III. SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH Sifat

advertisement
III.
SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH
Sifat morfologi tanah adalah sifat–sifat tanah yang dapat diamati dan
dipelajari di lapang. Sebagian dari sifat morfologi tanah merupakan sifat fisik
dari tanah tersebut.
Batas–Batas Horison
Batas satu horison dengan horison lainnya dalam suatu profil tanah
dapat terlihat jelas atau baur. Pada pengamatan lapang ketajaman peralihan
horison ini dapat dibedakan beberapa tingkatan, yaitu dikatakan
a. nyata (bila lebar peralihan kurang dari 2,5 cm),
b. jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm ),
c.
berangsur (lebar peralihan 6,5 – 1,25 cm) dan
d. baur (lebar peralihan > 12,5 cm). Disamping topografi dari batas horison
tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus.
3.1. Warna Tanah
Warna merupakan petunjuk untuk beberapa
sifat tanah, karena
warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah
tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya oleh
perbedaan kandungan bahan organik, apabila kandungan bahan organik
dalam tanah tinggi maka tanah akan berwarna kelam atau gelap, bentuk dan
banyaknya senyawa Fe dalam tanah, kondisi drainase dalam tanah atau
keadaan basah dan kering yang silih berganti, pada saat kondisi tanah basah
maka suasananya reduktif besi dalam bentuk Fe++ meninggalkan bercak
warna abu-abu kebiruan, dan bila kondisi kering maka kondisinya oksidatif
besi dalam bentuk Feri (Fe+++) dan warna merah kuning.
Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku
yang terdapat dalam buku Munsell Soll Color Chart. Dalam warna baku ini
warna disusun oleh tiga variabel yaitu ; hue, value dan chroma.
Hue
:
adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan
panjang gelombangnya, hue dibedakan menjadi
16
Sifat-Sifat Fisik dan Morfologi Tanah
 5R;
 7,5 R ;
 10 R;
 2,5 YR;
 5 YR;
 7,5 YR;
 10 YR;
 2,5 Y ;
 5 Y,
yaitu mulai dari spektrum paling merah (5R) sampai
spektrum dominan paling kuning (5 Y).
Value
:
Menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan
banyaknya sinar yang dipantulkan, yang dibedakan dari 0
sampai 8 dimana makin tinggi nilai value menunjukkan
warna makin terang.
Chroma
:
Menunjukkan
kemurnian
atau
kekuatan
dari
warna
spektrum, juga dibagi dari 0 sampai 8, semakin tinggi nilai
chroma menunjukkan kemurnian spektrum atau kekuatan
warna spektrum makin meningkat. Warna tanah dicatat
dengan menggunakan notasi, misalnya
7,5 YR 5/4
(Coklat). Ini berarti bahwa tanah mempunyai

