Peraturan mengenai Penilaian Kemampuan dan Kepatutan: 1

advertisement
Peraturan mengenai Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan:
1.
2.
Peraturan
Otoritas
Jasa
Keuangan
Nomor
27/POJK.03/2016 tanggal 22 Juli 2016 tentang
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Pihak
Utama Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank dan
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
31/SEOJK.05/2016 tentang Penilaian Kemampuan
dan Kepatutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan NonBank
1. Pihak Utama mana saja yang wajib dilakukan klarifikasi?
Jawaban:
Berdasarkan ketentaun Pasal 18 ayat (2) POJK 27/2016, dinyatakan bahwa
klarifikasi dapat dilakukan apabila:
a. Terdapat informasi negatif mengenai calon Pihak Utama;
b. Calon Pihak Utama yang belum memiliki pengalaman pada Lembaga Jasa
Keuangan di Indonesia yang relevan dengan jabatan yang dituju dan
mempertimbangkan posisi jabatan, ukuran, kompleksitas, dan/atau
permasalahan Lembaga Jasa Keuangan tempat yang bersangkutan akan
dicalonkan; dan/atau
c. Calon Pihak Utama yang
pencalonan sebelumya.
pernah ditetapkan
tidak disetujui dalam
2. Apakah Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan
termasuk ke dalam Pihak Utama yang wajib mengikuti Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan?
Jawaban:
Berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (2) huruf f POJK 27/2016, bahwa
pelaksana tugas pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan wajib mengikuti
uji kemampuan dan kepatutan.
3. Apakah Surat Keputusan sebagai anggota Dewan Komisaris yang
diterbitkan sebelum POJK 4/2013 dapat digunakan sebagai bukti
kelulusan sebagai Komisaris Independen?
Jawaban:
Tidak bisa karena itu termasuk perpindahan jabatan. Berdasarkan ketentuan
Pasal 2 ayat (1) POJK 27/2016 calon Pihak Utama wajib memperoleh
persetujuan dari OJK sebelum menjalankan tindakan, tugas dan fungsinya
sebagai Pihak Utama. Namun perusahaan juga harus memperhatikan POJK
mengenai Tata Kelola Perusahaan Yang Baik agar calon Komisaris Independen
tidak masuk kedalam kategori terafiliasi.
4. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk memproses permohonan
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan mulai dari dokumen diterima secara
lengkap sampai dikeluarkannya surat yang menyatakan Pihak Utama
tersebut telah disetujui atau tidak disetujui?
Jawaban:
Berdasarkan ketetentuan dalam 21 ayat (2) POJK 27/2016, telah diatur bahwa
jangka waktu penetapan hasil penilaian kemampuan dan kepatutan paling
lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah seluruh dokumen permohonan diterima
secara lengkap.
1
5. Apa saja hal yang harus dipaparkan dalam presentasi calon PSP dan
Pengendali Perusahaan Perasuransian?
Jawaban:
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 27 ayat (2) POJK 27/2016, dinyatakan
bahwa calon Pemegang Saham Pengendali harus melakukan presentasi atau
pemaparan paling sedikit mengenai:
a. rencana calon PSP dan calon Pengendali Perusahaan Perasuransian
terhadap pengembangan LJKNB yang akan dimiliki dan/atau yang akan
dikendalikannya paling singkat untuk 3 (tiga) tahun sejak dimiliki
b. strategi calon PSP dan calon Pengendali Perusahaan Perasuransian dalam
hal LJKNB yang akan dimiliki dan/atau yang akan dikendalikannya
mengalami kesulitan keuangan.
6. Bagaimana perlakuan terhadap pihak utama yang telah diangkat terlebih
dahulu sebelum pihak utama mendapat persetujuan dari OJK?
Jawaban:
Berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (1) POJK 27/2016, dinyatakan bahwa
calon Pihak Utama wajib memperoleh persetujuan dari OJK sebelum
menjalankan tindakan, tugas dan fungsinya sebagai Pihak Utama. Namun, jika
calon anggota Direksi, calon anggota Dewan Komisaris, dan/atau calon anggota
Dewan Pengawas Syariah yang tidak disetujui OJK maka berdasarkan
ketentuan Pasal 26 ayat (1) POJK 27/2016, dinyatakan bahwa Lembaga Jasa
Keuangan wajib menyelenggarakan RUPS untuk membatalkan pengangkatan
yang bersangkutan.
