10 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1
Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu kegiatan ekonomi yang membantu dalam
menciptakan suatu nilai yang menentukan barang atau jasa. Kegiatan
pemasaran dalam suatu perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola secara
baik agar keuntungan yang diharapkan dalam melakukan konsep pemasaran
ini berhasil baik. Pemasaran dikenal secara umum melalui media-media iklan
telivisi, artikel majalah, informasi radio, dsb. Seiring dengan perkembangan
jaman dan teknologi, pemasaran menjadi lebih berkembang dan dapat
diketahui melalui media internet dalam bentuk website, chatting, promosi
iklan website, dsb.
2.1.1 Definisi Pemasaran
Pemasaran merupakan lebih dari sebatas fungsi bisnis dalam mencari
dan meyakinkan konsumen yang tidak hanya berfungsi untuk menjual dan
mengiklankan. Dua hal yang menjadi tujuan utama dari pemasaran adalah
untuk menarik konsumen baru dengan menjanjikan nilai superior dan untuk
menjaga serta menumbuhkan pelanggan lama dengan memberikan suatu
kepuasan
tersendiri.
Pemasaran
merupakan
kegiatan
penganalisaan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program-program yang dibuat
untuk membentuk, membangun, dan memelihara keuntungan dari pertukaran
10
11
melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan jangka panjang (Sofjan Assauri 2007:12).
Menurut Philip Kotler (2009:7) pemasaran adalah seni dan ilmu
memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan
pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai
pelanggan yang unggul. Proses pemasaran dalam suatu perusahaan akan
sangat berguna dalam mencapai tujuan perusahaan baik itu dalam laba
maupun dalam hubungan kepada konsumen. Pemasaran sendiri menjadi suatu
fondasi bisnis yang cukup riskan apabila dilakukan, karena dampaknya akan
sangat berpengaruh bagi perusahaan. Keberhasilan pemasaran akan terjadi
apabila ada integrasi dari setiap lini dan karyawan berkaitan dengan kesatuan
dan arah tujuan yang sama dalam perusahaan.
Sebagai seorang pemasar, langkah awal yang harus diketahui adalah
bagaimana memahai kebutuhan dan keinginan pelanggan dan pasar di mana
mereka beroperasi. Ada 5 konsep inti pelanggan dan pasar (Kotler dan Gary
Armstrong: 2009:30), yaitu :
1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan
2. Penawaran pemasaran (produk, jasa, dan pengalaman)
3. Nilai dan kepuasan
4. Pertukaran dan hubungan
5. Pasar
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan
proses
yang
melibatkan
analisis,
perencanaan,
pelaksanaan,
serta
pengendalian yang mencakup suatu produk ataupun jasa dengan tujuan
12
penyampaian secara benar dan dimengerti yang diharapkan memberikan
kepuasan bagi pihak-pihak terkait dan memperolah keuntungan dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
2.1.2 Fungsi Pemasaran
Fungsi-fungsi pemasaran yang universal harus dilaksanakan serta
tujuan dari suatu sistem pemasaran adalah untuk mengatasi jarak dan
perbedaan. Fungsi-fungsi pemasaran secara umum adalah sebagai berikut
(Carthy dan Perreault:p94)
1. Fungsi Pembelian
Fungsi ini berkaitan dengan bagaimana penyusunan dan implementasi dari
kebijakan dan prosedur dalam penentuan kebutuhan dan keinginan
konsumen,
pemilihan
sumber-sumber
suplai,
pengujian
ketepatan
ketersediaan barang, negosiasi harga saat pembelian, dan hal-hal yang
menyangkut pemindahan hak atau transaksi.
2. Fungsi Penjualan
Merupakan kegiatan pelengkap dari pembelian untuk memungkinkan
terjadinya transaksi. Kegiatan pembelian dan penjualan merupakan suatu
kesatuan untuk memungkinkan terjadinya transfer hak atau asasi.
3. Fungsi Pengangkutan
Pelaksanaan fungsi ini mempunyai sasaran untuk memindahkan barang ke
tempat tujuan yang diharapkan tepat dalam jumlah, waktu, mutu, serta biaya
seminimal mungkin.
