bab vi hubungan antara karakteristik anggota

advertisement
50
BAB VI
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA
KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
6.1
Hubungan antara Karakteristik
Efektivitas Komunikasi Pemasaran
Anggota
Komunitas
dengan
Karakteristik anggota komunitas meliputi; jenis kelamin, umur, tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan, motivasi menjadi anggota komunitas, frekuensi
menghadiri pertemuan komunitas, lama menjadi anggota komunitas, frekuensi
mengakses media, jabatan dalam komunitas dan kepemilikan produk. Efektivitas
komunikasi pemasaran didasarkan pada pemahaman anggota komunitas pada
pesan-pesan pemasaran PT.YMKI. Hasil uji hubungan antara karakteristik
anggota komunitas dengan efektivitas komunikasi pemasaran disajikan secara
ringkas pada Tabel 7.
Tabel 7.
Hasil Pengujian Hubungan antara Karakteristik Anggota
Komunitasdengan Efektivitas Pesan Komunikasi Pemasaran.
Karakteristik Anggota Komunitas
Efektivitas Komuniasi Pemasaran
Koefisien (X2 / rs)
p-value
X2= 0,672*
0,017
Umur
rs= 0,176
0,312
Tingkat Pendidikan
rs= 0,115
0,510
Jenis Pekerjaan
rs= 0,640
0,735
Motivasi menjadi anggota komunitas
rs=0,282
0,129
Frekuensi menghadiri pertemuan komunitas
rs= 0,040
0,818
Lama menjadi anggota komunitas
rs= -0,011
0,952
Frekuensi mengakses media
rs= 0,054
0,760
Jabatan dalam komunitas
Kepemilikan produk
rs= -0,068
rs= 0,046
0,699
0,796
Jenis Kelamin
Keterangan: * berhubungan nyata pada α 0,05; X2 =koefisien Chi-Square; rs=koefisien rank-Spearman
Uji hubungan antara karakteristik anggota komunitas dengan efektivitas
komunikasi pemasaran, menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata antara jenis
kelamin dengan efektivitas komunikasi pemasaran. Hubungan nyata didasarkan
pada p-value yang lebih kecil dari sign correlation sebesar 0,05 atau 5 persen.
Jenis kelamin memiliki p-value sebesar 0,017 dengan koefisien Chi Square 0,672.
51
Uji statistik, menunjukkan perbedaan jenis kelamin anggota komunitas
berhubungan dengan pemahamannya terhadap pesan-pesan pemasaran. Semakin
tinggi keragaman jenis kelamin anggota komunitas maka tingkat efektivitas
komunikasi pemasaran semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki atau
perempuan memiliki pemahaman yang sama terhadap pesan. Pemahaman lakilaki dan perempuan terhadap pesan pemasaran juga didukung oleh keminatan
terhadap otomotif khususnya sepeda motor.
Sebanyak sembilan variabel karakteristik anggota komunitas yaitu umur,
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, motivasi menjadi anggota komunitas,
frekuensi menghadiri pertemuan komunitas, lama menjadi anggota komunitas,
frekuensi mengakses media, jabatan dalam komunitas dan kepemilikan produk
telah dilakukan uji korelasi dengan variabel efektivitas komunikasi pemasaran,
hasilnya tidak terdapat hubungan nyata dengan efektivitas komunikasi pemasaran.
Hal ini didasarkan pada p-value yang masih lebih besar dari angka sign
correlation sebesar 0,05 atau 5 persen, yang berarti tidak terdapat hubungan
nyata. Tabel 7 menunjukkan nilai p-value sembilan variabel tersebut lebih besar
dari 0,05 persen.
Variabel umur tidak memiliki hubungan nyata dengan efektivitas
komunikasi pemasaran. Anggota komunitas dengan interval umur tinggi (28–33
tahun) tidak menjamin memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap pesan
pemasaran yang baik dan sebaliknya. Pengetahuan dan pemahaman dapat
diperoleh oleh berbagai kalangan umur, karena pesan-pesan pemasaran bersifat
mudah dimengerti.
Anggota komunitas memiliki keragaman tingkat pendidikan yaitu SLTP,
SLTA, Diploma, dan S1. Uji rank Spearman menunjukkan terdapat hubungan
tidak nyata antara tingkat pendidikan dengan efektivitas komunikasi pemasaran.
Hasil uji tersebut menjelaskan bahwa tidak menjamin semakin tinggi tingkat
pendidikan maka mengetahui dan memahami pesan-pesan pemasaran lebih baik.
