Pengaruh Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham

advertisement
Saripudin, Pengaruh Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham...
ISSN 2356 - 4385
Pengaruh Makro Ekonomi Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Sektor Perbankan
di Bursa Efek Indonesia
Saripudin1), Hilman Lutfi2)
Akuntansi, Institute Keuangan dan Perbankan Asia Perbanas, Jakarta.
Jalan Perbanas Karet Kuningan Setiabudi
1)
Email: [email protected]
2)
Email: [email protected]
Abstract: This study aims to examine empirically the effect of macroeconomic variables, namely: the
rate of inflation, interest rate of Bank Indonesia certificates, foreign exchange, and trading volume
on the index of banking shares in Indonesia Stock Exchange. The analysis technique used is multiple
regression. The results found that only the exchange rates significantly affect the price index of banking
shares while the rate of inflation, the SBI rate and trading volume has no effect on the index of banking
shares in Indonesia Stock Exchange. This study uses only four macroeconomic variables, so that further
research needs to find other macroeconomic variables are supposed to influence the index of banking
shares in Indonesia Stock Exchange.
Keywords: inflation, interest rate of Bank Indonesia certificates, foreign exchange, and trading volume,
stock index bank
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh variabel makroekonomi,
yaitu: tingkat inflasi, suku bunga sertifikat Bank Indonesia, valuta asing, dan volume perdagangan
pada indeks saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi
berganda. Hasilnya ditemukan bahwa hanya nilai tukar secara signifikan mempengaruhi indeks harga
saham perbankan, sementara tingkat inflasi, suku bunga SBI dan volume perdagangan tidak berpengaruh
pada indeks saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini hanya menggunakan empat
variabel ekonomi makro, sehingga penelitian lebih lanjut perlu menemukan variabel makroekonomi
lainnya seharusnya mempengaruhi indeks saham perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Kata kunci: tingkat inflasi, suku bunga sertifikat Bank Indonesia, valuta asing, dan volume perdagangan,
indeks saham bank
I. PENDAHULUAN
Operasi perusahaan sehari‐hari dipengaruhi oleh
lingkungan ekonomi makro. Melalui analisa saham
dalam meramalkan kondisi ekonomi makro di
masa yang akan datang akan sangat berguna untuk
pengambilan keputusan yang mendatangkan laba
bagi para investor. Untuk itu, seorang investor harus
memikirkan baik-baik untuk menentukan beberapa
indikator ekonomi makro yang bisa membantu
investor dalam membuat keputusan investasinya.
Indikator ekonomi makro yang dimaksud adalah
fluktuasi tingkat bunga, inflasi, kurs rupiah, dan
volume perdagangan.
Perkembangan pasar modal dapat ditunjukkan
oleh perubahan harga saham yang diperdagangkan
dan volume transaksi perdagangan saham itu sendiri.
Pergerakan harga saham dapat memberikan petunjuk
tentang peningkatan dan penurunan aktivitas pasar
modal dan pemodal dalam melakukan transaksi
jual beli saham. Lebih spesifik lagi, satu aspek yang
paling sering menjadi bahan perbincangan adalah
masalah penentuan harga saham dalam perdagangan
pasar modal. Seluruh konsep dasar dari evaluasi
harga saham tersebut berlandaskan atas kepercayaan
bahwa semua efek ekuitas mempunyai nilai intrinsik
yang merupakan nilai suatu aktiva yang terdapat pada
pemikiran investor tertentu dan nilai ini dibenarkan
oleh fakta dan dapat berbeda dari harga pasar
aktiva saat ini. Dengan mengetahui nilai intrinsik
sebagai harga teoritis dari suatu saham maka akan
memberikan jawaban kepada investor tentang apa
149
Kalbisocio,Volume 4 No. 2 Agustus 2017
yang dapat dibeli dengan cara menentukan harga
yang seharusnya dari suatu saham. Sehingga seorang
investor tentunya akan membeli suatu saham yang
harga pasarnya tidak melebihi nilai intrinsiknya
(Husnan, 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi
harga saham menurut (Alwi, 2008) ada dua, yaitu :
A. Faktor Internal Pengumuman tentang pemasaran, produksi,
penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak,
perubahan harga, penarikan produk baru, laporan
produksi, laporan keamanan produk, dan laporan
penjualan. Pengumuman pendanaan (financing
announcements), seperti pengumuman yang
berhubungan dengan ekuitas dan hutang. Pengumuman badan direksi manajemen
(management board of director announcements)
seperti perubahan dan pergantian direktur,
manajemen, dan struktur organisasi. Pengumuman
pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan
merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh
pengakusisian dan diakuisisi. Pengumuman investasi
(investment announcements), seperti melakukan
ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan
usaha lainnya. Pengumuman ketenagakerjaan
(labour announcements), seperti negoisasi baru,
kontrak baru, pemogokan dan lainnya. Pengumuman
laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba
sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun
fiskal, Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share
(DPS), price earning ratio, net profit margin, return
on assets (ROA)..
