II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan lnvestasi dalam Pembangunan Daerah lnvestasi adalah suatu kata dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Kata tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) dari kapitallmodal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contoh investasi termasuk membangun re1 kereta api, atau suatu pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang sekolah di universitas (Wikipedia, 2005). Menurut BPS (2002), investasilpenanaman modal secara umumlmakro ekonomi adalah pengeluaran pembelanjaan oleh penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli perlengkapan-perlengkapan produksi untuk meningkatkan kemampuan memproduksikan barang dan jasa. Secara prinsip investasi dibedakan menurut "investasi finansial" dan "investasi non finansial". lnvestasi finansial lebih ditujukan kepada, investasi dalam bentuk pemilikan instrumen finansial seperti uang tunai, tabungan, deposito, modal penyertaan, surat berharga, obligasi dan sejenisnya. Sedangkan investasi non finansial direalisasikan daiam bentuk investasi fisik (investasi riil) yang berwujud "kapital" atau barang modal, termasuk pula didalamnya inventori (persediaan). Pelakulinstitusi investasi dapat berasal dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemeritah daerah, investasi yang berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta investasi yang berasal dari swasta. lnvestasi menurut sektor, yaitu sekior pertanian, periambaiiyan dan penggalian, industri, pe~gilanganminyak, !istrik, gas, air minum, konstruksi, perdagangan, pemerintahan umum, sewa rumah dan jasajasa. Menurut Francis (1993), investasi terdiri dari investasi langsung (direct invesment) dan investasi tidak langsung (Portofolio invesment). investasi Langsung (Direct Investment) adalah : a. Investor terlibat langsung dalam pengelolaan usaha yang bertanggung jawab atas kinerja usaha maupun menanggung segala resiko usaha (untunglrugi). b. Perolehan bersifat laba baik yang dibagikan kepada pemilik (deviden) maupun yang ditanam kembali dalam perusahan dalam rangka pengembangan usahanya, disini dampak pembentukan nilai tambahnya besar. lnvestasi tidak langsung (Portofolio Invesment) : a. Investor tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha dan tidak bertanggung jawab atas kinerjanya (maju mundurnya) usaha serta tidak menanggung resiko usahanya. b. Perolehan investor adalah agiolgain dari jual beli sahamlsuraf berharga lainnya. Kegiatan investasi ini lebih bersifat spekulatif sehingga dampak pembentukan nilai tambah relatif kecil. Badan Koordinasi Penanaman Modal (1994), mengelompokkan investasi menjadi : 1. Penanaman Modal Asing (PMA), yaitu penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan UU No. I tahun 1967 dan yang digunakan untuk menjalankan perusahan cii Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut. 2. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), yaitu pmggunaan kekayaan masyarakat Indonesia, termasuk hak dan benda baik yang dimiliki oleh negara maupun swasta nasional atau swasta asing yang berdomisili di Indonesia, yang disisihkanldisediakan guna menjalankan suatu usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur dalam UU Nomor 1 tahun 1967 tentang PMA baik secara langsung maupun tidak langsung. 3. Non PMAlPMDN adalah penanaman modal dalam negeri yang tidak diatur dalam UU Nomor 1 Tahun 1967 tentang PMA maupun UU Nomor 6 Tahun 1968 tentang PMDN. Pengaturan penanaman modal non PMAIPMDN semula berdasarkan pada BRO Nomor 38 Tahun 1934, namun saat ini sudah tidak berlakukan lagi dan kemudian diatur kedalam UU masing-masing sektor. lnvestasi merupakan kegiatan yang memegang peranan penting dalam pergerakan dan pertumbuhan perekonomian di daerah, sangat dipengaruhi oleh karakteristik daerah, letak geografis, dan keunggulan-keunggulan suatu daerah, serta berbagai sektor yang membedakan antara satu daerah dengan daerah lain dalam pehgembangan dan pembangunannya. Untuk mengejar pembangunan yang diikuti dengan percepatan laju pertumbuhan ekonomi diperlukan berbagai upaya-upaya bertujuan