MODUL 7 KOMUNIKASI PEMASARAN DAN ADOPSI PRODUK BARU Produk baru dan Komunikasi Pemasaran Peluncuran produk serangkaian produk baru sangat esensial bagian keberhasilan perusahaan pada umumnya, serta bagi pertumbuhan jangka panjang. Walaupun telah dilakukan berbagai investasi besar-besaran serta berbagai upaya untuk memperkenalkan produk dan jasa baru, banyak di antaranya yang tidak pernah berhasil. Seorang spesialis komunikasi pemasaran dalam suatu organisasi memiliki sejumlah tanggung jawab untuk menjamin sukses produk baru tersebut. Pencapaian keberhasilan produk baru mensyaratkan bahwa para konsumen melakukan percobaan pembelian dari suatu merek baru dan setelah itu menjadi pembeli ulang jangka panjang (trial dan repeat). Pembelian semacam itu lebih tepat produkproduk konsumen, yang harganya tidak mahal. Namun dalam perkembangannya, untuk barang tahan lama pun, dapat menggunakan cara demikian, misalnya mobil dicoba melalui test drive, lalu pembelian ulang terjadi saat konsumen akan membeli mobil baru model berikutnya. Pembelian ulang merupakan fungsi dari empat keuatan utama, yaitu periklanan, harga, distribusi dan kepuasan produk. Dengan demikian konsumen lebih mungkin untuk terus membeli suatu merek khusus manakala iklan mengingatkan mereka tentang produk tersebut yakni bila harganya dianggap rasional jika barangnya mudah didapat di toko eceran terdekat, dan bila kualitas produk dianggap dapat memuaskan. Berbagai komunikasi pemasaran memainkan peran utama dalam mempengaruhi lima karakteristik yang berhubungan dengan inovasi, yang menunjang sikap konsumen terhadap produk baru sehingga mereka berkemungkinan untuk mengadopsi produkproduk yang inovatif, yaitu: 1. Keunggulan relatif 2. Kecocokan 3. Kompleksitas 4. Bisa diuji coba 5. Bisa diobservasi Keunggulan Relatif Keunggulan relatif adalah suatu tingkat di mana inovasi produk diterima baik sebagaimana berbagai alternatif produk yang telah ada. Keunggulan reltif tersebut merupakan suatu fungsi, yang dalam hal ini seseorang mempersepsikan suatu produk baru lebih baik dibanding berbagai penawaran yang kompetitif, dan produk tersebut sesungguhnya lebih baik bila dibandingkan dari sisi standar-standar obyektif. Sebagai contoh, teh celup berkantung bundar dianggap lebih baik, tapi para konsumen mungkin saja tidak bisa melihat perbedaannya jika dibandingka dengan teh celup yang berkantung persegi, yang dilakukan dengan uji rasa dengan menutup mata. Keunggulan relatif berkorelasi secara positif dengan tingkat adopsi inovasi, yaitu, makin besar keunggulan relatif inovasi dibandingkan dengan berbagai penawaran kompetitif yang telah ada, makin cepat tingkat adopsi yang diharapkan akan terjadi. Secara umum keunggulan relatif ada untuk menyatakan bahwa suatu produk menawarkan hal-hal berikut: 1. Kinerja yang lebih baik dibandingkan beragam pilihan lainnya 2. Meningkatkan kenyamanan 3. Menghemat waktu dan tenaga 4. Keuntungan langsung Keunggulan relatif tergantung pada berbagai karakteristik yang melekat pada produk itu sendiri, tetapi bisa juga dipengaruhi oleh komunikasi-komunikasi persuasif. Misalnya, layanan kiriman paket kilat dalam semalam, semacam FedEx menawarkan keunggulan relatif yang nyata atas hantaran paket yang lebih cepat dibandingkan dengan pengiriman surat konvensional, namun demikian iklan harus menonjolkan keunggulan nyata ini agar pengguna jasa yang potensial menyadari secara penuh keunggulan relatif penggunaan dari jasa kiriman paket kilat dalam semalam. Periklanan juga membantu untuk menepis berbagai keunggulan relatif yang diklaim oleh para pemasar dari produk-produk pesaing. Kesesuaian Kesesuaian (compatibility) merupakan suatu derajat di mana inovasi diterima seseorang ke dalam caranya melakukan berbagai hal. Sebuah produk baru mencapai 2 kesesuaian etika dapat menyamai berbagai kebutuhan, nilai-nilai personal, keyakinan, serta pengalaman masa lalu konsumen. Makin besar kesesuaiannya, makin