B. Faktor Eksternal Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan
suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing,
inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi
yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pengumuman hukum (legal announcements),
seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan
atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan
terhadap manajernya. Pengumuman industri
sekuritas (securities announcements), seperti laporan
pertemuan tahunan, insider trading, volume atau
harga saham perdagangan, pembatasan/penundaan
trading. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi
nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh
signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di
bursa efek suatu negara.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang diperoleh
bahwa nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga, inflasi
dan volume transaksi perdagangan yang diperoleh
150
dari Bursa Efek Indonesia selama periode 2004 -2010
telah terjadi beberapa perubahan-perubahan yang
sangat fluktuatif sehingga mengakibatkan perubahan
harga saham terhadap perusahaan yang masuk dalam
sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian
ini dilakukan karena termotivasi adanya fenomena
atas berbedanya hasil penelitian yang dilakukan
oleh beberapa penelitian terdahulu. Penelitian yang
dilakukan Rahayu (2003) berhasil membuktikan
bahwa tingkat suku bunga berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Namun penelitian yang
dilakukan oleh Wardhane (2003) dalam Praboto
(2004) membuktikan bahwa tingkat suku bunga
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Penelitian yang dilakukan Rahayu (2003) berhasil
membuktikan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Namun penelitian
yang dilakukan oleh Wardhane (2003) dalam Amos
(2004) membuktikan bahwa nilai tukar rupiah
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Penelitian ini didasarkan karena adanya fenomena
bisnis yang terjadi yaitu adanya indikasi kerugian
yang dialami oleh investor akibat perubahan harga
saham antara harga saham penutupan yang lebih kecil
dibandingkan harga saham periode pembukuan yang
menimbulkan perubahan yang bernilai negatif. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat fenomena bisnis yang
menunjukkan perubahan harga saham yang negatif
pada beberapa bank yang ada di BEJ periode tahun
2004 - 2010 pada Tabel 1.
Berdasarkan research gap pada beberapa
penelitian terdahulu, dan fenomena bisnis yang
terjadi pada periode 2004 - 2010, maka penelitian ini
”Pengaruh makro ekonomi terhadap Harga Saham
(Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Perbankan
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 - 2010)”.
Berdasarkan latar belakang penelitian diketahui bahwa
beberapa variabel yang diduga berpengaruh terhadap
harga saham antara lain nilai tukar rupiah, suku
bunga SBI ,inflasi dan volume transaksi perdagangan.
Namun demikian hasil dari penelitian-penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa pengaruh variabelvariabel tersebut terhadap harga saham dari waktu
ke waktu belum konsisten (research gap). Demikian
pula dengan fenomena empiris yang terjadi pada
perusahaan perbankan selama 2004 -2010, beberapa
variabel menunjukkan fenomena yang tidak sesuai
dengan seharusnya (research problem). Berdasarkan
hal tersebut muncul permasalahan untuk diteliti
lebih lanjut, bagaimana sesungguhnya pengaruh
variabel nilai tukar rupiah, suku bunga SBI, inflasi
dan volume transaksi perdagangan terhadap harga
Saripudin, Pengaruh Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham...
Tabel 1. Data harga saham penutupan (closing price)
periode 2004 – 2010
Kode
2004
Harga Saham
2005 2006 2007 2008 2009
2010
INPC
165
830
1070
1070
103
72
105
BABP
120
120
90
115
130
124
112
BBCA
2975
3400
5200
5450
1100
5450
5250
BBNI
1625
3025
5150
2475
1510
2600
2700
BBNP
750
700
700
700
780
1300
1400
BBRI
1425
3025
5150
5750
7800
8950
8900
BDMN
4750
4750
6750
6900
7650
5800
5600
BEKS
145
75
65
80
67
127
75
BKSW
175
400
460
450
500
800
600
BMRI
6500
1640
2900
3125
3400
5800
3420
BNGA
435
405
920
820
850
1060
980
BNII
BNLI
BSWD
140
750
400
155
720
420
240
870
700
179
950
900
335
900
900
315
1400
600
321
1450
650
BVIC
55
80
90
156
150
158
167
MAYA
200
120
530
520
1420
1580
1590
MEGA
2000
2050
2100
3200
3150
2300
2500
NISP
PNBN
760
430
770
420
850
580
900
640
950
650
870
1270
875
650
Rata-Rata
1252.632 1115.91613.5 1628.51589.3 1893.6 1965.52
saham perbankan.Dari research gap pada penelitian
TVA =dan
Jumlah
sahambisnis
yang beredar
terdahulu
fenomena
adanya kerugian yang
Jumlah saham yangdiperdagangkan
dialami investor periode bulanan tahun 2004 - 2010,
olehT2
karena itu dalam penelitian ini dirumuskan
research question sebagai berikut: 1) Apakah terdapat
R-squared
0.998240
dependent
var 15.06837
pengaruh
antara nilai
tukarMean
rupiah
terhadap
harga
Adjusted R0.998216sektor
S.D. dependent
var di23.74826
saham
pada
perusahaan
perbankan
Bursa
squared
EfekS.E.
Indonesia
periode
bulanan
tahun 2004 - 2010.
2)
of
1582.877
1.003135
Sum squared resid
regression
Apakah
terdapat pengaruh antara tingkat suku bunga
1.113558
F-statistic
40561.88
Durbin-Watson stat
SBI terhadap harga saham pada perusahaan sektor
Prob(F-statistic) 0.000000
perbankan di Bursa Efek Indonesia periode bulanan
tahun 2004 - 2010. 3) Apakah terdapat pengaruh antara
inflasi
terhadap harga saham pada perusahaan sektor
Ta
perbankan
BursaEstimasi
Efek Indonesia periode bulanan
TaTabel 3. di
Output
tahun 2004 - 2010. 4) Apakah terdapat pengaruh
Variable
Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob.
antara
volume transaksi
perdagangan
terhadap
harga
C
15.31412
0.928400 16.49518 0.0000
saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa
NILAI_TUKAR? -0.948111 0.100800 -9.405868 0.0000
Efek Indonesia periode bulanan tahun 2004 - 2010.
SUKU_BUNGA? -0.068401 0.003012 -22.70717 0.0000
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk
INFLASI?
-0.011058 0.001043 -10.60475 0.0000
menganalisis
pengaruh
antara
nilai tukar rupiah
VOLUME?
