4. Untuk setiap pernyataan, tentukan nilai batas untuk Z untuk setiap pilihan
jawaban.
49
Bab III Objek dan Metode Penelitian
5. Hitung nilai numerik penskalaan (skala value) untuk setiap pilihan
jawaban melalui persamaan berikut:
Scale Value = Density at Lower limit - Density at Uper Limit
Area Under Upper Limit - Area Under Lower Limit
Dimana:

Density at Lower limit = Kepadatan batas bawah

Density at Upper Limit = Kepadatan batas atas

Area Under Upper Limit = Daerah dibawah batas atas

Area Under Lower Limit = Daerah dibawah batas bawah
6. Hitung skor (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban dengan
persamaan berikut : Score = Scale Value + Scale Value Minimum + 1.
3.3.4 Bentuk Instrumen untuk Pedoman Kuesioner
Mengingat hasil melakukan oprasionalisasi variabel diperoleh skala data
variabel independen yaitu ordinal dan skala data variabel dependen juga ordinal,
maka bentuk instrumen dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang atau kelompok
orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2008:132). Dengan asumsi sekurangkurangnya skala data ordinal, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau
50
Bab III Objek dan Metode Penelitian
pernyataan. Setiap jawaban item instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Tabel 3.3
Kriteria Jawaban dan Skoring Penilaian Responden
No.
1
2
3
4
5
Keterangan
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Cukup (C)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor Nilai
5
4
3
2
1
Sumber: Sugiyono (2008:133)
3.4 Metode Analisis Data
Metode pengelolahan dan analisis data dilakukan dengan melalui berbagai
tahap berikut:
3.4.1
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu
variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen
apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
51
Bab III Objek dan Metode Penelitian
Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Rumus regresi linear
sederhana sebagi berikut:
Y = a + bX
Dimana:
Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independen
a
= Konstanta (nilai Y apabila X = 0)
b
= Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
Rumus untuk mendapatkan nilai a adalah sebagai berikut:
Rumus untuk b adalah sebagai berikut:
Dalam regresi linear sederhana juga ada yang disebut dengan koefisien korelasi
yang menunjukkan bahwa nilai suatu variabel bergantung pada perubahan nilai
variabel yang lain. Rumus untuk menghitung koefisien korelasi adalah sebagai
berikut:
52
Bab III Objek dan Metode Penelitian
Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear atau satu
variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Fungsi Analisis ini untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen
apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
3.5
Pengujian Hipotesis
3.5.1 Uji Statistika F
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji simultan dengan F-test ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen
terhadap variabel dependen (Bhuono Agung N 2005:53). Hasil F-test pada output
SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hasil F-test menunjukan variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika pvalue (pada kolom Sig.) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau
F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. F tabel dihitung dengan cara
df1= k-2, k adalah jumlah variabel dependen dan independen yang terjadi dapat
berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan).
Dari hasil analisis regresi di atas dapat diketahui nilai F hitung dengan
langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho
: Ada pengaruh secara signifikan antara variabel X dengan variabel
Y
Ha
: Tidak ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y
53
Bab III Objek dan Metode Penelitian
2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikasi menggunakan
= 5% (signifikasi 5% atau 0,05 adalah
ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)
3. Menentukan F hitung
Menentukan F hitung lihat pada tabel
4. Menentukan F tabel
Tabel distribusi F dicari pada
= 5% : 2% = 2,5% (uji 2 sisi) dengan
derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 20-2-1 = 17 (n adalah jumlah kasus dan
k adalah jumlah variabel independen)
5. Kriteria pengujian
Ho diterima jika F tabel < F hitung < F tabel
Ho ditolak jika F hitung < F tabel atau F hitung > F tabel
6. Membandingkan F hitung dengan F tabel
Nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak
Nilai F hitung < F tabel, maka Ho diterima
3.5.2 Uji Statistik t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Signifikan berarti
pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan).
Dari hasil analisis regresi di atas dapat diketahui nilai t hitung dengan
langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
54
Bab III Objek dan Metode Penelitian
1. Menentukan Hipotesis
Ho
: Ada pengaruh secara signifikan antara variabel X dengan variabel
Y
Ha
: Tidak ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y
2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikasi menggunakan
= 5% (signifikasi 5% atau 0,05 adalah
ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)
3. Menentukan t hitung
Menentukan t hitung lihat pada tabel
4. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada
= 5% : 2% = 2,5% (uji 2 sisi) dengan
derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 20-2-1 = 17 (n adalah jumlah kasus dan
k adalah jumlah variabel independen)
5. Kriteria pengujian
Ho diterima jika t tabel < t hitung < t tabel
Ho ditolak jika t hitung < t tabel atau t hitung > t tabel
6. Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai t hitung > t tabel, maka Ho ditolak
Nilai t hitung < t tabel, maka Ho diterima
55
Bab IV Analisis dan Pembahasan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Word of Mouth Marketing di Bengkel DJ Sepeda
Sejak awal berdirinya pada tahun 2009 bengkel DJ (Dipinggir Jalan)
mempunyai tujuan untuk menjadi bengkel sepeda yang senantiasa mampu
bersaing dan tumbuh berkembang dengan sehat menjadi bengkel terkemuka di
bidang transportasi dengan mengedepankan pelayanan dan kualitas terbaik
dibandingkan dengan bengkel-bengkel sepeda biasanya.
Metode / media
word of mouth marketing yang dilakukan oleh bengkel DJ
Sepeda sebagai berikut:
1.
Buzz marketing yang digunakan oleh bengkel DJ terdiri dari:
a) Agent tenaga kerja / karyawan bengkel DJ memiliki 11 agent tenaga
kerja / karyawan yang terdiri dari:
1. Pemilik Bengkel
Bengkel DJ Bike dimiliki oleh seorang laki-laki yang bernama M.
Gilang.
Pemilik
memiliki
tugas
mengatur,
mengawasi
dan
mengarahkan semua sistem dan karyawan bengkel DJ untuk pelayanan
sepeda yang terbaik dan juga pemilik kerap kali memilih serta
menyeleksi langsung barang untuk persediaan sparepart sepeda di
beberapa agen sepeda.
56
Bab IV Analisis dan Pembahasan
2. Bagian Perlengkapan
Bengkel DJ memiliki 2 karyawan pada bagian perlengkapan. Tugas
dari bagian perlengkapan yaitu mengecek barang-barang sepeda yang
kosong, mengevaluasi dan memilih dan membeli langsung ke agen
sepeda yang bernama Toko Kurnia yang berlokasi tidak jauh dari
bengkel yaitu Jl. Veteran Bandung.
3. Bagian Keuangan
Bengkel DJ memiliki 2 karyawan yang bertugas pada bagian
keuangan. Bagian keuangan pada bengkel DJ dibagi dua yaitu sebagai
kasir, yang memiliki tugas sebagai tempat transaksi jual beli bengkel
DJ dan sebagai manajamen semua keuangan di bengkel mulai dari
uang masuk dan keluar.
4. Bagian Pelayanan / Mekanik
Bengkel DJ Bike mempunyai 5 mekanik yang dan mekanik disini
merupakan fondasi dari pelayanan bengkel DJ. Mereka ditugaskan
harus bisa melayani semua permintaan konsumen yaitu memperbaiki
sepeda yang rusak, mengganti sparepart sepeda dan memodifikasi
sepeda yang diinginkan pelanggan.
Karyawan Bengkel DJ Sepeda juga aktif dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan besar yang banyak dikunjungi oleh bikers seperti bazar
pada perlombaan sepeda, car free day yang dilaksanakan pada hari
57
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Minggu di Bandung dan lain-lain. Bengkel DJ memanfaatkan kesempatan
yang ada untuk mempromosikan usahanya dengan memberikan iformasi
seputar pelayanan yang ada di bengkel DJ. Hal ini diharapkan akan
terjadinya proses word of mouth.
2.
Viral marketing yang digunakan oleh bengkel DJ terdiri dari:
a) Facebook Bengkel DJ
Bengkel DJ Sepeda memiliki Facebook dengan nama “DJ Bikes Bdg”
yang sekarang memiliki follower sebanyak 237 followers. Isi informasi
yang terdapat pada Facebook Bengkel DJ yaitu seputar penjualan
sparepart
fungsi
dan
sepeda dengan berisikan keterangan berupa harga, merek,
kelebihan
produk. Lalu juga terdapat informasi seputar
karyawan dan pelayanan bengkel DJ dan terdapat komentar konsumen
yang sudah pernah datang ke bengkel DJ sepeda dari berbagai kota.
