BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi juga diartikan sebagai suatu pengeluaran sejumlah dana dari investor atau pengusaha guna membiayai kegiatan produksi untuk mendapatkan profit di masa yang akan datang. Investasi tercipta dari pendapatan yang di tabung atau dari penanaman modal baik secara langsung maupun tidak langsung oleh berbagai pihak dengan tujuan memperbesar output dan meningkatkan pendapatan di kemudian hari. Investasi mengacu pada pengeluaran untuk perluasan usaha dan peralatan baru, dan hal itu menyebabkan persediaan modal bertambah (Mankiw, 2007:186). Dalam perhitungan pendapatan nasional, investasi meliputi hal-hal:’’ Seluruh nilai pembelian pengusaha atas barang-barang modal dan pembelanjaan untuk mendirikan industri-industri, pengeluaran masyarakat untuk mendirikan rumah-rumah dan tempat tinggal, pertambahan dalam nilai stok barang-barang berupa bahan mentah, barang yang belum selesai di proses dan barang jadi”. (Sukirno,1994). Investasi dapat dilakukan oleh Pemerintah maupun rumah tangga dan perusahaan/swasta.Investasi yang dilakukan pemerintah baik pemerintah pusat dan daerah yang bertujuan untuk penyediaan sarana barang-barang publik. Barang-barang publik ini dibiayai oleh Pemerintah karena sangat besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaannya dan karena itulah rumah tangga maupun swasta tidak akan mampu membiayainya. Investasi perusahaan adalah investasi yang dilakukan oleh pengusaha yang bertujuan mencari keuntungan sebanyak mungkin. Pihak swasta pada umumnya tidak akan mau berinvestasi pada pengadaan barang publik karena biayanya yang sangat besar, dan waktu pengembaliannya yang lama jadi tidak menguntungkan mereka secara langsung. Menurut konsep ekonomi mikro penambahan asset perusahaan untuk meningkatkan skala operasi diartikan sebagai investasi. Asset yang dimaksud mencakup asset seperti bangunan, mesin, peralatan dan sejenisnya dan asset lancar seperti uang dan asset lain yang dapat segera diuangkan. Sedangkan dalam konsep ekonomi makro, investasi dapat diartikan sebagai penambahan fisik atas barangbarang modal tetap dan perubahan stok (sesuai perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB)/ PDRB. Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi. Untuk memahami proses investasi, seorang investor terlebih dahulu harus mengetahui beberapa konsep dasar investasi yang akan menjadi dasar pijakan dalam setiap tahap pembuatan keputusan investasi yang akan dibuat. Adapun beberapa alasan orang untuk melakukan investasi,antara lain adalah: • Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatanya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. • Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain,seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. • Dorongan untuk menghemat pajak Beberapa Negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong pertumbuhan investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu. 2.1.2 Teori Pembagunan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Pembangunanekonomidaerah pada umumnya didefinisikan sebagai suatu prosesyang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu daerah meningkat dalam jangka panjang (Arsyad, 1992). MenurutBlakely (1989), pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untukmenciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industrialternatif, perbaikan kapasitas kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, ahli ilmupengetahuan dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru. Dimana, kesemuanya ini mempunyai tujuan utama yaitu untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah (Arsyad, 1999). Ada dua kondisi yang mempengaruhi proses perencanaan pembangunan daerah yaitu tekanan yang berasal dari lingkungan dalam negeri maupun luarnegeri yang mempengaruhi kebutuhan daerah dalam prosespembangunan perekonomiannya, Kenyataannya bahwa perekonomian daerah dalam suatu negara dipengaruhi oleh setiap sektor secara berbeda-beda (Kuncoro, 2004). Menurut teori ekonomi Neo Klasik, ada dua konsep pokok dalam pembangunan