Name of Media KOMPAS Harian Date of Article 10 June 2011 Author Brigitta Isworo Global Governance Must be Changed Title Project Name URL th th 6 Asia-Europe Journalists’ Seminar / 10 ASEM FMM http://nasional.kompas.com/read/2011/06/11/02485840/tata.kelola.global.harus.b erubah PERUBAHAN IKLIM Tata Kelola Global Harus Berubah Sabtu, 11 Juni 2011 | 02:48 WIB Tata kelola global harus berubah. Apa yang selama ini berlangsung tak lagi memadai untuk menghadapi persoalan yang dihadapi bumi. Ketika semakin nyata bahwa sistem politik global tak berdaya untuk mencari solusi mengatasi dampak perubahan iklim, tiba waktunya media mengajukan ide tentang perlunya transformasi sistemik dalam sistem ekonomi global. Di dalam kerangka itu harus dibuka luas alternatif model pertumbuhan ekonomi yang berbeda dari yang berlaku yang mendasarkan hanya pada pendapatan ekonomi bruto dengan menafikan kesejahteraan dan kebahagiaan. Seiring dengan itu harus dibuka kemungkinan baru tentang cara mengukur keberhasilan, cara menjejaki pertumbuhan, serta mengevaluasi suatu sukses pada ekonomi global dan lokal. Sekitar 30 wartawan, pakar lingkungan, dan aktivis menegaskan hal itu menanggapi tantangan perubahan iklim dalam acara Seminar Jurnalis Asia- Eropa ke-6 pada 5-6 Juni di Szentendre, Hongaria, yang diselenggarakan Asia-Europe Foundation. Seminar itu diadakan beriringan dengan penyelenggaraan AsiaEurope Meeting pada 6-7 Juni di Gödöllõ, Hongaria, yang merupakan pertemuan informal para menteri luar negeri negara-negara Asia dan Eropa. Masalah kesadaran publik, pendidikan bagi masyarakat tentang perubahan iklim, merupakan salah satu poin pada Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) agar isu perubahan iklim relevan dan bisa melibatkan peran masyarakat lokal dalam penanggulangan dampaknya. Hasil dari seminar diharapkan menjadi salah satu pertimbangan dari negara-negara Asia dan Eropa dalam upaya penyebarluasan informasi tentang perubahan iklim dan proses negosiasi di tingkat global. Dengan diseminasi informasi secara transparan, diharapkan tujuan untuk melibatkan semua kalangan masyarakat dalam menanggulangi dampak perubahan iklim akan tercapai. Di dalamnya harus tercakup masyarakat lokal di negara berkembang yang selama ini sering terabaikan suaranya, seperti kasus Kopenhagen di mana dari 199 negara hanya kurang dari 10 negara menjadi penentu. (Brigitta Isworo laksmi dari Szentendre)