Lamp II-SK No.145 Thn 2015 - JDIH Barito Kuala

advertisement
Lampiran II :
Keputusan Bupati Barito Kuala
Nomor 188.45/ 145 /KUM/2015
Tanggal 10 April 2015
TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN/
USAHA FLOATING STORAGE PT. BINTANG
BULAN IBUNDA DI DESA BERANGAS
TIMUR, KECAMATAN ALALAK, KABUPATEN
BARITO KUALA, PROVINSI KALIMANTAN
SELATAN
TELAAHAN
SEBAGAI
DASAR
ARAHAN
PENGELOLAAN
DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN.
Permintaan energi dunia, khususnya juga di Indonesia semakin hari
semakin
meningkat.
Indonesia,
merupakan
negara
yang
dapat
dikatakan kaya akan sumber energi khususnya gas alam. Tidak
seluruh daerah di Indonesia memiliki sumber gas alam akan tetapi
kebutuhan akan bahan bakar ini dimiliki oleh hampir seluruh daerah
di Indonesia.
Floating Storage merupakan salah satu solusi pemenuhan kebutuhan
akan bahan bakar di Indonesia terutama di Kalimantan Selatan. Pada
dasarnya, Floating Storage merupakan tempat penyimpanan bahan
bakar sementara di atas sebuah kapal yang tertambat. Kemudian
disalurkan kepada pihak konsumen pemakai bahan bakar tersebut.
Mengingat dampak yang ditimbulkan tersebut, berdasarkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan yang Wajib Melengkapi Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan, maka kegiatan ini wajib dilengkapi
dokumen UKL dan UPL.
Bintang
Bulan
Ibunda
Kegiatan / usaha
berpotensi
untuk
Floating Storage PT.
menimbulkan
dampak
terhadap lingkungan sekitar, baik berupa dampak positif maupun
dampak negatif, untuk meminimalkan dampak yang terjadi dari suatu
kegiatan tersebut maka perlu dilakukan perencanaan pengelolaan
lingkungan usaha kegiatan.
Perencanaan pengelolaan tersebut tertuang dalam dokumen sebagai
pedoman
dalam
pengelolaan
dan
pemantauan
lingkungan.
Berdasarkan kepada hasil prakiraan dan evaluasi terhadap dampak
yang muncul akibat Kegiatan / usaha
Floating Storage PT. Bintang
Bulan Ibunda di Jalan Desa Berangas Timur, Kecamatan Alalak,
Kabupaten Barito Kuala diperkirakan akan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Komponen
lingkungan
yang
terkena
dampak
tersebut
meliputi
komponen lingkungan fisik–kimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya,
dimana besaran dan sifat dampak akan bervariasi terhadap komponen
lingkungan yang satu dengan komponen yang lainnya baik pada tahap
pra konstruksi, tahap konsruksi, tahap operasi dan tahap pasca
operasi.
Untuk mengetahui bagaimana suatu komponen lingkungan akan
berubah akibat adanya suatu aktivitas/kegiatan manusia, maka
dilakukan perkiraan dampak lingkungan. Metode perkiraan dampak
yang digunakan adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non
formal dengan menggunakan kriteria atau standar baku mutu
lingkungan yang ada sehingga perlu dilakukan arahan pengelolaan dan
pemantauan.
Pengelolaan terhadap dampak ini bertujuan untuk meminimalkan
dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positifnya. Dari rencana
usaha dan/atau kegiatan yang dilaksanaan ini berdasarkan rona
lingkungan dan dampak yang ditimbulkan maka pengelolaan yang
dilakukan berdasarkan sumber dampak dan jenis dampak baik pada
tahap pra konstruksi, tahap kontruksi dan tahap operasi, maka
program kegiatan yang dilakukan adalah :
A. SUMBER DAN JENIS DAMPAK PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI,
KONSTRUKSI, OPERASI DAN PASCA OPERASI
1. Pengelolaan Dampak Terhadap Sosialisasi dan Perijinan
Kegiatan Sosialisasi diprakirakan akan menimbulkan dampak
terhadap persepsi masyarakat, yang dapat berakibat terhambatnya
tahapan kegiatan selanjutnya dari kegiatan / usaha Floating Storage
di Desa Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito
Kuala.
Mengingat
kegiatan
ini
bersifat
kontinyu
dan
lokasi
disekitarnya merupakan lahan sesuai peruntukkannya serta lahan
adalah milik sendiri, maka dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan
sosialisasi terhadap persepsi masyarakat adalah adalah negatif.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
Sosialisasi kegiatan yang akan dilakukan sehingga masyarakat
dapat mengetahui secara jelas dan lengkap mengenai proyek
Floating Storage dan manfaatnya bagi masyarakat sekitar.
