BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat, mulai dari warung sampai toko-toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Selanjutnya diantara konsumen tersebut, minuman ringan dikonsumsi sama seringnya dengan minuman sirup dan makanan ringan, dan jauh lebih sering dikonsumsi dibandingkan dengan es krim. Dengan konsumsi minuman ringan yang sedemikian luasnya, produk minuman ringan bukanlah barang mewah melainkan barang kebutuhan sehari-hari. Survei yang dilakukan oleh sebuah lembaga independen (LPEM Universitas Indonesia tahun 1999) dan sebuah perusahaan riset pemasaran DEKA menunjukan bahwa pada tahun 1999, 85% dari konsumen bulanan minuman ringan mempunyai pendapatan rumah tangga rata-rata dibawah Rp.1 Juta (US$ 100) per bulan, 46% diantara mereka berpenghasilan kurang dari Rp.500.000 US$ 50) dan 72% konsumen mempunyai penghasilan rata-rata kurang dari Rp.1 Juta perbulan lebih dari 40% diantara mereka adalah pelajar karyawan paruh waktu dan para pensiunan. Industri minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untuk dikembangkan dengan jumlah konsumsi per kapita yang masih rendah dan penduduk berusia muda yang sangat besar. Saat ini, Indonesia mencatat tingkat konsumsi produk-produk Coca-Cola terendah (hanya 13 porsi saja seukuran 236 ml per orang per tahun). Dibandingkan dengan Malaysia (33), Filipina (122) dan Singapura (141), karena minuman ringan merupakan barang yang permintaanya elastis terhadap harga, berbagai upaya dilakukan agar harga produk-produk minuman ringan tetap terjangkau. Sumber dari Majalah ANTARKITA Edisi 07 Januari 2000. Dibandingkan dengan Indonesia, konsumsi minuman ringan di Negara tetangga jauh lebih tinggi ( Indonesia 13, Malaysia 33, Filipina 122). Untuk ilustrasi, pada tahun 1997, konsumen bisa membeli 11 botol kecil minuman ringan mengandung soda atau teh siap minum dengan upah minimum harian di Jakarta dan 13 botol pada tahun 2001. Namun, sebagai perbandingan terhadap produk permen yang menaikan harga, konsumen bisa membeli 205 permen dengan upah yang sama pada tahun 1997 dan hanya 136 pada tahun 2001. Elastisitas harga minuman ringan terhadap permintaan adalah 1.19 yang berarti bahwa saat terjadi kenaikan harga, volume penjualan akan berkurang dengan persentase yang lebih besar daripada persentase kenaikan harga tersebut. Ditinjau dari segi penciptaan kesempatan kerja, industri minuman ringan memiliki multiplier yang besar pada tenaga kerja. Dengan rasio sebesar 4,025, industry minuman ringan menduduki peringkat ke -14 dari 66 skor industry lainya diseluruh Indonesia. Ini berarti bahwa untuk setiap peluang pekerjaan yang tercipta atau hilang di tingkat nasional. Delapan puluh persen penjualan minuman ringan dilakukan oleh pengecer dan pedagan grosir dimana 90% diantaranya termasuk dalam kategori pengusaha kecil. Bagi para pengusaha kecil tersebut, produk minuman ringan merupakan barang dagangan terpenting mereka dengan kontribusi sebesar 35% dari total penjualan dan nilai keuntungan sebesar 34%. Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu fokus utama manajemen dalam menyiapkan tenaga kerja yang handal, dinamis dan penuh dedikasi. Sasaranya tak lain ialah member layanan yang prima dan memuaskan kepada lebih dari 200 juta konsumen melalui sekitar 400.000 pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia. Perusahaan menyadari bahwa untuk meraih semua peluang yang ada, memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan, dan untuk dapat menghadapi tantangan lingkungan bisnis yang kompetitif, tim-tim dari jajaran penjualan perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, serta sikap yang tepat. Selama sejarah keberadaan Coca-Cola di Indonesia yang cukup lama, perusahaan tetap mmengembangkan SDM untuk menjamin bahwa kemampuan bisnis perusahaaan senantiasa memenuhi tuntutan pasar, dan para karyawan dari mereka. Sementara itu, perusahaan juga secara berkesinambungan merekrut tenaga - tenaga muda berpotensi untuk menduduki posisi-posisi penting di masa mendatang. Perusahaan memiliki satu tim khusus yang bertugas meningkatkan ketrampilan-ketrampilan fungsi teknis, bidang manajemen dengan kepemimpinan karyawan. Tim tersebut didukung dan disertifikasi oleh sejumlah lembaga pelatihan dan pengembangan SDM internasional. Diantaranya terdapat The Coca-Cola Company, Coca-Cola Amatil dan beberapa lembaga Internasional lainya. Perusahaan menghadirkan kelompok fasilitator baik dari dalam organisasi sendiri, maupun dari lingkungan luar yang memiliki kepiawaian bisnis yang tajam, pengalaman kerja langsung dalam bidang-bidang terkait, serta jauh yang lebih penting “ menjiwai pendidikan”. Setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu perolehan laba sebesarbesarnya dan perkembangan perusahaan yang kontinuitas dengan tujuan berhasil tidaknya perusahaan menetapkan strategi yang terencana dengan baik. Salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan adalah kegiatan pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu fungsi yang terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainya. Perkembangan dunia pemasaran saat ini sudah semakin pesat seiring perkembangan dunia bisnis. Berbagai teori bermunculan untuk mempertahankan produk agar dapat bertahan dipasar dan tetap diminati konsumen. Strategi pemasaran dapat diterapkan melalui program-program pemasaran yang spesifik, seperti program periklanan, program promosi, program pengembangan produk, pengeluaran produk baru (Launching) program distribusi dan segment. Kegiatan pemasaran pada dasarnya ingin merebut pasar seluas-luasnya dari produk yang dipasarkan yang ingin memuaskan kebutuhan konsumen, Marketing Mix ( bauran pemasaran ) adalah salah satu alat yang dapat digunakan dalam pemasaran untuk meningkatkan penjualan produk perusahaan denganmengkombinasikan ketujuh kebijakan yaitu : produk, harga, promosi, saluran distribusi, partisipasi, proses penjualan dan hubungan dengan masyarakat. Dengan sistem distribusi yang dijalankan saat ini adalah Convensional dan system Order (Preselling) perlu dievaluasi dengan personal selling yang tangguh akan meningkatkan penjualan, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul dalam penelitian ini “ Pengaruh Personal Selling Terhadap Volume Penjualan Minuman Ringan Pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Cabang Jakarta Timur ” 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka memberikan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan personal selling pada PT.Coca-Cola Distribuution Indonesia Jakarta Timur ? 2. Bagaimana tingkat volume penjualan minuman ringan pada PT.Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur ? 3. Apakah ada pengaruh kegiatan personal selling terhadap volume penjualan minuman ringan pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur ? 1.3. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Hasil penelitian yang akan digunakan sebgai bahan penyusunan Laporan Hasil Penelitian nanti dan sesuai rumusan masalah yang ada mempunyai beberapa tujuan yang akan dicapai adalah sebgai berikut : 1. Untuk mengetahui sejauh mana plaksanaan kegiatan personal selling pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur 2. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat volume penjualan minuman ringan pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur 3. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan personal selling terhadap volume penjualan minuman ringan pada PT. Coca-Cola Distributin Indonesia Jakrta Timur. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan Laporan Hasil Penelitian nanti, juga diharapkan mempunyai kegunaan yang cukup berarti bagi pihak-pihak tertentu, bagaimana hasil penelitian dapat memberikan masukan dan membantu dalam pengambilan keputusan, perumusan kebijaksanaan dan alat pemecahan masalah praktis. 1. Bagi perusahaan, secara umum, peneliti mengharapkan agar hasil penelitian ini bermanfaat dalam kemajuan pelayanan terhadap pelanggan. 2. Bagi peneliti, penelitian ini sangat bermanfaat untuk dikembangkan dalam pekerjaan dan memperdalam ilmu pengetahuan dan penerapan teori yang dipelajari peneliti dalam perkuliahaan dan dengan kenyataan yang ada dilapangan. 3. Memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Sosial Jurusan Administrasi IBM asmi. 1.4. Manfaat Penelitian Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian penelitian ilmiah ini seperti : 1. Peneliti. a. Memperdalam ilmu pengetahuan dan penerapan teori yang dipelajari peneliti. b. Dapat membandingkan antara praktek dan teori yang didapat. 2. Perusahaan. Agar hasil penelitian ini bermanfaat dalam kemajuan pelayanan terhadap pelanggan. 