BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enam dari sepuluh penyebab utama kematian di Indonesia adalah penyakit degeneratif. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2009, proporsi penyakit degeneratif sebagai penyebab utama kematian terus meningkat sejak tahun 1995 hingga tahun 2007. Enam penyebab utama kematian tersebut adalah stroke (15,4%), hipertensi (6,8%), diabetes melitus (5,7%), tumor ganas (5,7%), penyakit hati (5,1%), dan penyakit jantung iskemik (5,1%). Oleh karena itu, upaya pencegahan terhadap terjadinya penyakit degeneratif perlu dilakukan sedini mungkin. Kejadian penyakit degeneratif berhubungan dengan riwayat kesehatan di masa lampau, salah satunya adalah outcome antropometri pada bayi baru lahir. Antropometri pada bayi baru lahir dapat berupa berat badan lahir (BBL), panjang badan (PB), dan lingkar kepala (LK) bayi. Berat badan lahir rendah (BBLR) dan berat badan lahir lebih (BBLL) dapat meningkatkan risiko obesitas, penyakit kardiovaskular, hipertensi, dan diabetes pada masa dewasa (Tian, et al., 2006, te Velde, et al., 2003, dan Behrman dan Vaughan, 1992). Persentase BBLR di Indonesia tergolong tinggi. Persentase pada tahun 2002 sebesar 7,6%, menjadi 11,1% pada tahun 2010. Persentase BBLL di Indonesia adalah 6,4% pada tahun 2010 (Riskesdas, 2009 dan Riskesdas, 2010). Hal tersebut menunjukkan bahwa 17,5% bayi lahir hidup di Indonesia berisiko terhadap penyakit degeneratif di masa dewasa. Sedangkan, panjang 1 2 badan dan lingkar kepala pada bayi baru lahir dapat memprediksi terjadinya kanker payudara pada wanita di usia kurang dari 50 tahun (dos Santos Silva, et al., 2008, McCormack, et al., 2003 dan Anderson, et al., 2001). Antropometri pada bayi baru lahir dipengaruhi oleh kondisi ibu sebelum kehamilan. Status gizi ibu yang buruk tidak dapat diandalkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan massa tubuh, lingkar kepala, serta panjang badannya. Oleh karena itu, status gizi ibu yang buruk menyebabkan lingkar kepala dan panjang badan bayi yang tidak berada dalam batas normal. Selain itu, status gizi ibu yang buruk, seperti kurus (underweight), memiliki risiko melahirkan bayi BBLR. Sebaliknya, status gizi berlebih, seperti overweight dan obesitas, memiliki risiko bayi makrosomia (Kalk, et al., 2009). Persentase status gizi buruk dan status gizi lebih pada wanita Indonesia tergolong tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase status gizi wanita berusia lebih dari 18 tahun. Berdasarkan Riskesdas (2010), persentase wanita berusia lebih dari 18 tahun dalam kategori underweight adalah 12,3%, dan persentase dalam kategori overweight serta obese adalah 26,9%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, hampir 40% wanita berusia diatas 18 tahun berisiko memiliki bayi dengan outcome antropometri yang tidak diinginkan. Upaya pencegahan terhadap outcome antropometri yang tidak diinginkan pada bayi baru lahir perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit degeneratif. Salah satu upaya tersebut adalah dengan mengendalikan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan berdasarkan status gizi ibu. Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat 3 memprediksi outcome antropometri bayi baru lahir karena mencerminkan asupan gizi ibu hamil, yang selanjutnya akan digunakan janin sebagai sumber nutrisi untuk tumbuh kembang (IOM, 1990). Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan yang sesuai dengan standar rekomendasi akan menghasilkan outcome antropometri yang baik pada bayi baru lahir. Sedangkan, pertambahan berat badan ibu selama kehamilan yang kurang atau melebihi standar rekomendasi akan meningkatkan risiko outcome antropometri yang tidak diharapkan pada bayi baru lahir. Menurut IOM (1990), dua dari beberapa macam standar rekomendasi pertambahan berat badan yang dapat digunakan diantaranya adalah pertambahan berat badan total (total weight gain) dan rata-rata pertambahan berat badan per minggu (rate per week). Pertambahan berat badan total merupakan hasil pengurangan berat badan akhir kehamilan dengan berat badan awal kehamilan. Pertambahan berat