bertumbuh di nazareth

advertisement
RENUNGAN HARIAN MASA ADVEN Untuk SMA-SMK
BERTUMBUH DI NAZARETH
KOMISI KATEKETIK
KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA
Jalan Katedral No. 7
Jakarta 10170
Telp. 021 3519193 ext. 210, Fax. 021 3855752
Email: [email protected]
Website: www.komkatkaj.org
TIM PENYUSUN
Katrin Sudaryani, S. Pd dari SMA Negeri 82
Brigita Revi
Korektor
RD. V. Rudy Hartono
Tim Divisi Sekolah dengan koordinator Markus Masan Bali
PENGANTAR
Tema permenungan kita dalam masa Adven tahun ini adalah
“Bertumbuh di Nazareth”. Tema ini dipilih untuk mengajak
segenap umat di Keuskupan Agung Jakarta selama masa Adven
kembali merenungkan perjalanan hidup dan mempersiapkan diri
bersama-sama menyambut kelahiran Tuhan Yesus melalui
berbagai macam sarana dan metode.
Komisi Kateketik Keuskupan Agung Jakarta mencoba mengajak murid-murid sekolah untuk
merenungkan, menggali dan mendalami tema tersebut melalui renungan harian yang
dibacakan setiap hari. Kami mengucapkan terima kasih kepada murid-murid sekolah SD
Providentia Jakarta Barat di bawah bimbingan Ibu Merry Mayvia S.Pd, murid-murid sekolah
SMP St. Markus Jakarta Timur di bawah bimbingan Bapak Cyprianus Aya Hama S.Pd, Ibu
Katrin Sudaryani, S. Pd dari SMA Negeri 82 Jakarta Selatan, Mahasiswa-mahasiswi Ilmu
Pendidikan Teologi Unika Atmajaya Jakarta: Brigita Revi, Ignatius Dimas dan Stefanus Dimar.
Melalui karya mereka, kita dibantu untuk memahami dan merenungkan Sabda Tuhan.
Diharapkan melalui renungan harian selama masa Adven ini, kita mampu untuk semakin
mempersiapkan diri dalam iman, harapan dan kasih untuk menyambut kelahiran Sang
Juruselamat melalui tindakan-tindakan kasih dan belarasa yang nyata di rumah, di sekolah
dan di lingkungan masyarakat. Tindakan iman dan kasih yang nyata itu terutama ditujukan
kepada sesama yang lemah, kecil, miskin, dan menderita. Selamat merenungkan Sabda
Tuhan untuk menanti Sang Juru Selamat yang hadir di tengah-tengah dunia. Tuhan
memberkati.
RD. V. Rudy Hartono
Ketua Komisi Kateketik KAJ
DOA
Bapa yang Mahakasih, kami bersyukur memasuki bulan keluarga yang mengajak kami
berkumpul bersama seluruh keluarga untuk mempersiapkan kedatangan Yesus pada hari
Natal ini.
Ajarilah kami bersyukur atas kebersamaan ini, sambil merenung, berbagi, dan berdoa. Kami
mengharapkan berkat-Mu, agar kami semakin bertumbuh dalam iman, pengharapan dan
kasih
Semoga kebersamaan kami ini menjadi saat-saat yang indah untuk dikenang, supaya hidup
keluarga kami dibarui, makin berkenan di hati-Mu, menjadi berkat bagi Gereja-Mu, bahkan
teladan bagi keluarga di sekitar kami.
Semua ini kami mohonkan, demi Yesus Kristus, Putera-Mu, dalam persekutuan dengan Roh
Kudus, kini dan selama-lamanya. Amin
Minggu, 1 Desember 2013
Hari Minggu Adven I
Bacaan: Matius 24: 37-44
BERJAGA-JAGA
“Hendaklah kamu juga siap-sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak
kamu harapkan.”
(Matius 24: 44)
Masa SMA merupakan sebuah masa yang dinantikan-nantikan ketika seseorang
masih berada di bangku SMP. Pada masa SMA merupakan masa perubahan bagi seorang
remaja. Ia memakai seragam putih abu-abu, mulai menemukan cita-cita hidup, dan
sudah mempunyai angan-angan ke mana tujuan hidunya. Selain itu, pada masa ini
seorang remaja SMA dituntut untuk lebih mandiri dan dapat mengatur diri sendiri. Ia
tidak lagi harus diperintah atau disuruh oleh orangtua untuk belajar atau melakukan
tugasnya. Ia sendiri dapat melakukannya sendiri tanpa disuruh.
Pengalaman masa SMA sangat berbeda dengan pengalaman di SMP. Seorang
siswa SMA tidak perlu lagi harus disuruh menyiapkan diri untuk ulangan harian atau
ulangan semester. Seorang remaja harus bisa mengatur jadwal belajar untuk
mempersiapkan diri menghadapi ulangan harian atau ulangan semester. Agar pada saat
ulangan harian atau ulangan semester seorang remaja dapat memperoleh nilai yang
memuaskan.
Pada masa adven sebagai seorang remaja SMA tentu sudah menyiapkan hati
untuk menyongsong kedatangan Tuhan. Tuhan yang hadir dalam diri seorang anak kecil
yang lahir di kandang domba. Kehadiran Tuhan tidak perlu disambut dengan baju baru
tetapi hati yang baru. Hati yang peduli terhadap sesama, hati yang peka terhadap
persaudaraan sejati, hati yang penuh pertobatan. Kehadiran Tuhan tidak dapat
disangka-sangka. Kita tidak dapat mengetahui kapan Tuhan datang. Jika kita telah
menyiapkan hati dengan baik maka Tuhan pun akan senang dan bahagia untuk tinggal
dalam diri kita. Karena diri kita merupakan tempat kediaman Tuhan. Apakah kalian
telah siap menerima Tuhan dalam hatimu?
DOA
Ya Allah, ajarilah aku agar selalu menyiapkan hati untuk menyambut kedatangan-Mu,
karena Engkaulah Allah dan tujuan hidupku. Amin.
Senin, 2 Desember 2013
Bacaan: Matius 8: 5 – 11
TELADAN IMAN
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada
seorang pun di antara orang Israel.”
(Matius 8: 10)
Rendah hati adalah satu sikap hidup di mana orang secara sadar dan suka rela
dengan tidak memperhitungkan keadaan atau status dirinya sendiri selalu menganggap
dan menerima orang lain sebagai saudaranya. Orang yang rendah hati tidak
memandang dan membandingkan dirinya dengan orang lain. Karena itu orang yang
rendah hati bisa menerima dan bersyukur dengan keadaan dirinya sendiri, bersyukur
atas segala berkat, kelebihan dan keberhasilan orang lain. Orang yang rendah hati tidak
mudah tersinggung. Orang yang rendah hati memperhatikan dan mempedulikan orang
lain, seperti Kornelius seorang perwira Romawi.
Dalam sikap rendah hati menampakkan iman yang kuat dan penuh kepasrahan
kepada Allah. Kornelius seorang perwira tidak merasa diri hebat tetapi dia mempunyai
kepekaan terhadap hambanya yang sakit. Hambanya bukanlah keluarganya tetapi
karena memiliki kepedulian, sikap melayani maka tanpa memandang siapa dirinya, dia
berani melepaskan statusnya sebagai seorang perwira, ia pergi mencari Yesus untuk
menyembuhkan hambanya itu. Perwira itu menanggalkan gengsinya dan datang kepada
Yesus agar hambanya bisa sembuh.
Tuhan Yesus sangat memuji iman Kornelius meskipun ia tidak seagama dengan
Yesus. Yesus mau datang ke rumah Kornelius. Tetapi Kornelius menolak karena merasa
tidak pantas menerima Yesus. Kornelius percaya bahwa sabda Yesus mempunyai daya
kekuatan yang luar biasa untuk menyembuhkan hambanya. Maka terjadilah seperti apa
yang diharapkan oleh Kornelius. Kornelius dapat menjadi teladan iman kita. Percaya
akan sabda Yesus yang mempunyai kuasa.
DOA
Allah Bapa di surga ajarilah aku untuk rendah hati, tidak membanding-bandingkan
diriku dengan orang lain. Karena Engkau menciptakan kami secara unik adanya.
Bantulah kami untuk mengamalkan sabda-Mu dalam setiap langkah hidup kami. Amin.
Selasa, 3 Desember 2013
Pesta S. Fransiskus Xaverius, Im (P)
Bacaan: Markus 16: 15 -20
TUGAS MEWARTAKAN INJIL
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk….”
(Markus 16: 15)
Semua orang sudah dibaptis mempunyai tugas perutusan untuk mewartakan
Injil ke seluruh dunia. Mewartakan Injil atau kabar gembira dapat kita lakukan di
rumah, sekolah, dan masyarakat seperti cerita berikut ini.
Clara anak tunggal dari keluarga yang berada. Hidupnya tidak pernah
kekurangan karena semua sudah tersedia dirumah. Clara baru duduk di kelas satu SMA.
Namun, Clara menampakkan sifat yang rajin dalam belajar dan juga dalam kegiatan
gereja. Setiap hari Jumat pertama ia selalu mengikuti misa. Sifat yang rajin dalam belajar
dan ikut kegiatan menggereja berawal ketika Clara berteman dengan Maria. Maria
adalah anak seorang guru yang selalu mengikuti kegiatan di gereja. Maria meskipun
berasal dari keluarga yang sederhana, tetapi bekal iman yang diberikan oleh
orangtuanya membuat Maria menjadi anak yang rajin, disiplin, dan suka berdoa. Maria
mempunyai banyak teman. Banyak orang yang suka kepada Maria termasuk guru,
teman-temannya, dan orangtuanya.
