JENIS-JENIS MANGROVE di DESA GAMTALA

advertisement
JENIS-JENIS MANGROVE di DESA
GAMTALA KECAMATAN JAILOLO*
Famili : ACANTHACEAE
Nama latin : Acanthus ilicifolius L.
Nama Lokal
Deskripsi umum
:
:
Ekologi
:
Manfaat
:
Rawi, Jeruju hitam, daruyu, darulu.
Herba rendah, terjurai di permukaan tanah, kuat, agak
berkayu, ketinggian hingga 2m. Cabang umumnya tegak
tapi cenderung kurus sesuai dengan umurnya.
Percabangan tidak banyak dan umumnya muncul dari
bagian-bagian yang lebih tua. Akar udara muncul dari
permukaan bawah batang horizontal.
Biasanya pada atau dekat mangrove, sangat jarang di
daratan. Memiliki kekhasan sebagai herba yang tumbuh
rendah dan kuat, yang memiliki kemampuan untuk
menyebar secara vegetatif karena perakarannya yang
berasal dari batang horizontal, sehingga membentuk
bagian yang besar dan kukuh. Bunga kemungkinan
diserbuki oleh burung dan serangga. Biji tertiup angin,
sampai sejauh 2 m. Di Bali berbuah sekitar Agustus.
Buah ditumbuk dan digunakan untuk “pembersih” darah
serta mengatasi kulit terbakar. Daun mengobati
reumatik. Perasan buah atau akar kadang-kadang
digunakan untuk mengatasi racun gigitan ular atau
terkena panah beracun. Biji konon bisa mengatasi
serangan cacing dalam pencernaan. Pohon juga dapat
digunakan sebagai makanan ternak.
Famili : SONNERATIACEAE
Nama latin : Sonneratia caseolaris (L.) Engl.
Nama Lokal
:
Deskripsi umum
:
Ekologi
:
Posi-posi, Pedada, perepat, pidada, bogem, bidada,
rambai, wahat merah,
merah.
Pohon, ketinggian mencapai 15 m, jarang mencapai 20
m. Memiliki akar
nafas vertikal seperti kerucut (tinggi hingga 1 m) yang
banyak dan sangat kuat. Ujung cabang/ranting terkulai,
dan berbentuk segi empat pada saat muda.
Tumbuh di bagian yang kurang asin di hutan
mangrove, pada tanah lumpur yang dalam, seringkali
sepanjang sungai kecil dengan air yang mengalir pelan
dan terpengaruh oleh pasang surut. Tidak pernah
tumbuh pada pematang/daerah berkarang. Juga
tumbuh di sepanjang sungai, mulai dari bagian hulu
dimana pengaruh pasang surut masih terasa, serta di
areal yang masih didominasi oleh air tawar. Tidak
toleran terhadap naungan. Ketika bunga berkembang
penuh (setelah jam 20.00 malam), bunga berisi banyak
nektar. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Biji
mengapung. Selama hujan lebat, kecenderungan
pertumbuhan daun akan berubah dari horizontal
Manfaat
:
menjadi vertikal.
Buah asam dapat dimakan (dirujak). Kayu dapat
digunakan sebagai kayu bakar jika kayu bakar yang
lebih baik tidak diperoleh. Setelah direndam dalam air
mendidih, akar nafas dapat digunakan untuk
mengganti gabus.
Famili : ARECACEAE
Nama latin : Nypa fruticans Wurmb.
Nama Lokal
Deskripsi umum
:
:
Ekologi
:
Manfaat
:
Popol, Nipah, tangkal daon, buyuk, lipa.
Palma tanpa batang di permukaan, membentuk
rumpun. Batang terdapat di bawah tanah, kuat dan
menggarpu. Tinggi dapat mencapai 4-9 m.
