Sahabat-sahabat Salib

advertisement
S U R A T EDARAN
KEPADA
SAHABAT - SAHABAT SALIB
sumber
beralamat
asal
tanggal
: Pater Dalin, Pemimpin Umum SMM
: Sahabat-sahabat Salib
: Rennes
: 1713
CATATAN SEJARAH
Salib diberi tempat penting dalam pemikiran Santo Montfort tentang hidup kristiani. Ia
memperkenalkannya sebagai bagian hakiki dalam menghayati injil sebagai program hidup. Ia
menekankan pentingnya Salib dalam beberapa bab dari bukunya "Cinta dari Kebijaksanaan Abadi"
(CKA), dalam "Kantik-kantiknya" dan dalam naskah-naskah khotbahnya. Kepada seorang
biarawati ia menulis: "Andaikata orang-orang kristenmengetahui nilai-nilai salib mereka akan
berjalan seratus mil untuk menemukan satu salib saja. Sebab di dalam salib, yang patut dicintai ini,
terkandung kebijaksanaan sejati yang kucari siang-malam dengan semangat yang semakin
bernyala-nyala"(Srt 13).
Ia mendirikan persekutuan-persekutuan orang yang tertarik oleh cinta kepada salib, menaruh
sabda Tuhan dalam hatinya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku" (Lk 9:23).
Ia menulis "Surat kepada Sahabat-sahabat Salib" waktu berkunjung ke Rennes. Waktu itu ia
tidak terlibat dalam kerasulan aktif dan membuat sebuah retret. Ia menyusun surat ini pada waktu
ia merenungkan sengsara Yesus, dan sesudah itu surat ini dicetak dan diedarkan.
Naskah asli surat ini hilang dan eksemplar paling tua yang kita miliki diterbitkan pada tahun
1839 oleh Pater Dalin, Pemimpin Umum SMM. Keaslian surat ini tidak diragukan, tetapi
mengingat naskah asli sudah tidak ada lagi, tidak mungkin ketelitian seluruh teks dapat dijamin.
Dalam mengumpulkan bahan untuk surat ini, Montfort mempergunakan Kitab Suci dan
karangan-karangan para Bapa Gereja serta menimba dari pengalaman rohaninya sendiri. Sudah
pasti ia mencari bahan dalam buku karangan pastor Boudon yang berjudul: "Jalan Salib yang suci",
sebab beberapa bagian buku ini mudah dapat dikenal. Pastor Blain, teman Montfort pada masa
seminari, memberi kesaksian bahwa Louis Marie telah membaca buku itu dan sangat terkesan
olehnya.
PENDAHULUAN:
1. Oleh karena salib ilahi membuat aku menyendiri dan melarang aku berbicara, aku tidak dapat,
bahkan sama sekali tidak ingin berbicara dengan kamu untuk menyampaikan perasaan hatiku
mengenai keunggulan dan latihan-latihan persekutuanmu dalam salib Kristus yang pantas
disembah.
Akan tetapi, pada hari terakhir retretku , aku melepaskan keinginan batinku itu untuk menuliskan
di atas kertas beberapa coretan tentang Salib untuk menusuk hatimu yang baik. Sekiranya Tuhan
memperkenankannya lebih baik aku menuliskannya dengan darah dari nadiku sendiri dan bukan
dengan tinta sebuah pena. Tetapi, sayang, mengambil darah merupakan tindakan terlaku kriminil.
Maka, semoga Roh Allah yang hidup menjadi hidup, daya dan suasana surat ini; semoga
penghiburan-Nya menjadi tintaku, salib suci penaku dan hatimu kertasku!
I. KEUNGGULAN PERSEKUTUAN
SAHABAT-SAHABAT SALIB
2. Sahabat-sahabat Salib, bagaikan sekelompok tentara yang menyangga Salib kamu bersekutu
untuk melawan dunia; bukan seperti kaum biarawan dan biarawati yang meninggalkan dunia
karena takut dikalahkan olehnya, melainkan seperti para prajurit yang gagah berani di medan
perang yang menolak mundur atau melarikan diri.
Beranilah! Bertempurlah dengan perkasa!
Bersatu-padulah sehati sepikir! Inilah suatu cara yang lebih kuat dan lebih dasyat untuk
menghadap dunia dan neraka daripada kekuatan angkatan bersenjata suatu bangsa yang bersatu
dalam menghadap musuh-musuhnya.
Roh-roh jahat berkumpul untuk memusnahkan kamu; bersatulah untuk menghancurkan mereka.
Orang-orang tamak berkumpul untuk mendapat uang serta menimbun emas dan perak, kamu harus
memperpadukan usaha-usahamu untuk mengejar harta kekal yang terpendam dalam salib. Orang
yang tidak peduli agama bersatu untuk mencari kesenangan,; kamu harus bersatu untuk menderita
(lihat RR 127; DM 27-29).
A. KEBESARAN NAMA "SAHABAT SALIB"
3. Kamu menyebut dirimu "Sahabat-sahabat Salib ". Betapa mulia nama itu! Aku harus mengakui
bahwa aku terpesona dan hatiku tertawan olehnya.
Nama ini lebih cerah daripada matahari, lebih tinggi dari pada langit, lebih mulia dan gemilang dari
pada semua gelar yang pernah diberikan kepada raja-raja dan kaisar-kaisar. Ini nama mulia Yesus
Kristus, sungguh Allah sungguh manusia. Inilah nama yang tidak ada bandingnya bagi seorang
kristen. (cf Gal.6:14)
4. Tetapi, betapapun hatiku tertawan oleh kemegahannya, aku tidak kurang terkejut karena
bebannya. Betapa banyak kewajiban yang sulit dan tak terhindarkan tercakup dalam nama ini,
seperti terungkap dalam kata-kata Roh Kudus :"Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang
rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri" (I Petrus 2:9).
Seorang Sahabat Salib adalah seorang yang dipilih Allah dari antara puluhan ribu orang, yang
hanya hidup menurut pikiran dan perasannya saja, untuk menjadi manusia yang seluruhnya ilahi,
yang melampaui akal dan bertentangan dengan indera, oleh suatu kehidupan dalam terang iman
dan didorong oleh cinta bernyala pada Salib.
Seorang Sahabat Salib adalah seorang raja yang mahakuasa, seorang pahlawan yang menaklukkan
setan, dunia dan daging dalam ketiga dorongan hawa nafsu mereka. Ia menaklukkan kesombongan
setan lewat cintanya pada penghinaan diri; ia menunduk ketamakan dunia lewat cintanya pada
kemiskinan , ia mengendalikan hawa nafsu daging lewat cintanya pada penderitaan.
Seorang Sahabat Salib adalah seorang yang suci, yang menjauhkan diri dari hal-hal yang kelihatan,
karena hatinya telah diangkat di atas segala-galanya yang bersifat sementara dan fana, karena
kewargaannya adalah di surga. (cf Fil.3:20). Ia menjelajah dunia sebagai pendatang dan perantau
(cf.1 Petr. 2:11) dan tanpa lekat hati ia tidak mengacuhkan dunia ini dan melangkah kakinya
dengan hina.
Seorang Sahabat Salib merupakan hasil kemenangan mulia, yang diperoleh oleh Yesus Kristus
yang tersalib di Kalvari dalam persatuan dengan Bunda-Nya yang suci. Ia adalah seorang Benoni
atau Benyamin (Kej. 35:18) anak dukacita dan tangan kanan, dikandung dalam hati Yesus yang
menderita, dilahirkan dari lambung-Nya yang ditikam, dan diwarnai merah oleh darah-Nya (cf Jo.
19:34). Sesuai dengan asal-usulnya yang berdarah, ia hanya merindukan salib, dan mau mati
terhadap dunia, daging dan dosa (cf Rom 6:2,8,11; Ptr.2:24) untuk hidup tersembunyi di bumi
bersama dengan Kristus di dalam Allah.(Kol 3:3).
Singkatnya, seorang Sahabat Salib sempurna adalah seorang pengemban Kristus yang sejati, atau
lebih baik seorang Yesus Kristus, yang dengan sungguh hati dapat mengatakan : "Aku hidup,
tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku". (Gal.2:20).
5. Sahabat-sahabat Salib yang tercinta, apakah tindakanmu berkenaan dengan arti nama mulia yang
kamu sandang? Atau setidak-tidaknya, apakah kamu sungguh berkeinginan dan telah memutuskan
secara tulus untuk bertindak demikian berkat pertolongan rahmat Allah di bawah naungan Salib di
Kalvari dan Bunda kita yang berdukacita?
Apakah kamu mempergunakan sarana-sarana yang diperlukan untuk itu? Apakah kamu menempuh
jalan hidup yang benar, (Amsal 6:23; 10:17; Yer.21:8), yaitu jalan sempit dan berduri ke Kalvari?
Ataukah, tanpa menyadarinya, kamu telah menempuh jalan lebar dunia yang adalah jalan menuju
kebinasaan? Apakah kamu tahu baik-baik, bahwa ada jalan yang disangka orang lurus dan aman,
tetapi yang ujungnya menuju maut (cf.Amsal 14:12).
6. Apakah kamu jelas membedakan suara Tuhan dan rahmat-Nya dari suara dunia dan kodrat.
Apakah kamu mendengarkan suara Tuhan, Bapa kita di surga, yang sampai tiga kali mengutuk
mereka semua yang mengikuti dorongan hawa nafsu dunia : "Celaka, celaka, celakalah mereka
yang diam di atas bumi" (Wahyu 8:13). Allah Bapa mengulurkan tangan-Nya kepadamu dan penuh
kasih sayang berseru : "Jauhkanlah dirimu, hai umat pilihanKu," (cf Bil 16:21; Yes 52:11; Why
18:4), sahabat-sahabat tercinta Salib PuteraKu, jauhkanlah dirimu dari kaum duniawi, yang telah
dikutuk oleh Yang Mahakuasa, ditolak oleh Putra-Ku (Jo 17:9) dan dihukum oleh Roh KudusKu.(cf Jo 16:8-11).
Berhati-hatilah, jangan menduduki kursi mereka yang menularkan wabah, jangan berjalan menurut
nasihat mereka, malahan jangan berdiri di jalan mereka (Mz 1:1). Larilah dari pengaruh Babylon
yang besar dan buruk namanya! (cf Yes.48:20; Yer 50:8; 51:6,9,45). Dengarkanlah hanya suara
PuteraKu yang Kucintai dan ikutilah Dia saja yang telah Kuberikan kepadamu menjadi jalan,
kebenaran dan kehidupanmu (Yo 14:6) serta teladanmu: "Dengarkanlah Dia" (Mt 17:5; Lk.9:35; 2
Petr 1:7; bdk juga Mk 9:6).
Dengarkanlah Yesus tercinta, yang dibebani dengan Salib-Nya berseru kepadamu: "Ikutilah Aku"
(Mt 4:19; Mk 1:17); Barangsiapa mengikut Aku tidak akan berjalan dalam kegelapan" (Yo 8:12).