Di sini Maria telah memberikan teladan hidup kepada teman-temannya
termasuk Clara. Clara tidak lagi mengandalkan kekayaan orangtuanya tetapi ia
mengandalkan Tuhan. Ia melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya dengan penuh
tanggung jawab. Sebagai anak sma marilah kita bisa memberikan kesaksian iman di
manapu kita berada. Kita pun dapat meneguhkan hati teman-teman yang sedih dan
galau, kita dapat membantu teman-teman yang berada dalam kesulitan hidup. Kita
dapat melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain yang berada dalam kesusahan.
Terlibat dalam kegiatan gereja, lingkungan dan juga di sekolah.
DOA
Ya Yesus, ajarilah aku ketulusan dalam mewartakan Injil-Mu dalam kehidupan seharihari sehingga aku sungguh-sungguh menemukan sukacita di dalamnya. Amin.
Rabu, 4 Desember 2013
Bacaan: Matius 15 :29-37
PERCAYA KEPADA TUHAN
"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka
mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka
pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan."
(Matius 15: 32)
Hari itu Hana merayakan ulang tahunnya yang ke-16. Perayaan diadakan di
rumahnya. Banyak tetangga, saudara, dan teman-temannya diundang dalam perayaan
itu. Banyak tamu yang datang pada perayaan ulang tahun tersebut.
Melihat begitu banyak tamu yang datang, orangtuanya kuatir kalau-kalau jamuan
atau makanannya tidak cukup untuk tamu sebanyak itu. Tamu yang hadir dalam
perayaan itu di luar perkiraan mereka. Ternyata banyak orang yang turut merasa
bahagia dengan ulangtahun anak mereka Hana.
Ibu Hana merasa kuatir sekali. Tetapi ia percaya Tuhan akan memberikan yang
terbaik.Ia ingat akan mukjizat yang dibuat Yesus ketika memberi makan lima ribu orang
dengan lima potong roti dan dua ekor ikan. Kekuatiran para murid ini sama seperti yang
dialami oleh ibunya Hana. Ibu Hana hamper sama seperti para murid Yesus yang selalu
kuatir. Sehingga ketika Yesus meminta mereka untuk memberi makan orang banyak
mereka mencari alasan untuk menghindar dari tugas tersebut. “Bagaimana di tempat
yang sunyi ini, kita mendapatkan roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu
besar jumlahnya.”
Dalam kehidupan sehari-hari kita kadang-kadang sulit memberikan bantuan
kepada orang lain. Apalagi kepada orang yang tidak kita sukai. Namun, Tuhan
mengajarkan kita agar memberi bantuan kepada orang lain dengan penuh kasih bukan
karena keterpaksaan. Dengan kasih pelayanan kita akan memberikan harapan kepada
sahabat atau teman yang membutuhkan bantuan kita. Bantuan kita diharapkan tanpa
pamrih. Oleh karena itu, kita harus menaruh harapan dan kepercayaan kepada Yesus
yang merupakan sumber kasih itu sendiri.
DOA
Tuhan ajarkan kami agar melayani orang lain dengan penuh kasih persaudaraan agar
orang lain dapat melihat Engkau sebagai Allah sumber kasih itu sendiri. Amin.
Kamis, 5 Desember 2013
Bacaan: Matius 7: 21. 24 – 27
BIJAKSANA
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan
orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan
dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab
didirikan di atas batu…”
(Matius 7: 24-25)
Kutipan Injil di atas mau menunjukkan kepada kita bahwa di dunia ini ada dua
kategori orang, yakni orang yang bodoh dan bijaksana. Orang yang bodoh mendirikan
rumahnya di pasir sedangkan orang bijaksana mendirikan rumah di atas batu. Kedua
orang ini sebenarnya telah mendengarkan Sabda Tuhan. Orang yang bodoh tidak
melakukan apa seperti apa yang idengarnya. Sedangkan orang bijaksana sebenarnya
melakukan apa yang didengarkan.
Yesus menunjukkan perbedaan sangat jelas. Orang yang melaksanakan firman
Tuhan diibaratkan sebagai orang yang menggali tanah dalam-dalam dan meletakkan
batu untuk menjadi dasar rumahnya. Sedangkan orang yang tidak melaksanakan
firman Tuhan diibaratkan sebagai orang mendiri rumah di atas pasir. Rumah yang
dibangun di atas pasir tidak akan kokoh berdiri di atas bumi. Dalam keadaan normal
keadaan fisik bangunan rumah tidak akan tegak lurus seperti bangunan rumah yang
dipancangkan pada fondamen batu. Apalagi bila hujan, angin, banjir, dan air bah
melanda rumah itu, maka seketika itu juga rumah itu rubuh dan mengalami kerusakan
yang hebat. Berbeda dengan rumah yang dibangun di atas batu. Meskipun ada badai,
hujan, angin rumah tersebut tidak akan rubuh. Rumah tersebut akan berdiri kokoh.
Perumpamaan Yesus tentang dua dasar iman di atas mengingatkan kita akan
adanya badai, hujan, banjir yang akan menimpa iman kita. Apakah iman kita sudah kuat
menghadapi cobaan hidup? Apakah iman kita d Jika iman kita tidak kuat maka seperti
rumah yang dibangun di atas pasir. Betapa Tuhan kita, Yesus Kristus, menginginkan kita
menjadi orang-orang yang tetap tegak berdiri dan kokoh saat “hujan, angin, banjir dan
air bah” menerpa kehidupan kita. Tuhan Yesus tidak ingin kita menderita. Tuhan Yesus
menginginkan kita memiliki daya tahan yang kuta, dan bukannya tidak berdaya dalam
menjalani hidup. Apakah kita sudah memiliki daya tahan iman yang kuat?
DOA
Tuhan bantulah aku agar imanku semakin kuat ketika menghadapi berbagai percobaan
dalam hidupku. Amin.
Jumat 6 Desember 2013
Bacaan: Matius 9: 27 – 31
IMAN YANG MENYEMBUHKAN
"Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?"
Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya."
(Matius 9: 28)
Dikisahkan seorang anak dari keluarga yang kaya memiliki keinginan yang kuat
untuk menjadi Katolik. Namun, keinginannya ini tidak disetujui oleh orangtuanya. Ia
berharap suatu saat nanti ia akan dibaptis secara Katolik. Ia juga mempunyai keinginan
agar menjelang natal di rumahnya dipasang pohon Natal seperti yang dilakukan oleh
keluarga nasrani.
Suatu hari, putri kesayangan itu jatuh sakit, panasnya sangat tinggi sehingga
harus dibawa ke rumah sakit. Dokter berusaha memberi pertolongan kepada putri
kesayangan tersebut. Namun, karena sakitnya cukup parah maka putri tersebut dirawat
di ruang ICU. Berbagai pengobatan telah diusahakan, namun hasilnya belum
menunjukkan titik terang. Dokter sepertinya sudah menyerah “angkat tangan” dan
hanya mukjizat yang mampu menyembuhkan putri tersebut.
Kepada kedua orangtuanya dianjurkan untuk berdoa sesuai dengan
kepercayaannya. Namun, kedua orang tua itu kalang kabut. Mereka tidak biasa berdoa.
Mereka hanya memberikan hiburan kepada putrinya dan tidak mengizinkan ia dibaptis
secara Katolik. Salah seorang dari keluarganya yang beragama Katolik berusaha untuk
menghubungi pastor agar mendoakan putri. Namun, pastor tidak bisa datang karena
ada pelayanan di tempat lain. Pastor menyerahkan kepada salah satu ketua lingkungan.
Ketua lingkungan itulah yang berdoa untuk kesembuhan putri. Semua anggota keluarga
berdoa dengan khusuk.
Puji Tuhan! Dua hari kemudian, putri pun siuman dan kondisinya membaik
dengan cepat sehingga hari ke-3 sudah dipindahkan ke ruang biasa. Dokter yang
merawat memuji bahwa ini semua adalah mukjizat dari Tuhan. Setelah itu, keluarga itu
menyatakan keinginan untuk menjadi Katolik. Mereka mulai mengikuti pelajaran
selama setahun dan akhirnya dibabptis secara Katolik.
Yesus menyembuhkan orang sakit bukan hanya karena rahmat dari Tuhan saja
tetapi tanggapan atas rahmat lewat imanlah yang membuat mukjizat bisa terjadi. Hal itu
seperti yang dialami oleh kedua orang buta yang matanya disembuhkan oleh Yesus.
Yesus menyanyakan kepada mereka, “Percayakah kamu, bahwa aku bisa
melakukannya?” Mereka menjawab “Ya Tuhan, kami percaya.” Kata percaya inilah
mendorong Yesus untuk menyembuhkan mereka. Jika pertanyaan ini ditanyakan
kepada kita apakah jawaban kita? Apakah kita sama seperti orang buta? Atau kita
menolaknya dengan mengatakan tidak? Itu adalah pilihan kita.
DOA
Tuhan ajarilah aku agar semakin kuat dalam percaya kepada-Mu sebagai Allah sumber
kehidupan dan keselamatanku. Amin.
Sabtu, 7 Desember 2013
Hari Raya SP Maria Dikandung tanpa Noda (P)
Bacaan: Lukas 1: 26 – 38
ARTI SEBUAH PUJIAN
"Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
(Lukas 1: 28)
Pada suatu kesempatan Andi bertemu dengan Anas teman kelasnya di SMP.