1.5. Kerangka Pemikiran Pada saat ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha pemasaran merupakan konsep yang menyeluruh dari penjualan, perdagangan, distribusi. Pemasaran adalah system keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler (2001:5) mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial dimana memberikan kepada individu dan kelompok apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan menawarkan dan mempertukarkan produk-produknya yang bernilai kepada kelompok lainya dalam pasar. Sedangkan menurut Wiliam J. Stanton (2000:7) menyebutkan bahwa pemasaran adalah suatu system lokal dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang dan jasa-jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Marketing meliputi segala aktivitas yang menyangkut penciptaaan faedah, tempat, waktu dan hak milik. Usaha pembelian dan penjualan meliputi aktivitasaktivitas perdagangan yang menyangkut pergerakan arus barang-barang dan jasa antara sektor produksi dan sektor konsumsi. Marketing Mix adalah kombinasi dari tujuh variable atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran yakni product, price, place, dan promotion, participant, people physical evidence. Promosi mix adalah bagian dari marketing mix yang dikombinasi dari empat variable atau kegiatan yang merupakan intisari dari system pemasaran perusahaan, antara lain produksi, struktur harga, kegiatan promosi, dan system distribusi. Variable atau komponen marketing mix dikenal dengan 4P yaitu : Product, Place, Promotion, Price. Promosi sangat besar peranya dalam perusahaan untuk mengenalkan produk yang dihasilkan kepada konsumen baru dan konsumen lama untuk pembelian ulang. Selanjutnya personal selling adalah merupakan kegiatan promosi yang berbeda dengan periklanan karena menggunakan orang / individu di dalam pelaksanaanya. Individu-individu yang melaksanakan kegiatan personal selling ini disebut penjual (salesman). Sedangkan penjualan adalah pertukaran atau jual beli barang dan jasa tidak lagi dilakukan secara barter, tetapi dilakukan dengan menggunakan suatu alat penukar yang disebut uang. Kadang-kadang uang ini juga dikatakan sebagai sejumlah nilai pertukaran. Penjual akan menerima sejumlah uang sebagai imbalan dari usahanya menjual barang atau jasa kepada pembeli, sebaliknya pembeli akan membayarkan sejumlah uang kepada penjual sebesar nilai barang yang dibelinya. Jadi harga dapat didefinisikan sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayananya. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar sebagai berikut ini : KEGIATAN PERUSAHAAN : - Produksi Pemasaran Keuangan SDM ↓ KEGIATAN PEMASARAN : - Product Place Promotion Price ↓ KEGIATAN PERSONAL SELLING : Pelaksanaan ( Implementasi ) dari Promotion Mix. ↓ VOLUME PENJUALAN → UJI STATISTIK : Regresi Korelasi BAB II METODE PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian Laporan Hasil Penelitian yang baik dan secara ilmiah tentunya dibutuhkan suatu penelitian yang baik dan cermat. Dalam penyusunan Laporan Hasil Penelitian ini metode yang peneliti gunakan adalah metode penelitian deskriptif dan asosiatif yang bertujuan untuk menggambarkan secara terinci fenomena yang diamati dan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh variabel yang diteliti. Metode penelitian disini dimaksudkan sebagai cara untuk melakukan penelitian dalam rangka memperoleh data dan informasi yang relevan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian di sini adalah : 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dilihat dan analisis datanya adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang meneliti tentang hubungan antara 2 variabel atau lebih yang diteliti yakni variabel personal selling (Variabel X ) terhadap variabel volume penjualan ( Variabel Y ), baik korelasi maupun pengaruhnya. 2. Lokasi Penelitian Adapun lokasi dan obyek penelitian yang peneliti pilih dalam penelitian ini adalah pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Cabang Jakarta Timur yang berlokasi di Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Dipilihnya lokasi penelitian ini karena peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang variable kegiatan personal selling terhadap variable volume penjualan produk soft drink pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur. Sedangkan focus yang diteliti adalah persepsi kegiatan personal selling terhadap volume penjualan soft drink pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur. 3. Populasi dan Sampel Suatu penelitian dapat bersifat penelitian populasi maupun penelitian sampel. Penelitian populasi artinya seluruh obyek atau subyek di dalam wilayah penelitian dijadikan obyek atau subyek penelitian, sedangkan penelitian sampel artinya hanya sebagian dari obyek atau subyek penelitian dipilih dan dianggap mewakili keseluruhan. Populasi menurut Sugiyono (2000:57) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas personal selling dan seluruh hasil penjualan pada PT. Coca-Cola Distribution Jakarta Timur. Selanjutnya sampel adalah sebagian dari jumlah dan karkteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun tujuan dari sampel adalah menggunakan sebagian obyek atau subyek penelitian yang diselidiki untuk memperoleh informasi tentang populasi. Sampel diambil dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 atau 12 ( dua belas ) semester