0.017113
0.001320 12.95981 0.0000
terhadap harga saham pada perusahaan sektor
perbankan di Bursa Efek Indonesia periode bulanan
tahun 2004 - 2010; (2) Untuk menganalisis pengaruh
antara tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham
pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek
Indonesia periode bulanan tahun 2004 - 2010; (3)
Untuk menganalisis pengaruh antara inflasi terhadap
harga saham pada perusahaan sektor perbankan di
Nilai Tukar
Bursa Rupiah
Efek Indonesia - periode bulanan tahun 2004 2010; dan (4) Untuk- menganalisis pengaruh antara
Sukutransaksi
Bunga
volume
perdagangan Harga
terhadap
harga saham
Saham
SBI
Perbankan
pada perusahaan sektor perbankan
di Bursa Efek
Inflasi
Indonesia
periode bulanan tahun 2004 - 2010.
+ teoritis bagi pengembangan
Kegunaan secara
Volume
ilmu Transaksi
pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan
dapatPerdagangan
berguna sebagai masukan pengetahuan ilmu
ekonomi, terutama dalam hal melihat pengaruh antara
nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga SBI, inflasi dan
volume transaksi transaksi perdagangan terhadap
harga saham pada perusahaan sektor perbankan
di Bursa Efek Indonesia. Kegunaan Praktis. Bagi
Investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang dapat dijadikan masukan bagi
investor, terutama yang terlibat dalam pasar modal
dalam menentukan pengaruh antara nilai tukar rupiah,
tingkat suku bunga SBI. Bagi Akademik, Penelitian
ini diharapkan memberikan tambahan wacana untuk
literature perpustakaan yang membahas penelitian
tentang pengaruh nilai tukar rupiah, tingkat suku
bunga SBI, inflasi dan volume transaksi perdagangan
terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di
Bursa Efek Indonesia. Bagi Peneliti, Penelitian ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
pengaruh antara nilai tukar rupiah, tingkat suku
bunga SBI, inflasi dan volume transaksi perdagangan
terhadap harga saham pada perusahaan sektor
perbankan di Bursa Efek Indonesia.
II. METODE PENELITIAN
A. Sumber Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini
adalah data sekunder bulanan, yang meliputi: data
mengenai tingkat suku bunga SBI jangka waktu 1
bulan periode 2004 - 2010 diperoleh dari Statistik
Ekonomi Keuangan Indonesia, Bank Indonesia. Data
inflasi diambil dari data bulanan periode 2004 - 2010
yang terdapat pada indikator ekonomi dari BPS.
Data kurs valuta asing yang diperoleh dari Statistik
Ekonomi Keuangan Indonesia, Bank Indonesia.tahun
2004 - 2010, dan Data yang publikasikan divisi riset
pengembangan BEI: Monthly Statistic,Fact book IDX,
Indonesian Capital Market Directory.Data sekunder
diperoleh dengan metode pengamatan saham‐saham
perbankan yang listed selama pengamatan dari bulan
Januari 2004 sampai dengan Desember 2010 dengan
membagi menjadi 1596 periode pengamatan.
151
Kalbisocio,Volume 4 No. 2 Agustus 2017
B. Populasi dan Sample
Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari
semua unsur yang ciri‐cirinya akan diduga. Populasi
dalam penelitian ini adalah indeks harga saham
sektor perbankan di BEI Januari 2004 - 2010 yang
telah dibuat indeksnya oleh BEI.Penentuan pemilihan
sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan
teknik purposive sampling, yaitu metode pemilihan
sampel dengan kriteria tertentu.Populasi dari
penelitian ini adalah indeks harga saham sektor
perbankan di Bursa Efek Indonesia selama periode
penelitian 2004 - 2010.Adapun teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
non probabilitas. Metode penelitian sampel yang
digunakan adalah purposive sampling , dimana
peneliti memiliki kriteria atau tujuan tertentu
terhadap sampel yang akan diteliti.Sampel penelitian
diambil secara purposive sampling, dimana sampel
harus memenuhi kriteria:Indeks harga saham sektor
perbankan di Bursa Efek Indonesia pada Januari 2004
sampai dengan Desember 2010.
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, untuk
memperkirakan secara kuantitatif pengaruh dari
beberapa variabel Independen secara bersama‐sama
maupun secara sendiri‐sendiri terhadap variabel
dependen.Hubungan fungsional antara satu variabel
dependen dengan variabel independen dapat
dilakukan dengan regresi berganda dan menggunakan
data gabungan antara cross section dan time series.
Metode analisis yang digunakan adalah regresi
Model Linier dengan model sebagai berikut :
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4+e
Dimana :
Y = Indeks harga saham sektor perbankan
a = konstanta
b1, b2, b3,b4 = koefisien regresi
X1 = Nilai tukar US$
X2 = Tingkat bunga SBI
X3 = Inflasi
X4 = Volume transaksi perdagangan
e = error
D. Kerangka Teori
1. Harga Saham
Alat kepemilikan atau penyerahan pemegangnya
atas perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut
152
itu yang dimaksud dengan saham. Saham juga
sebagai bukti pengambilan bagian atau peserta
dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas.Apabila Perusahaan yang sudah go public
dapat menjual sahamnya kepada masyarakat luas.
Perusahaan Terbatas yang telah memiliki brand
go public dapat menjual sahamnya di Bursa Efek
dengan cara mendaftarkan saham-sahamnya di Bursa
Efek tersebut. (Agus Harjito, 2010:230)
2. Nilai Tukar Rupiah
Perdagangan valas muncul karenanya adanya
permintaan dan penawaran. Perdagangan ini terjadi
akibat adanya transaksi ekonomi internasional.
