BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil pengamatan kepemimpinan dalam organisasi menjadi pokok bahasan pegawai dalam lingkungan kerja, sehingga menarik untuk dilakukan studi mengenai perilaku dan sikap seorang pemimpin. Kepemimpinan yang kondusif bagi sistem pemberdayaan organisasi di lingkungan perusahaan diduga merupakan unsur terpenting dalam pengelolaan perusahaan. Pemberdayaan organisasi perusahaan berpengaruh besar terhadap prestasi kerja karyawannya. Selain itu, pengembangan organisasi diperlukan agar lebih tercapainya tujuan organisasi. Kinerja pegawai memberikan kontribusi yang besar bagi perusahaan. Kontribusi tersebut dapat dilihat dari kegiatan proses produksi, pemasaran sampai distribusi produk/jasa. Prosedur dan fungsi kerja selalu diupayakan perusahaan agar dapat sistematis dan realistis mengimplementasikan aturan tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. Upaya pemberdayaan organisasi biasanya dilakukan dengan pemberian training kepada karyawan dengan tujuan meningkatkan produktivitas kerja bagi para karyawan di perusahaan. Menurut Safaria (2004) budaya kerja yang adaptif terjadi di lingkungan organisasi, baik pemerintah maupun swasta, dicirikan adanya keleluasaan dalam mengaktualisasikan diri, dinamis, dan berorientasi pada aspek kemampuan dan keahlian bekerja, yang diiringi dengan inovasi. Instansi kepegawaian memperoleh sumberdaya manusia melalui proses seleksi tenaga kerja yang nantinya bisa membawa organisasi ke arah kemajuan. Informasi pembukaan kesempatan untuk bekerja ini perlu dinformasikan kepada khalayak luas. Teknik yang dilakukan oleh pihak instansi dalam hal pengisian lowongan pekerjaan yakni dengan meminta bagian public relation menyampaikan kepada masyarakat. Media promosi selain dari internal instansi bisa dari instansi lain, asalkan kriteria/prasyarat lowongan yang ada dipenuhi atas dasar kesesuaian kapasitas dalam diri calon pegawai, baik dari pola pikir maupun keahlian. Organisasi pada suatu instansi mengharapkan hasil yang maksimal terhadap pengelolaan pegawai, baik pegawai tetap maupun pegawai kontrak (tidak tetap). Untuk mencapai tujuan instansi yang maksimal, instansi perlu mendesain pekerjaan bagi pegawainya. Desain objek tersebut meliputi kepentingan instansi, perbedaan antara individu, teknologi yang dilibatkan, biaya restrukturisasi pekerjaan, struktur organisasi, iklim internal, kemampuan, sikap dan motivasi pegawai, dan stuktur organisasi instansi itu sendiri. Karakteristik pemimpin organisasi suatu instansi yang sering digambarkan kurang empatis, tidak sensitif dalam hubungan sosial, terlalu mendominasi, terlalu ambisius, menjaga jarak dan bersikap apatis berpengaruh terhadap pengembangan karir karyawan serta dianggap gagal (Safaria, 2004). Dampak tersebut mempengaruhi pemikiran pegawai/karyawan sulit untuk mengembangkan keterampilan sosial dan menghambat koordinasi atau jalur komunikasi antara satu pihak dengan yang lainnya. Pegawai secara jelas menganggap tidak ada relevansi dalam berinteraksi (tidak betah) sehingga kebanyakan memutuskan diri untuk way out dari bagian instansi. Hal inilah yang memicu organisasi untuk bisa mempertahankan karyawan yang benar-benar ingin memajukan instansi ataukah memberhentikan pegawai karena rasa ketidakpuasan terhadap kinerja sumberdaya manusia yang ada. Perusahaan Showa Indonesia Manufacturing salah satu perusahaan lini sayap yang dimiliki PT. Astra Tbk. yang bergerak di dunia otomotif khususnya shockbreaker dengan keperluan menyuplai kebutuhan perusahaan lain. Karyawan yang ada di dalamnya berjumlah kurang lebih 3000 orang yang berbeda divisi dan tugasnya. Pemimpin di Showa melatih dan mendidik karyawan sesuai dengan kapabilitasnya agar karyawan bisa lebih berdaya dalam menyelesaikan tugas di perusahaan. Kebutuhan training tersebut dipenuhi perusahaan bagi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. 1.2. Masalah Penelitian Dari pemaparan latar belakang maka dirumuskan beberapa kajian lapangan dalam studi penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan karakteristik kepemimpinan dan karakteristik karyawan di PT. Showa Indonesia Manufacturing yang berhubungan dengan pemberdayaan organisasi perusahaan? 2. Bagaimana hubungan antara pemberdayaan organisasi dengan produktivitas kerja karyawan dalam organisasi perusahaan PT. Showa Indonesia Manufacturing? 1.3. Tujuan Penelitian Mengacu pada penulisan rumusan masalah, maka tujuan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Menganalisis hubungan karakteristik kepemimpinan dan karakteristik karyawan terhadap pemberdayaan organisasi di PT. Showa Indonesia Manufacturing. 2. Menganalisis hubungan pemberdayaan organisasi terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan di dalam organisasi PT. Showa Indonesia Manufacturing. 1.4. Kegunaan Penelitian Dengan mengobservasi objek studi, peneliti melihat kejadian-kejadian pemberdayaan karyawan, kemudian dievaluasi secara ilmiah diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi penelitian di masa akan datang yang berhubungan dengan kepemimpinan dan manajemen organisasi perusahaan. Kegiatan penelitian digunakan peneliti untuk merealisasikan ilmunya selama di bangku perkuliahan terhadap studi lapangnya mengenai kepemimpinan dan pemberdayaan organisasi selama penelitian berlangsung.