data personal selling dan volume penjualan. Sumber Data Jenis data yang digunakan untuk keperluan penelitian ini adalah studi dokumentasi. Ada 2 jenis data primer dan data sekunder berupa yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu : a. Data Primer yaitu data yang diambil langsung oleh peneliti dilapangan, dalam penelitian ini tidak digunakan. b. Data Sekunder yaitu data yang diambil langsung dan sudah tersedia pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur. Hipotesa Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Hipotesis atau kesimpulan sementara yang dapat peneliti kemukakan yaitu “Diduga ada hubungan personal selling dengan volume penjualan minuman ringan pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur, sehingga makin baik personal selling yang dilakukan maka volume penjualan akan meningkat. Metode Pengumpulan Data Dalam rangka penyusunan Laporan Hasil Penelitian ini maka diperlukan data kualitatif dan data kuantitatif serta dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu antara lain sebagai berikut : 1. Metode Penelitian Lapangan (Field Research Method) Metode penelitian lapangan ini merupakan metode pengumpulan data yang secara langsung pada obyek penelitian, sehingga diharapkan memperoleh data dan fakta yang obyektif serta akurat. Dalam penelitian lapangan ini peneliti melakukanya dengan cara melakukan wawancara langsugn dengan pihak-pihak yang berkompeten dalam memberikan kelengkapan data sekunder berupa petugas personal selling dan hasil penjualan guna penelitian ini. 2. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research Method) Metode penelitian ini merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh dengan membaca dan mempelajari bahan-bahan kepustakaan yang berupa buku-buku, majalah, literatur dan lain sebagainya yang ada hubunganya dengan masalah dalam penelitian. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa metode analisis data yaitu sebagai berikut : 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk mendeLaporan Hasil Penelitiankan atau menggambarkan variabel penelitian yaitu variabel personal selling dan volume penjualan minuman ringan pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur. 2. Analisis Kuantitatif Analisis yang digunakan untuk menjelaskan tentang variabel- variabel yang diteliti, yaitu teknik kuantifikasi. Sedangkan metode statistik yang digunakan adalah korelasi dan regresi sederhana. 3. Analisis Korelasi Sederhana Untuk mengetahui besarnya keeratan hubungan dari variabel personal selling (X) terhadap variabel volume penjualan (Y), maka peneliti akan menggunakan rumus menurut Sugiyono (2000: 250) adalah sebagai berikut : Keterangan : r = Nilai koefisien korelasi X= Variabel bebas ( personal selling ) Y= Variabel terikat / tidak bebas ( volume penjualan) n= Jumlah responden Menurut Sugiyono r nxi yi (xi )(yi ) [nxi (xi ) 2 ] n yi 2 2 y 2 i Keterangan: r : koefisien korelasi n : Jumlah data ∑x: jumlah variabel bebas (personal selling) ∑y: jumlah variabel terikat/tidak bebas (volume penjualan) BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur, maka peneliti mendeLaporan Hasil Penelitiankan nilai masing-masing variabel kegiatan personal selling terhadap variabel volume penjualan dengan menggunakan perhitungan regresi, korelasi, determinasi dan uji hipotesis sebagai berikut : 3.1. Operasionalisasi Variabel Menurut Sugiyono (2000 : 20) variabel dapat diddefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang lain atau satu obyek dengan obyek lain. Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto (1999 : 76) mendefinisikan bahwa variabel sebagai obyek penelitian yang bervariasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus (independent variable), yaitu variabel yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat atau sering disebut sebagai variabel output (dependent variable) merupakan variabel yang menjadi akibat atau yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Sedangkan dalam penelitian ini variabel yang mempengaruhi adalah variabel personal selling yang dilambangkan dengan (X), sedangkan variabel yang dipengaruhi adalah variabel volume penjualan minuman ringan pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur yang dilambangkan dengan notasi (Y). Sebagai konsistensi variabel, maka dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2 Lambang Variabel 1.1. Variabel Lambang Variabel Personal Selling X Volume Penjualan Y Definisi Operasional Variabel Mengingat variabel penelitian masih merupakan konsep yang abstrak, maka masing-masing variabel perlu dibuat definisi operasionalnya. Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Personal Selling Personal selling adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan. 2. Volume Penjualan Penjualan adalah merupakan orientasi bisnis umum lainya, oleh karena itu maka perusahaan atau organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep ini mengasumsikan bahwa para konsumen pada umumnya menunjukan keengganan atau menolak untuk membeli sehingga harus dibujuk supaya mau membeli. 1.2. Pengukuran Variabel Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel yaitu pendistribusian yang dilambangkan dengan notasi X dan variabel tingkat penjualan yang dilambangkan dengan notasi Y. Adapun skala pengukuran variabel dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel X (Personal selling) diukur dengan satuan orang. 2. Variabel Y (Volume penjualan) diukur dengan satuan krat. 1.3. Analisisis Kegiatan Personal Selling Kegiatan personal selling pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur yaitu dengan melaksanakan kegiatan penjualan tradisional yaitu penjualan melalui (Warung-warung, Warung belanja, Pasar, Kios rokok, toko eceran, Grosir). Personal selling preselling dimana setiap petugas personal selling mempunyai tugas utama mengunjungi outletnya pada hari itu sesuai dengan Route Sqeen List (RSL) yang artinya daftar pelanggan yang harus di kunjungi salesman pada hari itu, dan setiap petugas personal selling bertanggung jawab terhadap target harian dan bulanan atas penjualan yang dilaksanakan dan melakukan penagihan kredit dan tidak ada yang over down serta over limit dan menjalankan program dengan baik sesuai dengan penjelasan yang diberikan oleh marketing. Sedangkan personal selling conventional dalam menjalankan tugasnya petugas wajib mengunjungi outletnya dan membawa produk sesuai dengan potensi pada hari itu baik brand maupun package, memonitor pemberian kredit maupun penagihanya agar tidak ada yang over down dan over limit. Dengan demikian data tentang jumlah petugas personal selling yang ditugaskan dan kegiatan personal selling yang dilakukan oleh PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3 Jumlah Petugas Selling PT. Coca-Cola Distribution Indonesia (Dari Tahun 2004 Sampai Dengan Tahun 2009) Perkembangan No 1 Tahun 2004 Semester I personal selling Petugas Personal Selling (orang) Orang % 20 - - 2 2004 II 22 2 4,09 3 2005 I 21 -1 -4,15 4 2005 II 22 1 4,35 5 2006 I 21 -1 -7,33 6 2006 II 20 -1 -8,09 7 2007 I 23 3 15 8 2007 II 24 2 4,35 9 2008 I 23 -1 -7,33 10 2008 II 22 -1 -8,17 11 2009 I 23 1 9,09 12 2009 II 24 1 9,33 Sumber : PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur Dari tabel diatas, maka dapat digambarkan bahwa perkembangan kegiatan personal selling pada tahun 2004 semester II naik sebanyak 2 orang atau sebesar 4,09%. Perkembangan kegiatan personal selling pada tahun 2005 semester I turun sebanyak 1 orang atau sebesar 4,15% dan perkembangan kegiatan personal selling semester II naik sebanyak 1 orang atau sebesar 4,35%. Perkembangan kegiatan personal selling pada tahun 2006 semester I turun sebanyak 1 orang atau sebesar 7.33% dan perkembangan kegiatan personal selling pada semester II turun sebanyak 1 orang atau sebesar 8,09%. Perkembangan kegiatan personal selling pada tahun 2007 semester I naik sebanyak 3 orang atau sebesar 15% dan perkembangan kegiatan personal selling pada semester II naik sebanyak1 orang atau sebesar 4,35%. Perkembangan kegiatan personal selling pada tahun 2008 semester I turun sebanyak 1 orang atau sebesar 7,33% dan perkembangan kegiatan personal selling pada semester II turun sebanyak 1 orang atau sebesar 8,17%. Perkembangan kegiatan personal selling pada tahun 2009 semester I sebanyak 1 orang atau sebesar 9,09% dan perkembangan kegiatan personal selling pada semester II naik sebanyak 1 orang atau sebesar 9,33%. Jadi, rata-rata perkembangan jumlah petugas personal selling setiap semester adalah sebagai berikut : = 0, 928% 3.5. Analisis Volume Penjualan Dengan demikian data-data penjualan dari hasil personal selling dengan tingkat atau volume penjualan yang dihasilkan oleh PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3 Volume Penjualan pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia (Dari Tahun 2004 Sampai Dengan Tahun 2009) Perkembangan No Tahun Semester Volume Penjualan (Krat ) Krat % 1 2004 I 838.984 - - 2 2004 II 933.984 32.233 4,00 3 2005 I 806.245 -218.265 -21,30 4 2005 II 988.325 44.901 14,69 5 2006 I 788.243 -116.078 -13.83 6 2006 II 439.409 -282.991 -36.26 7 2007 I 908.173 39.385 4,15 8 2007 II 912.354 41.230 4,35 9 2008 I 891.402 -118.835 -19,83 10 2008 II 722.412 -174.170 -21.32 11 2009 I 816.158 40.325 4.20 12 2009 II 820.352 77.825 5.25 Sumber : PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur Dari tabel di atas, maka dapat digambarkan bahwa perkembangan volume penjualan pada tahun 2004 semester II naik sebanyak 32.333 atau sebesar 4,00%. Perkembangan volume penjualan pada tahun 2005 semester I turun sebanyak 218.265 atau sebesar 21,30%, perkembangan dan pada semester II perkembangan volume penjualan naik sebanyak 1.002.504 atau sebesar 14,69%. Perkembangan volume penjualan pada tahun 2006 semester I turun sebanyak 788.243 atau sebesar 13,83% dan pada semester II perkembangan volume penjualan turun sebanyak 282.991 atau sebesar 36,26%. Perkembangan volume penjualan pada tahun 2007 semester I naik sebanyak 908.173 atau sebesar 4,15% dan pada semester II perkembangan volume penjualan naik sebesar 912.354 atau sebesar 4,35%. Perkembangan volume penjualan pada tahun 2008 semester I turun sebanyak 891.402 atau sebesar 19,83% dan pada semester II perkembangan volume penjualan turun sebanyak 722.412 atu sebesar 21,32%. Perkembangan volume penjualan pada tahun 2009 semester I naik sebanyak 816.158 atau sebesar 4,20% dan pada semester II perkembangan volume penjualan naik sebanyak 820.352 atau sebesar 5,25%. Jadi rata-rata kenaikan penjualan setiap semester adalah sebagai berikut : = - 6,325% Tabel 5 Perhitungan Regresi Korelasi Sederhana Variabel Kegiatan Personal Selling ( X) Dengan Volume (Y) No X Y X² Y² XY 1 20 838.984 400 703894.1523 16779.68 2 22 933.984 484 872326.1123 20547.648 3 21 806.245 441 650031000025 16931.145 4 22 988.325 484 976786.3056 21743.15 5 21 788.243 441 621327.027 16553.103 6 20 439.409 400 193080.2693 8788.18 7 23 908.173 529 824778.1979 20887.979 8 24 912.354 576 832389.8213 21896.496 9 23 891.402 529 794597.5256 20502.246 10 22 722.412 484 521879.0977 15893.064 11 23 816.158 529 666113.881 18771.634 12 24 820.352 576 672977.4039 19688.448 Jumlah 265 9866.041 5873 8.330.180.793.953 218982.773 3.6. Analisis Koefisien Korelasi dan Regresi Berdasarkan pada tabel 3 ( tiga) dan 4 (empat) tersebut di atas, maka untuk memudahkan dalam analisis selanjutnya dibuat tabel 5 (lima) sebagai work sheet untuk perhitungan koefisien korelasi dan regresi. Adapun perhitungan koefisien korelasi dapat dilihat sebagai berikut : 3.6.1 Perhitungan Koefisien Korelasi Untuk mencari nilai koefisien korelasi maka peneliti menggunakan rumus sebagai berikut : Derajat Hubungan : Sangat Kuat ( 0,80 – 1,000) Kuat ( 0,60 – 0,799) Sedang ( 0,40 – 0,599) Lemah ( 0,20 – 0,399) Tidak ada hubungan ( 0) Dari hasil perhitungan di atas, nilai koefisien korelasi ( r ) sebesar 0,51800 mengandung arti bahwa derajat hubungan antara variabel personal selling terhadap variabel volume penjualan adalah Sedang . 3.6.2 Perhitungan Koefisien Diterminasi Untuk menghitung besarnya nilai koefisien diterminassi, maka dapat digunakan rumus berikut ini : Kp = (r)2 = ( 0,51800)2 = 0, 268324 r2 = 0, 268324 X 100% = 26,8324% Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat diartikan bahwa faktor yang mempengaruhi variabel kegiatan personal selling terhadap variabel volume penjualan adalah sebesar 0,268324 = 26,8324% sedangkan sisanya 73,17% dipengaruhi oleh faktor lainya yang tidak termasuk dalam penelitian ini 3.6.3 Uji Hipotesis Korelasi Sedangkan untuk menganalisis uji hipotesis korelasi dua pihak pada penelitian ini, maka dapat digunakan rumus Setelah nilai perhitungan sebagai berikut : diketahui maka dibandingkan dengan dimana adalah sebagai berikut : = (œ/2 ; n – 2) dimana œ = 5% = ( 10%/2 ;12 – 2) = ( 0,05 ; 10 ) = 1,812 Berdasarkan > hasil perhitungan tersebut di atas, maka diketahui nilai atau 1, 915 > 1, 812. Jadi hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) ditoerima. Dengan demikian dalam penelitain ini ada hubungan antara kegiatan personal selling (X) dan terhadap volume penjualan produk minuman ringan (Y) pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur. 3.6.4 Perhitungan Regresi Untuk memperoleh garis linier yang ditetapkan melalui titik koordinat diagram pencar atau disebut dengan garis taksir ( estimating line ). Garis regresi memiliki persamaan sebagai berikut : Y=a+bx Dari data yang ada maka nilai b (koefisien regresi) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: b = 52.957,8127 Nilai koefisien regresi sebesar 52.957,8127 ini mengandung arti bahwa setiap variable kegiatan personal selling bertambah satu satuan, maka variable volume penjualan meningkat sebesar 52.957,8127 satu satuan Selanjutnya untuk mencari nilai konstanta (a) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Nilai a sebesar – 347.314.947125 mengandung arti bahwa apabila kegiatan personal selling tidak ada (X=0) maka volume penjualan sebesar 347.314.947125. Dengan demikian maka model regresi linier Y terhadap X : Y = a + b X dan Y= -347.314.947125 +52.957,8127 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Untuk menjawab pertanyaan dalam perumusan masalah penelitian ini, peneliti telah melakukan penelitian yang mengacu kepada metode penelitian ilmiah, setelah data-data yang peneliti peroleh atau peneliti kumpulkan kemudian diolah atau dihitung dengan menggunakan metode statistik, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :Kegiatan personal selling yang dilakukan oleh PT.Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur cenderung berfluktuasi ( naik dan turun ) begitu pula halnya dengan volume penjualan minuman ringan berfluktuasi (naik dan turun). 1. Personal Selling dan Volume Penjualan pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta-Timur : Kegiatan personal selling pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur yaitu dengan melaksanakan kegiatan penjualan tradisional yaitu penjualan melalui (Warung-warung, Warung belanja, Pasar, Kios rokok, toko eceran, Grosir). Personal selling adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan. Volume Penjualan : Penjualan adalah merupakan orientasi bisnis umum lainya, oleh karena itu maka perusahaan atau organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. 2. Nilai persamaan regresi adalah sebesar 347.314.947125 +52.957,8127 X. Y= Nilai konstanta (a) sebesar - 347.314.947125 menunjukan bahwa apabila kegiatan personal selling tidak ada atau (X=0) maka volume penjualan minuman ringan sebesar 347.314.947125. Sedangkan nilai koefisien regresi (b) sebesar 52.957,8127 mengandung arti bahwa setiap kegiatan personal selling (Variabel X) bertambah satu satuan, maka variabel volume penjualan minuman ringan (Variabel Y) akan meningkat sebesar 52.957,8127 satu satuan dan begitu pula sebaliknya. 3. Hasil perhitungan koefisien korelasi (r) diperoleh sebesar 0,51800. Hal ini mengandung arti bahwa derajat hubungan antara variabel kegiatan personal selling dengan volume penjualan minuman ringan pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur adalah Sedang. Selanjutnya hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 0, 268324 = 26,8324% hal ini dapat diinterprestasikan bahwa besarnya kontribusi variabel kegiatan personal selling terhadap variabel volume penjualan minuman ringan pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur adalah sebesar 26,83% dan sisanya sebesar 73,17% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, dengan demikian kegiatan personal selling mempunyai kontribusi yg cukup besar terhadap volume penjualan minuman ringan pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur. 4. Uji signifikan koefisien korelasi menunjukan bahwa nilai 1,915 lebih besar dari nilai sebesar yaitu 1,812. Hal ini mengandung makna bahwa hipotesis nol (Ho) yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara kegiatan personal selling terhadap volume penjualan minuman ringan pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur sudah diterima. Pemasaran (Inggris:Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Promosi merupakan variabel yang tergabung dalam konsep bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan distribusi (place), atau yang lebih dikenal dengan konsep 4P. Kegiatan – kegiatan dalam promosi termasuk ke dalam bauran promosi yang terdiri dari periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), publisitas (publicity), penjualan personal (personal selling), dan pemasaran langsung (direct marketing). (Isnaini, 2005:115). Perusahaan Coca Cola Distribution Indonesia (CCDI) merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di dunia, yang memproduksi dan mendistribusikan produk – produk berlisensi dari The Coca Cola Company di Amerika Serikat. CCDI merupakan pemimpin pasar untuk kategori minuman ringan dengan menguasai 20% pasar yang ada di Indonesia dan 90% untuk minuman ringan berkarbonasi. Selain memproduksi minuman ringan dengan merek Coca Cola, CCDI memproduksi minuman ringan dengan merek lain yaitu Sprite, Fanta, dan varian yang terbaru adalah Frestea yang digunakan untuk menyaingi Fruit Tea dari Group Sosro. (www.cocacolabottling.co.id). Walaupun sebagai perusahaan multi nasional dan pemimpin pasar di kategori minuman ringan, Coca Cola masih tetap melakukan kegiatan promosi baik secara above the line maupun below the line, untuk tetap menjaga komunikasinya dengan konsumen mereka. Strategi pemasaran Coca Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu unik dan kreatif. Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang berlangsung, baik melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan maupun iklan di televisi. (Majalah MIX Edisi 08/II/25 Agustus – 20 4.2. Saran Bertitik tolak dari kesimpulan di atas, dan setelah penyusun mengamati dan mempelajari apa-apa yang telah peneliti peroleh, maka peneliti ingin menyarankan hal-hal yang bersifat membangun dan berkaitan dengan pembahasan pada bab-bab yang telah diuraikan. Adapun saran-saran peneliti antara lain sebagai berikut : 1. Kegiatan personal selling yang dilakukan oleh perusahaan sudah baik, namun sebaiknya pelaksanaan kegiatan personal selling dapat berjalan lebih efektif dan efisien lagi, agar volume penjualan minuman ringan tidak terjadi penurunan dan sebaliknya pimpinan pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur melihat langsung pelaksanaan kegiatan personal selling ke outlet-outlet sehingga kendala-kendala yang ada lebih cepat ditangani. 2. Agar volume penjualan produk minuman ringan pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur lebih meningkat lagi, sebaiknya pimpinan memberikan penghargaan (reward) kepada para sales yang prestasi kerjanya meningkat dan memberikan pelatihan kepada karyawan yang prestasi kerjanya menurun. Jika hal seperti ini dapat dilakukan, ini dapat memacu motivasi para karyawan agar makin semangat dalam bekerja. 3. Agar penelitian ini lebih lengkap lagi, maka peneliti menyarankan kepada peneliti yang lain untuk dapat memajukan penelitian terhadap variabel lain yang mempengaruhi volume penjualan pada PT. CocaCola Distribution Indonesia Jakarta Timur. Merek Coca Cola memang tidak ada tandingannya di kelas minuman berkarbonasi. Namun, sebagai merek yang umurnya sudah lebih dari satu abad, Coca Cola membutuhkan penyegaran baru. Strategi pemasaran Coca Cola dinilai kuno, dengan inovasi dan ekspansi yang lambat dalam mengatasi pesaing dan memenuhi keinginan pasar. Permasalahan yang dihadapi Coca Cola saat ini adalah bertahan di tengah peralihan masyarakat dunia yang mulai meninggalkan minuman berkarbonasi dan beralih ke jenis-jenis lain yang sedang ngetrend, seperti teh, jus, minuman olahraga, dan air mineral. Banyak yang harus dibenahi dalam strategi perencanaan dan pemasaran Coca Cola agar bisa bersaing dengan perusahaan sejenis. Kekuatan merek sebaiknya ditunjang dengan promosi yang kontinuitas, ekspansi pasar, dan inovasi produk yang terukur Pada dasarnya PT. Coca-Cola Bottling Indonesia telah melakukan cara pemasaran yang baik. Meskipun begitu, para konsumen merasa bosan dengan produk minuman karbonasi. Salah satu hambatan yang membuat Coca-Cola dan minuman bersoda lainnya sulit berkembang di Negara lain selain Amerika karena minum minuman bersoda bukan budaya universal.Sebagai contoh, Sebagian besar orang Indonesia lebih memilih air putih atau teh. Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) besar bagi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia. Karena itu, mereka harus lebih lokal lagi, agar lebih bisa memahami karakter konsumen di Indonesia. Kalau tidak, komunikasi seperti apa pun tidak akan bisa mengangkat penjualannya. Demikianlah kesimpulan serta saran-saran yang dapat peneliti sampaikan, dan peneliti menyimpulkan bahwa apa yang telah dilakukan oleh peneliti pada PT. Coca- Cola Distribution Indonesia Jakarta timur dalam jud “ Pengaruh Kegiatan Personal Selling Terhadap Volume Penjualan Minuman Ringan Pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Timur ” pada dasarnya tidaklah menyimpang dari apa yang telah disampaikan pada saat mengikuti proses belajar di IBM asmi. Sebagai penutup, sekali lagi peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta informasi yang diperlukan, sehingga terselesaikanya Laporan Hasil Penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Basu Swastha, 2003, Azas-Azas Marketing, Penerbit BPFE, Yogyakarta Fandy, Tjiptono, 2001, Strategi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta John Suprihanto, 2005, Marketing, Penerbit Grahalia Indonesia, Jakarta Johansson, J.Henry, 1999, Strategi Terobosan Untuk Dominasi Pasar, Penerbit Bina Rupa Aksara, Jakarta J. Suprihanto, 2000, Statistik, Teori dan Aplikasi, Penerbit Erlangga, Jakarta Murti Sumarni, 2000, Pengantar Bisnis, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Philip Kotler, 2002, Manajemen Pemasaran, Penerbit Prenhalindo, Jakarta. Porter, Michael E, 2006, Strategi Bersaing Dalam Bisnis, Penerbit Karisma Publishing Edisi Revisi Sugiyono, 2007, Metode Untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung. Subagya 2000, Manajemen Pemasaran, Tori dan Penerapan dalam Pemasaran, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta William J. Stanton, 2001, Fundamentals of Marketing, Mc. Graw Hill International Bank Company, Japan.