"Kuatkanlah hatimu; Aku telah mengalahkan dunia" (Yo 16:33).
B. DUA KELOMPOK
7. Lihatlah. saudara-saudaraku yang terkasih, lihatlah dua kelompok yang tampil setiap hari
(Mt.6:24; Lk 16:13): kelompok Kristus dan kelompok dunia.
Kelompok yang memihak Juruselamat kita yang terkasih, berada di sebelah kanan (cf Mt 25,33;),
menanjaki sebuah jalan yang sempit, yang malah menjadi makin sempit oleh dunia yang busuk.
Guru yang baik ini berjalan di depan berkaki telanjang, bermahkota duri, badanNya berlumuran
darah dan dibebani dengan Salib yang berat. Hanya sekelompok kecil ,namun yang paling gagah
mengikuti Dia, oleh karena suara-Nya begitu kecil, tak terdengar di tengah-tengah keramaian
dunia, atau karena tidak ada yang berani mengikuti Dia dalam kemiskinan-Nya, penderitaan-Nya,
penghinaan-Nya dan salib-salib lain-Nya yang harus dipikul untuk melayani Dia setiap hari selama
hidup.
8. Kelompok dari dunia atau dari setan berada di sebelah kiri. Kelompok ini berjumlah orang jauh
lebih banyak, lebih mengagumkan dan lebih gemilang paling tidak dalam penampilannya.
Semua orang terpandang lari ke sana, mereka berdesak-desak di situ, walaupun jalan itu lebar dan
menjadi lebih lebar dari sebelumnya, oleh karena orang banyak melewatinya berduyun- duyun
bagaikan sungai deras. Jalan itu ditaburi bunga, di kiri kanan segala macam hiburan dan atraksi,
dan bertabur dengan emas dan perak (cf Mt 7:13,14).
9. Di sebelah kanan, kelompok kecil pengikut Yesus hanya membicarakan air mata, penitensi, doa
dan penghinaan hal-hal duniawi. Mereka terus menerus berkata tersedu-sedu : "Marilah menderita,
meratap, berpuasa, berdoa, marilah bersembunyi, merendahkan diri, menjadi miskin,bermati raga
(bdk Yo 16:20), karena barangsiapa tidak memiliki semangat Yesus Kristus, yaitu semangat Salib
(bdk Rom 8:9), belum menjadi milik-Nya. Mereka yang menjadi milik Kristus Yesus telah
menyalibkan dagingnya dengan doronganb hawa nafsunya (bdk Gal 5:24).
Kita harus menjadi gambaran Yesus Kristus (bdk Rom 8:29) atau kita binasa.
"Beranilah", mereka berseru, "Beranilah!".
Jikalau Allah di pihak kita, di dalam kita dan di depan kita, siapakah akan melawan kita ?"
(Rom.8:31). Dia yang berada di dalam kita, lebih kuat dari pada dia yang berada di dalam dunia.
Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya (Yo 13:16; 15:20). Sesaat penderitaan
ringan menghasilkan bagi kita kemuliaan yang besar dan abadi (bdk 2 Kor 4:17). Jumlah orang
terpilih kurang banyak dari yang dipikirkan orang (bdk Mt 20:16;Lk 13:23,24). Hanya orang yang
gagah berani dan nekad akan menyerbu surga (bdk Mt 11:12); hanya mereka dimahkotai yang
bertanding menurut peraturan-peraturan Injil (2 Tim 2:5) dan tidak menurut selera zaman.
Marilah bertanding dengan segala kekuatan kita, marilah berlari secepat-cepatnya sehingga kita
mencapai tujuan kita dan memperoleh suatu makkota (bdk 1 Kor 9: 24,25). Begitulah sejumlah
sabda ilahi, yang dipakai oleh sahabat-sahabat Salib untuk saling meneguhkan.
10. Sebaliknya mereka yang mengikuti dunia saling mendorong untuk bersiteguh dalam
kejahatannya tanpa keberatan batin sambil menyerukan setiap hari: "Hiduplah, ya hidup! Santailah,
santai saja! Bersenanglah, ya senang saja! Marilah kita makan dan minum, bernyanyi serta menari
dan bersenang-senang" (bdk Yes 22:13; Mt 24: 37-39; Lk 17:26-28; 1Kor 15:32). Allah itu baik,
Allah tidak menciptakan kita untuk membinasakan kita. Dia tidak melarang kita bersenang-senang.
Kita tidak akan dibinasakan karena hal ini. Jangan memberatkan hatimu! "Sekali-kali kamu tidak
akan mati"(Kej.3:4).
11. Saudara-saudaraku yang tercinta, ingatlah bahwa Yesus kita yang baik pada saat ini
memandang kamu dan mengatakan kepadamu masing-masing secara pribadi: "Lihatlah, hampir
setiap orang meninggalkan Aku di jalan rajawi Salib. Dalam kebutahannya para penyembah berhala
mencemoohkan SalibKu sebagai kebodohan; orang-orang Yahudi yang keras kepala
memandangnya sebagai batu sandungan; orang-orang bida'ah meremehkannya dan membuangnya
sebagai sesuatu yang hina.
Tetapi, aku hanya bisa mengatakannya sambil berlinang air mata dan dengan hati tertusuk
kesedihan, anak-anak-Ku, yang Aku besarkan dalam rahim-Ku dan yang Kuajarkan dalam sekolahKu, anggota-anggota-Ku yang Kujiwai dengan semangatKu telah meninggalkan dan menghina
Aku dan menjadi musuh-musuh SalibKu " (Yes. 1:2; Filip 3:18).
"Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (Yo 6:67). Apakah kamu juga akan meninggalkan Daku
dan melarikan diri dari Salib-Ku seperti orang-orang duniawi, yang dalam hal itu menjadi sama
dengan orang-orang anti Kristus. "Telah bangkit banyak antikristus" (1Yo 2:18)? Untuk menjadi
serupa dengan dunia ini (bdk Rom.12:2) apakah kamu menganggap hina kemiskinan salib-Ku
untuk menggantikannya dengan kekayaan; apakah kami menghindari penderitaan Salib-Ku untuk
mencari kenikmatan; apakah kamu membenci kehinaan Salib-Ku untuk mengejar kehormatan? Ada
banyak orang yang menganggap diri sahabat- sahabat-Ku dan menyanggah bahwa mereka
mencintai-Ku, tetapi di dalam hatinya mereka membenci Aku, karena tidak mencintai Salib-Ku.
Ada banyak sahabat meja-Ku, tetapi sangat sedikit sahabat Salib-Ku (Mengikuti Jejak Yesus
II:11,1).
12. Menanggapi seruan penuh kasih sayang dari Yesus, marilah kita mengatasi diri sendiri,
janganlah kita membiarkan diri digodai oleh indera kita seperti Hawa (bdk Kej 3:6); marilah kita
hanya memandang Dia yang menjadi pencipta iman kita dan yang membawa iman kita kepada
kesempurnaan, yaitu Yesus yang tersalib (bdk Ibr 12:2). Marilah kita melarikan diri dari
kebusukan dorongan hawa nafsu dunia (bdk 2 Petr 1:4); marilah kita mencintai Yesus dengan
bagus, yaitu melalui segala macam salib. Marilah merenungkan baik-baik sabda yang
mengagumkan dari Guru kita yang tercinta yang mencakup seluruh kesempurnaan kristiani:
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan
mengikut Aku" (Mt 16:24; Lk 9:23).
II. PRAKTEK-PRAKTEK KESEMPURNAAN KRISTIANI.
13. Seluruh kesempurnaan kristiani sebetulnya terdiri dari:
1. Keputusan untuk menjadi seorang suci: " Jika seorang
mau mengikut Aku";
2. Mengingkari diri: "ia harus menyangkal dirinya";
3. Rela menderita: "memikul salibnya";
4. Mau bertindak: "dan mengikut Aku"
(Mt 16:24; Lk 9:23).
A. JIKA SEORANG YANG MAU MENGIKUT AKU.
14. "Jika seorang"; seorang dan bukan beberapa orang, untuk menunjukkan jumlah kecil orang
pilihan (Mt 20:16;Lk 13:23,24) yang ingin menjadi serupa dengan Yesus Kristus yang tersalib
sambil memikul salib mereka. Jumlah mereka itu begitu kecil, begitu kecil, sehingga hati kita akan
sedih bila mengetahuinya. Jumlah itu begitu kecil sehingga hampir tidak ada satu orang di antara
sepuluh ribu orang, seperti telah disampaikan kepada beberapa orang suci, termasuk Santo Simon
Stylites (menurut ceritera Abas Nilus), St. Basilius, St. Ephrem, dan lain-lain. Jumlah mereka
begitu kecil sehingga - sekiranya Tuhan mau mengumpulkan mereka itu - Ia akan memanggil
mereka satu demi satu, seperti Ia lakukan dahulu kala melalui nabi-Nya: "Kamu akan dikumpulkan
satu demi satu" (Yes 27:12); satu dari provinsi ini, satu dari negeri itu.
15. "Jika seorang mau", jika seseorang mempunyai keinginan yang sungguh-sungguh, suatu
kebulatan tekad, bukan terdorong oleh tabiat manusia, kebiasaan, cinta diri, kepentingan diri
sendiri, atau karena dinilai orang, melainkan terdorong oleh rahmat Roh Kudus yang menang atas
segala-galanya, yang tidak diberikan kepada setiap orang. "Tidak diberikan kepada semua orang
untuk mengetahui rahasia ini" (Mt 13:11; Mk 4:11).
Pengetahuan rahasia salib dalam praktek hanya diberi kepada orang sedikit. Untuk mendaki bukit
Kalvari dan menyediakan diri untuk dipaku pada salib bersama Kristus di tengah-tengah bangsanya
sendiri, orang itu mesti berani seperti seorang pahlawan, seorang yang tekad; seorang yang hidup
dekat dengan Tuhan dan meremehkan dunia dan setan, badannya dan kemauannya sendiri; seorang
yang bertekad meninggalkan segala-galanya, melakukan segala-galanya, serta menderita
segala-galanya demi Yesus Kristus.
Ketahuilah, sahabat-sahabat Salibku yang tercinta, bahwa mereka di antara kamu yang tidak
mempunyai tekad ini, berjalan hanya dengan satu kaki saja, terbang hanya dengan satu sayap saja.
Mereka tidak layak hadir di tengah-tengah kamu oleh karena mereka tidak pantas disebut Sahabatsahabat Salib, yang harus kita cintai seperti Yesus "dengan pikiran yang lapang dan hati yang rela"
(lihat 2 Mak: 1,3).
Satu orang yang berkemauan setengah-setengah seperti itu, cukup untuk menulari seluruh
kawanan, bagaikan seekor domba berkudis. Jika ada seorang seperti itu masuk ke dalam
kandangmu lewat pintu kejahatan dunia, usirlah dia atas nama Kristus yang tersalib seperti seekor
serigala dari kawanan domba (lihat Mt 7:15; Yoh. 10:1).
