BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bagian ini akan dibahas tinjauan

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bagian ini akan dibahas tinjauan secara teoritis mengenai berbagai
aspek yang berhubungan dengan penelitian ini. Secara garis besarnya terbagi atas
pokok bahasan; kehamilan, senam hamil, kecemasan, dan persalinan.
A. Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan bagi seorang wanita merupakan hal yang penuh kebahagiaan
sekaligus kegelisahan. Dikatakan membahagiakan karena wanita tersebut akan
memperoleh keturunan sebagai pelengkap dan penyempurna fungsinya sebagai
wanita, namun juga menggelisahkan karena penuh dengan perasaan takut dan cemas
mengenai hal-hal yang buruk yang dapat menimpa dirinya terutama pada saat proses
persalinan.
Manuaba (1998:95) mendefinisikan proses persalinan merupakan mata rantai
yang berkesinambungan dan terdiri dari:
1. Ovulasi pelepasan ovum.
2. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum.
3. Terjadi konsepsi ditambah dengan pertumbuhan zigot.
4. Terjadi nidasi (implantasi) pada uterus.
5. Pembentukan plasenta.
6. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
Hamil adalah suatu peristiwa dimana mulainya konsepsi atau pembuahan dan
berakhir dengan permulaan persalinan. Sel telur bertemu dengan satu sel sperma,
terjadi di dalam tuba dekat pada ujungnya. Sel sperma terus menembus sel telur
dengan kepalanya hingga kedua jenis sel itu menjadi satu sel (telur yang dibuahi).
12
13
Getaran rambut pada selaput lendir tuba dan juga kontraksi dari dinding tuba
menyebabkan telur masuk lebih jauh ke dalam tuba dan akhirnya sampai ke dalam
rongga rahim menempatkan dirinya (implasi) di bawah lapisan selaput lendir
rahim. Setelah itu telur akan berkembang dengan membelah dirinya masingmasing dengan intinya menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, dan seterusnya
hingga akhirnya menjadi satu tumpukan (gerombolan) hingga menjadi embrio dan
selanjutnya tumbuh menjadi janin.
Sebagaimana dikemukakan bahwa “kehamilan (graviditas) mulai dengan
konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan permulaan persalinan” (Sastrawinata,
1983:3).
Menurut Curtis, (1997: 2), “tahap kehamilan disebut dengan trimester.
trimester membagi kehamilan dalam tiga periode, masing-masing 13 minggu
lamanya”. Istilah trimester juga didefinisikan oleh Dorland, (2002: 2291) yaitu
“trimester adalah periode tiga bulan”. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan
Varney, (2004: 197), yaitu:
Periode antepartal mencakup waktu kehamilan mulai dari hari pertama periode
terlambat menstruasi (LMP) sampai dimulainya persalinan yang ditandai dengan
mulainya periode intrapartal. Periode antepartal dibagi ke dalam trimester, tiap
trimester setidaknya 13 minggu atau tiga bulan kalender. Pada prakteknya,
trimester pertama umumnya dihitung mulai minggu pertama sampai 12 (12
minggu), trimester kedua minggu 13 sampai 27 (15 minggu) dan trimester ketiga
minggu 28 sampai 40 (13 minggu).
Kehamilan merupakan tahap pematangan bagi seorang wanita yang dapat
menimbulkan stress, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk
memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Kecemasan
yang dirasakan oleh wanita yang sedang hamil, akan berdampak pada janin yang
dikandungnya. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa pikiran negatif dapat
berdampak buruk bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
14
2. Perubahan Fisiologi dalam Kehamilan
Perubahan fisiologis dalam kehamilan dikemukakan oleh Manuaba, (1998:
106-110), sebagai berikut:
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genitalia wanita mengalami
perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan
hormon estrogen, progesteron, dan somatomatropin yang menyebabkan perubahan
pada:
a. Rahim atau uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami
hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir
kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertropi menjadi lebih besar,
lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
b. Vagina
Vagina mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen
sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan (tanda chadwicks).
c. Ovarium (indung telur)
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteus
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang
sempurna pada umur 16 minggu.
d. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan
dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen, progesteron, dan
somatomatropin. Penampakan payudara pada ibu hamil adalah sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
Payudara menjadi lebih besar
Areola payudara makin hiperpigmentasi (hitam)
Putting susu makin menonjol
Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi
karena hambatan dari PIH (prolaktine inhibiting hormone) untuk
mengeluarkan ASI.
5) Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga pembuatan ASI
dapat berlangsung.
e. Sirkulasi darah ibu
15
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro
plasenta.
3) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningkat.
Akibat dari faktor-faktor di atas dijumpai beberapa perubahan peredaran darah,
yaitu:
a. Volume darah
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi)
dengan puncaknya pada umur hamil 32 minggu. Serum darah (volume darah)
bertambah sebesar 25 sampai 30 % sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.
Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodilusi darah
mulai tampak sekitar umur hamil 16 minggu, sehingga pengidap penyakit jantung
harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja
jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam
dekompensasio kordis.
b. Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai
anemia fisiologis. Sel darah putih meningkat dengan mencapai jumlah sebesar
10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia fisiologis maka laju endap darah
semakin tinggi dan dapat mencapai empat kali dari angka normal.
c. Sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi
kebutuhan O2. Di samping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim
yang membesar pada umur hamil 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya
desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernapas lebih
dalam sekitar 20 sampai 25% dari biasanya.
d. Sistem pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat
menyebabkan:
1) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi).
