“Kebijakan Pengelolaan BMN Dalam Rangka Mendukung Laporan

advertisement
“Kebijakan Pengelolaan BMN
Dalam Rangka Mendukung Laporan
Keuangan Berbasis Akrual”
DIREKTORAT BARANG MILIK NEGARA
Surabaya, 1 September 2016
Dasar Hukum

PP Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan
 PP Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah
 PMK Nomor 90/PMK.06/2014 Tentang Perubahan
Atas PMK Nomor 1/PMK.06/2013 Tentang
Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap
Pada Entitas Pemerintah Pusat
 KMK Nomor 145/KM.6/2014 Tentang Perubahan
Atas KMK Nomor 94/KM.6/2013 Tentang Modul
Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat
CURRENT ISSUES PENGELOLAAN BMN
TERKAIT KEBIJAKAN AKUNTANSI
BERBASIS AKRUAL
1. Kebijakan Akuntansi Persediaan, Aset
Tetap, Aset Lainnya
2. Pelaporan BMN Dalam Kerangka Akuntasi
Berbasis Akrual
3. Sinkronisasi Penggunaan Akun Belanja
Yang Menghasilkan Persediaan
SUMBER PEROLEHAN DAN LINGKUP BMN
ASAL PEROLEHAN
APBN
Perolehan
Lain yang
sah
-
Jenis belanja:
- Belanja barang (52)
- Belanja modal (53)
- Belanja hibah (56)
- Bantuan sosial (57)
- Belanja Lain-lain (58)
Hibah/sumbangan
Perjanjian/kontrak
Peraturan perundang-undangan
Putusan pengadilan
Lingkup BMN :
1. Persediaan : aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barangbarang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
2. Aset Non Lancar : mencakup aset yang bersifat jangka panjang / aset tetap dan
aset tak berwujud, yang digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk
kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum
Slide 4
Pengertian Basis Akrual
Basis Akrual adalah basis akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu
terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar.
Pengakuan
Aset
Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan
diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai
atau biaya yang dapat diukur dengan andal
Aset diakui pada saat diterima atau
kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya
berpindah.
Kebijakan Akuntansi
Persediaan, Aset Tetap,
Aset Lainnya
Persediaan
Jenis Kelompok
Pengakuan
a. potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai
nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal; atau
b. pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/ atau
kepenguasaannya berpindah.
Pengukuran
a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian.
b. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi
sendiri
c. Nilai wajar apabila persediaan diperoleh dari cara lainnya
Penyajian
a. Pencatatan persediaan adalah dengan metode perpetual;
b. Dalam rangka penyajian persediaan di neraca, satuan kerja
melaksanakan Stock Opname (Inventarisasi Fisik) persediaan yang
dilakukan setiap semester,
c. Hasil inventarisasi fisik digunakan sebagai dasar perhitungan beban
persediaan dan sebagai dasar penyesuaian data nilai persediaan
yang berguna bagi pengendalian pengelolaan persediaan.
Transaksi
Laporan Cash Toward
Accrual (CTA)
Laporan Accrual
Komitmen (Pemesanan
barang persediaan) senilai
Rp100 juta
Belum dilakukan
pencatatan
Sudah dilakukan pencatatan
(manajerial) yaitu mengurangi
pagu DIPA
Barang persediaan datang
(BAST) dan dibuatkan SPP
untuk proses pembayaran
Belum dilakukan
pencatatan
Dilakukan pencatatan dengan
mengakui aset berupa beban
persediaan dan utang (LO)
Terbit SP2D
Dilakukan pencatatan
dengan mengakui Belanja
Barang (Persediaan)
Rp100 juta (Lap LRA)
Dilakukan pencatatan dengan
mengakui pelunasan utang
Penggunaan persediaan
Rp30 juta
Tidak dilakukan
pencatatan penggunaan
persediaan
Dilakukan pengakuan beban
persediaan Rp30 juta (LO) dan
Neraca berupa persediaan Rp70
juta
9
Akuntansi Persediaan menggunakan “Pendekatan
Beban”, sehingga belanja-belanja yang berpotensi
menghasilkan persediaan dimapping ke Beban Persediaan
dan pada akhir periode dilakukan penyesuaian
berdasarkan nilai persediaan pada tanggal pelaporan.
Beban Persediaan dihitung berdasarkan nilai persediaan
yang digunakan (use of goods).
Persediaan yang berasal dari transfer, pengakuan
bebannya terdapat pada entitas yang menerima
persediaan.