16. "Jika seorang mau mengikut Aku". Jika seseorang mau mengikut Aku, yang telah
merendahkan dan mengosongkan diri sendiri begitu rupa (Fil.2,6-8), sehingga Aku lebih
menyerupai ulat dari pada manusia ( lihat Mzm 22:7); mengikut Aku, yang datang ke dunia hanya
untuk merangkul Salib (Mzm 40:8; Ibr.10,7-9), untuk menanamnya dalam lubuk hati-Ku (Mzm
40:9), untuk mencintainya sejak masa muda-Ku (Keb 8:2), untuk merindukannya selama hidup-Ku
(Lk 12:50), untuk memikulnya dengan gembira hati, untuk lebih menyukainya dari pada segala
kegembiraan dan nikmat surga dan bumi (Ibr 12,2), dan untuk baru merasa puas pada waktu Aku
mati dalam pelukan ilahinya.
IA HARUS MENYANGKAL DIRINYA.
17. Jadi, jika seseorang mau mengikut Aku yang begitu mengosongkan diri dan disalibkan,
hendaklah ia seperti Aku, bermegah hanya pada kemiskinan, penghinaan dan penderitaan SalibKu.
"Ia harus menyangkal dirinya".
Hendaklah Sahabat-sahabat Salib menghindar pergaulan dengan mereka yang membanggakan
penderitaannya, mereka yang cerdik-pandai menurut dunia, para cendekiawan, dan para filsuf yang
keras kepala dan membanggakan bakat-bakatnya sendiri.
Hindarilah orang-orang bacar mulut, yang suka membual dan hanya menghasilkan kesia-siaan.
Hindarilah orang-orang "saleh" yang sombong, yang kemana-mana mengabarkan harga-dirinya
seperti Lusifer yang angkuh, "Aku tidak sama seperti semua orang lain" (Lk 18:11); yang tidak
tahan dipersalahkan tanpa pembenaran diri, yang tidak tahan diserang tanpa membela diri dan yang
tidak tahan direndahkan tanpa meninggikan diri!
Hati-hati, jangan menerima dalam persekutuanmu seorang yang begitu cepat tersinggung dan
peka, yang takut akan tusukan jarum yang kecil sekalipun, yang menangis dan mengeluh walaupun
penderitaannya ringan sekali, yang tidak mengenal jubah bulu unta, baju tapa, cambuk atau
alat-alat tapa lain, dan yang mencampuradukkan devosi-devosi mode terakhir dengan sikap halus
dan kenikmatan hawa nafsu yang paling licin dan licik.
IA HARUS MEMIKUL SALIBNYA
18. "Ia harus memikul salibnya", yaitu salibnya sendiri! Orang ini, laki-laki atau perempuan yang
jarang ditemukan "lebih berharga dari pada permata" (Amsal 31,10) - yang tidak mungkin dibayar
oleh dunia dari satu ujung ke lain - harus mengangkat salibnya penuh gembira, memeluknya penuh
kasih sayang dan memikulnya di atas pundaknya penuh keberanian.
Salibnya, bukan salib orang lain. Salibnya yang dalam kebijaksanaan-Ku telah kubuat menurut
ukuran, jumlah dan timbangan yang pas untuk dia (Keb 11:20). Salibnya dengan sangat teliti telah
Kuberikan dengan tangan-Ku sendiri keempat dimensinya yaitu panjangnya, lebarnya, tebalnya dan
dalamnya ( Ef.3:18). Salibnya, yang Kupahat, dari sebagian salib yang telah Kubawa ke Kalvari
demi kemurahan hati-Ku yang tak terhingga baginya. Salibnya, hadiah terbesar yang dapat
Kuberikan kepada para pilihan-Ku di dunia. Salibnya, tebalnya tersusun dari kehilangan harta
benda, penghinaan, pengejekan, penderitaan, penyakit-penyakit dan percobaan-percobaan rohani,
yang menimpa dia sesuai dengan Penyelenggaraan-Ku setiap hari sampai kematiannya.
Salibnya, panjangnya tersusun dari jangka waktu, hari atau bulan tertentu, ia harus menanggung
fitnah, atau harus tertelentang di tempat tidur, atau harus terpaksa mengemis, atau menjadi sasaran
oleh godaan-godaan, kekeringan, desolasi dan percobaan-percobaan batin yang lain.
Salibnya, lebarnya tersusun dari perlakuan-perlakuan paling kasar dan pahit yang dialaminya dari
pihak teman-temannya, pembantu-pembantunya dan sanak saudaranya.
Salibnya, dalamnya tersusun dari percobaan-percobaan paling rahasia, yang akan Kutimbulkan
padanya tanpa ia akan mampu menemukan penghiburan pada makhluk-makhluk lain, yang
malahan di bawah bimbingan-Ku, akan menolak dia dan bersama Aku membuat dia menderita.
19. "Ia harus mengangkat", artinya ia harus memikul salibnya dan bukan menyeretnya atau
mencoba melepaskannya atau memangkasnya atau menyembunyikannya.
Artinya, ia harus mengangkatnya setinggi-tingginya dan memikulnya penuh kesabaran tanpa
menjadi jengkel, tanpa keluh-kesah atau sengaja menggerutu, tanpa ragu-ragu atau merasa enggan,
tanpa malu atau tanpa peduli akan apa yang dikatakan orang.
"Ia harus mengangkatnya" dan meletakkannya pada pundaknya sambil berkata bersama Santo
Paulus: "Aku sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus"
(Gal.6:14). Semoga berkenan kepada Allah bahwa aku tidak mencari kemuliaanku dalam apa pun
kecuali dalam Salib Yesus Kristus, Guruku!
Ia harus mengangkatnya di atas pundak menurut teladan Yesus Kristus kita, supaya salib ini
menjadi senjata kemenangan-kemenangan dan tongkat kekuasaannya: "Kekuasaan ada di atas
bahunya" (Yes. 9:5,6).
Ia harus menempatkannya di dalam hatinya demi cinta untuk menjadikannya semak bernyala yang
berkobar siang dan malam demi cinta murni bagi Allah, tanpa dimakan api ( Kel 3:2).
20. "Salib", ia harus memikulnya, karena tidak ada yang lebih diperlukan perlu, lebih bermanfaat,
lebih manis atau lebih mulia dari pada menderita sesuatu bagi Yesus Kristus (Kis 5:41).
1. Tidak ada yang lebih diperlukan:
< untuk para pendosa! >
21. Sebenarnya, sahabat-sahabat Salib yang tercinta, kamu semua orang berdosa; setiap orang
tanpa kecuali seharusnya masuk neraka, aku lebih dulu dari siapa pun. Dosa-dosa kita akan
dikenakan hukuman di dunia ini atau di akhirat. Jikalau kita menderita karenanya sekarang ini, kita
tidak akan menderita karenanya sesudah mati. Jikalau di dunia ini Allah menghukum dosa orang
yang bersama Dia, hukuman itu merupakan karya kasih sayang Tuhan; karena belaskasihanlah,
yang memegang kekuasaan di dunia ini, menjatuhkan hukuman dan bukan keadilan kejam.
Hukuman ini akan ringan dan sementara, disertai hiburan dan pahala, kemudian diikuti ganjaran di
sini dan di akhirat.
22. Tetapi jika hukuman atas dosa-dosa kita ditunda sampai di akhirat, keadilan pembalas Allah
akan menjatuhkan hukuman, yang menghancurkan segala-galanya dalam api dan pertumpahan
darah; penghukuman yang ngeri (Ibr 10:31) taka terkatakan dan tak terpahami: "Siapakah yang
mengenal kekuatan murkaMu" (Mzm 90:11)? "Penghakiman yang tak berbelaskasihan" (Yak
2:13), tanpa ampun, tanpa keringanan, tanpa pertimbangan jasa, tanpa batas dan tanpa akhir. Ya,
tanpa akhir. Dosa berat sesaat yang kamu lakukan, pikiran jahat dan disengaja yang kamu tidak
ingat lagi (IKor 4:4), kata terbawa angin, perbuatan kecil yang melawan hukum Allah, yang
berlangsung begitu singkat, akan dihukum sepanjang keabadian bersama para setan di neraka
selama Allah adalah Allah. Dan Allah yang murka ini tidak akan berkasihan terhadap siksaanmu
yang menyerikan, terhadap tangisan dan air matamu, yang mampu membelah batu karang.
Menderita selama-lamanya, tanpa pahala, tanpa belaskasihan dan tanpa akhir!
23. Apakah ini yang kita pikirkan, saudara dan saudariku yang terkasih, bila kita menderita suatu
percobaan di dunia ini? Betapa bahagia kita, dapat menukar hukuman abadi yang tak menghasilkan
apa-apa dengan suatu hukuman sementara dan penuh pahala, hanya dengan memikul salib dengan
sabar! Berapa banyak hutang kita masih belum lunas! Berapa banyak dosa telah kita buat yang
harus kita tebus dengan penderitaan selama bertahun-tahun di api penyucian - biar disesali secara
mendalam dan diakui dengan ikhlas - hanya karena di dunia ini kita telah merasa puas dengan tapa
yang ringan?
Ah, marilah kita di dunia ini membayar hutang dosa dengan rela dan memikul salib kita dengan
baik. Semuanya akan dibayar dengan teliti sampai peser terakhir (cf Mt 5:26), malahan untuk
sebuah perkataan yang sia-sia dalam dunia yang lain (Mt 12:36). Sekiranya kita dapat merampas
dari setan buku kematian yang memuat semua dosa kita dan siksaan akibat dosa-dosa kita, betapa
besar rekening debet yang kita temukan dan betapa senang kita dapat menderita selama
bertahun-tahun di dunia ini dari pada sehari di dunia lain!
< untuk para sahabat Allah! >
24. Sahabat-sahabat Salib, apakah kamu tak merasa bangga karena kamu adalah atau ingin
menjadi sahabat-sahabat Allah? Kalau begitu, putuskanlah untuk meminum cawan yang harus
kamu minum agar menjadi sahabat Allah: "Mereka meminum cawan dari Tuhan dan mereka
menjadi sahabat Allah". Benyamin putera tercinta Yakob diberi cawan, sedangkan
saudara-saudaranya yang lain hanya menerima gandum (Kej 44:1-12). Murid yang disayangi oleh
Kristus dan begitu dekat hatinya, pergi ke Kalvari dan meminum dari cawan. "Apakah kamu dapat
meminum cawan yang harus Kuminum? (Mt 20:22; Mk 10:38). Sangat baik merindukan
kemuliaan Allah, tetapi merindukannya dan memintanya tanpa mengambil keputusan untuk
menderita segala-galanya adalah permintaan yang tolol dan aneh: "Kamu tidak tahu apa yang kamu
minta.."(Mt 20:22). "Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak
sengsara" (Kis 14:22). Harus: suatu syarat, sesuatu yang tidak bisa dihindar; untuk masuk ke
dalam Kerajaan Surga kita harus menderita banyak kesengsaraan dan salib.