2) Daerah lambung terasa panas.
3) Terjadi mual sakit atau pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut
morning sickness.
16
4) Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum.
5) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari, disebut
hiperemesis gravidarum.
6) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan obstipasi.
e. Perubahan pada kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh
kelenjar suprarenalis. Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang.
f. Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang
mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan memberikan ASI.
3. Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan
Selama kehamilan kebanyakan wanita hamil tersebut mengalami perubahan
psikologis dan emosional. Tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir terjadi
masalah dalam kehamilannya, bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal.
Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan ini, sebagaimana dikemukakan
oleh Varney, (2004,202-204), adalah sebagai berikut:
Proses psikologi ini sering terlihat berhubungan dengan perubahan biologik
yang mengambil peran pada tiap tahapan kehamilan. Kehamilan adalah sebuah
masa perubahan dari keadaan sebelum hamil dan setelah kehamilan. Emosi dari
wanita hamil cukup labil, bisa bereaksi secara ekstrim dan secara cepat
mengalami perubahan mood. Wanita hamil secara ekstrim rentan, takut mati baik
dirinya dan bayinya. Ada beberapa anggapan terhadap perubahan psikologi yang
terjadi selama kehamilan, hal ini berkaitan dengan beberapa perubahan biologik.
Kejadian dan proses psikologi ini diidentifikasi pada trimester kehamilan yang
akan dibahas sebagai berikut:
a. Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan Trimester I
Trimester pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan
membuat fakta wanita bahwa wanita tersebut hamil. Penerimaan dari kenyataan
17
dan itu berarti tugas psikologi terpenting trimester pertama. Trimester pertama
juga sering merupakan masa kekhawatiran dari penantian.
Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang menjadi ibu :
1) Taking on, seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan
memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu.
2) Taking in, seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan.
3) Letting go, wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah
dilakukannya.
Stres yang terjadi pada kehamilan trimester I, yaitu: ada dua tipe stres yang
negatif dan positif, kedua stres ini dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula
yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Stres intrinsik berhubungan dengan tujuan
pribadi dari individu, yang mana individu berusaha untuk membuat sesempurna
mungkin baik dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan sosialnya
secara profesional. Stres ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti rasa
sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
Stres selama masa reproduksi dapat dihubungkan dengan tiga aspek utama, yaitu:
1) Stres di dalam individu
2) Stres yang disebakan oleh pihak lain
3) Stres yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan sosial
Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan terhadap
kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya
b. Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan Trimester II
Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan
selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari
ketidaknyamanan kehamilan. Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase;
prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan
postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu), yang
dapat dilihat pada penjelasan sebagai berikut:
1) Fase Prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa prequickening pada trimester kedua,
ibu hamil akan terus melengkapi dan mengevaluasi segala aspek yang
menghubungkannya dengan ibunya sendiri.
Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan
identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang
(persiapan menjadi seorang ibu).
18
2) Fase Postquickening
Quickening mungkin menyerang wanita untuk memikirkan bayinya sebagai
individu yang merupakan bagian dari dirinya. Kesadaran yang baru ini memulai
perubahan dalam memusatkan dari dirinya ke bayi.
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas akan
muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran
baru sebagai seorang ibu.
c. Perubahan dan Adaptasi Psikologi pada Kehamilan Trimester III
Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian. Ada perasaan tidak
menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat pada waktunya. Fakta yang
menempatkan wanita tersebut gelisah hanya bisa melihat dan menunggu tandatanda dan gejalanya. Trimester tiga adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran
dan kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran
bayi. Sejumlah ketakutan terlihat selama trimester ketiga. Wanita khawatir
terhadap hidupnya dan bayinya dia akan memiliki bayi abnormal.
Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester III, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1) Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena perubahan postur
tubuh atau terjadi gangguan body image.
2) Merasa tidak feminim menyebabkan perasaan takut perhatian suami berpaling
atau tidak menyenangi kondisinya.
3) Trimester ketiga, menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat,
merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya.
4) Adanya perasaan tidak nyaman.
5) Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan.
6) Menyibukan diri dalam persiapan menghadapi persalinan.
B. Senam Hamil
Persalinan dapat tercapai dengan baik jika keluhan atau problem yang ada
pada ibu hamil berkurang, otot dasar panggul dapat berkontraksi dengan baik dan
kesiapan mental yang baik pula dan untuk itu perlu kegiatan yang bermanfaat dan
membantu dalam proses persalinan, yaitu dengan mengikuti kelas senam hamil.
19
Dokter-dokter spesialis kebidanan dan ahli penyakit kandungan khususnya di Rumah
Sakit Bhayangkara TK.I R. Said Sukanto Jakarta memberikan latihan senam hamil
kepada pasien-pasiennya secara terprogram dan terpimpin dilaksanakan sekali dalam
seminggu yang dijadikan penulis tempat mengambil sampel penelitian.