Tumbuh pada substrat yang halus, pada bagian tepi
atas dari jalan air. Memerlukan masukan air tawar
tahunan yang tinggi. Jarang terdapat di luar zona
pantai. Biasanya tumbuh pada tegakan yang
berkelompok. Memiliki sistem perakaran yang rapat
dan kuat yang tersesuaikan lebih baik terhadap
perubahan masukan air, dibandingkan dengan
sebagian besar jenis tumbuhan mangrove lainnya.
Serbuk sari lengket dan penyerbukan nampaknya
dibantu oleh lalat Drosophila. Buah yang berserat
serta adanya rongga udara pada biji membantu
penyebaran mereka melalui air. Kadang-kadang
bersifat vivipar.
Sirup manis dalam jumlah yang cukup banyak dapat
dibuat dari batangnya, jika bunga diambil pada saat
yang tepat. Digunakan untuk memproduksi alkohol
dan gula. Jika dikelola dengan baik, produksi gula
yang dihasilkan lebih baik dibandingkan dengan gula
tebu, serta memiliki kandungan sukrosa yang lebih
tinggi. Daun digunakan untuk bahan pembuatan
payung, topi, tikar, keranjang dan kertas rokok. Biji
dapat dimakan. Setelah diolah, serat gagang daun
juga dapat dibuat tali dan bulu sikat.
Famili : AVICENNIACEAE
Nama latin : Avicennia alba Bl.
Nama Lokal
:
Deskripsi umum
:
Ekologi
:
Manfaat
:
Fika-fika, Api-api, mangi-mangi putih, boak, koak,
sia-sia
Belukar atau pohon yang tumbuh menyebar dengan
ketinggian mencapai 25 m. Kumpulan pohon
membentuk sistem perakaran horizontal dan akar
nafas yang rumit. Akar nafas biasanya tipis,
berbentuk jari (atau seperti asparagus) yang ditutupi
oleh lentisel. Kulit kayu luar berwarna keabu-abuan
atau gelap kecoklatan, beberapa ditumbuhi tonjolan
kecil, sementara yang lain kadangkadang memiliki
permukaan yang halus. Pada bagian batang yang
tua, kadangkadang ditemukan serbuk tipis.
Merupakan jenis pionir pada habitat rawa mangrove
di lokasi pantai yang terlindung, juga di bagian yang
lebih asin di sepanjang pinggiran sungai yang
dipengaruhi pasang surut, serta di sepanjang garis
pantai. Mereka umumnya menyukai bagian muka
teluk. Akarnya dilaporkan dapat membantu
pengikatan sedimen dan mempercepat proses
pembentukan
daratan.
Perbungaan
terjadi
sepanjang tahun. Genus ini kadang-kadang bersifat
vivipar, dimana sebagian buah berbiak ketika masih
menempel di pohon.
Kayu bakar dan bahan bangunan bermutu rendah.
Getah dapat digunakan untuk mencegah kehamilan.
Buah dapat dimakan.
Famili : RHIZOPORACEAE
Nama latin : Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lamk.
Nama Lokal
:
Deskripsi umum
:
Ekologi
:
Daor’k, Pertut, taheup, tenggel, putut, tumu,
tomo, kandeka, tanjang merah, tanjang, lindur,
sala-sala, dau, tongke, totongkek, mutut besar,
wako, bako, bangko, mangimangi, sarau.
Pohon yang selalu hijau dengan ketinggian kadangkadang mencapai 30 m. Kulit kayu memiliki
lentisel, permukaannya halus hingga kasar,
berwarna abu-abu tua sampai coklat (warna
berubah-ubah). Akarnya seperti papan melebar ke
samping di bagian pangkal pohon, juga memiliki
sejumlah akar lutut.
Merupakan jenis yang dominan pada Mangrove
yang tinggi dan merupakan ciri dari perkembangan
tahap akhir dari hutan pantai, serta tahap awal
dalam transisi menjadi tipe vegetasi daratan.
Tumbuh di areal dengan salinitas rendah dan
kering, serta tanah yang memiliki aerasi yang baik.