Gambar 4.1 Facebook Bengkel DJ Bike
Sumber: www.facebook.com (DJ Bike’s Bdg)
58
Bab IV Analisis dan Pembahasan
b) Twitter Bengkel DJ
Bengkel DJ Sepeda memiliki Twitter dengan nama @djbikesbdg yang
sekarang memiliki 180 followers. Isi informasi yang terdapat pada Twitter
Bengkel DJ kurang lebih sama dengan Facebook yaitu seputar penjualan
sparepart
fungsi
dan
sepeda dengan berisikan keterangan berupa harga, merek,
kelebihan
produk. Lalu juga terdapat informasi seputar
karyawan dan pelayanan bengkel DJ dan terdapat komentar konsumen
yang sudah pernah datang ke bengkel DJ sepeda dari berbagai kota.
Namun yang membedakan dalam Twitter yaitu konsumen bisa
memberikan foto produk yang dibeli di Bengkel DJ dan memberikan
komentarnya di akun Twitter sehingga memberikan kesempatan follower
untuk melihat dan di dalam biodata Twitter terdapat kontak nomor
telepon, pin BBM dan media sosial line yang bisa dihubungi.
Gambar 4.2 Twitter Bengkel DJ Sepeda
Sumber: www.twitter.com (@djbikesbdg)
59
Bab IV Analisis dan Pembahasan
c) Instagram Bengkel DJ
Bengkel DJ Sepeda memiliki Instagram dengan nama “djbikesbdg” yang
sekarang memiliki 482 followers dan sudah terdapat 80 foto yang di
sebarkan ke dalam Instagram. Isi informasi yang terdapat pada Instagram
Bengkel DJ kurang lebih sama dengan Facebook dan Twitter yaitu seputar
penjualan sparepart sepeda dengan berisikan keterangan berupa harga,
merek, fungsi
dan
kelebihan
produk. Lalu juga terdapat informasi
seputar karyawan dan pelayanan bengkel DJ dan terdapat komentar
konsumen yang sudah pernah datang ke bengkel DJ sepeda dari berbagai
kota. Namun yang membedakan dalam Instagram yaitu Bengkel DJ
khusus berkomunikasi dengan foto-foto produk tidak bisa hanya dengan
kata-kata persuasif saja seperti pada Facebook dan Twitter.
Gambar 4.3 Instagram Bengkel DJ Sepeda
Sumber: www.instagram.com (djbikesbdg)
60
Bab IV Analisis dan Pembahasan
d) Opinion Leader
Bengkel DJ mempunyai opinion leader di dalam perusahaannya yaitu
Gilang sebagai pemilik bengkel DJ. Dan terdapat senior di dalam
komunitas sepeda Fixie yang memiliki prestasi. Terdapat pula beberapa
follower dari Gilang pada komunitas tersebut yang kemudian di rekrut
menjadi mekanik ke bengkel DJ karena mereka mempunyai kelebihan dari
orang lain yaitu masih muda dan berkemampuan yang sangat baik dalam
merakit sepeda. Mereka selalu memberikan informasi yang berguna
tentang bengkel DJ pada saat berkumpul. Contohnya informasi berupa
harga sparepart sepeda yang murah dan berkualitas.
e) Blog
Bengkel
DJ
Bike
mempunyai
sebuah
blog
dengan
alamat
www.djbikes.blogspot . Di dalam blog tersebut berisikan biodata dari
bengkel, karyawan yang ikut serta membantu pelayanan bengkel DJ, visi
dan misi bengkel DJ Sepeda yaitu “Sayangi Bumi Mu dengan Bersepeda”
serta berisi tentang keunggulan pelayanan jasa di Bengkel DJ Sepeda.
Seperti pelayanan yang cepat, teliti dan memuaskan.
Berdasarkan penjelasan diatas menurut pendapat penulis promosi
Word of Mouth Marketing yang dilaksanakan Bengkel DJ sebagian besar
mampu mendorong pelanggan untuk datang ke Bengkel DJ Sepeda. Hal
ini dikarenakan bahwa promosi Word of Mouth dapat dengan mudah
diterima oleh konsumen berdasarkan pada tingkat kepercayaan kepada
61
Bab IV Analisis dan Pembahasan
sumber yang telah memiliki pengalaman terhadap suatu produk. Namun
pada media Facebook pada saat ini sudah tidak lagi banyak diminati oleh
konsumen karena perkembangan zaman jadi informasi yang diberikan oleh
Bengkel DJ sudah sangat jarang untuk diperbarui. Namun Word of Mouth
Marketing di bengkel DJ Bandung memiliki banyak keuntungan tersendiri
bagi perusahan, hal ini dikarenakan pihak perusahan tidak memerlukan
biaya untuk memasarkan atau mempromosikan produknya. Sehingga bisa
menghemat anggaran perusahaan.
4.2
Tanggapan Responden tentang Word of Mouth Marketing Sepeda Fixie
di Bengkel DJ Sepeda
4.2.1 Instrumen Penelitian (Pedoman kuesioner yang di gunakan dalam
pengumpulan data)
Instrumen
penelitian
(pedoman
kuisoner)
yang
digunakan
dalam
mengumpulkan data telah memenuhi persyaratan, yaitu:
1. Telah di uji coba kepada 30 orang responden. Ke-30 responden ini tidak
diikutsertakan lagi pada anggota responden untuk pedoman kuisoner
sebenarnya.
2. Memenuhi persyaratan validitas.
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
62
Bab IV Analisis dan Pembahasan
mampu untuk
mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut (Imam Ghozali, 2002).
Dimana:
Rxy = koefisien korelasi
n
= jumlah responden
X = skor dari item X
Y = skor dari item Y
Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masingmasing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur yaitu
menggunakan Coefficient
Corelation
Pearson
dalam SPSS.
Jika
nilai
signifikansi (P Value) > 0,05 maka tidak terjadi hubungan yang signifikan.
Sedangkan apabila nilai signifikansi (P Value) < 0,05 maka terjadi hubungan
yang signifikan.
Hasil hitung diatas membuktikan bahwa pertanyaan word of mouth marketing
dan keputusan pembelian tersebut valid yaitu: r hitung > r table sebesar 0,239 ( df
= 30 – 2 = 28, α = 5% ).
Kriteria keputusan:
-
Jika r hitung bersifat positif, serta r hitung >
r tabel, maka butir
pertanyaan tersebut valid.
63
Bab IV Analisis dan Pembahasan
-
Jika r hitung bersifat tidak positif, serta r hitung < r tabel, maka butir
pertanyaan tersebut tidak valid.
3. Memenuhi persyaratan realibelitas.
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan realibel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Azwar, 2010 : 117). Selain menggunakan dengan bantuan SPSS uji
reliabilitas dapat dilakukan dengan mengunakan koefisien alpha cronbach.
Reliabilitas dapat dilakukan dengan mengunakan koefisien alpha cronbach:
Dimana:
k = realibilitas instrumen
r = banyaknya butir pertanyaan
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS menunjukan hasil cronbach alpa
untuk enam pertanyaan (word of mouth marekting) dan lima pertanyaan
(keputusan pembelian) adalah > 0,7 yang berarti data tersebut realibel.
64
Bab IV Analisis dan Pembahasan
4.2.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Pria
96
Wanita
4
Total
100
Sumber: Data Primer Yang Diolah,2014.
Persentase (%)
96%
4%
100
Tabel 4.1 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan “Jenis
Kelamin”. Dari hasil jumlah responden “Pria” paling banyak yaitu sebesar 96
orang atau 96% . Hal ini dikarenakan Bengkel DJ di segmentasikan untuk para
pria. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas pria yang menggunakan sepeda dan lebih
banyak yang mengunjungi bengkel DJ.
Tabel 4.2
Gambaran Responden Berdasarkan Usia
Usia
Frekuensi
<20 tahun
52
21 – 30 tahun
41
31 – 40 tahun
7
>40 tahun
0
Total
100
Sumber: Data Primer Yang Diolah,2014.
Persen
31%
41%
7%
0
100
Tabel 4.2 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan “Usia”.
Mayoritas responden sebanyak 52 orang atau 52% adalah responden yang
berumur <20 tahun . Hal ini dikarenakan bahwa pada usia <20 tahun merupakan
usia remaja bagaimana mayoritas orang-orang senang bereksperimen dengan
sepeda yang dimilikinya.
65
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.3
Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
Frekuensi
Pelajar / Mahasiswa
43
Pegawai Swasta
21
Pegawai Negeri
3
Lainnya
33
Total
100
Sumber: Data Primer Yang Diolah,2014.
Persen (%)
43%
21%
3%
33%
100
Tabel 4.3 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan “Pekerjaan”.
Mayoritas adalah sebagai pelajar /mahasiswa sebanyak 43 orang atau 43. Hal ini
dikarenakan bahwa para pelajar / mahasiswa yang memiliki sepeda lebih sering
menggunakan sepedanya sebagai kendaraan oprasional atau sekedar hobi dan
memerlukan banyak perawatan.