13
4. Fungsi Pergudangan
Jasa pergudangan dibutuhkan untuk kegunaan karena waktu, kegunaan ini
timbul karena waktu dibutuhkannya suatu produk tidak sama dengan waktu
produksinya.
5. Fungsi Penjajaan
Hal ini berhubungan dalam usaha untuk menawarkan produk kepada pembeli
dilakukan dengan menjajakan atau mendagangkan produk tersebut.
Dibutuhkan strategi yang tepat oleh perusahaan untuk memungkinkan
terjadinya transaksi.
6. Fungsi Standarisasi dan Grading
Fungsi ini merupakan fungsi penunjang bagi keberhadilan atau kelancaran
terjadinya transaksi, yang menyebabkan perpindahan hak dan perpindahan
fisik barang. Grading merupakan pemilihan nyata dari suplai barang atau
produk menurut standar yang sudah ada.
7. Fungsi Pembelanjaan
Fungsi ini mencakup pengelolaan sumber dan pengalokasian dana, termasyuk
pengaturan syarat-syarat pembayaran atau kredi yang dibutuhkan dalam
rangka usaha untuk memungkinkan suatu produk dapat mencapai dan
diterima konsumen akhir.
8. Fungsi Penanggungan Resiko
Dalam pemasaran dan jasa selalu terdapat resiko yang tidak dapat
dihindarkan. Hanya sedikit sekali orang yang mempertimbangkan mengenai
resiko tersebut. Pelaksanaan fungsi ini guna mengantisipasi resiko adalah
suatu hal yang baik.
14
9. Fungsi Informasi Pasar
Peranan informasi pasar perlu diperhatikan karena tidak ada keputusan yang
tanpa atau didasari fakta. Oleh karena itu, kebutuhan akan data atau fakta
makin meningkat dalam hubungannya dengan pemasaran.
2.2
Total Quality Service
2.2.1 Definisi Total Quality Service
Dikutip dari jurnal “The Study of After Sales Services of Passenger
Cars on Customer Retention” (Vishal & Anshita:2013), menyebutkan service
merupakan layanan integral dari suatu produk yang layanan yang diinginkan
untuk memberikan manfaat kepada pengguna dalam membeli suatu produk.
Hal itu berarti bahwa produk tersebut merupakan media untuk menawarkan
layanan yang diinginkan. Peter Ducker dalam Vishal dan Anshita (2013)
(1974:61) mengatakan bahwa apa yang pelanggan beli dan pertimbangan
nilainya tidak berdasarkan sebuah produk melainkan selalu berdasarkan
utilitas layanan mengenai apa yang produk tersebut berikan kepada
pelanggan.
Masih dikutip dari jurnal yang sama, sebagaimana yang dikemukakan
oleh Pradeep Kapur dalam Visal & Ashinta (2013) (Global Insurance Survey2012; VP & GM –American Express, World Service India) bahwa konsumen
ingin dan mengharapkan layanan berkualitas tinggi, terutama karena mereka
fokus untuk mendapatkan nilai terbaik untuk biaya yang mereka keluarkan
dalam lingkungan ekonomi yang sulit dan bersedia untuk menghabiskan lebih
banyak biaya yang mereka keluarkan kepada orang-orang yang memberikan
15
pelayanan prima, hal ini menunjuk pada adanya peluang pertumbuhan
substansial untuk bisnis dengan layanan pelanggan yang tepat.
Total Quality Service pada hakekatnya merupakan suatu layanan yang
dikembangkan untuk memberikan kepuasan kepada pengguna baik itu
internal maupun eksternal perusahaan dengan memberikan nilai unggul yang
mengacu pada sistem management strategic dan terpadu. Konsep Total
Quality Service secara umum adalah dalam meningkatkan kualitas jasa
perusahaan harus melibatkan kesadaran dan komitmen seluruh bidang dan
level dalam perusahaan yang dilakukan secara terus menerus disertai dengan
perbaikan yang berkesinambungan sehingga nantinya bisa mendapatkan
pangsa pasar yang lebih luas.