7. Seperti apa kriteria reputasi keuangan ini, dan yang dikategorikan sebagai
kredit dan/atau pembiayaan macet?
Jawaban:
Berdasarkan ketentuan Pasal 6 POJK 27/2016, dinyatakan bahwa kriteria
untuk reputasi keuangan paling sedikit dibuktikan dengan :
a. Tidak memiliki kredit dan/atau pembiayaan macet; dan
b. tidak pernah dinyatakan pailit dan/atau tidak pernah menjadi pemegang
saham, Pengendali Perusahaan Perasuransian yang bukan merupakan
pemegang saham, anggota Direksi, atau anggota Dewan Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit dalam
waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan.
8. Jika Auditor Internal merupakan satu bagian/divisi tersendiri apakah yang
dimaksud pejabat tersebut dapat dikategorikan Kepala Bagian saja atau
seluruh staf yang berada pada bagian tersebut?
Jawaban:
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 10 POJK 27/2016, dinyatakan bahwa
Auditor Internal adalah pejabat pada Perusahaan Perasuransian yang
bertanggung jawab untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
2
pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan yang
bekerja secara independen dan sesuai dengan standar praktik yang berlaku,
Sehingga yang akan dilakukan penilaian kemampuan dan kepatutan hanya
penanggungjawabnya saja, dalam contoh yang disampaikan berarti hanya
Kepala Bagiannya saja.
9. Apakah ada keterangan mengenai kategori perpanjangan jabatan?
Bagaimana jika Perusahaan tidak menentukan batas waktu berapa lama
seseorang menjabat posisi sebagai Auditor Internal?
Jawaban:

Perpanjangan jabatan adalah apabila Pihak Utama yang telah habis masa
periodenya diangkat kembali menjadi Pihak Utama dengan jabatan yang
sama.

Penentuan berapa lama periode jabatan untuk Auditor Internal adalah
kewenangan perusahaan untuk menentukan berapa lama Auditor Internal
menetapkan. Setelah POJK No. 27/POJK.03/2016 ini ditetapkan
perusahaan asuransi harus melaporkan siapa yang menjadi internal
aduditor dengan melampirkan KTP, daftar riwayat hidup dan
bukti
penunjukan sebagai internal auditor.

Untuk Auditor Internal yang telah diangkat sebelum 1 Agustus 2016 tidak
dilakukan penilaian kemampuan dan kepatutan, Internal Auditor akan
dilakukan penilaian kemampuan dan kepatutan ketika ada perpanjangan
jabatan Auditor Internal.

Sedangkat untuk Auditor Internal yang diangkat setelah 1 Agustus 2016,
maka yang bersangkutan harus dilakukan penilaian kemampuan dan
kepatutan.
10. Jika Auditor Internal beralih jabatan ke bagian lain yang berbeda fungsinya
apakah harus menjalani penilaian kemampuan dan kepatutan juga?
Jawaban:
Yang dilakukan penilaian kemampuan dan kepatutan adalah penggantinya
atau setiap setiap Pihak yang bertanggung jawab pada fungsi yang
menjalankan Auditor Internal.
11. Bagaimana perlakuan terhadap Surat Keputusan yang dikeluarkan OJK
sebelum POJK 27/2016 ditetapkan?
Jawaban:
Berdasarkan ketentuan Pasal 32 POJK 27/2016, dinyatakan bahwa hasil
penilaian kemampuan dan kepatutan yang telah ditetapkan sebelum
berlakunya POJK 27/2016 dinyatakan tetap berlaku.
3
12. Sesuai pasal 32 POJK 27/2016 PSP yang telah diputuskan lulus Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan, keputusan terebut tetap berlaku meskipun
PSP tidak lagi menjadi Pihak Utama?
Jawaban:
Surat Keputusan OJK bagi PSP berlaku sekali untuk seterusnya sepanjang PSP
tetap menjadi pemegang saham dalam perusahaan dimaksud.
13. Apakah dengan penjelasan pasal 32 POJK 27/2016 dapat diartikan
perusahaan bisa menunjuk PSP sebagai Pengendali Perusahaan
Perasuransian?
Jawaban:
Iya, untuk mekanisme penunjukannya mengacu kepada POJK mengenai
perizinan usaha dan kelembagaan yang saat sedang dalam penyusunan.