Tabel 4.4
Gambaran Responden Bedasarkan Pendapatan
Pendapatan
Frekuensi
<Rp.2.000.000
41
Rp. 2.000.000 – Rp.3.000.000
11
Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000
10
>Rp.4.000.000
38
Total
100
Sumber: Data Primer Yang Diolah,2014.
Persen
41%
11%
10%
38%
100%
Tabel 4.4 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan pendapatan.
Mayoritas responden memiliki pendapatan Rp. 1.000.000, yaitu sebanyak 41
orang atau 41%, hal ini disebabkan pendapatan dipengaruhi oleh status responden
yang rata-rata masih pelajar / mahasiswa.
66
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.5
Gambaran Responden Bedasarkan Banyaknya Kunjungan ke Bengkel DJ
Sepeda Perbulan
Banyaknya kunjungan ke Frekuensi
Bengkel DJ Sepeda
1 kali
23
2 kali
49
3 kali
17
Lebih dari 3 kali
11
Total
100
Sumber: Data Primer Yang Diolah,2014.
Persen
23%
49%
17%
11%
100%
Tabel 4.5 menunjukkan banyaknya responden mengunjungi bengkel DJ
sepeda. Mayoritas adalah 2 kali dalam sebulan mengunjungi bengkel DJ Sepeda
sebanyak 49 orang atau 49%. Hal ini disebabkan karena terlalu seringnya
responden menggunakan sepeda maka responden memilih perbaikan sepeda untuk
merawat sepedanya.
4.2.3 Tanggapan Responden Akan Word Of Mouth Marketing Sepda Fixie Di
Bengkel DJ Sepeda Bandung.
Untuk memudahkan penilaian item pertanyaan tanggapan responden tentang
variabel Word of Mouth Marketing (X), penulis mencari rata-rata dari setiap
jawaban responden. Dan untuk memudahkan penilaian rata-rata tersebut, peneliti
membaginya ke dalam katagori berdasarkan interval nilai skor jawaban responden
dari seluruh pertanyaan variabel word of mouth (X).
Dimana perhitungan yang dikemukakan oleh Umar (1993:225) dimana
rentang skor diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
67
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Dalam menggolongkan dari hasil tanggapan responden yang berupa variabel
word of mouth (bebas) dan keputusan pembelian konsumen (terikat) yang
digunakan untuk mengetahui kategori responden tersebut, Dengan langkahlangkahnya adalah sebagai berikut:
1) Menentukan data terbesar dan data terkecil
Data terbesar = 100 x 5 (nilai ter tinggi) = 500
Data Terkecil = 100 x 1 (nulai terendah) = 100
2) Menentukan jangkauan (R)
R = data terbesar – data terkecil
R = 500 – 100 = 400
3) Menentukan banyaknya kelas (k)
Pada penelitian ini menggunakan skala likert, sehingga kelas yang
digunakannyapun berdasarkan skala tersebut, yang terdiri dari 5 (lima)
jawaban, sehingga dalam menentukan kelas juga akan mengikuti dari
banyaknya jawaban dan dalam hal ini maka kelasnya menjadi 5 (lima)
4) Membuat panjang interval kelas (int)
5) Membuat tabel rentang klasifkasi
68
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.6
Rentang Klasifikasi Variabel
1
2
3
4
5
Kategori
Lebar Interval
No
100 – 180
181 – 260
261 – 340
341 – 420
421 – 500
Word of Mouth
Tidak Baik
Kurang Baik
Ragu-ragu
Baik
Sangat Baik
Keputusan Pembelian
Tidak Baik
Kurang Baik
Ragu-ragu
Baik
Sangat Baik
Sumber: Sugiyono (2009)
Berdasarkan rentang klarifikasi variabel diatas, peneliti menggunakan 1
tanggapan pelanggan tentang word of mouth marketing yang dilakukan bengkel
DJ Sepeda.
Tabel 4.7
Tanggapan Responden terhadap Informasi dari Agent Tenaga Kerja /
Karyawan yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda
Jawaban Reponden
Skor
Jumlah
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
1
2
3
4
5
8
23
13
28
28
100
Persentase
(%)
8%
23%
13%
28%
28%
100%
Pembobotan
8
46
39
112
140
345
Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari)
Dari tabel 4.7 diatas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa
mayoritas 44% responden menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak
setuju, hal ini dikarenakan responden belum merasakan adanya informasi dari
agent tenaga kerja / karyawan bengkel DJ. Sedangkan 56% responden menjawab
sangat setuju dan setuju, hal ini dikarenakan responden sudah mersakan adanya
informasi dari agent tenaga kerja / karyawan bengkel DJ. Hal ini juga sesuai
69
Bab IV Analisis dan Pembahasan
dengan teori pakar dari Kotler & Keller 2012:478 yang mengatakan strategi dari
WOM yaitu salah satunya adalah Buzz Mareketing “Menciptakan publisitas &
rangkaian informasi mengenai merek produk.
Tabel 4.8
Tanggapan Responden terhadap Facebook (DJ Bikes Bdg) yang
Digunakan Bengkel DJ Sepeda
Jawaban Reponden
Skor
Jumlah
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
1
2
3
4
5
23
33
11
28
5
100
Persentase
(%)
23%
33%
11%
28%
5%
100%
Pembobotan
23
66
33
112
25
259
Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari)
Dari tabel 4.8 diatas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa 67%
menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, pernyataan ini
dikarenakan responden belum merasakan adanya informasi dari Facbebook
tentang bengkel DJ. Sedangkan 33% responden menjawab sangat setuju dan
setuju, pernyataan tersebut dikarenakan responden sudah merasakan adanya
informasi dari Facbebook tentang bengkel DJ. Hal ini juga sesuai dengan teori
pakar Kotler & Keller yang menyatakan metode dari WOM yaitu Viral Marketing
dengan media online.
70
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.9
Tanggapan Responden terhadap Twitter (@djbikesbdg) yang
Digunakan Bengkel DJ Sepeda
Jawaban Reponden
Skor
Jumlah
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
1
2
3
4
5
4
9
17
50
20
100
Persentase
(%)
4%
9%
17%
50%
20%
100%
Pembobotan
4
18
51
200
100
373
Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari)
Dari tabel 4.9 diatas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa 31%
responden menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, hal ini
dikarenakan responden belum merasakan adanya informasi dari Twitter tentang
bengkel DJ. Sedangkan 69% responden menjawab sangat setuju dan setuju, hal ini
dikarenakan responden sudah merasakan adanya informasi dari Twitter tentang
bengkel DJ. Hal ini juga sesuai dengan teori pakar Kotler & Keller yang
menyatakan metode dari WOM yaitu Viral Marketing dengan media online.
Tabel 4.10
Tanggapan Responden terhadap Instagram (djbikesbdg) yang
Digunakan Bengkel DJ Sepeda
Jawaban Reponden
Skor
Jumlah
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
1
2
3
4
5
4
9
16
55
16
100
Persentase
(%)
4%
9%
16%
55%
16%
100%
Pembobotan
4
18
48
220
80
370
Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari)
71
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Dari tabel 4.10 diatas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa
29% responden menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, hal ini
dikarenakan responden belum merasakan adanya informasi dari Instagram tentang
bengkel DJ. Sedangkan 71% responden menjawab sangat setuju dan setuju, hal ini
dikarenakan responden sudah merasakan adanya informasi dari Instagram tentang
bengkel DJ. Hal ini juga sesuai dengan teori pakar dari Kotler dan Keller dapat
diartikan WOM dapat tersebar melalui viral marketing.
Tabel 4.11
Tanggapan Responden terhadap Opinion Leader di Komunitas
Sepeda yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda
Jawaban Reponden
Skor
Jumlah
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
1
2
3
4
5
4
11
16
45
24
100
Persentase
(%)
4%
11%
16%
45%
24%
100%
Pembobotan
4
22
48
180
120
374
Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari)
Dari tabel 4.11 diatas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa
31% responden menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
dikarenakan responden belum merasakan adanya informasi dari opinion leader
dari komunitas bikers tentang bengkel DJ. 69% menjawab sangat setuju, setuju
dan ragu-ragu, hal ini dikarenakan responden sudah merasakan adanya informasi
dari opinion leader dari komunitas bikers tentang bengkel DJ. Hal ini juga sesuai
dengan pendapat teori dari Sernovitz (2006:13) yang menyatakan bahwa 3
motivasi dasar yang mendorong WOM berasal dari Opinion Leader , yaitu
72
Bab IV Analisis dan Pembahasan
“Mereka merasa terhubung dengan suatu kelompok. Keinginan untuk menjadi
bagian suatu kelompok adalah perasaan manusia yang paling kuat”
Tabel 4.12
Tanggapan Responden terhadap Blog
(www.DJBikesBdg.blogspot.com) yang Digunakan Bengkel DJ Sepeda
Jawaban Reponden
Skor
Jumlah
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
1
2
3
4
5
18
14
6
52
10
100
Persentase
(%)
18%
14%
6%
52%
10%
100%
Pembobotan
18
28
9
208
50
313
Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari)
Dari tabel 4.12 diatas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa
38% menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
dikarenakan belum merasakan adanya informasi dari blog tentang bengkel DJ.
