BAB 2 LANDASAN TEORI Bab 2 ini akan dituliskan tentang teori – teori pendukung yang menjadi dasar untuk melakukan analisis dalam rangka pengembangan topologi jaringan yang menjadi topik skripsi penulis. Bagian awal bab ini penulis akan memaparkan teori-teori dasar yang menjadi landasan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi seperti jenis-jenis topologi, beberapa protokol-protokol yang akan digunakan dan berjalan dalam jaringan agar suatu data dapat sampai ke tujuan yang dituju dengan baik. Setelah itu pada bab ini juga akan dijelaskan Konsep tentang Global System for Mobile(GSM), dikarenakan tempat dimana penulis melakukan analisis tentang peningkatan topology jaringan yaitu PT Natrindo Telepon Selular bergerak di bidang GSM. Oleh sebab itu konsep dasar teori GSM ini perlu dipaparkan untuk memudahkan pemahaman cara kerja dalam topologi yang akan dibahas. 2.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer, software dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersamasama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah:. Komunikasi: contohnya surat elektronik, instant messaging. Membagi sumber daya sebagai contohnya berbagi pemakaian printer, dsb. 9 10 Akses informasi: contohnya web browsing. Setiap bagian dari jaringan komputer meminta dan memberikan layanan (service) untuk mencapai tujuan yang sama. Pihak yang meminta/menerima layanan disebut klien (client) dan yang memberikan/mengirim layanan disebut pelayan (server). Arsitektur ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer. 2.1.1 Model-model Topologi Jaringan a. Topologi Bus Model pada topologi ini, masing-masing server dan workstation dihubungkan pada sebuah kabel yang disebut bus. Kabel yang digunakan untuk menghubungkan jaringan ini biasanya kabel Coaxial. Adapun kelebihan dari Jaringan topologi bus adalah: 1. Penggunaan kabel yang sedikit sehingga terlihat sederhana 2. Pengembangan Jaringannya mudah Kekurangan Jaringan bertopologi bus adalah: 1. Membutuhkan repeater untuk jarak jaringan yang terlalu jauh. 2. Jaringan akan terganggu apabila salah satu komputer mengalami kerusakan. 3. Apabila terjadi gangguan yang serius maka jaringan tidak dapat digunakan dan pengaruhnya adalah proses pengiriman data akan menjadi lambat dikarenakan lalu-lintas jaringan penuh dan padat akibat tidak 11 adanya pengontrolan user. 4. Deteksi kesalahan sangat kecil, sehingga apabila terjadi gangguan maka sulit sekali mencari kesalahan tersebut. Gambar 2.1 Topologi bus b. Topologi Token Ring Model tipe jaringan topologi ring, semua jaringan terhubung dari satu komputer ke komputer lain berkeliling membentuk suatu lingkaran (loop). Dalam sistem ini apabila kabel jaringan di salah satu komputer terputus maka hubungan jaringan dalam topologi tidak akan berfungsi. Hal ini dapat kita atasi menggunakan perangkat Multistation Access Unit (MAU). MAU adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menutup hubungan jaringan secara otomatis apabila hubungan kabel jaringan terputus pada suatu workstation. 12 Kelebihan dari jaringan topologi ini adalah: 1. Hemat Kabel 2. Dapat mengisolasi kesalahan dari suatu workstation Kekurangan dari jaringan topologi ini adalah: 3. Sangat peka terhadap kesalahan jaringan walaupun sekecil apapun. 4. Sukar untuk mengembangkan jaringan, sehingga jaringan tersebut tampak statis. 5. Biaya pemasangan lebih besar. Gambar 2.2 Topologi Token Ring c. Topologi Star Model tipe jaringan topologi ini ,setiap workstation dihubungkan dengan server menggunakan suatu konsentrator. Masing-masing workstation tidak saling berhubungan. Setiap user yang terhubung ke 13 server tidak akan dapat berinteraksi dan melakukan apa-apa sebelum komputer server kita hidupkan. Apabila komputer server kita matikan, maka semua koneksi jaringan akan terputus. Jaringan ini cocok kita gunakan untuk pengembangan. Kelebihan Jaringan Topologi Star: 1. Mudah dalam mendeteksi kesalahan jaringan karena control jaringan terpusat. 