14. Jika PSP telah dinyatakan lulus penilaian kemampuan dan kepatutan
sebelumnya berdasakan POJK 4/2013, apakah dengan demikian
Pengendali Perusahaan Perasuransian yang ditunjuk yaitu PSP tidak perlu
mengikuti penilaian kemampuan dan kepatutan lagi?
Jawaban:
Berdasarkan ketentuan Pasal 32 POJK 27/2016, dinyatakan bahwa hasil
penilaian kemampuan dan kepatutan yang telah ditetapkan sebelum
berlakunya POJK 27/2016 dinyatakan tetap berlaku.
15. Bagaimana perlakuan terhadap pihak utama Perusahaan Modal Ventura
yang telah menjabat sebelum POJK 27/2016 ditetapkan?
Jawaban:
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 34 ayat (1) huruf a dan ayat (2) POJK
27/2016, dinyatakan bahwa Pihak Utama pada PMV yang belum pernah
mengikuti penilaian kemampuan dan kepatutan tetap dapat menjadi Pihak
Utama selama yang bersangkutan tidak melakukan perpanjangan jabatan atau
peralihan jabatan pada perusahaan yang sama.
16. Berapa lama masa berlaku hasil penilaian kemampuan dan kepatutan
setelah ditetapkan oleh OJK?
Jawaban:
Berdasarkan ketentuan Pasal 36 POJK 27/2016, dinyatakan bahwa dengan
berlakunya POJK ini maka ketentuan Pasal 18 ayat (4) POJK 4/2013 dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku, sehingga sepanjang yang bersangkutan tidak
pindah perusahaan dan diangkat ke jabatan yang sama dan lebih tinggi serta
pada perusahaan yang mempunyai ukuran yang hampir sama.
4
17. Apakah dengan berlakunya POJK 27/2016, masih tetap diwajibkan untuk
syarat keberlanjutan?
Jawaban:
Terkait ketentuan mengenai syarat keberlanjutan masih berlaku, mengingat
ketentuan mengenai syarat keberlanjutan tidak termasuk ketentuan yang
dicabut yang tercantum dalam ketentuan penutup POJK 27/2016.
18. Dalam peraturan terdahulu (POJK 4 tahun 2013), Pihak Utama ini meliputi
juga Tenaga Ahli dan Tenaga Kerja Asing Perusahaan. Apakah dengan
berlakunya POJK 27/2016, Tenaga Ahli dan Tenaga Kerja Asing tidak perlu
mengikuti penilaian kemampuan dan kepatutan? Kemudian dengan
masuknya Auditor Internal dan Aktuaris Perusahaan sebagai Pihak Utama,
apakah pihak tersebut juga harus dimasukan ke dalam keputusan RUPS
dan dibuat akta notarisnya?
Jawaban:
Atas pertanyaan mengenai pelaksanaan penilaian kemampuan dan kepatutan
bagi tenaga ahli dan tenaga kerja asing, dapat kami sampaikan bahwa:
a. Berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (2) huruf d POJK 27/2016, dinyatakan
bahwa tenaga ahli dan tenaga kerja asing tidak lagi merupakan pihak
utama yang wajib dilakukan penilaian kemampuan dan kepatutan.
Ketentuan ini telah sejalan dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 12
ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian.
b. Selanjutnya, tidak terdapat kewajiban untuk memasukkan Auditor Internal
dan Aktuaris Perusahaan ke dalam keputusan RUPS dan dibuat akta
notarisnya.
19. Bagaimana mekanisme pengajuan RPTKA Perusahaan Pembiayaan,
mengingat dalam POJK 27/2016 TKA tidak termasuk sebagai pihak utama
yang wajib untuk FPT?
Jawaban:
ketentuan mengenai RPTKA mengacu kepada POJK Nomor 28/POJK.05/2014
tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayan pasal 15
ayat 6.
20. Apabila terdapat ketentuan yang bertentangan dengan POJK ini, ketentuan
mana yang harus dilaksanakan?
Jawaban:
Mengenai kemungkinan adanya ketentuan yang bertentangan, dapat kami
sampaikan bahwa ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan
bagi pihak utama LJKNB wajib tunduk pada ketentuan yang diatur dalam
POJK 27/2016 dan SEOJK 31/2016 tersebut.
Adapun mekanisme penilaian kembali kemampuan dan kepatutan bukan
merupakan ruang lingkup POJK 27/2016 dan tetap tunduk kepada pengaturan
dalam POJK 4/2013.