Persediaan yang rusak/usang tidak disajikan di Neraca
tetapi diakui sebagai Beban Persediaan di LO.
Penyaluran persediaan untuk diserahkan kepada
masyarakat/pemda (bersumber dari akun 526) tidak
disajikan sebagai Beban Persediaan tetapi
merupakan realisasi Beban Barang untuk Diserahkan
kepada Masyarakat/Pemda.
Penyaluran persediaan dalam rangka bantuan sosial
(bersumber dari akun 57) tidak disajikan sebagai
Beban Persediaan tetapi merupakan realisasi Beban
Bantuan Sosial.
Aset Tetap
Definisi
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Jenis-Jenis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tanah
Peralatan dan mesin
Gedung dan bangunan
Jalan, irigasi, Jaringan
Konstruksi dalam pengerjaan (KDP)
Aset tetap lainnya
Pengakuan
Aset Tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat
diukur dengan andal.
Kriteria Aset Tetap adalah:
a. Berwujud,
b. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan,
c. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal,
d. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas,
e. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Pengukuran
a. Biaya perolehan digunakan untuk menilai aset tetap,
b. Nilai wajar digunakan untuk mencatat aset tetap yg bersumber dr donasi/hibah atau
rampasan/sitaan yg tidak diketahui nilai perolehannya,
c. Penggunaan nilai wajar pada saat tidak ada nilai perolehan atau nilai perolehan tidak dapat
diidentifikasi
Aset Lainnya
Definisi
Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang,
aset tetap dan dana cadangan.
Jenis-Jenis
Jenis aset lainnya di KL:
1. Aset tak berwujud : software komputer, lisensi dan franchise, hak cipta, paten, hasil
kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang.
2. Aset lain-lain : aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah
Perlakuan khusus
Perlakuan Khusus bagi Aset Lainnya berupa software komputer (ATB):
 Software dapat dikembangkan oleh instansi pemerintah sendiri atau oleh pihak ketiga;
 Software yang dibeli tersendiri dan tidak terkait hardware harus dikapitalisasi sebagai ATB
setelah memenuhi kriteria perolehan aset secara umum;
 Software yang diniatkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dicatat sebagai
persediaan;
 Untuk software yang merupakan bagian integral dari suatu hardware diakui sebagai
bagian perolehan hardware dan dikapitalisasi sebagai bagian hardware tersebut
Penyajian
Penyajian Aset Tetap/Lainnya adalah berdasarkan biaya perolehan Aset Tetap tersebut
dikurangi akumulasi penyusutan/amortisasinya. Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk
masing-masing jenis Aset Tetap/Lainnya sebagai berikut:
a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount)
b. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
c. Informasi penyusutan/amortisasi.
d. Informasi terkait dalam hal terjadi pertukaran Aset Tetap
e. Laporan keuangan juga harus mengungkapkan eksistensi dan batasan hak milik atas Aset
Tetap, kebijakan akuntansi Aset Tetap, jumlah pengeluaran pada pos Aset Tetap dalam
konstruksi, dan jumlah komitmen untuk akuisisi Aset Tetap.
Transaksi
Laporan Cash Toward
Accrual (CTA)
Laporan Accrual
Komitmen (Pemesanan
peralatan dan mesin)
senilai Rp200 juta
Belum dilakukan
pencatatan
Sudah dilakukan pencatatan
(manajerial) yaitu mengurangi
pagu DIPA belanja modal
Peralatan dan mesin
datang (BAST) dan
dibuatkan SPP untuk
proses pembayaran
Belum dilakukan
pencatatan
Dilakukan pencatatan dengan
mengakui aset peralatan dan
mesin dan utang jk pendek
(Neraca)
Terbit SP2D
Dilakukan pencatatan
Dilakukan pencatatan dengan
dengan mengakui Belanja mengakui pelunasan utang jk
Modal Rp500 juta (Lap
pendek
LRA)
Akhir Periode
LRA mencatat Belanja
Modal Rp500 juta
 LO, Beban Penyusutan
 Neraca, Aset Tetap Peralatan
dan Mesin dan contra account
(Akumulasi penyusutan)
17
“Merupakan pengeluaran belanja yang tidak memenuhi salah satu syarat kapitalisasi aset,
yaitu nilai minimum kapitalisasi atau pengeluaran mengakibatkan penambahan masa umur,
manfaat, kapasitas, kualitas dan volume aset”
 Dapat diketahui pada saat SP2D atau pada tanggal pelaporan
 Dapat disebabkan oleh BMN Intrakomptabel atau kesalahan
penganggaran
 Disajikan sebagai Belanja Modal di LRA dan Beban Lain-lain di LO
Transaksi
BUKU BESAR KAS
Uraian
Belanja Modal
tidak
Dikapitalisasi
Belanja Modal
Piutang dari
KUN
Debit
BUKU BESAR AKRUAL
Kredit
XX
Uraian
Aset Tetap Blm Diregister
XX
Debit
XX
XX
Ditagihkan KEL*
Beban Lain-lain
Aset Tetap Blm Diregister
*KEL = Ke Entitas Lainnya
Kredit
XX
XX
Pelaporan BMN Dalam
Kerangka Akuntasi
Berbasis Akrual
SAI
Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan
SAIBA
KELUARAN
Akuntansi dan Pelaporan
Barang Milik Negara
SIMAK – BMN A
Laporan Keuangan dan Laporan Barang
Kementerian Negara/Lembaga
Apl’
SIMAKPersediaan
BMN
Proses
AkuntansiProses
Akuntansi
- Transaksi
- Transaksi
- Beban
- Akumulasi
persediaan
penyusutan
-Penyesuain nilai - Koreksi nilai
persedian akhir aset tetap
periode
Output
Laporan
-Lap.
