HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENDALSARI KOTA MALANG Siska Wahyu Wakhida Email : [email protected] D III Akademi Kebidanan Wijaya Kusuma Malang Jln. Raya Tlogowaru, Kedungkandang, Malang Telp / Fax : (0341) 7500328 Abstrak. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan keengganan untuk melakukan deteksi dini menyebabkan lebih dari 70 % mulai menjalani perawatan medis ketika sudah berada pada kondisi parah. Sebanyak 93,92% responden telah mengetahui penyakit kanker serviks. Namun pemahaman mengenai kanker serviks ternyata tidak mendorong para perempuan melakukan salah satu pencegahan dengan cara screening/deteksi dini karena dari total responden tersebut hanya 7,78% yang sudah melakukan Pap Smear secara reguler. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui hubungan sikap dan pengetahuan wanita usia subur yang sudah menikah terhadap pemeriksaan pap smear di wilayah kerja Puskesmas Kendalsari Kota Malang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian survei analtik dengan populasi berjumlah 213 orang wanita usia subur yang sudah menikah di wilayah kerja Puskesmas Kendalsari, RW VIII Kelurahan Lowokwaru Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling, sampel yang didapatkan 139 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh diolah dengan tahapan editing, coding, transferring, tabulating. Dianalisis dengan analisis data kualitatif dan kuantitatif kemudian melakukan pengujian data dengan Uji Chi Kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan dan sikap wanita usia subur yang sudah menikah terhadap pemeriksaan pap smear di wilayah kerja puskesmas kendalsari RW VIII Kelurahan Lowokwaru Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Kata kunci : Pap Smear, Hubungan Pengetahuan dan Sikap 20 atau 30 tahun kemudian setelah infeksi kanker menyebar.Umumnya baru terdeteksi saat sekitar 40 tahun (Sabella, 2012). Menurut World Health Organisation (WHO) tahun 2008, memperkirakan 12,4 juta penduduk menderita kanker dan 7,6 juta orang meninggal karena penyakit kanker, secara global kejadian kanker serviks menduduki urutan kedua, setelah kanker payudara yaitu dengan angka kejadian sekitar 500.000 orang dan kematian sebanyak 288.000 orang (Nunukan, 2015). Insiden kanker serviks menurut perkiraan DEPKES (2008) 100 per 100.000 penduduk pertahun, sedangkan dari data Laboratorium Patologi Anatomi seluruh Indonesia, frekuensi kanker yang ada di Indonesia, bila dilihat penyebarannya 7. PENDAHULUAN Menurut WHO 2015, Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian pada perempuan. Setiap menit terdapat satu kasus kanker serviks baru dan setiap dua menit,terjadi kematian akibat kanker serviks. Kasus kanker serviks paling banyak terdapat diAsia Tengah dan Selatan, sedangkan Asia Tenggara menempati posisi kedua di dunia. Kanker serviks merupakan jenis penyakit kanker yang terjadi pada daerah leherrahim. Yaitu bagian rahim yang terletak dibawah, yang membuka ke arah liang vagina.Penyebabnya adalah virus HPV(human papilloma virus) yang menular lewat hubunganseksual, seorang perempuan bisa terinfeksi virus ini pada usia belasan tahun dan barudiketahui mengidap kanker 11 terlihat bahwa 92,4 % terakumulasi di Jawa dan Bali (Suryati, 2009). Distribusi penyakit kanker serviks di rumah sakit sentinel (rawat jalan) se Jawa Timurberdasarkan waktu yaitu: 771 penderita pada tahun 2007, 821 penderita pada tahun 2008, 671 penderita pada tahun 2009, 868 penderita pada tahun 2010 dan 901 penderita pada tahun 2011. Sedangkan distribusi penyakit kanker serviks (rawat inap) se Jawa Timurberdasarkan waktu yaitu: 737 kasus pada tahun 2007, 912 kasus dan 7 orang meninggal pada tahun 2008, 592 kasus kemih