badan total tidak menunjukkan pola pertambahan berat badan, tidak dapat digunakan sebagai bahan monitoring selama kehamilan, dan pertambahan berat badan ini dipengaruhi oleh usia kehamilan. Sedangkan, rata-rata pertambahan berat badan per minggu mempertimbangkan usia kehamilan, namun tidak dapat menyertakan trimester I karena pertambahan berat badan pada trimester I memiliki standar yang berbeda dengan trimester selanjutnya. Kedua macam pertambahan berat badan tersebut dapat memiliki pengaruh yang berbeda terhadap outcome antropometri pada bayi baru lahir. Berdasarkan paparan di atas, dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh masing-masing macam pertambahan berat badan ibu selama kehamilan terhadap berat badan lahir bayi, panjang badan bayi, dan lingkar 4 kepala bayi. Selain itu, penelitian ini akan membandingkan macam pertambahan berat badan yang paling berpengaruh terhadap outcome antropometri bayi baru lahir. Apabila terbukti berpengaruh, maka terjadinya outcome antropometri yang tidak diinginkan pada bayi baru lahir dapat dicegah dengan pengontrolan pertambahan berat badan ibu. Oleh karena itu, pengontrolan pertambahan berat badan merupakan upaya promotif terhadap kesehatan bayi baru lahir, sekaligus preventif terhadap kejadian penyakit degeneratif di masa mendatang. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Apakah pertambahan berat badan ibu selama kehamilan berpengaruh terhadap berat badan lahir bayi, panjang badan bayi, dan lingkar kepala bayi?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui apakah pertambahan berat badan ibu selama kehamilan berpengaruh terhadap berat badan lahir bayi, panjang badan bayi, dan lingkar kepala bayi. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran outcome berat badan lahir bayi. b. Mengetahui gambaran outcome panjang badan bayi. c. Mengetahui gambaran outcome lingkar kepala bayi. d. Mengetahui pengaruh pertambahan berat badan total pada ibu hamil 5 terhadap berat badan lahir bayi. e. Mengetahui pengaruh rata-rata pertambahan berat badan per minggu pada ibu hamil terhadap berat badan lahir bayi. f. Mengetahui pengaruh pertambahan berat badan total pada ibu hamil terhadap panjang badan bayi. g. Mengetahui pengaruh rata-rata pertambahan berat badan per minggu pada ibu hamil terhadap panjang badan bayi. h. Mengetahui pengaruh pertambahan berat badan total pada ibu hamil terhadap lingkar kepala bayi. i. Mengetahui pengaruh rata-rata pertambahan berat badan per minggu pada ibu hamil terhadap lingkar kepala bayi. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah dan memperdalam wawasan peneliti mengenai topik ini. Selain itu, peneliti dapat menambah pengalaman dalam menyelenggarakan penelitian dan melalui penelitian ini, peneliti dapat berkontribusi memajukan bidang gizi kesehatan. 2. Bagi Praktisi Gizi dan Kesehatan Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan konseling dan edukasi ibu hamil untuk praktisi kesehatan, sebagai bahan belajar untuk mahasiswa di bidang gizi dan kesehatan, serta sebagai dasar dari penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak. 6 3. Bagi Institusi Kesehatan Penelitian ini dapat menjadi salah satu dasar untuk melakukan promosi kesehatan terhadap kesehatan ibu hamil dengan cara pengendalian berat badan ibu selama kehamilan, dan sekaligus meminimalkan risiko penyakit degeneratif bagi bayi di masa mendatang. 4. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat memotivasi masyarakat khususnya ibu hamil untuk lebih memperhatikan pertambahan berat badan selama kehamilan, sehingga kelak dapat memiliki outcome persalinan yang baik. 7 E. Keaslian Penelitian Penelitian serupa tentang hubungan pertambahan berat badan dengan outcome persalinan yang pernah dilakukan yaitu: Judul (Tahun) Penulis Tujuan The Association of Gestational Weight Gain and the Effect on Pregnancy Outcome Defined by BMI Group among Women Delivered in Hospital Kuala Lumpur (HKL), Malaysia: A Retrospective Study (2012) Nurfazlin Rozlan, Hayati Adilin Mohd Abd Majid, Siti Shafura Abas, Ajau Danis, dan Khairil Anuar Md. Isa. Melihat hubungan antara pertambahan