Upaya sosialisasi ini sudah dilakukan pada masyarakat sekitar
proyek oleh pemrakarsa dengan melakukan pengumuman lewat
media massa dan spanduk tentang Floating Storage dan temu
wicara dengan masyarakat setempat.
2. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Udara
Untuk tahap pertama, tidak ada pembangunan stroge tanki, namun
kedepannya direncanakan akan ada pembangunan stroge tangki
sebanyak 1 buah dengan kapasitas 10.000 Kkal.
Pembangunan
stroge tanki ini dilakukan apabila permintaan sudah tinggi sehingga
perlu stok cadangan minyak yang selalu tersedia.
Sumber
dampak
yang
mempengaruhi
komponen
lingkungan
kualitas udara antara lain dari kegiatan bongkar muat minyak dari
perahu ke Penampungan atau penampungan ke Truk Tanki akan
berakibat pada timbulnya dampak pada komponen kualitas udara.
Memantau kualitas udara sekitarnya
khususnya parameter seperti
CO, NO2, SO2, debu dan bahan lainnya agar tidak melampaui baku
mutu ambien udara.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
Memakai APL/masker hidung.
Menggunakan peralatan yang baik dan mempunyai standar
pencemaran udara.
Melakukan penanaman pohon yang mampu menyaring debu dan
pencemaran udara lainnya misalnya, glodokan tiang, jenis akasi,
dll.
3. Pengelolaan Dampak Terhadap Kebisingan
Sumber
dampak
yang
mempengaruhi
komponen
lingkungan
kualitas udara antara lain dari kegiatan bongkar muat minyak dari
perahu ke Penampungan atau penampungan ke Truk Tanki akan
berakibat pada timbulnya dampak pada komponen kebisingan.
Memantau kualitas udara sekitarnya
khususnya parameter seperti
kebisingan dan bahan lainnya agar tidak melampaui baku mutu
tingkat kebisingan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
Menggunakan APL/penutup telinga (ear plug).
Menggunakan masker.
Menambah alat untuk meredam bunyi.
Menanam pohon yang mampu mereduksi suara misalnya
glodokan tiang dll
4. Pengelolaan
pendapatan
Dampak
Terhadap
Kesempatan
kerja
dan
Dampak positif terhadap komponen lingkungan tenaga kerja, berupa
terbuknya kesempatan kerja dan dampak lanjutannya terhadap
pendapatan masyarakat, akan bersifat permanen selama umur
kegiatan.
Tolok ukur yang digunakan dalam melihat dampak ini
adalah :

Jumlah tenaga kerja yang direkrut oleh perusahaan untuk
komponen kesempatan kerja

Jumlah orang yang bekerja/berusaha di sektor informal, untuk
komponen kesempatan berusaha.

UMR bagi pendapatan pekerja perusahaan
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
Sosialisasi.
Memberikan pengertian kepada masyarakat
Mengutamakan rekrutmen tenaga kerja local.
Memberi jaminan kesehatan kepada tenaga kerja.
5. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Air
Kegiatan operasional yang dapat menimbulkan dampak terhadap
komponen kualitas air antara lain kegiatan kegiatan bongkar muat
minyak dari perahu ke Penampungan atau dari penampungan ke
truck tanki.
Jenis dampak terhadap komponen kualitas air yang timbulkan atau
diakibatkan dari kegiatan bongkar muat minyak dari perahu ke
Penampungan, penampungan ke Truk Tanki adalah kekeruhan air
sungai dan pencemaran tumpahan minyak ke sungai.
Memantau mutu air perairan sekitarnya khususnya parameter
seperti pH, TSS, TDS, N-Total dan Pb dan bahan lainnya agar tidak
melampaui baku mutu limbah cair dan baku mutu air sungai.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
Melakukan pengecekan rutin terhadap tangki bahan bakar di
setiap peralatan yang dipakai sehingga tidak ada yang menetes.
Pengecekan yang ketat ketika melakukan pengisian Truck tanki
atau stroge tanki, sehingga tidak ada kebocoran yang terjadi.
6. Pengelolaan Dampak Terhadap Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan dan keberadaan
kegiatan yang dilakukan adalah usaha Floating Storage ini secara
keseluruhan pada dasarnya tergantung pada seberapa besar usaha
inidapat memberikan manfaat terhadap masyarakat sekitarnya baik
langsung maupun tidak langsung (tidak permanen).