Pakaian Anas pada waktu itu begitu rapi, elegan, dan model pakaiannya pun begitu
serasi dengan dirinya. “Anas, pakaian yang kamu kenakan, sangat cocok dengan
penampilanmu, sehingga kamu nampak cantik,” puji Andi. Dengan wajah ceria dan
tersenyum, Anas mengucapkan terima kasih. Pujian yang tulus membuat hati seseorang
menjadi gembira dan mampu membuat orang melakukan banyak hal dengan lebih baik.
Pujian juga pernah dilontarkan oleh Malaikat Gabriel kepada Maria ketika
memberitahu tentang kelahiran Yesus di Nazaret. “Salam, hai engkau yang dikaruniai,
Tuhan menyertai engkau.” Salam ini membuat hati Maria bertanya-tanya apa arti
semuanya itu. Mengapa malaikat mengatakan seperti itu? Meskipun takut dan terkejut,
hati Maria gembira karena didatangi oleh malaikat Tuhan. Maria dengan spontan
mengucapkan terus terang, bagaimana mungkin seorang perawan akan mengandung.
Malaikat Gabriel menjawabnya dengan bahwa bagi Allah segala sesuatu adalah
mungkin, dan kuasa Allah akan menaungi Maria dan memberi bukti lain bahwa
saudaranya, Elisabet yang sudah tua, sedang mengandung 6 bulan, bayinya yang
pertama. Maria menerima berkat yang luar biasa, tapi dengan rendah hati, Maria
menjawab “Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.”
Kita patut bersyukur karena pujian kepada Maria memberi kabar gembira bahwa
Juruselamat akan dilahirkan. Dunia akan dibebaskan dari dosa. Pujian kepada Maria
memberi rahmat keselamatan yang luar biasa kepada semua manusia dan juga makhluk
yang ada di bumi. Sungguh kata pujian menggerakkan hati kita untuk terus berusaha
menyambut Juruselamat dalam hati kita. Apakah kita siap menerima Juruselamat?
Apakah kita bisa mengucapkan kata yang diucapkan oleh Bunda Maria? “Terjadilah
padaku menurut perkataan-Mu.” Itulah penyerahan diri total kepada Allah.
DOA
Tuhan terima kasih karena telah memilih Bunda Maria menjadi ibu Juruselamat kami.
Lewat Bunda Maria dunia diterangi oleh keselamatan. Aku mohon bantulah aku untuk
terus meneladani Bunda Maria yang pasrah kepada-Mu.”
Minggu, 8 Desember 2013
Hari Minggu Adven II
Bacaan: Matius 3 : 1- 12
BERTOBATLAH SAUDARA
"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!
(Matius 3: 2)
Nina memiliki wajah yang cantik dan rajin. Ia banyak didekat oleh teman lakilakinya termasuk Deny. Deny adalah seorang anak yang nakal dan suka berbuat
kekacauan. Suatu ketika Deny bertemu dengan Nina. Deny menyatakan cinta kepada
Nina, namun Nina menolaknya karena Deny suka nakal dan membuat onar. Namun Nina
masih memberi sedikit harapan kepada Deny. “Saya akan menerimamu asal bisa kau
kelakuan burukmu itu.” Deny begitu mencintai Nina maka ia menyanggupi permintaan
Nina. Namun itu hanya dilakukan ketika ia berada di sekolah. Di luar sekolah Deny
masih saja menjadi anak yang nakal dan bandel.
Ketika melihat Deny sudah berubah, Nina akhirnya menerima cintanya Deny.
Namun, setelah beberapa bulan kemudian Nina mendapat berita bahwa ternyata Deny
hanya pura-pura baik agar bisa menarik perhatian Nina. Nina sangat kecewa. Namun
Nina tidak marah kepada Deny. Nina masih memberi kesempatan kepada Deny untuk
benar-benar berubah.
Dari kisah di atas, dapat dimaknai bahwa perjuangan untuk berubah dari sikap
dan perbuatan yang kurang baik menjadi pribadi yang lebih baik membutuhkan waktu
lama. Kadang-kadang perjuangan itu berdampak pada fisik kita. Kita bisa menjadi
pemalu atau sebaliknya kita menjadi pribadi yang penuh dengan suka cita. Maka kalau
kita mau bertobat, mulailah dari hati. Pertobatan dan perubahan batin akan membantu
mengubah seluruh sikap dan perbuatan kita.
Hari ini kita diajak oleh Yohanes Pembaptis untuk bertobat agar dapat meraih
suatu nilai yang utama yang dapat kita bawa dalam kehidupan kita. Jika mau berubah,
ubahlah hati Anda terlebih dahulu agar dapat menyambut Yesus yang akan datang
sebagai Juruselamat. Apakah kalian siap berubah untuk menyambut kedatangan Yesus?
Apakah hatimu sudah bersih dari noda dosa?
DOA
Tuhan bantulah aku agar aku mendengarkan seruan untuk kembali pada-Mu, bertobat
membersihkan ruang hatiku agar dapat menyambut Yesus dalam diriku. Amin.
Senin, 9 Desember 2013
Bacaan: Lukas 5 : 17 – 26
KUASA PENGAMPUNAN DOSA
“Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni
dosa" -- berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu --: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah,
angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”
(Lukas 5: 24)
Ketika ada dukun sakti yang mengorbitkan dirinya dapat menyembuhkan berbagai
maca penyakti dalam waktu singkat dengan biaya murah meriah, orang-orang berbondongbondong mendatanginya untuk memohon penyembuhan dari penyakitnya. Orang-orang yang
tidak sakit pun mendatanginya. Tentu saja orang-orang ini biasanya mengalami sakit karena
stress atau tekanan batin. Karena salah satu alasan bahwa orang dapat sembuh dari sakit adalah
kepercayaan. Ketika mereka mulai percaya berarti sudah terjadi proses penyembuhan dari
dalam, karena telah berkurang atau hilangnya stress atau tekanan batinnya.
Dalam Injil hari kita, kita mendengarkan kisah seorang lumpuh yang digotong oleh
empat temannya untuk mohon penyembuhan dari Yesus. Dengan susah payah mereka
menghadapkan si lumpuh sampai di depan Yesus. Ketika terjadi mujizat atau penyembuhan
orang lumpuh tersebut oleh Yesus, maka orang banyak yang melihat atau menyaksikan berkata
"Yang begini belum pernah kita lihat." Orang lumpuh dianggap berdosa entah itu dosa dari
orangtuanya atau dari yang bersangkutan. Meskipun orang lumpuh berdosa, tetapi ia
berani untuk mencari Yesus dan meminta kesembuhan. Iman dan tindakan dari temantemannya membuat Yesus memuji mereka dan mengampuni dosa orang yang lumpuh.
Tindakan Yesus menyembuhkan orang lumpuh dan mengampuni orang berdosa
ini di satu sisi membuat orang lain takjub tetapi di sisi lain membuat orang Farisi dan
Ahli Taurat berpikir bahwa Yesus menghujat Allah. Tindakan Yesus menyembuhkan
orang yang sakit merupakan sebuah tindakan yang mengangkat harkat dan martabat
manusia dan memuliakan Allah. Saudaraku, kita percaya bahwa Yesus menghadirkan
Allah dalam kehidupan kita. Apakah Anda sungguh menyadari kehadiran Tuhan dan
merasakan pengampunannya? Apakah Anda berani untuk datang kepada-Nya untuk
memohon ampun dari-Nya? Ayo bertobatlah maka dosamu akan diampuni. Anda akan
menerima kegembiraan luar biasa.
DOA
Tuhan Yesus ampunilah segala dosaku agar aku dapat merasakan kehadiran Allah dan semoga
dapat menyembuhkan diriku dari segala macam penyakit fisik maupun penyakit rohani. Amin.
Selasa, 10 Desember 2013
Bacaan: Matius 18 : 12 – 14
YESUS GEMBALA YANG BAIK
“…Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari
anak-anak ini hilang." (Matius 18: 14)
Mita adalah siswi SMA kelas 2 di salah satu SMA Negeri di Jakarta. Ia memiliki
wajah yang cantik dan sering kali menjadi foto model. Ayahnya sudah lama meniniggal
dunia. Tinggal ibunya sendiri yang mengasuh dan membiaya pendidikannya. Namun,
salah satu kebiasaan Mita adalah sering pergi bersama teman-temannya klubing.
Karena kebiasaannya ini membuat pelajaran di sekolah ketinggalan dan terbengkalai.
Pada suatu hari Sabtu, ia bersama teman-temannya pergi berlibur ke Bali. Ia
tidak minta izin kepada ibunya. Ibunya mencari ke sana ke mari. Ia bertanya kepada
wali kelas dan kepala sekolah tempat Mita sekolah. Ibunya sangat panik. Setelah pulang
dari libur ke Bali, ia menginap di rumah salah satu temannya. Ia pun langsung ke
sekolah bersama temannya itu. Ketika sampai di sekolah kepala sekolah memanggilnya.
Kepala sekolah bertanya kepadanya mengapa pergi dari rumah tidak memberitahukan
kepada ibunya. Mita menjawab bahwa ia pergi ke Bali bersama teman-temannya.
Kepala sekolah kemudian menyampaikan berita itu kepada ibu Mita. Ibu Mita dipanggil
untuk menghadap kepala sekolah. Ketika sampai di sekolah, ibunya bertemu dengan
Mita. Ibunya tidak memarahinya. Tetapi mengajak Mita agar kembali ke rumah bersama
ibunya. Ibunya sangat mencintainya.
Sahabat, hari ini kita membaca dari Injil Matius tentang gembala yang baik.
Gembala yang baik adalah gembala yang berusaha mencari domba-domba yang hilang.