hue
= 7,5 YR,

Value
= 5 dan

chroma = 4 yang secara keseluruhan disebut
coklat.
17
Sifat-Sifat Fisik dan Morfologi Tanah
3.2. TEKSTUR TANAH
Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian dari tanah
yang berukuran > 2 mm disebut Bahan kasar yaitu berupa kerikil atau
kerakal.
Bahan-bahan yang berukuran lebih halus dibedakan menjadi :
 Pasir
: 2 mm - 5 0 μ
 Debu
: 50 μ – 2 μ
 Liat
: < 2 μ
Tektur tanah adalah perbandingan relatip (dalam persen) antara
fraksi pasir, debu dan liat, tektur tanah sangat penting kita ketahui karena
komposisi ketiga fraksi penyusun tanah menentukan sifat-sifat fisika,
fisikokimia dan sifat kimia tanah.
Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan
liat maka tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur
yaitu sbb :
a. Kasar
:
-
Pasir
-
Pasir berlempung
b. Agak Kasar
:
-
Lempung berpasir
-
Lempung berpasir halus
c. Sedang
:
-
Lempung berpasir sangat halus
-
Lempung
-
Lempung berdebu
d. Agak halus
:
-
Debu
-
Lampung Liat
-
Lempung Liat berpasir
-
Lempung liat berdebu
e. Halus
-
Liat berpasir
-
Liat berdebu
18
:
Sifat-Sifat Fisik dan Morfologi Tanah
-
Liat
-
Tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan
yang kecil sehingga sulit menahan air dan unsur hara.
-
Tanah bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang besar
sehingga kemampuan tanah menahan air dan mengikat unsur
hara tinggi.
-
Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada
tanah bertekstur kasar.
Di lapangan (lahan) tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijit
tanah basah diantara jari-jari, sambil dirasakan halus kasarnya yaitu
dirasakan adanya butir pasir, debu dan liat, yaitu sbb :
Pasir
: rasa kasar sangat jelas, tidak melekat dan tak
dapat
Pasir berlempung
dibentuk bola.
: rasa kasar agak jelas , agak melekat, dapat
dibentuk bola, mudah hancur.
Lempung
: rasa tidak kasar dan tidak licin, agak melekat,
dapat dibentuk bola agak teguh, dapat sedikit
dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
Lempung berdebu
: rasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola
agak teguh, gulungan dengan permukaan
mengkilat.
Debu
: rasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk
bola teguh, dapat digulung dengan permukaan
mengkilat.
Lempung berliat
: rasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk
bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan yang
agak mudah hancur.
Lempung liat berpasir
: rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar,
agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh,
dapat dibentuk gulungan mudah hancur.
Lempung liat berdebu
19
: rasa halus agak licin, melekat, dapat dibentuk
Sifat-Sifat Fisik dan Morfologi Tanah
bola teguh, gulungan mengkilat.
Liat berdebu
: rasa halus, berat dan agak licin, sangat lekat,
dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung.
Liat
: rasa berat, halus, sangat lekat, dapat dibentuk
bola dengan baik, mudah digulung.
Penetapan tekstur di laboratorium dapat dilakukan dengan analisa
mekanis, yang umumnya dipakai metode pipet dan metode hydrometer
bouyoucus, kedua metode ini didasarkan atas perbedaan kecepatan jatuh
partikel-partikel di dalam air. Selanjutnya hasil dari analisa laboratorium yang
berupa persentase dari fraksi tanah dimasukkan ke dalam diagram segitiga
tekstur USDA.
3.3. STRUKTUR TANAH
Struktur tanah adalah penyusunan partikel-partikel tanah primer
seperti pasir, debu dan liat membentuk agregat-agregat, yang satu agregat
dengan lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang
terbentuk secara alami disebut ped, sedangkan bongkah tanah hasil
pengolahan tanah disebut Clod.
Struktur dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan
kelembaban, porositas, tersedianya hara, kegiatan jasad hidup dan
pertumbuhan akar tanaman.
Struktur tanah merupakan gumpulan kecil dari butir-butir tanah,
gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan (ketahanan)
yang berbeda-beda.
Bentuk struktur : menurut bentuknya struktur dapat dibedakan menjadi :
-
Bentuk lempeng
-
Prisma
-
Tiang
-
Gumpal bersudut
-
Gumpal membulat
-
Granuler (Bulat porous)
-
Remah (Bulat sangat porous)
20
Sifat-Sifat Fisik dan Morfologi Tanah
Ukuran :
Ukuran struktur berbeda-beda sesuai dengan bentuknya.
-
Struktur lempeng mempunyai ketebalan < 1 mm - > 10 mm
-
Prisma dan tiang < 10 mm – 00 mm
-
Gumpal antara < 5 mm – 50 mm
-
Granuler < 1 mm - > 10 mm
-
Remah < 1 mm – > 5 mm
Kemantapan atau tingkat perkembangan Struktur
Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan
atas
kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah terhadap tekanan.
Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi :
a. Tingkat perkembangan lemah (butir struktur tanah mudah hancur).
b. Tingkat perkembangan sedang (butir struktur tanah sukar hancur)
c.
Tingkat perkembangan kuat (butir struktur tanah sukar hancur), hal ini
sesuai dengan jelas tanah dan tingkat kelembabannya. Tanah
permukaan yang banyak mengandung humus umumnya mempunyai
tingkat perkembangan kuat.
Tanah dikatakan tidak bertekstur bila butir-butir tanah tidak melekat satu
dengan yang lainnya (lepas), misalnya tanah pasir, atau saling melekat
menjadi satu kesatuan yang padu atau kompak dan disebut massive atau
pejal. Tanah dengan struktur baik (granuler) akan mempunyai tata udara
yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan tanah mudah diolah. Struktur
tanah yang baik apabila bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling
bersinggungan dengan rapat, akibatnya pori tanah banyak terbentuk,
disamping itu struktur tidak mudah rusak (mantab) sehingga pori tanah tidak
cepat tertutup.
Tiga golongan bahan koloid tanah dikenal sebagai bahan perekat di dalam
proses pembentukan agregat-agregat tanah, yaitu :
a. Mineral-mineral liat
b. Oksida-oksida besi dan mangan yang bersifat koloid
21
Sifat-Sifat Fisik dan Morfologi Tanah
c.
Bahan organik koloid, termasuk gum yang dihasilkan oleh aktipitas jasad
renik.
3.4. KONSISTENSI
Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir
tanah atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Hal ini
ditunjukkan oleh daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah
bentuk. Gaya tersebut misalnya pencangkulan, pembajakkan dsb.
Tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak
melekat pada alat pengolah tanah. Karena tanah dalam keadaan lembab,
basah dan kering maka penyifatan konsistensi tanah harus pada kondisi
tersebut.
Dalam keadaan lembab, tanah dibedakan ke dalam konsistensi
gembur (mudah diolah) sampai teguh (agak sulit dicangkul), yaitu ditentukan
dengan meremas segumpal tanah bila gumpalan tanah mudah haancur
maka tanah dikatakan berkonsistensi