Pesan-pesan komunikasi pemasaran bisa dipahami oleh berbagai tingkat
pendidikan, karena pemahaman pesan hadir tidak didasarkan tingkat pendidikan.
Selain itu, pesan dan saluran komunikasi pemasaran tidak dipelajari secara jelas
pada tingkat pendidikan tertentu.
52
Berdasarkan Tabel 7, tidak terdapat hubungan nyata antara jenis pekerjaan
dengan efektivitas komunikasi pemasaran. Klasifikasi jenis pekerjaan anggota
komunitas dibagi menjadi pelajar, mahasiswa, pegawai, dan wiraswasta.
Pekerjaan merupakan kegiatan rutin atau kesibukan yang dilakukan di luar
kegiatan komunitas. Pemahaman mengenai pesan-pesan pemasaran oleh anggota
komunitas dapat diperoleh berbagai jenis pekerjaan disela-sela kegiatan rutin
pekerjaan tersebut, karena pesan-pesan pemasaran mudah diterima walaupun
sedang bekerja.
Uji korelasi antara motivasi menjadi anggota komunitas dan efektivitas
komunitas pemasaran tidak menunjukkan hubungan nyata. Hal ini menjelaskan
bahwa anggota komunitas yang memiliki motivasi ingin mengetahui lebih banyak
tentang motor Yamaha, tidak menjamin memiliki pengetahuan dan pemahaman
terhadap pesan-pesan pemasaran. Pesan-pesan pemasaran dikemas menarik dan
mudah dipahami, sehingga motivasi diri tidak menjadi penghalang untuk lebih
menerima dan memahami pesan-pesan tersebut.
Komunitas motor YMB melakukan pertemuan rutin sekali seminggu,
sehingga frekuensi pertemuan anggota selama tiga bulan terakhir yaitu sebanyak
12 kali. Uji korelasi menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara
frekuensi pertemuan dengan efektivitas komunikasi pemasaran. Hal ini berarti
semakin sering menghadiri pertemuan komunitas, belum tentu mempunyai
pengetahuan dan pemahaman lebih baik mengenai otomotif khususnya sepeda
motor. Pengetahuan dan pemahaman tentang pesan-pesan dapat diperoleh melalui
berbagai saluran dan media, tanpa terkait frekuensi pertemuan mingguan anggota
komunitas.
Tabel 7 menunjukkan bahwa, tidak terdapat hubungan nyata antara lama
atau durasi menjadi anggota komunitas dengan efektivitas komunikasi pemasaran.
Hubungan tidak nyata tersebut menjelaskan bahwa semakin lama menjadi anggota
komunitas, tidak menjamin semakin tahu dan paham tentang komunikasi
pemasaran perusahaan. Hal ini menerangkan bahwa anggota lama maupun baru
memiliki tingkat pengetahuan dan pemahaman relatif sama terhadap pesan-pesan
pemasaran, karena anggota komunitas menerima dan memahami pesan-pesan
pemasaran tidak terikat waktu dan tempat.
53
Variabel karakteristik anggota komunitas yaitu frekuensi mengakses media
tidak berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi pemasaran. Hasil uji
korelasi tersebut menunjukkan dengan p-value (0,760) lebih besar dari p-value
(0,05). Pesan-pesan pemasaran disampaikan melalui sejumlah media komunikasi
pemasaran yang kerapkali diakses oleh anggota komunitas seperti web site,
baliho, iklan produk, promosi dealer, dan kegiatan berbasis keminatan komunitas.
Hal ini menjelaskan frekuensi akses media pemasaran tidak terkait dengan
pengetahuan dan pemahaman anggota komunitas, karena sebagian besar anggota
komunitas dapat memahami makna pesan tanapa mengakses media tersebut
berulang kali.
Kepemilikan kendaraan oleh anggota diduga dapat meningkatkan
kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap produk. Berdasarkan uji korelasi
pada Tabel 7, tidak terdapat hubungan nyata antara jenis kepemilikan kendaraan
yang dimiliki anggota komunitas dengan efektivitas komunikasi pemasaran. Uji
korelasi tersebut berarti semakin beragam kepemilikan kendaraan Yamaha oleh
anggota komunitas tidak membuat semakin tinggi tingkat pengetahuan dan
pemahaman mengenai produk. Sesama anggota komunitas kerapkali berdiskusi,
sehingga dapat mengetahui dan memahami beragam produk Yamaha tanpa
memiliki produknya.