Sebagaimana isi pernyataan sebagai berikut:
Kehamilan maupun persalinan merupakan proses alamiah seluruh organ tubuh.
Adanya perubahan pada ibu selama masa kehamilan menyebabkan keluhan atau
problem pada ibu hamil yang dapat menghambat persalinan itu sendiri, dimana
keluhan ibu hamil tersebut adalah; sakit pinggang, kejang dan kram pada tungkai,
oedema, sesak napas, varises, tidak siapnya mental ibu hamil. Selain itu juga
dalam diri ibu hamil harus ada rasa percaya diri dalam menghadapi persalinan
sangat diperlukan agar ketenangan dan relaksasi otot tubuh dapat dicapai dengan
sempurna. (Tn.1999: 1)
1. Pengertian Senam Hamil
“Senam hamil adalah latihan yang berupa senam dan dilakukan oleh setiap
ibu-ibu hamil”. (Tn. 1999: 2).
Sedangkan menurut Anggraeni (2010:4-5) mendefinisikan:
Senam hamil merupakan latihan relaksasi yang dilakukan oleh ibu-ibu yang
mengalami kehamilan sejak usia kehamilan 28 minggu sampai dengan masa
kelahiran. Dan senam hamil ini merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan
selama kehamilan (prenatal care).
Senam hamil akan memberikan suatu hasil produk kehamilan atau outcome
persalinan yang lebih baik, dibandingkan pada ibu-ibu hamil yang tidak
melakukan senam hamil. Kegunaan senam hamil di dalam prenatal care
dilaporkan akan menaikan dan mengurangi terjadinya berat badan bayi lahir
rendah, mengurangi terjadinya persalinan prematur. Secara keseluruhan senam
hamil akan berdampak pada peningkatan kesehatan wanita hamil.
Olah raga sangat penting bagi ibu hamil, untuk tetap mendapatkan tubuh yang
sehat dan bugar. Namun olah raga yang dilakukan, juga harus yang sesuai dengan
perubahan fisik. Senam hamil biasanya dimulai saat kehamilan memasuki
trisemester ketiga, yaitu sekitar usia 28 sampai 30 minggu kehamilan. Selain untuk
20
menjaga kebugaran, senam hamil juga melalui latihan relaksasi akan sangat
membantu untuk meningkatkan kesiapan fisik dan mental calon ibu selama proses
persalinan.
2. Tujuan Senam Hamil
Seperti yang telah diuraikan di latar belakang permasalahan, salah satu
pembinaan fisik dan mental ibu hamil diperoleh melalui kelas senam hamil.
Menurut Manuaba (1998:141) menyatakan bahwa:
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga
dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal.
Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit
yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, ginjal, penyulit kehamilan
(hamil dengan perdarahan, hamil dengan gestosis, hamil dengan kelainan letak),
dan kehamilan disertai anemia. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar
24 sampai 28 minggu .
Tujuan senam hamil seperti yang diuraikan oleh Anggraeni (2010:7-8)
sebagai berikut:
Tujuan umum senam hamil adalah melalui latihan senam hamil yang teratur akan
dapat menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang nantinya akan berperan
dalam mekanisme persalinan, mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta
kepercayaan pada diri sendiri dan penolong dalam menghadapi persalinan dan
membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis.
Tujuan khusus senam hamil secara sederhana dapat digambarkan bahwa senam
hamil memiliki tujuan untuk:
a. Melatih ibu hamil untuk beradaptasi lebih baik dengan kehamilannya.
b. Melatih dan mempersiapkan ibu hamil untuk menghadapi kelahiran bayinya.
c. Mencegah varises, yaitu pelebaran pembuluh darah balik (vena) secara
segmental yang tak jarang terjadi pada ibu hamil.
d. Penguatan otot-otot dasar panggul dan tungkai
Suatu hal yang perlu disadari oleh para ibu hamil, bahwa senam hamil
adalah suatu bentuk latihan guna memperkuat otot-otot dasar panggul dan
tungkai yang berhubungan dengan proses persalinan.
21
e. Penguluran dan pelemasan otot-otot dan ligamen
Dengan senam hamil dapat mempertahankan elastisitas otot-otot dinding
perut, otot-otot dasar panggul, ligamen dan jaringan serta fasia yang berperan
dalam mekanisme persalinan.
f. Meningkatkan sistem pernapasan
Banyak hal yang diajarkan pada senam ini misalnya tentang cara
menghadapi persalinan termasuk posisi, menguasai teknik-teknik pernapasan
dan mengatur napas saat mengejan, sampai cara mengejan.