Jual beli valuta asing disebabkan impor/ekspor
barang, jasa atau modal antara satu negara dengan
negara lain yang akan menimbulkan Transaksi
dalam perdagangan valas terdiri transaksi tunai,
transaksi tunggal dan transaksi barter. Transaksi
tunai merupakan transaksi jual beli valas, dimana
penyerahan valuta yang diperjualbelikan dilaksanakan
dua hari setelah transaksi terjadi. Transaksi tunggal
merupakan transaksi yang dilakukan antara suatu
mata uang terhadap mata uang lainnya, dimana batas
penyerahannya dilakukan pada suatu waktu tertentu
di masa yang akan datang. Sedangkan transaksi barter
merupakan gabungan dari membeli dan menjual dua
mata uang secara tunai yang diikuti dengan membeli
dan menjual kembali mata uang yang sama secara
tunai dan tunggak, yaitu pembelian dan penjualan
suatu mata yang terhadap mata uang lainnya yang
dilakukan bersamaan dengan batas waktu yang
berbeda. (Anoraga, 2004:283)
3. Tingkat Suku Bunga SBI
Suku bunga adalah harga dari pinjaman. Suku
bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per
unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga
sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus
dibayarkan kepada kreditur. (Sunariyah, 2004:80)
4. Volume Perdagangan
Jumlah lembar saham suatu emiten yang
diperjual belikan di pasar modal setiap hari
bursa dengan tingkat harga yang disepakati oleh
pihak penjual dan pembeli saham melalui broker
perdagangan saham di pasar modal, yang dikenal
dengan lot yang terdiri dari 500 lembar saham dalam
setiap 1 lot disebut dengan Volume perdagangan.
Volume perdagangan saham sangat penting bagi
investor, karena bagi investor volume perdagangan
saham menggambarkan kondisi pengaruh yang
BBCA
2975
3400
5200
5450
1100
5450
5250
BBCA
2975
3400
5200
5450
1100
5450
5250
BBNI
1625
3025
5150
2475
1510
2600
2700
BBNI
1625
3025
5150
2475
1510
2600
2700
BBNP
750
700
700
700
780
1300
1400
BBRI
1425
3025
5150
5750
7800
8950
8900
Inflasi
+
Inflasi
Saripudin, Pengaruh
Makro700
Ekonomi
Harga1400
Saham...
BBNP
750
700
700 Terhadap
780
1300
Volume
BBRI
Transaksi
1425
3025
Perdagangan
5150
5750
7800
8950
8900
Hipotesis
Penelitian
diperjualbelikan di pasar modal. Bagi penanam F.BDMN
4750
4750 6750 6900 7650 5800
5600
BDMN(investor),
4750 sebelum
4750 6750
6900 7650
5800 atau
5600
modal
melakukan
investasi
145
75
65
80
67
127 nilai
75 tukar
BEKS
H1 : Terdapat
pengaruh
yang
negatif
penanaman
modal
hal
tingkat75
BEKS
145
75 terpenting
65
80 adalah
67
127
rupiah terhadap
harga
pada
BKSW
175
400
460 saham
450
500
800perusahaan
600
likuiditas dari efek. (Wijayanto, 2005)
BKSW
175
400
460
450
500
800
600 BMRI
sektor perbankan
di Bursa
Efek 3400
Indonesia
6500
1640
2900 3125
5800
3420
Volume perdagangan dihitung dalam jumlah
H2: Terdapat
pengaruh
negatif
suku980bunga
BMRI saham6500
1640 2900 3125 dalam
3400 transaksi
5800
3420 BNGA
435
405
920 yang
820
850
1060
lembar
yang diperdagangkan
SBI
terhadap
harga
saham
pada
perusahaan
sektor
perdagangan
saham 405
pada 920
periode
tertentu980 BNII
140
155
240
179
335
315
321
BNGA
435
820 waktu
850
1060
BNLI
720 Efek
870 Indonesia
950
900
1400
1450
perbankan750di Bursa
(Neny dan Aris, 2004:43). Selain itu volume
400
420
700
900
900
600
650
BNII
140
155
240
179
335
315
321 BSWD
Terdapat pengaruh yang negatif inflasi
perdagangan
saham
dapat
digunakan
untuk
melihat
BNLI
750
720
870
950
900
1400
1450 H3:
BVIC
55
80
90
156
150
158
167
BSWD
400
420
900
900
600
650
terhadap harga saham pada perusahaan sektor
ada
atau tidaknya
reaksi
pasar700terhadap
suatu
peristiwa
MAYA
120 Efek
530 Indonesia
520
1420 1580
1590
perbankan200di Bursa
tertentu,
untuk55melihat80 pengaruh
pemecahan
saham167
BVIC
90
156
150
158
2000
2050
2100 3200
3150positif
2300
2500
MEGA
H4: Terdapat
pengaruh
yang
volume
terhadap
volume
perdagangan
saham
dilihat dari
MAYA
200
120
530
520
1420 1580
1590
NISP
760
770
850
900
950
870
875
perdagangan
terhadap
harga
saham
pada
aktivitas perdagangan saham yang bersangkutan
430
420
580
640
650
1270
650
MEGA
2000
2050 2100 3200 3150 2300
2500 PNBN
perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek
yang diukur dengan Trading Volume Aktivity (TVA).
