embriologi - WordPress.com

advertisement
EMBRIOLOGI
MAS BAYU SYAMSUNARNO
MK. FISIOLOGI HEWAN AIR
AWAL KEHIDUPAN
SEL TELUR
SPERMATOZOA
ZIGOT
EMBRIO
Fertilisasi/Pembuahan
Diawali dengan masuknya sperma ke dalam sel telur
melalui mikropil pada khoriontiap sperma mempunyai
kesempatan yg sama tetapi sangat kecil karena tempat
pembuahannya sangat besar
Kepala sperma masuk dan ekornya tertinggal diluar,
sebagai sumbat micropile sehingga yang lain tidak bisa
masuk. Berjuta-juta sperma yang menempel pada telur
disingkirkan oleh telur dengan reaksi kortek. Karena
apabila tidak disingkirkan akan mengganggu metabolisme
zigot
BETINA
JANTAN
Zat kimia yang terkandung pada sel telur dan sperma:
Androgamone I
Androgamone II
Gynamone I
Gynamone II
menekan aktifitas spermatozoa saat
masih di dalam saluran genital ikan
jantan
membuat permukaan khorion menjadi
lembek sebagai lawan dari fungsi
Gynamon II
mempercepat pergerakan dan menarik
spermatozoa dari spesies yg sama
secara kemotaksis
mengumpulkan dan menahan
spermatozoa pada permukaan telur
Kepala sperma masuk
kedalam sitoplasma sel
telur terjadi perkerutan
protein dan terjadi
pembelahan inti pd polar
body II
Perkembangan MH dalam proses embriogenesis:
progenesis
Proses perkembangan yang
berlangsung dari gametogenesis 
membentuk zigot
embriogenesis
Proses perkembangan zigot sehingga
terbentuk individu primitif (belum
memiliki bentuk & rupa yg spesifik)
organogenesis
Pembentukan
organ-organ
tubuh
EMBRIOGENESIS
cleavage
morulasi
Blastulasi
gastrulasi
organogenesis
1. Cleavage
• pembelahan zygote secara cepat menjadi unitunit yang lebih kecil yang di sebut blastomer
• Merupakan rangkaian mitosis yang
berlangsung berturut-turut segera setelah
terjadi pembuahan yang menghasilkan morula
dan blastomer
• Pada mamalia zona pellusida yg berfungsi
untuk mencegah terpisahnya blastomer
• Blastomer melekat satu sama lain oleh
kekuatan saling melekat yang disebut
tigmotaksi
• Pembelahan sel zigot pada ikan
umumnya adalah meroblastik (parsial)
walaupun ada juga holoblastik (total)
tergantung pada banyaknya kuning telur
dan penyebarannya
• Meroblastik : yang membelah hanya inti
sel dan sitoplasma
• Holoblastik : kuning telur ikut
membelah
Sel (kuning)
Kuning telur
(lebih gelap)
2. Morulasi
• merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel
berjumlah 32 sel dan berakhir menghasilkan sejumlah
blastomer yang berukuran sama akan tetapi ukurannya
lebih kecil
• Berakhir setelah terbentuk blastodik yang membentuk
dua lapisan sel:
– Blastoderm (sel utama): membentuk tubuh embrio
yg berasal dari sel-sel formatik
– Sel pelengkap: meliputi trophoblast, periblast,
auxilliary cells yang berfungsi melindungi dan
menghubungi antara embrio dg induk atau
lingkungan luar
• Terbentuk cakram berkecambah yang terdiri dari
jaringan embrio dan periblas
3. Blastulasi
• Pada stadia blastula awal sel yang
menempel kuning telur membuat
penjuluran plasma ke bagian dalam
sehingga seperti lapisan di bawah
mangkuk terbalik
• Pada saat stadium blastula sudah dapat
dipetakan menjadi lapisan ectoderm
(epiblast), entoderm (hypoblast) dan
mesoderm (mesoblast) yg merupakan
bakal pembentuk organ
Pada blastula sudah terdapat
daerah yang berdifferensiasi