Sedangkan 68% menjawab sangat setuju dan setuju, hal ini dikarenakan sudah
merasakan adanya informasi dari blog tentang bengkel DJ. Hal ini juga sesuai
dengan teori pakar Kotler dan Keller edisi 2012 yaitu metode WOM salah satunya
terdiri dari adanya blog di sebuah perusahaan.
73
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Daftar dari total pembobotan diatas untuk variabel atribut produk dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.13
Total Pembobotan Word of Mouth Marketing
No
1
2
3
4
5
6
Pernyataan
Item Pembobotan
Bengkel DJ Sepeda
memiliki
agent
tenaga
kerja
/
345
karyawan
dalam
mengkomunikasikan
sepeda Fixie
Bengkel DJ Sepeda
menggunakan
Facebook
untuk
259
mengkomunikasikan
sepeda Fixie
Bengkel DJ Sepeda
menggunakan
Twitter
untuk
373
mengkomunikasikan
sepeda Fixie
Bengkel DJ Sepeda
menggunakan
Instagram
untuk
370
mengkomunikasikan
sepeda Fixie
Bengkel DJ Sepeda
menggunakan
opinion leader untuk X5
313
mengkomunikasikan
sepeda Fixie
Bengkel DJ Sepeda
menggunakan Blog
untuk
X6
352
mengkomunikasikan
sepeda Fixie
Total
2012
Rata-rata
335,33
Persentase (%)
Kategori
57,5%
Baik
43,2%
Kurang
Baik
62,2%
Baik
61,7%
Cukup
52,2%
Cukup
58,7%
Baik
335,5
55,9%
Cukup
Sumber : Datal Primer Yang Telah Diolah, 2014
74
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan table 4.13 diatas menunjukan bahwa rata-rata item pada
variable variabel word of mouth berada pada kategori “cukup” yang ditunjukan
pada rata-rata bobot sebesar 335,33 dari total bobotnya sebesar 2.012.
Untuk mencari bagaimana tanggapan responden terhadap variabel Word of
Mouth Marketing, maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
% skor tanggapan responden =
2.012
x 100%
( 6x5x100)
% skor tanggapan responden = 2.012 x 100%
3000
% skor tanggapan responden = 67,07%
Nilai tanggapan responden sebesar 67,07% bila merujuk pada perhitungan
kategori masuk kedalam kategori cukup ( interval 52,01% - 68% )
Sangat
Tidak
Baik
20,0%
Tidak
Baik
36,0%
52,0%
Cukup
Baik
68,0%
Baik
84,0%
Sangat
Baik
100%
67,07%
Berdasarkan garis kontinum diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
tanggapan responden tentang Variabel Word of Mouth Sepeda model Fixie di
Bengkel DJ Bandung menghasilkan total skor dari keseluruhan indikator
keputusan pembelian konsumen sebesar 2.012 yang berada dalam kategori
”cukup” karena berada dalam interval 52,0% - 68,0%, namun dapat dilihat pada
75
Bab IV Analisis dan Pembahasan
garis kontinum skor keseluruhan dari indikator word of mouth marketing
cenderung ke arah kiri dengan demikian variabel word of mouth marketing masuk
ke dalam kategori cukup (kurang baik). Dilihat dari keenam pernyataan variabel
word of mouth marketing tersebut masih ada hal yang harus diperhatikan untuk
diperbaiki, yaitu media WOM pada viral marketing khususnya pada Facebook
bengkel DJ yang sudah jarang diperbarui lagi. Hal ini menyebabkan konsumen
tidak bisa mengetahui informasi di media sosial Facebook.
4.3
Tanggapan Responden tentang Keputusan Pembelian Konsumen pada
Sepeda Fixie di Bengkel DJ Sepeda
Untuk memudahkan penilaian item pertanyaan tanggapa responden tentang
variabel Keputusan Pembelian (Y), penulis mencari rata-rata dari setiap jawaban
responden. Dan untuk memudahkan penilaian rata-rata tersebut, peneliti
membaginya ke dalam katagori berdasarkan interval nilai skor jawaban responden
dari seluruh pertanyaan variabel Keputusan Pembelian (Y).
Dimana perhitungan yang dikemukakan oleh Umar (1993:225) dimana
rentang skor diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
76
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Dalam menggolongkan dari hasil tanggapan responden yang berupa
variabel word of mouth (bebas) dan keputusan pembelian konsumen (terikat)
yang digunakan untuk mengetahui kategori responden tersebut, dengan langkahlangkahnya adalah sebagai berikut:
1) Menentukan data terbesar dan data terkecil
Data terbesar = 100 x 5 (nilai tertinggi) = 500
Data Terkecil = 100 x 1 (nulai terendah) = 100
2) Menentukan jangkauan (R)
R = data terbesar – data terkecil
R = 500 – 100 = 400
3) Menentukan banyaknya kelas (k)
Pada penelitian ini menggunakan skala likert, sehingga kelas yang
digunakannyapun berdasarkan skala tersebut, yang terdiri dari 5 (lima)
jawaban, sehingga dalam menentukan kelas juga akan mengikuti dari
banyaknya jawaban dan dalam hal ini maka kelasnya menjadi 5 (lima)
4) Membuat panjang interval kelas (int)
5) Membuat tabel rentang klasifkasi
77
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.14
Rentang Klasifikasi Variabel
No
1
2
3
4
5
Kategori
Lebar Interval
100 – 180
181 – 260
261 – 340
341 – 420
421 – 500
Word of Mouth
Tidak Baik
Kurang Baik
Ragu-ragu
Baik
Sangat Baik
Keputusan Pembelian
Tidak Baik
Kurang Baik
Ragu-ragu
Baik
Sangat Baik
Sumber: Sugiyono (2009)
Berdasarkan rentang klarifikasi variabel diatas, peneliti menggunakan 1
tanggapan pelanggan tentang keputusan pembelian konsumen yang dilakukan
bengkel DJ Sepeda.
Tabel 4.15
Tanggapan Responden Memilih Sepeda Model Fixie di Bengkel DJ
Sepeda
Jawaban Reponden
Skor
Jumlah
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
1
2
3
4
5
27
30
31
8
4
100
Persentase
(%)
27%
30%
31%
8%
4%
100%
Pembobotan
27
60
93
11
20
211
Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari)
Dari tabel 4.15 diatas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa
88% responden menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, hal ini
dikarenakan responden belum merasakan adanya keistimewaan dari sepeda model
Fixie di bengkel DJ. Sedangkan 12% responden menjawab sangat setuju dan
setuju, hal ini dikarenakan responden sudah merasakan adanya keistimewaan dari
sepeda model Fixie di bengkel DJ. Hal ini juga sesuai dengan teori Philip Kotler
78
Bab IV Analisis dan Pembahasan
yang menyatakan bahwa dalam melaksanakan keputusan pembelian dengan
memilih produk.
Tabel 4.16
Tanggapan Responden Memilih Bengkel DJ Sepeda Untuk Membeli /
Melayani Sepedanya
Jawaban Reponden
Skor
Jumlah
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
1
2
3
4
5
7
16
17
53
7
100
Persentase
(%)
7%
16%
17%
53%
7%
100%
Pembobotan
7
32
51
212
35
337
Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari)
Dari tabel 4.16 di atas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa
40% responden yang menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju,
hal ini dikarenakan responden belum merasakan keberadaan bengkel DJ. Namun
60% responden menjawab sangat setuju dan setuju hal ini dikarenakan responden
sduah merasakan keberadaan bengkel DJ. Hal ini juga sesuai dengan teori Philip
Kotler yang menyatakan bahwa dalam melaksanakan keputusan pembelian
dengan memilih penyalur.
79
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.17
Tanggapan Responden Sering Mengunjungi Bengkel DJ Sepeda
Untuk Membeli / Melayani Sepedanya
Jawaban Reponden
Skor
Jumlah
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
1
2
3
4
5
15
39
36
6
4
100
Persentase
(%)
15%
39%
36%
6%
4%
100%
Pembobotan
15
78
108
24
20
245
Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari)
Dari tabel 4.17 di atas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa
43% menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
dikarenakan konsumen belum merasakan butuh pelayanan sepeda setiap
waktunya. Sedangkan 82% responden menjawab sangat setuju dan setuju , hal ini
dikarenakan konsumen sudah merasakan butuh pelayanan sepeda setiap waktunya
di bengkel DJ. Hal ini sesuai dengan teori Philip Kotler yang menyatakan bahwa
dalam melaksanakan keputusan pembelian dengan memilih waktu pembelian.