2. Fleksibel dalam hal pemasangan jaringan baru, tanpa mempengaruhi jaringan yang lain. 3. Apabila salah satu kabel koneksi user terputus, maka hanya user yang bersangkutan saja yang tidak akan berfungsi dan tidak mempengaruhi user yang lain. Keseluruhan jaringan masih tetap bekerja. Kekurangan jaringan bertopologi Star: 1. Boros dalam pemakaian kabel jika kita hubungkan dengan jaringan yang lebih besar dan luas 2. Kontrol hanya terpusat pada hub/switch sehingga operasionalnya perlu ditangani secara khusus. 14 Gambar 2.3 Topologi Star d. Topologi Mesh Topologi Mesh adalah topologi yang didesain untuk memiliki tingkat restorasi, dengan berbagai alternatif rute yang umumnya disiapkan melalui dukungan perangkat lunak. Setiap peripheral yang berada di jaringan ini dihubungkan secara langsung ke setiap peripheral yang lain dalam jaringan. Sebagai contohnya, apabila terdapat 10 komputer yang kita hubungkan dengan jaringan, maka setiap komputer yang terhubung dalam jaringan kita hubungkan dengan 9 buah komputer lainnya secara terus menerus. Ciri-ciri topologi Mesh: 1. Topologi Mesh digunakan pada ISP(Internet Service Provider) untuk memastikan apabila terjadi suatu kerusakan pada salah satu system komputer maka tidak akan mengganggu hubungan jaringan dengan system komputer lain dalam jaringan 2. Jumlah saluran yang harus kita sediakan untuk membentuk jaringan 15 Mesh adalah jumlah sentral dikurangi 1 3. Tingkat kesulitan jaringan sebanding dengan meningkatnya jumlah sentral yang terpasang pada jaringan tersebut. Gambar 2.4 Topologi Mesh e. Topologi Tree/Hybird Jaringan topologi tree disebut juga dengan topologi hybrid karena beberapa system rangkaian yang berbentuk star disambungkan pada topologi bus yang berperan sebagai tulang punggung jaringan. Topologi tree digunakan untuk menghubungkan antar sentral dengan beberapa 16 hirarki jaringan yang berbeda. Oleh karena itu, jaringan yang menggunakan topologi ini disebut juga dengan topologi jaringan bertingkat. Ciri-ciri jaringan tree/hybrid: 1. Merupakan pengembangan dari topologi jaringan star. 2. Jaringan topologi tree digunakan untuk mendukung algoritma searching dan sorting 3. Setiap tangkai(node) dalam tree akan dihubungkan dengan pusat hub yang berada pada awal trafik rangkaian. Gambar 2.5 Topologi Tree 2.1.2 Perangkat Network a. Router 17 Router sering digunakan untuk menghubungkan beberapa network. Baik Network yang sama maupun yang berbeda dari segi teknologinya. Seperti menghubungkan network yang menggunakan topologi Bus, Star, dan Ring. Router juga digunakan untuk membagi network besar menjadi beberapa buah subnetwork(network-network kecil). Sebuah router memilki kemampuan routing. Artinya router secara cerdas dapat mengetahui kemana rute perjalanan informasi(yang disebut packet) akan dilewatkan. Apakah ditujukan untuk host lain yang satu network ataukah berbeda network. Jika paket-paket ditujukan untuk host pada network yang lain maka router akan meneruskannya ke network tersebut. Sebaliknya, jika paket-paket ditujukan untuk host yang satu network maka router akan menghalangi paket-paket keluar, sehingga paket-paket tersebut tidak memenuhi network yang lain. Dalam diagram atau bagan jaringan, sebuah router seringkali dinyatakan dengan simbol khusus . Berikut ini merupakan symbol yang digunakan untuk menggambarkan router. Gambar 2.6 Router 18 b. Bridge Bridge atau kadangkala disebut transparent bridge merupakan perangkat network