Uji korelasi menjelaskan tidak terdapat hubungan nyata antara struktut
kelompok dalam komunitas dengan efektivitas komunikasi pemasaran. Hal ini
menjelaskan bahwa pengurus atau anggota memiliki kesempatan yang sama
dalam mengetahui dan memahami pesan-pesan pemasaran, karena pengurus
komunitas tidak berarti lebih tahu dan paham daripada anggota komunitas pada
pesan-pesan pemasaran. Selain itu, pengambilan keputusan internal komunitas
yang demokratis tidak menjamin pemahaman anggota komunitas pada pesanpesan pemasaran.
54
6.2
Hubungan antara Dinamika
Komunikasi Pemasaran
Kelompok
dengan
Efektivitas
Dinamika kelompok terjadi pada komunitas motor YMB. Kedinamisan
kelompok pada komunitas motor YMB memiliki hubungan dengan tingkat
pengetahuan
dan
pemahaman
anggota
komunitas
terhadap
pesan-pesan
pemasaran. Uji hubungan antara dinamika kelompok dengan efektivitas
komunikasi pemasaran yang terdiri dari variabel fungsi tugas, pembinaan,
kekompakan, suasana kelompok, efektivitas kelompok, tekanan kelompok, dan
struktur kelompok. Uji hubungan antara variabel tersebut menghasilkan nilai-nilai
yaitu koefisien korelasi dan p-value. Tabel 8 menunjukkan uji hubungan antara
dua variabel tersebut.
Tabel 8. Hasil Pengujian Hubungan antara Dinamika Kelompok pada Komunitas
dengan Efektivitas Komunikasi Pemasaran.
Efektivitas Komuniasi Pemasaran
Dinamika Kelompok
Koefisien (rs)
P-value
Fungsi Tugas
rs = 0,441**
0,008
Pembinaan
rs= 0,025
0,887
Kekompakan
rs=0,388*
0,021
Suasana kelompok
rs= 0,333
0,051
Efektivitas kelompok
rs= 0,186
0,285
Tekanan kelompok
rs= 0,129
0,460
Struktur kelompok
rs= 0,321
0,060
Keterangan: *berhubungan nyata pada α 0,05**berhubungan nyata pada α 0,01
Hasil uji korelasi antara variabel efekivitas komunikasi pemasaran dan
dinamika kelompok menunjukkan bahwa fungsi tugas memiliki nilai p-value
0,008 dengan koefisen korelasi 0,441. Nilai tersebut menjelaskan bahwa fungsi
tugas memiliki hubungan nyata dengan tingkat efektivitas komunikasi pemasaran.
Hubungan nyata terwujud melalui fungsi tugas pengurus atau anggota kelompok
yang semakin jelas dan terarah baik, sehingga komunikasi pemasaran perusahaan
semakin efektif. Komunikasi pemasaran lebih efektif saat pesan-pesan pemasaran
diketahui dan dipahami oleh pengurus dan anggota komunitas. Pesan-pesan
pemasaran tersebut dikemas dan disebarluaskan sesuai peranan pengurus dan
55
anggota komunitas motor YMB, sehingga dapat diketahui dan dipahami lebih
efektif.
Hasil uji korelasi antara variabel efekivitas komunikasi pemasaran dan
dinamika kelompok menunjukkan bahwa kekompakan memiliki nilai p-value
0,021 dengan koefisen korelasi 0,388. Nilai tersebut menjelaskan bahwa variabel
kekompakan memiliki hubungan nyata yang dapat mempengaruhi tingkat
efektivitas komunikasi pemasaran. Hubungan nyata antara variabel kekompakan
dengan efektivitas komunikasi pemasaran terwujud melalui penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan dengan tujuan untuk meningkatkan kekompakan komunitas.
Kegiatan yang diadakan oleh komunitas yang kompak akan dihadiri sebagian
besar anggota komunitas, pada saat itu perusahaan menempatkan pesan-pesan
pemasaran pada kegiatan-kegiatan komunitas motor YMB. Hasilnya pesan
pemasaran perusahaan menjadi lebih efektif melalui kegiatan-kegiatan yang
menimbulkan keakraban dan rasa persaudaraan sesama anggota komunitas.
Membangun kekompakan komunitas juga berarti meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman anggota komunitas pada pesan-pesan pemasaran.