Stamatis dalam Fandy Tjiptono (2005:56) mendefinisikan Total
Quality Service sebagai suatu sistem manajemen strategik dan integratif yang
melibatkan semua manager dan karyawan
serta menggunakan metode-
metode kualitatif dan kuantitatif untuk memperbaiki proses-proses organisasi
secara berkesinambungan, agar dapat memenuhi dan melebihi kebutuhan,
keinginan, serta harapan pelanggan.
Konsep dari Total Quality Service berfokus pada 5 bidang :
-
Berfokus pada pelanggan
-
Keterlibatan total
-
Pengukuran
-
Dukungan sistematis
-
Perbaikan perkesinambungan
16
Untuk memperjelas pengertian di atas, maka Tjiptono (2005:57)
:menggambarkan sytem TQS sebagai berikut :
Strategi
Pelanggan
SDM
Sistem
Sumber: Tjiptono (2005)
Gambar 2.1 Struktural Total Quality Service
-
Strategi
:
Pernyataan
yang
jelas
dan
dikomunikasikan dengan baik mengenai posisi dan saran
organisasi dalam hal layanan pelanggan.
-
Sistem : Program prosedur dan sumberdaya
organisasi yang dirancang untuk mendorong, menyampaikan dan
menilai jasa / layanan yang nyaman dan berkualitas bagi
pelanggan.
-
Sumber Daya Manusia : Karyawan disemua
posisi dalam suatu perusahaan yang memiliki kapasitas dan hasrat
untuk responsif terhadap kepuasan pelanggan.
-
Tujuan Keseluruahn : Mewujudkan kepuasan
pelanggan, memberikan tanggung jawab kepada setiap orang dan
17
melakukan perbaikan berkesinambungan
guna
membangun
hubungan jangka panjang.
2.2.2 Dimensi Total Qualty Service
Mengutip jurnal (The royalty of loyalty : CRM, quality, and
retention), Gronroos (2000) membagi total quality produk atau jasa menjadi
technical quality dan functional quality. Zineldin (2006:432) menambahkan
mengenai model technical quality menjadi suatu framework of five quality
dimensions (5Qs) yang menyebabkan kepuasan dan loyalitas konsumen.
Model konsep 5Qs lebih komprehensif dan menggambungan atribut esensial
dan multidemonikal dalam menjaga hubungan dengan konsumen yang bisa
menyebabkan pembelian kembali oleh konsumen.
Q1. Quality of Object : Technical quality mengenai apa yang konsumen
dapatkan. Dalam hal ini merupakan ukuran dari inti produk atau jasa itu
sendiri.
Q2. Quality of Processes : Merupakan kuallitas fungsional mengenai
bagaimana proses dalam menyediakan produk atau jasa tersebut. Hal ini
dapat digunakan untuk mencari dan menentukan masalah proses pelayanan
serta dapat memberikan solusi yang spesifik dalam prosesnya.
Q3. Quality of Infrastructure : Mengukur Sumber daya dasar yang
dibutuhkan dalam memberikan layanan pada produk atau jasa. Hal-hal yang
perlu diperhatikan antara lain kualitas dan keterampilan kompetensi internal,
pengetahuan, teknologi, hubungan internal, motivasi, sikap, kegiatan dan
sumber daya internal, bagaimana kegiatan tersebut dikelola.
18
Q4. Quality of Interaction : Dalam aspek ini dilakukan mengukur kualitas
terhadap pertukaran informasi dan interaksi, pertukaran financial, dan social
exchange.
Q5. Quality of Atmosphere : Hubungan dan proses interaksi antara konsumen
dan perusahaan dipengaruhi oleh kualitas atmosfer dalam lingkungan spesifik
dimana mereka beroperasi. Indicator atmosfer harus dipertimbangkan secara
kritis dan penting karena kurangnya keramahan dan keterusterangan
membuktikan kualitas yang tidak baik dan loyalitas yang kurang.
2.3
Persepsi Kualitas Website
2.3.1 Definisi Persepsi
Secara etimologis, persepsi berasal dari kata perception berasal dari
bahasa latin perception; dari percipare yang artinya menerima atau
mengambil (Soubur, 2004:445). Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi
merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu suatu
stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat
indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya.
Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan
kemudian diintepretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang
apa yang diindera (Chaplin, 2006:358).