Yesus adalah gembala yang baik. Ia datang bukan hanya untuk orang benar tetapi
mencari orang-orang yang berdosa. Ia tidak mau manusia binasa. Demikian pun,
orangtua kita pun tidak mau membiarkan kita “hilang” dan “binasa”. Mereka akan terus
mencari kita dan membuat kita bahagia. Sahabatku, apakah Anda menyadari bahwa
Yesus sedang mencari Anda? Apakah Anda sudah siap untuk kembali kepada Yesus
ketika hilang? Apakah Anda sudah siap menerima Dia sebagai Juruselamatmu? Buatlah
sebuah niat untuk menjadi domba yang baik dan setia kepada Sang Gembala sejati.
DOA
Tuhan, terima kasih karena telah datanng sebagai Juruselamat untuk menebus dosadosa kami. Bantulah kami agar menjadi putera-puteri-Mu yang setia dan taat kepada
orangtua kami yang merupakan wakil-Mu di dunia ini. Amin.
Rabu 11 Desember 2013
Bacaan: Matius 11: 25– 30
ALLAH SUMBER KELEGAAN
“ Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi
kelegaan kepadamu”
(Matius 11: 28)
Desman anak Papua yang bersekolah di salah satu SMA di Jakarta. Berasal dari
daerah yang berbeda latar belakang pendidikan, Desman merasa kesulitan dalam
mengikuti pelajaran di sekolah. Selain itu, ia harus menyesuaikan gaya hidup kota
Metropolitan. Beban hidup seperti ini menyebabkan Desman pada tahun pertama tidak
naik kelas. Ia sangat kecewa dan sedih.
Setelah tidak naik kelas, Desman dipanggil oleh guru Bimbingan Konseling yang
juga seorang suster. Suster bertanya kepada Desman, apa penyebab atau alasan utama
ia tidak naik kelas. Desman kemudian menceritakan semua kesulitan yang dihapadinya.
Suster mendengarkan dengan penuh kesabaran dan kepedulian. Setelah Desman
menceritakan semua, Suster mencoba mengajak Desman untuk bisa menemukan cara
untuk mengatasi kesulitan belajarnya. Suster meminta ia mengikuti pelajaran tambahan
dan juga belajar berkelompok bersama teman-temannya. Selain itu, Suster itu meminta
ia rajin berdoa. Desman merasa bahwa ada yang membantu dia dalam proses
belajarnya. Desman akhir bisa menerima semuanya dengan lapang dada. Ia berjanji
untuk lebih rajin belajar.
Sahabatku, hari ini kita belajar dari ajakan Yesus untuk datang kepada-Nya
ketika mengalami kesulitan dan berbeban berat. Yesus akan memberikan kepada kita
kelegaan. Namun, dewasa ini, Yesus tidak datang langsung menyapa kita. Ia hadir dalam
diri orang-orang yang siap menolong kesulitan kita. Ia hadir dalam diri orangtua yang
mau mendengarkan keluh kesah dan segala kesulitan kita. Ia hadir dalam diri guru yang
siap membantu kita untuk belajar. Ia hadir dalam diri teman-teman yang siap
membantu dan bekerja sama. Apakah Anda menyadari Yesus hadir dalam hidupmu?
Tentu saja, Yesus selalu hadir dan menyapa setiap saat maka rasakan kehadirannya
dalam diri orang-orang yang mencintai Anda. Sama seperti Desman yang merasa
didukung oleh suster dan juga teman-teman yang siap membantunya dalam belajar.
DOA
Tuhan, sentulah hatiku agar selalu menyadari akan kehadiran-Mu lewat orang-orang
yang ada di sekitarku yang memberikan kelegaan kepadaku. Amin.
Kamis 12 Desember 2013
Bacaan: Matius 11: 11 – 15
BIARLAH ALLAH MERAJA
“ Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan
orang yang menyerongnya mencoba menguasainya.”
(Matius 11: 12)
Sahabatku, pada hari ini Tuhan Yesus mengatakan bahwa sejak tampilnya
Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang
menyerongnya mencoba menguasainya. Kata Kerajaan Sorga merupakan sebuah
kehidupan yang penuh pengampunan, keselamatan, dan kehidupan kekal. Kehidupan
seperti ini akan dinikmati oleh orang-orang yang percaya, yang dapat dinikmati tidak
hanya pada masa yang akan datang, melainkan juga pada masa sekarang ini juga. Selam
berabad-abad para nabi telah menubuatkan suatu masa Allah akan menyelamatkan
kekuasaan-Nya sebagai raja di atas bumi.
Kerajaan sorga itu sudah ada di bumi ini namun Kerajaan Sorga itu diserong
oleh orang-orang yang mau menghalangi Allah berkuasa di bumi. Sikap dan perbuatan
mereka penuh dengan kebencian, dendam, dan membiarkan kekuasaan kegelapan
menyelimutinya. Padahal dalam doa Bapa Kami kita berdoa supaya Allah
mendatangkan Kerajaan Sorga di bumi. Namun, dewasa ini Kerajaan Sorga itu semakin
jauh dari bumi. Karena di bumi dewasa ini ada kebencian, ada dendam, ada
kesombongan dan sebagainya.
Sahabatku, sebentar lagi Yesus akan datang sebagai seorang anak kecil. Yesus
datang memberikan teladan dan harapan kepada kita. Yesus pernah berkata untuk
masuk dalam Kerajaan Sorga diperlukan ketaatan seperti seorang anak kecil dan
kesetiaan serta pengabdian sebagai murid. Yesus mau menunjukkan kepada kita
sahabat, bahwa jika kita mau masuk menghadirkan Kerajaan Sorga di bumi ini, marilah
kita bersikap seperti seorang anak kecil yang taat dan setia kepada apa yang dikatakan
orangtua dan guru. Apakah kalian sudah siap untuk masuk Kerajaan Sorga? Ataukah
menjadi penyerong Kerajaan Sorga?
DOA
Tuhan, Engkau datang sebagai anak kecil untuk memberikan teladan kepada kami agar
penuh kesetiaan, ketaatan kepada kehendak-Mu agar bisa masuk Kerajaan Sorga.
Bantulah kami agar dapat menerima Kerajaan Sorga dengan penuh sukacita. Amin.
Jumaat, 13 Desember 2013
Pw S. Lusia, PrwMrt (M)
Bacaan: Matius 11: 16 – 19
MEMBUKA HATI
“Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia
seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi
hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.”
(Matius 11: 19)
Sahabatku, zaman ini zaman edan. Di televisi kita menyaksikan anak-anak SMA
tawuran dengan teman-temannya. Mereka merasa bangga kalau ada temannya terluka.
Mereka merasa hebat. Mereka sebenarnya telah dibutakan oleh iblis. Hati mereka
penuh dengan kebencian, dan dendam. Mereka begitu dekat dengan si raja iblis.
Jika mereka membuka hati dan mau menerima masukan dari orang lain maka
perbuatan ini dapat dihindari. Yesus sendiri mau menerima siapa saja. Hal seperti itu
dapat kita lihat atau baca dari Injil Matius yang hari ini kita dengar atau baca. Ia datang
dan bergaul dengan orang berdosa. Itu artinya Yesus tidak mau menerima orang
berdosa dan mengangkat martabatnya sebagai anak-anak Allah. Memang pada
zamanya, Yesus menghadapi orang-orang yang tidak mau mendengarkan-Nya. Menurut
Yesus sikap semacam ini akan menghalangi Kerajaan Sorga bersemayam di bumi. Oleh
karena itu, jika kita membuka hati dan mau mendengarkan Yesus maka kita akan
menjadi sahabat-sahabat-Nya dan kita akan semakin dekat dengan Kerajaan Sorga.
DOA
Tuhan bantulah kami untuk tetap setia kepada-Mu. Jauhkanlah kami dari sikap yang
sombong dan merasa diri paling hebat. Karena hanya Engkaulah sumber kebijaksanaan
dan pengetahuan kami. Amin.
Sabtu, 14 Desember 2013
Pw S. Yohanes dr Salib, ImPujG (P)
Bacaan: Matius 17: 10 – 13
TUJUAN UTAMA YESUS
"Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu:
Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut
kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.
(Matius 17: 12-13)
Sahabatku, hari ini kita mendengar atau membaca dari Kitab Suci tentang Yesus
yang berupa rupa di atas Gunung Tabor. Peristiwa ini sebenarnya menunjukkan kepada
kita bahwa Tuhan Yesus adalah Anak Allah. Ia melebih Elia dan Musa. Yesus kemudian
berkata bahwa Anak Manusia akan menderita oleh orang-orang yang tidak mengenal
Allah.
Peristiwa di Gunung Tabor juga mengindikasikan bahwa kelas Yesus juga akan
dimuliakan di atas Salib. Salib bagi orang lain merupakan tanda kematian tetapi bagi
kita salib merupakan tanda kemenangan. Peristiwa ini juga memberi tahukan kepada
kita bahwa tugas utama Yesus datang ke dunia adalah membebaskan manusia dari
lumpur dosa.
Yesus datang memberikan teladan seperti berdoa, mengajar, dan melayani orang
banyak. Puncak dari karya-Nya adalah wafat di kayu salib. Ia mengajar orang agar
mengenal siapa itu Allah. Ia memberikan pelayanan supaya orang mengenal bahwa
Allah itu penuh cinta yang mau membiarkan manusia hidup bukan mati. Sebagai
pengikut Kristus, kita tidak perlu takut dan malu menyatakan kerelaan untuk berkorban
bagi orang lain. Kita tidak perlu malu jika diejek mau menjadi pahlawan. Biarkan apa
kata orang yang penting kita melakukan kebaikan untuk memuji Tuhan dan meneladani
Sang Guru kita yaitu Yesus.
