I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Fermentasi adalah proses secara aerob maupun anaerob yang menghasilkan berbagai produk dengan melibatkan aktivitas mikroba terkontrol (Darwis & Sukara, 1989). Reaksi yang terjadi selama proses fermentasi merupakan proses penguraian senyawa-senyawa dengan molekul yang lebih besar, terutama protein menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah dicerna, diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh kita. Protein ikan akan terurai menjadi peptida dan asam amino, yang dapat terurai lanjut menjadi senyawa-senyawa yang berperan dalam pembentukan cita rasa khas setiap produk (Astawan, 1997). Salah satu produk fermentasi tersebut adalah terasi yang merupakan produk olahan hasil perikanan dengan menggunakan bahan baku yang mengalami perlakuan fermentasi. Bahan baku utama untuk membuat terasi udang yaitu udang segar dan udang kering. Jenis bahan baku yang digunakan yaitu udang rebon (Mysis acentis) (BSN, 2009). Kandungan protein terasi udang sekitar 27-30%, air 5770%, dan garam 15-20% (Adaywiyah, 2007). Produk fermentasi perikanan yang dihasilkan secara tradisional memiliki beberapa kekurangan yaitu mutu yang tidak stabil, tidak seragam bahkan mutunya sangat rendah dan membahayakan konsumen (Nurulita et al., 2007). Hal ini dikarenakan proses fermentasi pada pengolahan tradisional umumnya berlangsung secara spontan tanpa penambahan starter atau inokulum bakteri yang diinginkan, salah satu bakteri yang digunakan sebagai starter yaitu bakteri proteolitik yang berperan dalam pembentukan cita rasa terkait dengan mutu produk (Pradipta, 2014). Citarasa ikan fermentasi disebabkan oleh senyawa-senyawa aldehid, keton, alkohol, kelompok senyawa aromatik, senyawa yang mengandung N dan S, eter serta furan. Semuanya itu terbentuk akibat dari aktivitas mikrobia yang berperan selama fermentasi (Khairina et al., 2006). Protease merupakan enzim yang memiliki nilai ekonomi tinggi dalam bidang industri (Nascimento & Martin, 2006). Protease merupakan satu diantara tiga kelompok enzim komersial yang diperdagangkan dengan nilai mencapai 60% total penjualan enzim yang aplikasinya sebagai katalisator hayati, digunakan didalam industri pangan, detergen dan kulit (Suhartono, 2000). Protease dapat digunakan untuk menghasilkan 1 peptida yang memiliki fungsi fisiologis diantaranya sebagai antioksidan (Kim et al., 2007 cit Fahmi & Susanto, 2012), anti-hipertensi (Yokoyama et al., 1992 cit Fahmi & Susanto, 2012), anti koagulan (Rajapakse et al., 2005 cit Fahmi & Susanto, 2012), dan anti bakteri (Liu et al., 2008 cit Fahmi & Susanto, 2012). Penelitian tentang bakteri proteolitik produk fermentasi sudah banyak dilakukan pada beberapa produk nabati seperti ekstrak tape (Sitanggang, 2006), nato yang merupakan pangan fermentasi tradisional Jepang dengan bahan pokok kacang kedelai (Yuningsih, 2006), dan thua nao yang merupakan produk fermentasi tradisional Thailand dengan bahan pokok kacang kedelai (Dajanta et al., 2009). Penelitian tentang bakteri proteolitik pada produk fermentasi perikanan masih sangat sedikit, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Beberapa produk fermentasi perikanan yang telah dilakukan penelitian tentang bakteri proteolitiknya yaitu petis udang (Pradipta, 2014), bekasam (Wikandari et al., 2012), dan kecap ikan (Namwong, 2006). Bakteri proteolitik memiliki perbedaan karakteristik seperti dari sumber yang berbeda kemungkinan menyebabkan karakteristik bakteri proteolitik yang berbeda misalnya dalam hal produksi enzim protease dan sebagainya, sehingga perlu dilakukan isolasi dan optimasi bakteri proteolitik pada produk fermentasi perikanan yaitu terasi udang. Isolasi dan seleksi bakteri proteolitik pada terasi udang merupakan hal yang penting guna mendapatkan bakteri proteolitik yang efektif dalam menghasilkan enzim protease. 2. Tujuan 1. Mengisolasi bakteri proteolitik yang terkandung pada terasi udang. 2. Mengetahui aktivitas enzim protease dan pertumbuhan bakteri proteolitik dari terasi udang. 3. Mengetahui kondisi optimum isolat bakteri proteolitik untuk memproduksi enzim protease. 4. Mengidentifikasi isolat bakteri proteolitik yang terkandung pada terasi udang. 2 3. Manfaat 1. Diharapkan isolat bakteri proteolitik dapat digunakan sebagai starter untuk mempercepat pembuatan terasi udang dan proses untuk memproduksi protease 2. Protease yang memiliki aktivitas tertinggi dapat digunakan untuk berbagai kepentingan termasuk menghasilkan peptida yang memiliki fungsi fisiologis diantaranya sebagai antioksidan, anti-hipertensi, anti koagulan, dan anti bakteri.. 3