Persepsi adalah bagaimana proses stimuli-stimuli itu diseleksi,
diorganisasi, dan diintepretasikan oleh suatu individu (Setiadi, 2003:160).
Persepsi bersifat individual, meskipun stimulus yang diterimanya sama, tetapi
19
karena setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda, kemampuan berfikir
yang berbeda, maka hal tersebut sangat memungkinkan terjadinya perbedaan
persepsi pada setiap individu. Taraf terakhir dari proses persepsi adalah
individu menyadari apa yang diterima melalui alat indera atau reseptor. Objek
persepsi bisa berupa apa saja yang berada disekitar manusia. Suatu persepsi
sendiri terjadi karena adanya objek, waktu, dan tempat.
Menurut Moskowitz dan Ogel (dalam Walgito, 2003:54) Persepsi
merupakan proses yang terintegrasi dari individu terhadap stimulus yang
diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu
merupakan proses pengorganisasian, pengintepretasikan terhadap stimulus
yang diterima oleh individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan
merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu tersebut.
Dari beberapa definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
persepsi merupakan proses stimulus yang diterima oleh suatu individu dalam
mengolah, mengintepretasikan suatu objek pada tempat dan waktu yang sama
dan bersifat individual meskipun objek yang ada merupakan objek yang sama
dan diintepretasikan oleh orang yang berbeda. Persepsi merupakan hasil
interaksi antara lingkungan dan individu berdasarkan pengalaman tersendiri
masing-masing individu.
2.3.2 Definisi Kualitas
Kualitas adalah sebuah keharusan yang harus dijaga dan ditingkatkan
bila sebuah perusahaan ingin tetap betahan dalam persaingan penjualan. Saat
ini konsumen sudah semakin cerdas dalam menentukan pilihan produk atau
jasa mana yang akan dibeli. Konsumen selalu beranggapan bahwa produk
20
atau jasa yang dibeli harus sepadan dengan uang atau perjuangan yang
dikeluarkan. Merupakan hal yang penting bagi perusahaan penyedia produk
atau jasa untuk selalu menjaga kualitas dari produk atau jasa yang diberikan
agar konsumen tidak berpindah ke pesaing mengingat persaingan yang
semakin ketat. Pengertaian kualitas menurut American Society For Quality
yang dikutip Heizer & Render (2006:253) “Quality is the totality of features
and characteristic of a product or service that bears on it’s ability to satisfy
stated or implied need.” (kaulitas adalah keseluruhan corak dan karakteristik
dari produk atau jasa yang berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang
tampak jelas maupun yang tersembunyi). Kualitas adalah suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono,2006:51).
Tjiptono (2005:40) mengatakan bahwa persepsi kualitas merupakan
penilaian
pelanggan
terhadap
keunggulan
atau
superioritas
secara
keseluruhan. Oleh sebab itu, persepsi kualitas didasarkan pada evaluasi
subyektif konsumen (bukan manajer / pakar) terhadap kualitas produk yang
ditawarkan.
Davis dalam Zulian Yamit (2004:9) mengidentifikasikan 5 pendekatan
perspektif kualitas, yaitu :
1.
Transcendental Approach
Dalam pendekatan ini kualitas adalah sesuatu yang dapat
dirasakan tetapi sulit untuk didefinisikan maupun diukur.
21
2.
Product – based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik yang
dapat diukur. Perbedaan kualitas mencerminkan adanya perbedaan
atribut yang dimiliki produk secara objektif, tatapi pendekatan ini
tidak dapat menjelaskan dalam perbedaan dalam selera dan
preferensi individu,
3. User – based Approach
Dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas
tergantung pada orang yang memandangnya dan produk yang
paling memuaskan preferensi seseorang merupakan produk yang
berkualitas tinggi.
4. Manufacturing – based Approach
Definisi kualitas berada dalam sudut pandang produsen yang
mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan
persyaratan (conformance quality) dan prosedur. Pendekatan ini
berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan perusahaan
secara internal
5. Value – based Approach
Pendekatan ini memandang kualitas dari sisi harga dan nilai.
Kualitas didefinisikan sebagai affordable dan ascellence. Karena
kualitas dalam pandangan ini bersifat relatif, maka produk yang
memiliki kulitas paling tinggi belum tentu produk yang paling
tepat dibeli.