yang digunakan untuk menghubungkan dua buah LAN(Local Area Network) atau membagi sebuah LAN menjadi dua buah segmen. Tujuannya adalah untuk mengurangi traffic sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan performa network. Bridge dapat mengetahui apakah frame yang ditujukan untuk host yang satu segmen atau berbeda segmen. Jika frame ditujukan kepada host yang satu segmen maka bridge akan meneruskannya ke host tersebut dan menutup jalur ke segmen lain. Sebaliknya jika frame ditujukan untuk host pada segmen yang berbeda maka bridge akan meneruskannya ke segmen tujuan. Seringkali orang bingung membedakan router dengan bridge, sepintas keduanya tampak sama dan dapat menghubungkan dua buah LAN. Namun sesungguhnya cara kerja dan fungsi utama kedua perangkat tersebut berbeda. Dalam bridge tidak dikenal istilah subnet. Semua segmen yang dihubungkan oleh bridge akan dipandang sebagai sebuah subnet. Bridge juga tidak dapat membedakan network protocol address. Jadi, apapun protocol yang digunakan akan dapat diloloskan oleh bridge. Bridge tidak dapat mengenali alamat logika( seperti IP address). Bridge hanya mengenali alamat fisik host yang disebut MAC address (Media Access Control) atau hardware address. Sebuah router dapat bekerja lebih baik pada network dengan beban traffic yang tinggi dibandingkan dengan bridge. Jika traffic terlalu “tinggi” maka bridge malah akan menyebabkan penyempitan jalur transportasi yang biasa disebut “bottleneck” sehingga menyebabkan pelambatan atau kemacetan aliran 19 transportasi. Simbol yang digunakan untuk menggambarkan bridge adalah sebagai berikut: Gambar 2.7 Bridge Ada 3 buah jenis bridge, yaitu: 1. Transparent bridging, jenis bridge yang digunakan pada network Ethernet. 2. Source-route bridging, jenis bridge yang digunakan pada network Token Ring. 3. Translation bridging, digunakan untuk menghubungkan network yang berbeda teknologi. Misalkan menghubungkan network Token Ring dengan network Ethernet. Saat ini bridge sudah semakin jarang digunakan. Salah satu penyebabnya adalah semakin terjangkaunya harga switch maupun router dan juga karena perbedaan kemampuan yang cukup signifikan. c. Switch Switch berfungsi sebagai sentral atau kosentrator pada sebuah network. Cara kerja switch mirip dengan bridge, dan memang sesungguhnya switch adalah bridge yang memiliki banyak port. Switch dapat mempelajari alamat hardware host tujuan, sehingga informasi bisa langsung dikirim ke host tujuan. Switch yang lebih cerdas dapat mengecek frame yang error dan dapat memblok frame yang error tersebut. 20 Dari cara kerjanya maka switch dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Cut through atau fast forward Switch jenis ini hanya mengecek alamat tujuan. Selanjutnya frame akan diteruskan ke host tujuan. Kondisi ini dapat mengurangi “waktu tunggu” atau latecy. Inilah jenis switch tercepat di antara jenis lainnya. Kelemahan Jenis switch ini yaitu tidak dapat mengecek frame-frame yang error. Frame yang error akan tetap diteruskan ke host tujuan. 2. Store and forward Switch akan menyimpan semua frame untuk sementara waktu sebelum diteruskan ke host tujuan. Seluruh frame akan dicek melalui mekanisme CRC(Cyclic Redudancy Check). Jika ditemukan error maka frame akan “dibuang” dan tidak diteruskan ke host tujuan. Switch Jenis ini paling “terpercaya” di antara jenis lainnya. Kelemahan jenis switch ini adalah meningkatnya latency akibat adanya proses pengecekan seluruh frame yang melalui switch. 3. Fragment free atau modified cut through Switch akan membaca 64 byte dari frame sebelum meneruskannya ke host tujuan. Nilai 64 byte ini merupakan jumlah minimum byte yang dianggap penting untuk menentukan apakah frame error atau tidak. Sehingga switch jenis ini memiliki unjuk kerja yang cukup baik dan tetap dapat diandalkan. Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan, maka switch telah diberi beberapa fitur tambahan yang tidak dijumpai pada switch jenis lama. Inilah yang disebut dengan multilayer switch (MLS). Switch jenis ini berfungsi sama dengan switch 21 tradisional, hanya saja memiliki fitur lain seperti QoS(Quality of Service), ToS(Type of Service), IP Security, IP DSCP to VLAN, VLAN to IP DSCP, dan sebagainya. 2.2 Pengertian Routing Routing adalah proses dimana suatu router memforward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Supaya keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Ketika router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara manual. 2.2.1 Static Routing Dalam Static routing, konfigurasinya harus dilakukan secara manual, administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan routing statis, maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untuk melakukan update table routing. Oleh sebab itu routing statis hanya mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil. Sedangkan routing dinamis bisa diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan kemampuan lebih dari administrator. Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian: - Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router. - Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing. - Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data. 22 Seorang administrator harus menggunakan perintah iproute secara manual untuk mengkonfigurasi router dengan routing statis. Perintah yang digunakan untuk mengkonfigurasi statis routing: Router(config)#ip route [network][Network Mask][address/interface Next Hop] 2.2.2 Routing Dinamis Routing protocol adalah berbeda dengan routed protocol. Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router.kemudian Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki table routingnya. Beberapa contoh routing protokol: - Routing Information Protocol (RIP) - Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) - Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) - Open Shortest Path First (OSPF) Routed protocol digunakan untuk trafik user langsung. Routed protocol menyediakan informasi yang cukupdalam layer address jaringannya untuk melewatkan paket yang akan diteruskan dari satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya. Contoh routed protocol: n - Internet Protocol (IP) n - Internetwork Packet Exchange (IPX) 23 Perintah yang digunakan untuk mengkonfigurasi dinamik routing: Open System Interconnection (OSI) Layer Pada awal tahun 1980an terjadi peningkatan pesat jumlah jumlah dan ukuran jaringan. Setelah terjadi hal tersebut dan teknologi berkembang pesat, disadari akan sulit sekali berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda. Maksudnya adalah, alat-alat jaringan yang dikembangkan tidak memiliki standar aturan, sehingga alat-alat jaringan mengalami masalah dalam berkomunikasi antar alat jaringan yang berbeda. International Organization for Standardization (ISO) mengembangkan model jaringan seperti Digital Equipment Corporation net (DECnet), System Network Architecture (SNA), dan TCP/IP untuk menetapkan aturan-aturan yang dapat diimplementasikan ke semua jaringan. Dengan model yang dikembangkan oleh ISO, vendor dapat membuat jaringan yang sesuai standar sehingga mampu berkomunikasi dengan alat jaringan yang berbeda. Open System Interconnetion (OSI) yang dikeluarkan tahun 1984 merupakan model jaringan yang dibuat oleh ISO. OSI menyediakan vendor dengan serangkaian standar yang menjamin kesesuaian yang lebih tinggi dengan teknologi jaringan yang lainnya. Keuntungan