DOA
Tuhan, ajarilah kami untuk membuka hati kami untuk melayani sesama kami yang ada
di sekitar kami seturut kehendak-Mu. Amin.
Minggu, 15 Desember 2013.
Hari Minggu Adven III
Bacaan: Matius 11: 2 – 11
MENJADI UTUSAN TUHAN
“Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalanMu di hadapan-Mu.”
(Matius 11: 10)
Sahabatku, dalam Sakramen Baptis, kita semua mendapat tugas sebagai utusan
Tuhan. Utusan untuk mewartakan kabar gembira kepada orang lain. Kabar gembira
tentang keselamatan Allah sudah datang dalam diri Yesus. Sebelum Yesus lahir, Allah
telah menyuruh utusan-Nya untuk mempersiapkan jalan bagi Putera-Nya. Diharapkan
ketika Putera-Nya datang, hati setiap orang siap menerima-Nya. Maka diutuslah
Yohanes Pembaptis untuk mengajak orang-orang bertobat dari segala macam dosanya.
Sebelum menyambut kelahiran Yesus, kita sebenarnya diutus untuk
mempersiapkan hati teman-teman dengan menunjukkan contoh yang baik lewat sikap
dan perbuatan kita. Namun, sebelum kita menyiapkan hati teman-teman, kita harus
menyiapkan hati kita terlebih dahulu. Setelah itu baru kita siap menjadi utusan Tuhan
untuk mewartakan bahwa Tuhan Allah sudah dekat. Mempersiapakan hati seperti tidak
ikut tawuran, ikut dalam kegiatan amal, dan juga rajin berdoa.
DOA
Tuhan, jadikanlah aku sebagai utusanmu untuk mewartakan kebaikan kepada semua
orang. Agar Engkau dapat bersemayam dalam hati kami semua yang siap menyambutMu. Amin.
Senin, 16 Desember 2013
Bacaan: Matius 21: 23-27
BELAJAR MENGHARGAI
"... Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang
memberikan kuasa itu kepada-Mu?"
(Mat 21: 23)
Dewsa ini dalam kehidupan masyarakat, orang semakin mudah berpikiran negatif atau
menaruh curiga terhadap sesamanya yang tidak disukainya dan terlebih pada orang yang
dianggap menjadi pesaingnya. Dalam situasi seperti itu orang juga semakin mudah melontarkan
kata-kata yang buruk, seperti kata yang menghina, melecehkan, mengejek, dan sebagainya. Hal
semacam itu juga dilakukan oleh orang-orang di sekitar Yesus seperti yang kita baca dalam Injil
hari ini. Imam-Imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua selalu menaruh curiga terhadap segala
karya yang dilakukan Yesus.
Kecurigaan mereka terhadap Yesus nampak jelas sekali ketika mereka melontarkan
pertanyaan mengenai kuasa Yesus dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Nya.
Sangat memprihatinkan memang karena sikap semacam itu justru dilakukan oleh mereka yang
tergolong kaum terpelajar, menjadi tokoh masyarakat dan tokoh agama. Mereka menganggap
kehadiran Yesus sebagai sebuah ancaman yang dapat menggoyahkan posisi mereka di mata
masayarakat Yahudi. Banyaknya pengetahuan dan pengalaman ternyata tidak menjadi jaminan
bagi orang untuk bersikap bijaksana dan terbuka menerima kelebihan orang lain.
Sebagai bagian dari keluarga Kudus Nazaret, Yesus mewarisi sikap rendah hati dan
bijaksana seperti Maria Bunda-Nya. Ia memperlakukan para lawan-lawan-Nya dengan sangat
bijaksana. Yesus tidak mau terjebak oleh sikap dan perbuatan mereka. Yesus justru menggiring
mereka pada pemikiran yang benar. Sikap seperti inilah yang patut kita teladani. Kita harus
cerdik dan bijaksana dalam menanggapi orang yang hendak berbuat cemar dengan
menghancurkan sikap dan perbuatan jahatnya bukan menghancurkan orangnya.
DOA
Ya Yesus, terima kasih atas teladan-Mu dalam bersikap bijaksana terhadap orang yang
hendak berbuat jahat, bantulah aku pada hari ini agar aku mampu menghargai orang
lain serta menjaga lidah dan bibirku supaya jangan terucap kata yang menyakitkan hati,
menghina dan melecehkan sesamaku. Amin.
Selasa, 17 Desember 2013
Bacaan: Matius 1: 1-17
SILSILAH KELUARGA
“Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.”
(Mat 1:1)
Si Bruno menggonggong tiga kali dengan nada riang sebelum ia menangkap bola.
“Bagus Bruno!” kata Marcel. “Kau benar-benar anjing kecil yang pintar!” Kali ini Marcel
membiarkan si Bruno menangkap bola itu. Tante Ira datang membawa dua kaleng
minuman segar ke halaman belakang, tempat Marcel dan si Bruno sedang bermain.
Tante Ira mendekati Marcel dan memberikan salah satu dari kedua kaleng minuman
yang dibawanya kepada Marcel. “Dari mana Tante dulu mendapatkan si Bruno?” tanya
Marcel sambil menghirup minumannya. “Dari keluarga Pak Dimas,” jawab tante Ira.
“Mereka dulu memiliki induk si Bruno. Tapi sebelum itu mereka memelihara nenek si
Bruno.”
Sepenggal kisah tersebut hendak menegaskan bahwa seekor anjing pun memiliki
silsilah keluarga. Demikian juga setiap manusia yang lahir di dunia ini pasti memiliki
silsilah keluarga, tidak terkecuali Yesus. Yesus adalah Allah yang menjelma menjadi
manusia. Silsilah Yesus dalam Injil hari ini memperlihatkan bahwa Allah sungguhsungguh ingin masuk dalam sejarah hidup manusia dan menjadi bagian di dalamnya
dengan segala suka dukanya.
Allah tentu bisa saja menurunkan bayi dari surga tanpa perantaraan manusia
atau langsung hadir ke tengah dunia sebagai seorang “Super Hero” dan menumpas
segala kejahatan. Namun hal itu tidak dilakukan oleh Allah. Yesus lebih memilih hadir
dalam wujud manusia biasa dan sederhana. Hidup di tengah keluarga Kudus Maria dan
Yusuf yang sangat sederhana. Mengalami penganiayaan dan penderitaan sejak kecil
bahkan sejak sesaat sebelum dilahirkan. Allah mau berbelarasa dengan penderitaan
manusia. Maka sebagai orang yang percaya kepada Allah hendaknya kita juga
berbelarasa terhadap penderitaan sesama.
DOA
Ya Allah, ajarilah aku untuk menyadari bahwa Engkau adalah Allah yang sungguh dekat
denganku, dekat dengan segala kelemahan dan ketidaksempurnaan diriku. Semoga
melalui teladan-Mu dalam berbelarasa terhadap manusia memampukan aku untuk
berbelarasa terhadap sesamaku. Amin.
Rabu, 18 Desember 2013
Bacaan: Matius 1: 18-24
JANGAN TAKUT BERBUAT BAIK
“Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya
dalam mimpi dan berkata:’Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria
sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.”
(Matius 1:20)
Sahabatku yang terkasih, Injil yang kita dengar hari ini mengangkat tokoh Yusuf.
Tokoh Yusuf memang tidak begitu banyak diceritakan dalam Kitab Suci. Namun
demikian Yusuf merupakan tokoh penting dari bagian sejarah hidup Yesus di tengah
dunia. Ia menjadi bagian dari sejarah keselamatan manusia. Allah tentu tidak memilih
sembarang orang untuk terlibat dalam karya penyelamatan-Nya. Dalam Injil hari ini
dikatakan bahwa Yusuf adalah orang yang tulus hati dan sangat menghargai Maria.
Sebagai seorang manusia sangatlah wajar kalau Yusuf merasa bingung dan
marah ketika mengetahui bahwa tunangannya tiba-tiba sudah hamil terlebih dahulu
sebelum menikah dengan dia. Terlebih pada zaman itu di mana norma-norma moral
masih diatur dengan sangat ketat. Sehingga Yusuf merencanakan akan meninggalkan
Maria dengan diam-diam. Namun sebelum hal itu terlaksana, malaikat Tuhan terlebih
dahulu mendatangi Yusuf dan memberikan pencerahan tentang apa yang sedang
terjadi. Bahwa bayi yang dikandung Maria merupakan rencana Allah. Dengan taat Yusuf
melaksanakan segala perintah Tuhan dan menjalankan tugasnya sebagai kepala
keluarga yang baik. Sikap tulus hati dan taat dari tokoh Yusuf inilah yang perlu kita
teladani. Sikap mengedepankan kepentingan banyak orang dibanding kepentingan diri
sendiri. Janganlah ragu dan takut untuk melakukan perbuatan yang baik dan benar
karena itu harus segera dilakukan sebagai perwujudan dari iman kita kepada Allah.
DOA
Ya Allah, ajarilah aku untuk meneladani sikap Yusuf yang tulus hati dan taat kepada-Mu.
Berilah aku keberanian untuk mengambil resiko demi melakukan perbuatan baik dan
benar bagi keselamatan banyak orang. Amin.
Kamis, 19 Desember 2013
Bacaan: Lukas 1: 5-25
SEGALANYA MUNGKIN BAGI TUHAN
“Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu:’Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan
terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya.”