22
2.3.3 Definisi Website
Website merupakan bagian dari internet yang mendukung tampilan
gambar pengguna untuk navigasi hypertext dengan menggunakan browser
seperti internet explorer atau netscape. Dalam mengakses website tak lepas
dari peranan internet dimana internet merupakan suatu kumpulan jaringan
global yang saling berhubungan dan menyimpan file-file yang nantinya dapat
diakses oleh semua jaringan computer. Seiring dengan teknologi yang
semakin berkembang, website menjadi salah satu aspek penting bagi
perusahaan dalam membantu proses penjualan maupun pemasaran. Hampir
sebagian
besar
perusahaan
sudah
mempunyai
website
mengenai
perusahaannya mengingat bahwa media internet saat ini sangat berkembang
pesat dan dibutuhkan bagi setiap masyarakat dalam segala bidang.
Hawryszkieewycz (2007:102-113) menyatakan World Wide Web
(www) adalah sebuah layanan yang terdapat pada internet untuk pertukaran
informasi multimedia. Informasi yang terdapat pada www disimpan dalam
halaman-halaman, yang mana setiap halaman mempunyai alamat yang unik,
dikenal dengan nama URL (Uniform Resourch Locator). Biasanya sebuah
situs mempunyai sejumlah besar halaman yang saling berkaitan. Sebuah situs
mempunyai apa yang dinamakan home address, yang merupakan awal dari
pencarian informasi.
Menurut Hardjono (2006:2) website merupakan fasilitas hypertexts
untuk menampilkan data berupa gambar, teks, suara, animasi, serta data
multimedia lainnya. Website dapat diakses melalui berbagai macam
23
perangkat yang didukung oleh fitur layanan internet, bisa melalui komputer,
smart phone, tablet pc, dsb.
Dari beberapa penjelasan yang disebutkan diatas dapat disimpulkan
bahwa website adalah suatu perangkat lunak yang menampilkan data,
gambar, teks, suara, animasi, maupun data multimedia lainnya yang dapat
diakses melalu perantara internet. Website bisa berfungsi sebagai suatu media
bagi setiap pihak, khususnya bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya
dalam hal pemberitahuan informasi mengenai suatu produk atau jasa yang
diberikan, informasi mengenai harga maupun promosi, serta dalam kaitannya
menjaga hubungan dengan konsumen baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
2.3.4 Definisi Kualitas Website
Dikutip dari jurnal “An e-retailing assessment of perceived websiteservice innovativeness: Implications for website quality evalaluations, trust,
loyalty, and word of mouth” mengatakan bahwa pemberian pelayanan
melalui website memainkan peran penting dalam proses menciptakan
pengalaman layanan online dengan mengkomunikasikan seluruh atribut
layanan dan arti simbolik secara benar dan nyata (Cho and Menor, 2010;
Davis et al., 2000).
Dalam suatu perusahaan yang mengggunakan website sebagai salah
satu media dalam proses pemasarannya, kualitas website harus dapat
ditunjukan dengan tampilan yang menarik dan informasi yang lengkap.
Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen serta
keinginan konsumen untuk kembali membeli di suatu perusahaan. Kualitas
24
memberikan dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan
yang kuat dengan perusahaan, dalam jangka panjang ikatan seperti ini
memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan
pelanggan serta kebutuhan mereka.
Mengutip jurnal “Participants’ Service Quality Perceptions of
Fantasy Sports Websites : The Relationship Between Service Quality,
Customer Satisfaction, Attitude, and Actual Usage”, Service quality telah
secara luas digunakan untuk berbagai sector seperti bank, hotel, dan rekreasi
olahraga (e.g Alexandris, Dimitriadis, & Markata, 2002; Knop, Hoecke, &
Bosscher, 2004). Model service quality mengalami kritik dalam hal
menafsirkan kualitas pelayanan karena terkait dengan website dan internet
yang merupakan layanan secara elektronik dan berbeda dalam proses
pelayanan umumnya (Parasuraman et al., 2005:79).