cepat laju adopsi produk baru tersebut. Berbagai inovasi yang cocok dengan situasi keberadaan seseorang akan lebih sedikit berisiko, lebih bermakna, dan hanya memerlukan lebih sedikit upaya untuk melibatkannya ke dalam gaya hidup konsumsi seseorang. Sebagai contoh, para pembuat kasur air (waterbed) bisa mengklaim keunggulan relatifnya terhadap matras-matras tradisional (misalnya kemampuan menyangga tubuh dengan lebih baik), tetapi banyak konsumen menghindari produk semacam ini karena kasur air dikelilingi oleh citra budaya Hippi, serta cerita-cerita seputar apartemen yang kebanjiran dan para pemakai yang sering merasa mabuk laut. Sebagian besar konsumen merasa bahwa kasur air tidak cocok dengan konsep mereka mengenai tempat tidur yang ideal. Inovasi produk lainnya yang memiliki perbedaan keunggulan relatif, namun mengalami masalah dengan kesesuaiannya adalah rumah berkerangka baja. Rumah semacam itu menawarkan perlindungan yang luar biasa dari angin, api dan rayap. Namun demikian sebagian besar konsumen tidak akan mempertimbangkan pembangunan sebuah rumah berkerangka baja karena biayanya diperkirakan akan lebih tinggi (unsur kelemahan relatif) dan yang lebih penting, kerangka kayu lebih sesuai dengan konsep masyarakat mengenai bagaimana seharusnya rumah dibangun. Satu-satunya cara untuk mengatasi berbagai persepsi tentang ketidaksesuaian tersebut adalah melalui periklanan yang gencar agar konsumen yakin bahwa suatu cara baru dalam melakukan berbagai hal bisa lebih baik dibanding solusi-solusi yang telah ada. Para komunikator pemasaran memikul tanggung jawab yang besar untuk meyakinkan kesesuaian di dalam benak para pelanggan dengan pemilihan berbagai daya tarik dalam iklan yang memposisikan produk agar dianggap cocok dengan keyakinan pasar sasaran, berbagai pengalaman masa lalu, serta kebutuhankebutuhannya. Kompleksitas Kompleksitas mengacu pada derajat kesulitan yang dirasakan atas suatu inovasi. Makin sulit suatu inovasi dipahami atau digunakan maka makin rendah tingkat adopsi. Komputer rumah lambat diadopsi karena banyakn pemilik rumah menganggapnya sulit untuk dipahami dan digunakan. Para pengiklan telah melawan 3 anggapan ini dengan menciptakan iklan televisi yang mudah dimengerti untuk menggiring ide bahwa siapapun dapat dengan mudah mempelajari penggunaan komputer, bahkan anak-anak kecil sekali pun. Banyak perusahaan juga telah mendisain kembali produk-produk mereka serta memperkenalkan beragam komputer baru yang lebih mudah digunakan. Dapat diuji-coba Trialability (kemungkinan untuk diuji-coba) merupakan taraf luasnya jangkauan, yang dalam hal ini suatu inovasi bisa digunakan pada lingkungan yang terbatas sebelum pembentukan komitmen berkembang sepenuhnya. Secara umum, produk-produk yang memungkinkan untuk diuji coba, akan lebih cepat diadopsi. Trialability sangat terkait dengan konsep persepsi risiko. Test drive mobil, sampel gratis produk makanan di toko swalayan, paket-paket sampel kecil deterjen, dan sebagainya, semuanya memungkinkan konsumen untuk mencoba produk baru. Pengalaman uji coba prosuk membantu mengurangi risiko ketidakpuasan konsumen terhadap produk setelah berkomitmen secara permanen untuk menggunakannya melalui pembelian. Langkah memfasilitasi uji coba secara khusus lebih sulit bagi produk-produk yang tahan lama dibandingkan dengan barang-barang kemasan yang tidak mahal. Dapat Diamati Kemampuan produk untuk diamati (observability) adalah derajat kemungkinan produk (baru) untuk diamati oleh pengguna produk atau orang-orang lainnya dari berbagai aspek, apakah sekiranya berdampak negatif atau tidak. Jika perilaku konsumsi bisa dirasakan, dilihat, dicium aromanya, maka produk itu semakin layak dikonsumsi. Secara umum berbagai inovasi yang tinggi kelayakannya memungkinkan produk untuk diadopsi dengan cepat ketika produk itu juga memiliki keunggulan relatif, sesuai dengan pola konsumsi, dan sebagainya. Secara garis besar produk-produk yang keunggulannya kurang bisa diamati umumnya lambat diadopsi. Misalnya rumah berkerangka baja tidak layak bagi semua orang kecuali para pemilik rumah dan tetangga dekat yang mengetahui setelah rumah tersebut diselesaikan. Keunggulan ini, dengan kata lain bisa jadi sesuatu yang nyata namun tidak dapat diobservasi. 