Bab II Rencana Induk dan Roadmap Penelitian FKM UNDIP Tahun

advertisement
Bab I
PENDAHULUAN
Dalam rangka peningkatan hasil-hasil penelitian dan dampaknya terhadap pembangunan
bangsa dan negara, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Dit.
Litabmas), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional
telah mengeluarkan kebijakan desentralisasi pelaksanaan penelitian bagi perguruan tinggi.
Lebih spesifik, pelaksanaan desentralisasi penelitian mempunyai tujuan (Dit. Litabmas,
2010):
1. Mewujudkan keunggulan penelitian di perguruan tinggi
2. Meningkatkan daya saing perguruan tinggi di bidang penelitian
3. Meningkatkan angka partisipasi dosen dalam pelaksanaan penelitian, dan
4. Meningkatkan kapasitas pengelolaan penelitian di perguruan tinggi.
Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) melalui kegiatan penelitian
diharapkan dapat menjadi landasan untuk kemajuan peradaban dan kesejahteraan
masyarakat dengan merespons perubahan global dan tatanan baru kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, kegiatan penelitian ditujukan
untuk penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN). Di sisi lain, inovasi akan diperoleh hanya
dengan proses pembelajaran/penelitian yang berkelanjutan. Kementerian Riset dan
Teknologi telah merumuskan bahwa proses inovasi merupakan hasil interaksi yang bersifat
sistemik yang mencakup sistem riset iptek, berbagai unsur lingkungan ekonomi, sistem
pendidikan dan pelatihan, sektor publik serta kondisi sosiokultural sebuah masyarakat.
Ukuran kinerja sistem inovasi didasarkan pada nilai tambah ekonomi atau sosial (outcome)
inovasi. Penciptaan pengetahuan baru merupakan aspek penting dari inovasi, dan kinerja
sistem inovasi ditentukan oleh keberhasilan dalam difusi dan adopsi pengetahuan baru di
seluruh sistem. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah bahwa sistem inovasi
diharapkan tidak hanya bertumpu pada tujuan ekonomi tetapi juga tujuan non-ekonomi
seperti penyediaan layanan kesehatan, ketahanan pangan, penyediaan air bersih,
keberlanjutan lingkungan dan lain-lain. Hal ini berarti, penelitian harus berperan dalam
problem solving bagi masyarakat.
1
Terbatasnya sumber daya yang tersedia dan beragamnya kompetensi keahlian
peneliti yang dimiliki serta kompleksnya permasalahan bangsa mengharuskan Universitas
Diponegoro (UNDIP) membuat bidang fokus penelitian, riset unggulan institusi dan peta
jalan (roadmap) penelitian. Untuk bidang unggulan, UNDIP telah menentukan konsentrasi
pada penelitian dalam suatu topik besar, yaitu: ‘Pengembangan dan pemberdayaan
sumber daya lokal Indonesia untuk kemandirian pasokan pangan, air, energi dan obatobatan yang berkelanjutan serta perluasan produk-produk unggulan dan penambahan
nilai industri’
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro (FKM UNDIP) selalu
mengalokasikan anggaran untuk penelitian melalui anggaran DIPA setiap tahunnya. Namun,
sampai saat ini, topik-topik penelitian yang telah dilakukan belum mengarah (fokus) kepada
terbentuknya FKM UNDIP sebagai research center/center of excellence dari suatu bidang
ilmu kesehatan masyarakat tertentu. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dikembangkan
Rencana Induk Penelitian (RIP) dan peta jalan (roadmap) penelitian yang akan menjadi
acuan bagi pengembangan topik penelitian di tingkat fakultas, guna mendukung pencapaian
topik besar penelitian di tingkat universitas. Uraian secara rinci RIP dan roadmap penelitian
FKM UNDIP disampaikan pada Bab II berikut.
2
Bab II
Rencana Induk dan Roadmap Penelitian FKM UNDIP
Tahun 2012-2016
Latarbelakang
Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini masih sangat beragam. Upaya
pengendalian penyakit menular, seperti tuberkulosis paru (TB paru), pnemonia, dan malaria
masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. TB paru misalnya, program
pengendaliannya telah dilaksanakan sejak beberapa puluh tahun yang lalu, namun sampai
sekarang angka kejadiannya (prevalensinya) masih cukup tinggi. Upaya pengobatan
penderita melalui program DOTS belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan, salah
satunya adalah karena masih rendahnya kepatuhan penderita dalam menjalani pengobatan,
sehingga angka putus obat cukup tinggi yang akhirnya berdampak pada timbulnya resistensi
obat. Semakin meningkatnya kasus AIDS, juga menimbulkan permasalahan baru bagi
pengendalian TB paru di dunia, termasuk Indonesia. Daya tahan tubuh yang rendah pada
penderita AIDS memudahkan munculnya infeksi baru atau pun reinfeksi oleh
Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab TB paru.