2.3.5
Dimensi Kualitas Website
Dikutip dari jurnal “Participants’ Service Quality Perceptions of
Fantasy Sports Websites : The Relationship Between Service Quality,
Customer Satisfaction, Attitude, and Actual Usage”, berdasarkan dari
penelitian-penelitian sebelumnya, dalam study tersebut service quality diukur
dari 4 hal yaitu ease of use, trust, content, and appearance.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan keempat hal-hal tersebut
diatas sebagai dimensi dari kualitas persepsi kualitas website, yaitu :
1. Ease of Use
Berhubungan dengan kemudahan dalam penggunaan. Seberapa
mudah dan baik sutau produk atau jasa bisa dirasakan oleh
25
pelanggan. Kaitannya dengan persepsi kualitas website adalah
mengenai seberapa mudah akes dari website yang dilakukan oleh
pelanggan dan kelengkapan petunjuk guna memudahkan mereka
dalam penggunaannya.
2. Trust
Mengenai nilai kepercayaan yang diberikan perusahaan kepada
konsumen terhadap produk atau jasa. Mengingat ketakutan akan
kenyamanan suatu produk atau jasa sangat tinggi, perusahaan
perlu menanamkan kepercayaan kepada setiap pelanggan bahwa
produk atau jasa yang diberikan memang bisa dijamin dan
terpercaya.
Khusus
dalam
website
berhubungan
dengann
perlindungan dari crybercrime yang semakin marak seiring
dengan kemajuan teknologi serta informasi untuk mengantisipasi
pesaing.
3. Content
Content merupakan elemen materi yang dipublikasikan meliputi
teks, grafik, suara, yang mengandung informasi dan disampaikan
kepada pelanggan. Dalam konteks digital, konten mengarah pada
materi yang dilihat oleh viewer dalam bentuk halaman web.
4. Appearance
Berhubungan dengan tampilan luar secara keseluruhan yang
dipandang dari segala segi dan dalam segala kegiatan. Dalam
persepsi kualitas website dikaitkan juga dengan tampilan luar,
design, warna, jenis tulisan, ukuran tulisan.
26
2.4
Retensi Pelanggan
2.4.1 Definisi Retensi Pelanggan
Buttle (2009:298) menyatakan bahwa “Customer retention is the
maintenance of continous trading relationships with customers over the long
term. Customer retention is the mirror image of customer defection or churn.
High retention is equivalent to low defection”. (Retensi pelanggan
merupakan tujuan strategis untuk mengupayakan pemeliharaan hubungan
jangka panjang dengan pelanggan. Retensi pelanggan menjadi cerminan
pelanggan dimana tingkat retensi yang tinggi setara dengan rendahnya
perpindahan pelanggan ke pesaing). Kotler (2009:151) menyatakan bahwa
perusahaan tidak cukup hanya menarik pelanggan baru saja, perusahaan harus
mempertahankan mereka dan meningkatkan bisnis mereka. Terlalu banyak
perusahaan yang mengalami kerugian akibat kehilangan pelanggan (customer
churn.)
Retensi pelanggan berfokus pada mempertahankan pelanggan yang
sudah ada jauh lebih mudah dibandingkan mencari pelanggan baru. Retensi
pelanggan dapat tercipta dengan memberikan pelayanan yang lebih besar
dibandingkan kebutuhan pelanggan, dimana menjelaskan mengenai lamanya
hubungan dengan pelanggan. Tingkat retensi pelanggan adalah presentase
yang telah memenuhi sejumlah pembelian ulang selama periode waktu yang
terbatas.
Hal yang seharusnya diingat bahwa yang di dalam retensi pelanggan
seharusnya bukanlah suatu tujuan. Setiap perusahaan mempunyai pelanggan
dengan tingkat profitabilitas yang berbeda berdasarkan pada frekuensi
27
pembelian mereka dan nilai yang dihasilkan dari proses transaksi tersebut.