Operasi
-Lap.
Perubahan
Ekuitas
- Neraca
CaLBMN/CaL
K
-Relevan
-Andal
-Dpt
dibandingkan
-Dpt dipahami
Sinkronisasi Penggunaan
Akun Belanja Terkait
Pencatatan Aset Dalam
Laporan Keuangan
SINKRONISASI AKUN BELANJA TERHADAP
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Kode
Belanja
51
Belanja Pegawai
52
Belanja Barang
53
Belanja Modal
Fungsi
Realisasi
Pencatatan/
Pelaporan
Pengeluaran utk
kompensasi pegawai
(Gaji/honor)
Honor
Non BMN
Berkaitan
Pembentukan BMN
Kapitalisasi BMN /
Barang Modal
Pengeluaran utk
barang/jasa habis pakai,
diserahkan kepada
masyarakat,
pemeliharaan, dll
Persediaan, brg
diserahkan ke
masyarakat
Persediaan
Renovasi / BMN
Kapitalisasi BMN /
BMN / Barang Modal
Perolehan Aset tetap,
renovasi, dll
Non BMN atau BMN
yg akan diserahkan
ke masyarakat
Non BMN /
Persediaan
Perolehan Aset /
Renovasi
BMN / Kapitalisasi /
Barang Modal
Sinkronisasi Pencatatan Atas
Penggunaan Akun Belanja Yang
Menghasilkan Persediaan (1)
No.
Klasifikasi
Keterangan
Pencatatan Dalam Aplikasi
1
Belanja Barang
Persediaan
Konsumsi (521811)
• Perencanaan
pengadaan secara
kontinu/
berkelanjutan
• tidak habis dalam
sekali kegiatan
2
Belanja Bahan
(521211)
• Perencanaan
• Tidak dicatat dalam
pengadaan hanya
Aplikasi Persediaan setiap
sekali kegiatan
terjadinya transaksi.
saja
• Dalam hal terdapat sisa
• habis dalam sekali
aset, dicatat dalam
kegiatan
aplikasi.
Setiap perolehan/mutasi
persediaan di catat dalam
Aplikasi Persediaan
Sinkronisasi Pencatatan Atas
Penggunaan Akun Belanja Yang
Menghasilkan Persediaan (2)
No.
Klasifikasi
Keterangan
Pencatatan Dalam
Aplikasi
3
Belanja Barang
Persediaan untuk
Pemeliharaan Gedung
dan Bangunan (523112)
Tidak habis dalam
sekali pakai,
sifatnya cadangan
atau berjaga-jaga
Setiap perolehan/mutasi
persediaan di catat
dalam Aplikasi
Persediaan
4
Belanja Pemeliharaan
Peralatan dan Mesin
(523121)
habis dalam sekali
kegiatan
Tidak dicatat dalam
Aplikasi Persediaan
setiap terjadinya
transaksi.
5
Belanja Barang
Persediaan untuk
Pemeliharaan Peralatan
dan Mesin (523123)
Tidak habis dalam
sekali pakai,
sifatnya cadangan
atau berjaga-jaga
Setiap perolehan/mutasi
persediaan di catat
dalam Aplikasi
Persediaan
Download