Tolok ukur
yang dipakai dalam mengukur persepsi masyarakat terhadap
keberadaan dan kegiatan pembangunan Kegiatan yang dilakukan
adalah usaha Floating Storage ini adalah presentase masyarakat
yang berpersepsi positif/negatif.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
Sosialisasi dan penyuluhan.
Memberikan pengertian kepada masyarakat.
Memberi jaminan kesehatan kepada tenaga kerja.
Memakai APL/masker hidung.
Pemberian CSR untuk menunjang kegiatan di masyarakat dan
Pemerintah Desa.
7. Pengelolaan Dampak Terhadap Kesehatan Masyarakat
Dampak
dari
seluruh
kegiatan
pembangunan
Kegiatan
yang
dilakukan adalah usaha Floating Storage terhadap kesehatan
bersifat permanen (kronis bahkan letal).
Tolok ukur kesehatan
dilihat dari frekuensi dan intensitas penyakit yang berhubungan
dengan saluran pernafasan dan paru-paru, serta gejala-gejala
lainnya.
Terjadinya perubahan pola kesakitan masyarakat yang merupakan
dampak turunan dari perubahan kualitas lingkungan geofisik-kimia.
Pada tahap Kontruksi dan Operasi. Prevalensi dan insiden penyakit
saluran pencernaan
dan
saluran pernafasan bagi tenaga kerja
dan masyarakat sekitar lokasi kegiatan. Perubahan kondisi sanitasi
lingkungan di permukiman penduduk sekitar lokasi kegiatan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
Mengoptimalkan penanggulangan dampak terhadap lingkungan,
terutama dampak pencemaran udara, kebisingan dan air dengan
cara-cara yang telah dijelaskan sebelumnya.
Membuat pemberitahuan bahaya terhadap penggunaan zat-zat
kimia dan bahan-bahan berbahaya yang digunakan pada
kegiatan/usaha Floating Storage.
Melaksanakan
komunikasi
dua
arah
atau
dialog
dengan
masyarakat setempat untuk memperoleh umpan balik yang
efektif
dalam
pelaksanaan
upaya
pengelolaan
dampak
lingkungan terhadap pencemaran udara dan kebisingan.
Tanggapan dan penyelesaian secara cepat mengenai keluhan
masyarakat terhadap kegiatan kegiatan.
B. REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Dari hasil analisis prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak
penting,
maka
kegiatan
kegiatan/usaha
Floating
Storage
PT.
Bintang Bulan Ibunda di Desa Berangas Timur, Kecamatan Alalak,
Kabupaten Barito Kuala dapat dinilai layak dengan beberapa
pertimbangan sebagai berikut :
1. Dari aspek ketataruangan, keberadaan kegiatan/usaha Floating
Storage PT. Bintang Bulan Ibunda di Desa Berangas Timur,
Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala tidak menyalahi
aturan pada Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
nomor 9 tahun 2000 tentang RTRW Kalimantan Selatan Tahun
2000-2015 dan Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala nomor
6 tahun 2012.
2. Aspek teknis kegiatan/usaha Floating Storage PT. Bintang Bulan
Ibunda di Desa Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kabupaten
Barito Kuala telah didesain sedemikian rupa sehingga terjamin
keamanannya dan akan dibangun sesuai dengan prosedur
perijinan yang akan diperoleh.
3. Penanganan
dampak
terhadap
lingkungan
dapat
ditangani
dengan segera dan tidak memerlukan teknologi yang sangat
canggih namun lebih bersifat penanganan yang dilakukan secara
umum bila memang dampak tersebut terjadi. Dari dampak yang
timbul telah diberikan rancangan dan rumusan tindakan yang
bersifat mudah dilakukan baik melalui pendekatan teknis,
pendekatan
sosial-ekonomi-budaya
maupun
pendekatan
institusi.
4. Dari aspek kemitraan dengan pihak masyarakat terutama
masyarakat di wilayah Jalan Desa Berangas Timur, Kecamatan
Alalak, Kabupaten Barito Kuala, menjadi wilayah administrasi
proyek yang mendapat dampak langsung telah dapat dilakukan
komunikasi dan pendekatan atau sosialisasi
bersama yang
menguntungkan kedua belah pihak sehingga proses pengelolaan
dampak pada aspek adanya gesekan atau ketidaksepahaman
dengan masyarakat sekitar dapat segera diminimalisir.
Dari
beberapa
pertimbangan
tersebut,
maka
kegiatan/usaha
Floating Storage PT. Bintang Bulan Ibunda di Desa Berangas Timur,
Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala layak bagi lingkungan.
BUPATI BARITO KUALA,
H. HASANUDDIN MURAD
Download