25. Sungguh beralasan kamu memegahkan diri menjadi anak Allah. Maka bermegahlah juga atas
cambukan yang kamu terima dan akan kamu terima dari Bapa yang baik karena Ia menyesah
semua anak-Nya. (Amsal 3:11,12; Ibr 12:5-8; Why 3:19). Kalau kamu tidak termasuk kalangan
anak-anak-Nya yang tercinta ini, aduh, malapetaka! kamu termasuk mereka yang terbuang, seperti
St Agustinus menjelaskan. Santo Agustinus mengatakan juga : "Orang yang tidak berkeluh-kesah
di dunia ini seperti seorang asing dan peziarah, tidak akan riang gembira sebagai penduduk surga
di dunia mendatang"(Sermo 31). Jika Bapamu di surga sewaktu-waktu tidak mengirimkan
beberapa salib yang baik kepadamu, itu berarti Ia tidak memperhatikan kamu, itu berarti Ia marah
kepadamu; Ia memandang kamu hanya sebagai orang asing, yang lepas dari rumah-Nya dari
perlindungan-Nya, atau sebagai anak gampang (Ibr 12:8) yang tak berhak atas bagian warisan
bapaknya, dan oleh karena itu tidak berhak atas perhatian maupun tegurannya.
< untuk anak asuh Allah yang tersalib >
26. Sahabat-sahabat Salib, murid-murid Allah yang disalibkan, rahasia Salib adalah suatu rahasia
yang tak dikenal oleh orang-orang kafir., yang ditolak oleh orang-orang Yahudi dan yang dihina
oleh kaum bidaah dan orang-orang katolik malas. Tetapi ini adalah rahasia besar yang harus kamu
pelajari dalam praktek di bawah asuhan Yesus Kristus dan yang tidak dapat dipelajari kecuali di
bawah asuhan-Nya. Percuma kamu akan mencari dalam lembaga pendidikan zaman dulu, seorang
ahli filsafat yang pernah mengajarkannya. Percuma kamu minta bantuan pada indera dan akal budi
untuk menerangkannya. Hanya Yesuslah dapat mengajar kamu dan dapat membuat kamu
mengenyam rahasia ini oleh rahmat-Nya yang jaya. Maka usahakanlah menjadi pandai dalam ilmu
yang sangat penting ini di bawah bimbingan seorang Guru begitu besar, dan kamu akan memiliki
semua ilmu yang lain, karena ilmu ini mencakup semua ilmu secara unggul. Inilah filsafat kita yang
kodrati dan adikodrati, teologi kita yang ilahi dan mistik, batu para cendekiawan, yang berkat
kesabaran mengubah logam kasar menjadi logam mulia, penderitaan yang paling berat menjadi
kenikmatan, kemiskinan menjadi kekayaan, penghinaan paling besar menjadi kemuliaan.
Barangsiapa di antara kamu memikul salibnya dengan lebih baik, - walaupun tidak dapat
membedakan A dari B, - adalah yang paling pinter dari semuanya (CKA 85-88). Dengarkanlah
Santo Paulus yang ulung. Setelah ia kembali dari langit ketiga, tempat ia mempelajari
rahasia-rahasia yang bahkan tersembunyi bagi para malaikat, berseru bahwa ia tidak mengetahui
apa-apa malahan tidak ingin mengetahui apa-apa selain Yesus Kristus yang tersalib (1Kor 2:2).
Bersukacitalah, kamu pria yang dungu, wanita tanpa kebudayaan dan tanpa pendidikan, sebab jika
kamu tahu menderita dengan gembira, kamu mengetahui lebih banyak dari pada seorang doctor
dari Universitas Sorbonne yang tidak tahu menderita sebaik kamu (cf Mt.11:25; Lk.10:21).
<SSS 27> Kamu adalah anggota-anggota Kristus (1Kor 6:15; 12:27; Ef 5:30), sungguh-sungguh
suatu kehormatan, tetapi sesuatu yang membawakan penderitaan. Bila Kepala dimahkotai duri,
apakah anggota-anggota-Nya dapat mengharapkan dimahkotai bunga mawar? Bila Kepala
dicemoohkan dan dikotori dengan lumpur di jalan ke Kalvari, apakah para anggotanya dapat
mengharapkan naik ke tahkta dan disirami wangi-wangian? Bila Kepala mereka tidak mempunyai
bantal (bdk Mt 8:20; Lk 9:58) untuk tidur, apakah para anggota-Nya dapat mengharapkan berbaring di tempat tidur dengan kasur berisi bulu halus? Itu kan suatu keganjilan yang mustahil !
Tidak, tidak, rekan-rekan Salibku yang baik, janganlah menipu dirimu sendiri. Orang-orang
Kristen seperti itu yang kamu jumpai di mana-mana : berpakaian modern, sangat kritis, sangat
gagah dan bergengsi, mereka bukan murid-murid sesungguhnya, bukan anggota-anggota sejati
Kristus yang disalibkan. Kamu memperlakukan Kepala bermahkota duri dengan tidak adil dan
membelokkan kebenaran injil, bila mengimani kebalikannya. Oh Tuhan, betapa banyaknya , yang
menamakan diri Kristen, membayangkan diri anggota-anggota Penyelamat kita, sedangkan dalam
kenyataannya mereka penganiaya yang paling mengkhianati Dia, sebab sementara mereka dengan
tangannya membuat tanda Salib, dalam hatinya mereka musuh-musuh-Nya!
Bila kamu dibimbing oleh Roh yang sama, bila kamu menjalankan hidup yang sama seperti
Yesus Kristus, Kepalamu yang dimahkotai duri, hendaklah kamu hanya menantikan duri-duri,
cambukan-cambukan dan paku-paku; singkatnya : tidak lain dari pada Salib; karena seorang murid
harus diperlakukan seperti gurunya dan seorang anggota seperti Kepalanya. Dan jika kepada
kamu, seperti kepada Santa Katarina dari Siena, surga me menawarkan sebuah mahkota duri dan
sebuah mahkota mawar, kamu harus tanpa ragu-ragu, seperti dia, memilih mahkota duri dan
memasangnya kepada kepalamu, supaya sama dengan Yesus Kristus.
28. Apakah kamu tidak tahu bahwa kamu adalah kenisah Roh Kudus (cf.1Kor.6:19) dan bahwa
kamu oleh karena itu harus menjadi batu-batu hidup, yang ditempatkan oleh Allah Mahakasih
untuk membangun Yerusalem surgawi. Maka hendaklah kamu siap dibentuk, dipotong dan diukir
di bawah palu salib, jikalau tidak, kamu tetap akan tinggal batu kasar, yang tak ada gunanya, yang
dihina dan yang dibuang jauh. Hati-hati, janganlah kamu menyebabkan palu terserempet bila
memukulmu, awaslah terhadap pahat yang mengukirmu dan tangan yang memutarmu. Seniman
yang trampil dan tercinta itu mungkin ingin menjadikan kamu batu utama di bangunan surgawi,
atau salah satu karya seni yang paling indah di kerajaan surga. Jadi biar Ia bekerja sesuka hati; Ia
mencintai kamu, Ia tahu apa yang Ia lakukan, Ia telah mempunyai pengalaman. Pukulan-pukulanNya penuh kemahiran dan kasih sayang, tidak satupun gagal, kecuali ketidaksabaranmu menyebabkannya.
29. Salib oleh Roh Kudus kadang-kadang dibandingkan dengan alat penampi yang memisahkan biji
gandum yang baik dari sekam dan debu jerami. (cf.Yes.41:16; Yer.15:7; Mt.3:12; Lk. 3:17).
Seperti gandum di dalam penampi, biarkanlah dirimu digoyangkan dan dilempar tanpa perlawanan.
Karena kamu berada di dalam penampi Bapak keluargamu sendiri dan sementara lagi kamu akan
berada dalam lumbung-Nya.
Pada kesempatan lain Roh Kudus itu membandingkan salib dengan api yang menghilangkan karat
dari besi dengan intensitas panasnya (cf 1 Petr.1:7). Allah kita adalah api yang menghanguskan
(Ibr.12:29), yang tinggal dalam jiwa seorang oleh Salib untuk memurnikannya tanpa memakannya,
seperti dahulukala Ia lakukan di semak duri yang menyala (cf Kel.3:2,3).
Lagi, ia menyamakan salib itu dengan perapian tukang emas, tempat emas yang baik dimurnikan
dan emas palsu dilenyapkan menjadi asap (cf Amsal 17:3; Sirakh 2:5). Emas yang murni bertahan
dengan sabar bila diuji dalam api, sedangkan emas palsu naik bagaikan asap dalam melawan lidahlidah api.
Demikian sahabat-sahabat Salib sejati dimurnikan dalam perapian kesengsaraan dan godaan oleh
ketabahannya, sedangkan musuh- musuh salib lenyap bagaikan asap karena tidak sabar dan
menggerutu terus.
Kita harus menderita seperti para kudus...
30. Lihatlah, sahabat-sahabat Salib yang tercinta, lihatlah di depanmu banyak saksi, bagaikan awan
yang mengelilingi kita (Ibr.12:1), yang, tanpa mengatakan satu katapun , membuktikan apa yang
telah kusampaikan. Ingat saja, misalnya, Abel, seorang yang tulus dibunuh oleh saudaranya (cf
Kej.4:4,8); dan Abraham seorang yang tulus , menjadi orang asing di bumi (cf Kej.12,1-9); Lot
seorang yang tulus, diusir dari negerinya sendiri (cf Kej. 19:1,17); Yakob, seorang yang tulus,
dikejar oleh saudaranya; Tobias seorang yang tulus, ditimpa kebutaan (cf Tob.2:9-11); Ayub
seorang yang tulus, jatuh miskin, dihina dan ditimpa dengan barah yang busuk dari telapak kakinya
sampai ke batu kepalanya (cf Ayub bab 1+2).
31. Pandanglah para rasul dan para martir, tak terbilang banyaknya, bermandikan darahnya sendiri;
para perawan dan pujangga yang jatuh miskin , dihina , dianiaya atau diusir. Mereka semua dapat
berseru bersama Santo Paulus: "Marilah kita memandang Yesus, yang memimpin kita dalam iman,
dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan (Ibr 12,2), iman yang kita miliki akan Dia
dan salib-Nya; Ia harus menderita semuanya itu untuk masuk melalui Salib ke dalam kemuliaanNya (Lk 24,26).