Latihan ini sangat penting, guna memperpanjang nafas, karena seiring
bertambah besarnya janin maka dia akan mendesak isi perut ke arah dada. Hal
ini akan membuat rongga dada lebih sempit dan nafas ibu tidak bisa optimal,
dengan senam hamil maka ibu akan diajak berlatih agar nafasnya lebih
panjang dan tetap relax.
g. Latihan pernafasan khusus yang disebut panting quick breathing terutama
dilakukan setiap saat perut terasa kencang.
h. Latihan mengejan, latihan ini khusus untuk menghadapi persalinan, agar
mengejan secara benar, maka energi ibu yang dikeluarkan akan lebih efektif
sehingga bayi dapat lancar keluar dan tidak tertahan di jalan lahir.
i. Menambah gerakan sendi panggul
Senam hamil dapat melatih, melenturkan dan menambah keelastisitasan
persendian-persendian yang berhubungan dengan proses persalinan.
j. Relaksasi
Latihan relaksasi akan sangat membantu menghilangkan ketegangan mental
dan fisik ibu hamil sekaligus untuk bayi yang sedang dikandung. Dengaan
demikian, para ibu hamil tentu akan lebih mudah menghadapi persalinan.
k. Koreksi sikap tubuh
Latihan senam hamil ini dapat membenarkan dan membentuk sikap tubuh
yang prima sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan. Latihan ini
tidak boleh dilalaikan sebab dengan sikap tubuh yang baik akan menjaga atau
membuat letak janin yang normal dan mengurangi sesak napas.
l. Menambah rasa percaya diri
m. Mengurangi rasa wa-was atau gelisah
n. Mencegah gangguan fisik yang diakibatkan oleh gangguan mental atau faktor
psikologis, merupakan latuhan penenangan yang bertujuan berusaha
menenangkan diri, dapat mengatasi suara-suara dari luar, mengatasi berbagai
jenis stress yang datang dari dalam atau dari luar.
22
3.
Manfaat Senam Hamil
Manfaat senam hamil seperti yang diuraikan oleh Anggraeni (2010:9-10)
sebagai berikut:
Para pakar kesehatan dan para ahli obstetri membagi senam hamil menjadi empat
tahap dimana setiap tahapnya mempunyai manfaat tersendiri bagi ibu hamil.
Tahapan tersebut harus dilakukan dengan aturan yang dianjurkan, dan gerakan
disesuaikan pula pada umur kandungan, senam minimal dilakukan tiga kali dalam
seminggu, serta dianjurkan dilakukan pada saat habis bangun pagi. Tahap dan
manfaat senam hamil yaitu:
a. Senam Aerobik
Merupakan aktifitas senam berirama, berulang dan cukup melelahkan, dan
gerakan yang disarankan untuk ibu hamil adalah jalan-jalan. Manfaat dari jalanjalan ini adalah meningkatkan kebutuhan oksigen dalam otot, merangsang paruparu dan jantung juga kegiatan otot dan sendi, secara umum menghasilkan
perubahan pada keseluruhan tubuh terutama kemampuan untuk memproses dan
menggunakan oksigen, meningkatkan peredaran darah, meningkatkan kebugaran
dan kekuatan otot, meredakan sakit punggung dan sembelit, memperlancar
persalinan, membakar kalori (membuat ibu dapat lebih banyak makan makanan
sehat), mengurangi keletihan dan menjadikan bentuk tubuh yang baik setelah
persalinan.
b. Kalestenik
Latihan berupa gerakan-gerakan senam ringan berirama yang dapat
membugarkan dan mengembangkan otot-otot serta dapat memperbaiki bentuk
postur tubuh. Manfaatnya adalah meredakan sakit punggung dan meningkatkan
kesiapan fisik dan mental terutama mempersiapkan tubuh dalam menghadapi
persalinan.
c. Relaksasi
Merupakan latihan pernapasan dan pemusatan perhatian. Latihan ini bisa
dikombinasikan dengan kalistenik. Manfaatnya adalah menenangkan pikiran dan
tubuh, membantu ibu menyimpan energy untuk ibu agar siap menghadapi
persalinan.
d. Kebugaran Panggul (Biasa Disebut Kegel)
Manfaat dari latihan ini adalah menguatkan otot-otot vagina dan sekitarnya
(perinial) sebagai kesiapan untuk persalinan, mempersiapkan diri baik fisik
maupun mental.
23
4. Tahapan-Tahapan Senam Hamil
Tahapan-tahapan senam hamil dijelakan oleh Anggraeni (2010:19-20) sebagai
berikut:
Senam hamil bisa dilakukan di mana saja termasuk di rumah. Tetapi cara atau
tahapan harus disesuaikan dengan kondisi tubuh, umur kandungan, dan sesuai
aturan yang sudah dianjurkan oleh instruktur. Hal tersebut penting untuk
diperhatikan karena menghindari adanya kesalahan gerakan yang menimbulkan
efek berbahaya bagi ibu dan janin.
Senam hamil ini terdiri dari empat bagian, yaitu:
a. Latihan umum. Yang boleh dilakukan oleh ibu hamil yang usia kehamilannya
lebih dari 23 minggu dan diijinkan oleh dokter kandungan untuk senam hamil.
b. Latihan khusus untuk usia kehamilan 23-30 minggu.
c. Latihan khusus untuk usia kehamilan 30-36 minggu.
d. Latihan khusus untuk usia kehamilan 36-40 minggu.