(Lukas 1:18)
Pupus sudah harapan Chika untuk dapat menjadi juara satu dalam lomba pidato
Bahasa Inggris tingkat Kabupaten karena musibah yang tidak disangkanya. Di tengahtengah pidato, microphon yang Chika gunakan mendadak mati sehingga juri tidak dapat
mendengar pidatonya secara keseluruhan. Chika yakin bahwa nilainya pasti berkurang
meskipun ia berusaha untuk tidak panik sampai microphone dapat berfungsi kembali.
Namun sesuatu terjadi, di tengah keputusasaannya, tiba-tiba Chika dikejutkan oleh
pengumuman juri yang menyatakan bahwa dialah yang menjadi juara pertama lomba
tersebut. Rasa takjub dan tidak percaya sekaligus menyelimuti perasaan Chika. Rasanya
seperti mimpi.
Demikian pula yang dirasakan oleh Zakharia dan isterinya ketika mendapat
kabar bahwa mereka akan mendapat seorang anak. Di usia mereka yang sudah sangat
tua rasanya tidak mungkin akan mendapat keturunan. Kita pun sering tidak percaya
kepada Tuhan dan mengandalkan kekuatan kita sendiri. Bahkan seringkali kita juga
marah kepada Tuhan ketika doa kita tidak kunjung dikabulkan. Padahal Tuhan sedang
menanti saat yang tepat untuk mengabulkan permohonan kita. Ia pasti akan
memberikan apa yang kita minta sekiranya itu memang benar-benar menjadi
kebutuhan kita dan tidak ada yang mustahil karena segalanya mungkin bagi Tuhan.
DOA
Ya Allah, ampunilah aku yang terkadang kurang sabar dan tidak percaya akan segala
kuasa-Mu. Bantulah aku untuk tetap percaya dan sabar menantikan kebaikan dan
mukjizat-Mu pada waktu yang tepat. Amin.
Jumat, 20 Desember 2013
Bacaan: Lukas 1: 26-38
MENJADI HAMBA
“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”
(Luk 1: 38)
Petikan kalimat Maria yang sangat terkenal di atas mengundang kita untuk
melihat kembali secara lebih dalam mengenai arti kata “hamba”. Seorang hamba
mengabdikan hidup sepenuhnya kepada tuannya. Seorang hamba harus melayani
tuannya dengan penuh kesetiaan tanpa peduli pada suka atau tidak suka. Seorang
hamba menggantungkan hidup dan seluruh kepercayaannya kepada tuannya. Bersikap
layaknya seorang hamba juga dapat menjadi ukuran kesetiaan iman kepada Allah.
Bunda Maria memiliki semua keutamaan ini. Sebagai seorang manusia apalagi
masih sangat muda, Bunda Maria tentu merasa galau ketika mendengar apa yang
dikatakan oleh malaikat Gabriel. Ia bertanya-tanya “Bagaimana mungkin hal itu bisa
terjadi karena aku belum bersuami?” Namun demikian, sikap rendah hati layaknya
seorang hamba yang dimiliki Bunda Maria mendorongnya untuk bersikap pasrah dan
menjalankan perintah itu dengan setia. Bunda Maria adalah model teladan bagi kita
sebagai hamba yang melayani Allah dengan penuh kesetiaan. Dia setia menemani
Putera-Nya sampai wafat di kayu salib dan bangkit dengan mulia.
Kita perlu belajar bagaimana bersikap rendah hati dari Bunda Maria. Karena
kesetiaan dan kerendahan hati layaknya seorang hamba yang dimiliki Bunda Maria
menghantarnya kepada kemuliaan kekal d antara semua perempuan di muka bumi ini.
Bagaimana dengan diri kita? Apakah kita sudah menunjukkan kesetiaan iman kita
kepada Allah dengan bersikap rendah hati menjalankan segala perintah Tuhan layaknya
seorang hamba? Ataukah kita lebih sering bersikap menjadi boss dengan memaksakan
kehendak kita kepada Tuhan supaya menuruti segala kemauan kita?
DOA
Ya Tuhan, ampunilah kami yang seriang tidak mau bersikap setia dan rendah hati
layaknya seorang hamba, tolonglah kami agar dapat menjadi orang yang setia dan
rendah hati sebagai hamba seperti yang diteladankan Bunda Maria kepada kami. Amin.
Sabtu, 21 Desember 2013
Bacaan: Lukas 1: 39-45
KEPERCAYAAN MEMBAWA BERKAT
“Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari
Tuhan, akan terlaksana” (Luk 1: 45)
Jojo keluar dari ruang dokter dengan wajah yang penuh sukacita seperti habis
menang lotre yang berhadiah uang milyaran. Perasaanya diselimuti dengan
kegembiraan setelah mendengar apa yang telah disampaikan oleh dokter kepadanya
perihal penyakit yang diderita ayahnya. Dokter mengatakan bahwa berdasarkan
pemeriksaan terakhir penyakit kanker yang diderita ayahnya telah menghilang, artinya
ayah Jojo telah terbebas dari belenggu penyakit tersebut. Jojo tidak menyangka ternyata
apa yang selama ini ia doakan akhirnya terkabul. Ayahnya bisa sembuh. Penyakit
kanker yang telah diderita ayah Jojo selama lima tahun telah menghabiskan semua
harta yang mereka miliki untuk pengobatan. Keluarga Jojo sudah sering hampir putus
asa, namun seketika itu pula secercah harapan muncul dan Jojo percaya bahwa ayahnya
dapat sembuh. Tak bosan-bosannya setiap hari Jojo dan keluarga berdoa bagi
kesembuhan ayahnya. Sesudah menunggu dan berusaha selama lima tahun, akhirnya
doa Jojo dan ibunya terkabul.
Seringkali kisah mukjizat penyembuhan seperti itu kita dengar dan mungkin juga
pernah kita alami dalam hidup kita. Namun sesering itu pula orang kehilangan
kepercayaan kepada Allah. Padahal melalui kepercayaan atau iman itulah, Allah dapat
melaksanakan janji-Nya dan memberikan berkat-Nya kepada manusia. Hal itu seperti
yang dialami oleh Bunda Maria. Karena kepercayaan yang dimiliki Bunda Maria,
akhirnya janji Allah untuk menyelamatkan dosa manusia dapat terlaksana.
DOA
Ya Bapa, ajarilah aku untuk semakin percaya dan tetap setia kepada-Mu. Biarlah aku
merasakan kelembutan cinta-Mu melalui perantaraan Bunda Maria sehingga
keselamatan juga dapat terlaksana dalam hidupku. Amin.
Minggu, 22 Desember 2013
Hari Minggu Adven IV
Bacaan: Matius 1: 18-24
KONSEKUENSI IMAN
“Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat
Tuhan kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.”
(Matius 1:24)
Dino diam saja dan pura-pura tidak peduli ketika Pak Budi, gurunya,
menanyakan di mana Hengky dan kelompoknya berada kepada semua murid di
kelasnya. Sebenarnya Dino tahu di mana Hengky dan kawan-kawannya berada karena
tadi pagi ia memergoki mereka sedang asyik merokok di terminal bus dekat sekolah
mereka. Namun, Dino tidak berani mengatakannya kepada Pak Budi karena takut
terhadap ancaman dari Hengky dan kawan-kawan kepadanya kalau sampai ia
memberitahukan pihak sekolah di mana mereka berada. Dino lebih memilih diam
karena tidak mau beresiko mendapat masalah dengan Hengky cs.
Sikap mencari aman dan lari dari masalah juga hampir dilakukan oleh Yusuf
ketika tahu bahwa Maria telah mengandung sehingga ia berencana meninggalkannya
dengan diam-diam. Namun perwahyuan dari malaikat Tuhan menghidupkan kembali
iman Yusuf. Dengan penuh keyakinan ia melaksanakan apa yang diperintahkan malaikat
Tuhan kepadanya untuk mengambil Maria sebagai isterinya dan terlibat dalam karya
penyelamatan Allah. Sobatku, peristiwa ini mengingatkan kita kembali bahwa menjadi
orang beriman tidaklah mudah karena ada banyak konsekuensi yang harus kita
tanggung dan harus dijalankan dengan setia. Tidak hanya Yusuf, kita pun mungkin juga
sering memilih diam tidak berbuat suatu apapun atau bahkan menghindari situasi sulit
demi keamanan dan kenyamanan diri. Pada hari ini kita diajarkan untuk meneladan
sikap Santo Yusuf, kepala keluarga Kudus Nazaret. Sebagai sesam manusia kita pun
harus berani menanggung konsekuensi demi mewujudkan iman kita kepada Allah.
DOA
Ya Tuhan, ampunilah aku yang masih sering takut untuk menanggung konsekuensi
demi mewujudkan imanku kepada-Mu. Semoga teladan Santo Yusuf pada hari ini
memberiku kekuatan untuk berani mewujudkan imanku dengan melakukan hal yang
baik dan benar apapun konsekuensinya. Amin.
Senin, 23 Desember 2013
Bacaan: Lukas 1: 57-66
BELAJAR DARI IMAN MARIA
“Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata
dan memuji Allah.”
(Luk 1: 64)
Sungguh sangat istimewa posisi Yohanes Pembaptis dalam peristiwa sejarah
keselamatan manusia sehingga proses kelahirannya pun terjadi dengan sangat
menggemparkan. Banyak mukjizat terjadi mengiringi proses kehadiran Yohanes
Pembaptis di tengah dunia, bahkan sejak sebelum dikandung. Malaikat Tuhan
menampakkan diri pada Zakharia untuk memberitakan bahwa Elisabet akan
mengandung. Hal itu tampak mustahil karena mengingat usia Elizabet yang sudah
sangat lanjut. Namun Tuhan tidak pernah setengah-setengah dalam melaksanakan
rencana-Nya. Untuk menunjukkan kesungguhan-Nya maka Tuhan membuat Zakharia
menjadi bisu secara tiba-tiba karena tidak percaya pada apa yang telah dikabarkan oleh
malaikat itu. Sesuai janji Tuhan, Zakharia pun akhirnya dapat berbicara kembali sesaat
setelah Yohanes Pembaptis dilahirkan.