5
21. Bagaimana cara pengisian form self assessment?
Jawaban:
Berdasarkan ketentuan Romawi IV huruf D SEOJK 31/2016, dinyatakan
bahwa penilaian sendiri (self assessment) terhadap Pihak Utama dilakukan
oleh LJKNB sebelum diajukan kepada OJK yang terkait dengan:
a. penilaian pemenuhan persyaratan integritas, reputasi keuangan, dan
kompetensi terhadap calon anggota Direksi, pelaksana tugas pengurus,
anggota Dewan Komisaris, anggota Dewan Pengawas Syariah, Auditor
Internal, dan Aktuaris Perusahaan yang akan diajukan. Penilaian paling
sedikit mencakup penilaian rekam jejak termasuk sanksi yang pernah
diberikan LJKNB, latar belakang pendidikan baik formal maupun informal
dan prestasi yang dicapai dalam pelaksanaan tugas, kemampuan calon
untuk menduduki posisi yang akan dijabat, rangkap jabatan, serta
kepemilikan kredit dan/atau pembiayaan macet
b. pemenuhan persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
22. Siapa yang berwenang untuk menandatangani form self assessment?
Jawaban:
Berdasarkan SEOJK 31/2016, dinyatakan bahwa yang berwenang untuk
menandatangani form self assessment adalah Pemilik/Pendiri/Pejabat Lembaga
Jasa Keuangan Non-Bank yang berwenang.
23. Siapakah yang wajib menandatangani surat permohonan apabila tidak ada
Pengurus Dana Pensiun yang menjabat?
Jawaban:
Berdasarkan ketentuan dalam Romawi IV huruf A angka 2 SEOJK 31/2016,
dinyatakan bahwa dalam hal anggota Direksi atau Pengurus Dana Pensiun
tidak dapat menjalankan fungsinya atau mempunyai benturan kepentingan
dengan Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank, permohonan diajukan oleh:
a. anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan
dengan Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank;
b. anggota Dewan Komisaris apabila seluruh anggota Direksi tidak dapat
menjalankan fungsinya atau mempunyai benturan kepentingan dengan
Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank; atau
c. pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS apabila seluruh anggota Direksi atau
anggota Dewan Komisaris tidak dapat menjalankan fungsinya atau
mempunyai benturan kepentingan dengan Lembaga Jasa Keuangan.
6
24. Berapa lama waktu yang ditentukan untuk mengangkat Pihak Utama selain
calon PSP dan calon Pengendali Perusahaan Perasuransian sebelum
persetujuan OJK tidak berlaku?
Jawaban:
Berdasarkan ketentuan dalam Romawi VII huruf C angka 13 SEOJK 31/2016,
dinyatakan bahwa pihak utama selain PSP dan Pengendali Perusahaan
Perasuransian harus diangkat dalam jabatannya sesuai dengan jabatan yang
diajukan pada saat pengajuan penilaian kemampuan dan kepatutan dalam
jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal ditetapkannya hasil
penilaian kemampuan dan kepatutan.
25. Apakah ada ketentuan berapa lama RUPS harus segera diselenggarakan
sejak terbitnya surat dari OJK terkait calon anggota Direksi, calon anggota
Dewan Komisaris dan/atau calon anggota Dewan Pengawas Syariah yang
tidak disetujui oleh OJK namun telah diangkat?
Jawaban:
Mengenai jangka waktu pelaksanaan RUPS untuk membatalkan pengangkatan
Pihak Utama selain PSP dan Pengendali Perusahaan Perasuransian yang tidak
disetujui oleh OJK, dapat kami sampaikan bahwa berdasarkan ketentuan
dalam Romawi VII huruf C angka 16 SEOJK 31/2016, telah diatur bahwa
LJKNB wajib menyelenggarakan RUPS untuk membatalkan pengangkatan
pihak utama selain PSP dan Pengendali Perusahaan Perasuransian yang tidak
disetujui oleh OJK paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal yang bersangkutan
dinyatakan tidak disetujui permohonannya.
26. Kapan Perusahaan diwajibkan untuk menyampaikan permohonan secara
online?
Jawaban:
Dalam hal sistem jaringan komunikasi data OJK terkait perizinan telah
tersedia, maka penyampaian surat permohonan untuk memperoleh
persetujuan menjadi Pihak Utama dan/atau dokumen persyaratan
administratif disampaikan secara online.
7
Download