dari model OSI layer (Cisco Systems, 2005) adalah : 1. Mengurangi kerumitan 2. Standarisasi interface 3. Mempermudah penanganan secara modular 24 4. Menjamin interoperabilitas teknologi yang berbeda 5. Perkembangan yang sangat cepat 6. Mempermudah pembelajaran dan pengajaran OSI merupakan sebuah framework yang digunakan untuk mengerti bagaimana informasi berjalan dalam network. Model OSI menjelaskan bagaimana paket berjalan melalui berbagai macam later ke hardware dalam sebuah network, bahkan bila pengirim dan penerima memiliki tipe jaringan yang berbeda. Model referensi OSI memiliki tujuh layer dengan fungsinya masingmasing. Sebuah data yang melewati model ini akan melalui tujuh layer tersebut secara berurutan tergantung dari arah data tersebut. Layer-layer tersebut berikut fungsinya mulai dari layer teratas adalah sebagai berikut (Cisco System 2005) : 1. Application Layer (Layer 7) Menyediakan servis kepada aplikasi seperti e-mail, transfer file, dan lainnya. Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini cotohnya adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS. 2. Presintation Layer (Layer 6) Layer ini mengelola informasi yang disediakan oleh layer aplikasi (application layer) supaya informasi yang dikirimkan dapat dibaca oleh layer aplikasi pada system lain. Layer ini juga menangani representasi 25 data seperti format, encoding, dan jenis kompresi. Contoh protokol yang digunakan dalam rancangan topologi adalah protokol SSH. 3. Session Layer (Layer 5) Menyediakan struktur control untuk komunikasi diantara aplikasi-aplikasi, membuka, mengatur, dan menghentikan koneksi (session) diantara aplikasi-aplikasi yang saling bekerja. Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dijaga, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama. 4. Transport Layer (Layer 4) Menyediakan end-to-end connection yang menjamin reliabilitas data, transparan diantara titik-titik; menyediakan end-to-end recovery dan flow control. Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan. Contoh protokol yang digunakan dalam rancangan topologi jaringan adalah TCP dan UDP. 5. Network Layer (Layer 3) Member alamat logis data dan menentukan jalur yang akan dilewatinya; menyediakan informasi bagi layer yang lebih tinggi dalam transmisi data 26 dan teknologi switching yang digunakan untuk menghubungkan system; bertanggung jawab dalam membuka, menjaga dan menutup koneksi. Pada rancangan topologi yang dibuat, contoh protokol yang digunakan adalah HSRP, dan OSPF 6. Data Link Layer (Layer 2) Menangani perpindahan data dari network interface menuju ke medium fisik. Menyediakan transfer informasi yang reliable melewati media fisik. Mengirim blok-blok (frame) dengan sinkronisasi, error control, dan flow control. Selain itu, pada level ini terjadi, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC). Dalam rancangan topologi yang dibuat, data link layer yang digunakan adalah CSMA/CD(Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection). CSMA/CD merupakan metode akses jaringan yang paling populer digunakan di dalam jaringan lokal, jika dibandingkan dengan teknologi metode akses jaringan lainnya. CSMA/CD didefinisikan dalam spesifikasi IEEE 802.3 yang dirilis oleh Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE). 7. Physical Layer (Layer 1) Berhubungan dengan transmisi dan aliran bit dalam media fisik; berhubungan dengan perangkat keras, fungsi, dan procedural dalam mengakses 27 media fisik, contoh : kabel, connector, tegangan, dan data rates. Dalam topologi jaringan yang telah dibuat, physical layer yang digunakan adalah teknologi Ethernet. Gambar 2.8 Alur Data Melewati OSI 7-layer Setiap layer bertanggung jawab untuk meneruskan data dalam bentuk yang sesuai kepada layer di atas dan di bawahnya. 