meningkatan pendapatan daerah, dengan pemerataan pendapatan yang baik serta keberhasilan pembayaran yang ditunjukkan dari indikator ekonomi dan indikator sosial. Hal ini memerlukan penunjang yang sinergis dari sektor-sektor pembangunan bidang investasi. Ada beberapa pendekatan yang dapat mendukung mengenai peranan investasi dalam pembangunan daerah, antara lain pendekatan dari aspek ekonomi makro, aspek penyediaan lapangan kerja dan aspek bisnis (BKPM, 1994). (7). Aspek Ekonomi Makro Dalam teori ekonomi makro, menurut Samuelson dan Nordhaus (1997), pembentukan keseimbangan pendapatan nasional dari sudut penggunaan (expenditure approach) akan terjadi karena pembentukan pengeluaran investasi, pengeluaran pemerintah dan keseimbangan neraca perdagangan melalui kegiatan ekspor dan irnpor. Secara matematis keseimbangan pendapatan nasionawdaerah dapat dirumuskan sebagai berikut : Dimana : Y = Pendapatan Nasional atau Daerah ( PDB atau PDRB) C = Pengeluaran komsumsi I = Pengeluaran lnvestasi G = Pengeluaran pemerintah (X - M)= Selisih Pengeluaran ekspor dan impor Jadi pembentukan pendapatan nasional atau aerah (PDB atau PDRB) sangat dipengaruhi oleh pembentukkan variabel C, I ,G dan (X M), makin tinggi tingkat investasi akan berpengaruh terhadap naiknya pendapatan nasional atau daerah. Disini dapat ditarik kesimpulan bahwa investasi sangat rnenentukan pendapatan ekonorni (PDBIPDRB) atau sebaliknya. Faktor-faktor terhambatnya investasi masuk ke daerah (Patros, 2004) adalah: kondisi politik, keamanan, ketentraman dan ketertiban yang belurn kondusif, kemudahan perijinan dan pelayanan yang masih rendah dan pecyediaan infrastruktur dan tersedianya sumberdaya manusia yang rendah. Langkah-langkah yaiig diperlukarl dalam penyehatan iklim investasi di daerah meliputi: (1) regulasi kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, (2) pengembangan sektor usaha kecil dan menengah dan (3) kebijakan pemerintah dalam pemberian kemudahan dan fasilitas pendukung bagi investor. Dalam upaya peningkatan pendapatan daerah diperlukan usaha untuk menarik investasi secara lokal, nasional maupun internasional. Untuk menarik investasi tersebut sangat bergantung kepada kebijakan yang ditentukan oleh pemerintah. Kebijakan tersebut harus memberikan garansi keamanan, kepastian hukum dan prospek jangka panjang yang lebih kondusif bsgi iklim investasi. Baik atau tidaknya penegakan hukum ternyata sangat rnempengaruhi keinginan investor untuk berinvestasi di Indonesia. Misalnya, IFC (International Finance Corporation), anak perusahaan Bank Dunia tersebut menegaskan tidak akan membuat investasi baru di Indonesia, jika penegakan hukum di Indonesia belum dibenahi (Anisah, 2003). Masalah investasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, hamun yang lebih penting kelancaran investasi sangat ditentukan oleh dukungan yang diberikan masyarakat. Tanpa adanya dukungan yang kuat dari rnasyarakat proses iwestasi akan tersendat. Peran serta masyarakat dalam menjamin aset investor sangat penting, sehingga investor rnerasakan kenyarnanan tanpa harus dibebani dengan rasa ketakutan. (2). Aspek Penyediaan Lapangan Kerja Di samping perencanaan makro di atas, Partowidagdo (1999) rilengemukaan bahwa investasi dengan sendirinya barkaitan secara langsuny aengap penciptam lapmgan kerja Dengan terbukanya lapangan kerja yang luas bagi masyarakat sehi~ggaangka pengangguran menjadi rendah. Akibat krisis ekonomi, tingkat pengangguran telah mencapai 35 juta orang atau 17,5 % dari jumlah penduduk Indonesia (Wijandi dan Sarrna, 2002). Pengangguran yang tinggi itu terjadi karena turunnya tingkat investasi yang sangat drastis selama krisis ekonomi. Jadi tanpa adanya percepatan investasi persoalan pengangguran akan semakin besar dan berdampak sangat luas terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. (3). Aspek Bisnis Bisnis adalah suatu aktivitas usaha yang akan dikerjakan dengan menggunakan sumber-sumber yang ada untuk mendapatkan keuntungan. Sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan sangat terbatas, maka perlu sekali diadakan pemilihan antara berbagai macam usaha