ekonomi daerah yaitu keseimbangan (equilibrium) dan mobilitas faktor produksi daerah. Artinya, sistem perekonomian akan mencapai keseimbangan alamiahnya jika modal bias mengalir tanpa retriksi (pembatasan). Oleh karena itu, modal akan mengalir dari daerah yang memiliki upah tinggi menuju daerah yang memiliki upah rendah. Pembangunan daerah merupakan pembangunan yang segala sesuatunya dipersiapkan dan dilaksanakan oleh daerah, mulai dari perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan sampai dengan pertanggungjawabannya.Dalam kaitan ini daerah memiliki hak otonom.Sedangkan pembangunan wilayah merupakan kegiatan pembangunan yang perencanaan, pembiayaan, dan pertanggungjawabannya dilakukan oleh pusat, sedangkan pelaksanaannya bisa melibatkan daerah dimana tempat kegiatan tersebut berlangsung (Munir, 2002). Pada dasarnya pembangunan daerah dilakukan dengan usaha-usaha sendiri dan bantuan teknis serta bantuan lain-lain dari pemerintah.Dalam arti ekonomi pembangunan daerah adalah memajukan produksi pertanian dan usaha-usaha pertanian serta industri dan lain-lain yang sesuai dengan daerah tersebut dan berarti pula merupakan sumber penghasilan dan lapangan kerja bagi penduduk. Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi lima tahap yang berurutan yang dimulai dari masa berburu, masa berternak, masa bercocok tanam, masa perdagangan, dan tahap masa industri. Menurut teori ini masyarakat akan bergerak dari masyarakat tradisional kemasyarakat modern yang kapitalis. Dalam prosesnya, pertumbuhan ekonomi akan semakin terpacu dengan adanya sistem pembagian kerja antar pelaku ekonomi. Adam Smith memandang pekerja sebagai salah satu input bagi proses produksi, pembagian tenaga kerja merupakan titik sentral pembahasan dalam teori ini, dalam upaya peningkatan produktifitas kerja. Dalam pembangunan ekonomi modal memegang peranan penting. Menurut teori ini, akumulasi modal akan menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Proses pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan memiliki hubungan keterkaitan satu sama lainnya. Timbulnya peningkatan kinerja pada suatu sektor akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal, mendorong kemajuan teknologi, meningkatkan spesialisasi dan memperluas pasar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembangunan ekonomi daerah tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi.Suatu masyarakat dinilai berhasil melaksanakan pembangunan bila pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut cukup tinggi. 2.1.3 Pendapatan Regional Informasi hasil pembangunan ekonomi yang telah dicapai dapat dimanfaatkansebagai bahan perencanaan maupun evaluasi pembangunan.Untuk dapat mengukurseberapa jauh keberhasilan pembangunan, khususnya di bidang ekonomi salah satualat yang dapat dipakai sebagai indikator pertumbuhan ekonomi di suatu wilayahadalah melalui penyajian angka-angka pendapatan regional.Pendapatan regional didefinisikan sebagai nilai produksi barang-barang danjasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian di dalam suatu wilayah selamasatu tahun (Sukirno, 1985:17).Sedangkan menurut Tarigan (2007:13), pendapatanregional adalah tingkat pendapatan masyarakat pada suatu wilayah analisis. Tingkatpendapatan regional dapat diukur dari total pendapatan wilayah ataupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Beberapa istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan pendapatan regional, diantaranya adalah: 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu Pengertian nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara (intermediate cost). Komponen-komponen nilai tambah bruto mencakup komponen-komponen faktor pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Jadi dengan menghitung nilai tambah bruto dari dari masing-masing sektor dan kemudian menjumlahkannya akan menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Sektor-sektor perekonomian berdasarkan lapangan usaha yang tercakup dalam PDRB, yaitu: a. Pertanian. b. Pertambangan dan Penggalian. c. Industri Pengolahan. d. Listrik, Gas dan Air Bersih. e. Bangunan/Konstruksi. f. Perdagangan, Hotel dan Restoran. g. Pengangkutan dan Komunikasi. h. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. i. Jasa- Jasa Aggregat PDRB Secara teoritis agregat PDRB dibedakan menjadi : a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku yaitujumlah nilai produksi, nilai pendapatan atau pengeluaran yangdinilai sesuai dengan harga yang berlaku pada tahun yangbersangkutan b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan yaitu jumlah nilai produksi atau pendapatan atau pengeluaran yangdinilai berdasarkan tahun dasar. 2. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas Dasar Harga Pasar. PDRN dapat diperoleh dengan cara mengurangi PDRB dengan penyusutan. Penyusutan yang dimaksud di sini adalah nilai susut (aus) atau pengurangan nilai barang-barang modal (mesin-mesin, peralatan, kendaraan dan lain-lainnya) karena barang modal tersebut dipakai dalam proses produksi. Jika nilai susut barang-barang modal dari seluruh sektor ekonomi dijumlahkan, hasilnya merupakan penyusutan keseluruhan. 3. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas Dasar Biaya Faktor. Jika pajak tidak langsung netto dikeluarkan dari PDRN atas Dasar Harga Pasar, maka didapatkan Produk Regional Netto atas Dasar Biaya Faktor Produksi. Pajak tidak langsung meliputi pajak penjualan, bea ekspor, bea cukai, dan pajak lain lain, kecuali pajak pendapatan dan pajak perseroan. 2.1.4 Teori Basis Ekonomi Teori basis ekspor murni dikembangkan pertama kali oleh Tiebout.Teori ini membagi kegiatan produksi/jenis pekerjaan yang terdapat di dalam satu wilayah atas sektor basis dan sektor non basis.Kegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat pada kondisi internal perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya.Sedangkan kegiatan non basis adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri.Oleh karena itu, pertumbuhannya tergantung kepada kondisi umum perekonomian wilayah tersebut.Artinya, sektor ini bersifat endogenous (tidak bebas tumbuh).Pertumbuhannya tergantung kepada kondisi perekonomian wilayah secara keseluruhan (Tarigan, 2007). Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk ekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan lapangan kerja (Lincolin, 1999). Studi basis ekonomi regional umumnya berupaya untuk mengenali aktivitasaktivitas ekspor wilayah, sebagai bahan dalam meramalkan pertumbuhan ekonomi pada aktivitas–aktivitas itu dan mengevaluasi dampak dari kenaikan dari aktivitas ekspor atas aktivitas-aktivitas ekonomi lainnya.Basis ekonomi dari sebuah komunitas terdiri atas aktivitas-aktivitas produksi yang mampu menciptakan pendapatan dan kesempata kerja lebih besar pada masyarakat sehingga menjadi tumpuan dalam perekonomian di wilayah tersebut. Semua kegiatan lain yang tidak termasuk kegiatan basis maka akan masuk kedalam sektor jasa (service) atau pelayanan, tetapi untuk tidak menciptakan pengertian yang keliru tentang arti service disebut saja sektor non basis. Sektor non basis (economic non-base) adalah sektor ekonomi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi-konsumsi lokal.Dengan demikian, sektor ini sangat terikat dengan kondisi ekonomi setempat dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar definisi diatas, satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan kegiatan perekonomian wilayah,bahkan dapat melebihi pertumbuhan alamiah dari ekonominya adalah sektor basis, karena dari sektor basis inilah yang akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi diwilayah tersebut. Dalam teori basis ekonomi ini, lebih memusatkan pada kegiatan-kegiatan basis atau ekspor, tetapi tidak melihat pentingnya impor. Suatu peningkatan dalam kesempatan kerja dan pendapatan basis mungkin hanya mempunyai suatu efek pengganda yang sangat terbatas terhadap kegiatan bukan basis jika sebagian besar dari pendapatan ekstra mengalir keluar wilyah dalam bentuk pengeluaran untuk impor. Yang sangat penting dalam hal ini, bahwa suatu perekonomian dapat bertambah tidak hanya dengan peningkatan ekspor dari industri basis tetapi juga dengan mengganti barang-barang impor dari industri basis dengan barang-barang hasil produksi wilayah yang bersangkutan. 