Tabel 4.18
Tanggapan Responden Memilih Sparepart Sepeda Model Fixie di
Bengkel DJ Sepeda
Jawaban Reponden
Skor
Jumlah
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
1
2
3
4
5
26
28
30
12
4
100
Persentase
(%)
26%
28%
30%
12%
4%
100%
Pembobotan
26
56
90
48
20
240
Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari)
80
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Dari tabel 4.18 di atas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa
66% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju, hal ini dikarenakan responden
belum merasakan banyaknya jumlah pembelian pada sparepart sepeda model
Fixie di bengkel DJ. Sedangkan 34% responden menjawab sangat setuju dan
setuju hal ini dikarenakan responden sudah merasakan banyaknya jumlah
pembelian pada sparepart sepeda model Fixie di bengkel DJ.. Hal ini juga sesuai
dengan teori Philip Kotler yang menyatakan bahwa dalam melaksanakan
keputusan pembelian dengan memilih jumlah pembelian.
Tabel 4.19
Tanggapan Responden Membayar Tunai Sepeda di Bengkel DJ Sepeda
Jawaban Reponden
Skor
Jumlah
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
1
2
3
4
5
23
28
33
11
5
100
Persentase
(%)
23%
28%
33%
11%
5%
100%
Pembobotan
23
56
99
44
25
203
Sumber: Data primer yang diolah (Desember – Januari)
Dari tabel 4.19 di atas dari 100 responden yang ada dapat dilihat bahwa
72% responden menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, hal ini
dikarenakan responden belum merasa setuju terhadap metode pembayaran yang
ditetapkan bengkel DJ. Namun teredapat 28% responden menjawab sangat setuju
dan setuju, hal ini dikarenakan responden sudah merasa setuju terhadap metode
pembayaran yang ditetapkan bengkel DJ. Hal ini juga sesuai dengan teori Philip
81
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Kotler yang menyatakan bahwa dalam melaksanakan keputusan pembelian
dengan memilih metode pembayaran.
Tabel 4.20
Total Pembobotan Keputusan Pembelian Konsumen
No
1
2
3
4
5
Pernyataan
Item Pembobotan
Anda
memilih
produk
sepeda
211
model
Fixie
di
Bengkel DJ Sepeda
Anda
memilih
Bengkel DJ Sepeda
sebagai tempat untuk
melayani
sepeda
337
model Fixie
Persentase (%)
Kategori
42,2%
Kurang
Baik
67,4%
Cukup
Anda
sering
mengunjungi
245
49%
Cukup
bengkel DJ Sepeda
Bandung
Anda
membeli
berbagai sparepart
Kurang
sepeda model Fixie
240
48%
Baik
di
bengkel
DJ
Sepeda
Anda
membayar
cash sepeda model
Kurang
X5
203
42%
Fixie di bengkel DJ
Baik
Sepeda
Total
1033
248,6
Rata-rata
206,7
49,72%
Cukup
Berdasarkan tabel 4.20 diatas menunjukan bahwa rata-rata item pada
variable keputusan pembelian konsumen berada pada kategori “cukup” yang
ditunjukan pada rata-rata bobot sebesar 290,4 dari total bobotnya sebesar 1.452.
untuk mencari bagaimana tanggapan responden terhadap variabel keputusan
pembelian konsumen, maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
82
Bab IV Analisis dan Pembahasan
% skor tanggapan responden =
1.033
x 100%
( 5x5x100)
% skor tanggapan responden = 1.033 x 100%
2500
% skor tanggapan responden = 41,32%
Nilai tanggapan responden sebesar 41,32% bila merujuk pada perhitungan
kategori masuk kedalam kategori tidak baik ( interval 36,0% - 52,0% )
Sangat
Tidak
Baik
20,0%
Tidak
Baik
36,0%
Cukup
Baik
52,0%
Baik
68,0%
Sangat
Baik
84,0%
100%
41,32%
Berdasarkan garis kontinum diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tanggapan
responden tentang Variabel Keputusan Pembelian Konsumen sepeda model Fixie
di bengkel DJ menghasilkan total skor dari keseluruhan indikator keputusan
pembelian konsumen sebesar 1.033 yang berada dalam kategori ”tidak baik”
karena berada dalam intterval 36,0% -52,0%. Dilihat dari kelima pernyataan
variabel keputusan pebelian konsumen tersebut masih ada hal yang harus
diperhatikan untuk diperbaiki, yaitu aspek-aspek yang mendapat tanggapan
kurang baik konsumen seperti pilihan sepeda model Fixie, pilihan waktu
pembelian di bengkel DJ, pilihan sparepart sepeda model Fixie dan cara
pembayaran yang diterapkan pada bengkel DJ.
83
Bab IV Analisis dan Pembahasan
4.4 Besar Pengaruh Word Of Mouth Marketing Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Bengkel DJ Bike Bandung
Untuk mencari pengaruh worrd of mouth terhadap keputusan pembelian
konsumen digunakan rumus regresi sederhana ( Simple Regresion ), dimana
fungsi tersebut untuk mencari hubungan sebab akibat sedangkan asumsinya
sekurang-kurangnya data interval. Mengingat hasil operasionalisasi variabel
dimana skala data independen variabel (worrd of mouth) maupun dependen
variabel (keputusan pembelian konsumen) adalah ordinal, maka guna memenuhi
asumsi tersebut maka dilakukan transformasi data dengan menggunakan MSI.
Tabel 4.21
MSI (Method of Success Interval) pada Responden
Variabel Worrd Of Mouth
Succesive Interval
X1
X2
X3
X4
X5
X6
3.065
2.538
1.000
3.065
1.000
2.614
2.045
1.000
2.045
3.245
3.290
3.290
1.000
2.353
3.290
3.334
3.334
1.000
2.337
3.334
3.248
3.248
1.818
3.248
3.248
2.853
2.853
1.000
2.853
2.853
Sumber : Data olahan 2015
Melalui cara yang sama dapat dilakukan tranformasi untuk keseluruhan
item, pertanyaan dilakukan proses tranformasi. Output proses tranformasi
selengkapnya untuk keseluruhan item dapat dilihat pada lampiran.
Dari hasil perhitungan, didapat koefisien korelasi antara variabel word of
mouth dengan keputusan pembelian konsumen r = 0,837, ini berarti terdapat
hubungan yang kuat antara word of mouth dengan keputusan pembelian
84
Bab IV Analisis dan Pembahasan
konsumen. Arahnya positif ini berarti apabila word of mouth meningkat maka
keputusan pembelian konsumen juga semakin meningkat.
Koefisien Determinasi
Besarnya sumbangan atau peranan variabel word of mouth terhadap
variabel keputusan pembelian konsumen dapat diketahui dengan menggunakan
analisis koefisien determinasi (KD).
Koefisien determinasinya (R Square) menunjukkan nilai sebesar 0,7 atau
sebesar 7,01% diperoleh dari hasil (r2 x 100%=0,8372 X 100%= 70,1%), artinya
variabel keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh variabel word of mouth
sebesar 70,11% dan sisanya 29,9% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
Dari tabel tersebut juga diperoleh persamaan regresi adalah:
Keputusan pembelian = 2,029 + 0,591*word of mouth (y = a + b x)
1. Konstanta sebesar 2.029 artinya jika untuk variabel word of mouth bernilai
nol, nilai keputusan pembelian adalah sebesar 2.029 satuan.
2. Varibel word of mouth (X) memiliki nilai positif sebesar 0,591. Misal jika
word of mouth meningkat sebanyak 1 maka keputusan pembelian naik
menjadi 1 x 0,591 = 0,591, jika word of mouth menurun sebanyak 2 maka
keputusan pembelian akan turun menjadi 2 x 0,591 = 1,182. Maka 1 akan
berpengaruh terhadap meningkatnya nilai keputusan pembelian sebesar
2,029 + 0,591(1) = 2,620 Artinya jika word of mouth tinggi maka
keputusan pembelian akan menjadi meningkat, apabila word of mouth
85
Bab IV Analisis dan Pembahasan
sangat rendah maka keputusan pembelian akan menjadi semakin
menurun.