4 Peran penting observabilitas produk digambarkan lebih jauh oleh penggunaan kantung udara, Air Pockets dari sepatu Nike, pada produk-produk sepatu atletik yang dipasarkan pada akhir tahun 1980-an. Produk yang sangat layak tersebut menyertakan bagian tumit/hak sepatu dari Nike, yang secara jelas mengangkat keunggulan produk tentang kenyamanan dengan menunjukkan bahwa berlari dan melompat dengan sepatu Nike serasa dijaga oleh matras-matras pelindung. Nike telah mampu mendisain sepatunya sedemikian rupa sehingga kantung udara disembunyikan dari observasi, sebagai gantinya mereka memutuskan untuk membuat fitur yang mencolok agar mudah dikomunikasikan bahwa sepatu Nike lebih nyaman dibanding merek-merek lainnya. Contoh lain adalah sepatu Reebok’s Pump yang dipasarkan pada awal tahun 1990-an menggambarkan lebih lanjut tentang visibilitas keunggulan produk. Dalam industri sepatu atletik hal ini disebut mengekspos teknologi. Dengan sebutan apa pun praktik semacam ini secara sederhana mengingatkan fakta mendasar bahwa para konsumen lebih mungkin mengadopsi suatu produk baru ketika produk tersebut mempunyai berbagai keunggulan yang bisa diobservasi. Oleh karena status kepemilikan merek adalah salah satu bentuk keunggulan konsumsi, walaupun suatu keunggulan lebih bergejolak dalam simbolisme dibanding fungsionalitasnya, barangkali hal itu tidaklah mengejutkan, hingga begitu banyak produk yang lebih mengedepankan bagian luarnya yang menonjol untuk diobservasi oleh dunia. PROSES DIFUSI Dalam konteks komunikasi pemasaran, difusi diartikan sebagai proses penyebaran produk baru, yang dalam hal ini seiring berjalannya waktu produk baru tersebut diadopsi oleh banyak pelanggan. Ibaratnya gas yang disebarkan di ruang kecil, uapnya akhirnya akan menyebar ke seluruh ruangan. Bagian ini terkait dengan perilaku agregat (jumlah keseluruhan) dari kelompok-kelompok pelanggan yang mengadopsi produk pada titik waktu yang berbeda dalam rangka mengikuti peluncuran produk baru. Kategori Pengadopsi Begitu suatu produk menyebar di pasar, produk itu diadopsi oleh konsumen dengan berbagai tipe yang berbeda. Ada lima kelompok konsumen diidentifikasi dalam hal ini, yaitu: 5 1. Inovator 2. Pengadopsi awal 3. Mayoritas pengadopsi awal 4. Mayoritas pengadopsi akhir 5. Pengikut (pengadopsi paling akhir) Inovator Inovator ini berkisar hanya dua sampai tiga prosen dari seluruh pengadopsi, yaitu oranag-orang yang pertama kalinya menerima ide baru atau produk baru. Para inovator adalah orang-orang yang teramat sangat berani dan mau ambil risiko untuk berinovasi, yakni dengan mengadopsi produk baru, khususnya jika produk tersebut mahal, dan menghadapi risiko bahwa produk tersebut tidak akan berkinerja baik (tidak memuaskan) seperti yang diharapkan, sehingga uang mereka akan terbuang percuma, serta kemungkinan mereka akan merasa malu karena telah mengambil keputusan yang buruk. Karakteristik lain dari para inovator adalah mereka rela mencari hubungan sosial di luar kelompok rujukan lokal mereka, yaitu mereka yang sering disebut kosmopolit. Para inovator juga cenderung berasal dari orang-orang yang lebih muda, lebih tinggi status sosialnya, serta berpendidikan lebih baik dibandingkan kelompok pengadopsi lainnya. Bila dibandingkan dengan orang-orang lainnya dalam mencari sumber informasi, sebagian besar inovator lebih puas jika berinteraksi dengan inovator lainnya, serta sangat tergantung pada sumber-sumber informasi impersonal (seperti laporan media, penelusuran informasi online, serta para penjual). Para inovator biasanya telah memiliki lingkup gambaran minat yang lebih luas dibanding yang