yang paling menguntungkan (Oemar, 2003). Ditinjau dari sisi bisnis, investasi berkaitan dengan pendirian dan pengembangan usaha dari suatu perusahan. Sumber investasi adalah dari laba yang tercipta atau pinjaman dari pihak lain. Efisiensi investasi menjadi sangat penting bagi perusahaan sehingga sebelum investasi harus dilakukan studi kelayakan terlebih dahulu. Pada umumnya, selarna masa investasi (investment period) perusahan belum mampu menciptakan laba sehingga membutuhkan bantuan eksternal agar perusahaan survive. Dalam konteks ini, pemerintah sangat berperan memberikan rangsangan (incentive) terhadap perusahan yang berinvestasi di Indonesia. Pemberian izin prinsip investasi terhadap perusahan ataupun perorangan ditindaklanjuti dengan pemberian fasilitas selama periode investasi. Mengingat penting dan strategisnya peran investasi dalam pembangunan maka semua pihak seperti pemerintah, swasta dan masyarakat luas perlu berperan a ~ t iuntuk f menggsrakannya. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut : (1). Peran pemerintah Dari sudut pandang ekonomi, peran dan fungsi- pemerintah dasarnya adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan pada indikator (Partowidagdo, 1999): a. Meningkatnya PDBIPDRB melalui peningkatan nilai tambah. Meningkatnya nilai tambah makin banyak pilihan komsumsi masyarakat. b. Terbukanya lapangan kerja yang luas bagi masyarakat. Angka pengangguran menjadi rendah dan pendapatan masyarakat meningkat. c. Stabilitas nilai tukar mata uang nasional terhadap mata uanglvaluta asing. Ketiga peran dan fungsi di atas dapat dilaksanakan bila pemerintah dapat menggerakkan roda perekonomian melalui investasilbisnis. Oleh karena itu pemerintah perlu mendayagunakan segenap potensi sumber daya yang dimiliki secara optimal. Dalam rangka menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dibidang investasi tersebut pihak pemerintah h a r k berperan aktif dalam ha1 : a. Pembangkit motivasi masyarakat untuk menjadi pelaku investasi b. Penciptaan iklim yang kondusif antara lain berupa : - Arahan kebijakan yang tepat - Pengaturan/regulasi/peraturan perundang-undangan yang baik antara lain dibidang: fiskal, moneter, tata ruang, lingkungan - Fasilitas dan pelayanan yang baik (terrnasuk insentif) - Pembinaan, bimbingan dan penyuluhan c. Pengawasan Jan Pengendalian serta penegakan hukum d. Pelindung Ipembeiti kepentinga~rakyat e. Menyediakan infrastruktur dan sarana penunjang yang memadai: jalan, pelabuhan, air, listrik, kawasan bisnis, lembaga penelitian dan pelatihan. (2). Peran Swasta a. Berpartisipasi melalui bidang produksi dan distribusi b. Memenuhilmembayar kewajiban : pajak, lingkungan, disiplin c. Menegakkan hukum d. Membangun infrastruktur e. Kontribusi sosial : pendidikan, kesehatan, fasilitas umum. (3). Peran masyarakat a. Memberikan dukungan sosial b. Melakukan pengawasan c. Menegakkan stabilitas politik dan keamanan 2.2. Kaitan Peningkatan lnvestasi dengan Peningkatan Perekonomian Daerah Kegiatan investasi di Kabupaten Siak diharapkan berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Melalui kegiatan investasi akan terjadi penyerapan tenaga kerja dan alih teknologi, peningkatan produksi, peningkatan pendapatan per kapita serta peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan berimplikasi pula pada dinamika perekonomian daerah. Menurut Husodo (2004), perturnbuhan ekonomi suatu negara yang baik biasanya ditunjang dengan masuknya investasi secara reguler di negara tersebut. Pertumbuhan ini akan lebih baik lagi jika negara tersebut dapat bersaing dengan negara lain dalam memasarkan hasil pr~duksinyadari ~nvestasi yang rnasuk ierse~ut. Perkembangan ekonomi suatu negaratdaerah ditentukan paling tidak oleh dua faktor produksi, yaitu kapital dan tenaga kerja. Kedua faktor produksi tersebut merupakan faktor utama yang menjadi penggerak sistem perekonomian, sehingga arus perputaran kegiatan ekonomi dapat tetap berlangsung. Faktor produksi kapital terbentuk akibat dari adanya kegiatan investasi, dimana sebagian dari investasi tersebut digunakan untuk mengadakan berbagai barang modal yang akan