Tanya Jawab Surat Edaran Bank Indonesia No.13/5/DPNP tanggal 8 Februari 2011 Tentang Transparansi Informasi Suku Bunga Dasar Kredit (Prime Lending Rate) Pertanyaan 1 Q : Apa tujuan dikeluarkannya SE Ekstern tentang Transparansi Informasi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)? A : Tujuan dari dikeluarkannya kebijakan ini adalah untuk: (i) meningkatkan transparansi mengenai karakteristik produk perbankan termasuk manfaat, biaya dan risikonya untuk memberikan kejelasan kepada nasabah, dan (ii) meningkatkan good governance dan mendorong persaingan yang sehat dalam industri perbankan melalui terciptanya disiplin pasar (market discipline) yang lebih baik. Pertanyaan 2 Q : Apa yang dimaksud dengan SBDK dan apa saja komponen SBDK? A : Pada dasarnya SBDK adalah suku bunga terendah yang digunakan sebagai dasar bagi Bank dalam penentuan suku bunga kredit yang dikenakan kepada nasabah Bank. SBDK merupakan hasil perhitungan dari 3 (tiga) komponen yaitu Harga Pokok Dana untuk Kredit atau HPDK, biaya overhead yang dikeluarkan Bank dalam proses pemberian kredit, dan marjin keuntungan (profit margin) yang ditetapkan untuk aktivitas perkreditan. Perhitungan SBDK tersebut belum memperhitungkan komponen premi risiko individual nasabah Bank yang besarnya tergantung dari penilaian bank terhadap risiko masing-masing debitur. Dengan demikian, besarnya suku bunga kredit yang dikenakan kepada debitur belum tentu sama dengan SBDK. Perhitungan SBDK dalam rupiah yang wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan, dihitung secara per tahun dalam bentuk persentase (%). Pertanyaan 3 Q : Apa yang dimaksud dengan suku bunga kredit (lending rate) dan premi risiko? A : Suku bunga kredit (lending rate) adalah hasil penjumlahan SBDK dengan premi risiko. Adapun premi risiko merepresentasikan penilaian bank terhadap prospek pelunasan kredit oleh calon debitur yang antara lain mempertimbangkan kondisi keuangan debitur, jangka waktu kredit, dan prospek usaha yang dibiayai. Pertanyaan 4 Q : Kenapa SE Ekstern hanya mengatur 3 segmen bisnis yakni Kredit Korporasi, Kredit Retail dan Kredit Konsumsi? 1 A : Pembagian segmen bisnis di setiap bank berbeda-beda, namun secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis yaitu Kredit Korporasi, Kredit Retail dan Kredit Konsumsi, sehingga akan memudahkan bank di dalam memenuhi ketentuan SE Ekstern tersebut. Pertanyaan 5 Q : Apakah SE Ekstern mengatur formula/rumus perhitungan komponen SBDK? A : SE Ekstern hanya mengatur standarisasi format (template) perhitungan SBDK, tidak mengatur formula/rumus tertentu dal am menghitung masing-masing komponen SBDK. Pertanyaan 6 Q : Apa acuan dari SE Ekstern ini? A : SE Ekstern ini merupakan penjabaran dari Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 7/6/PBI/2005 tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah, dan PBI Nomor 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank sebagaimana telah diubah dengan PBI Nomor 7/50/PBI/2005. Pertanyaan 7 Q : Kapan SE Ekstern ini efektif diberlakukan? A : SE Ekstern Transparansi Informasi SBDK efektif berlaku pada tanggal 31 Maret 2011 sehingga bank mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan persiapan dan memenuhi ketentuan SE Ekstern ini. Pertanyaan 8 Q : Dengan dikeluarkannya SE ini apakah surat Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan (DPNP) Bank Indonesia No.12/114/DPNP/IDPnP tanggal 17 Februari 2010 perihal Permintaan Data tentang Komponen Perhitungan Suku Bunga Kredit kepada 14 bank masih berlaku? A : Surat DPNP tersebut sudah tidak berlaku lagi dengan dikeluarkannya SE ini. Pertanyaan 9 Q : Bagaimana kriteria bank yang wajib mempublikasikan SBDK dan apa media/sarana publikasi tersebut? A : Bank yang pada dan/atau setelah tanggal 28 Februari 2011 berdasarkan posisi Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) mempunyai total aset Rp10 T (sepuluh triliun rupiah) atau lebih wajib melakukan publikasi informasi SBDK dalam rupiah melalui: (i) papan