Melalui peristiwa-peristiwa tersebut dapat dikatakan bahwa kelahiran Yohanes
Pembaptis memiliki beberapa kesejajaran dengan kelahiran Yesus Kristus Sang
Juruselamat. Namun terdapat perbedaan mendasar antara keluarga Zakharia dan
Keluarga Kudus Nazaret dalam menanggapi kabar Malaikat. Zakharia yang berstatus
imam, memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak justru tidak percaya.
Sedangkan Maria, seorang gadis muda yang sangat sederhana justru bersikap pasrah
dan percaya sepenuhnya akan rencana Tuhan. Lalu bagaimana dengan diri kita
menanggapi rencana Tuhan dalam hidup keseharian kita, apakah lebih sering seperti
Zakharia atau Maria?
DOA
Ya Allah, ampunilah aku yang terkadang tidak mudah percaya akan rencana-Mu bagi
hidupku, semoga teladan Bunda Maria mendorongku untuk selalu bersikap pasrah dan
rendah hati agar mukjizat-Mu nyata dalam hidupku. Amin.
Selasa, 24 Desember 2013
Bacaan: Lukas 1: 67-79
MENYAMBUT KEDATANGAN TAMU PENTING
“Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan
baginya” (Luk.1 :68)
Tadi pagi Hany dan Mamanya menonton acara infotainment di televisi. Dalam
acara tersebut diberitakan bahwa Presiden Amerika Serikat, Barack Obama akan
berkunjung ke Indonesia. Untuk menyambut kedatangan orang nomor satu di Amerika
Serikat ini, pemerintah beserta seluruh rakyat Indonesia mengadakan berbagai macam
persiapan agar kunjungan Presiden bisa berjalan dengan lancar dan aman.
Kata Hany kepada mamanya “Heboh sekali ya Ma, persiapan Pemerintah untuk
menyambut kedatangan Presiden Obama sampai perbaikan jalan pun dilakukan,
padahal biasanya jalanan rusak juga dibiarkan begitu saja, tidak diperbaiki, giliran ada
kunjungan Presiden baru diperbaiki.” Sahut Mama ”Presiden Obama kan tamu penting
sayang, maka semuanya harus dipersiapkan dengan baik agar Presiden merasa nyaman
berkunjung ke Indonesia.”
Sobatku, hal yang sama juga pasti kita lakukan ketika ada tamu penting yang
akan berkunjung ke rumah kita. Apalagi tamu tersebut memang sudah lama kita nantinatikan kehadirannya. Kita pasti akan sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk
menyambut kedatangan tamu yang sangat istimewa itu. Kita sibuk membereskan
rumah, membuat kue-kue, membuat berbagai macam hiasan, membeli pakaian yang
bagus, dan lain sebagainya. Kita ingin supaya tamu kita merasa senang dan nyaman
berkunjung ke rumah kita.
Pada Natal kali ini, Yesus tentu juga ingin diperlakukan sebagai tamu penting.
Namun kita tidak wajib melakukan persiapan yang sama seperti di atas agar Yesus
nyaman dan senang mengunjungi kita. Karena tempat yang paling nyaman bagi Yesus
adalah hati kita. Yesus butuh keterbukaan hati kita untuk menerima ajaran-Nya dan
melaksanakan ajaran tersebut. Sudahkah kamu membuka hatimu untuk menerima dan
melaksanakan ajaran Yesus?
DOA
Tuhan Yesus, aku berterima kasih karena Engkau mau datang mengunjungiku.
Mampukan aku untuk dapat memberikan tempat yang nyaman bagi-Mu. Amin
Rabu, 25 Desember 2013
HARI RAYA NATAL (P)
Bacaan: Lukas 2: 15-20
KADO ULANG TAHUN
“Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena
segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang
telah dikatakan kepada mereka.”
(Luk 2:20)
Hari ulang tahun merupakan hari yang paling istimewa bagi setiap orang. Di hari
yang istimewa itu biasanya orang akan memberikan ucapan selamat, doa maupun kado
kepada mereka yang berulang tahun. Kado yang diberikan biasanya berupa bendabenda yang memang diinginkan oleh orang yang berulang tahun. Tahun ini Rosa
mendapat kado ulang tahun berupa HP Blackbarry dari Ayahnya. Rosa senang sekali
karena sudah lama Rosa ingin punya HP Blackbarry seperti teman-temannya.
Selama ini Rosa sudah sempat menabung, Ia menyisihkan sebagian uang
jajannya agar bisa membeli HP Blackbarry. Rosa memang anak yang pengertian
terhadap orang tuannya. Rosa tidak mau menyusahkan kedua orang tuanya, maka
setiap kali Rosa ingin membeli sesuatu di luar kebutuhan pokoknya, Rosa selalu
menyisihkan sebagian uang jajannya dan menabungnya sampai uang itu cukup untuk
membeli barang yanng diinginkan Rosa. Bagi Rosa kado ulang tahun yang diberikan
ayahnya kali ini sungguh sangat istimewa. Rosa benar-benar merasa mendapatkan
surprise dari Ayahnya. Rosa bertanya-tanya dalam hati “Bagaimana Ayah tahu kalau aku
memang ingin sekali punya HP Blackbarry? Padahal aku tidak pernah bilang padanya
kalau aku pengen di belikan HP Blackbarry.”
Teman-teman, pasti tahu kalau hari ini adalah hari yang istimewa bagi Tuhan
Yesus karena pada hari ini Yesus berulang tahun. Dia lahir bagi kita sebagai
Juruselamat, yang menghapuskan dosa-dosa kita. Di hari ulang tahun-Nya ini, kado
apakah yang akan kamu berikan kepada-Nya? Silahkan teman-teman renungkan, apa
yang Tuhan Yesus inginkan pada hari Natal kali ini?
DOA
Tuhan semoga di hari Natal ini aku mampu memberikan kado ulang tahun seperti yang
Engkau inginkan, yaitu hati yang penuh syukur dan rendah hati. Amin.
Kamis, 26 Desember 2013
Pesta S. Stefanus, Martir Pertama (M)
Bacaan: Matius 10: 17-22
PILIH IMAN ATAU AMAN?
“Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku”
(Mat 10: 22)
Genk “de’Geeze” merupakan genk yang paling populer di sekolah Benny, bukan
karena prestasi, namun karena kenakalan dan keresahan yang ditimbulkan oleh
anggotanya. Lima anggota genk “de’Geeze” adalah pecandu narkoba dan alkohol, sering
terlibat dalam tawuran antar pelajar, pernah tertangkap polisi ketika sedang melakukan
pesta miras dan narkoba. Banyak orang mengeluhkan tingkah laku mereka baik guru,
teman-teman sekelas mereka maupun orang tua mereka sendiri.
Suatu ketika, Benny salah satu anggota genk jatuh hati kepada Martha, seorang
siswi baru di sekolahnya. Martha memang anak yang manis, baik dan sangat soleh.
Ketika ada kesempatan, Benny menyatakan perasaannya kepada Martha. “Martha,
sudah lama aku mau bicara sesuatu kepadamu, tetapi aku tidak berani, aku suka sama
kamu Martha, mau tidak kamu jadi pacarku?”
Singkat cerita Martha menerima cinta Benny. Benny begitu bahagia karena
cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Rupanya kebahagiaan Benny tidak turut
dirasakan oleh teman-teman satu genk-nya. Mereka berbalik membenci Benny, karena
Benny berubah semenjak bertemu dengan Martha, Benny bertobat. Mereka meminta
Benny memilih salah satu yaitu mempertahankan Martha atau genk-nya. Namun Benny
bertahan pada pilihan pertama demi orang yang dikasihinya meskipun harus keluar
dari genk dan dibenci oleh teman-temannya.
Teman-teman yang terkasih, kisah di atas mengingatkan kita pada kisah St.
Stephanus. Meski dalam keadaan terdesak sebenarnya Stephanus masih punya pilihan
agar ia bisa selamat. Namun Stephanus lebih memilih dibenci dan menerima hukuman
mati agar dapat mempertahankan imannya akan Yesus Kristus yang dikasihinya.
Sebagai pengikut Kristus, beranikah kita mengambil pilihan sama seperti St. Stephanus
ketika dihadapkan pada persoalan yang sama? Pilihan manakah yang kamu ambil, pilih
iman atau aman?
DOA
Tuhan Yesus tolonglah aku agar aku mampu meneladan St. Stephanus untuk
mempertahankan imanku akan Dikau ketika menghadapi pilihan yang sulit. Amin.
Jumat, 27 Desember 2013
Pesta S. Yohanes, RasPenlnj (P)
Bacaan: 1 Yohanes 1: 1-4
KEJUJURAN JULLY
“Apa yang telah kami lihat dan telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga,
...” (1Yoh 1: 3)
Ketika masa ujian tiba, Jully selalu merasa prihatin dengan teman-temannya
yang selalu tidak percaya dengan kemampuan mereka sendiri. Mereka membuat
contekan dan menggunakan contekan tersebut ketika mengerjakan soal ujian dengan
berbagai macam cara. Jully tidak menyangkal bahwa memang cara yang dilakukan oleh
teman-temannya mampu mendongkrak nilai ujian mereka.