5. Gerakan Senam Hamil
Menurut Anggraeni (2010: 23-41), diuraikan sebagai berikut:
a. Waktu
Setiap kegiatan senam, berlangsung tidak lebih dari 0,5 hingga satu jam. Ini
mengingat kondisi ibu hamil yang cenderung mudah lelah. Kehamilan pun
membuat napas tidak sepanjang keadaan normal atau tidak hamil, dan waktu
pelaksanaan senam hamil sebaiknya dilakukan ketika ibu hamil dalam keadaan
rileks dan tidak terbebani dengan rutinitas apapun, baik itu pagi, siang ataupun
sore hari.
b. Gerakan Permulaan
Kegiatan senam diawali dengan pemanasan. Tujuannya agar peredaran darah di
tubuh meningkat dan oksigen yang dibawa ke otot-otot dan jaringan tubuh
bertambah. Selain itu, untuk menjaga kemungkinan terjadinya kejang atau luka
akibat gerakan-gerakan senam selanjutnya. Tahap berikutnya adalah latihan
pernapasan melalui dada dan perut, berguna untuk mengurangi rasa sakit saat
mulas. Para ibu juga dilatih mengejan, melatih otot-otot payudara, kaki agar tidak
kram. Melatih poetur tubuh agar dapat duduk, berdiri, dan tidur dengan nyaman
pada saat hamil, dan lainnya. Di pelajaran terakhir, umumnya diberikan latihan
24
perut yang gunanya untuk mengerutkan kembali otot-otot sehabis melahirkan
nanti.
c. Latihan-latihan Umum Senam Hamil
1) Latihan Otot Kaki
Kegunaannya memperlancar sirkulasi darah di kaki dan mencegah
pembengkakan pada pergelangan kaki.
2) Latihan Pernafasan
Latihan ini pada dasarnya melatih teknik pernafasan perut (diafragma) dan
pernapasan dada. Kegunaan pernafasan perut yaitu melemaskan dinding perut
agar mudah diperiksa oleh dokter atau bidan, sedangkan kegunaan pernapasan
iga untuk mendapatkan oksigen sebanyak mungkin, kemudian kegunaan dari
pernapasan dada yaitu untuk mengurangi rasa sakit saat bersalin.
3) Latihan Penguluran dan Pelemasan Otot Pinggang, Perut Paha
4) Latihan Sendi Bahu dan Payudara
5) Latihan Koreksi Sikap
Latihan ini bertujuan untuk mengurangi beban yang harus disangga
pinggang selama ibu mengandung.
6) Latihan Rileksasi Umum
Gerakan-gerakan ini dilakukan saat ibu beristirahat agar tercapai
rileksasibagi otot-otot perut dan tungkai yang merupakan otot-otot yang
sangat berperan selama ibu mengandung.
7) Latihan Otot Panggul
Kegunaannya yaitu untuk mengembalikan posisi panggul yang berat ke
depan mengurangi dan mencegah pegal-pegal, sakit pinggang dan punggung
serta nyeri di lipat paha.
8) Latihan Otot Betis
Kegunaanya untuk mencegah kram di betis.
9) Latihan Otot Pantat
Kegunaannya mencegah timbulnya wasir saat mengejan.
10) Latihan Anti Sungsang
11) Pemanasan dan Pendinginan
Seperti olahraga pada umumnya, dan senam pada khususnya, maka pada
pelaksanaan senam hamil ini harus terkandung unsur pemanasan dan
pendinginan.
25
Sedangkan yang merupakan program latihan senam hamil dari Rumah Sakit
Kepolisian Pusat R. Said Sukanto Jakarta, latihan-latihan senam hamil djelaskan
sebagai berikut:
Latihan senam hamil ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Pemanasan
2) Latihan Inti
3) Pendinginan, (Tn. 1999:2).
C. Kecemasan
Menurut Ghufron dan Risnawita (2010: 141) mendefinisikan:
Kecemasan merupakan pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan
mengenai kekhawatiran atau ketegangan berupa perasaan cemas, tegang, dan
emosi yang dialami oleh seseorang. Kecemasan adalah suatu keadaan tertentu
(state anxiety), yaitu menghadapi situasi yang tidak pasti dan tidak menentu
terhadap kemampuannya dalam menghadapi objek tersebut. Hal tersebut berupa
emosi yang kurang menyenangkan yang dialami oleh individu dan bukan
kecemasan sebagai sifat yang melekat pada kepribadian.
Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai ibu hamil trimester akhir dalam
menghadapi suatu objek yaitu persalinan.
Menurut Anggraeni (2010: 1) menjelaskan:
Suatu Persalinan yang normal selayaknya berlangsung lancar dan nyaman.
Adanya rasa nyeri yang berlebihan, lebih disebabkan oleh ketegangan mental dan
fisik sang ibu. Rasa nyeri ini, sebenarnya hanyalah mitos belaka yang menjadi
rekaman di alam bawah sadar dari jiwa sang ibu (sugesti).
Datangnya kecemasan sebelum proses persalinan adalah reaksi normal
terhadap stres, terutama bagi para ibu hamil yang mengalami masa kehamilan untuk
pertama kalinya. Kecemasan dianggap abnormal hanya jika terjadi dalam situasi yang
sebagian besar orang dapat menanganinya tanpa kesulitan berarti.
26
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan menurut Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia (1988:159),
memiliki kata dasar cemas yang berarti, “tidak tentram hati (karena khawatir, takut)
dan gelisah”. Kecemasan menurut Muchlas (Ghufron dan Risnawita, 2010: 142)
mendefinisikan bahwa “kecemasan sebagai sesuatu pengalaman subjektif mengenai
ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai konflik atau ancaman”.