Di samping Yesus, terlihat Maria ibu-Nya, yang tak pernah dinodai oleh dosa asal atau dosa yang
lain, namun hatinya yang murni dan penuh kasih ditembusi oleh suatu pedang (cf Lk 2:35). Jika
saya mempunyai waktu untuk memikirkan penderitaan Yesus dan Maria, saya dapat menunjukkan
bahwa apa yang kita derita adalah bukan apa-apa dibandingkan dengan penderitaan mereka itu.
32. Lalu, siapa berani menuntut dibebaskan dari salib itu? Siapa diantara kita akan tidak
tergesa-gesa ke tempat di mana ia tahu bahwa salib itu menunggu dia? Siapa tidak akan berseru
bersama Santo Ignasius dari Antiokia: "Datanglah api dan tiang gantungan, binatang buas dan
semua siksaan setan, agar aku dapat bergembira dalam memiliki Kristus"(PG 5: 690,691).
...dan bukan seperti kaum terkutuk
33. Tetapi jika kamu tidak mau menderita dengan tabah dan membawa salibmu dengan pasrah
menurut contoh para pilihan Allah, kamu akan membawannya bersungut-sungut dan tidak sabar
seperti kaum terkutuk. Kamu akan mirip dengan kedua binatang yang menarik Tabut Perjanjian
dan menguak. Kamu akan meniru Simon dari Kirene yang dipaksa mengangkat salib Kristus (cf Mt
27:32; Mk 15:21), dan terus menerus mengeluh waktu memikulnya. Dan akhirnya akan terjadi
dengan kamu apa yang dialami penyamun yang jahat (cf Mt 27:38; Mk 15:27) yang dari ketinggian
salibnya jatuh ke dalam jurang terdalam.
Tidak, dunia yang terkutuk ini, tempat kita hidup, tidak membuat orang berbahagia; di negeri
kegelapan ini kita tidak melihat terang, tidak ada ketenangan di laut ini yang dilanda taufan; kita
tidak tanpa pentempuran di tempat percobaan dan medan perang ini. Kita tidak bisa terhindar dari
tusukan di dunia tertutup duri ini (Kej 3:18). Mau tak mau baik kaum terpilih maupun kaum
terkutuk harus memikul Salibnya di situ.
Ingatlah keempat baris sajak ini:
Pilihlah satu dari Salib-salib yang kaulihat di Kalvari,
Pilihlah dengan bijaksana; sebab tak terhindari,
Kita menderita seperti seorang kudus atau seperti pentobat
atau seperti seorang terkutuk yang tak henti mengumpat .
Dengan kata lain: bila kamu tidak mau menderita dengan gembira seperti Yesus Kristus atau
dengan tabah seperti penyamun yang baik, maka kamu mau tak mau harus menderita seperti
penyamun yang jahat. Kamu harus meminum cawan penuh kepahitan sampai pada tetes terakhir
(cf Yes.51:17; Mt 20,22,23), tanpa rahmat yang menghibur dan kamu harus memikul seluruh
beban salibmu tanpa bantuan yang menguatkan dari Kristus.
Kemudian kamu harus memanggul beban yang mematikan, yang ditambahkan setan pada salibmu
oleh karena ketidak-tabahan yang ditimbulkan olehnya. Dan sesudah menjadi tidak berbahagia
bersama penyamun yang jahat di dunia ini, kamu akan bertemu dengan dia di dalam nyala api.
2. Tidak ada yang lebih berguna dan lebih menyenangkan.
34. Tetapi jika sebaliknya kamu menderita dengan cara yang tepat, maka salib itu akan menjadi
kuk yang sangat lembut (cf Mt.11:30), karena Kristus sendiri akan memanggulnya bersamamu.
Salib itu akan menjadi dua sayap bagi jiwamu yang terangkat ke surga; Ia akan menjadi tiang kapal
yang akan membawa kamu dengan lancar dan mudah ke pelabuan keselamatan.
Pikullah salibmu dengan tabah dan oleh salib itu yang dipikul dengan baik kamu akan diterangi bila
mengalami kegelapan rohani, sebab barangsiapa tidak menderita apa-apa oleh percobaan, tidak
tahu apa-apa (cf Sir 34:9).
Pikullah salibmu dengan gembira dan kamu akan dinyalakan oleh cinta ilahi; sebab hanya lewat
penderitaan orang dapat hidup dalam kasih murni Kristus (cf Mengikuti Jejak Yesus III,5 no 7) .
Bunga-bunga mawar hanya dipetik di antara duri-duri. Hanya salib adalah makanan untuk
menghidupkan cinta kasih kepada Allah, seperti kayu adalah makanan untuk api. Ingatlah
ungkapan yang indah dalam 'Mengikuti Jejak Yesus': "Makin kamu berolah matiraga dan dengan
sabar menderita, makin kamu akan berkembang dalam kasih Allah" (cf Mengikuti jejak Yesus I,25
no 3).
Jangan mengharapkan sesuatu dari orang-orang yang peka perasaan dan malas yang menolak salib
sewaktu itu menimpa mereka dan yang tak pernah mau mencari Salib bagi dirinya secara tidak
menyolok. Mereka seperti sebidang tanah liar yang hanya menghasilkan semak-semak berduri,
karena tak pernah dibajak, dipacul dan diolah oleh seorang petani yang bijaksana. Itu serupa
genangan air, yang tak berguna untuk mencuci maupun minum.
Pikullah salibmu dengan gembira dan kamu akan menemukan di dalamnya kekuatan dahsyat, yang
tidak dapat dilawan oleh musuh-musuhmu dan kamu akan mengenyam suatu rasa manis yang
menawan yang tidak ada bandingnya. Ya, saudara-saudara, ketahuilah bahwa firdaus sejati di
dunia adalah menderita sesuatu bagi Yesus Kristus.
Tanyalah pada orang-orang suci yang mana saja, dan mereka akan mengatakan padamu, bahwa
mereka tidak pernah mengenyam perjamuan pesta yang lebih lezat bagi jiwanya daripada ketika
mereka mengalami siksaan yang paling berat. "Biarlah semua siksaan iblis menimpa aku" kata
Santo Ignasius, martir. "Biarlah aku menderita atau mati", kata Santa Teresia dari Avila. "Bukan
kematian, tetapi penderitaan", kata Santa Maria Magdalena dari Pazzi. "Semoga aku menderita
dan dihina demi namaMu", kata Santo Yohanes dari Salib. Dan banyak yang lain telah berbicara
senada, seperti kita membaca dalam riwayat hidupnya.
Saudara-saudaraku yang terkasih, percayalah akan Sabda Allah, karena menurut Roh Kudus, bila
kita menderita bagi Allah dengan gembira, salib itu adalah sumber bermacam-macam kegembiraan
bagi segala jenis manusia. Kegembiraan yang berasal dari salib (cf Yak 1:2) adalah lebih besar
daripada kegembiraan seorang miskin yang tiba-tiba menjadi kaya atau seorang petani yang
diangkat menjadi raja, lebih besar daripada kegembiraan seorang pedagang yang menjadi jutawan;
lebih besar daripada kegembiraan seorang jenderal yang meraih banyak kemenangan; dari pada
kegembiraan para tahanan yang dilepaskan dari belenggunya. Singkatnya: bayangkanlah semua
kegembiraan yang paling besar di dunia ini; namun kegembiraan seorang yang disalibkan dan
menderita dengan sikap yang tepat, mengandung dan melebihi semuanya.
3. Tidak ada yang begitu mulia.
35. Jadi, bergembiralah dan lonjaklah kegirangan, bila Allah membagikan kepadamu salah satu
salib yang baik, karena yang paling besar di surga dan di dalam Allah jatuh ke dalam tanganmu.
tanpa kamu sadari. Hadiah Allah yang terbesar adalah Salib!
Jika kamu sungguh-sungguh memahaminya, pasti kamu akan memesan banyak Misa, mengadakan
novena-novena di makam-makam orang suci, berjalan ke tempat yang jauh seperti dilakukan oleh
orang kudus, untuk mendapat hadiah ilahi ini dari surga.(lihat Srt 13).
36. Dunia menyebut hal ini kegilaan, sesuatu yang memalukan, kebodohan, sesuatu yang
menghebohkan dan tidak masuk akal. Biarlah orang-orang buta ini berbicara demikian: Kebutaan
ini, yang membuat mereka memandang salib secara manusiawi dan salah, merupakan sebagian
kemuliaan kita. Setiap kali mereka menyodorkan salah satu Salib kepada kita dengan ejekan dan
penganiayaan, mereka memberikan kita batu permata dan menempatkan kita di atas singgasana
dan memahkotai kita dengan rangkaian bunga kemenangan (cf I Kor 1 +2).
37. Apa yang kukatakan? "Segala kekayaan, semua tanda kehormatan, tongkat-tongkat kekuasaan
dan semua mahkota berkilau-kilauan permata dari para raja dan penguasa tak mungkin
dibandingkan dengan kemegahan salib" kata Santo Yohanes Krisostomos (PG 62: 55-58).
Kemegahan salib melampaui kemuliaan seorang rasul atau pengarang tulisan suci. "Kalau aku
dapat memilih", lanjutkan orang kudus itu yang diterangi oleh Roh Kudus, "aku dengan senang
hati mau meninggalkan surga untuk menderita bagi Allah surgawi. Aku lebih suka dikurung dan
dipenjarakan, daripada mendapat takhta di surga tertinggi, lebih suka dengan salib yang paling
berat daripada kemuliaan para Serafin. Bagi aku kemuliaan penderitaan lebih berharga daripada
karunia membuat mukjizat, yang memberikan aku kekuatan untuk memerintah roh-roh jahat,
menggoyangkan unsur-unsur dunia, menghentikan peredaran matahari atau membangkitkan orang
mati. Santo Petrus dan Paulus lebih mulia di penjara dengan kaki-kaki terbelenggu (cf.Kis 12:3-7)
daripada diangkat ke tingkat ketiga dari surga (cf. 2Kor 12:2) atau diberi kunci Kerajaan Surga (cf
Mt 16:19)".
38. Memang, bukankah Salib yang memberi kepada Yesus Kristus "nama di atas segala nama,
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan
yang ada di bawah bumi" (Fil 2:9-10)?
Kemuliaan seorang yang menanggung penderitaan dengan baik begitu besar, sehingga surga, para
malaikat dan umat manusia, bahkan dari surga Allah sendiri memandangnya penuh gembira
bagaikan tontonan yang paling mulia. Dan seandainya para orang kudus di surga dapat
menginginkan sesuatu, mereka pasti akan memilih kembali ke bumi untuk memikul salah satu salib.
39. Apabila kemuliaan itu sudah begitu besar di dunia ini, apa lagi di surga? Siapakah kiranya
dapat menjelaskan bahkan memahami nilai abadi kemuliaan ini, yang dihasilkan dalam diri kita, biar
kita sejenak saja, memikul sebuah salib dengan baik. Siapakah dapat mengerti kemuliaan yang
dihasilkan di surga apabila seorang selama setahun atau mungkin malahan sepanjang hidup
dibebani dengan salib dan penderitaan?