digunakan &lam kegiatan proses produksi. Kapital tersebut berperan untuk rnentransformasikan berbagai input menjadi output atau produk. lnvestasi merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian karena investasi mempunyai keterkaitan dengan keberlangsvr~gankegiatan ekonomi pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Melalui investasi, kapasitas produksi dapat ditingkatkan yang pada gilirannya mampu untuk meningkatkan output, yang kemudian pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan. Sampai dengan tahun 2004 secara kumulatif persetujuan investasi PMDN di Kabupaten Siak sebesar Rp. 2,93 trilyun, sedangkan PMA sebesar USD 11,86 milyar. Bidang usaha yang banyak diminati adalah indhstri yang mengolah basil-hasil hutan (industri plywood, pulp dan kertas) serta perkebunan kelapa sawit dan pengolahannya. Bidang usaha yang diminati investor tersebut sangat signifikan dengan perkembangan perekonomian Kabupaten Siak yang PDRB-nya didominasi oleh sektor industri pengolahan dan sektor pertanian. Sektor industri pengolahan kontribusinya sebesar 46,87% dan sektor pertanian sebesar 30,13%. Peranan sektor industri pengolahan dan pertanian menjadi sangat penting bahkan sektor-sektor ini sebagai lokomotif dan penggerak roda perekonomian Kabupaten Siak (BPS Siak, 2004). ~ didukung Sektor pertanian merniliki prospek yang sarigat b a i terutama 0Iei1 subsektor perkebunan. I-ial tersebut ditandai dengan berkembangnya berbagai fasilitas pendukung sentra-sentra produksi yang ' berbasis pada agribisnis dan agroindustri. Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Siak adalah tetap rnemberdayakan dan rneningkatkan sektor-sektor ekonomi yang menjadi "economy basen yaitu antara lain sektor pertanian dan industri pengolahan hasil pertanian. Keberhasilan pemerintah daerah dalarn meningkatkan investasi swasta yang masuk ke daerah te~sebutakan berdampak multiplier effect dengan timbulnya kegiatan-kegiatan lain yang rnengikutinya, sehingga ha1 ini akan dapat mempengaruhi kinerja perekonomian daerah tersebut. lndikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perkonomian daerah antara lain melalui PDRB, laju pertumbuhan ekonomi, peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat. Apabila PDRB meningkat maka ada ekspansi atau pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut dan jika PDRB turun, maka terjadi resesi, oleh karena itu perlu insentif tertentu dari pemerintah daerah. 2.3. Pembangunan Subsektor Perkebunan Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pernbangunan nasional harus dilaksanakan secara terpadu dan serasi serta diarahkan untuk mengembangkan daerah sesuai dengan prioritas dan potensi wilayah. Sesuai dengan visi Kabupaten Siak yaitu "Tewujudnya Kabupaten Siak sebagai pusat budaya melayu di Riau yang didukung oleh agribisnis, agroindustri dan pariwisata yang rnaju dalam lingkungan masyarakat yang agarnis dan sejahtera pada tahun 2020n,maka pernbangunan daerah Kabupaten Siak dalam jangka panjang adalah mencapai kesejahteraan sosial sebagai tuntutan aspirasi masyarakat. Mengacu kepada visi Kabupaten Siak tersebut maka visi yang ingin diwujudkan dalam pembangunan pertavian dan perkebunan di Kabupaten Siak adalah "Terwujudnya pertanian yang tangguh melalui pengembangan agiihisnis dan agroindustri yang berwawasan lingkungan". Makna yang terkandung dalam visi tersebut adalah : a. Pertanian yang tangguh yaitu pertanian yang memiliki kemampuan yang kuat, berdaya saing baik ditinjau dari aspek pelaku pembangunan pertanian itu sendiri, kelembagaan serta produksi yang dihasilkan yang mampu bersaing dengan komoditas lainnya baik di tingkat regional, nasional dan bahkan internasional. b. Pengembangan agribisnis yaitu pengembangan usaha pertanian dan perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan mampu bersaing di pasaran. c. Pengembangan agroindustri yaitu pengembangan atau pembangunan industri yang berbasiskan pertanian dan perkebunan. d. Berwawasan lingkungan yaitu cara pandang terhadap lingkungan agar tidak terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh adanya aktivitas pabrik yang dijalankan. Untuk mewujudkan visi tersebut, telah ditetapkan misi pembangunan pertanian dan perkebunan Kabupaten Siak sebagai berikut : a. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya aiam (lahan dan air), tenaga kerja, modal dan teknologi. b. Mewujudkan sumberdaya manusia (petugas dan petani) pertanian dan perkebunan yang disiplin, berkualitas dan profesional. c. Mewujudkan kualitas perencanaan, monitoring dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan pertanian dan perkebunan. d. Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pengembangan usaha pertanian dan perkebunan. e. Menciptakan iklim yang kondusif sehingga mendorong' investor untuk menginvestasikan modalnya di bidang pertanian dan perkebunan di Kabupaten Siak. Selanjutnya untuk melaksanakan pembangunan perkebunan, mengingat begitu banyaknya komoditas yang diusahakan oleh masyarakat, maka dalam rangka peningkatan perekonomian daerah melalui pengembangan investasi swasta perlu dilakukan penggalian potensi dan peluang investasi. Adalah tidak mudah untuk mengetahui potensi produksi suatu komoditas perkebunan yang dimiliki suatu daerah. Yang dimaksud dengan potensi produksi adalah segala kemampuan produksi yang ada dan layak dikembangkan hingga akan terus berkembang dan menjadi sumber penghidupan rakyat setempat bahkan dapat mendorong perekonomian daerah secara keseluruhan untuk berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan. Kemudian Hardison (2003), mengemukakan bahwa keunggulan komoditas di suatu daerah dicirikan paling tidak 7 (tujuh) indikator yaitu: didukung oleh potensi pasar, memiliki daya saing, kemampuan berproduksi tinggi, pasokanltrend produksi naik, memiliki kelayakan finansial, menghasilkan multiplier effect, dan didukung oleh kebijakan pemerintah daerah. Salah satu kegiatan ekononi yang mampu menghasilkan produk dengan ciri tersebut diatas adalah seMor pertanian termasuk didalamnya subsektor perkebunan, dimana ketangguhan sektor pertanian tersebut diarahkan oleh : (1) usaha pertanian berbasis pada sumberdaya domestik dan permintaan produknya tidak elastis terhadap pendapatan maupun harga, sehingga tangguh menghadapi gejolak ekonomi, (2) penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian sangat fleksibel, sehingga beriungsi sebagai jaring pengaman (survival sector) dalam keadaan darurat, (3) produksi pertanian relatif stabil, memiliki keterkaitan antara sektoral yang luas dan sangat penting untuk pemantapan ketahanan pangan. Berkenaan dengan hal-ha1 tersebut diatas, maka pembangunan subsektor perkebunan yang saat ini sedang dikembangkan di Kabupaten Siak adalah kelapa sawit, kelapa, karet, kopi, dan sagu. Pengembangan subsektor ini dapat dilakukan melalui pendekatan agribisnis yang merupakan salah satu bentuk dari industrialisasi perkebunan dengan mengembangkan 5 (lima) subsistem agribisnis perkebunan secara terus menerus dan harmonis. Kelima sub sistem tersebut adalah (1) Subsistem hulu perkebunan, yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang dapat menghasilkan barangloutput untuk masukan subsistem lainnya, (2) Subsistem usahatani budidaya, adalah kegiatan yang menggunakan barang-barang modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian primer; (3) Subsistem pengolahan (Agroindustri) adalah kegiatan yang mengolah hasil usahatani budidaya menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir; (4) Subsistem pemasaran yaitu kegiatankegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas pertanian baik segar maupun olahan, baik untuk pemasaran luar negeri maupun dalam negeri, (5) Subsistem jasa penunjang yaitu kegiatan jasa dan penunjang untuk berjalannya sistem agribisnis. Untuk membangun sistem agribisnis yang berdaya saing, kelima subsistem dari sistem agribisnis perkebunan tersebut harus dikembangkan secara serentak dan seimbang. Pengembangan komoditas perkebunan di Kabupaten Siak harus dapat berjalan sesuai dengan kondisi obyektif, rnengikuti arus globalisasi, sehingga dapat menghasilkan produk yang berdaya saing, baik jenis, kuantitas maupun kualitas. Produk yang mempunyai daya saing tersebut adalah produk yang sesuai dengan keinginan pasar dan mempunyai harga yang dapat bersaing dengan produk sej'enis yang terdapat di pasar. Perkemba~gzn pembangunan perkebunan di Kabupaten Siak menunjukkan ha1 yang menggembirakan. Ltias areal perkebunan pada tahun 2000 adalah 132.351 ha dan meningkat menjadi 185.063ha pada tahun 2003, sehingga selama periode tiga tahun telah terjadi peningkatan luas areal sebesar 52.712 Ha atau 39,83%. Komoditas perkebunan yang diusahakan seperti: kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, dan sagu. Komoditas perkebunan yang dominan diusahakan di Kabupaten Siak adalah tanaman kelapa sawit, dengan luasan 164.668ha atau 88,98% (Dinas Pertanian dan Perkebunan Siak, 2004). Perkebunan kelapa sawit sudah dikembangkan cukup luas terutama melalui pola perkebunan besar baik perusahaan perkebunan pemerintah maupun swasta, dengan manajemen dan kelembagaan yang cukup memadai. Perrnasalahan yang masih perlu diatasi dalam pengembangan agribisnis kelapa sawit adalah pabrik pengolahan Crude Palm Oil (CPO) untuk kebun kelapa sawit rakyat dan industri hilir CPO. Untuk komoditas karet, kelapa, kopi, dan sagu saat ini terutama dikembangkan oleh rakyat secara pribadi. Kondisi pertanaman komoditas tersebut pada saat ini telah banyak yang perlu peremajaan dengan bibit unggul dan sistem pengelolaan secara corporate dengan membentuk kelompok Hamparan. Disamping perbaikan usaha dan manajemen budidaya, dalam pengembangan ini juga perlu disertai dengan sistem pengolahan hasilnya. Bentuk pengolahan hasil yang dapat dilakukan oleh petani dalam bentuk kelompok tani ini adalah agroindustri yaitu pengolahan hasil produksi sebagai bahan baku industri lanjutan. Untuk lebih meningkatkan nilai tambah dari usaha agribisnis perkebunan, perlu dibangun industri hilirnya. Pembangunan pabrik pengolahan lanjutan ini dapat dilakukan pada kawasan industri di Tanjung Buton melalui investasi swasta/investor. Pada ssat ini pemerintah Kabupaten Siak sedang membangun kwasan industri dan pelabuhan Tanjung Buton, yang letaknya sangat s~rategisyaitu di pmtai timur Surnatera dengan luas areal 6.000Ha. Pengembangan komoditas kelapa sawit diarahkan pada pengolahan industri hilirnya. Produk kelapa sawit diperoleh dari produk utama, yaitu minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit, serta produk sampingan yang berasal dari limbah. Beberapa produk yang dihasilkan dari pengembangan minyak sawit diantaranya adalah minyak goreng, produk-produk oleokimia, seperti fatty acid, fatty alcohol, glycerine, metalic soap, stearic acid, methil ester, dan stearin. Perkembangan industri oleokimia dasar merangsang pertumbuhan industri barang konsurnen seperti deterjen, sabun, dan kosmetika. Sedangkan produkproduk yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah diantaranya adalah pupuk organik, kompos, dan kalium serta serat yang berasal dari tandan kosong kelapa sawit, arang aktif dari tempurung buah, pulp kertas yang berasal dari batang dan tandan sawit, perabot dan papan partikel dari batang, dan pakan ternak dari batang dan pelepah, serta pupuk organik dari limbah cair dari proses produksi minyak sawit. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Siak 2001-2010, rencana alokasi pemanfaatan ruang di Kabupaten Siak untuk perkebunan seluas 241.509 Ha, sehingga masih terdapat potensi lahan yang dapat dikembangkan untuk usaha perkebunan seluas sekitar 56.446 Ha. Besarnya luasan kebun di Kabupaten Siak dan masih tersedianya lahan yang cukup luas akan mendorong investor untuk berinvestasi dibidang usaha perkebunan dan pengolahannya. Berdasarkan hasil kajian Hardison (2003), komoditas unggulan di Kabupaten Siak yang menempati rangking pertama untuk subsektor perkebunan adalah kelapa sawit. Ini berarti bahwa komoditas kelapa sawit sangat layak untuk dikembangkan sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Siak. Hal ini didukung oleh kesesuaian lahan dan agroklimat serta budaya masyarakat yang selama ini banyak mengusahakan tanaman perkebur~an. Selama ini dengan adanya pembangunan perkebunari oleh investor di Kabupaten Siak telah memberikan dampak bagi masyarakat yang bermukim disekitarnya, baik itu masyarakat yang merupakan petani kebun maupun masyarakat yang bukan petani kebun. Adanya proyek-proyek pembangunan perkebunan yang berukuran besar di daerah, akan memainkan peranan penting dalam stabilitas ekonomi, karena diharapkan proyek-proyek ini akan memberikan efek ganda. Daerah tersebut akan terbuka dan kegiatan pembangunan lainnya akan menyusul, mengingat pembangunan perkebunan mempunyai hubungan erat dan berkaitan dengan sektor-sektor perekonomian lainnya. 