Sementara Lazarus (Ghufron dan Risnawita, 2010: 142) membedakan
perasaan cemas menurut penyebabnya menjadi dua, yaitu:
a. State anxiety
State anxiety adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu
yang dirasakan sebagai ancaman, misalnya mengikuti tes, menjalani operasi, atau
lainnya. Keadaan ini ditentukan oleh persaan tegang yang subjektif.
b. Trait anxiety
Trait anxiety adalah disposisi untuk menjadi cemasdalam menghadapi berbagai
macam situasi (gambaran kepribadian). Ini merupakan ciri atau sifat yang cukup
stabil yang mengarahkan seseorang atau menginterpretasikan suatu keadaan
menetap pada individu (bersifat bawaan) dan berhubungan dengan kepribadian
yang demikian.
Menurut Niven (Mulyata, 1999) menyatakan, “sejak saat hamil pada
umumnya ibu hamil sudah mengalami kegelisahan dan kecemasan tentang
kehamilannya”.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa kecemasan adalah perasaan yang dialami seseorang ketika bepikir
akan ada sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi, tanpa sebab yang jelas, bersifat
subjektif, dan disertai oleh respon fisiologis, seperti detak jantung meningkat atau
27
otot menegang. Kecemasan merupakan hal normal terjadi yang menyertai
perkembangan, atau pengalaman baru.
2. Bentuk-Bentuk kecemasan
Menurut Freud (Alim, 2008) terdapat tiga macam kecemasan, yaitu:
a. Kecemasan Realitas atau Objektif
Kecemasan yang realistis atau rasa takut akan bahaya-bahaya dari luar.
Kecemasan ini merupakan suatu kecemasan yang bersumber dari adanya
ketakutan terhadap bahaya yang mengancam di dunia nyata. Kecemasan seperti ini
misalnya ketakutan terhadap kebakaran, angin tornado, gempa bumi, atau binatang
buas. Kecemasan ini menuntun kita untuk berperilaku bagaimana menghadapi
bahaya. Tidak jarang ketakutan yang bersumber pada realitas ini menjadi ekstrim.
Seseorang dapat menjadi sangat takut untuk keluar rumah karena takut terjadi
kecelakaan pada dirinya atau takut menyalakan korek api karena takut terjadi
kebakaran.
b. Kecemasan Neurosis
Kecemasan apabila instink-instink tidak dapat dikendalikan dan menyebabkan
orang berbuat sesuatu yang dapat dihukum. Kecemasan ini sebenarnya mempunyai
dasar dalam realitas, karena dunia sebagaimana diwakili oleh orang yang
memegang kekuasaan, contoh: Kleptomania.
c. Kecemasan Moral
Kecemasan moral merupakan kecemasan kata hati. Orang yang super egonya
berkembang dengan baik cenderung akan merasa apabila dia melakukan atau
bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan norma-norma moral.
Kecemasan moral ini juga mempunyai dasar dalam realitas, karena di masa yang
lampau orang telah mendapatkan hukuman sebagai akibat dari perbuatan yang
melangar kode moral, dan mungkin akan mendapat hukuman lagi, contoh: aborsi.
3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kecemasan
Adler dan Rodman (Ghufron, 2010:145) menyatakan terdapat dua faktor yang
menyebabkan adanya kecemasan, yaitu pengalaman yang negatif pada masa lalu dan
pikiran yang tidak rasional.
a. Pengalaman negatif pada masa lalu
28
Pengalaman ini merupakan hal yang tidak menyenangkan pada masa lalu
mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa mendatang.
b. Pikiran yang tidak rasional
Kecemasan terjadi bukan karena suatu kejadian, melainkan kepercayaan atau
keyakinan tentang kejadian.
Ellis dalam Adler dan Rodman (Ghufron, 2010: 146) memberi daftar
kepercayaan atau keyakinan kecemasan sebagai contoh dari pikiran tidak rasional
yang disebut buah pikiran yang keliru, yaitu:
a. Kegagalan katastropik
Kegagalan katastropik yaitu adanya asumsi dari diri individu bahwa akan terjadi
sesuatu yang buruk pada dirinya. Individu mengalami kecemasan dan perasaanperasaan ketidakmampuan serta tidak sanggup mengatasi permasalahannya.
b. Kesempurnaan
Setiap individu menginginkan kesempurnaan. Individu ini mengharapkan dirinya
berperilaku sempurna dan tidak ada cacat. Ukuran kesempurnaan dijadikan target
dan sumber inspirasi bagi individu tersebut.
c. Persetujuan
Persetujuan adanya keyakinan yang salah didasarkan pada ide bahwa terdapat hal
virtual yang tidak hanya diinginkan, tetapi juga untuk mencapai persetujuan dari
orang lain.
d. Generalisasi yang tidak tepat
Keadaan ini juga memberi istilah generalisasi yang berlebihan. Hal ini terjadi
pada orang yang mempunyai sedikit pengalaman.
Dari penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan di atas, secara
umum faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan adalah faktor internal
dan eksternal, faktor internal meliputi tingkat religiusitas yang rendah, rasa pesimis,
takut gagal, pengalaman negatif masa lalu, dan pikiran yang tidak rasional. Sementara
faktor eksternal seperti kurangnya dukungan sosial, atau dukungan dari orang lain.