40. Sahabat-sahabatku yang tercinta, yakinlah bahwa surga sedang mempersiapkan sesuatu yang
indah bagimu, karena - seperti dikatakan oleh seorang kudus besar - Roh Kudus telah
mempersatukan kamu begitu erat dengan sesuatu yang dengan saksama dihindari oleh semua
orang. Sudah tentu, sejauh kamu adalah sahabat-sahabat Salib, Allah ingin menjadikan kamu pria
dan wanita kudus, jika kamu setia pada panggilanmu dan mau memikul salibmu sebagaimana
mestinya yaitu seperti Yesus Kristus memikulnya.
DIA HARUS MENGIKUTI AKU
41. Tetapi menderita sengsara semata-mata tidak cukup. Setan dan dunia pun mempunyai
martir-martirnya. Namun kamu harus menderita sengsara dan memikul salibmu mengikuti jejak
Kristus: "Dia harus mengikut Aku!" (Mt 16:24;Lk 9:23), itu berarti, bahwa kamu harus memikul
salibmu seperti Yesus pernah memikulnya.
Di sinilah beberapa petunjuk yang harus kamu ikuti:
Empatbelas petunjuk:
Jangan sengaja mencari salib-salib
atau mencarinya dengan bertindak salah
42. Pertama: Janganlah dengan sengaja mencari salib-salib atau mencarinya dengan bertindak
salah; janganlah melakukan kejahatan dengan maksud untuk memperoleh kebaikan. Tanpa ilham
khusus janganlah kamu berbuat sesuatu dengan cara yang tak pantas, untuk memancing orang
menghina kamu. Lebih baik berusaha meniru Yesus Kristus; tentang Dia dikatakan bahwa "Ia
menjadikan segala-galanya baik" (Mk 7:37). Tirulah teladan-Nya bukan karena cinta diri atau
sombong, tetapi untuk menyenangkan Allah dan menyelamatkan sesama manusia. Walaupun
kewajiban-kewajibanmu dilakukan sebaik mungkin, namun tetap kamu akan menghadapi pertentangan, penganiayaan serta ejekan yang dikirim oleh Penyelenggaraan ilahi kepadamu di luar
keinginan atau pilihanmu.
Perhatikan keselamatan sesama.
43. Kedua: Apabila sesamamu merasa tersinggung, meskipun tanpa alasan, karena kamu berbuat
sesuatu yang pada dasarnya tidak baik dan tidak pula buruk, hentikanlah itu demi cinta kasih
supaya hal itu jangan menjadi batu sandungan bagi orang yang lemah (1Kor 8:13). Tindakan
kepahlawan penuh cinta kasih yang kamu amalkan pada kesempatan itu, jauh lebih berharga
daripada tindakan yang kamu lakukan sebelumnya atau yang ingin kamu lakukan. Namun, jika
tindakan baik yang kamu lakukan perlu atau berguna bagi sesama, dan salah seorang Farisi atau
seorang yang berjiwa buruk tersinggung karenanya, mintalah nasihat kepada seorang yang
bijaksana untuk mengetahui apakah tindakan yang kamu lakukan itu perlu dan sungguh berguna
bagi kesejahteraan sesamamu. Jika orang bijaksanana itu sependapat, teruskanlah tindakanmu
tanpa mempedulikan apa yang dikatakan orang asal mereka tidak menghentikan kamu. Jawablah
kepada kesempatan ini apa yang pernah Tuhan katakan kepada beberapa dari murid-Nya yang
datang kepada-Nya untuk mengatakan bahwa para ahli Taurat dan orang-orang Farisi tersinggung
karena perkataan dan perbuatan-Nya: "Biarkanlah mereka itu, mereka orang buta"(Mt 15:14).
Mengagumi kebajikan luhur para kudus tanpa pretensi mencapainya
44. Ketiga: Walaupun sejumlah orang suci dan tokoh-tokoh besar pernah meminta, mencari dan
malahan mengejar melalui tindakan yang aneh salib-salib, cacimakian dan penghinaan bagi dirinya,
marilah kita menyembah dan mengagumi hanya karya agung Roh Kudus dalam jiwa mereka.
Marilah kita merendahkan diri bila memandang kebajikan yang demikian luhur tanpa kita
memberanikan diri untuk terbang begitu tinggi. Sebab dibandingkan dengan rajawali-rajawali yang
cepat dan singa-singa yang mengaum, kita hanyalah ayam-ayam yang basah kuyup dan anjinganjing tak bernyawa.
Meminta kebijaksanaan Salib kepada Allah
45. Keempat: Kamu dapat juga, bahkan harus berdoa mohon kebijaksanaan salib, yaitu suatu
pengetahuan tentang kebenaran yang memberi nikmat dan yang dialami sendiri, yang dalam terang
iman memperlihatkan kepadamu misteri-misteri yang terdalam antara lain misteri Salib;
pengetahuan ini hanya kita peroleh lewat karya besar, penghinaan mendalam serta doa yang
bernyala-nyala.
Jika kamu membutuhkan roh yang rela itu (Mz 51:14), yang memberi kekuatan untuk memikul
salib-salib yang sangat berat dengan berani; roh baik dan lembut itu (Lk 11:13), yang membuat
kamu mengenyam dalam bagian terdalam jiwamu, kepahitan yang paling menjijikan; roh yang
sehat dan teguh (Mz 51:12), yang hanya mencari Allah; pengetahuan Salib, yang mencakup
segala-galanya; singkatnya, harta benda yang tiada habisnya, yang, jika dipergunakan dengan baik,
menjadikan orang sahabat Allah (cf Keb.7:14): mohonlah kebijaksanaan salib; mintalah dan
mendesak tanpa henti-hentinya, mintalah tanpa ragu (Yak 1:5,6) dan tanpa takut kamu tidak akan
memperolehnya. Kamu pasti akan mendapatnya; dan kemudian kamu akan melihat dengan jelas
berdasarkan pengalaman bagaimana bisa terjadi bahwa kita merindukan, mencari dan mengenyam
Salib.
Dengan rendah hati mengaku kesalahan tanpa kuatir.
46. Kelima: Apabila kamu tidak sengaja atau malahan sengaja melakukan suatu kesalahan besar
yang mendatangkan salah satu salib bagimu, rendahkan dirimu dengan segera dalam batinmu di
bawah tangan Tuhan yang kuat (1Petr 5:6), tanpa menjadi cemas, sambil berkata dalam hati,
misalnya: "Lihat, Tuhan, inilah salah satu ketololanku". Apabila kesalahan yang kamu buat adalah
dosa, terimalah penghinaan yang disebabkan olehnya sebagai hukuman. Namun kalau itu bukanlah
dosa, maka terimalah hal itu untuk merendahkan kesombongan hatimu. Sering, ya berulangkali,
Tuhan membiarkan hamba-hamba-Nya sejati yang sudah sangat dirahmati Tuhan, untuk
melakukan kesalahan-kesalahan yang sangat memalukan. Hal ini merendahkan mereka di mata diri
sendiri dan di mata sesamanya dan menjauhkan dari mereka setiap pandangan dan pikiran
sombong mengenai rahmat-rahmat Allah yang diberikan kepada mereka serta mengenai perbuatan
yang baik yang mereka lakukan, supaya, seperti dikatakan Roh Kudus, "jangan ada seorang
manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah" (1Kor 1:29).
Allah merendahkan kita, supaya dimurnikan.
47. Keenam: Camkanlah sepenuhnya, bahwa oleh dosa Adam dan dosa-dosa kita sendiri, segala
sesuatu telah membusuk, bukan saja pancaindra kita tetapi juga kekuatan-kekuatan jiwa. Jadi jika
budi busuk kita merefleksikan penuh kepuasan diri anugerah-anugerah yang pernah diterima dari
Allah, pada saat itu juga anugerah- anugerah itu, perbuatan itu, rahmat itu dicemarkan dan menjadi
busuk sama sekali sehingga Allah tidak lagi berkenan memperhatikannya.
Jika pandangan dan refleksi budi manusia membusuk perbuatan- perbuatan yang baik dan
anugerah-anugerah agung Allah demikian rupa, apa yang dapat kita katakan tentang
perbuatan-perbuatan yang berasal dari kehendak manusia itu sendiri, yang jauh lebih busuk dari
pada perbuatan yang berasal dari budinya?
Kemudian tak perlu bertanya-tanya mengapa Tuhan suka menyembunyikan umat pilihannya dalam
naungan wajah-Nya (Mz 31:21), sehingga mereka tidak akan tercemar oleh pandangan manusia
dan pengenalan diri yang sia-sia.
Jadi, apakah yang dibuat Allah yang cemburu itu untuk menyembunyikan mereka! Betapa sering Ia
merendahkan mereka? Berapa sering Ia izinkan mereka jatuh. Betapa sering Dia membiarkan
mereka digocoh oleh percobaan, seperti Santo Paulus? (2 Kor 12:7). Dalam ketidak pastian,
kebingungan serta kegelapan yang mana Dia tinggalkan mereka? Oh, betapa Allah dapat dikagumi
dalam para kudus-Nya dan dalam jalan yang ditempuh-Nya, untuk menuntun mereka kepada
kerendahan hati dan kesucian.
Dalam salib-salib kita perlu
menghindar perangkap kesombongan.
48. Ketujuh: Berhati-hatilah supaya jangan percaya seperti orang-orang sok suci yang tinggi hati
dan angkuh, bahwa salib-salib yang kamu pikul sangat besar, bahwa salib-salib itu bukti-bukti
kesetiaanmu, dan merupakan kesaksian cinta kasih khusus dari Allah bagi kamu. Perangkap
kesombongan rohani ini, adalah cerdik dan sangat halus namun penuh racun.
Kamu harus percaya:
1. bahwa oleh keangkuhan dan kecerdikanmu kamu mengubah jerami menjadi balok, luka goresan
menjadi luka parah, tikus menjadi gajah, kata biasa tanpa sengaja diucapkan menjadi suatu
penghinaan yang luar biasa dan apa yang sebenarnya hanya suatu hal kecil dijadikan suatu perkara
besar;
2. bahwa salib-salib yang diberikan Allah kepadamu, lebih merupakan suatu hukuman mesra atas
dosa-dosamu, - memang demikian sesungguhnya - dari pada tanda bukti kemurahan yang
istimewa;
3. bahwa, apapun juga salib dan penghinaan yang Ia berikan kepadamu, Allah masih tetap
bermurah hati tak terhingga mengingat banyaknya serta kejamnya kejahatan-kejahatanmu; karena
kejahatan-kejahatan ini hanya dapat kamu pandang lewat kekudusan Allah, yang tidak mentolerir
sesuatu tercemar dan yang telah kamu gocoh; lewat seorang Allah dalam sakrat maut dan yang
ditimpa penderitaan karena timbulnya dosa-dosamu; dan lewat neraka kekal yang pantas kamu
terima seribu kali atau bahkan seratus ribu kali.
