KAMIS, 16 DESEMBER 2010 GANGGUAN MAKAN - "BULIMIA NERVOSA" RESENSI FILM “MISS CONGENIALITY” Dalam film ini seorang agen FBI yang bernama Hart (Sandra Bullock) ditugaskan untuk menyamar sebagai salah satu dari kontestan dari acara pemilihan ratu kecantikan. Disana agen Hart harus menyesuaikan diri seperti seorang kontestan ratu kecantikan yang selalu memperhatikan penampilannya. Dalam penyamarannya agen Hart bergaul dengan para kontestan yang lainnya, para kontestan yang lain itu selalu memperhatikan penampilannya. Salah satu caranya adalah ketika mereka selesai makan, mereka selalu mengeluarkan kembali makanan yang telah masuk kemulutnya, yaitu dengan memasukkan telunjuknya kedalam mulutnya hingga makanan tersebut keluar kembali. Padahal tubuh mereka sudah langsing tetapi para kontestan tersebut masih merasa tubuhnya kurang ideal dab mereka takut jika berat badan mereka bertambah dan menjadi gemuk. Perilaku memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan tersebut, menunjukkan bahwa penderita mengalami kecemasan yang dapat berakibat depresi terhadap tuntutan yang berasal dari lingkungan, untuk dapat diterima dilingkungannya dan untuk dapat menjadi yang terbaik. Bulimia BULIMIA A. PENDAHULUAN 1. Definisi bulimia Bulimia merupakan bahasa latin dari sebuah kata Yunani boulimia, yang artinya “extreme hunger” alias lapar yang amat sangat, mereka cenderung makan dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat, seperti orang yang kelaparan, dan selanjutnya sebagai “kompensasi” dari pola makannya tersebut, mereka akan melakukan berbagai cara yang intinya supaya berat badan mereka tidak bertambah meski mereka sudah makan banyak. Bulimia nervosa merupakan gangguan psikologis yang menyebabkan terjadinya gangguan pola makan ditandai dengan makan terlalu banyak dan diikuti dengan muntah yang dirangsang sendiri Bulimia nervosa merupakan penyakit gangguan pada kebiasaan atau pola makan. Eating disorders (gangguan makan) adalah suatu sindrom psikiatrik yang ditandai oleh pola makan yang menyimpang terkait dengan karakteristik psikologik yang berhubungan dengan makan, bentuk tubuh, dan berat badan. gangguan pola makan terjadi akibat beberapa sebab dalam perilaku makan, seperti konsumsi makanan yang kurang sehat atau makan yang terlalu banyak. Bulimia nervosa adalah pesta makanan yang diikuti dengan mencuci perut atau sampai muntah. gangguan pola makan biasanya muncul bersamaan dengan penyakit lain seperti depresi, menjadi bagian dari sebuah kekerasan, dan gangguan kecemasan. Dalam hal ini, orang yang menderita gangguan pola makan bisa mengalami komplikasi kesehatan fisik yang lebih jauh lagi, termasuk masalah kondisi kerja hati dan gagal ginjal, yang mana dapat menyebabkan kematian. Banyak penderita bulimia memiliki berat badan yang normal dan kelihatannya tidak ada masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasa mereka orang-orang yang kelihatan sehat, sukses di bidangnya, dan cenderung ferfeksionis. Namun, di balik itu, mereka memiliki rasa percaya diri yang rendah dan sering mengalami depresi. 2. Tipe Bulimia • Bulimia Nervosa-Purging Type : Tipe yang memuntahkan kembali makanan setelah sangat kenyang (menggunakan purging medications). Dilakukan dengan menusukkan jari ke tenggorokan, atau dengan menggunakan obat-obatan laksatif, obat pencahar, maupun obat-obatan lain. Tujuannya agar makanan tidak sempat dicerna oleh tubuh sehingga tidak menambah berat badan • Bulimia Nervosa-Non Purging Type : Penderita berolahraga berlebihan setelah makan atau berpuasa untuk mengontrol berat badan, namun tidak muncul purging behaviors. Tujuannya agar energi yang dihasilkan dari makanan dapat langsung dibakar dan habis B. . ETIOLOGI 1. Model adikasi : Bulimia Nervosa diyakini sebagai adiksi terhadap makanan dan tingkah laku. Hal ini berhubungan dengan