Rata-Rata
1252.632 1115.91613.5 1628.51589.3 1893.6 1965.52
NISPVolume 760
770
850
900
950
870
875
perdagangan saham adalah jumlah
PNBN
420
580
640
650
1270
lembar
saham 430
perusahaan
yang
ditransitkan
relative650 III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Rata-Rata jumlah
1252.632
1115.91613.5
1589.3 1893.6
1965.52
terhadap
lembar
saham1628.5
perusahaan
yang
TVA = Jumlah saham yang beredar
HasilJumlah
dari pengujian
statistik dapat dilihat pada
sedang beredar di BEI. Alat ukur yang digunakan
saham yangdiperdagangkan
Tabel
2
dan
Tabel
3.
adalah:
T2
TVA = Jumlah saham yang beredar
Tabel 2. Hasil uji
Jumlah saham yangdiperdagangkan
R-squared
0.998240
Mean dependent var 15.06837
T2
5. Inflasi
Suatu kejadian yang mendeskripsikan suatu
R-squared
0.998240
Mean
dependent
var 15.06837
situasi
dan kondisi di
mana harga
barang
mengalami
2010
105
112
5250
8900
5600
75
0.998216
S.D. dependent var
23.74826
1.003135
Sum squared resid
1582.877
40561.88
Durbin-Watson stat
1.113558
Adjusted
R-nilai mata uang mengalami pelemahan,
kenaikan
dan
23.74826 Prob(F-statistic) 0.000000
0.998216
S.D. dependent var
squared
dan S.E.
jikaofini terjadi secara terus-menerus maka akan
1582.877
1.003135
Sum squared resid
mengakibatkan
memburuknya
kondisi ekonomi
regression
Uji multikolinearitas
1.113558
F-statistic
Durbin-Watson
stat
secara
menyeluruh40561.88
serta mampu
mengguncang
Ta
Tahapan
pengujian
3. Output
Estimasi melalui program Eviews
Prob(F-statistic)
0.000000
tatanan
stabilitas politik
suatu Negara disebut dengan TaTabel
dengan pendekatan koralasi parsial dengan tahapan
Inflasi (Irham Fahmi, 2011:186).
Variable berikut (Rahmanta,
Coefficient Std.2009:
Error t-Statistic
sebagai
330) Prob.
C
15.31412
0.928400 16.49518 0.0000
E. Kerangka Berfikir
Ketentuan:
Ta
NILAI_TUKAR? -0.948111 0.100800 -9.405868 0.0000
Atas3. dasar
uraian
permasalah diatas maka Bila nilai R2 1 > R2 2 , R2 3, R2 4, R2 5 maka model
TaTabel
Output
Estimasi
SUKU_BUNGA? -0.068401 0.003012 -22.70717 0.0000
pengaruh dari masing-masing variabel tersebut
tidak diketemukan
adanya
multikolonearitas.
INFLASI?
-0.011058
0.001043
-10.60475 0.0000
terhadap
makaStd.dapat
digambarkan
20.0171132
2
2 12.95981
Variable harga saham
Coefficient
Error t-Statistic
Prob. VOLUME?
0.001320
0.0000
Bila nilai R 1 < R 2 , R 3, R 4, R2 5 maka
model
dalam
seperti
ditunjukkan
dalam0.0000
C model paradigma
15.31412
0.928400
16.49518
diketemukan adanya multikolonearitas
NILAI_TUKAR? -0.948111 0.100800 -9.405868 0.0000
Analisa Hasil Output pada tabel 3, menunjukan
Nilai Tukar
SUKU_BUNGA? -0.068401
0.003012 -22.70717 0.0000
bahwa nilai R2 1 > R2 2 , R2 3, R2 4, R2 5 maka dalam
Rupiah
INFLASI?
-0.011058 0.001043 -10.60475 0.0000
model tidak diketemukan adanya multikolonearitas
VOLUME?
Suku Bunga
SBI
0.017113
-
0.001320 12.95981 0.0000
Harga Saham
Perbankan
Inflasi
2700
1400
Adjusted Rsquared
S.E. of
regression
F-statistic
Volume
Transaksi
Perdagangan
+
Gambar 1. Pengaruh masing-masing
variabel terhadap harga saham
Uji otokorelasi
Berdasarkan hasil estimasi terlihat di tabel
2 bahwa Durbin Watson stat sebesar 1.113558
berdasarkan teori adanya korelasi positif. Mengingat
MET (Model Effect Tetap) tidak membutuhkan
asumsi terbebasnya model dari serial korelasi, maka
uji tentang otokorelasi dapat diabaikan. ( Nachrowi :
2006, 331 )
600
3420
980
321
1450
153
Volume
Transaks
Perdagang
NISP
PNBN
760
430
770
420
850
580
900
640
950
650
870
1270
875
650
1252.632 1115.91613.5 1628.51589.3 1893.6 1965.52
Rata-Rata
Kalbisocio,Volume 4 No. 2 Agustus 2017
= Jumlah saham yang beredar
UjiTVA
Hipotesis
Jumlah saham yangdiperdagangkan
T2Koefisien
determinasi digunakan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel
bebas dalam menerangkan variabel terikat. Nilai
R-squared
0.998240
Mean dependent var 15.06837
determinasi
ditentukan dengan nilai Adjusted R
Adjusted R23.74826
0.998216
dependent var
Square.
Terlihat
dalam S.D.
tabel
1 bahwa nilai
dari
squared
S.E.
of
Adjusted
R² adalah
0.99 hal
bahwa
1582.877
1.003135
Sum tersebut
squared residberarti
regression
99%
variabel
indeks
harga
saham
dijelaskan
oleh
1.113558
F-statistic
40561.88
Durbin-Watson stat
variabel
independennya
Prob(F-statistic)
0.000000 yaitu nilai tukar, suku bunga,
inflasi, volume perdagangan.sisanya yaitu sebesar
1% dijelaskan oleh variabel-variabel yang lain di luar
Tapersamaan.
TaTabel
Output
Estimasi
Tabel 3.3.Output
estimasi
Variable
Coefficient
Std. Error t-Statistic Prob.
C
15.31412
0.928400 16.49518 0.0000
NILAI_TUKAR? -0.948111
0.100800 -9.405868 0.0000
SUKU_BUNGA? -0.068401
0.003012 -22.70717 0.0000
INFLASI?