4. kamu harus mengakui bahwa kesabaran yang kamu bawa dalam penderitaan lebih besar dari
pada yang kamu bayangkan dengan perasaan manusiawi. Kamu harus mencatat sejumlah
keinginan-keinginan kecil dirimu, usahamu yang licik dalam mencari simpati,
kepercayaan-kepercayaan yang secara wajar diberikan kepada teman-temanmu, atau kepada
pembimbing rohanimu, permintaan maaf yang kamu lakukan secara cepat dan pandai, celaan yang
diucapkan dengan cermat dan penuh cinta kasih kepada mereka yang telah melukai hatimu,
sukacita yang kamu alami dalam kemalangan, serta kepercayaan yang menyerupai sikap Lucifer
bahwa kamu adalah orang lain (tcts. 8:9) dan seterusnya. mengapa saya tidak bosan-bosan
menyebutkan segala cara yang dipakai manusia dalam penderitaannya.
49. Kedelapan, carilah makna dari penderitaanmu, terutama dalam hal-hal yang kecil dari pada
hal-hal yang besar. Allah tidak memperhatikan banyaknya penderitaan yang kita alami tetapi lebih
memperhatikan bagaimana kita menjalani penderitaan itu sendiri. Banyak menderita tetapi jika
penderitaan itu dijalani dengan cara yang sala maka hal itu adalah penderitaan sebagaimana dialami
para bajingan. Banyak menderita tetapi untuk maksud jahat itulah penderitaan sebagai martir demi
setan. Banyak maupn sedikit menderita tetapi jika demi Allah maka itulah penderitaan sebagai
orang kudus.
Jika benar bahwa kita dapat memilih salib, maka lebih baik kita memilih salib yang ringan-ringan
dan samar-samar daripada yang besar dan mencolok, karena sifat orang sombong adalah mencari
salib yang besar dan menonjol. Akan tetapi memilih salib yang kecil dan memikulnya dengan
sukacita memerlukan rahmat khusus serta iman yang kokoh kepada Allah. Lakukanlah
sebagaimana seorang pedagang terhadap barang dagangannya. Carilah untung dari setiap barang,
menderitalah demi untuhnya salib kebenaran. Mungkin hanya berupa sengatan nyamuk atau
tusukan jarum, atau sikap eksentrik tetanggamu, atau kelalaian yang tidak disengaja, mungkin juga
salib itu hanya karena kehilangan sedikit uang, jiwa yang agak gelisah, atau cacat fisik dan sedikit
rasa sakit pada sebagian kecil anggota badanmu, tetapi tetap carilah untung dari setiap barang
dagangan sebagaimana dilakukan seorang pedagang terhadap barang dagangannya. Saudara,
dengan demikian anda akan menjadi kaya dalam tuhan, seperti seorang kaya raya yang bergelimang uang dan terus menambahkan uangnya kedalam pundi-pundinya. Jika kamu menemukan
pertentangan kecil sekalipun, maka katakanlah "Terpujilah Tuhan, Tuhan aku berterimakasih kepadaMu." Jangan mengingat-ingat lagi selain kau katakan "terima kasih banyak!" atau "berbelas
kasihlah kepada kami!"
50. Kesembilan, cinta yang mesti kamu miliki dalam salib bukanlah cinta yang biasa karena hal ini
tidak mungkin bagi sifat manusia. Perlu dicatat bahwa ada tiga macam cinta, yaitu: cinta dengan
perasaan, cinta rasional, serta cinta yang setia dan agung. Dengan kata lain ada cinta yang terpancar dari bagian yang terbawah manusia ialah daging, cinta yang terpancar dari bagian atas ialah
pikirannya, cinta yang berasal dari atas manusia, dari puncak jiwanya yang menerangi akal budi
berkat imannya.
51. Allah tidak menghendaki kamu mencintai salib berdasarkan keinginan daging karena daging
adalah sumber kejahatan serta kebejatan. Semua yang berjalan di dalamnya adalah jahat, apalagi
daging sendiri tidak mau mengikuti keinginan Allah dan hukum salibNya. Segi kemanusiaan inilah
yang dimaksudkan Tuhan kita ketika Dia berseru di taman Getsemani: "Ya Bapa, jika mungkin
singkirkanlah piala ini dari padaKu, tetapi bukannya menurut kehendaKu, melainkan
kehendakMulah yang terjadi (Luk. 22,42)." Jika kemanusiaan Tuhan kita, walaupun suci, dapat
mencintai salib bukan tanpa gangguan maka sudah barang tentu kemanusiaan kita yang jahat ini
akan menolaknya. Kadang-kadang seperti layaknya orang kudus lainnya, kita dapat mengalami
kebahagiaan insani di dalam penderitaan kita. Namun demikian harus diingat bahwa kebahagiaan
itu bukanlah berasal dari daging, meskipun perasaan itu ada dalam daging. Ia mengalir dari
kekuatan adikodrati kita, sehingga kita dipenuhi oleh kekuatan Roh Kudus, yaitu kebahagiaan
yang memancan dalam ke dalam kekuatan insani kita. Jadi seorang yang mengalami penyiksaan
beratpun dapat mengatakan "jiwa dan ragaku telah bersukacita dalam Allah" (..... 83:3).
52. Ada cinta salib lain yang saya sebut rasional karena ia ter-pancar dari bagian yang lebih tinggi
dari manusia yaitu pikirannya. Cinta ini semata-mata bersifat rohani. Ia berasal dari pengetahuan
akan kebahagiaan yang ada dalam penderitaan demi Allah, maka sesungguhnya dapat dirasakan
oleh jiwa. Cinta ini juga memberikan kekuatan dan kegembiraan batin. Meskipun kegembiraan
yang rasional dan dapat dipahami ini ada manfaatnya, bahkan sangat bermanfaat, tetapi ini
bukanlah bagian penting dari penderitaan yang penuh sukacita dan agung.
53. Saudara, maka dari itu masih ada cinta lain yang oleh para pakar rohani disebut cinta puncak
dan titik tertinggi jiwa, dan oleh para filsuf disebut cinta kepandaian/intelektual. Jika kita memiliki
cinta itu, meskipun kita tidak memiliki kebahagiaan insani atau kenikmatan rasional, dalam terang
iman yang murni kita akan mencintai serta menikmati salib yang harus kita pikul, meskipun
kemanusiaan kita dalam keadaan bahaya atau ingin merintih, mendesah, meratap, serta berkeluh
kesah mohon pembebasan. Kita dapat berkata seperti Yesus " Ya Bapa bukannya kehendakku
melainkan kehendakMulah yang harus terjadi." (Luk. 1:38). Dari salah satu dari kedua cinta
lapisan atas inilah kita harus menerima dan mencintai salib kita.
54. Kesepuluh, berteguhlah hai para sahabat salib guna menderita atas semua salib tanpa
mengharapkan atau memilih kemiskinan, ketidakadilan, kehilangan sementara, penghinaan,
perten-tangan, fitnah, kekeringan rohani, desolasi, cobaan baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar dirinya sendiri. Katakanlah selalu "hatiku siap sedia ya Allah, hatiku siap sedia".
Bersiaplah untuk dianggap remeh oleh manusia maupun oleh malaikat, dan seolah-olah oleh Allah
sendiri. Bersedialah untuk dihina, dibenci, dikhianati, difitnah, disisihkan dan dianggap remeh oleh
semua orang. Bersiaplah untuk mengalami kelaparan, haus, kemiskinan, ketelanjangan, pengucilan
dan dijebloskan ke dalam penjara dan di hadapkan pada tiang gantungan serta segala macam
penghinaan, meskipun kamu tidak bersalah atas segala sesuatu yang dituduhkan kepadamu.
Apakah kamu diusir dari rumahmu seperti Ayub atau St. Elisabet dari Hongaria, dicampakkan ke
dalam lumpur seperti orang kudus ini, atau diseret ke atas tumpukan pupuk seperti Ayub, penuh
dengan bilur dengan tanpa seorangpun membalut lukamu, tanpa sepotong rotipun, tanpa ditolak
oleh kuda atau anjing. Tambahkanlah pada kemalangan yang mengerikan ini semua godaan yang
diijinkan Allah agar si jahat menggerogotimu, tanpa menuangkan ke dalam jiwamu hiburan rohani
sekalipun.
Berbegangteguhlah terhadap imanmu bahwa ini merupakn puncak kemuliaan abadi dan
kebahagiaan sejati bagi para sahabat salib yang benar dan sempurna.
55. Kesebelas, untuk penderitaan yang sepantasnya kamu terima. Biasakanlah dirimu
mempertimbangkan empat hal berikut ini:
1. Mata Allah. Allah itu bagaikan raja agung yang dari ke-tinggian singgasanaNya mengamati
dengan rasa puas serdadunya di tengah pertempuran serta memuji keberani-annya. Apakah yang
ada di atas bumi ini yang dapat menarik perhatian Allah? Para raja dan khaisai di atas tahta
mereka? Tidak! Allah sedang melihat mereka dengan perasaan jijik. Para pemenang perang yang
hebat dari angkatan perang dari suatu negara, batas-batas mulia serta hal-hal yang kelihatannya
bergitu berbahaya di mata manusia? Tidak! Apa yang mulia di hadapan manusia adalah kebencian
bagi Allah (Luk. 16:15). Kalau begitu apakah gerangan yang diperhatikan Allah dengan sukacita
dan gembira? Apakah yang ditanyakan kepada para malaikat, bahkan kepada si penggoda? Yang
ditanyakan adalah manusia yang bertempur meawan kekayaan, dunia, neraka dan dirinya sendiri.
Manusia yang dengan suka cita membawa salibnya: "Apakah engkau tidak melihat di atas dunia
suatu keajaiban besar yang dianggap surga sebagai suatu yang mengagungkan?", kata Tuhan
kepada setan, "tidakkah engkau menghiraukan hambaKu Ayub yang menderita bagiKu? (Ayub
2:3)"
56. 2. Tangan Allah. Setiap ketidakberesan yang berlangsung dalam alam semesta mulai dari yang
terkecil sampai yang terbesar adalah karya kuasa tanganNya. Tangan yang menghancurkan
angkatan perang berkekuatan seratus ribu orang (4 Raja-raja 19:35), yang menggugurkan
dedaunan dari pohon, serta seutas rambut dari kepalamu (Luk. 21:18). Tangan yang diletakkan di
atas kepala Ayub sungguh sangat ringan bila ia menyentuhmu dengan cobaan kecil. Tangan inilah
yang siang dan malam membentuk matahari dan kegelapan serta baik dan jahat. Allah mengijinkan
dosa yang membuat kamu bangkit kembali. Dia bukan penyebab kebencian dosa, meskipun Allah
mengijinkan perbuatan itu.