2.1.5 Metode Tipologi Klassen Tipologi Klassen pada dasarnya digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan sektoral daerah. Menurut Tipologi Klassen, masing-masing sektor ekonomi di daerah dapat diklasifikasikan sebagai sektor yang prima, berkembang, potensial dan terbelakang. . (Tri Widodo, 2006; 120) Analisis ini mendasarkan pengelompokan suatu sektor dengan melihat pertumbuhan dan kontribusi sektor tertentu terhadap total PDRB suatu daerah. Dengan menggunakan analisis tipologi klassen, suatu sektor dapat dikelompokan ke dalam empat kategori, yaitu: (1) sektor prima, (2) sektor potensial, (3) sektor berkembang, dan (4) sektor terbelakang. (Tri Widodo, 2006; 120) 2.1.6 ICOR ICOR (Incremental Capital Output Ratio) adalah ukuran yang menyatakan besarnya tambahan modal yang diperlukan untuk meningkatkan satu unit pengeluaran.ICOR juga merupakan rasio antara penambahan modal dengan penambahan pengeluaran.Rasio ini menunjukan efisensi penggunaan modal yang ditambahkan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu Negara.Untuk dapat menghitung berapa investasi yang harus dikeluarkan agar dicapai penambahan GDP tertentu, maka penambahan modal dinyatakan sebagai investasi dan penambahan pengeluaran dinyatakan sebagai penambahan GDP. Pengkajian menegenai ICOR menjadi sangat menarik karena ICOR dapat merefleksikan besarnya produktifitas kapital yang pada akhirnya menyangkut besarnya pertumbuhan ekonomi yang bias dicapai.Secara teoritis hubungan ICOR dengan pertumbuhan ekonomi dikembangkan pertama kali oleh R.F.Harrod dan Evsey Domar (1939-1947).Namun karena kedua teori tersebut banyak kesamaanya, maka kemudian kedua teori tersebut lebih dikenal sebagai teori Harrod Domar. Pada Rasio Modal-Output yaitu : (i). Rasio Modal-Output atau Capital Output Ratio (COR) atau yang sering disebut Average Capital Output Ratio (ACOR), yaitu perbandingan antara kapital yang digunakan dengan output yang dihasilkan pada suatu periode tertentu. COR atau ACOR ini bersifat statis karena hanya menunjukkan besaran yang menggambarkan perbandingan modal dan output. (ii). Ratio Modal - Output Marginal atau Icremental Capital Output Ratio (ICOR) yaitu suatu besaran yang menunjukkan besarnya tambahan capital (investasi) baru yang dibutuhkan untuk menaikan/menambah satu unit output baik secara fisik maupun secara nilai (uang). Konsep ICOR ini lebih bersifat dinamis karena menunjukkan perubahan kenaikan/penambahan output sebagai akibat langsung dari penambahan capital. Sebenarnya ICOR dapat dibagi ke dalam Net ICOR (ICOR bersih) dan Adjusted ICOR (ICOR yang disesuaikan).Net ICOR mengiterprestasikan ICOR yang telah bersih dari perubahan-perubahan yang telah terjadi pada faktor-faktor lain seperti tambahan tenaga kerja, kemampuan teknologi dan lain sebagainya.Konsep ini mempertimbangkan ICOR dengan suatu asumsi cateris paribus yaitu bahwa pasokan faktor-faktor lain dianggap tetap. Sedangkan Adjusted ICOR mengasumsika bahwa investasi diikuti oleh perubahan-perubahan dalam faktor-faktor lain. Menurut Lincoln Arsyad (1999), faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai ICOR adalah apabila : 1. Ketersediaan sumberdaya alam terbatas dan pertumbuhan penduduk rendah. 2. Inovasi hitech dan sifat teknologi padat modal. 3. Laju investasi tinggi dan komposisi investasi terbesar berupa proyek barang publik. 4. Tingkat efisiensi faktor produksi modal rendah. 5. Kualitas ketrampilan manajerial dan organisasional rendah. 