-0.011058
0.001043 -10.60475 0.0000
VOLUME?
0.017113
0.001320 12.95981 0.0000
Pembahasan
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh yang signifikan (baik positif atau
negatif) antara variabel bebas yaitu: nilai tukar rupiah,
suku bunga SBI, inflasi, volume perdagangan saham
terhadap variabel terikatnya yaitu Indeks Harga
Saham. Dalam uji hipotesis ini dilakukan dengan uji t
(secara parsial) dan uji F (secara simultan). Berikut ini
adalah Tabel 4 dan rincian penjelasan antara hipotesa
dan T4
hasil penelitian:
Tabel 4. Uji hipotesis
No
Pengaruh indeks
harga saham
Hipotesis
1
2
3
Nilai tukar (H1)
Suku bunga (H2)
4
Hasil
Keputusan
-
Signifikan
Signifikan
diterima
diterima
Inflasi (H3)
-
Signifikan
diterima
Volume erdagang
(H4)
+
Tidak
signifikan
diterima
Uji T5
t atau uji secara individual (parsial)
Uji hipotesis t atau uji secara individual (parsial)
antara
variabel bebas
variabel
bebas var
: nilai
tukar
R-squared
0.996273
Mean dependent
15.06837
Adjusted
Rrupiah, suku bunga SBI, inflasi , volume perdagangan
squared
0.996221
S.D. dependent var 23.74826
saham terhadap variabel terikatnya yaitu Indeks
S.E. of regression
1.003135
Sum squared resid 1582.877
Harga Saham.
F-statistic
19112.87
Durbin-Watson stat 1.113558
a). H1 : Terdapat pengaruh yang negatif nilai tukar
Prob(F-statistic)
0.000000
rupiah terhadap harga saham pada perusahaan
sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia
Formulasi hipotesisnya:
Ho : βi = 0 nilai tukar tidak berpengaruh terhadap
indeks harga saham perbankan
H1 : βi ≠ 0 nilai tukar berpengaruh terhadap indeks
harga saham perbankan
154
Kriteria:
jika angka probabilitas ≥ 0,05, maka Ho tidak ditolak,
jika angka probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.
Berdasarkan hasil penghitungan pada tabel
4 maka diperoleh data yakni nilai tukar memiliki
nilai koefsien regresi sebesar -0.948111 dengan
nilai P-value atau tingkat signifikan sebesar 0.0000
Dengan tingkat signifikansi sebesar α = 0.05 maka
koefisien regresi tersebut signifikan maka Ho tidak
ditolak dimana 0.0000 < 0.05, jadi dapat disimpulkan
variabel Nilai Tukar tidak berpengaruh dan signifikan
terhadap indeks harga saham perbankan.
Tidak adanya pengaruh yang signifikan ini
mengindikasikan bahwa besar kecilnya nilai tukar
rupiah pada periode bulanan tahun 2004 – 2010
tidak berdampak besar pada naik turunnya harga
saham. Tidak adanya pengaruh yang signifikan ini
disebabkan karena sektor perbankan menggunakan
mata uang rupiah dalam melakukan transaksi dengan
nasabahnya sehingga nilai tukar ruiah terhadap dollar
tidak berpengaruh pada harga saham perusahaan.
H1 : Terdapat pengaruh yang negatif nilai tukar
rupiah terhadap harga saham pada perusahaan sektor
perbankan di Bursa Efek Indonesia diterima.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wiyani (2005),
Utami dan Rahayu (2003) Avonti dan Hudi Praboto
(2004) dimana hasil penelitiannya diperoleh bahwa
ada pengaruh yang signifikan dan positif antara nilai
tukar rupiah terhadap Harga Saham.
b) H2 : Terdapat pengaruh yang negatif suku
bunga SBI terhadap harga saham pada perusahaan
sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia
Formulasi hipotesisnya:
Ho : βi = 0 Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap
Indeks harga saham perbankan
H1 : βi ≠ 0 Suku Bunga berpengaruh terhadap
Indeks harga saham perbankan
Kriteria:
jika angka probabilitas ≥ 0,05, maka Ho tidak ditolak,
jika angka probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.
Berdasarkan hasil penghitungan pada tabel 4
maka diperoleh data yakni Suku Bunga memiliki
nilai koefsien regresi sebesar -0.068401 dengan
nilai P-value atau tingkat signifikan sebesar 0.000.
Dengan tingkat signifikansi sebesar α = 0.05 maka
koefisien regresi tersebut signifikan maka Ho tidak
ditolak dimana 0.0000 < 0.05, jadi dapat disimpulkan
variabel Suku Bunga tidak berpengaruh dan
signifikan terhadap Indeks harga saham perbankan.
Tidak Adanya pengaruh yang signifikan dan negatif
Saripudin, Pengaruh Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham...
ini mengindikasikan bahwa semakin besar suku
bunga SBI pada periode bulanan tahun 2004 – 2010
berdampak pada menurunnya harga saham. Dengan
suku bunga SBI yang kecil menyebabkan peningkatan
tingkat kepercayaan investor dalam menanamkan
sahamnya di perusahaan perbankan.
Hipotesa H2 : Terdapat pengaruh yang negatif
suku bunga SBI terhadap harga saham
pada
perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia
diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Mulyono (2000) dengan hasil
bahwa Suku Bunga SBI berpengaruh negatif terhadap
Harga Saham dimana hasil penelitiannya diperoleh
bahwa ada pengaruh yang signifikan dan negatif
antara Suku Bunga SBI terhadap Harga Saham.