4.4.1 Pengujian Hipotesis
a. Uji Statistika F
Pengujian atas hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji
simultan dengan F-test. F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersamasama variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan
keputusan untuk hipotesis yang digunakan adalah :
- Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan H1 diterima
- Jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima dan H1 ditolak
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji f hitung,
diketahui bahwa nilai uji f hitung variabel word of mouth sebesar 84.982. Karena
F hitung 84.982 > dari 3,09 (berdasarkan F-tabel) yang artinya signifikan ( df2 =
100-2 = 98) maka dapat dinyatakan bahwa word of mouth berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
86
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Daerah
penolakan Ho
Daerah
penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- F tabel= -3,09
0
F tabel = 3,09
F hitung =84,982
Gambar 4.4
Kurva Uji-F Dua Pihak Variabel word of mouth Terhadap Variabel keputusan pembelian
konsumen
b. Uji Statistika t
Analisis ini untuk menguji hipotesis bahwa variabel Keputusan pembelian
konsumen memiliki pengaruh nyata terhadap word of mouth marketing. Kriteria
pengambilan keputusan untuk hipotesis yang digunakan adalah:
-
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Word Of Mouth
Marketing terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.
-
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Word Of Mouth Marketing
terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t hitung, diketahui
bahwa nilai uji t hitung variabel word of mouth sebesar 15.158, karena uji t hitung
> t tabel atau 15.158 > 1,98 maka terdapat pengaruh antara variabel word of
mouth terhadap keputusan pembelian konsumen.
87
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Daerah
penolakan Ho
Daerah
penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -1,98
0
t tabel = 1,98
t hitung =15,1580
Gambar 4.5
Kurva Uji-t Dua Pihak Variabel word of mouth Terhadap Variabel keputusan pembelian konsumen
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t hitung,
diketahui bahwa nilai uji t hitung variabel variabel word of mouth sebesar 15,158
karena uji t hitung > t tabel atau 15,158 > 1,98 maka terdapat pengaruh antara
variabel word of mouth terhadap keputusan pembelian konsumen, yang artinya
melakukan word of mouth marketing perlu dilakukan dalam suatu bisnis, jadi jika
perusahaan melakukan suatu word of mouth marketing secara terus menerus maka
akan meningkatkan keputusan pembelian produk pada bengkel DJ Sepeda. Sesuai
dengan pendapat pakar yang menyatakan bahawa “Word of Mouth Marketing
memberikan pengaruh yang nyata, dengan rekomendasi dari konsumen lain
terutama dari tetangga, teman, anggota keluarga, atau sesama anggota
perkumpulan memberikan efek kepercayaan yang mempengaruhi keputusan
pembelian suatu produk” - Kotler dan Amstrong (2008:380).
88
Bab V Kesimpulan dan Saran
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Upaya bengkel DJ Sepeda dalam pelaksanaan word of mouth marketing ada
6 media yaitu Agent tenaga kerja / Karyawan, Facebook, Twitter,
Instagram, Opinion leader dan Blog tergolong cukup baik, dilihat dari
variasi media WOM yang digunakan oleh bengkel DJ Sepeda.
2.
Tanggapan
konsumen
tentang
upaya
bengkel
DJ
Sepeda
dalam
melaksanakan word of mouth marketing termasuk dalam kategori cukup
baik, hal ini terjadi karena efektifnya media Word of Mouth Marketing yang
digunakan oleh bengkel DJ Sepeda.
3.
Keputusan pembelian konsumen di bengkel DJ Sepeda termasuk dalam
kategori tidak baik. Hal ini dapat dilihat dari:
a)
Kurang up to date-nya sepeda model Fixie menurut responden
mayoritas kawula muda.
b)
Harga sparepart sepeda model Fixie dianggap lebih mahal dan kurang
lengkap dari pesaingnya.
89
Bab V Kesimpulan dan Saran
c)
Mayoritas responden merasakan bahwa metode pembayaran produk
bengkel DJ Sepeda kurang mengakamodir kemampuan daya beli
target pasar.
4.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara word of mouth marketing
terhadap keputusan pembelian konsumen di Bengkel DJ Sepeda Bandung
dengan tingkat pengaruh yang cukup erat.
Dari pembahasan Bab IV diatas, terdapat sejumlah permasalahan yang
dihadapi oleh bengkel DJ Sepeda yang berkaitan dengan word of mouth marketing
dan keputusan pembelian, yaitu:
a)
Sebagian konsumen dari bengkel DJ Sepeda menganggap bahwa informasi
yang diberikan di media sosial khususnya di Facebook jarang diperbarui dan
informasi yang diberikan kurang lengkap, sehingga menyulitkan konsumen
baru untuk mengetahui spesifikasi produk yang ditawarkan oleh bengkel DJ
Sepeda.
b)
Kurang up to date-nya sepeda model Fixie menurut responden mayoritas
kawula muda.
c)
Harga sparepart sepeda model Fixie dianggap lebih mahal dari pesaingnya.
d)
Mayoritas responden merasakan bahwa metode pembayaran produk bengkel
DJ Sepeda kurang mengakamodir kemampuan daya beli target pasar.
90
Bab V Kesimpulan dan Saran
5.2
a)
Saran
Guna menanggulangi permasalahan “Konsumen dari bengkel DJ Sepeda
menganggap bahwa informasi yang diberikan di media sosial khususnya di
Facebook jarang diperbarui dan informasi yang diberikan kurang lengkap” ,
sebaiknya bengkel DJ Sepeda secara rutin memperbarui informasi di media
sosial khususnya Facebook, dan menambahkan audio serta video mengenai
produk atau pelayanan jasa sehingga dapat mendorong ketertarikan
konsumen.
b)
Guna menanggulangi masalah “Kurang up to date-nya sepeda model Fixie
menurut responden mayoritas kawula muda.” sebaiknya perusahaan harus
fokus memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat
membeli sebuah produk serta memberikan alternatif pilihan produk yang
mereka pertimbangkan, sehingga target market terdorong untuk melakukan
keputusan pembelian.
c)
Guna menanggulangi masalah “Harga sparepart sepeda model Fixiedianggap
lebih mahal dan kurang lengkap dari pesaingnya” sebaiknya perusahaan
harus menurunkan harga sparepart untuk menjangkau pelanggan yang peka
terhadap harga dan perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk
sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.
d)
Guna menanggulangi masalah “Mayoritas responden merasakan bahwa
metode
pembayaran produk bengkel DJ Sepeda kurang mengakamodir
kemampuan daya beli target pasar.” sebaiknya bengkel DJ Sepeda
91
Bab V Kesimpulan dan Saran
memberikan fasilitas kredit untuk pembayaran dan perusahan juga harus
menggunakan teknologi dalam melakukan trasnsaksi pembayaran agar bisa
menjangkau pelanggan yang berlokasi jauh.
92
DAFTAR PUSTAKA
Buchori
Alma.
(2008).Manajemen
Jasa,Bandung:Alfabeta
Pemasaran
dan
Pemasaran
Sugiyono.2008.Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D.Bandung:Alfabeta
Suharsimi Arikunto. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Yogyakarta:Bina Aksara
Kotler and Kevin lane keller.2012.principles of Marketing Management.united
states:person Education
Sernovitz, Andy. (2009). Word of mouth Marketing. New York:Kaplan Inc
Sciffman,Leon.G.and Kanuk.2004.Perilaku konsumen.terjemahan
Kasip.Edisi Ketujuh.Jakarta:PT.Indeks Kelompok Gramedia
Zulkifi
Rosen, Emanuel., (2002). The Anatomy of Buzz: How Creating Word of mouth
Marketing. New York; Currency
Sernoviz.Andy.(2012)”The
York:Kaplan Inc
Three
Reason
People
Talk
About
You”New
Zeithnal,Valarie A. And Mary J. Bitner.2001.Service Marketing: Integrating
Customer Focus Across The Firm.New York:Mc Graw-Hill
Kotler, Philip & Gary Amstrong. (2011) Principles of Marketing. 10th Edition /
International Edition. New Jersey:Pretince Hall
Kotler, Philip & Keller.(2012). Marketing Management. 14th Edition. New
Jersey: Pretince Hall
Griffin, Ricky W., and Ebert, Ronald J. (2006). Business, 8th Edition. New Jersey:
Prentice Hall
Safia Khalid,Mirza Ashfaq Ahmed,Zahoor Ahmad.(2013). Word-of-Mouth
Communications: A Powerful contributor to Consumers Decision-making
in Healthcare Market. International Journal of Business and Management
Invention ISSN (Online).
Kawee Boonlertvanich. (2009). Journal Consumer Buying and Decision Making
Behaviour of a Digital Camera in Thailand. RU. Int vol. 3(1)
Doney and Cannon.( 1997). International Journal of Business and Management
Invention ISSN. File, Cermark, and Prince
Irma Laksmisari, manajemen pemasaran tahun 2003 dari Universitas Indonesia,
dalam judul penelitian Thesis “Hubungan antara Word Of Mouth
Communication dengan iklan terhadap keputusan membeli konsumen.