6. Tingginya suku bunga 2.2 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian dapat dilihat melalui Tabel 2.1 berikut: No 1 2 Nama, Tahun, Judul Analisis ICOR (Incremental Capital Output Ratio) Kota Semarang 2010 Table 2.1 Penelitian Terdahulu Metode Variabel Analisis PDRB, investasi Menggunakan (PMTB) analisis ICOR Hasil ICOR pada tahun 2009 Kota Semarang sebesar 6,95 artinya untuk meningkatkan satu unit output dibutuhkan investasi sebesar 6,95 unit. Nilai ini menunjukkan kondisi perekonomian yang relative menjanjikan, khususnya bagi iklim investasi di Kota Semarang ST.Nadira 2012 PDRB Analisis Shift 1. Terjadi perubahan Analisis Kabupaten Share,Analisis struktur ekonomi di Ekonomi dan Mamuju dan Location Kabuapetn Mamuju Sektor PropinsiSulawesi Quotient (LQ) dari sektor primer ke Unggulan Barat tahun sektor sekunder. Kabupaten 2004-2009 2. Bahwa sektor basis di Mamuju menurut Kabupaten Mamuju Propinsi lapangan usaha yaitu sektor pertanian, Sulawesi Barat atas dasar harga sektor pertambangan, Periode 2004konstan tahun sektor bangunan, 2009 2000. sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan dan persewaan dan sektor jasa-jasa. 3. Komoditi-komoditi pertanian yang merupakan sektor basis dan dapat diunggulkan untuk dikembangkan pada perekonomian Kabupaten Mamuju dapat dijumpai pada komoditi bahan tanaman pangan yaitu padi, jagung, kacang tanah, dan kacang kedelai 3 Margareta Hutasoit 2009 Analisis Efisiensi Investasi di Propinsi Sulawesi Selatan Nilai PDRB Sulawesi Selatan periode tahun 2000-2009, Pendapatan Per kapita Analisis Efisiensi Investasi dengan menggunakan ICOR, Analisis Kebijakan Pendukung Masuknya Investasi dengan menggunakan Content Analysis 1. Investasi yang masuk ke Provinsi Sulawesi Selatan dari periode 2000-2009 tergolong efisien. 2. kebijakan yang ditempuh dalam menarik investor adalah dengan mempermudah pengurusan izin usaha, membangunan sarana dan prasarana pendukung dan penciptaan iklim usaha yang kondusif, seperti mempermudah izin usaha dengan memberikan informasi yang transparan 2.3 Kerangka Konseptual Seperti telah dijelaskan dalam teori-teori diatas, bahwa sektor unggulan sangatlah berperan penting dalam meningkatkan perekonomian suatu wilayah. Untuk menentukan sektor unggulan suatu wilayah dapat dianalisis dari sektorsektor perekonomian yang dibagi ke dalam Sembilan sektor, yaitu: Sektor Ekonomi 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industry pengolahan 4. Listrik, Gas, dan Air minum 5. Bangunan dan Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Asuransi, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa SEKTOR UNGGULAN Gambar 2.1 Sektor Ekonomi Investasi memegang peranan penting dalam mendorong perekonomian suatu wilayah. Suatu daerah yang mempunyai potensi wilayah yang baik dan mempunyai daya tarik akan mengundang para investor untuk mau menanamkankan modal nya pada daerah tersebut, dengan demikian akan tercipta suatu iklim investasi yang kondusif bagi daerah tersebut. Sektor unggulan dan komoditi unggulan adalah salah satu daya tarik bagi kaum investor untuk berinvestasi pada daerah tersebut.Sektor unggulan dan komuditi unggulan dapat menggunakan analisis LQ dan Shift Share.Setelah sektor unggulan dan komuditi unggulan yang dimiliki suatu daerah sudah ditentukan barulah kemudian dapat diidentifikasi potensi dan peluang investasi untuk daerah tersebut. Sektor Unggulan 1. 2. 3. 4. Primer Berkembang Potensial terbelakang INVESTASI Gambar 2.2 Hubungan Investasi dan Sektor Unggulan Investasi dalam suatu daerah sangatlah berpengaruh dan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Iklim investasi yang baik atau kondusif akan mempengaruhi pada tingkat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Untuk itu suatu daerah perlu meningkatkan daya tarik daerah tersebut agar iklim investasi pada dapat tetap kondusif dan meningkat. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi akan tetap terjaga dan meningkat. Bukan hanya dalam kurun waktu tertentu saja tetapi juga perlu dipertahankan dan meningkatkan nilai investasi yang diperlukan pada masa-masa yang akan datang agar pertumbuhan ekonomi dapat terus meningkat. 2014 INVESTASI 2015 Pertumbuhan 2016 Ekonomi Gambar 2.3 Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Dengan demikian terdapat sebuah garis yang berhubungan anatar sektor unggulan suatu daerah, investasi, dan pertumbuhan ekonomi. Proses itu dapat digambarkan dalam kerangka konseptual pada gambar 2.4 SEKTOR INVESTASI PERTUMBUHAN EKONOMI UNGGULAN Gambar 2.4 Kerangka Konseptual