pengumuman di setiap kantor bank, (ii) halaman utama website bank, dalam hal bank memiliki website, dan (iii) surat kabar bersamaan dengan pengumuman Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan untuk posisi akhir bulan Maret, Juni, September dan Desember. Jika bank tidak memiliki website, maka SBDK hanya dipublikasikan melalui papan pengumuman di setiap kantor bank dan di surat kabar bersamaan dengan pengumuman Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan. 2 Apabila total aset Bank turun menjadi kurang dari Rp10 T (sepuluh triliun rupiah), Bank tetap wajib melakukan publikasi informasi SBDK. Adapun format publikasi SBDK sebagai berikut: Suku Bunga Dasar Kredit (Prime Lending Rate) Bank XYZ Tanggal... (% per tahun) Suku Bunga Dasar Kredit (Prime Lending Rate) Berdasarkan Segmen Bisnis Kredit Korporasi Kredit Ritel Kredit Konsumsi KPR Non KPR Suku Bunga Dasar Kredit (prime lending rate) Keterangan: a. Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) ini belum memperhitungkan komponen premi risiko yang besarnya tergantung dari penilaian bank terhadap risiko masing-masing debitur. Dengan demikian, besarnya suku bunga kredit yang dikenakan kepada debitur belum tentu sama dengan SBDK (dicantumkan untuk publikasi yang dilakukan melalui papan pengumuman di setiap kantor Bank, halaman utama website dalam hal bank memiliki website, dan surat kabar). b. Dalam Kredit Konsumsi non KPR tidak termasuk penyediaan dana melalui kartu kredit dan kredit tanpa agunan (dicantumkan untuk publikasi yang dilakukan melalui papan pengumuman di setiap kantor Bank, halaman utama website dalam hal bank memiliki website, dan surat kabar). c. Informasi SBDK yang berlaku setiap saat dapat dilihat pada publikasi di setiap kantor Bank dan/atau website Bank dalam hal bank memiliki website (dicantumkan hanya untuk publikasi yang dilakukan melalui surat kabar). Pertanyaan 10 Q : Bagaimana posisi data SBDK yang dipublikasikan, dan bagaimana jika terdapat perubahan SBDK yang dipublikasikan? A : Informasi SBDK yang dipublikasikan oleh Bank melalui papan pengumuman di setiap kantor bank, dan halaman utama website bank (dalam hal bank memiliki website) adalah informasi SBDK yang berlaku pada saat dipublikasikan. Dalam hal SBDK mengalami perubahan, maka perubahan tersebut wajib dipublikasikan melalui papan pengumuman di setiap kantor bank, dan halaman utama website bank (dalam hal bank memiliki website) paling lambat pada tanggal berlakunya perubahan SBDK tersebut. Sementara itu, informasi SBDK yang dipublikasikan oleh Bank melalui surat kabar bersamaan dengan pengumuman Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan adalah data SBDK yang berlaku pada akhir periode Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan. Dalam hal publikasi melalui surat kabar, bank wajib mencantumkan keterangan yang menyatakan bahwa informasi SBDK yang berlaku setiap saat dapat dilihat pada publikasi di setiap kantor Bank dan/atau website Bank (dalam hal Bank memiliki website). 3 Pertanyaan 11 Q : Bagaimana kriteria bank yang wajib melaporkan perhitungan SBDK ke Bank Indonesia? A : Seluruh Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional wajib menyusun laporan perhitungan SBDK dalam rupiah yang memuat rincian perhitungan masing-masing komponen SBDK. Laporan perhitungan SBDK tersebut disampaikan kepada Bank Indonesia secara triwulanan bersamaan dengan penyampaian Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan. Pertanyaan 12 Q : Apakah Bank Indonesia dapat meminta laporan perhitungan SBDK diluar periode penyampaian laporan tersebut yaitu bersamaan dengan penyampaian Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan untuk posisi akhir bulan Maret, Juni, September dan Desember? A : Sesuai SE Transparansi Informasi SBDK, Bank Indonesia dapat meminta Bank untuk menyampaikan laporan SBDK secara berkala atau sewaktu-waktu diluar periode penyampaian laporan SBDK tersebut yang tujuannya antara lain untuk keperluan surveillance. 4