Kasus : Produk Pelangsing Tubuh”Jakarta: (Online).
http://www.research.marketing.co.id
http://www.Bisnis-jabar.com
www.industri.kontan.co.id
LAMPIRAN SPSS
Regression
Model Summary
Model
R
Adjusted R
Square
R Square
a
1
.837
.701
a. Predictors: (Constant), WordOfMouth
Std. Error of the
Estimate
.698
2,340
ANOVAb
Sum of
Squares
Model
1
Regression
df
Mean Square
1258.319
1
1258.319
536.681
98
5.476
Residual
Total
1795.000
a. Predictors: (Constant), WordOfMouth
F
84.982
Sig.
.000a
99
b. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model
B
1
2.029
.830
.591
.039
(Constant)
WordOfMouth
Std. Error
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Beta
t
.837
Sig.
2.445
.000
15.158
.000
Correlations
Correlations
WordOfMouth KeputusanPembelian
WordOfMouth
Pearson Correlation
1
.837**
Sig. (1-tailed)
.000
N
100
KeputusanPembelian Pearson Correlation
.837**
Sig. (2-tailed)
.000
N
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
100
1
100
PEDOMAN KUESIONER
PENGARUH WORD OF MOUTH MARKETING TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Studi Pada Sepeda Fixie di Bengkel DJ Sepeda Bandung)
Bandung, Desember 2014
Responden yang terhormat,
Saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan Bapak / Ibu / Sdr / i yang
meluangkan waktu untuk mengisi pedoman kuesioner ini.
Tujuan dari pengisian pedoman kuesioner ini adalah untuk memperoleh data
sampel yang dilakukan untuk penelitian mengenai “Pengaruh Word of Mouth
Communication Terhadap Keputusan Pembelian pada Sepeda Fixie di Bengkel DJ
Sepeda Bandung”. Penelitian tersebut dilaksankan sebagai salah satu syarat untuk
mengajukan skripsi S-1 Sebagai syarat menyusun skripsi pada program studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung.
Atas perhatian dan partisipasinya saya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Nadhia Ainun
PEDOMAN KUESIONER
A. Identitas Responden
Untuk pertanyaan ini silahkan saudara memilih salah satu jawaban dengan
memberi tanda silang (X) pada huruf yang anda pilih.
1. Jenis kelamin responden saat ini
a. Pria
b. Wanita
2. Usia responden saat ini
a. < 20 tahun
c. 31 – 40 tahun
b. 21-30 tahun
d. > 40 tahun
3. Pekerjaan responden saat ini
a. Pelajar / Mahasiswa
c. Pegawai negeri
b. Pegawai swasta
d. lainnya
4. Pendapatan responden perbulan
a. < Rp. 2.000.000
b. Rp.2.000.000 – Rp. 3.000.000
c. Rp.3.000.000Rp4.000.000
d.
d. > Rp.4.000.000
5. Seberapa sering responden mengunjungi bengkel DJ Sepeda dalam
sebulan
a. 1 kali
c. 3 kali
b. 2 kali
d. lebih dari 3 kali
Berikan tanda () pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda
Keterangan: SS = Sangat Setuju
S
= Setuju
C
= Cukup
TS
= Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
I. Word of Mouth Marketing
No Pertanyaan
1
SS
Bengkel DJ Sepeda menggunakan agent
tenaga
kerja
/
karyawan
untuk
mengkomunikasikan sepeda Fixie
2.
Bengkel DJ Sepeda menggunakan Facebook
(DJ
Bike’s)
untuk
mengkomunikasikan
sepeda Fixie
3.
Bengkel DJ Sepeda menggunakan Twitter
(@djbikesbdg) untuk mengkomunikasikan
sepeda Fixie
4.
Bengkel DJ Sepeda menggunakan Instagram
(djbikesbdg)
untuk mengkomunikasikan
sepeda Fixie.
5
Bengkel DJ Sepeda menggunakan opinion
S
C
TS
STS
leader yang berasal dari komunitas pecinta
sepeda / bikers guna mengkomunikasikan
sepeda Fixie
6
Bengkel DJ Sepeda menggunakan Blogs
(www.djbikesbdg.blogspot.com)
untuk
mengkomunikasikan sepeda Fixie.
2. Keputusan Pembelian
No Pertanyaan
1
Saya memilih sepeda model Fixie di
Bengkel DJ Sepeda karena bentuknya yang
minimalis
2
Saya memilih bengkel DJ Sepeda pada saat
menentukan bengkel yang akan dikunjungi
3
Saya sering mengunjungi bengkel DJ
Sepeda di Bandung
4
Saya membeli berbagai sparepart sepeda
model Fixie di bengkel DJ Sepeda
5
Saya membeli sepeda model Fixie di
bengkel DJ Sepeda secara cash / tunai
SS
S
C
TS
STS
Lampiran Validitas dan Relibilitas
1) Word Of Mouth Marketing
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
Cronbach's Alpha
.933
N of Items
.934
6
Item Statistics
Mean
Pertanyaan1
Pertanyaan2
Pertanyaan3
Pertanyaan4
Pertanyaan5
Pertanyaan6
Std. Deviation
2.86
2.32
3.15
3.15
3.15
2.46
N
.947
.947
.938
.929
.942
.924
100
100
100
100
100
100
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Pertanyaan1
Pertanyaan2
Pertanyaan3
Pertanyaan4
Pertanyaan5
Pertanyaan6
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple
Item Deleted Total Correlation
Correlation
14.24
14.78
13.95
13.95
13.95
14.64
17.184
17.246
16.346
16.394
16.506
16.598
.722
.713
.860
.863
.831
.836
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.547
.528
.830
.840
.744
.766
.931
.932
.914
.913
.918
.917
Scale Statistics
Mean
Variance
17.10
23.749
Std. Deviation
4.873
N of Items
6
2) Keputusan Pembelian
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
Cronbach's
Alpha
.904
N of Items
.904
5
Item Statistics
Mean
Pertanyaan1
Pertanyaan2
Pertanyaan3
Pertanyaan4
Pertanyaan5
Std. Deviation
2.22
2.92
3.15
2.55
2.59
N
.946
.929
.920
.945
.955
100
100
100
100
100
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Pertanyaan1
Pertanyaan2
Pertanyaan3
Pertanyaan4
Pertanyaan5
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
11.22
10.52
10.29
10.89
10.85
9.966
10.922
11.281
9.982
10.117
Squared
Multiple
Correlation
.853
.679
.619
.850
.811
.789
.570
.460
.897
.859
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
.863
.900
.912
.864
.872
Scale Statistics
Mean
13.44
Variance
15.953
Std. Deviation
3.994
N of Items
5
Lampiran MSI
1) Word Of Mouth
Succesive Interval
X1
X2
X3
X4
X5
X6
3.065
2.538
1.000
3.065
1.000
4.061
2.538
1.000
1.971
3.065
2.614
2.045
1.000
2.045
3.245
3.245
4.383
1.000
2.045
2.614
3.290
3.290
1.000
2.353
3.290
4.554
3.290
2.353
1.000
3.290
3.334
3.334
1.000
2.337
3.334
4.675
3.334
2.337
1.000
3.334
3.248
3.248
1.818
3.248
3.248
4.450
3.248
1.000
2.407
3.248
2.853
2.853
1.000
2.853
2.853
4.213
2.853
1.000
1.000
2.853
4.061
2.538
4.061
1.971
4.061
3.065
4.061
3.065
4.061
2.538
4.061
2.538
4.061
1.971
1.971
1.000
2.538
4.061
4.061
3.065
3.065
4.061
1.000
1.971
1.971
4.061
3.065
1.971
3.065
3.065
2.538
3.245
2.045
3.245
2.045
2.045
2.045
3.245
2.614
