Strategi pengembangan investasi subsektor

advertisement
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Peranan lnvestasi dalam Pembangunan Daerah
lnvestasi adalah suatu kata dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Kata tersebut berkaitan dengan
akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan
di masa depan. Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan
berarti juga produksi) dari kapitallmodal barang-barang yang tidak dikonsumsi
tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contoh
investasi termasuk membangun re1 kereta api, atau suatu pabrik, pembukaan
lahan, atau seseorang sekolah di universitas (Wikipedia, 2005).
Menurut BPS (2002), investasilpenanaman modal secara umumlmakro
ekonomi adalah pengeluaran pembelanjaan oleh penanam-penanam modal atau
perusahaan
untuk
membeli
perlengkapan-perlengkapan produksi untuk
meningkatkan kemampuan memproduksikan barang dan jasa. Secara prinsip
investasi dibedakan menurut "investasi finansial" dan "investasi non finansial".
lnvestasi finansial lebih ditujukan kepada, investasi dalam bentuk pemilikan
instrumen finansial seperti uang tunai, tabungan, deposito, modal penyertaan,
surat berharga, obligasi dan sejenisnya. Sedangkan investasi non finansial
direalisasikan daiam bentuk investasi fisik (investasi riil) yang berwujud "kapital"
atau barang modal, termasuk
pula didalamnya inventori (persediaan).
Pelakulinstitusi investasi dapat berasal dari pemerintah baik pemerintah pusat
maupun pemeritah daerah, investasi yang berasal dari Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta investasi yang
berasal dari swasta. lnvestasi menurut sektor, yaitu sekior pertanian,
periambaiiyan dan penggalian, industri, pe~gilanganminyak, !istrik, gas, air
minum, konstruksi, perdagangan, pemerintahan umum, sewa rumah dan jasajasa.
Menurut Francis (1993), investasi terdiri dari investasi langsung (direct
invesment) dan investasi tidak langsung (Portofolio invesment). investasi
Langsung (Direct Investment) adalah :
a. Investor terlibat langsung dalam pengelolaan usaha
yang
bertanggung jawab atas kinerja usaha maupun menanggung segala
resiko usaha (untunglrugi).
b. Perolehan bersifat laba baik yang dibagikan kepada pemilik (deviden)
maupun yang ditanam kembali dalam perusahan dalam rangka
pengembangan
usahanya,
disini
dampak
pembentukan
nilai
tambahnya besar.
lnvestasi tidak langsung (Portofolio Invesment) :
a. Investor tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha dan tidak
bertanggung jawab atas kinerjanya (maju mundurnya) usaha serta
tidak menanggung resiko usahanya.
b. Perolehan investor adalah agiolgain dari jual beli sahamlsuraf
berharga lainnya. Kegiatan investasi ini lebih bersifat spekulatif
sehingga dampak pembentukan nilai tambah relatif kecil.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (1994), mengelompokkan investasi
menjadi :
1. Penanaman Modal Asing (PMA), yaitu penanaman modal asing secara
langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan
UU No. I tahun 1967 dan yang digunakan untuk menjalankan perusahan
cii Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung
menanggung resiko dari penanaman modal tersebut.
2. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), yaitu pmggunaan kekayaan
masyarakat Indonesia, termasuk hak dan benda baik yang dimiliki oleh
negara maupun swasta nasional atau swasta asing yang berdomisili di
Indonesia, yang disisihkanldisediakan guna menjalankan suatu usaha
sepanjang modal tersebut tidak diatur dalam UU Nomor 1 tahun 1967
tentang PMA baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Non PMAlPMDN adalah penanaman modal dalam negeri yang tidak
diatur dalam UU Nomor 1 Tahun 1967 tentang PMA maupun UU Nomor 6
Tahun 1968 tentang PMDN. Pengaturan penanaman modal non
PMAIPMDN semula berdasarkan pada BRO Nomor 38 Tahun 1934,
namun saat ini sudah tidak berlakukan lagi dan kemudian diatur kedalam
UU masing-masing sektor.
lnvestasi merupakan kegiatan yang memegang peranan penting dalam
pergerakan dan pertumbuhan perekonomian di daerah, sangat dipengaruhi oleh
karakteristik daerah, letak geografis, dan keunggulan-keunggulan suatu daerah,
serta berbagai sektor yang membedakan antara satu daerah dengan daerah lain
dalam pehgembangan dan pembangunannya. Untuk mengejar pembangunan
yang diikuti dengan percepatan laju pertumbuhan ekonomi diperlukan berbagai
upaya-upaya bertujuan meningkatan pendapatan daerah, dengan pemerataan
pendapatan yang baik serta keberhasilan pembayaran yang ditunjukkan dari
indikator ekonomi dan indikator sosial. Hal ini memerlukan penunjang yang
sinergis dari sektor-sektor pembangunan bidang investasi.
Ada beberapa pendekatan yang dapat mendukung mengenai peranan
investasi dalam pembangunan daerah, antara lain pendekatan dari aspek
ekonomi makro, aspek penyediaan lapangan kerja dan aspek bisnis (BKPM,
1994).
(7). Aspek Ekonomi Makro
Dalam teori ekonomi makro, menurut Samuelson dan Nordhaus
(1997), pembentukan keseimbangan pendapatan nasional dari sudut
penggunaan (expenditure approach) akan terjadi karena pembentukan
pengeluaran investasi, pengeluaran pemerintah dan keseimbangan
neraca perdagangan melalui kegiatan ekspor dan irnpor. Secara
matematis keseimbangan pendapatan nasionawdaerah dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Dimana : Y
=
Pendapatan Nasional atau Daerah ( PDB atau PDRB)
C
=
Pengeluaran komsumsi
I
=
Pengeluaran lnvestasi
G
=
Pengeluaran pemerintah
(X - M)=
Selisih Pengeluaran ekspor dan impor
Jadi pembentukan pendapatan nasional atau aerah (PDB atau
PDRB) sangat dipengaruhi oleh pembentukkan variabel C, I ,G dan (X M), makin tinggi tingkat investasi akan berpengaruh terhadap naiknya
pendapatan nasional atau daerah. Disini dapat ditarik kesimpulan bahwa
investasi sangat rnenentukan pendapatan ekonorni (PDBIPDRB) atau
sebaliknya.
Faktor-faktor terhambatnya investasi masuk ke daerah (Patros,
2004) adalah: kondisi politik, keamanan, ketentraman dan ketertiban yang
belurn kondusif, kemudahan perijinan dan pelayanan yang masih rendah
dan pecyediaan infrastruktur dan tersedianya sumberdaya manusia yang
rendah. Langkah-langkah yaiig diperlukarl dalam penyehatan iklim
investasi di daerah meliputi: (1) regulasi kebijakan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, (2) pengembangan sektor usaha kecil dan menengah
dan (3) kebijakan pemerintah dalam pemberian kemudahan dan fasilitas
pendukung bagi investor.
Dalam upaya peningkatan pendapatan daerah diperlukan usaha
untuk menarik investasi secara lokal, nasional maupun internasional.
Untuk menarik investasi tersebut sangat bergantung kepada kebijakan
yang ditentukan oleh pemerintah. Kebijakan tersebut harus memberikan
garansi keamanan, kepastian hukum dan prospek jangka panjang yang
lebih kondusif bsgi iklim investasi. Baik atau tidaknya penegakan hukum
ternyata sangat rnempengaruhi keinginan investor untuk berinvestasi di
Indonesia. Misalnya, IFC (International Finance Corporation), anak
perusahaan Bank Dunia tersebut menegaskan tidak akan membuat
investasi baru di Indonesia, jika penegakan hukum di Indonesia belum
dibenahi (Anisah, 2003).
Masalah investasi tidak
hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah semata, hamun yang lebih penting kelancaran investasi
sangat ditentukan oleh dukungan yang diberikan masyarakat. Tanpa
adanya dukungan yang kuat dari rnasyarakat proses iwestasi akan
tersendat. Peran serta masyarakat dalam menjamin aset investor sangat
penting, sehingga investor rnerasakan kenyarnanan tanpa harus dibebani
dengan rasa ketakutan.
(2). Aspek Penyediaan Lapangan Kerja
Di samping perencanaan makro di atas, Partowidagdo (1999)
rilengemukaan bahwa investasi dengan sendirinya barkaitan secara
langsuny aengap penciptam lapmgan kerja
Dengan terbukanya
lapangan kerja yang luas bagi masyarakat sehi~ggaangka pengangguran
menjadi rendah. Akibat krisis ekonomi, tingkat pengangguran telah
mencapai 35 juta orang atau 17,5 % dari jumlah penduduk Indonesia
(Wijandi dan Sarrna, 2002). Pengangguran yang tinggi itu terjadi karena
turunnya tingkat investasi yang sangat drastis selama krisis ekonomi.
Jadi tanpa adanya percepatan investasi persoalan pengangguran akan
semakin besar dan berdampak sangat luas terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara.
(3). Aspek Bisnis
Bisnis adalah suatu aktivitas usaha yang akan dikerjakan dengan
menggunakan
sumber-sumber
yang
ada
untuk
mendapatkan
keuntungan. Sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan sangat
terbatas, maka perlu sekali diadakan pemilihan antara berbagai macam
usaha yang paling menguntungkan (Oemar, 2003). Ditinjau dari sisi
bisnis, investasi berkaitan dengan pendirian dan pengembangan usaha
dari suatu perusahan. Sumber investasi adalah dari laba yang tercipta
atau pinjaman dari pihak lain. Efisiensi investasi menjadi sangat penting
bagi perusahaan sehingga sebelum investasi
harus dilakukan studi
kelayakan terlebih dahulu. Pada umumnya, selarna masa investasi
(investment period) perusahan belum mampu menciptakan laba sehingga
membutuhkan bantuan eksternal agar perusahaan survive. Dalam
konteks ini, pemerintah sangat berperan memberikan rangsangan
(incentive) terhadap perusahan yang
berinvestasi di
Indonesia.
Pemberian izin prinsip investasi terhadap perusahan ataupun perorangan
ditindaklanjuti dengan pemberian fasilitas selama periode investasi.
Mengingat penting dan strategisnya peran investasi dalam pembangunan
maka semua pihak seperti
pemerintah, swasta dan masyarakat luas perlu
berperan a ~ t iuntuk
f
menggsrakannya. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
(1). Peran pemerintah
Dari sudut pandang ekonomi, peran dan fungsi- pemerintah
dasarnya adalah
meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan
pada
indikator
(Partowidagdo, 1999):
a.
Meningkatnya PDBIPDRB melalui peningkatan nilai tambah.
Meningkatnya nilai tambah makin banyak pilihan komsumsi
masyarakat.
b.
Terbukanya lapangan kerja yang luas bagi masyarakat. Angka
pengangguran menjadi rendah dan
pendapatan masyarakat
meningkat.
c.
Stabilitas nilai tukar mata uang nasional terhadap mata uanglvaluta
asing.
Ketiga peran dan fungsi di atas dapat dilaksanakan bila pemerintah dapat
menggerakkan roda perekonomian melalui investasilbisnis. Oleh karena itu
pemerintah perlu mendayagunakan segenap potensi sumber daya yang dimiliki
secara optimal. Dalam rangka menggerakkan dan memberdayakan masyarakat
dibidang investasi tersebut pihak pemerintah h a r k berperan aktif dalam ha1 :
a.
Pembangkit motivasi masyarakat untuk menjadi pelaku investasi
b.
Penciptaan iklim yang kondusif antara lain berupa :
-
Arahan kebijakan yang tepat
-
Pengaturan/regulasi/peraturan perundang-undangan yang baik
antara lain dibidang: fiskal, moneter, tata ruang, lingkungan
-
Fasilitas dan pelayanan yang baik (terrnasuk insentif)
-
Pembinaan, bimbingan dan penyuluhan
c.
Pengawasan Jan Pengendalian serta penegakan hukum
d.
Pelindung Ipembeiti kepentinga~rakyat
e.
Menyediakan infrastruktur dan sarana penunjang yang memadai:
jalan, pelabuhan, air, listrik, kawasan bisnis, lembaga penelitian dan
pelatihan.
(2). Peran Swasta
a.
Berpartisipasi melalui bidang produksi dan distribusi
b.
Memenuhilmembayar kewajiban : pajak, lingkungan, disiplin
c.
Menegakkan hukum
d.
Membangun infrastruktur
e.
Kontribusi sosial : pendidikan, kesehatan, fasilitas umum.
(3). Peran masyarakat
a.
Memberikan dukungan sosial
b.
Melakukan pengawasan
c.
Menegakkan stabilitas politik dan keamanan
2.2. Kaitan Peningkatan lnvestasi dengan Peningkatan Perekonomian
Daerah
Kegiatan investasi di Kabupaten Siak diharapkan berpengaruh secara
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Melalui kegiatan investasi akan terjadi
penyerapan tenaga kerja dan alih teknologi, peningkatan produksi, peningkatan
pendapatan per kapita serta peningkatan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
berimplikasi pula pada dinamika perekonomian daerah.
Menurut Husodo (2004), perturnbuhan ekonomi suatu negara yang baik
biasanya ditunjang dengan masuknya investasi secara reguler di negara
tersebut. Pertumbuhan ini akan lebih baik lagi jika negara tersebut dapat
bersaing dengan negara lain dalam memasarkan hasil pr~duksinyadari ~nvestasi
yang rnasuk ierse~ut.
Perkembangan ekonomi suatu negaratdaerah ditentukan paling tidak
oleh dua faktor produksi, yaitu kapital dan tenaga kerja. Kedua faktor produksi
tersebut merupakan faktor utama yang menjadi penggerak sistem perekonomian,
sehingga arus perputaran kegiatan ekonomi dapat tetap berlangsung. Faktor
produksi kapital terbentuk akibat dari adanya kegiatan investasi, dimana
sebagian dari investasi tersebut digunakan untuk mengadakan berbagai barang
modal yang akan digunakan &lam kegiatan proses produksi. Kapital tersebut
berperan untuk rnentransformasikan berbagai input menjadi output atau produk.
lnvestasi merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian
karena investasi mempunyai keterkaitan dengan keberlangsvr~gankegiatan
ekonomi pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Melalui
investasi, kapasitas produksi dapat ditingkatkan yang pada gilirannya mampu
untuk meningkatkan output, yang kemudian pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan.
Sampai dengan tahun 2004 secara kumulatif persetujuan investasi
PMDN di Kabupaten Siak sebesar Rp. 2,93 trilyun, sedangkan PMA sebesar
USD 11,86 milyar. Bidang usaha yang banyak diminati adalah indhstri yang
mengolah basil-hasil hutan (industri plywood, pulp dan kertas) serta perkebunan
kelapa sawit dan pengolahannya. Bidang usaha yang diminati investor tersebut
sangat signifikan dengan perkembangan perekonomian Kabupaten Siak yang
PDRB-nya didominasi oleh sektor industri pengolahan dan sektor pertanian.
Sektor industri pengolahan kontribusinya sebesar 46,87% dan sektor pertanian
sebesar 30,13%. Peranan sektor industri pengolahan dan pertanian menjadi
sangat penting bahkan sektor-sektor ini sebagai lokomotif dan penggerak roda
perekonomian Kabupaten Siak (BPS Siak, 2004).
~
didukung
Sektor pertanian merniliki prospek yang sarigat b a i terutama
0Iei1 subsektor perkebunan. I-ial tersebut ditandai dengan berkembangnya
berbagai fasilitas pendukung sentra-sentra produksi yang ' berbasis pada
agribisnis dan agroindustri. Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten Siak adalah tetap rnemberdayakan dan rneningkatkan sektor-sektor
ekonomi yang menjadi "economy basen yaitu antara lain sektor pertanian dan
industri pengolahan hasil pertanian. Keberhasilan pemerintah daerah dalarn
meningkatkan investasi swasta yang masuk ke daerah te~sebutakan berdampak
multiplier effect dengan timbulnya kegiatan-kegiatan lain yang rnengikutinya,
sehingga ha1 ini akan dapat mempengaruhi kinerja perekonomian daerah
tersebut. lndikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perkonomian
daerah antara lain melalui PDRB, laju pertumbuhan ekonomi, peningkatan
produksi dan pendapatan masyarakat. Apabila PDRB meningkat maka ada
ekspansi atau pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut dan jika PDRB turun,
maka terjadi resesi, oleh karena itu perlu insentif tertentu dari pemerintah daerah.
2.3. Pembangunan Subsektor Perkebunan
Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pernbangunan
nasional harus dilaksanakan secara terpadu dan serasi serta diarahkan untuk
mengembangkan daerah sesuai dengan prioritas dan potensi wilayah. Sesuai
dengan visi Kabupaten Siak yaitu "Tewujudnya Kabupaten Siak sebagai pusat
budaya melayu di Riau yang didukung oleh agribisnis, agroindustri dan
pariwisata yang rnaju dalam lingkungan masyarakat yang agarnis dan sejahtera
pada tahun 2020n,maka pernbangunan daerah Kabupaten Siak dalam jangka
panjang adalah mencapai kesejahteraan sosial sebagai tuntutan aspirasi
masyarakat. Mengacu kepada visi Kabupaten Siak tersebut maka visi yang ingin
diwujudkan dalam pembangunan pertavian dan perkebunan di Kabupaten Siak
adalah "Terwujudnya pertanian yang tangguh melalui pengembangan agiihisnis
dan agroindustri yang berwawasan lingkungan". Makna yang terkandung dalam
visi tersebut adalah :
a. Pertanian yang tangguh yaitu pertanian yang memiliki kemampuan yang
kuat, berdaya saing baik ditinjau dari aspek pelaku pembangunan
pertanian itu sendiri, kelembagaan serta produksi yang dihasilkan yang
mampu bersaing dengan komoditas lainnya baik di tingkat regional,
nasional dan bahkan internasional.
b. Pengembangan agribisnis yaitu pengembangan usaha pertanian dan
perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan mampu
bersaing di pasaran.
c. Pengembangan agroindustri yaitu pengembangan atau pembangunan
industri yang berbasiskan pertanian dan perkebunan.
d. Berwawasan lingkungan yaitu cara pandang terhadap lingkungan agar
tidak terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh adanya
aktivitas pabrik yang dijalankan.
Untuk mewujudkan visi tersebut, telah ditetapkan misi pembangunan
pertanian dan perkebunan Kabupaten Siak sebagai berikut :
a. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya aiam (lahan dan air), tenaga
kerja, modal dan teknologi.
b. Mewujudkan sumberdaya manusia (petugas dan petani) pertanian dan
perkebunan yang disiplin, berkualitas dan profesional.
c. Mewujudkan kualitas perencanaan, monitoring dan pengendalian
program serta kegiatan pembangunan pertanian dan perkebunan.
d. Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pengembangan usaha
pertanian dan perkebunan.
e. Menciptakan iklim yang kondusif sehingga mendorong' investor untuk
menginvestasikan modalnya di bidang pertanian dan perkebunan di
Kabupaten Siak.
Selanjutnya
untuk
melaksanakan
pembangunan
perkebunan,
mengingat begitu banyaknya komoditas yang diusahakan oleh masyarakat, maka
dalam rangka peningkatan perekonomian daerah melalui pengembangan
investasi swasta perlu dilakukan penggalian potensi dan peluang investasi.
Adalah tidak mudah untuk mengetahui potensi produksi suatu komoditas
perkebunan yang dimiliki suatu daerah. Yang dimaksud dengan potensi produksi
adalah segala kemampuan produksi yang ada dan layak dikembangkan hingga
akan terus berkembang dan menjadi sumber penghidupan rakyat setempat
bahkan dapat mendorong perekonomian daerah secara keseluruhan untuk
berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan.
Kemudian Hardison (2003), mengemukakan bahwa keunggulan
komoditas di suatu daerah dicirikan paling tidak 7 (tujuh) indikator yaitu: didukung
oleh potensi pasar, memiliki daya saing, kemampuan berproduksi tinggi,
pasokanltrend produksi naik, memiliki kelayakan finansial, menghasilkan
multiplier effect, dan didukung oleh kebijakan pemerintah daerah. Salah satu
kegiatan ekononi yang mampu menghasilkan produk dengan ciri tersebut diatas
adalah seMor pertanian termasuk didalamnya subsektor perkebunan, dimana
ketangguhan sektor pertanian tersebut diarahkan oleh : (1) usaha pertanian
berbasis pada sumberdaya domestik dan permintaan produknya tidak elastis
terhadap pendapatan maupun harga, sehingga tangguh menghadapi gejolak
ekonomi, (2) penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian sangat fleksibel,
sehingga beriungsi sebagai jaring pengaman (survival sector) dalam keadaan
darurat, (3) produksi pertanian relatif stabil, memiliki keterkaitan antara sektoral
yang luas dan sangat penting untuk pemantapan ketahanan pangan.
Berkenaan dengan hal-ha1 tersebut diatas, maka pembangunan
subsektor perkebunan yang saat ini sedang dikembangkan di Kabupaten Siak
adalah kelapa sawit, kelapa, karet, kopi, dan sagu. Pengembangan subsektor ini
dapat dilakukan melalui pendekatan agribisnis yang merupakan salah satu
bentuk dari industrialisasi perkebunan dengan mengembangkan 5 (lima)
subsistem agribisnis perkebunan secara terus menerus dan harmonis. Kelima
sub sistem tersebut adalah (1) Subsistem hulu perkebunan, yang terdiri dari
kegiatan-kegiatan yang dapat menghasilkan barangloutput untuk masukan
subsistem lainnya, (2) Subsistem usahatani budidaya, adalah kegiatan yang
menggunakan barang-barang modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan
komoditas pertanian primer; (3) Subsistem pengolahan (Agroindustri) adalah
kegiatan yang mengolah hasil usahatani budidaya menjadi produk olahan, baik
produk antara maupun produk akhir; (4) Subsistem pemasaran yaitu kegiatankegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas pertanian baik segar
maupun olahan, baik untuk pemasaran luar negeri maupun dalam negeri, (5)
Subsistem jasa penunjang yaitu kegiatan jasa dan penunjang untuk berjalannya
sistem agribisnis.
Untuk membangun sistem agribisnis yang berdaya saing, kelima
subsistem dari sistem agribisnis perkebunan tersebut harus dikembangkan
secara serentak dan seimbang. Pengembangan komoditas perkebunan di
Kabupaten Siak harus dapat berjalan sesuai dengan kondisi obyektif, rnengikuti
arus globalisasi, sehingga dapat menghasilkan produk yang berdaya saing, baik
jenis, kuantitas maupun kualitas. Produk yang mempunyai daya saing tersebut
adalah produk yang sesuai dengan keinginan pasar dan mempunyai harga yang
dapat bersaing dengan produk sej'enis yang terdapat di pasar.
Perkemba~gzn pembangunan
perkebunan
di
Kabupaten Siak
menunjukkan ha1 yang menggembirakan. Ltias areal perkebunan pada tahun
2000 adalah 132.351 ha dan meningkat menjadi 185.063ha pada tahun 2003,
sehingga selama periode tiga tahun telah terjadi peningkatan luas areal sebesar
52.712 Ha atau 39,83%. Komoditas perkebunan yang diusahakan seperti: kelapa
sawit, karet, kelapa, kopi, dan sagu. Komoditas perkebunan yang dominan
diusahakan di Kabupaten Siak adalah tanaman kelapa sawit, dengan luasan
164.668ha atau 88,98% (Dinas Pertanian dan Perkebunan Siak, 2004).
Perkebunan kelapa sawit sudah dikembangkan cukup luas terutama
melalui pola perkebunan besar baik perusahaan perkebunan pemerintah maupun
swasta, dengan manajemen dan kelembagaan yang cukup memadai.
Perrnasalahan yang masih perlu diatasi dalam pengembangan agribisnis kelapa
sawit adalah pabrik pengolahan Crude Palm Oil (CPO) untuk kebun kelapa sawit
rakyat dan industri hilir CPO.
Untuk komoditas karet, kelapa, kopi, dan sagu saat ini terutama
dikembangkan oleh rakyat secara pribadi. Kondisi pertanaman komoditas
tersebut pada saat ini telah banyak yang perlu peremajaan dengan bibit unggul
dan sistem pengelolaan secara corporate dengan membentuk kelompok
Hamparan. Disamping perbaikan usaha dan manajemen budidaya, dalam
pengembangan ini juga perlu disertai dengan sistem pengolahan hasilnya.
Bentuk pengolahan hasil yang dapat dilakukan oleh petani dalam bentuk
kelompok tani ini adalah agroindustri yaitu pengolahan hasil produksi sebagai
bahan baku industri lanjutan.
Untuk lebih meningkatkan nilai tambah dari usaha agribisnis
perkebunan, perlu dibangun industri hilirnya. Pembangunan pabrik pengolahan
lanjutan ini dapat dilakukan pada kawasan industri di Tanjung Buton melalui
investasi swasta/investor. Pada ssat ini pemerintah Kabupaten Siak sedang
membangun kwasan industri dan pelabuhan Tanjung Buton, yang letaknya
sangat s~rategisyaitu di pmtai timur Surnatera dengan luas areal 6.000Ha.
Pengembangan komoditas kelapa sawit diarahkan pada pengolahan
industri hilirnya. Produk kelapa sawit diperoleh dari produk utama, yaitu minyak
kelapa sawit dan minyak inti sawit, serta produk sampingan yang berasal dari
limbah. Beberapa produk yang dihasilkan dari pengembangan minyak sawit
diantaranya adalah minyak goreng, produk-produk oleokimia, seperti fatty acid,
fatty alcohol, glycerine, metalic soap, stearic acid, methil ester, dan stearin.
Perkembangan industri oleokimia dasar merangsang pertumbuhan industri
barang konsurnen seperti deterjen, sabun, dan kosmetika. Sedangkan produkproduk yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah diantaranya adalah pupuk
organik, kompos, dan kalium serta serat yang berasal dari tandan kosong kelapa
sawit, arang aktif dari tempurung buah, pulp kertas yang berasal dari batang dan
tandan sawit, perabot dan papan partikel dari batang, dan pakan ternak dari
batang dan pelepah, serta pupuk organik dari limbah cair dari proses produksi
minyak sawit.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Siak
2001-2010, rencana alokasi pemanfaatan ruang di Kabupaten Siak untuk
perkebunan seluas 241.509 Ha, sehingga masih terdapat potensi lahan yang
dapat dikembangkan untuk usaha perkebunan seluas sekitar 56.446 Ha.
Besarnya luasan kebun di Kabupaten Siak dan masih tersedianya lahan yang
cukup luas akan mendorong investor untuk berinvestasi dibidang usaha
perkebunan dan pengolahannya. Berdasarkan hasil kajian Hardison (2003),
komoditas unggulan di Kabupaten Siak yang menempati rangking pertama untuk
subsektor perkebunan adalah kelapa sawit. Ini berarti bahwa komoditas kelapa
sawit sangat layak untuk dikembangkan sebagai komoditas unggulan di
Kabupaten Siak. Hal ini didukung oleh kesesuaian lahan dan agroklimat serta
budaya masyarakat yang selama ini banyak mengusahakan tanaman
perkebur~an.
Selama ini dengan adanya pembangunan perkebunari oleh investor di
Kabupaten Siak telah memberikan dampak bagi masyarakat yang bermukim
disekitarnya, baik itu masyarakat yang merupakan petani kebun maupun
masyarakat yang bukan petani kebun. Adanya proyek-proyek pembangunan
perkebunan yang berukuran besar di daerah, akan memainkan peranan penting
dalam stabilitas ekonomi, karena diharapkan proyek-proyek ini akan memberikan
efek ganda. Daerah tersebut akan terbuka dan kegiatan pembangunan lainnya
akan menyusul, mengingat pembangunan perkebunan mempunyai hubungan
erat dan berkaitan dengan sektor-sektor perekonomian lainnya.
2.4. Strategi Peningkatan lnvestasi
Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi
organisasi melalui misi (Mulyadi, 2001). Proses perencanaan strategis dapat
dilakukan melalui tiga tahap analisis, yaitu ( I ) tahap pengumpulan data, (2) tahap
analisis dan (3) tahap pengambilan keputusan (Rangkuti, 2004). Strategi
peningkatan investasi pada subsektor perkebunan Kabupaten Siak, tidak
terlepas dari pengaruh perubahan lingkungan baik yang bersifat internal maupun
I
eksternal. Mencermati lingkungan internal diperlukan untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan yang perlu dibenahi, diperbaiki atau ditingkatkan. Sedangkan
lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman, merupakan faktor yang perlu
dijawab guna mengatasi berbagai masalah yang mungkin akan dihadapi pada
masa yang akan datang.
Penilaian yang diperlukan secara simultan terhadap lingkungan
ekstsmal memungkinkan manajemen mengidentifikasikan berbagai jenis peluang
yang mungkin timbul dan dapat dimanfaatkan. Berbagai peluang tersebut berupa
kemungkinan yang wajar untuk dipertirnbangkan. Dalam melakukan analisis
ierliany Ler~ayai~ernun~kinart
tersebui ~ ~ ~ a t ~ a j errrltiiak
m e r ~ pwiu ~nelakukar~
penyaringan yang cermat sehingga terlihat perbedaan nyata antara kemungkinan
sebagai peluang dan kemungkinan yang diinginkan. Jika proses demikian dilalui
dengan tepat, hasilnya ialah suatu pilihan yang sifatnya strategis. Suatu pilihan
strategis harus bermuara pada penggabungan antara sasaran jangka panjang
dan strategi dasar organisasi yang pada gilirannya rnenempatkan organisasi
pada posisi yang optimal dalam menghadapi lingkungannya dalam rangka
mengemban misi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Gill (1983), bahwa salah satu tugas terpenting yang dihadapi
sebuah negara berkembang (termasuk Indonesia) dalam usahanya untuk
mencapai kernajuan ekonomi adalah
menaikkan tingkat investasi
atau
pembentukan modalnya. Tanpa kecuali negara-negara seperti ini miskin modal,
namun mengalami kesulitan untuk menaikkan tingkat investasi. Terdapat
berbagai macam cara yang dapat ditempuh sebuah negara dalam mengerahkan
tambahan investasi namun tidak ada cara yang paling baik, tetapi semuanya
mempunyai keuntungan dan kerugian tersendiri dan dalam prakteknya praktis
semua cara akan digunakan secara serentak.
Beberapa ahli ekonomi terrnasuk Galenson dan Leibenstein, Hollis
Chenery dan A.E. Kahn (Jhingan, 2000), menyebutkan kriteria investasi yang
tepat sebagai asas penuntun kebijaksanaan ialah (1) investasi harus diarahkan
pada penggunaan yang paling produktif sehingga rasio output uang (current
output) terhadap investasi menjadi maksimum atau sebaliknya rasio modal-
output menjadi minimum, (2) investasi harus dilakukan terhadap proyek yang
akan memanfaatkan buruh secara maksimum, dalam ha1 ini rasio buruh
-
investasi maksimum, (3) proyek investasi ini harus diseleksi sehingga
menghasilkan barang yang memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
da11
meningkatkan ekonomi eksternal lebih luas, (4) proyek investasi crdalah proyek
yang dirancang paling banya~menggunakan bahan baku dz!arr! negeri dan
berbagai suplai lain, (5) proyek investasi tersebut harus diseteksi sehinga dapat
memperbaiki distribusi pendapatan nyata, dan (6) investasi harus diarahkan pada
industri yang menghernat devisa, rnengurangi bebm neraca pembayaran dan
memaksirnurnkan rasio barang ekspor terhadap investasi.
Sejak diberlakukannya Undang-Undang PMA dan PMDN, pemerintah
telah rnengeluarkan berbagai kebijaksanaan guna menciptakan iklirn investasi
yang sehat, berupa pemberian fasilitas, kemudahan-kernudahan, keringanan dan
insentif bagi calon investor. Penciptaan iklim usaha yang sehat tersebut ditujukan
untuk sernakin meningkatkan peran serta baik usaha negara, usaha kecil
menengah dan koperasi maupun usaha swasta, sehingga diharapkan akan
tercipta struktur ekonomi yang lebih kokoh dan saling menunjang, mendorong
pertumbuhan ekonomi, memperluas pemerataan pembangunan, memperluas
kesempatan berusaha dan meningkatkan lapangan kerja.
Dilain pihak kewenangan dibidang investasi merupakan ha1 baru bagi
Kabupatenlkota di seluruh Indonesia dimana selama ini kewenangan tersebut
merupakan kewenangan pernerintah pusat dan propinsi. Dengan keluarnya
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pernerintahan Daerah yang
rnenyatakan bahwa Kabupatenlkota dapat melaksanakan urusan dibidang
investasi. Dapat dikaiakan bahwa telah terjadi perubahan yang sangat
fundametal dalam bidang investasi. Dengan demikian diperlukan berbagai
kesiapan oleh pernerintah Kabupaten dan kota untuk melaksanakan dan
merealisasikan kewenangan-kewenangan yang dirniliki tersebut.
2.5. lkhtisar
Pembangunan daerah pada hakekatnya adalah upaya yang terencana
untuk meningkatkan ka~asitas pemerintah daerah, sehingga tercipta suatu
kernampuan yang hanaal dan proiesiona~dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, serta kemampuan untuk mengelola sumberdaya ekonomi daerah
secara berdayaguna dan berhasilguna untuk kemajuan perekonomian daerah
dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu bidang pembangunan daerah yang
perlu mendapat perhatian cti Kabupaten Siak adalah bidang investasi, karena
telah diserahkan kewenangannya kepada daerah. Untuk itu menjadi tugas
pemerintah Kabupaten Siak untuk menjabarkan dan merinci lebih lanjut urusan
yang. proporsionaldibidang investasi yang dapat diserahkan kepada Kabupaten.
Hampir
semua
pemerintah
daerah
sekarang
ini
mengalami
keterbatasan keuangan, yang membawa akibat terbatasnya pula kemampuan
pemerintah
daerah
membiayai
proyek-proyek
pembangunan,
sehingga
terbatasnya lowongan kerja karena tidak cukup menampung angkatan kerja baru
yang senantiasa lebih besar. Maka jalan yang masih terbuka untuk memelihara
dan menjamin laju pembangunan adalah pengembangan investasi swasta.
Kegiatan investasi memegang peranan penting dalam pergerakan dan
pertumbuhan perekonomian di daerah yang sangat dipengaruhi oleh karakteristik
daerah, letak geografis, dan keunggulan-keunggulan suatu daerah, serta
berbagai sektor yang membedakan antara satu daerah dengan daerah lain
dalam pengembangan dan pembangunannya. Ada beber2pa pendekatan yang
dapat mendukung mengenai peranan investasi ini dalam pembangunan daerah,
antara lain dari aspek ekonomi makro, aspek penyediaan lapangan kerja dan
aspek bisnis.
Kegiatan investasi di Kabupaten Siak diharapkan berpengaruh secara
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Melalui kegiatan investasi akan terjadi
penyerapan tenaga kerja d m alih teknologi, peningkatan produksi, peningkatan
pendapatan perkapita serta peningkaian Produk Domestik Regional Bruto
(PDRR) yang berrnuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat den
berirnplikasi pula pada dinamika perekonomisn daeriih.
Untuk
pengembangan kegiatan
investasi tersebut,
pemerintah
Kabupaten Siak telah rnengarahkan pembangunan investasi pada sektor-sektor
yang mempunyai prospek baik, antara lain sektor pertanian, khususnya
subsektor perkebunan dimana terdapat beberapa komoditas unggulan yang
layak untuk ditawarkan kepada investor.
Selama ini dengan adanya pembangunan perkebunan oleh investor di
Kabupaten Siak telah memberikan dampak bagi masyarakat yang berrnukim
disekitarnya, baik itu masyarakat yang merupakan petani kebun maupun
masyarakat yang bukan petani kebun. Adanya proyek-proyek pembangunan
psrkebunan yang berukuran besar di daerah, akan memainkan peranan penting
dalam stabilitas ekonomi, karena diharapkan proyek-proyek ini akan memberikan
efek ganda. Daerah tersebut akan terbuka dan kegiatan pembangunan lainnya
akan menyusul, mengingat pembangunan perkebunan mempunyai hubungan
erat dan berkaitan dengan sektor-sektor perekonomian lainnya.
Download