Perkembangan Sektor Keuangan vs Sektor Riil di Indonesia Perkembangan sector keuangan di Indonesia, yang terdiri dari perbankan dan pasar modal berjalan cukup pesat, terutama 17 tahun terakhir ini, dimana sejak tahun 1998 . Seharusnya, perkembangan sector ini menjadi pendukung perkembangan sector riil, mengingat fungsi utamanya adalah sebagai financial intermediary bagi sector riil. Namun demikian, pada perkembangannya, pergerakan sektor keuangan justru melampaui sektor riil, terutama setelah tahun 2010. 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 Sektor Riil Sektor keuangan Sumber: Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia Gambar 1. Perbandingan Perkembangan Sektor Riil dan Sektor Keuangan Indonesia 1985 – 2013 Jika ditelusur lebih dalam, dari sektor keuangan, kapitalisasi pasar sahamlah yang mendominasi perkembangan ini dan kemudian diikuti oleh kapitalisasi bank yang dilihat dari dana pihak ketiga (DPK) yang dikumpulkan bank. 6,000 5,000 4,000 Kapitalisasi Bank 3,000 Kapitalisasi Pasar Saham 2,000 Kapitalisasi Obligasi 1,000 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 - Sumber: Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia Gambar 2. Perkembangan Sektor Keuangan Indonesia Perkembangan ini tampaknya membaik karena berarti pasar modal di Indonesia cukup bergairah. Namun di sisi lain, kondisi ini juga mengkhawatirkan, mengingat terdapat beberapa masalah seiring dengan perkembangan sector ini, yaitu 1) adanya ketimpangan investor asing dan local yang diindikasikan karena kurangnya edukasi finansial di Indonesia; 2) maraknya transaksi keuangan yang bersifat spekulatif; 3) spread bunga kredit dan deposito yang masih tinggi. Permasalahan pertama dan kedua memungkinkan menimbulkan instabilitas perekonomian, berupa kemungkinan capital outflow, bubble ekonomic, dan ketimpangan kesejahteraan masyarakat baik antar sector, antar daerah, maupun antar individu. Rendahnya akses masyarakat pada sektor keuangan juga menjadi masalah yang berdampak pada ketimpangan sosial. Sedangkan masalah ketiga menghambat proses penyaluran dana kepada sector riil mengingat bunga kredit dianggap terlalu tinggi bagi investor. Sedangkan untuk pergerakan kapitalisasi obligasi, meskipun tidak sepesat kapitalisasi pasar saham dan bank, namun mempunyai laju yang positif. Sebagian besar berupa obligasi negara. 2013 2011 2009 2007 2005 2003 2001 1999 - 500 1,000 Kapitalisasi Surat Berharga Negara 1,500 2,000 2,500 Kapitalisasi Obligasi Korporasi Gambar 3. Perkembangan Pasar Obligasi Indonesia Dari data di atas, sektor keuangan tidak lagi hanya menjadi pendukung sektor riil, melainkan bergerak sendiri dan mendominasi perekonomian. Tentu kita tidak bisa menghindari pasar yang semakin mengglobal ini. Pertanyaannya, amankah ini bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan?