Penurunan yang konsisten dalam jumlah pasangan pria gay AS dalam dekade terakhir, namun tidak ada perubahan dalam penggunaan kon Oleh: Gus Cairns, 25 April 2013 Data dari dua survei seks nasional di Amerika Serikat menunjukkan bahwa laki-laki gay dan biseksual (laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, LSL) secara signifikan melaporkan lebih sedikit pasangan seksual dalam satu tahun terakhir dalam sebuah survei yang dilakukan antara tahun 2006 dan 2010 dibandingkan dengan yang dilakukan pada tahun 2002. Penurunan ini konsisten di sebagian besar etnis dan kelompok usia, namun yang paling besar dan paling signifikan secara statistik pada pria muda berusia di bawah 24 tahun. Sebaliknya, proporsi yang melaporkan melakukan seks anal tanpa kondom setidaknya sekali pada tahun sebelumnya tidak berubah antara survei. Dalam minoritas pria yang juga berhubungan seks dengan perempuan, penggunaan kondom menurun tajam, tapi di sisi lain proporsi LSL yang juga berhubungan seks dengan perempuan juga menurun. Proporsi orang yang dites HIV atau infeksi menular seksual (IMS) pada tahun lalu tidak berubah, meskipun proporsi yang belum pernah dites HIV menurun. Survei Data berasal dari dua terakhir Survei Nasional Pertumbuhan Keluarga (National Surveys of Family Growth/NSFG). NSFG adalah survei dari orang yang berusia 15 sampai 44 tahun, peserta dihubungi secara acak melalui telepon namun karena tingkat kontak atau tingkat tanggapan yang rendah, orang yang berusia di bawah 24 tahun, orang berkulit hitam dan orang Hispanik memiliki sampel yang jauh lebih banyak, dimana proporsinya jauh lebih banyak karena lebih banyak dihubungi daripada populasi umum. NSFG digunakan akan dilakukan setiap tiga sampai tujuh tahun, tetapi pada tahun 2006 diambil keputusan untuk melakukan wawancara (dengan wawancara yang dibantu oleh suara komputer) secara terus menerus. Oleh karena itu, studi ini membandingkan angka dari wawancara yang dilakukan pada tahun 2002 dengan wawancara yang dilakukan pada tahun 2006 sampai 2010. NSFG mewawancarai 4928 pada tahun 2002 dan 10.403 pada tahun 2006 hingga 2010. Dari jumlah tersebut, 197 dan 272 dilaporkan memiliki pasangan seksual laki-laki pada tahun lalu – 2,7 dan 2,1% masing-masing (perbedaan ini secara statistik tidak signifikan, p = 0,1). Hasil Jumlah rata-rata pasangan seksual yang dilaporkan LSL dalam tahun terakhir menurun secara signifikan dari 2,9 menjadi 2,3 antara kedua survei tersebut (p=0,035) dan lebih jelas pada pria di bawah 24 tahun (rata-rata 2,9 sampai 2,1 pasangan, p=0,027). Jumlah pasangan juga menurun pada pria berusia 35 tahun (3,0) sampai 44 tahun (2,2), meskipun angka ini tidak cukup signifikan secara statistik (p = 0,07). Penurunan jumlah pasangan signifikan secara statistik di antara laki-laki dengan pendapatan di bawah 150% dari tingkat kemiskinan federal AS (3,0 menjadi 2,1) dan pada pria yang tinggal di daerah pinggiran kota metropolitan (3,2 menjadi2,1) tetapi tidak signifikan di daerah pusat kota (2,6 dalam kedua survei). Terdapat penurunan dalam jumlah pasangan di antara laki-laki berkulit putih (3,0 menjadi 2,5) dan berkulit hitam (2,4 menjadi 1,9), meskipun angka ini tidak mencapai signifikansi statistik. Namun, secara umum terdapat gambaran yang konsisten dari jumlah pasangan yang lebih sedikit di antara sebagian besar kelompok. Tidak ada perubahan dalam penggunaan kondom untuk seks anal. Pada tahun 2002, 57% pria tidak menggunakan kondom