Namun penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Wahyu Wiyani (2005); Mudji
Utami dan Mudjilah Rahayu (2003) serta Amos
Amoroso Avonti dan Hudi Praboto (2004).
c) H3 : Terdapat pengaruh yang negatif inflasi
terhadap harga saham pada perusahaan sektor
perbankan di Bursa Efek Indonesia
Formulasi hipotesisnya :
Ho : βi = 0 Inflasi tidak berpengaruh terhadap
Indeks harga saham perbankan
H1 : βi ≠ 0 Inflasi berpengaruh terhadap Indeks
harga saham perbankan
Kriteria:
jika angka probabilitas ≥ 0,05, maka Ho tidak ditolak,
jika angka probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.
Berdasarkan hasil penghitungan pada tabel 4
maka diperoleh data yakni Inflasi memiliki nilai
koefsien regresi sebesar -0.011058 dengan nilai
P-value atau tingkat signifikan sebesar 0.0000.
Dengan tingkat signifikan sebesar α = 0.05 maka
koefisien regresi tersebut signifikan maka Ho tidak
ditolak dimana 0.0000 < 0.05, jadi dapat disimpulkan
variabel Inflasi tidak berpengaruh dan signifikan
terhadap Indeks harga saham perbankan.
Tidak adanya pengaruh yang signifikan ini
mengindikasikan bahwa besar kecilnya Inflasi pada
periode bulanan tahun 2004 – 2010 tidak berdampak
besar pada naik turunnya harga saham. Hasil ini
menunjukkan bahwa kondisi inflasi menyebabkan
investor tidak ingin berspekulasi atau cenderung
bersikap menunggu agar kondisi inflasi lebih stabil,
sehingga resiko kerugian yang dialami investor tidak
sangat besar.
Hipotesa H3 : Terdapat pengaruh yang negatif
inflasi terhadap harga saham pada perusahaan sektor
perbankan di Bursa Efek Indonesia diterima
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Utami dan Rahayu (2003)
dimana hasil penelitiannya diperoleh bahwa tidak
ada pengaruh yang signifikan antara Inflasi terhadap
Harga Saham.
d ) H4 : Terdapat pengaruh yang positif volume
perdagangan
terhadap harga saham pada
perusahaan sektor perbankan di BEI
Formulasi hipotesisnya :
Ho : βi = 0 Volume Transaksi tidak berpengaruh
terhadap Indeks harga saham perbankan
H1 : βi ≠ 0 Volume Transaksi berpengaruh terhadap
Indeks harga saham perbankan
Kriteria :
jika angka probabilitas ≥ 0,05, maka Ho tidak ditolak,
jika angka probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.
Berdasarkan hasil penghitungan pada tabel
4 maka diperoleh data yakni volume transaksi
memiliki nilai koefsien regresi sebesar 0.017113
dengan nilai P-value atau tingkat signifikan sebesar
0.0000. Dengan tingkat signifikan sebesar α = 0.05
maka koefisien regresi tersebut signifikan maka Ho
ditolak dimana 0.0000 < 0.05, jadi dapat disimpulkan
variabel Volume Transaksi berpengaruh positif
namun tidak signifikan terhadap Indeks harga pada
saham perbankan.
Adanya
pengaruh
yang
positif
ini
mengindikasikan bahwa semakin besar volume
perdagangan saham perusahaan akan semakin
besar pula harga saham perusahaan. Dan semakin
rendah volume perdagangan saham perusahaan
akan semakin rendah pula harga saham perusahaan.
Hasil ini menunjukkan bahwa volume perdagangan
yang tinggi mengindikasikan banyaknya investasi
yang masuk ke perusahaan perusahaan perbankan,
sehingga akan menyebabkan harga saham perusahaan
menjadi meningkat.
Hipotesa H4 : Terdapat pengaruh yang positif
volume perdagangan terhadap harga saham pada
perusahaan perusahaan sektor perbankan di Bursa
Efek Indonesia diterima
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wiyani (2005)
dimana hasil penelitiannya diperoleh bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan antara Volume Perdagangan
Saham terhadap Harga Saham.
E. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Untuk mengetahui apakah antara semua
variabel independen mampu menjelaskan variabel
dependennya, maka perlu dilakukan uji hipotesa
155
1
2
3
Suku bunga (H2)
-
Signifikan
diterima
Inflasi (H3)
-
Signifikan
diterima
4
Volume erdagang
(H4)
Tidak
signifikan
diterima
Kalbisocio,Volume 4 No. 2 Agustus 2017
+
secara simultan dengan menggunakan uji f.
T5
Tabel 5 Uji F
R-squared
Adjusted Rsquared
0.996273
Mean dependent var 15.06837
0.996221
S.D. dependent var 23.74826
S.E. of regression
1.003135
Sum squared resid 1582.877
F-statistic
19112.87
Durbin-Watson stat 1.113558
Prob(F-statistic)
0.000000
Untuk menguji kesignifikanan pengaruh
tersebut maka perlu dilakukan pengujian dengan
f-test. Adapun hipotesisnya sebagai berikut :
Ho : β1 = β2 = β3 = β4= 0; Nilai tukar, suku
bunga,inflasi,volume perdagangan secara simultan
tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham
H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4≠ 0; Nilai tukar, suku
bunga,inflasi,volume perdagangan secara simultan
berpengaruh terhadap indeks harga saham
Dengan tingkat signifikan sebesar α = 0.05. yang
mana akan diperoleh suatu hipotesis dengan kriteria:
jika angka probabilitas ≥ 0,05, maka Ho tidak ditolak,
jika angka probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.
Setelah melakukan uji f dengan menggunakan
model fixed Effect dapat kita lihat pada tabel 5 maka
diperoleh nilai P-Value dari F atau tingkat signifikan
adalah sebesar
0.0000 lebih kecil dari 0.05 (α),
maka Ho ditolak. Artinya bahwa variabel X1, X2, , X3,
dan X4 berpengaruh secara bersama-sama (simultan )
terhadap Indeks harga saham perbankan.