ke lingkungan luar tubuh) perempuan lebih pendek (sekitar 3-5 centi meter) tetapi pada ibu hamil khususnya yang mendekati akhir kehamilan, panjang uretranya terbukti berkurang, dan dengan kebiasaan menahan kencing, uretra menjadi semakin pendek dan memungkinkan bakteri masuk ke dalam saluran kencing lebih cepat dan mudah. Bagi ibu hamil, urine yang mengalami stagnasi merupakan medium yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri. Selain itu urin wanita hamil mengandung nutrien dalam jumlah yang lebih banyak termasuk glukosa (Bobak,2005) dan pada saat hamil wanita mengalami perubahan hormon oleh karena itu daya tahan tubuhnya menurun sehingga selama hamil, wanita rentan terhadap infeksi saluran kemih dan 10 orang meninggal pada tahun 2009, 890 kasus dan 11 orang meninggal pada tahun 2010, 790 kasus dan 29 orang meninggal pada tahun 2011(laporan STP RS sentinel tahun 2007,2008,2009,2010,2011). Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan keengganan untuk melakukan deteksi dini menyebabkan lebih dari 70 % mulai menjalani perawatan medis justru ketika sudah berada kondisi parah dan sulit disembuhkan. Hanya sekitar 2% dari perempuan Indonesia mengetahui kanker serviks (Sabrina, 2009).Deteksi dini dilakukan dengan pemeriksaan papsmear. Pemeriksaan ini berguna sebagai pemeriksaan penyaring (screening) dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan pra-kanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih mudah dan murah. Bagi wanita berusia di atas 25 tahun yang telah menikah atau sudah melakukan senggama, dianjurkan untuk papsmear sekali setahun secara teratur seumur hidup. Bila pemeriksaan tahunan 3 kali berturutturut hasilnya normal, pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan setiap tiga tahun. Pada wanita dengan resiko tinggi, pemeriksaan harus dilakukan sekali setahun atau sesuai petunjuk dokter (Widyastuti, 2011). Berdasarkan hasil survei awareness yang dilakukan terhadap 138.843 perempuan di berbagai wilayah Indonesia yaitu Jabotabek, Jawabarat, Jawa tengah, Jawa timur, Sumut, Yogyakarta. Mengungkapkan bahwa sebanyak 93,92% responden telah mengetahui penyakit kanker serviks. Namun pemahaman mengenai kanker serviks ternyata tidak mendorong para perempuan melakukan salah satu pencegahan dengan cara screening/deteksi dini karena dari total responden tersebut hanya 7,78% yang sudah melakukan Pap Smear secara reguler (Awareness,2009). Di Jakarta sendiri pada tahun 2011, menurut dr.Laila Nuranna Sp.OG, Kepala Divisi Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri-Ginekologi FKUI-RSCM, ditargetkan 1,3 juta perempuan yang sudah pernah melakukan hubungan seksual melakukan skrining."Diharapkan tahun 2017 sekitar 80 persen dari populasi sudah diskrining" katanya. 8. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian survei analtik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap responden terhadap pemeriksaan pap smear di wilayah kerja Puskesmas Kendalsari Kota Malang. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah wanita usia subur yang sudah menikah di wilayah kerja Puskesmas Kendalsari, RW VIII Kelurahan Lowokwaru Kota Malang yang berjumlah 213 orang pada bulan Mei tahun 2015.Sampel dalam penelitian ini adalah Berdasarkan perhitungan maka jumlah 12 sampel yang digunakan sebanyak 139 wanita usia subur yang sudah menikah. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling yaitu simple random sampling. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, variabel terikat (variabel dependen) yaitu perilaku pemeriksaan pap smear dan variabel bebas (variabel indevenden) yaitu sikap dan pengetahuan.Alat ukur yang digunakan kuesioner. Hasil yang diperoleh Pengetahuan wanita usia subur yang sudah menikah terhadap pemeriksaan pap smear di wilayah kerja puskesmas kendalsari RW VIII Kelurahan Lowokwaru Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. didapatkan 43 (30,93%) responden berpengetahuan baik tentang pemeriksaan pap smear, dan masing-masing 48 (34,53%) responden berpengetahuan cukup dan kurang tahu tentang pemeriksaan papsmear. Hal ini di sebabkan karena sebagian responden yang berpengetahuan kurang di pengaruhi oleh faktor pendidikan dan pekerjaan, yaitu dari 48 responden (34,53%) yang memiliki pengetahuan kurang, 42 diantaranya mempunyai pendidikan tamatan SMP dan SD (30,21%). 9. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan wanita usia subur yang sudah menikah di wilayah kerja puskesmas kendalsari RW VIII Kelurahan Lowokwaru Kecamatan Lowokwaru Kota Malang No . Tingkat Frekuensi Prosenta Pengetahua (n) se n (%) 1 Baik 43 30,93% 2 Cukup 48 34,53% 3 Kurang 48 34,53% No Perilaku Jumlah Frekuensi 139 Prosentase 100% . (n) (%) 1 Rutin 15 10,79% 2 Jarang 33 23,74% 3 Tidak 91 65,47% Pernah Jumlah 139 100% Sedangkan dari faktor pekerjaan yaitu sebanyak 38 responden yang tidak bekerja.Menururt Notoatmodjo 2012, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan fakta diatas, pengetahuan wanita usia subur yang sudah menikah di wilayah kerja puskesmas kendalsari RW VIII kelurahan lowokwaru kecamatan lowokwaru kota malang tergolong kurang, hal ini dapat dilihat dari tabel 4.5 yaitu hanya 43 responden dari 1239 responden yang memiliki pengetahuan baik. Faktor internal adalah salah satu Tabel 2 Distribusi Frekuensi Perilaku wanita usia subur yang sudah menikah di wilayah kerja puskesmas kendalsari RW VIII Kelurahan Lowokwaru Kecamatan Lowokwaru Kota Malang tabel 3 Hubungan pengetahuan wanita usia subur yang sudah menikah terhadap pemeriksaan pap smear di wilayah kerja puskesmas kendalsari RW VIII Kelurahan Lowokwaru Kecamatan Lowokwaru Kota Malang Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by -Linear Association N of Valid Cases Value 50,911a 56,271 4 4 Asy mp. Sig. (2-sided) ,000 ,000 1 ,000 df 38,228 139 a. 1 cells (11,1%) hav e expected count less t han 5. The minimum expected count is 4,64. tabel 4 Hubungan sikap wanita usia subur yang sudah menikah terhadap pemeriksaan pap smear di wilayah kerja puskesmas kendalsari RW VIII Kelurahan Lowokwaru Kecamatan Lowokwaru Kota Malang Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by -Linear Association N of Valid Cases Value 60,777a 79,139 50,685 2 2 Asy mp. Sig. (2-sided) ,000 ,000 1 ,000 df 139 a. 0 cells (,0%) hav e expect ed count less than 5. The minimum expected count is 6,80. 13 penyebab wanita usia yang sudah menikah memiliki pengetahuan kurang. Yaitu dari 3 faktor internal yang disebutkan oleh Notoatmodjo 2012, 2 diantaranya termasuk dalam faktor-faktor yang menyebabkan wanita usia subur yang sudah menikah memiliki pengetahuan kurang yaitu faktor pendidikan dan pekerjaan. Sikap wanita usia subur yang sudah menikah terhadap pemeriksaan pap smear di wilayah kerja puskesmas kendalsari RW VIII Kelurahan Lowokwaru Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Dapat diketahui bahwa jumlah responden wanita usia subur yang sudah menikah yang memiliki sikap positif terhadap pemeriksaan pap smear yaitu sebanyak 76 responden (54,67%) sedangkan yang memiliki sikap negatif yaitu 63 responden (45,32%). Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikapseseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut (Azwar, 2007). Berdasarkan hasil tabel diatas, sikap wanita usia subur yang sudah menikah di wilayah kerja puskesmas kendalsari RW VIII kelurahan lowokwaru kecamatan lowokwaru kota malang terhadap pemeriksaan paps mear tergolong positif. struktur karena aktivitas hormonal. Dinding otot polos ginjal mengalami hyperplasia, hypertrofi dan relaksasi tonus otot. Ureter memanjang dan menjadi berkelok-kelok membentuk lengkungan ganda. Perubahan ini membuat reabsorpsi glukosa di tubulus terganggu sehingga terjadi glukosuria yang menyebabkan wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi Meningkatnya hormon esterogen dapat menyebabkan pH sekresi vagina menjadi lebih asam, keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Hal ini disebabkan karena menurunnya produksi insulin dalam pankreas, akibatnya kadar glukosa dalam darah ibu menurun karena hanya sebagian glikogen yang mampu diubah dalam bentuk glukosa. Akibatnya glukosa disimpan dalam bentuk glikogen. Produksi esterigen menyebabkan perubahan lapisan otot dan epitelium vagina yang dapat meningkatkan kadar glikogen dan interaksi bakteri doderlein yang memproduksi asam. Peningkatan pH ini membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi. Pada vesika urinaria, akibat penekanan uterus menyebabkan teganggunya drainase darah dan limfe dari dasar kandung kemih seringkali membuat daerah tersebut menjadi edematosa sehingga mudah mengalami cedera oleh karena itu lebih peka terhadap infeksi (Cunningham,2006). Perilaku wanita usia subur yang sudah menikah terhadap pemeriksaan pap smear di wilayah kerja puskesmas kendalsari RW VIII Kelurahan Lowokwaru Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Dapat diketahui bahwa sebagian kecilwanita usia subur yang sudah menikahyang rutin melakukan pemeriksaan pap smear yaitu sebanyak 15 responden atau 10,79% dan sebagian besar respondentidak pernah melakukan pemeriksaan paps mear yaitu sebanyak 91 responden atau 65,47%. Menurut Notoatmodjo 2012, perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivita manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Berdasarkan hasil tabel diatas, perilaku wanita usia subur yang sudah menikah di wilayah kerja puskesmas kendalsari RW VIII kelurahan lowokwaru kecamatan lowokwaru kota malang terhadap pemeriksaan pap smear tergolong kurang. Dapat kita lihat dari table 4.14, dari 139 wanita usia subur yang sudah menikah, hanya 15 orang (10,79%) yang setiap tahunnya melakukan pemeriksaan pap smear dan 33 orang (23,745) yang jarang atau sekali atau lebih dalam seumur hidup. Hubungan pengetahuan wanita usia subur yang sudah menikah terhadap pemeriksaan pap smear di wilayah kerja puskesmas 14 kendalsari RW VIII Kelurahan Lowokwaru Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. dapat kita ketahui hasil uji Chi-square hubungan pengetahuan wanita usia subur yang sudah menikah terhadap perilaku pemeriksaan paps mear. Dimana hasil perhitungan uji chi-square (X2) hitung sebesar 50,911 dengan probabilitas (p) 0,000 lebih kecil (<) dari 0,05. Menurut Notoatmodjo 2003, Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru), ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Dari data tersebut dapat kita ketahui hasil uji Chi-square hubungan pengetahuan wanita usia subur yang sudah menikah terhadap perilaku pemeriksaan paps mear. Yaitu keputusan terhadap Ho ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan wanita subur sudah menikah terhadap perilaku pemeriksaan paps mear. Hubungan sikap wanita usia subur yang sudah menikah terhadap pemeriksaan pap smear di wilayah kerja puskesmas kendalsari RW VIII Kelurahan Lowokwaru Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. dapat kita ketahui hasil uji Chi-square hubungan sikap wanita usia subur yang sudah menikah terhadap perilaku pemeriksaan paps mear. Dimana hasil perhitungan uji chi-square (X2) hitung sebesar 60,777 dengan probabilitas (p) 0,000 lebih kecil (<) dari 0,05, maka keputusan terhadap Ho ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara sikap wanita subur sudah menikah terhadap perilaku pemeriksaan paps mear. Menurut Azwar 2013, teori tindakan beralasan mengatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan. Dari data tersebut dapat kita ketahui hasil uji Chi-square hubungan sikap wanita usia subur yang sudah menikah terhadap perilaku pemeriksaan paps mear. Yaitu keputusan terhadap Ho ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara sikap wanita subur sudah menikah terhadap pemeriksaan paps mear. perilaku KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada wanita usia subur, Kota Malang maka dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan masalah dan tujuan pada BAB I pendahuluan : 3) Pengetahuan wanita usia subur yang sudah menikah terhadap pemeriksaan pap smear yaitu dari 139 responden, 43 responden memiliki pengetahuan baik (30,93%). 4) Sikap wanita usia subur yang sudah menikah terhadap pemeriksaan pap smear yaitu dari 139 responden, sebanyak 76 responden (54,67%) diantaranya memiliki sikap positif. 5) Perilaku wanita usia subur yang sudah menikah terhadap pemeriksaan pap smear yaitu dari 139 responden, sebanyak 15 responden (10,79%) diantaranya rutin melakukan pemerriksaan pap smear. 6) Terdapat hubungan antara pengetahuan wanita usia subur yang sudah menikah terhadap pemeriksaan pap smear di wilayah kerja Puskesmas Kendalsari Kota Malang. 7) Terdapat hubungan antara sikap wanita usia subur yang sudah menikah terhadap pemeriksaan pap smear di wilayah kerja Puskesmas Kendalsari Kota Malang. SARAN Bedasarkan kesimpulan yang diperoleh, peneliti memberikan sedikit saran yaitu sebagai berikut : 1. Bagi Responden Meningkatkan informasi tentang pengetahuan dan sikap wanita usia subur yang sudah menikah terhadap pemeriksaan pap smear. 2. Bagi Peneliti Memberikan penyuluhan terutama tentang kanker serviks dan pemeriksaan pap smear sebagai aplikasi dan pengalaman yang baik dengan cara banyak membaca referensi dan membuka browsing internet, sehingga nantinya dapat memberikan 15 keterampilan dan pengetahuan pada wanita usia subur yang sudah menikah. 3. Bagi Profesi Kebidanan Meningkatkan pengetahuan pada wanitausiasubur yang sudah menikah khususnya tentang kanker serviks dan pemeriksaan pap smear. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai awalan untuk melakukan penelitian ulang atau lanjutan dengan lebih memperbanyak sampel dan menggunakan metode penelitian lain. 12. Maharani, Sabrina. 2009. Mengenal 13 Jenis Kanker dan Pengobatannya. Yogyakarta: Katahati 13. Widyastuti, yani, SSiT, M.Keb, dkk. 2011. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya 14. Wijaya, Delia. 2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta: Sinar Kejora 15. Manuaba, dkk. 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta 2. Azwar, syaifudin. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 3. Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta 4. Fajar, Ibnu dkk. 2009. Statistika Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu 5. Hidayat A. Aziz Alimul. 2012. Metode. Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika 6. Notoatmodjo, soekidjo, Prof. Dr. S.K.M. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 7. Notoatmodjo, soekidjo, Prof. Dr. S.K.M. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 8. Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika 9. Tilong, Adi D. 2012. Bebas dari Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta: Flash Book 10. Sabella, Rifdah. 2009. Cara Pintar Atasi Kanker. Klaten : Cable Book 11. Kumalasari, intan, dkk. 2012. Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika 16