Ketika mengembangkan strategi retensi pelanggan, pada awalnya yang
diingat adalah time horizon implementasi hasil akhir strategi. Kedua strategi
ketergantungan dan solidaritas bisa diterapkan dalam jangka panjang atau
jangka pendek (Bruhn, 2003:109).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa retensi pelanggan
adalah suatu pendekatan yang dilakukan perusahaan kepada pelanggan dalam
rangka menjaga hubungan yang lama dengan pelanggan dengan menciptakan
pemicu bagi pelanggan untuk kembali dalam bentuk pelayanan yang prima,
pengelolaan yang baik, penyampaian barang dan jasa yang tepat waktu serta
terciptanya komunikasi yang kondusif dengan pelanggan. Dengan terciptanya
retensi pelanggan maka biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam mencari
konsumen baru akan berkurang dan efesiensi biaya menjadi maksimum
sehingga bisa meningkatkan profit perusahaan secara umum.
2.4.2
Dimensi Retensi Pelanggan
Dikutip dari jurnal (The Study of Customer Satisfaction, Customer
Trust and Switching Barriers on Customer Retention in Malaysia
Hypermarkets) Retensi konsumen adalah salah satu indikator penting dari
kepuasan pelanggan. Dikemukakan bahwa kepuasan konsumen secara
tradisional telah dianggap sebagai penentu dasar perilaku konsumen dalam
jangka panjang (Oliver, 1980; Yi 1990 dalam Nasab dan Ling (2012)).
Semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan, maka semakin baik retensi
pelanggan tersebut (Anderson and Sullivam, 1993; Formell 1992; Lee et al.,
2001; Ranaweera and Prabhu, 2003:142). Retensi Pelanggan dijabarkan
28
sebagai suatu kecenderungan masa depan pelanggan untuk bertahan dengan
layanan yang diberikan.
Dimensi dari Retensi Pelanggan didapat dari 3 pendekatan dalam
membangun retensi, yaitu : (Kotler, 2009:197)
1. Manfaat menambah Keuntungan (Adding Financial Benefits)
Adanya suatu retensi pelanggan dapat menambah keuntungan
terhadap perusahaan secara financial karena adanya pembelian
berulang dari pelanggan, adanya pembentukan kelompok dengan
pelanggan, serta adanya rewards dari perusahaan, kepada
pelanggan. Ukuran finansial ini terdiri dari Program Club
Marketing, Volume and Frequencies Reward, Stabling Pricing,
dan Bundling and Cross Sellling.
2. Menambah Manfaat Sosial (Adding Social Benefits)
Merupakan pendekatan yang membentuk hubungan secara pribadi
antara
karyawan
perusahaan
dengan
pelanggan
dalam
menciptakan hubungan jangka panjang agar tidak terjadi
pembelotan pada pelanggan. Ukuran dalam manfaat social ini
terdiri dari Continous Relationships, Personal Relationships, dan
Social Bonds among Costumers.
3. Menambah Ikatan Struktural (Adding Structural Ties)
Dalam pendekatan ini dilakukan dimana terbentuknya suatu
komitmen pada hubungan antara pelanggan dan perusahaan
sehingga tercipta hubungan jangka panjang antara pelanggan dan
perusahaan.
29
2.5
Kerangka Pemikiran
Marketing
Total Quality Service (X)
-
Quality of Object
Quality of Process
Quality of Infrastructure
Quality of interaction
Quality of atmosphere
Persepsi Kualitas Website (Y)
-
Ease of Use
Trust
Content
Appearance
Retensi Pelanggan (Z)
-
Adding Financial Benefits
Adding Social Benefits
Adding Structural Ties
Pengumpulan Data
Uji Statistik
Implikasi Hasil Penelitian
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
30
2.5.1 Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan Antara Total Quality Service dan Kualitas Website
Total Quality Service adalah mengenai bagaimana kualitas pelayanan
berbading dengan kinerja pelayanan secara nyata (Parasuraman, Zeithaml, & Berry,
1985) yang dikutip dari jurnal “Participants’ Service Quality Perceptions of Fantasy
Sports Websites : The Relationship Between Service Quality, Customer Satisfaction,
Attitude, and Actual Usage” (Young Ik Suh, & Paul M. Pedersen, 2010 : 78 – 87).