IV. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan
terhadap hipotesis yang telah dirumuskan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Hasil
pengujian pertama diperoleh terdapat pengaruh
yang negatif dan signifikan antara nilai tukar rupiah
terhadap Harga Saham secara parsial. Adanya
pengaruh yang negatif ini disebabkan karena sektor
perbankan menggunakan mata uang rupiah dalam
melakukan transaksi dengan nasabahnya sehingga
nilai tukar ruiah terhadap dollar tidak berpengaruh
pada harga saham perusahaan; (2) Hasil pengujian
kedua diperoleh terdapat pengaruh negatif dan
signifikan antara Suku Bunga SBI terhadap Harga
Saham secara parsial. Dengan suku bunga SBI yang
kecil menyebabkan peningkatan tingkat kepercayaan
investor dalam menanamkan sahamnya di perusahaan
perbankan; (3) Hasil pengujian ketiga diperoleh
terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan antara
Inflasi terhadap Harga Saham secara parsial. Hasil
ini menunjukkan bahwa kondisi inflasi menyebabkan
156
investor tidak ingin berspekulasi atau cenderung
bersikap menunggu agar kondisi inflasi lebih stabil,
sehingga resiko kerugian yang dialami investor tidak
besar; (4) Hasil pengujian keempat diperoleh terdapat
pengaruh yang positif namum tidak signifikan antara
Volume Perdagangan Saham terhadap Harga Saham
secara parsial. Hasil ini menunjukkan bahwa volume
perdagangan yang tinggi mengindikasikan banyaknya
investasi yang masuk ke perusahaan perbankan,
sehingga akan menyebabkan harga saham perusahaan
menjadi meningkat; dan (5) Hasil pengujian dari
nilai tukar,suku bunga, inflasi, volume perdagangan
terhadap indeks harga saham perbankan sejalan
dengan hipotesa yang dirumuskan dan keputusannya
diterima.
V. DAFTAR RUJUKAN
Halim, A & Hidayat, N. (2000), Studi Empiris Tentang
Pengaruh Volume Perdagangan dan Return Terhadap
Bid-Ask Spread Saham Industri Rokok di BEJ dengan
Model Korelasi Kesalahan, Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia. Vol, 3 hal.69-85.
Manurung, A. H. (2003), Memahami Seluk Beluk Investasi,
PT. Adler Manurung, Jakarta.
Alwi, I. Z, 2008. Pasar Modal Teori dan Aplikasi, Yayasan
Pancur Siwah, Jakarta.
Anoraga, P. dan Pakarti, P. (2001), Pasar Modal, Keberadaan
dan Manfaatnya Bagi Pembangunan, Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: Rineka Cipta
Budiantara M, (2010), Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai
Kurs, dan Inflasi terhadap indeks harga saham gabungan
di bursa efek Indonesia periode tahun 2005-2010,
jurnal sosiohumaniora vol 3 Mei 2010, Yogyakarta
Fahmi, I. (2011), Manajemen Investasi: Teori dan Tanya
Jawab. Jakarta: Salemba Empat
Ghozali, I. (2005), Apliksi Analisis Multivariate dengan
program SPSS, Semarang; Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Husnan, S. (2001), Dasar-dasar Teori Portofolio, Edisi Kedua.
UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Jogiyanto, (2008), Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
Yogyakarta: BPFE.
Lumbantoruan, M. (2004), Ensiklopedia ekonomi,beisnei,
dan manajemen cetakan ketiga. Jakarta : PT Delta
Pamungkas
Mankiw, N. G. (2007), Teori Makroekonomi. J a k a r t a :
Erlangga.
Saripudin, Pengaruh Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham...
Maryanne, D. M. D. (2009), Pengaruh nilai tukar rupiah,
Santoso , S. (2001), SPSS versi 10-Mengolah data statistic
tingkat suku bunga SBI, inflasi dan volume transaksi
Secara
transaksi perdagangan terhadap harga saham pada
Komputindo.
perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia
tahun 2004-2007
Nachrowi,
2006,
Lembaga
Jakarta:
PT.
Elex
Media
Santosa, S. (2001), SPSS versi 10.0 Mengolah Data
Statistik Secara Profesional, Jakarta: PT. Elex Media
Pendekatan
populer
dan
Praktis
Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan,
Jakarta,
Profesional.
Penerbit
Fakultas
Ekonomi
universitas Indonesia
Nany, M. dan Aris, M. A. (2004). Pengujian Stabilitas
Struktural Pengaruh Harga Saham, Return Saham,
Varian Return Saham Dan Volume Perdagangan
Terhadap Bid-Ask Spread Pra Dan Pasca Laporan
Keuangan. Jurnal Empirika. Vol.17 No.1, Hal 40-49
Martono & Harjito, D. A. (2010), Manajemen Keuangan
Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.
Rahmanta, (2009), Aplikasi Eviews Dalam Ekonometrika.
Komputindo.
Sunariyah, (2000), Pengantar Pasar Modal, Cetakan Kedua,
UPP AMK,
Yogyakarta.
Sutrisno, W. et al. (2000). Pengaruh stock split terhadap
Likuiditas dan Return saham di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 2. No. 2:
1-13.
Wiyani, W. dan Wijayanto, A. (2005), Pengaruh Nilai Tukar
Rupiah, Tingkat Suku Bunga Deposito dan Volume
Perdagangan Saham terhadap Harga Saham, Jurnal
Keuangan dan Perbankan, Tahun IX, No. 3 September.
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Sukirno, S. (2006), Ekonomi Pembangunan Proses masalah
dan Dasar Kebijakan, cetakan ketiga, Penerbit
Kencana, Jakarta
157
Download