pada hubungan seks terakhir dan proporsi 2006-2010 adalah 58%. Minoritas laki-laki yang juga berhubungan seks dengan perempuan, proporsi yang tidak menggunakan kondom pada hubungan seks vaginal terakhir adalah 46% pada tahun 2002 tetapi menjadi 67% pada tahun Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/ Penurunan yang konsisten dalam jumlah pasangan pria gay AS dalam dekade terakhir, namun tidak ada perubahan dalam penggunaan kon 2006-2010, dan perbedaan ini bermakna secara statistik (p=0,04). Namun, proporsi LSL yang telah memiliki pasangan perempuan juga mengalami penurunan dari 38% menjadi 25% (p=0,03). Satu perbedaan penting lainnya adalah bahwa laki-laki lebih sedikit melaporkan transaksi seks (menukarkan seks untuk uang atau obat-obatan) pada tahun lalu (turun dari 15% menjadi 3%) dan lebih sedikit laki-laki yang mengatakan mereka telah menyuntikkan obat-obatan atau telah berhubungan seks dengan seseorang yang telah menyuntik obat (dari 12% menjadi 5%). Tes HIV dan IMS pada tahun lalu tidak meningkat. Pada tahun 2002 dan 2006 sampai 2010, 41% laki-laki mengatakan mereka pernah melakukan tes HIV pada tahun lalu dan dalam kasus tes IMS, 38% melaporkan melakukan setidaknya satu kali pada tahun 2002 dan 39% pada tahun 2006 dan 2010. Namun, proporsi laki-laki yang belum pernah melakukan tes HIV menurun dari 25% menjadi 15%. Kesimpulan dan komentar Para peneliti berkomentar pada kenyataan bahwa prevalensi kejadian HIV dan IMS meningkat pada pria gay selama periode ketika jumlah pasangan dan beberapa perilaku seksual berisiko lainnya menurun. Mereka mencatat bahwa telah ada penelitian sebelumnya di Seattle dan Peru di mana kejadian IMS dan/atau diagnosis HIV tetap tinggi meskipun indikator risiko seksual pada pria gay telah menurun. Studi di antara para pemuda kulit hitam gay di AS, termasuk satu yang baru-baru ini dipresentasikan pada Konferensi ke-20 tentang Retrovirus dan Infeksi Oportunistik (CROI), secara konsisten menunjukkan bahwa mereka cenderung memiliki lebih sedikit pasangan meskipun kejadian HIV jauh lebih tinggi. Para peneliti berspekulasi bahwa ini mungkin karena ‘faktor jaringan’: faktor tentang pasangan yang tidak ditangkap oleh fokus perilaku risiko individu dari kebanyakan studi. Misalnya, beberapa studi telah menemukan bahwa pria gay kulit hitam cenderung membatasi seks untuk pasangan dari etnis mereka sendiri dan juga lebih mungkin melakukan hubungan seks dengan laki-laki yang berusia beberapa tahun lebih tua atau lebih muda dari diri mereka sendiri. Kedua hal ini akan cenderung memfokuskan infeksi HIV dalam komunitas gay berkulit hitam. Apakah ini merupakan penggerak utama dari kerentanan pria kulit hitam AS yang lebih terhadap infeksi HIV, aspek lain yang menarik dari penelitian ini adalah bahwa pria gay tampaknya telah mengambil langkah-langkah yang dapat mengurangi risiko HIV dengan menggunakan metode yang memiliki paling sedikit tekanan dalam program pencegahan HIV untuk pria gay – mengurangi jumlah pasangan – sementara tidak meningkatkan penggunaan kondom, yang paling mendapat tekanan dalam mengurangi risiko HIV. Ringkasan: Consistent decline in partner numbers in US gay men in last decade, but no change in condom use Sumber: Leichliter JS et al. Temporal trends in sexual behaviour among men who have sex with men in the United States, 2002 to 2006-10. J Acquir Immun Defic Syndr, early online publication, DOI: 10.1097/QAI.0b013e31828e0cfc, 2013. –2–