Jenis ini toleran terhadap daerah terlindung
maupun yang mendapat sinar matahari langsung.
Mereka juga tumbuh pada tepi daratan dari
Manfaat
:
mangrove, sepanjang tambak serta sungai pasang
surut dan payau. Ditemukan di tepi pantai hanya
jika terjadi erosi pada lahan di hadapannya.
Substrat-nya terdiri dari lumpur, pasir dan kadangkadang tanah gambut hitam. Kadang-kadang juga
ditemukan di pinggir sungai yang kurang
terpengaruh air laut, hal tersebut dimungkinkan
karena buahnya terbawa arus air atau gelombang
pasang. Regenerasinya seringkali hanya dalam
jumlah terbatas. Bunga dan buah terdapat
sepanjang tahun. Bunga relatif besar, memiliki
kelopak bunga berwarna kemerahan, tergantung,
dan mengundang burung untuk melakukan
penyerbukan.
Bagian dalam hipokotil dimakan (manisan
kandeka), dicampur dengan gula. Kayunya yang
berwarna merah digunakan sebagai kayu bakar dan
untuk membuat arang.
Famili : RHIZOPORACEAE
Nama latin : Bruguiera sexangula (Lour.) Poir.
Nama Lokal
:
Deskripsi umum
:
Ekologi
:
Manfaat
:
Daor’b, Busing, busung, mata buaya, tumu,
bakau tampusing, tanjang, lindur, ting, tongke
perampuan, ai bon, tancang sukun, mutut kecil,
sarau.
Pohon yang selalu hijau dengan ketinggian
kadang-kadang mencapai 30 m. Kulit kayu coklat
muda-abu-abu, halus hingga kasar, memiliki
sejumlah lentisel berukuran besar, dan pangkal
batang yang membengkak. Akar lutut, dan
kadangkadang akar papan.
Tumbuh di sepanjang jalur air dan tambak pantai,
pada berbagai tipe substrat yang tidak sering
tergenang. Biasanya tumbuh pada kondisi yang
lebih basah dibanding B. gymnorrhiza. Kadangkadang terdapat pada pantai berpasir. Toleran
terhadap kondisi air asin, payau dan tawar.
Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Bunganya
yang besar diserbuki oleh burung. Hipokotil
disebarkan melalui air.
Untuk kayu bakar, tiang dan arang. Buahnya
dilaporkan digunakan untuk mengobati penyakit
herpes, akar serta daunnya digunakan untuk
mengatasi kulit terbakar. Di Sulawesi buahnya
dimakan setelah direndam dan dididihkan.
Famili : RHIZOPORACEAE
Nama latin : Rhizophora apiculata Bl.
Nama Lokal
:
Deskripsi umum
:
kologi
:
Manfaat
:
Soki, Bakau minyak, bakau tandok, bakau akik,
bakau puteh, bakau kacang, bakau leutik, akik,
bangka minyak, donggo akit, jankar, abat, parai,
mangi-mangi, slengkreng, tinjang, wako.
Pohon dengan ketinggian mencapai 30 m
dengan diameter batang mencapai 50 cm.
Memiliki perakaran yang khas hingga mencapai
ketinggian 5 meter, dan kadang-kadang
memiliki akar udara yang keluar dari cabang.
Kulit kayu berwarna abu-abu tua dan berubahubah.
Tumbuh pada tanah berlumpur, halus, dalam
dan tergenang pada saat pasang normal. Tidak
menyukai substrat yang lebih keras yang
bercampur dengan pasir. Tingkat dominasi
dapat mencapai 90% dari vegetasi yang tumbuh
di suatu lokasi. Menyukai perairan pasang surut
yang memiliki pengaruh masukan air tawar yang
kuat secara permanen. Percabangan akarnya
dapat tumbuh secara abnormal karena
gangguan kumbang yang menyerang ujung akar.