pengobatan bulimia Nervosa yang menekan kan pada penghentian, dukungan sosial dan mencegah kekambuhan, dimana metode ini mirip dengan pengobatan adiksi terhadap alcohol maupun obatobatan 2. Model keluarga : Gangguan makan pada remaja berhubungan dengan system interaksi antara keluarga. Oleh karena itu fokus pengobatan penderita bulimia nervosa adalah disfungsi interaksi dalam keluarga. Penderita bulimia nervosa pada umumnya memiliki riwayat kekerasan fisik maupun seksual semasa kanak-kanak 3. Model sosial budaya : Publikasi media tentang hubungan antara tubuh yang langsing dengan karier yang sukses telah merangsang para remaja untuk melakukan diet supaya tubuhnya menjadi langsing. Banyak remaja yang gagal mencapai keaadaan ini dan akhirnya menjadi penderita bulimia nervosa 4. Model kognitif dan tingkah laku : Bulimia nervosa merupakan implementasi tingkah laku yang irasional tentang bentuk tubuh, berat badan, diet dan kepercayaan diri. Fokus pengobatan adalah mengidentifikasi disfungsi ini dan membantu menumbuhkan keyakinan yang rasional. Penderita diberikan jadwal makan yang jelas dan teratur 5. Model psikodinamik : Bulimia nervosa merupakan usaha untuk mengendalikan atau menghindari dampak perasaan yang tertekan, implusif dan kecemasan. Pengobatan psikodinamik adalah mencari proses yang mendasari penderita bulimia nervosa terutama gambaran psikososialnya. 6. Faktor yang berperan : • Faktor psikososial : Berupa perkembangan individu, dinamika keluarga, tekanan sosial untuk berpenampilan kurus serta perjuangan untuk mendapatkan identitas diri • Faktor genetik : Adanya bukti bahwa bulimia banyak didapat pada penderita dengan riwayat keluarga gangguan depresi dan kecemasan, serta lebih banyak pada kembar monozigot dibandingkan dizigot • Faktor biologik : Berdasarkan studi ditemukan fakta bahwa genetik, hormon dan bahan kimia yang terdapat di otak berpengaruh terhadap efek perkembangan dan pemulihan bulimia • Faktor budaya : Kebanyakan orang menilai bahwa cantik identik dengan kurus dan terkadang kondisi tersebut menjadi suatu tuntutan kerja. Anggapan ini pun menjadi budaya yang berkembang di masyarakat • Perasaan pribadi : Penderita bulimia senantiasa berputus asa terhadap dirinya sendiri, tidak percaya diri sehingga mereka diet dengan cara menggunakan pil diet bahkan memuntahkan makanan. Penilaian orang terhadapa dirinya menyebabkan kecemasan dan tekanan yang dapat menyebabkan stress sehingga untuk mengatasinya mereka cenderung ke arah bulimia C. TANDA-TANDA BULIMIA NERVOSA • Makan Banyak berkelanjutan • Menguruskan badan dengan diet berlebihan, puasa, latihan berlebihan atau memuntahkan kembali • Memaksakan diri secara berlebihan untuk kurus • Secara berkelanjutan masuk ke kamar mandi setelah makan • Jari-jari memerah • Pipi lembam • Selalu mengukur diri dengan bentuk badan dan berat badan • Depresi atau emosi tidak stabil • Periode menstruasi yang tidak umum • Gigi bermasalah, seperti gigi bolong • Mulas-mulas D. DAMPAK BULIMIA NERVOSA 1. Fisik • Kehilangan selera makan, hingga tidak mau mengkonsumsi makanan apapun • Luka pada tenggorokan dan infeksi saluran pencernaan akibat terlalu sering memuntahkan makanan • Lemah, tidak bertenaga • Sulit berkonsentrasi.gangguan menstruasi • Kematian • Erosi dan lubang pada gigi serta penyakit gusi • Dehidrasi • Iritasi dan pembengkakan tenggorokan • Pembengkakan pada pipi • Rambut rontok dan kulit kering • Masalah pencernaan 2. Psikologis • Perasaan tidak berharga • Sensitif, mudah tersinggung, mudah marah • Mudah merasa bersalah • Kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain • Tidak percaya diri, canggung berhadapan dengan orang banyak • Cenderung berbohong untuk menutupi perilaku makannya • Minta perhatian orang lain • Depresi (sedih terus menerus) E. TERAPI a. Psikotherapi : Umumnya dokter