29
4. Aspek-Aspek Kecemasan
Deffenbacher dan Hazaleus (Ghufron, 2010: 143), mengemukakan bahwa
sumber penyebab kecemasan, meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Kekhawatiran (worry) merupakan pikiran negatif tentang dirinya sendiri,
seperti perasaan negatif bahwa ia lebih jelek dibandingkan dengan temantemannya.
b. Emosionalitas (imosionality) sebagai reaksi diri terhadap rangsangan saraf
otonomi, seperti jantung berdebar, keringat dingin, dan tegang.
c. Gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas (task generated
interference) merupakan kecenderungan yang dialami seseorang yang selalu
tertekan karena pemikiran yang rasional terhadap tugas.
Kecemasan yang dialami individu dan kecemasan tersebut didefinisikan sebagai
konsep yang terdiri dari dua dimensi utama, yaitu kekhawatiran dan emosionalitas.
Dimensi emosi merujuk pada reaksi fisiologis dan sistem saraf otonomik yang
timbul akibat situasi atau objek tertentu. Juga merupakan perasaan yang tidak
menyenangkan dan reaksi emosi terhadap hal buruk yang tidak menyenangkan dan
reaksi tersebut mungkin terjadi terhadap sesuatu yang akan terjadi, seperti
ketegangan bertambah, jantung berdebar keras, tubuh berkeringat, dan badan
gemetar saat mengerjakan sesuatu. Khawatir merupakan aspek kognitif dari
kecemasan yang dialami berupa pikiran negatif tentang diri dan lingkungannya,
kritis terhadap diri sendiri, menyerah terhadap situasi yang ada, dan merasa
khawatir secara berlebihan tentang kemungkinan apa yang dilakukan.
Shah (Ghufron, 2010: 144) membagi kecemasan menjadi tiga komponen,
yaitu:
a. Komponen fisik, seperti pusing, sakit perut, tangan berkeringat, perut mual,
mulut kering, grogi dan lain-lain.
b. Emosional seperti panik dan takut.
c. Mental atau kognitif, seperti gangguan perhatian dan memori, kekhawatiran,
ketidakteraturan dalam berpikir, dan bingung.
5. Gejala-Gejala Kecemasan pada Ibu Hamil
Gejala-gejala kecemasan pada ibu hamil diuraikan oleh Mulyata, (1999)
sebagai berikut:
30
Gejala fisik pada ibu hamil yang mengalami kecemasan meliputi telapak tangan
basah, tekanan darah meninggi, badan gemetar, denyut jantung meningkat dan
keluarnya keringat dingin. Perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil contohnya
muncul jerawat, varises, noda di wajah juga dapat menimbulkan kecemasan,
karana hal ini akan mengurangi kecantikan wajah pada ibu hamil. Perubahan yang
terjadi ketika hamil yang lain adalah mudah lelah, badan terasa tidak nyaman,
tidak bisa tidur nyenyak, sering kesulitan bernafas, dan lain-lain. Perubahanperubahan tersebut berbeda-beda intensitasnya pada masing-masing ibu hamil.
Ada ibu hamil yang intensitas kecemasannya lebih tinggi, adapula yang intensitas
kecemasannya lebih rendah.
Ada dua hal yang menyebabkan kecemasan pada ibu hamil yaitu perasaan takut
dan penolakan ibu terhadap kehamilannya. Perasaan takut yang dirasakan oleh ibu
hamil lebih didasarkan pada perubahan besar yang terjadi pada tubuhnya.
Penolakan ibu terhadap kehamilannya lebih didasarkan pada calon ibu tersebut
tidak menikah atau karena kesulitan ekonomi sehingga dengan hadirnya anak
dapat memberatkan ekonomi keluarga. Pada ibu hamil biasanya kepercayaan
tradisional yang dianut dalam suatu daerah akan berpengaruh terhadap pola
pikirnya sehingga akan menimbulkan kecemasan tersendiri. Sikap yang kurang
menyenangkan di pihak orang-orang yang berarti sikap yang kurang
menyenangkan dari lingkungan juga menimbulkan efek yang mendalam bagi
kondisi mental ibu hamil. Misalnya orang tua yang tidak menghendaki kelahiran
karena takut mengganggu program pendidikan dan pekerjaan.
Hasil studi tentang psikologi kehamilan membuktikan bahwa fenomena
kecemasan yang berhubungan dengan kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang merupakan beban ekstra yang dapat berasal dari dalam tubuh sendiri maupun
dari kejadian diluar tubuh. Menurut Notosoedirjo (Mulyata, 1999) apabila ibu
hamil tidak mampu beradaptasi dengan beban ekstra tersebut, akan mengalami
kecemasan. Berikut disajikan beberapa faktor yang dikumpulkan oleh Niven
(Mulyata, 1999) yang mempunyai pengaruh negatif terhadap kehamilan, sebagai
berikut:
a. Stressfull life events, termasuk suami kehilangan pekerjaan, suami
menganggur, masalah perumahan, suami selingkuh, adanya anggota keluarga
yang sakit keras.
b. Adanya masalah dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari seperti masalah
finansial, hilangnya aset keluarga, kegagalan dalam business, hilangnya
dukungan sosial dari pihak tertentu.
c. Pengalaman keguguran, bayi lahir mati, bayi lahir imatur, prematur, bayi lahir
cacat, pernah mengalami kondisi yang mengancam jiwa.
d. Adanya riwayat infertilitas disertai berbagai usaha sehingga berhasil hamil.
e. Pernah menderita penyakit jiwa.
31
6. Sumber-Sumber Kecemasan pada Ibu Hamil
Sumber-sumber kecemasan pada ibu hamil berdasarkan teori Freud (Alim,
2008), terdiri dari:
a. Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari bunia luar
dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.
b. Kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau insting akan keluar jalur
dan menyebabkan seseorang berbuat sesuatu yang dapat membuatnya
terhukum.
c. Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang
yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila
berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.
Kecemasan realitas merupakan kecemasan atau takut akan bahaya-bahaya
nyata di dunia luar seperti takut mati, trauma kelahiran, perasaan berdosa dan
sebagainya. Kecemasan realitas yang dialami oleh ibu hamil adalah ketakutan akan
kesehatan bayi yang dikandungnya, takut bayi yang dilahirkannya bernasib buruk,
takut tidak diterimanya bayi oleh suami dan keluarga, takut akan ditinggalkan suami
sesudah ia menjalani proses persalinan karena bentuk tubuh yang telah berubah. Hal
ini dapat menyebabkan ibu hamil merasa tidak percaya diri dalam melewati masa
kehamilan dan kelahiran. Kecemasan neurotik adalah kecemasan terhadap tidak
terkendalinya naluri yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan yang bisa
mendatangkan hukuman. Kecemasan jenis ini merupakan rasa cemas terhadap
penyakit yang dialami dan dirasakan ketika hamil. Kecemasan neurotik ini biasanya
takut melihat darah, serangga, binatang-binatang kecil atau tempat yang tinggi dan
orang banyak. Penyakit ini sejenis dengan penyakit fobia. Kecemasan moral adalah
ketakutan terhadap hati nurani, rasa berdosa apabila individu melakukan atau berfikir
32
untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma-norma. Perasaan bersalah
dan berdosa yang dialami oleh ibu hamil adalah hamil di luar nikah, pernikahan yang
tidak direstui oleh keluarga dan ketiadaan suami/keluarga pada saat hamil dan
melahirkan. Hal ini muncul karena individu tersebut melakukan hubungan yang
dianggap bertentangan dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat.
D. Persalinan
1. Definisi Persalinan
“Persalinan ialah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hamper cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu”, (Sastrawinata, 1983: 221).
Sedangkan definisi persalinan menurut Saifuddin (2002: 100) diuraikan
sebagai berikut:
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Persalinan
adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan
lahir. Kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban didorong keluar melalui
jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin.
Ditambahkan dengan pernyataan dari Manuaba (1998: 157), mendefinisikan
“persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)”.
33
2. Bentuk Persalinan
Manuaba (1998: 157) menyatakan:
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut:
a. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
b. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
c. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
jalan rangsangan.
3. Proses Persalinan
Berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh Manuaba (1998: 158) yaitu:
Terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan
beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his. Ada dua
hormon yang dominan saat hamil, yaitu:
a. Estrogen
1) Meningkatkan sensitivitas otot rahim.
2) Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.
b. Progesteron
1) Menurunkan sensitivitas otot rahim.
2) Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,
rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.
3) Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
Terdapat beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan,
sebagai berikut:
Beberepa teori yang dikemukakan ialah:
a. Penurunan kadar progesteron.
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat
34
keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi
pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
b. Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
c. Keregangan otot-otot.
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya
teregangoleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya
kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
d. Pengaruh janin.
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang
peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari
biasa.
e. Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi salah satu
sebab permulaan persalinan. Menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap
umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin
yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil
sebelum melahirkan atau selama persalinan.
4. Pembagian Tahap Persalinan
Berdasarkan uraian Saifuddin (2002: 100), sebagai berikut:
Persalinan dibagi dalam empat kala, yaitu:
a. Kala I : dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10
cm). Proses ini terbagi dalam dua fase, fase laten (8 jam) serviks membuka
sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm.
kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
b. Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses
ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c. Kala III : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
d. Kala IV : dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama
postpartum.
35
5. Tanda-Tanda Persalinan
Tanda-tanda diuraikan oleh Tn. (2009) yaitu:
Mendekati proses persalinan, terdapat tanda-tanda yang dapat dikenali. Tandatanda tersebut antara lain:
a. Lender bercampur darah
Sumbatan yang tebal pada mulut rahim terlepas sehingga menyebabkan
keluarnya lendir kemerahan karena bercampur darah. Hal ini dapat terjadi
beberapa hari sebelum persalinan.
b. Air ketuban pecah
Kantung ketuban pecah yang mengelilingi bayi, sehingga air ketuban keluar.
Normalnya air ketuban adalah cairan yang bersih, jernih dan tidak berbau.
c. Kontraksi yang teratur
Mulai usia kehamilan 38 minggu, umumnya timbul kontraksi tidak teratur
yang disebut kontraksi Braxton Hick.
Download