PENDAHULUAN Latar belakang Ikan patin (Pangasius sp.) banyak terdapat di perairan umum Indonesia. Ikan patin merupakan ikan air tawar berukuran besar dan mempunyai nilai ekonomis tinggi sebagai ikan konsumsi. Ikan ini termasuk salah satu ikan populer dan banyak diminati oleh konsumen terutama dari daerah Sumatera dan Kalimantan. Ikan patin merupakan ikan asli perairan Indonesia yang telah berhasil didomestikasi, sebagai ikan unggul dan ekonomis, serta pengembangan budidaya yang prospektif. Dukungan untuk pengembangan ikan ini pun tersedia mulai dari luas lahan, petani ikan/tenaga kerja, penguasaan teknologi budidaya dan pasar. Untuk budidaya patin, media/lingkungan yang dibutuhkan tidaklah rumit karena patin termasuk golongan catfish yang mampu bertahan pada lingkungan perairan yang buruk seperti keadaan kekurangan oksigen (Adria dan Jenny, 2006). Permintaan konsumen terhadap ikan patin terus meningkat, namun belum diiringi dengan usaha budidaya yang intensif dan optimal. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian pakan. Dengan harapan produksi ikan patin akan meningkat juga seiring dengan meningkatnya permintaan akan ikan tersebut. Pakan merupakan faktor penting yang dibutuhkan dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan ikan. Pertumbuhan ikan akan optimal dengan jumlah dan kualitas pakan yang dibutuhkan ikan tercukupi. Kebutuhan nutrisi yang penting untuk ikan adalah protein. Pakan yang diberikan harus berkualitas, bergizi tinggi dan memenuhi syarat untuk dikonsumsi ikan yang dibudidayakan, serta tersedia secara terus menerus Universitas sumatera utara sehingga tidak mengganggu proses produksi dan dapat memberikan pertumbuhan yang optimal bagi ikan. Tepung ikan sebagai sumber protein untuk pakan ikan tampaknya menghadapi kendala serius, karena pasokan tepung ikan menurun, dan harga semakin mahal, sehingga menyebabkan pakan ikan semakin mahal. Oleh karena itu diperlukan alternatif untuk memperoleh pakan dengan harga yang terjangkau. Pakan dengan harga terjangkau dapat diperoleh dari bahan lain yang lebih mudah didapat seperti dalam penelitian ini menggunakan tepung daging ikan sapu-sapu. Dalam penelitian ini tepung daging ikan sapu-sapu dijadikan sebagai substitusi protein pada pakan komersil dengan kadar protein yang rendah. Kordi (2010) diacu oleh Cahyoko dkk., (2011) menyatakan bahwa pemanfaatan bahan baku lokal yang cukup tersedia dengan harga yang terjangkau perlu ditempuh. Ikan sapu-sapu merupakan bahan lokal yang tersedia dengan harga yang terjangkau. Selain ketersediaan yang memadai juga tidak bersaing dengan kebutuhan manusia dan hewan lainnya dan mudah didapatkan. Ikan sapu-sapu memiliki kadar protein yang tinggi dan memiliki keseimbangan asam amino dengan jenis ikan lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai pakan alternatif. Diharapkan dengan substitusi tepung daging ikan sapu-sapu ini dapat memberikan hasil yang optimal bagi pertumbuhan ikan patin, karena dengan pemberian pakan yang bergizi tinggi sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Universitas sumatera utara Perumusan Masalah Keberhasilan budidaya ikan ditentukan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu ketersediaan bahan pakan yang berkualitas baik. Banyaknya pakan yang beredar dengan kandungan protein yang rendah disebabkan karena mahalnya bahan baku pakan seperti tepung ikan. Budidaya perikanan yang intensif sangat menuntut tersedianya pakan dalam kualitas dan kuantitas yang baik, harga yang relatif murah, tepat waktu dan berkesinambungan. Usaha budidaya perikanan di Indonesia menghadapi permasalahan yang berat dengan naiknya harga pakan ikan sebagai akibat naiknya komponen impor pada bahan baku termasuk tepung ikan. Hal ini dapat mengakibatkan keuntungan yang diperoleh pembudidaya ikan rendah. Dengan keuntungan yang rendah akan mempengaruhi keberlanjutan usaha budidaya termasuk usaha budidaya ikan patin. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mensubstitusi pakan komersil dengan tepung daging ikan sapu-sapu (Liposarcus pardalis) sebagai sumber protein yang harganya lebih murah dan berkualitas baik. Mengingat bahwa pengunaan ikan sapu-sapu sangat minim dalam bidang perikanan. Dengan demikian perlu dilakukan penggunaan tepung daging ikan sapu-sapu dalam bidang perikanan. Berdasarkan uraian diatas, secara umum masalah pokok penelitian ini adalah: 1. Apakah tepung ikan sapu-sapu dapat digunakan sebagai bahan alternatif substitusi tepung ikan dan sebagai sumber protein pada pakan? 2. Apakah ada pengaruh penambahan tepung ikan sapu-sapu pada pakan komersil terhadap pertumbuhan ikan patin? Universitas sumatera utara Kerangka pemikiran Pakan merupakan faktor penting dalam kegiatan budidaya, baik budidaya ekstensif, semi intensif dan intensif. Kegiatan budidaya yang dilakukan dalam penelitian ini secara instensif. Pakan menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu kegiatan budidaya yang dilakukan. Meningkatnya produksi dalam kegiatan budidaya ditopang oleh adanya manajemen pakan yang baik. Salah satu manajemen pakan yaitu pemberian pakan yang memiliki kandungan protein yang tinggi. Beredarnya pakan dengan kandungan protein yang rendah disebabkan karena mahalnya bahan baku pakan seperti tepung ikan. Tepung ikan merupakan sumber protein, sumber energi dan sumber mineral yang dapat dicerna dengan baik dan disukai oleh sebagian besar ikan. Pada penelitian ini digunakan tepung ikan sapusapu yang memiliki protein yang tinggi yang nantinya akan dapat meningkatkan kadar protein pada pakan komersil yang berkadar protein rendah. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan komersil, campuran pakan komersil dengan tepung daging ikan sapu-sapu. Penggunaan tepung daging ikan sapu-sapu merupakan salah satu alternatif untuk memanfaatkan komoditas perikanan yang belum dimanfaatkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peranan penambahan tepung daging ikan sapu-sapu pada pakan komersil terhadap pertumbuhan ikan patin. Apakah layak digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pakan ikan. Universitas sumatera utara Secara ringkas, pendekatan masalah tersebut digambarkan melalui kerangka pemikiran seperti pada Gambar 1. Budidaya Ikan Patin (Pangasius sp.) Budidaya intensif Pakan Kualitas air Hama dan Penyakit Pemberian pakan PK 16% PK 21% Pelet Pelet PK 26% Pelet Analisis Pertumbuhan Ikan Patin Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Keterangan: PK : Pakan Komersil Universitas sumatera utara Tujuan Penelitian 1. Mengetahui apakah tepung daging ikan sapu-sapu dapat digunakan sebagai bahan alternatif tepung ikan dan sebagai sumber protein pada pakan. 2. Mengetahui pengaruh penambahan tepung ikan sapu sapu pada pakan komersil terhadap pertumbuhan ikan patin. Manfaat penelitian Sebagai informasi kepada petani ikan penggunaan tepung daging ikan sapusapu sebagai bahan baku pada pembuatan pakan dan sebagai substitusi protein pada pakan dalam budidaya perikanan air tawar. Sebagai bahan bacaan khususnya dalam bidang perikanan. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga bahwa penambahan tepung daging ikan sapu-sapu pada pakan komersil dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan patin. Universitas sumatera utara