melakukan terapi kognitif, yang bertujuan merubah persepsi dan cara berpikir pasien mengenai tubuhnya. Dokter mendorong pasien untuk berpikir secara benar terhadap dirinya sehingga menjadi lebih obyektif melihat suatu masalah, dan menghilangkan sikap serta reaksi yang salah terhadap makanan Memberi kepercayaan kepada pasien sehingga pasien mau bekerjasama dalam pengobatan Menghentikan kebiasaan makan yang salah dan episode muntah serta diare : Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi jumlah dan jenis makanan pasien bulimia nervosa. Namun sedikit sulit bila pasien tinggal dirumah tanpa pengawasan Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan keadaan yang sudah membaik : • Setelah pengobatan biasanya pasien akan mengulangi kebiasaannya untuk makan lagi, maka kita jangan menentangnya, tapi kita anggap bahwa hal itu merupakan respon yang fisiologis • Agar pasien mau makan, maka kita katakankepadanya bahwa rasa lapar yang timbul itu, karena tubuhnya memerlukan nutrisi • Kalau pengobatan berhasil, maka pasien akan mengurangi ketergantungan terhadap kebiasaan jeleknya dan gejala depresinya akan teratasi, ini dapat berlangsung untuk beberapa bulan. • Oleh karena kebiasaan makan yang jelek pada bulimua nervosa ini mudah berulang kembali, maka pengobatan yang paling efektif adalah dengan memberikan rasa paercaya diri kepada pasien terhadap penampilan dan berat badannya b. Farmakotherapi : Untuk penderita bulimia umumnya diberikan obat-obatan jenis antidepresan bersama dengan pengobatan psikoterapi. Obat yang diberikan umumnya dari jenis trisiklik seperti imipramine (dengan merek dagang Tofranil) dan desipramine hydrochloride (Norpramin); atau jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) seperti fluoxetine (Antiprestin, Courage, Kalxetin, Nopres, dan Prozac), sertraline (Zoloft), dan paroxetine (Seroxat) c. Terapi psikis : Terapi bulimia biasanya meliputi konseling dan terapi tingkah laku. Sebagian besar gangguan makan permasalahannya bukanlah pada makanan itu sendiri, tetapi pada kepercayaan diri dan persepsi diri. Terapi akan efektif jika ditujukan pada penyebabnya, bukan pada gangguan makannya. Terapi individu, dikombinasikan dengan terapi kelompok dan terapi keluarga seringkali sangat membantu. Terapi kelompok adalah terapi dimana penderita penyakit yang sama saling membagi pengalaman mereka d. Terapi nutrisi : Ahli gizi dapat mengatur jadwal makan, memberikan penjelasan mengenai tujuan terapi nutrisi, pentingnya diet sehat dan akibat buruk dari pola makan yang salah terhadap kesehatan. Pengaturan diet untuk penderita bulimia nervosa dilakukan secara bertahap tergantung tingkat keparahan serta ada tidaknya komplikasi dengan penyakit penyerta. Selain dengan pengaturan makan yang sehat dan berimbang diperlukan juga olahraga secara tepat dan teratur F. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN • Program pencegahan primer : Pencegahan ini langsung ditujukan pada populasi berisiko tinggi seperti murid wanita SMP untuk mencegah timbulnya gangguan makan pada mereka yang asimtomatik. Pencegahan yang dilakukan dapat berupa program pendidikan mengenai sikap dan prilaku terhadap remaja • Program pencegahan sekunder : Pencegahan ini bertujuan untuk deteksi dan intervensi dini, dengan memberikan pendidikan pada petugas kesehatan di pusat pelayanan kesehatan primer G. KESIMPULAN Penyebab bulimia belum diketahui secara pasti hanya saja secara umum dapat terjadi karena peran berbagai faktor (psikologis, lingkungan, genetik). Sehingga penatalaksanaannya dilakukan dengan menerapkan berbagai terapi antara lain : terapi nutrisi, konseling, dan psikoterapi H. SARAN Bagi penderita yang mengalami bulimia nervosa hendaklah makan secara normal, diet seimbang dan bila menginginkan penurunan berat badan, mulailah dengan bimbingan ahli gizi