2.4 Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) U.S. Department of Defense (DoD) menciptakan model TCP/IP, karena DoD ingin mendesain network yang dapat tetap berfungsi dalam kondisi apapun, termasuk perang nuklir (Cisco System, 2005). Dunia networking terhubung dengan berbagai macam media yang berbeda-beda seperti cooper wires, microwaves, optical fibers, dan satellite links. DoD menghendaki transmisi paket 28 setiap saat dalam kondisi apapun. Kesulitan ini membawa DoD ke dalam penciptaan TCP/IP. Tidak seperti teknologi networking yang sebelumnya, TCP/IP dirancang dengan standar terbuka. Ini berarti semua orang bebas unruk menggunakan TCP/IP. Ini mempercepat perkembangan TCP/IP sebagai sebuah standar. Sebagai sebuah protocol TCP/IP juga memiliki model referensi sendiri yang terdiri dari 4 layer dengan keterangan sebagai berikut (Cisco Systems, 2005) : 1. Application Layer Layer ini berfungsi untuk menangani high-level protocol, masalah representasi data, proses encoding, dan dialog control; yang memingkinkan terjadinya komunikasi antar aplikasi jaringan. Layer ini berisi spesifikasi protokol-protokol khusus yang menangani aplikasi umum seperti Telnet, File Transfer Protocol (FTP), Domain Name Syster (DNS), dan lain-lain. 2. Transport Layer Layer ini meyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara membuat logical connection antara keduanya. Layer ini bertugas untuk memecah data dan membangun kembali data yang diterima dari application layer ke dalam aliran data yang sama antara sumber dan pengirim data. Transport layer juga menangani masalah realibility, flow control, dan error correction. Layer ini terdiri dari dua protokol yaitu TCP dan UDP. Protokol TCP memiliki orientasi terhadap reliabilitas data. Sedangkan protokol berorientasi kepada kecepatan pengiriman data. 3. Internet Layer UDP lebih 29 Layer ini memiliki tugas utama untuk memilih rute terbaik yang akan dilewati oleh sebuah paket data dalam sebuah jaringan. Selain itu, layer ini juga bertudas untuk melakukan packet switching untuk mendukung tugas utama tersebut. Layer ini terdiri dari Internet Protocol (IP), Internet Control Message Protocol (ICMP), Address Resolution Protocol (ARP), dan Reverse Addres Resolution Protocol (RARP). 4. Network Access Layer Layer ini bertugas untuk mengatus semua hal-hal yang diperlukan sebuah paket IP agar dapat dikirimkan melalui sebuah medium fisik jaringan. Termasuk didalamnya detil teknologi LAN dan WAN. 2.5 Teknologi Ethernet Ethernetcadalah teknologi komputer berbasis jaringan frame untuk Local area network (LAN). Asal Ethernet bermula dari sebuah pengembangan WAN di University of Hawaii pada akhir tahun 1960 yang dikenal dengan nama "ALOHA". Universitas tersebut memiliki wilayah yang luas dan berkeinginan untuk menghubungkan komputer-komputer yang tersebar di kampus tersebut menjadi sebuah jaringan komputer kampus. Proses standardisasi teknologi Ethernet akhirnya disetujui pada tahun 1985 oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE), dengan sebuah standar yang dikenal dengan Project 802. Standar IEEE selanjutnya 30 diadopsi oleh International Organization for Standardization (ISO), sehingga menjadikannya sebuah standar internasional dan mendunia yang ditujukan untuk membentuk jaringan komputer. Ethernet dapat bertahan hingga saat ini dan menjadi arsitektur jaringan yang paling banyak digunakan dikarenakan keserdahanaan dan keandalannya. Jika dilihat dari kecepatannya, Ethernet terbagi menjadi empat jenis, yakni sebagai berikut: 1. 10 Mbit/detik, yang sering disebut sebagai Ethernet saja (standar yang digunakan: 10Base2,10Base5,10BaseT,10BaseF). 