Selain permasalahan penyakit infeksi yang belum teratasi, masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia juga makin luas dengan semakin meningkatnya penyakit-penyakit
non-infeksi, seperti penyakit metabolik (dislipidemia, diabetes melitus, penyakit jantung
koroner, stroke, dan sebagainya), masalah malnutrisi (gizi kurang maupun gizi lebih), bahkan
penyakit keganasan. Masalah kondisi sosial ekonomi yang buruk, yang kemudian berdampak
terhadap buruknya sanitasi lingkungan maupun perilaku masyarakat, diduga masih
merupakan penyebab utama belum tuntasnya masalah penyakit infeksi di Indonesia. Di sisi
lain, perubahan gaya hidup dan meningkatnya stressor di dalam kehidupan bermasyarakat,
diduga merupakan penyebab meningkatnya kasus penyakit metabolik, malnutrisi maupun
keganasan di Indonesia. Selain itu, masalah pencemaran lingkungan yang semakin
meningkat diduga juga berperan penting terhadap peningkatan permasalahan kesehatan di
Indonesia. Kegiatan di bidang industri, transportasi, dan pertanian merupakan sumber
polutan utama bagi lingkungan air, udara, tanah maupun makanan. Beberapa polutan
lingkungan yang bersifat toksik, seperti Pb dan logam berat lainnya, SO 2, NOx, dan beberapa
3
jenis pestisida, diduga berkaitan dengan meningkatnya permasalahan kesehatan/penyakit
degeneratif seperti penyakit metabolik dan keganasan.
Kelompok populasi yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam penanganan
masalah kesehatan adalah kelompok ibu dan anak. Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA)
perlu mendapatkan prioritas, karena sangat menentukan kualitas sumberdaya manusia di
masa mendatang. Salah satu tujuan jangka menengah dari ‘Tujuan Pembangunan
Millenium’ (Millenium Development Goals) adalah meningkatkan kesehatan ibu dan
bayi/anak. Angka kematian ibu (sekitar 228 per 100.000 kelahiran) dan angka kematian bayi
(sekitar 34 per 1000 kelahiran hidup) yang masih tinggi merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian kita. Penyakit infeksi dan gizi buruk yang
terjadi pada ibu dan anak juga memerlukan perhatian, agar dampak jangka panjang berupa
menurunnya kualitas sumberdaya manusia di masa mendatang dapat dicegah.
Selain penyakit infeksi, beberapa gangguan kesehatan yang terkait dengan fungsi
endokrin juga perlu mendapat perhatian, salah satunya adalah masalah gondok.
Pembesaran kelenjar tiroid atau yang dikenal sebagai gondok atau ‘goiter’ merupakan salah
satu tanda terjadinya gangguan fungsi tiroid, yang disebut sebagai hipotiroidisme.
Hipotiroidisme yang terjadi pada ibu hamil sangat berpengaruh terhadap tumbuh-kembang
janin yang dikandungnya dan mempunyai dampak negatif terhadap kecerdasan maupun
perkembangan fungsi kognitif dan motorik pada anak yang dilahirkannya (Pop, et al., 2003).
Beberapa ahli menduga meningkatnya kasus Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD) dan autisme pada anak diduga berhubungan dengan meningkatnya kasus
hipotiroidisme ringan pada ibu hamil (Roman, 2007). Hasil penelitian Suhartono, et. al.