bukan inovator. Pengadopsi Awal Pengadopsi awal (early adopter) adalah kelompok kedua pengadopsi inovasi. Ukuran kelompok ini berkisar 13.5% dari seluruh pengadopsi potensial. Mereka adalah orang yang lokalites, kontras dengan para innovator, yang digambarkan sebagai kosmopolit. Para pengadopsi awal diintegrasi dengan baik di dalam komunitasnya dan dihormati oleh teman-temannya. Karena kehormatan inilah para pangadopsi awal kerap mencaricari saran serta informasi tentang produk baru atau jasa baru. Sebagai orang yang 6 dihormati di antara para kelompok rujukan, mereka menjadi faktor penentu yang sangat penting dari keberhasilan sebuah inovasi. Mayoritas Pengadopsi Awal Kelompok ini telah mengadopsi produk sebelum waktu rata-rata adopsi. Mereka sengaja dilibatkan serta berhati-hati dalam mengadopsi inovasi. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu dalam proses keputusan inovasi dibanding dua kelompok sebelumnya. Mereka ini levelnya di bawah pengadopsi awal. Mayoritas Pengadopsi Akhir Kata kunci yang mencirikan mayoritas pengadopsi akhir adalah skeptisisme. Ketika mayoritas pasar telah mengadopsi produk, kelompok ini baru akan memulainya. Kelompok rujukan adalah sumber utama ide-ide baru bagi para konsumen yang termasuk dalam kategori pengadopsi akhir ini, yang juga sedikit memanfaatkan media masa. Secara demografis, pendidikan mereka ada pada level rata-rata, demikian halnya dengan pendapaan dan status sosialnya. Pengikut Kelompok akhir pengadopsi informasi, disebut sebagai laggard (pengikut), mereka mewakili 16% terbawah pengadopsi potensial. Orang-orang ini terikat dengan tradisi. Sebagai kelompok, laggard memfokuskan pada kerangka referensi masa lalu mereka. Sikap kolektif mereka bisa dirangkum sebagai ”jika itu baik untuk orang tua saya, berarti baik untuk saya.” Para laggard terikat secaa dekat dengan para laggard lainnya serta komunitas lokal mereka, di samping memiliki kontak terbatas dengan media massa. Mengelola Proses Difusi Perusahaan mengelola proses difusi sedemikian rupa agar sebuah produk atau jasa mencapai tujuan berikut ini: 7 1. Menjamin penjualan awal secepat mungkin (lepas landas yang cepat) 2. Mencapai penjualan kumulatif dalam kurva haraga yang tinggi (akselerasi cepat) 3. Menjamin potensi penjualan setinggi-tingginya dalam segmen pasar yang ditargetkan (penetrasi maksimum) 4. Memelihara penjualan selama mungkin (waralaba yang beroperasi jangka panjang). Apa yang dapat dilakukan komunikator pemasaran untuk membuat pola difusi yang diharapkan? Pertama, lepas landas cepat bisa difasilitasi dengan memiliki anggaran komunikasi pemasaran yang cukup besar, hingga memungkinkan untuk: 1. Mengupayakan kekuatan penjualan yang agresif, yang diperlukan guna menjamin dukungan perdagangan bagi produk-produk baru 2. Periklanan yang intensif, guna menciptakan level kesadaran merek atau produk yang cukup tinggi di pasar sasaran 3. Aktivitas promosi penjualan yang memadai untuk menghasilkan tingkat permintaan yang tinggi, dari perilaku pembelian uji coba Kedua, akselerasi cepat dapat dicapai dengan: 1. Meyakinkan bahwa kualitas produk sesuai, lalu menciptakan WOM yang positif 2. Melanjutkan upaya iklan besar-besaran guna menjangkau para kelompok pengadopsi akhir 3. Meyakinkan bahwa tenaga penjual menyediakan dukungan bagi pengecer 4. Menggunakan promosi penjualan secara kreatif hingga berbagai insentif tersedia bagi tindakan pembelian ulang. Ketiga, penetrasi maksimum bisa dilakukan dengan: 1. Melanjutkan berbagai strategi yang sama hingga menstimulus akselerasi cepat 2. Merevisi produk serta strategi-strategi iklan seperlunya untuk memikat kebutuhan-kebutuhan para pengadopsi berikutnya 8 Keempat, suatu waralaba jangka panjang bisa dipelihara dengan meyakinkan bahwa: 1. Produk yang lama terus memenuhi berbagai kebutuhan pasar 2. Distribusi yang sesuai untuk meraih pasar 3. Periklanan yang terus mengingatkan pasar mengenai adanya produk 9