membentuk organ-organ
tertentu seperti sel saluran
pencernaan, notochorda,
syaraf,
epiderm, ektoderm, mesoderm
dan endoderm
4. Gastrulasi
• Terdapat dua proses perkembangan sel:
Epiboly
suatu pergerakan sel-sel yg menjadi epidermis &
daun saraf serta pada akhirnya akan terjadi
penutupan kuning telur kecuali di blastopore
Emboly
pergerakan sel yg arahnya menuju ke
bagian dalam terutama di ujung sumbu
bakal embrio
3 macam pergerakan emboly:
Delaminasi
Invaginasi
Involusi
Rotasi menuju ke bagian
dalam di daerah pinggir
blastopore
Proses mendalamnya
lapisan sel yg akan
membentuk suatu lekukan
dimana di pinggirnya
terdapat penonjolan
Pemisahan beberapa
kelompok sel,
terutama lapisan
ektoderm, lapisan
baru dan lapisan
pinggir
• Pada proses gastrula ini terjadi perpindahan
ektoderm, mesoderm, endoderm dan notochord
menuju tempat yang definitif  berhubungan
erat dg pembentukan susunan saraf
• Gastrulasi berakhir pada saat kuning telur telah
tertutupi oleh lapisan sel dan beberapa jaringan
mesoderm yang berada disepanjang kedua sisi
notochord disusun menjadi segmen-segmen
yang disebut somit yaitu ruas yang terdapat
pada embrio.
5. Organogenesis
Merupakan proses pembentukan organorgan tubuh MH yang sedang berkembang
Ditandai dengan pembuatan bumbung oleh
jaringan epidermis, neural, mesoderm dan
endoderm
Jaringan neural
• Berasal dari lapisan
ektoderm
• Otak, ganglion dan
mata
Endoderm
• Bagian dalam alat
pencernaan makanan
& pencernaan
• Sebagian kelenjar
endokrin
Lapisan Mesoderm
• Dorsal terbentuk somite (ruas dalam embrio) 
Sclerotome (rangka axial); myotome (urat daging) ;
dermatome (dermis)
• Intermediate  terbentuk ginjal dan gonad
• Lateral  terbentuk pembungkus jantung dan pembuluh
darah
MENETAS
1. Kerja mekanik
Embrio sering mengubah posisinya karena
kekurangan ruang dalam cangkangnya, atau karena
embrio telah lebih panjang dari lingkungan dalam
cangkangnya
2. Kerja enzimatik
berupa khorionase yang berasal dari kelenjar
endodermal  mereduksi lapisan khorion sehingga
cangkang telur akan tipis
Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat
tetas telur:
1. Kualitas telur dipengaruhi oleh kualitas
pakan yang diberikan pada induk
2. Lingkungan suhu, oksigen
3. Gerakan air yang terlalu kuat yang
menyebabkan terjadinya benturan
sehingga telur pecah
Periode krisis pada embrionik:
• Fertilisasi
• Cleavage
• Permulaan gastrulasi
• Pembentukan bakal ekor
• Penetasan
• Permulaan eksternal feeding
LARVA
Kriteria:
Adanya dan posisi oil globule
Ukuran kuning telur
Melanofora
Bakal sirip
Kriteria lebih lanjut:
Mulut sudah terbentuk
Mata berpigmen
Usus terbentuk
Anus terbuka
Sirip dada memanjang
E eye, M oil globule, Y yolk sac, G gall bladder, I intestine,
N notocorda, O muscle, C caudal, A anal
SEJALAN DENGAN PENYERAPAN KUNING TELUR
•
•
•
•
•
Mulut mulai berfungsi
Mata dan usus berkembang lebih lanjut
Organ lokomosi a/l sirip: primordial
Insang mulai terbentuk
Gelembung renang mulai terbentuk
median
Fase kritis larva pada saat awal eksternal
feeding: point of no return
Perkembangan larva
• Waktu singkat dan cepat
• Diferensiasi tinggi
• Pertumbuhan cepat
• Konsumsi O2 tinggi
• Lemah sehingga gampang diserang
• Kematian tinggi
TERIMA KASIH
Download