Beberapa studi empiris (e.g., Parasuraman, Zeithaml, & Malhotra, 2005;
Wolfinbarger & Gilly, 2002) menyebutkan bahwa pentingnya kualitas pelayanan dan
menjelaskan hubungan dalam kepuasan, perilaku, serta sikap pelanggan. Hal ini
penting mengingat kualitas pelayanan perusahaan memegang peranan penting dalam
memuaskan pelanggan, membangun loyalitas, serta menarik pelanggan kembali
melalui perantara website yang dimiliki perusahaan. Sebuah penelitian dari Li, Tan,
dan Xie (2002) masih dikutip dari jurnal yang sama bahwa mengembangkan konsep
kerangka kerja yang menggunakan layanan berbasis kualitas website dapat
menggunakan service quality yang dimodifikasi.
Dalam analisis mereka menggambarkan bahwa pengimplementasian total
quality service terhadap kualitas website dapat menjadi suatu alternatif baik bagi
perusahaan apabila dilakukan menggunakan variabel-variabel yang tepat.
2. Hubungan Antara Kualitas Website dan Retensi Pelanggan
Dikutip dari jurnal School of Management and Economics, Sweden, menurut
Mosad Zineldin : 2010 (The royalty of loyalty : CRM, quality, and retention)
dikatakan bahwa orientasi dalam pendekatan retensi mengharuskan perusahaan untuk
menjadi lebih responsif terhadap masalah pelanggan dan menjaga dialog terbuka
31
dengan mereka. Pendekatan ini melibatkan program-program yang efektif untuk
menerima atau menanggapi keluhan, ajakan secara aktif dengan komunikasi yang
kondusif, menganalisis data kepuasan pelanggan, serta pengembangan hubungan
strategi jangka panjang dengan pelanggan yang berkembang untuk memenuhi
kebutuhan mereka yang berubah-ubah, salah satunya dengan media website dimana
menjadi terkadang menjadi media penting bagi suatu perusahaan.
3. Hubungan Antara Total Quality Service dan Retensi Pelanggan
Mosad Zineldin (2010:435) menyatakan bahwa aspek penting bagi
perusahaan adalah untuk memeperoleh keseimbangan antara upaya untuk
mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan pengaturan untuk mencari
pelanggan baru. Faktanya bahwa melihat mengenai keseimbangan kegiatan dan
biaya yang dilakukan maupun dikeluarkan perusahaan, banyak yang mendukung
untuk menarik pelanggan baru lebih berat dibandingkan mempertahankan pelanggan
lama melalaui penerapan pelayanan dan kualitas yang baik dan benar.
2.6
Hipotesis
Sesuai dengan tujuan penelitian, hipotesis yang dapat dikemukakan peneliti
adalah sebagai berikut :
1) Bagaimanakah kontribusi Total Quality Service terhadap Persepsi
Kualitas Website di PT. Integrasia Utama?
Ho : Tidak ada kontribusi antara Total Quality Service terhadap Persepsi
Kualitas Website di PT Integrasia Utama.
32
Ha : Ada kontribusi antara Total Quality Service terhadap Persepsi
Kualitas Website di PT Integrasia Utama.
2) Bagaimanakah kontribusi Total Quality Service terhadap Retensi
Pelanggan di PT. Integrasia Utama?
Ho : Tidak ada kontribusi antara Total Quality Service terhadap Retensi
Pelanggan di PT. Integrasia Utama.
Ha : Ada kontribusi antara Total Quality Service terhadap Retensi
Pelanggan di PT. Integrasia Utama.
3) Bagaimanakah kontribusi Persepsi Kualitas Website terhadap Retensi
Pelanggan di PT. Integrasia Utama?
Ho : Tidak ada kontribusi antara Persepsi Kualitas Website terhadap
Retensi Pelanggan di PT Integrasia Utama.
Ha : Ada kontribusi antara Persepsi Kualitas Website terhadap Retensi
Pelanggan di PT Integrasia Utama.
4) Bagaimanakah kontribusi antara Total Quality Service dan Persepsi
Kualitas Website secara bersama-sama terhadap Retensi Pelanggan di PT.
Integrasia Utama?
Ho : Tidak ada kontribusi antara Total Quality Service dan Persepsi
Kualitas Website secara bersama-sama terhadap Retensi Pelanggan di PT.
Integrasia Utama.
33
Ha : Ada kontribusi antara Total Quality Service dan Persepsi Kualitas
Website secara bersama-sama terhadap Retensi Pelanggan di PT.
Integrasia Utama.
Download