(2010) menunjukkan prevalensi hipotiroidisme pada wanita usia subur yang cukup tinggi di
daerah pertanian, yakni berkisar 20-30%. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes
tahun 2011 juga menunjukkan data total goiter rate (TGR) pada siswa SD di daerah
pertanian yang tinggi, bahkan pada salah satu SD mencapai 97%. Tingginya angka
goiter/gondok pada siswa SD ini harus diwaspadai dampaknya terhadap prestasi belajar dan
tumbuh-kembang mereka di masa mendatang. Permasalahan gondok dan hipotiroidisme
pada wanita usia subur dan siswa SD di daerah pertanian ini diduga kuat berkaitan dengan
adanya risiko pajanan pestisida. Beberapa ahli menyebut bahan kimia di lingkungan yang
dapat mempengaruhi fungsi endokrin sebagai endocrine disrupting chemicals (EDCs), salah
4
satunya adalah pestisida. Mengingat semakin meningkatnya penggunaan pestisida dan
banyaknya penduduk yang bekerja sebagai petani atau bertempat-tinggal di area pertanian
serta berisiko terpajan pestisida, maka kajian atau penelitian tentang dampak pajanan
pestisida terhadap kesehatan, khususnya KIA, perlu mendapatkan prioritas.
Topik Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian di FKM UNDIP akan mengacu kepada
topik besar sebagai berikut: Peningkatan status kesehatan masyarakat melalui upaya
identifikasi
masalah
kesehatan
dan
pengembangan
upaya
penanggulangannya.
Sementara, untuk tahun 2012-2016 prioritas penelitian akan difokuskan pada topik/kajian
tentang KIA, mengingat dampak jangka panjangnya terhadap kualitas sumberdaya manusia
di masa mendatang. Topik besar KIA ini kemudian dibagi ke dalam sub-sub-topik yang
diharapkan dapat melibatkan semua bidang ilmu (bagian) di FKM, yaitu Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan (AKK), Biostatistik dan Ilmu Kependudukan, Epidemiologi, Gizi
Masyarakat, Kesehatan Lingkungan (KL), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3), dan
Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP). Adapun sub-topik kajian dari permasalahan
KIA tersebut meliputi:
1. Topik kesehatan reproduksi: abortus, berat badan lahir rendah (BBLR),
2. Anemia pada ibu hamil
3. Gondok/hipotiroidisme pada ibu hamil dan anak
4. Kematian ibu/bayi
5. Pemberian ASI eksklusif
6. Penyakit infeksi pada ibu dan atau anak (TB paru, malaria, pnemonia, HIV/AIDS)
7. Gangguan tumbuh-kembang anak (autisme, ADHD)
8. Malnutrisi pada bayi/balita/anak (gizi buruk, stunting, obesitas)
9. Keganasan pada anak,
10. Kebijakan/regulasi terkait KIA.
11. Sistem pelayanan dan pembiayaan KIA
Sasaran dan Lokasi Penelitian
Sesuai dengan topik besar penelitian yaitu masalah KIA, maka sasaran penelitian adalah ibu
hamil, ibu menyusui, bayi, balita dan anak (5-14 tahun). Sementara lokasi kegiatan,
5
difokuskan kepada dua kabupaten di Jawa Tengah, yakni kabupaten Brebes dan kabupaten
Demak. Kabupaten Brebes dipilih karena permasalahan KIA di daerah tersebut cukup
banyak dan kompleks. Hal ini kemungkinan berkaitan erat dengan pencemaran lingkungan
di wilayah tersebut, karena tingkat penggunaan pestisida yang sangat tinggi (tertinggi di
Indonesia) dan termasuk daerah pantai utara yang potensi pencemaran udara serta airnya
sangat tinggi. Kabupaten Brebes juga merupakan area binaan dari UNICEF, yang dalam
melaksanakan kegiatannya bermitra dengan FKM UNDIP. Sementara, kabupaten Demak
dipilih karena daerah tersebut merupakan daerah dengan permasalahan KIA yang cukup
banyak dan merupakan daerah binaan FKM UNDIP yang menjadi tempat praktik belajar
lapangan mahasiswa FKM UNDIP.
Keterlibatan Lintas Fakultas/Lintas Sektor
Beberapa bidang ilmu lain yang ada keterkaitan dengan bidang kajian akan dilibatkan dalam
kegiatan penelitian, antara lain: dari fakultas kedokteran, meliputi: bidang ilmu penyakit
anak, ilmu penyakit saraf, ilmu kebidanan dan kandungan; fakultas psikologi; dan fakultas
teknik kimia (bidang ilmu toksikologi). Sementara institusi lain yang akan terlibat dalam
kegiatan ini adalah Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Pertanian, Dinas Penerangan, Dinas
Pendidikan, dan lembaga swadaya masyarakat.