4.383
2.045
3.245
2.045
3.245
2.045
2.045
1.000
1.000
3.245
4.383
2.045
2.045
3.245
1.000
2.045
1.000
3.245
2.614
1.000
3.245
3.245
2.045
3.290
2.353
3.290
2.353
3.290
3.290
2.353
3.290
4.554
1.000
3.290
3.290
4.554
3.290
3.290
1.761
1.761
3.290
4.554
3.290
3.290
4.554
2.353
2.353
1.000
4.554
3.290
3.290
4.554
3.290
2.353
4.675
2.337
3.334
2.337
3.334
3.334
2.337
3.334
4.675
1.000
4.675
3.334
4.675
3.334
3.334
1.761
1.761
3.334
3.334
3.334
3.334
4.675
2.337
2.337
1.000
4.675
3.334
3.334
4.675
3.334
2.337
4.450
3.248
3.248
1.818
3.248
2.407
3.248
3.248
2.407
2.407
4.450
3.248
4.450
3.248
3.248
1.000
2.407
3.248
4.450
3.248
3.248
4.450
1.818
1.818
2.407
4.450
3.248
3.248
4.450
2.407
3.248
2.853
1.778
2.853
1.000
2.853
1.778
2.072
2.853
2.072
1.000
2.853
2.853
2.853
2.853
2.853
1.000
1.000
2.853
2.853
2.853
2.853
2.853
1.000
1.778
1.000
4.213
2.853
2.853
2.853
2.072
1.778
3.065
3.065
3.065
1.971
3.065
3.065
2.538
4.061
3.065
3.065
1.971
3.065
3.065
4.061
1.971
3.065
4.061
1.971
4.061
2.538
1.971
4.061
2.538
3.065
4.061
1.971
3.065
4.061
1.971
3.065
4.061
4.061
1.000
1.971
1.971
1.000
4.061
1.971
4.061
1.971
2.538
4.061
1.971
1.000
3.065
4.061
1.971
4.383
2.045
3.245
2.045
2.614
3.245
1.000
2.045
2.614
2.045
2.045
3.245
2.614
3.245
1.000
1.000
3.245
2.045
3.245
2.614
2.045
3.245
1.000
1.000
3.245
2.045
2.045
3.245
2.614
1.000
4.383
2.045
1.000
1.000
2.045
1.000
2.614
2.045
3.245
1.000
1.000
3.245
2.045
2.045
2.614
1.000
1.000
4.554
3.290
4.554
1.761
3.290
3.290
2.353
4.554
3.290
3.290
2.353
4.554
3.290
4.554
2.353
3.290
4.554
1.761
4.554
3.290
3.290
4.554
1.761
3.290
4.554
3.290
3.290
4.554
3.290
3.290
3.290
3.290
2.353
1.761
3.290
2.353
3.290
3.290
3.290
2.353
3.290
3.290
3.290
3.290
3.290
3.290
1.761
4.675
3.334
3.334
1.761
3.334
4.675
2.337
3.334
3.334
3.334
2.337
4.675
3.334
3.334
2.337
3.334
3.334
1.761
4.675
3.334
3.334
3.334
1.761
3.334
3.334
3.334
3.334
4.675
3.334
3.334
3.334
3.334
2.337
1.761
3.334
2.337
3.334
3.334
3.334
2.337
3.334
3.334
3.334
3.334
3.334
3.334
1.761
4.450
3.248
4.450
1.818
3.248
4.450
2.407
4.450
3.248
3.248
2.407
4.450
3.248
4.450
2.407
3.248
2.407
1.818
4.450
3.248
3.248
2.407
1.000
3.248
4.450
3.248
3.248
4.450
3.248
3.248
4.450
4.450
1.818
1.818
3.248
1.818
3.248
3.248
4.450
2.407
3.248
4.450
3.248
3.248
3.248
4.450
2.407
4.213
2.853
2.853
1.000
2.853
2.853
1.000
2.853
2.853
2.853
1.778
4.213
2.853
4.213
1.000
2.853
2.072
1.000
4.213
2.853
1.778
2.072
1.000
2.853
2.853
1.778
2.853
4.213
1.778
2.853
2.853
2.853
1.000
1.778
2.853
1.000
2.853
1.778
2.853
1.778
2.853
4.213
2.853
2.853
2.853
2.853
1.000
2.538
3.065
1.971
4.061
3.065
1.971
2.538
4.061
3.065
3.065
1.971
4.061
1.000
3.245
2.045
3.245
2.045
2.045
1.000
3.245
2.045
3.245
1.000
3.245
2.353
3.290
3.290
4.554
3.290
2.353
1.761
4.554
3.290
2.353
1.761
4.554
2.337
3.334
3.334
4.675
3.334
2.337
1.761
4.675
3.334
3.334
1.761
4.675
1.818
3.248
3.248
4.450
3.248
2.407
1.818
2.407
3.248
3.248
1.000
4.450
1.778
2.853
2.853
4.213
2.853
1.778
1.778
2.072
2.853
2.853
1.000
4.213
2) Keputusan Pembelian
Succesive Interval
X1
X2
X3
X4
X5
2.846
2.017
1.000
2.017
2.846
3.648
4.379
1.000
1.000
2.846
2.846
2.017
2.846
1.000
2.017
2.017
2.846
2.846
4.379
1.000
2.846
1.000
2.846
2.017
2.017
1.000
1.000
2.846
4.379
2.017
2.017
3.648
1.000
2.017
1.000
3.648
2.846
1.000
2.846
2.846
2.017
3.394
1.859
1.000
2.432
3.394
3.394
4.836
2.432
1.000
3.394
3.394
3.394
3.394
1.859
3.394
3.394
3.394
3.394
4.836
2.432
3.394
3.394
3.394
3.394
3.394
1.859
1.859
3.394
3.394
3.394
3.394
4.836
2.432
1.859
1.000
4.836
3.394
2.432
3.394
3.394
3.394
3.733
3.733
1.000
2.633
3.733
5.309
3.733
2.633
1.000
3.733
3.733
2.633
3.733
2.633
3.733
3.733
2.633
3.733
5.309
1.000
3.733
3.733
3.733
3.733
3.733
1.896
1.896
3.733
3.733
3.733
3.733
3.733
2.633
2.633
1.000
5.309
3.733
3.733
3.733
3.733
2.633
3.169
2.134
1.000
2.134
3.169
4.002
4.617
1.000
1.000
3.169
3.169
2.134
3.169
2.134
2.134
2.134
3.169
3.169
4.617
1.000
3.169
1.000
3.169
2.134
2.134
2.134
2.134
3.169
4.617
2.134
2.134
3.169
1.000
2.134
1.000
4.002
3.169
1.000
3.169
3.169
2.134
3.061
2.114
1.000
3.061
3.864
3.864
4.653
1.000
1.000
3.061
3.864
3.061
3.061
2.114
3.864
2.114
3.061
3.061
4.653
1.000
3.864
1.000
3.061
2.114
2.114
2.114
2.114
3.061
4.653
2.114
2.114
3.864
1.000
2.114
2.114
3.864
3.061
1.000
3.061
3.061
2.114
4.379
2.017
2.846
2.017
2.846
2.846
1.000
2.017
2.846
2.017
2.017
3.648
2.846
3.648
1.000
1.000
2.846
2.017
3.648
2.846
2.017
2.846
1.000
1.000
2.846
2.017
2.017
3.648
2.846
1.000
2.017
2.017
1.000
1.000
2.017
1.000
2.017
2.017
2.846
1.000
1.000
2.846
2.017
2.017
2.846
1.000
1.000
3.394
3.394
3.394
2.432
3.394
3.394
1.000
3.394
3.394
3.394
2.432
4.836
3.394
4.836
1.000
1.859
3.394
1.859
4.836
3.394
3.394
3.394
2.432
3.394
3.394
3.394
3.394
1.000
2.432
3.394
1.859
1.859
2.432
1.859
2.432
1.859
1.859
3.394
3.394
2.432
3.394
2.432
3.394
3.394
3.394
2.432
1.000
3.733
3.733
3.733
1.896
3.733
3.733
2.633
3.733
3.733
3.733
2.633
5.309
3.733
3.733
2.633
3.733
3.733
1.896
2.633
3.733
3.733
3.733
1.896
3.733
2.633
2.633
3.733
2.633
3.733
3.733
3.733
3.733
2.633
1.896
1.896
1.896
3.733
3.733
3.733
2.633
3.733
2.633
2.633
1.896
3.733
3.733
1.896
4.617
2.134
3.169
2.134
3.169
3.169
1.000
2.134
3.169
2.134
2.134
4.002
3.169
4.002
1.000
1.000
3.169
2.134
3.169
3.169
2.134
3.169
2.134
1.000
3.169
2.134
2.134
3.169
2.134
1.000
4.617
4.002
1.000
2.134
2.134
2.134
3.169
2.134
3.169
1.000
3.169
3.169
2.134
2.134
3.169
2.134
2.134
4.653
2.114
3.061
2.114
3.061
3.061
1.000
2.114
3.061
2.114
2.114
3.864
3.061
3.864
1.000
2.114
3.061
2.114
3.061
3.061
2.114
3.061
2.114
1.000
3.061
2.114
2.114
3.061
2.114
1.000
4.653
3.864
1.000
2.114
2.114
2.114
2.114
2.114
3.061
1.000
3.864
3.061
2.114
2.114
3.061
1.000
2.114
1.000
2.846
2.846
2.846
2.017
2.017
1.000
3.648
2.017
2.846
1.000
2.846
1.859
3.394
3.394
2.432
1.859
2.432
2.432
3.394
1.859
3.394
1.859
3.394
2.633
2.633
2.633
2.633
3.733
1.896
1.896
2.633
1.896
3.733
1.896
2.633
2.134
3.169
3.169
3.169
2.134
2.134
2.134
3.169
2.134
3.169
2.134
3.169
3.061
3.061
3.061
3.061
2.114
2.114
2.114
3.061
2.114
3.061
2.114
3.061
Download