Variabel suasana kelompok memiliki nilai p-value 0,051 dengan koefisen
korelasi 0,333. Nilai tersebut menjelaskan bahwa suasana kelompok tidak
memiliki hubungan nyata dengan tingkat efektivitas komunikasi pemasaran.
Hubungan tidak nyata antara suasana kelompok dengan efektivitas komunikasi
pemasaran berarti dukungan agar terbangun suasana kelompok yang positif, tidak
menjamin meningkatnya efektivitas komunikasi pemasaran. Suasana kelompok
pada komunitas motor YMB berupa hubungan antar anggota komunitas,
kebebasan berperan serta, dan lingkungan fisik tempat berkumpul. Dukungan
dengan meningkatkan fasilitas lingkungan fisik guna memberi kenyamanan
suasana kelompok tidak menjamin menghasilkan pemahaman terhadap pesanpesan pemasaran karena anggota komunitas menikmati kenyamanan suasana
kelompok tanpa memperhatikan lebih mendalam pesan-pesan yang ada.
Berdasarkan uji korelasi, terdapat hubungan tidak nyata antara struktur
kelompok dengan efektivitas komunikasi pemasaran. Hal ini karena struktur
kelompok memiliki nilai p-value 0,060 dengan koefisen korelasi 0,321. Hubungan
tidak nyata antara struktur kelompok dan efektivitas komunikasi pemasaran,
56
menjelaskan bahwa koordinasi yang baik antara pengurus dan anggota pada
struktur komunitas tidak terkait dengan meningkatnya pengetahuan dan
pemahaman anggota komunitas terhadap pesan-pesan pemasaran. Struktur
kelompok yang baik juga ditunjukkan dengan anggota komunitas YMB
mengetahui rencana kegiatan komunitas. Namun koordinasi pengurus dan anggota
yang terstruktur tidak menjamin peningkatan pengetahuan dan pemahaman
anggota komunitas terhadap pesan-pesan pemasaran.
Variabel efektivitas kelompok tidak berhubungan nyata dengan efektivitas
komunikasi pemasaran. Hal ini berarti semakin efektivitas kelompok pada
komunitas motor YMB, tidak menjamin meningkatnya pengetahuan dan
pemahaman anggota komunitas terhadap pesan-pesan pemasaran. Tujuan anggota
bergabung dengan YMB untuk menyalurkan hobi otomotif khususnya sepeda
motor dan ingin mengetahui lebih banyak tentang motor Yamaha. Kemampuan
komunitas mengakomodasi tujuan anggotanya, tidak membuat pesan-pesan
pemasaran Yamaha diketahui dan pahami secara jelas dan tepat karena pesanpesan tidak terdapat pada tujuan komunitas
Hasil uji korelasi antara tekanan kelompok dengan efektivitas komunikasi
pemasaran menunjukkan berhubungan tidak nyata. Hal ini karena tekanan
kelompok memiliki nilai p-value 0,460 dengan koefisen korelasi 0,129. Hubungan
tidak nyata tersebut berarti dorongan kepada anggota kelompok agar mencapai
tujuan kelompok, tidak terkait dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman
pesan-pesan pemasaran. Dorongan yang diberikan kepada anggota untuk aktif dan
berprestasi di sejumlah kegiatan seperti mengikuti kompetisi motor dan kegiatan
pelantikan YMB, merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan kepada
eksistensi komunitas motor YMB. Dorongan tersebut tidak terkait dengan
pengetahuan dan pemahaman terhadap pesan-pesan pemasaran.
Variabel pembinaan kelompok berhubungan tidak nyata dengan efektivitas
komunikasi pemasaran. Hal ini karena pembinaan kelompok memiliki nilai pvalue 0,887 dengan koefisen korelasi 0,025. Pembinaan kelompok tercermin dari
kehidupan komunitas berupa peran serta anggota komunitas dalam kegiatankegiatan, ketersediaan fasilitas penunjang komunitas, kesempatan mendapatkan
anggota baru, dan sosialisasi sebagai proses pendidikan yang membuat anggota
57
mengetahui norma kelompok. Kehidupan komunitas yang semakin dinamis
menandakan terjadi peningkatan pembinaan kelompok. Peningkatan pembinaan
kelompok pada komunitas motor YMB tidak menjamin semakin baik
pengetahuan dan pemahaman anggota terhadap pesan pemasaran, karena
pembinaan dilakukan untuk membangun loyalitas dan keterikatan anggota pada
komunitas.
Download