Strategi Pelaksanaan Kegiatan
Untuk mencapai tujuan pelaksanaan kegiatan, maka disusun strategi/tahapan penelitian
sebagai berikut (lihat Tabel 1).
6
Tabel 1. : Tahapan dan topik penelitian FKM Undip 2012-2016 (Roadmap Penelitian FKM
Undip)
Tahapan
Waktu
Topik/Judul
Penelitian
Bagian yang
terlibat
Keterangan
A. Identifikasi
masalah
2012
Identifikasi
permasalahan KIA di
Kab. Brebes/Demak
Gizi, PKIP, Epid,
AKK
Analisis data
sekunder (DKK,
Puskesmas, Desa),
Kualitatif (indepth
interview)
Kualitatif (FGD,
Indepth)
2012
Analisis kebijakan dan
AKK, PKIP, Gizi,
system pelayanan serta Biostatistik
pembiayaan KIA di Kab.
Brebes/Demak
2012
Kajian ttg PSP petani di
K3, KL, PKIP
PSP petani,
daerah pertanian:
keterlibatan WUS,
kaitannya dengan
dan anak-anak ,
masalah KIA di Kab.
Brebes/Demak
Hasil studi tahun ke-1 akan menentukan topik/masalah KIA apa yg akan diangkat untuk dikaji lebih
dalam pada tahun ke-2 (Gizi buruk, gondok, stunting, abortus, BBLR, angka kesakitan/kematian
ibu/anak) maupun implementasi studi ini berupa rangkaian intervensi dan publikasi yaitu mulai
tahun 2013 – 2016 yang disusun sesuai prioritas (kebutuhan spesifik/evidence maupun tuntutan
pengembangan IPTEK kesehatan masyarakat pada umumnya)
B. Penajaman
2012Studi epidemiologi
Epid, KL,
Cross-sectional
masalah
2013
deskriptif
Biostatisitik
Pemetaan kasus
Biostatistik,
Cross-sectional (GIS)
Epid, AKK
C. Identifikasi
sebab
D. Pengembangan
model
intervensi
20122013
20122013
Studi Faktor Risiko
E. Kegiatan
Intervensi
20132016
Implementasi dan
Publikasi Hasil Riset
Operasional Intervensi
bidang Kesehatan Ibu &
Anak
Studi pengembangan
model Pusat Riset
Operasional Intervensi
dan/atau Laboratorium
Kesehatan Ibu & Anak
Gizi, PKIP, KL, KK, Cross-sectional/Casecontrol/Cohort
PKIP, Epid, Biost, Studi kualitatif, CrossGizi, KL, K3, AKK sectional
PKIP, Epid, Biost,
Gizi, KL, K3, AKK
Riset Operasional
Intervensi yang
berbasis evidence
(kebutuhan spesifik di
lapangan) dan sesuai
prioritas
pengembangan IPTEK
Kesehatan
Masyarakat
7
Indikator Kinerja
Untuk keperluan pengukuran keberhasilan ditentukan indikator kinerja sebagai berikut:
Tabel 2.: Indikator Kinerja dan Target Pencapaian
No.
Indikator
1
Publikasi ilmiah
2
Sbg pemakalah
dlm pertemuan
ilmiah (presentasi
oral)
Sbg pemakalah
dlm pertemuan
ilmiah (presentasi
poster)
Sbg
pembicara
utama (keynote
speaker)
dlm
pertemuan ilmiah
Model
Buku Ajar (ISBN)
Jumlah dana
kerjasama
penelitian
Angka partisipasi
dosen dalam
penelitian*
3
4
5
6
7
2012
Indikator Capaian
2013
2014
2015
2016
50/63
50/63
50/63
Internasional
Nasional terakreditasi
Nasional tidak terakreditasi
Internasional
Nasional
Regional
Internasional
Nasional
Regional
Internasional
Nasional
Regional
50/63
50/63
* Perkiraan proporsi dosen yang melaksanakan penelitian sesuai roadmap; Jumlah dosen di
FKM Undip=63
8
Bab III
PENUTUP
Program RIP dan roadmap penelitian FKM UNDIP telah disusun dengan mengacu kepada
permasalahan kesehatan yang ada didukung data empiris hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya dan dengan memperhitungkan bidang keahlian dan sumberdaya
(dana, fasilitas, sarana dan prasarana) yang dimiliki.
9
Download