Apabila seorang memperlakukan kamu seperti Semei terhadap Raja Daud (2 Raj. 16:5-11)
membebani kamu dengan penghinaan serta melemparimu dengan batu, katakanlah kepada dirimu
"Aku tidak boleh menolak, aku tidak boleh membalas dendam karena hal itu merupakan penyucian
dari Allah. Aku menyadari bahwa aku pantas menerima perlakuan salah ini, dan sesungguhnya
benar bahwa Allah menghukum aku. Hai tanganku, berhentilah bergerak, hai lidahku berhentilah
berbicara, siapapun yang melukai aku dengan kata dan perbuatan adalah utusan yang dengan
penuh kasih dikirim oleh Allah untuk menghukum aku, karena cintaNya sendiri mengetahui hal itu.
Janganlah kita mendatangkan keadilanNya dengan menggunakan hakNya untuk membalas
dendam. Janganlah kita menganggap remeh belas kasihanNya, paling tidak balas dendamNya, Dia
harus memperingatkan kita akan keadilan abadiNya yang dahsyat."
Perhatikanlah, bagaimana Allah menuntunmu dengan satu tangan kekuatan dan kebijaksanaan
yang tidak berkesudahan, sementara dengan tangan yang lain Dia menghukum kamu. Dengan
tangan yang satu Allah menghalau maut sementara dengan tangan yang lain Dia menyalurkan
kehidupan. Dia mempermalukan sekaligus mengangkat kamu. Dengan kedua tangannya yang
lembut dan perkasa (Kej. 8:1) Dia menuntun hidupmu dari awal sampai akhir. Dengan lembut,
maksudnya Dia tidak membiarkan kamu dicobai atau menderita melebihi kekuatanmu. Dan dengan
perkasa, maksudnya dengan memberi-kan rahmatNya yang besar sesuai dengan kejamnya serta
lamanya cobaan atau penderitaan. Dengan perkasa dan Roh GerejaNya yang kudus memberi
kesaksian tentang hal ini "Dialah tempat berteduhmu pada tepi ngarai yang curam, pembimbingmu
pada jalan yang menyesatkan, tempat perlin-dunganmu waktu panas menyengat, mantol bagi kamu
waktu hujan lebat atau waktu dingin yang menggigit. Dia adalah kendaraan bagimu di saat-saat
kamu kehabisan tenaga, penolongmu dalam permusuhan, penuntunmu di jalan yang licin. Dia
adalah pelabuhan pada waktu pengungsian, bila kamu dalam keadaan sakrat maut,pada waktu
badai menyerang, sera pada waktu kamu di ancam oleh kekacauan atau kecelakaan kapal.
57. 3. Perhatikanlah luka-luka serta duka cita Yesus yang tersa-lib. Dengarkanlah apa yang
dikatakanNya sendiri: "Hai kamu semua yang melewati jalan penuh duri serta jalan salib yang
harus kamu tempuh, tataplah dan lihatlah. Lihatlah dengan mata tubuhmu, lihat juga dengan mata
rohanimu, serta lihat apakah kemiskinan, ketelanjangan dan rasa malu, serta kesepian rohanimu
sama dengan yang Aku alami. Lihatlah Aku, apabila dalam keadaan tidak berdosa seperti Aku
barulah kamu pantas mengeluh bahwa kamu tidak bersalah (Ratapan 1:12).
Roh Kudus berkata kepada kita melalui mulut para rasul, bahwa kita harus terus menatap Yesus
yang tersalib (Gal. 3:1) serta mempersenjatai diri dengan pikiran Kristus (1 Ptr. 4:1) yang menjadi
senjata kita yang paling ampuh dan dahsyat melawan musuh kita. Apabila kamu menderita oleh
karena kemiskinan, keburukan serta kesedihan dan godaan atau salib lainnya, persenjatailah dirimu
dengan perisai, topi baja serta pedang bermata dua ini (Ef. 6:12-18) yaitu dengan pikiran Yesus
yang tersalib. Akan ada jalan untuk setiap persoalan, kamu akan mampu mengalahkan seluruh
musuhmu.
58. 4. Angkatlah kepalamu dan lihatlah mahkota indah yang telah menantimu di surga, apabila
kamu memikul salib yang seharusnya kamu pikul. Itulah hadiah yang oleh para bapa bangsa serta
nabi yang penuh iman berjuang untuk memperolehnya dalam penderitaan. Mahkota itu merupakan
suatu yang didambakan oleh para orang kudus dan martir dalam karya dan penderitaan mereka.
Para bapa bangsa sering kalimengulangi apa yang dikatakan Musa: "Kami lebih suka menderita
bersama umat Allah", supaya dapat menikmati kebahagiaan kekal bersama Dia, "dari pada
menikmati nikmatnya dosa yang hanya sesaat (Ibr. 11:25-26). Nabi juga mengulangi kata-kata
Daud: "Kami sangat menderita untuk memperoleh hadiah" (Mzr. 68:8; 118:112). Para rasul dan
martir mengulangi perkataan St. Paulus: "Kita sejak awal dipanggil untuk menghadapi maut, kita
dijadikan sandungan bagi dunia, malaikat dan manusia, oleh penderitaan kita dimurnikan dari dunia
(1 Kor. 4:9-13) karena besarnya kemuliaan yang kekal dan melimpah yang ada dalam diri kita
hiduplah godaan yang ringan dan fana ini (2 Kor. 4:17).
Marilah kita mendengarkan perkataan malaikat: "Waspadalah jangan sampai kehilangan mahkota
yang telah dipersiapkan untukmu bila kamu dengan berani memanggul salib yang diserahkan
kepadamu. Apa bila kamu tidak memanggulnya dengan baik orang lain akan mengambil alih
memikul salibmu dan akan memperoleh mahkotamu. Semua orang kudus mengingatkan kita:
"Berjuanglah dengan berani, menderitalah dengan sabar dan engkau akan memperoleh kerajaan
abadi." Marilah kita mendengarkan perkataan Yesus: "Hanya kepadanyalah Aku akan memberikan
hadiah, yaitu kepada mereka yang menderita dan mengatasi segalanya dengan kesabaran." (Apoc.
2:6; 11:17; 3:5; 21:7).
Marilah kita melihat ke bawah ke tempat di mana kita pantas tinggal, tempat yang menunggu kita
di neraka bersama lengan penyamun yang jahat, si keparat itu, apa bila kita menjalani penderitaan
seperti yang dilakukannya, penuh durhaka dan berdasarkan balas dendam. Marilah kita
permalumkan seperti St. agustinus: "Ya Tuhan, bakarlah, potonglah, sayatlah dan cerai
beraikanlah dunia ini sebagai penghukuman atas dosa-dosaku, kecuali kalau Engkau berkenan
mengampuninya dalam keabadian."
59. Kedua belas: jangan sekali-kali berkeluh kesah atau dengan sengaja mengeluh atas barang
ciptaan yang mungkin diberikan untuk mencemari dirimu. Perlu dicatat bahwa ada tiga keluhan
yang mungkin muncul jika kemalangan menimpa kamu. Yang pertama adalah keluahan yang
keluar secara wajar tanpa sengaja. Hal ini muncul apa bila tubuh kita merintih, berkeluh dan
menangis. Sebagaimana telah saya katakan pada bagian depan, dalam keadaan ini jiwa pada
puncaknya berserah kepada keinginan Allah, maka bukanlah dosa. Yang kedua bersifat rasional.
Hal ini misalnya kalau kita mengeluh dan menyampaikan kesulitan kepada atasan atau seorang
tabib yang sanggup menyembuhkannya. keluhan ini tampaknya merupakan ketidaksempurnaan
yang dilakukan dengan keinginan yang amat besar, yakni jika seseorang mengeluh kepada orang
lain dengan maksud membebaskan dari penderitaan atau dengan maksud membalas dendam. Atau
jika ia dengan sengaja mengeluh atas kesedihan yang semestinya untuk ditanggungnya serta
menunjukkan tanda-tanda kesedihan dan ketidak sabaran.
60. Ketiga belas. Jika kamu memikul salib, peluklah dengan rendah hati dan perasaan terima kasih.
Jika Allah dalam kebaikannya yang tidak berkesudahan memilih kamu untuk memanggul salib yang
berharga, tentu kamu harus berterima kasih secara khusus dan mengajak yang lain untuk berterima
kasih kepadaNya. Lakukanlah hal itu seperti wanita miskin yang menerima hukuman yang tidak
adil sampai kehilangan segala sesuatu yang dimilikinya. Ia akhirnya mempersembahkan sisa uang
yang masih dimilikinya dalam perayaan syukur yang dilaksanakan untuk berterima kasih kepada
Allah yang maha besar atas nasib untung yang dialaminya.
61. Keempat belas, jika kamu ingin memperoleh salib yang ter-baik yang bukan pilihanmu sendiri,
maka dengan bantuan pembimbing yang bijaksana terimalah salib yang dengan sen-dirinya
mengunjungi kamu. Seandainya kamu memiliki perabot yang tidak diperlukan tetapi kamu peroleh
sebagai hadiah. Berikanlah itu kepada orang lain katakanlah kepada dirimu sendiri: "Mengapa aku
harus memiliki barang yang sebetulnya tidak aku perlukan, sementara Yesus sendiri miskin?"
Apakah kamu tidak suka sejumlah makanan tertentu, keutamaan tertentu atau bau busuk?
Rasakanlah makanan itu, lakukanlah keutamaan-keutamaan itu, hiruplah bau busuk itu serta
taklukkanlah dirimu sendiri.
Apakah cintamu kepada seseorang atau suatu benda begitu erat sehingga kamu tidak bisa
melepaskan diri dari padanya? Jauhkanlah dirimu, putuskanlah hubunganmu dengan segala sesuatu
yang menarik bagimu.
Apakah kamu memiliki kecenderungan untuk melihat sesuatu atau kecenderungan untuk dilihat,
kecenderungan mengerjakan sesuatu atau mengunjungi suatu tempat? Waspadalah dengan matamu
dan tahanlah dirimu serta lidahmu, berpijaklah pada tempat kamu berpijak, dan pusatkanlah
perhatian pada dirimu sendiri. Apakah kau merasa segan terhadap seseorang atau barang tertentu?
Berusahalah untuk mendekatinya selalu.
62. Apa bila kamu benar-benar sahabat-sahabat salib maka tanpa kamu sadari cinta yang selalu jujr
akan menemukan ribuan sa-lib kecil untuk memperkaya dirimu. Mak dari itu engkau tidak perlu
khawatir akan rasa puas diri yang selalu menyertai ketabahan yang penuh kesabaran memikul salib
yang besar, dan karena kamu telah setia dalam beberapa perkara Tuhan akan menepati janjiNya
dan akan meletakkan di atas pundakmu banyak perkara besar (Mat. 25:21-23): Akan ditambahkan
kepadamu banyak rahmat, akan ditambahkan banyak salib dan kamu akan lebih siap menerima
kemuliaan kekal ....
))))))))))))) o0o )))))))))))))
Download