2.4. Strategi Peningkatan lnvestasi Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi (Mulyadi, 2001). Proses perencanaan strategis dapat dilakukan melalui tiga tahap analisis, yaitu ( I ) tahap pengumpulan data, (2) tahap analisis dan (3) tahap pengambilan keputusan (Rangkuti, 2004). Strategi peningkatan investasi pada subsektor perkebunan Kabupaten Siak, tidak terlepas dari pengaruh perubahan lingkungan baik yang bersifat internal maupun I eksternal. Mencermati lingkungan internal diperlukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang perlu dibenahi, diperbaiki atau ditingkatkan. Sedangkan lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman, merupakan faktor yang perlu dijawab guna mengatasi berbagai masalah yang mungkin akan dihadapi pada masa yang akan datang. Penilaian yang diperlukan secara simultan terhadap lingkungan ekstsmal memungkinkan manajemen mengidentifikasikan berbagai jenis peluang yang mungkin timbul dan dapat dimanfaatkan. Berbagai peluang tersebut berupa kemungkinan yang wajar untuk dipertirnbangkan. Dalam melakukan analisis ierliany Ler~ayai~ernun~kinart tersebui ~ ~ ~ a t ~ a j errrltiiak m e r ~ pwiu ~nelakukar~ penyaringan yang cermat sehingga terlihat perbedaan nyata antara kemungkinan sebagai peluang dan kemungkinan yang diinginkan. Jika proses demikian dilalui dengan tepat, hasilnya ialah suatu pilihan yang sifatnya strategis. Suatu pilihan strategis harus bermuara pada penggabungan antara sasaran jangka panjang dan strategi dasar organisasi yang pada gilirannya rnenempatkan organisasi pada posisi yang optimal dalam menghadapi lingkungannya dalam rangka mengemban misi yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Gill (1983), bahwa salah satu tugas terpenting yang dihadapi sebuah negara berkembang (termasuk Indonesia) dalam usahanya untuk mencapai kernajuan ekonomi adalah menaikkan tingkat investasi atau pembentukan modalnya. Tanpa kecuali negara-negara seperti ini miskin modal, namun mengalami kesulitan untuk menaikkan tingkat investasi. Terdapat berbagai macam cara yang dapat ditempuh sebuah negara dalam mengerahkan tambahan investasi namun tidak ada cara yang paling baik, tetapi semuanya mempunyai keuntungan dan kerugian tersendiri dan dalam prakteknya praktis semua cara akan digunakan secara serentak. Beberapa ahli ekonomi terrnasuk Galenson dan Leibenstein, Hollis Chenery dan A.E. Kahn (Jhingan, 2000), menyebutkan kriteria investasi yang tepat sebagai asas penuntun kebijaksanaan ialah (1) investasi harus diarahkan pada penggunaan yang paling produktif sehingga rasio output uang (current output) terhadap investasi menjadi maksimum atau sebaliknya rasio modal- output menjadi minimum, (2) investasi harus dilakukan terhadap proyek yang akan memanfaatkan buruh secara maksimum, dalam ha1 ini rasio buruh - investasi maksimum, (3) proyek investasi ini harus diseleksi sehingga menghasilkan barang yang memenuhi kebutuhan dasar masyarakat da11 meningkatkan ekonomi eksternal lebih luas, (4) proyek investasi crdalah proyek yang dirancang paling banya~menggunakan bahan baku dz!arr! negeri dan berbagai suplai lain, (5) proyek investasi tersebut harus diseteksi sehinga dapat memperbaiki distribusi pendapatan nyata, dan (6) investasi harus diarahkan pada industri yang menghernat devisa, rnengurangi bebm neraca pembayaran dan memaksirnurnkan rasio barang ekspor terhadap investasi. Sejak diberlakukannya Undang-Undang PMA dan PMDN, pemerintah telah rnengeluarkan berbagai kebijaksanaan guna menciptakan iklirn investasi yang sehat, berupa pemberian