Kepiting dapat juga menghambat pertumbuhan
mereka karena mengganggu kulit akar anakan.
Tumbuh lambat, tetapi perbungaan terdapat
sepanjang tahun.
Kayu dimanfaatkan untuk bahan bangunan,
kayu bakar dan arang. Kulit kayu berisi hingga
30% tanin (per sen berat kering). Cabang akar
dapat digunakan sebagai jangkar dengan
diberati batu. Di Jawa acapkali ditanam di
pinggiran tambak untuk melindungi pematang.
Sering digunakan sebagai tanaman penghijauan.
Famili : MELIACEAE
Nama latin : Xylocarpus granatum Koen
Nama Lokal
:
Deskripsi umum
:
Ekologi
:
Kabi mageso, Niri, nilih, nyireh, nyiri, nyuru,
jombok gading, buli, bulu putih, buli hitam,
inggili, siri, nyireh bunga, nyiri udang, nyiri
hutan, pohon kira-kira, jomba, banang-banang,
nipa, niumiri-kara, kabau, mokmof.
Pohon dapat mencapai ketinggian 10-20 m.
Memiliki akar papan yang melebar ke samping,
meliuk-liuk dan membentuk celahan-celahan.
Batang seringkali berlubang, khususnya pada
pohon yang lebih tua. Kulit kayu berwarna
coklat
muda-kekuningan,
tipis
dan
mengelupas, sementara pada cabang yang
muda, kulit kayu berkeriput.
Tumbuh di sepanjang pinggiran sungai pasang
surut, pinggir daratan dari mangrove, dan
lingkungan payau lainnya yang tidak terlalu
asin. Seringkali tumbuh mengelompok dalam
Manfaat
jumlah besar. Individu yang telah tua seringkali
ditumbuhi oleh epifit.
Kayunya hanya tersedia dalam ukuran kecil,
kadang-kadang digunakan sebagai bahan
pembuatan perahu. Kulit kayu dikumpulkan
karena kandungan taninnya yang tinggi (>24%
berat kering).
:
Famili : PTERIDACEAE
Nama latin : Acrostichum speciosum Willd.
Nama Lokal
Deskripsi umum
:
:
Ekologi
:
Manfaat
:
Nyiud, Piai lasa.
Ferna tanah, membentuk tandan yang kasar
dengan ketinggian hingga 1,5 m. Sisik pada
akar rimpang panjangnya hingga 8 mm.
Ferna tahunan. Tumbuh pada areal mangrove
yang lebih sering tergenang oleh pasang surut.
Khususnya tumbuh pada gundukan lumpur
yang “dibangun” oleh udang dan kepiting.
Biasanya menyukai areal yang terlindung.
Daun yang fertile dihasilkan pada bulan
Agustus
hingga
April.
“Kecambah”
(sebenarnya “bibit spora”) berlimpah pada
bulan Januari hingga April (di Jawa).
Daun digunakan sebagai alas kandang ternak.
MANGROVE IKUTAN
Famili : PANDANACEAE
Nama latin : Pandanus tectorius. Parkinson ex Z.
Nama Lokal
Deskripsi umum
:
:
Ekologi
:
Manfaat
:
Buro-buro, Pandan.
Pohon dapat mencapai ketinggian hingga 6
m.
Tumbuh pada habitat dengan substrat
berpasir di depan garis pantai, terkena
pasang surut hingga agak ke belakang garis
pantai.
Dapat sebagai tanaman pagar. Bunganya
dimanfaatkan untuk wangi-wangian dan
hiasan pada acara pernikahan.
Kerjasama :
Mahasiswa Pencinta Alam Pesisir
Pemerintah Desa Gamtala
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unkhair Ternate
Kabupaten Halmahera Barat
Pustaka :Rusila Noor, Y., M. Khazali, dan I N.N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan
Mangrove di Indonesia. PHKA/WI-IP, Bogor.
*Identifikasi sementara April 2015
By: Sukarmin Idrus
Download