berat badan berdasarkan IMT dengan outcome persalinan yaitu outcome neonatal, outcome usia gestasional, dan cara persalinan. Hubungan antara Pertambahan Berat Badan selama Trimester 2 dan Aziz Jati Nur Ananda, Yayuk Hartriyanti, Ova Emilia Metode dan Subjek Subjek: 436 kelahiran hidup pada kehamilan tunggal dalam rentang waktu 1 Januari sampai 31 Desember 2010. Lokasi: Hospital Kuala Lumpur, Malaysia. Hasil Perbedaan Pada ibu dengan IMT sebelum kehamilan normal, terdapat hubungan yang signifikan antara pertambahan berat badan selama kehamilan dengan usia kehamilan dan outcome neonatal. Namun tidak terdapat hubungan dengan cara persalinan. Perbedaan variabel yang diteliti. Variabel bebas penelitian yang akan dilakukan adalah pertambahan berat badan total dan rata-rata pertambahan berat badan per minggu pada ibu selama kehamilan. Variabel terikat penelitian yang akan dilakukan lebih difokuskan pada pengaruh pertambahan berat badan ibu hamil dengan outcome neonatal, yaitu, berat badan lahir bayi, panjang badan bayi, dan lingkar kepala bayi. a. Perbedaan desain. Desain yang digunakan pada penelitian yang akan dilakukan adalah kohort retrospektif. Pada langkah awal melihat pertambahan berat badan Desain: Retrospektif Mengetahui hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil selama trimester 2 dan 3 Subjek: 119 ibu yang melakukan antenatal care dan melahirkan di Happy Land Pertambahan berat badan pada trimester 2 dan 3 berhubungan dengan berat badan lahir bayi pada ibu hamil Happy Land 8 3 dengan Berat Badan Lahir Bayi pada Ibu Hamil di Happy Land Medical Centre Yogyakarta (2010) dengan berat badan lahir bayi. Medical Centre dalam rentang waktu 1 Januari – 31 Desember 2008 Medical Centre Lokasi: Happy Land Medical Centre, Yogyakarta Desain: Cross sectional The Effect of Gestational Weight Gain by Body Mass Index on Maternal and Neonatal Outcomes (2009) Joan M.G Crane, Joanne White, Phil Murphy, Lorraine Burrage, Donna Hutchens Mengevaluasi efek pertambahan berat badan ibu selama kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh dengan outcome maternal dan outcome Subjek: Total populasi dari the Newfoundland and Labrador Provincial Perinatal Program Database pada kehamilan tunggal dalam rentang waktu 1 April 2001 a. Pertambahan berat badan berlebih pada IMT normal, overweight, obese dapat meningkatkan risiko berat badan lahir bayi ≥ 4000 g (BBLL) dan permasalahan persalinan seperti augmentasi persalinan, persalinan induksi, dan kelahiran cukup, lebih dan kurang di masa lalu, selanjutnya melihat apakah pertambahan berat badan tersebut berhubungan dengan outcome neonatal. b. Perbedaan variabel yang diteliti. Penelitian yang akan dilakukan meneliti variabel pertambahan berat badan baik total dan rata-rata pertambahan berat badan per minggu pada ibu selama kehamilan sebagai variabel bebas. Selain itu, melihat outcome berat badan lahir bayi, panjang badan bayi, dan lingkar kepala bayi sebagai variabel terikat. a. Perbedaan variabel. Penelitian yang akan dilakukan melihat pertambahan berat badan total dan rata-rata pertambahan berat badan per minggu pada ibu selama kehamilan sebagai variabel bebas. Selain itu, penelitian yang akan dilakukan memiliki variabel berat lahir bayi, panjang badan bayi, dan lingkar kepala bayi sebagai variabel terikat. b. Perbedaan standar 9 neonatal. sampai 31 Maret 2007, sebanyak 5.377 ibu. Lokasi: Eastern HealthAvalon Region, propinsi Newfoundland dan Labrador Desain: Kohort Retrospektif caesar. b. Pertambahan berat badan total yang sesuai dengan rekomendasi pada ibu hamil dengan IMT normal, overweight, dan obese memiliki angka yang lebih rendah untuk melahirkan bayi BBLR, BBLL, dan mengalami gestational hypertension, serta kelahiran sesar dibandingkan dengan mereka yang pertambahan berat badan totalnya melebihi rekomendasi. c. Pada ibu hamil dengan IMT normal, overweight dan obese, pertambahan berat badan total yang rendah berhubungan dengan BBL<2500 g rekomendasi yang digunakan. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan standar rekomendasi IOM 2009 sedangkan penelitian ini menggunakan IOM 1990.