4 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 21 November 2010 TOPIK Ritual tahunan FOTO-FOTO: BISNIS/ANDRY T. KURNIADY HILDA SABRI SULISTYO & MARDIYAH NUGRAHANI Bisnis Indonesia P erayaan pergantian tahun ini kali ini boleh jadi tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya seiring banyaknya musibah yang melanda Tanah Air. Namun, sejumlah hotel tetap menyiapkan acara khusus untuk menghibur tamu. Bagi daerah tujuan wisata yang tertimpa musibah tentunya tidak banyak yang dapat dilakukan untuk menjaring wisatawan baik domestik maupun asing dalam menyambut Tahun Baru. Yogyakarta, misalnya, yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata utama masih disibukkan dengan upaya penanggulangan akibat letusan Merapi. Namun, bagi tempat penginapan atau hotel yang letaknya jauh dari lokasi bencana mereka tetap menyiapkan acara spesial menyambut tahun baru meski tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Rasa kesetiakawanan sosial tampaknya yang melandasi mereka untuk menggelar acara sederhana. Langkah seperti itu antara lain diambil manajemen Redtop Hotel. Sejak bencana tsunami yang melanda Aceh pada 2005, pihak hotel menyelenggarakan pergantian tahun dengan sederhana. ”Tahun ini, kami tetap merayakan dengan menjual harga kamar termasuk free satu orang untuk gala dinner pada pergantian akhir tahun. Kami harapkan tamu yang berpasangan membayar biaya dinner untuk orang kedua dengan harga sekitar Rp200.000/orang,” ujar Erwin Boham, General Manajer Hotel Redtop. Menurut dia, tidak ada penyelenggaraan yang mewah dan mengundang artis asing karena prinsipnya dilakukan untuk menghibur tamu hotel saja dan cukup dengan artis lokal yang ada. Waktu terjadi tsunami di Aceh, hotel tengah menyelenggarakan gala dinner untuk merayakan Natal dan saat itu juga dikumpulkan dana dari para tamu. Menghadapi musibah bencana meletusnya Gunung Merapi dan tsunami di Mentawai, karyawan hotel dan tamu juga langsung menghimpun dana. Selain itu, mereka juga mengirim bantuan berupa handuk dan sprei untuk membantu korban melewati malam panjang di pengungsian. ”Karyawan merelakan hasil service chargenya sehari sebesar Rp30 jutaan disumbangkan untuk para korban. Begitu juga tamu hotel sisihkan Rp25.000 dari tiap bill, tetapi karena sifatnya suka rela hanya terkumpul Rp3 jutaan saja,” katanya. Kontributor Bisnis Indonesia Karyawan hotel merelakan hasil service charge disumbangkan untuk para korban bencana alam. Tamu hotelnya, menurut dia, sebanyak 70% adalah dari berbagai daerah di Indonesia karena hotelnya tipe bisnis dan sisanya tamu dari kawasan Asia seperti Singapura, Hong kong dan Malaysia. Perayaan pergantian akhir tahun memang sudah menjadi ritual tahunan. Dalam 5 tahun terakhir, meski penyelenggaraannya sederhana tetap mampu menyedot tamu-tamu yang memilih pergantian tahun di Jakarta. Hal senada juga diungkapkan Jamal Muhammad, General Manager Grand Hotel Lembang, Bandung. Kegiatan pesta akhir tahun sifatnya kini hanya menjadi pelengkap dan untuk menghibur tamu hotel saja. ”Kami tidak menjadikan perayaan akhir tahun sebagai momentum mengeruk bisnis untuk mendongkrak pendapatan karena sifatnya untuk menghibur tamu hotel saja. Untuk dinner juga harga per orang Rp200.000,” kata Jamal. Pesta topeng tetap diselenggarakan dengan hiburan musik dari home band yang ada. Dia optimistis seperti tahun-tahun sebelumnya bisa menjaring sedikitnya 150 orang tamu pada malam tahun baru mendatang. Grup vokal Langkah berbeda diambil Hotel Mulia yang berada di bilangan Senayan, Jakarta Selatan. Hotel dengan fasilitas bintang lima ini siap menyambut Tahun Baru dengan menghadirkan grup vokal Due Voci (Kelly Levesque dan Tyler Hamilton) yang berasal dari Amerika Serikat. Kelompok ini yang terdiri dari dua penyanyi yaitu Kelly Levesque dan Tyler Hamilton akan menghibur para penggemarnya di Jakarta saat malam pergantian tahun nanti. Grup fenomenal asuhan Diane Warren ini akan bernyanyi dalam acara konser spesial Tahun Baru yang digelar di