gembur bila lembab dan lunak bila kering dan bila tanah sukar hancur
maka dikatakan berkonsistensi

teguh bila lembab dan keras bila kering. Dalam keadaan kering tanah
dibedakan ke dalam konsistensi lunak sampai keras, dalam keadaan
basah dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai tidak plastis
atau kelekatannya yaitu lekat dan tidak lekat.
3.5. BULK DENSITY
Bulk Density atau kerapatan lindak menunjukkan perbandingan antara
berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah.
Bulk Densikty =
Berat Tanah Kering ( g )
Volume Tanah Kering (cc)
Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat
suatu tanah makin tinggi bulk densitynya, yang berarti makin sulit
dilalui air dan ditembus akar tanaman. Bulk density penting untuk
menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap hektar tanah, yang
didasarkan pada berat tanah perhektar.
22
Sifat-Sifat Fisik dan Morfologi Tanah
3.6. PARTICLE DENSITY
Particle density merupakan berat tanah kering per satuan volume
partikel-partikel (padat) tanah (tidak termasuk ruang pori). Dengan
mengetahui besarnya bulk density dan partikel density maka dapat dihitung
banyaknya (%) pori-pori total tanah yaitu sbb :
Bulk Density
x 100%  5 Bahan Padat Tanah
Particle Density
3.7. PORI - PORI
TANAH
Pori-pori tanah merupakan bagian dari tanah yang tidak terisi bahan
padatan tanah (terisi oleh udara dan air). Pori tanah dapat dibedakan
menjadi :
a. Pori kasar (macro pore)
b. Pori halus (micro pore)
Pori kasar terisi udara dan air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya
gravitasi)
Pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah pasir akan memiliki pori kasar
lebih banyak dari pada tanah liat, tanah dengan banyak pori kasarnya akan
sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan, sedang tanah liat
total porinya lebih tinggi dari tanah pasir.
Porositas tanah dipengaruhi oleh :
a. Kandungan bahan organik
b. Struktur tanah
c. Tekstur tanah.
Apabila tanah memiliki struktur granuler atau remah serta kandungan bahan
organiknya tinggi maka akan memiliki porositas yang tinggi, serta tanah yang
massive atau pejal porositasnya rendah. Sedangkan tanah pasir akan
memiliki pori makro yang banyak sehingga sulit menahan air.
Padas merupakan bagian dari tanah yang mengeras dan padat
sehingga tidak dapat ditembus akar tanaman ataupun air. Karena itu dalam
penyifatan tanah di lapang dalamnya padas dan kekerasannya perlu diteliti.
23
Sifat-Sifat Fisik dan Morfologi Tanah
Kedalaman efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat
ditembus akar tanaman, yang dapat diamati dengan melihat penyebaran
akar tanaman.
Tabel 1. Perbedaan koloid liat dan koloid humus
No.
1.
Koloid Liat
Tersusun dari
- Karbon
- Oksigen
- Hidrogen
Berbentuk kristal
Daya jerap lebih kecil
Mantap
2.
3.
4.
24
Sifat-Sifat Fisik dan Morfologi Tanah
Koloid Humus
Tersusun dari
- Silikon
- Aluminium
- Oksigen
Tidak berbentuk kristal
Daya jerap lebih tinggi
Mudah hancur, mudah dibentuk
Download