fasilitas, kemudahan-kernudahan, keringanan dan insentif bagi calon investor. Penciptaan iklim usaha yang sehat tersebut ditujukan untuk sernakin meningkatkan peran serta baik usaha negara, usaha kecil menengah dan koperasi maupun usaha swasta, sehingga diharapkan akan tercipta struktur ekonomi yang lebih kokoh dan saling menunjang, mendorong pertumbuhan ekonomi, memperluas pemerataan pembangunan, memperluas kesempatan berusaha dan meningkatkan lapangan kerja. Dilain pihak kewenangan dibidang investasi merupakan ha1 baru bagi Kabupatenlkota di seluruh Indonesia dimana selama ini kewenangan tersebut merupakan kewenangan pernerintah pusat dan propinsi. Dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pernerintahan Daerah yang rnenyatakan bahwa Kabupatenlkota dapat melaksanakan urusan dibidang investasi. Dapat dikaiakan bahwa telah terjadi perubahan yang sangat fundametal dalam bidang investasi. Dengan demikian diperlukan berbagai kesiapan oleh pernerintah Kabupaten dan kota untuk melaksanakan dan merealisasikan kewenangan-kewenangan yang dirniliki tersebut. 2.5. lkhtisar Pembangunan daerah pada hakekatnya adalah upaya yang terencana untuk meningkatkan ka~asitas pemerintah daerah, sehingga tercipta suatu kernampuan yang hanaal dan proiesiona~dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta kemampuan untuk mengelola sumberdaya ekonomi daerah secara berdayaguna dan berhasilguna untuk kemajuan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu bidang pembangunan daerah yang perlu mendapat perhatian cti Kabupaten Siak adalah bidang investasi, karena telah diserahkan kewenangannya kepada daerah. Untuk itu menjadi tugas pemerintah Kabupaten Siak untuk menjabarkan dan merinci lebih lanjut urusan yang. proporsionaldibidang investasi yang dapat diserahkan kepada Kabupaten. Hampir semua pemerintah daerah sekarang ini mengalami keterbatasan keuangan, yang membawa akibat terbatasnya pula kemampuan pemerintah daerah membiayai proyek-proyek pembangunan, sehingga terbatasnya lowongan kerja karena tidak cukup menampung angkatan kerja baru yang senantiasa lebih besar. Maka jalan yang masih terbuka untuk memelihara dan menjamin laju pembangunan adalah pengembangan investasi swasta. Kegiatan investasi memegang peranan penting dalam pergerakan dan pertumbuhan perekonomian di daerah yang sangat dipengaruhi oleh karakteristik daerah, letak geografis, dan keunggulan-keunggulan suatu daerah, serta berbagai sektor yang membedakan antara satu daerah dengan daerah lain dalam pengembangan dan pembangunannya. Ada beber2pa pendekatan yang dapat mendukung mengenai peranan investasi ini dalam pembangunan daerah, antara lain dari aspek ekonomi makro, aspek penyediaan lapangan kerja dan aspek bisnis. Kegiatan investasi di Kabupaten Siak diharapkan berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Melalui kegiatan investasi akan terjadi penyerapan tenaga kerja d m alih teknologi, peningkatan produksi, peningkatan pendapatan perkapita serta peningkaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRR) yang berrnuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat den berirnplikasi pula pada dinamika perekonomisn daeriih. Untuk pengembangan kegiatan investasi tersebut, pemerintah Kabupaten Siak telah rnengarahkan pembangunan investasi pada sektor-sektor yang mempunyai prospek baik, antara lain sektor pertanian, khususnya subsektor perkebunan dimana terdapat beberapa komoditas unggulan yang layak untuk ditawarkan kepada investor. Selama ini dengan adanya pembangunan perkebunan oleh investor di Kabupaten Siak telah memberikan dampak bagi masyarakat yang berrnukim disekitarnya, baik itu masyarakat yang merupakan petani kebun maupun masyarakat yang bukan petani kebun. Adanya proyek-proyek pembangunan psrkebunan yang berukuran besar di daerah, akan memainkan peranan penting dalam stabilitas ekonomi, karena diharapkan proyek-proyek ini akan memberikan efek ganda. Daerah tersebut akan terbuka dan kegiatan pembangunan lainnya akan menyusul, mengingat pembangunan perkebunan mempunyai hubungan erat dan berkaitan dengan sektor-sektor perekonomian lainnya.