Mereka selalu mendapatkan nilai yang lebih bagus dari pada Jully. Terkadang
Jully tergoda ingin melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh temantemannya agar nilainya bisa lebih baik lagi. Jully menjadi dilema karena hal ini, ia
bingung karena di satu sisi ia ingin nilainya juga bagus seperti teman-temannya, namun
di sisi lain Jully sadar bahwa cara seperti ini salah. Akhirnya hati kecil Jully berkata
“Meskipun aku tidak mendapat nilai yang tinggi pada mata pelajaran sekolah namun
aku berhasil mendapat nilai tertinggi pada ujian kejujuran.”
Sebagai Rasul dan Pengarang Injil, St Yohanes memberikan teladan yang baik
kepada kita dalam menjunjung tinggi nilai kejujuran. St Yohanes memberitakan kabar
gembira Yesus Kristus berdasarkan apa yang dilihat dan didengarnya tanpa ada
rekayasa. Kejujuran yang seperti itu sangatlah sulit kita jumpai dijaman sekarang ini.
Justru yang terjadi adalah sebaliknya yaitu korupsi besar-besaran dari tingkat bawah
sampai paling atas. Manusia hanya memikirkan keselamatan bagi dirinya sendiri tanpa
perduli akan nasib orang lain sehingga ketidakadilan semakin merajalela.
Sobatku, sebagai orang muda yang nantinya akan menjadi pemimpin-pemimpin
masyarakat, marilah kita tanamkan sikap jujur dalam diri kita. Sehingga natinya bangsa
kita mampu menjadi bangsa yang sejahtera dan penuh keadilan.
DOA
Tuhan Yesus, bantulah aku untuk selalu berkata dan bertindak jujur dalam setiap
pekerjaan dan karyaku. Amin
Sabtu, 28 Desember 2013
Pesta Kanak-Kanak Suci, Mrt (M)
Bacaan: Matius 2: 13-18
KEMURNIAN HATI
"Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anakanaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."
(Mat 2: 18)
Raja Herodes adalah salah satu raja yang memiliki ketamakan terhadap
kekuasaan. Ketika mengetahui bahwa Yesus akan lahir sebagai Raja yang baru, maka ia
langsung menyusun rencana dengan berpura-pura baik. Ia menanyakan kepada orang
Majus di manakah Yesus dilahirkan dengan alasan supaya ia juga dapat ikut
menyembah-Nya. Tapi ternyata itu hanya bagian dari rencana jahatnya. Herodes tidak
berniat menyembah Yesus namun justru sebaliknya yaitu membunuh Yesus. Akan
tetapi Tuhan tidak tinggal diam. Tuhan tidak mau rencana besar-Nya untuk
menyelamakan manusia dirusak oleh Herodes, maka Ia mengirim malaikat kepada
Yusuf untuk membawa bayi Yesus dan ibunya pindah ke Mesir.
Banyak sekali orang rajin ikut kegiatan sosial termasuk kegiatan dalam Gereja
dengan motivsi yang murni yaitu untuk memuliakan Tuhan dan menolong sesama.
Namun tidak sedikit juga yang ikut kegiatan sosial maupun kegiatan dalam Gereja
dengan membawa tujuan tertentu untuk dirinya sendiri. Misalnya untuk mencari pacar,
menghindari les, mengisi waktu luang, dan lain sebagainya. Maka kita harus hati-hati
dengan dosa tamak yang bisa saja masuk dalam diri kita. Dengan begitu kita akan selalu
dapat menjadi sahabat Tuhan dan keselamatan pun dekat dengan kita.
DOA
Ya Allah, murnikanlah hatiku agar aku dapat menjadi orang yang tulus untuk memuji
dan memuliakan Engkau, jangan biarkan aku terjerat oleh nafsu duniawi yang dapat
menjauhkan aku dari pada-Mu. Amin.
Minggu, 29 Desember 2013
Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf (P)
Bacaan: Matius 2: 13-15.19-23
KELUARGA
“Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi
supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang
Nazaret.”
(Mat 2: 23)
“Harta yang paling berharga adalah keluarga, istana yang paling indah adalah
keluarga. Puisi yang paling bermakna adalah keluarga, mutiara tiada tara adalah
keluarga” itu adalah sepenggal kutipan dari sebuah lagu yang berjudul Keluarga
Cemara. Ya Keluarga adalah tempat tinggal yang pertama dan utama bagi manusia. Dari
keluarga semua aktivitas, semua pembentukan diri dimulai. Keluarga sehat maka
masyarakat juga kuat. Menjadi keluarga yang ideal adalah dambaan setiap orang di
mana suami, isteri dan anak-anak memiliki relasi yang sangat dekat satu sama lain.
Mereka juga memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Namun pada kenyataannya
tidak semua orang memiliki keluarga yang sedemikian ideal. Karena banyaknya
persoalan yang terjadi dalam keluarga mengakibatkan rumah tidak lagi bisa disebut
sebagai “Home sweet Home” melainkan justru lebih terasa seperti neraka yang
membuat setiap orang yang tinggal didalamanya tidak merasa betah.
Menciptakan kedamaian keluarga adalah tanggung jawab setiap anggotanya.
Sebagai anak apakah aku sudah cukup berperan dan secara aktif terlibat untuk
menciptakan kedamaian dalam keluargaku? Hari ini kita memperingati Pesta Keluarga
Kudus Yesus, Maria dan Yusuf. Pada kesempatan ini marilah kita bersama-sama
mendoakan keluarga kita masing-masing.
DOA
Ya Allah, tinggalah dalam keluargaku dan mampukan keluargaku meneladani keluarga
Kudus dari Nazaret yang menjadikan Engkau sebagai tumpuan hidup keluargaku. Amin.
Senin, 30 Desember 2013
Bacaan: Luk 2: 36-40
MASIH ADA WAKTU
“Dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan
Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.”
(Luk 2: 37)
Hari ini kita dikenalkan dengan seorang tokoh bernama Hana. Seorang wanita
yang telah lanjut usia yang membaktikan hidupnya untuk menyembah Tuhan. Bagi
sebagian besar orang yang masih fokus pada harta duniawi, kerinduan untuk mencari
Tuhan merupakan sesuatu hal yang masih sangat asing dan tidak masuk akal. Karena
bagi orang-orang semacam ini sumber kebahagiaannya adalah berupa materi atau
kenikmatan duniawi. Namun dengan bertambahnya usia, fokus kebahagiaan akan
mengalami pergeseran menuju ke hal-hal yang bukan materi. Seperti yang dialami oleh
Hana. Di usianya yang ke delapan puluh empat tahun, ia semakin rajin beribadah, siang
malam melakukan puasa dan berdoa, bahkan tidak pernah meninggalkan Bait Allah.
Banyak di antara kita yang begitu mencintai dunia sehingga tidak mau
melepaskannya. Kita lebih memilih menunda waktu sampai kita tua untuk berbakti
secara penuh kepada Allah. Padahal kita tidak tahu berapa lama kita akan hidup di
dunia ini. Kita tidak tahu apakah kita masih bisa menikmati hari esok atau tidak.
Mumpung masih ada waktu untuk mempersiapkan diri, masih ada kesempatan untuk
berbenah diri. Berbuat baik, taat pada kehendak Tuhan, petobatan, doa dan puasa
merupakan cara yang tepat karena Tuhan sendiri menjanjikan tempat yang jauh lebih
indah dari dunia ini bagi orang yang berkenan di hadapan-Nya.
DOA
Ya Bapa, bukalah mata hatiku untuk mengarahkan hidupku hanya kepada-Mu supaya
nantinya aku boleh ikut serta tinggal di tempat indah yang sudah Kau janjikan. Amin
Selasa, 31 Desember 2013
Bacaan: Yoh. 1: 1-18
MENYAMBUT TAHUN BARU
“Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam
dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak
mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerima-Nya. “
(Yoh 1: 9-11)
Hari ini kita telah sampai pada penghujung tahun 2013 dan akan segera
memasuki tahun yang baru. Banyak di antara kita yang sudah membuat berbagai
macam persiapan dalam rangka menyambut tahun yang baru bersama dengan keluarga,
teman dan semua orang-orang yang kita cintai. Kita mempersiapkan pesta, makanan
yang lezat, pakaian yang indah, rumah yang juga sudah dipercantik dengan segala
macam pernak-pernik hiasan, dan lain sebagainya.
Kita begitu sibuk membuat berbagai macam persiapan fisik, lalu bagaimana
dengan persiapan rohani kita? Apakah secara rohani kita sudah siap menyongsong
tahun yang baru dengan semangat dan hati yang baru? Sang Terang telah datang ke
tengah dunia untuk menerangi hidup manusia, namun manusia tidak mengenalnya
bahkan menolaknya. Banyak manusia lebih suka hidup dalam situasi “remang-remang”
bahkan dalam kegelapan. Dalam keremangan atau kegelapan kita masih dapat
menyembunyikan perbuatan-perbuatan jahat. Namunsebagai pengikut Tuhan kita
harus bisa melepaskan kedosaan kita dan hidup dalam terang. Maka hari ini merupakan
kesempatan yang indah bagi kita untuk melakukan perubahan. Melepaskan baju lama
kita yang penuh dosa dan mengenakan baju baru kita yang masih bersih. Di tahun yang
baru marilah kita memulai hidup yang baru dengan cara yang baru.
DOA
Ya Allah, kami bersyukur karena boleh melewati tahun 2013 dengan penyertaan-Mu,
bantulah aku untuk menyingkapkan segala dosa-dosaku dan melakukan perubahan
supaya aku layak untuk menyambut tahun yang baru. Amin.
SELAMAT HARI NATAL 2013
Dan
TAHUN BARU 2014
Download