2. 100 Mbit/detik, yang sering disebut sebagai Fast Ethernet (standar yang digunakan: 100BaseFX,100BaseT,100BaseT4,100BaseTX). 3. 1000 Mbit/detik atau 1 Gbit/detik, yang sering disebut sebagai Gigabit Ethernet (standar yang digunakan: 1000BaseCX,1000BaseLX,1000baseSX,1000BaseT). 4. 10000 Mbit/detik atau 10 Gbit/detik. Standar ini belum banyak diimplementasikan. Ethernet adalah LAN yang paling popular saat ini dan setidaknya hingga beberapa tahun mendatang. Popularitas teknologi ini lebih dikarenakan aspek ekonomisnya daripada keunggulan-keunggulan teknis apapun. Pada kenyataannya, terdapat teknologi-teknologi lain yang lebih cepat dan aman yang mampu mengakomodir komunikasi untuk jarak yang jauh melebihi Ethernet. Namun demikian, tidak ada yang lebih murah dibandingkan Ethernet. Perusahaan memilih menggunakan Ethernet karena kebanyakan 31 hardware yang beredar juga hampir semuanya mengadopsi teknologi Ethernet, sehingga perusahaan memutuskan teknologi ini. Keberhasilan Ethernet disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini: Kesederhanaan dan kemudahan pemeliharaan Kemampuan untuk memadukan teknologi baru Reliabilitas Rendahnya biaya instalasi dan upgrade 2.6 Spanning Tree Protocol Spanning Tree Protocol (STP) adalah data link layer network protocol yang menjamin tidak adanya loop dalam topologi dari banyak bridge/switch dalam LAN. Dalam model OSI untuk jaringan komputer, STP ada di layer 2 OSI. Spanning tree memperbolehkan desain jaringan memiliki redundan (pengurangan) links untuk membuat jalur backup otomatis jika sebuah link aktif gagal bekerja, tanpa adanya bahaya dari loop pada bridge.Secara garis besar, Spanning Tree Protocol bekerja dengan cara : 1. Menentukan root bridge : Root bridge dari spanning tree adalah bridge dengan bridge ID terkecil (terendah). Tiap bridge mempunyai unique identifier (ID) dan sebuah priority number yang bisa dikonfigurasi. Untuk membandingkan dua bridge ID, priority 32 number yang pertama kali dibandingkan. Jika priority number antara kedua bridge tersebut sama, maka yang akan dibandingkan selanjutnya adalah MAC addresses. 2. Menentukan least cost paths ke root bridge (penjaluran): Spanning tree yang sudah dihitung mempunyai properti yaitu pesan dari semua alat yang terkoneksi ke root bridge dengan pengunjungan (traverse) dengan cost jalur terendah, yaitu path dari alat ke root memiliki cost terendah dari semua paths dari alat ke root.Cost of traversing sebuah path adalah jumlah dari cost-cost dari segmen yang ada dalam path. Beda teknologi mempunyai default cost yang berbeda untuk segmen-segmen jaringan. Administrator dapat memodifikasi cost untuk pengunjungan segment jaringan yang dirasa penting. 3.kNon-aktifkan root path lainnya Langkah bertujuan untuk menentukan cost terendah untuk tiap path dari peralatan ke root bride, maka port yang aktif yang bukan root port diset menjadi blocked port. Hal ini dilakukan untuk antisipasi jika root port tidak bisa bekerja dengan baik, maka port yang tadinya di blok akan di aktifkan dan kembali lagi untuk menentukan path baru. 33 Gambar 2.9 Bridging loops dan STA – Algoritma Spanning Tree Bridge menghubungkan dua segmen LAN, membentuk satu jaringan. Bridge, dengan namanya saja sudah mensiratkan arti sebuah jembatan, merupakan titik pertemuan antara dua segmen jaringan. Jika bridge ini tidak berfungsi, maka sudah pasti traffic antara kedua segmen jaringan tersebut menjadi tidak mungkin. Agar dua jaringan tadi bisa fault tolerance (artinya jika ada kerusakan maka harus ada backup yang menggantikan fungsi tersebut), maka setidaknya harus ada dua bridge untuk menghubungkan kedua jaringan. 2.6.1 Spanning Tree Protocol - Bridging Loop Dalam gambar ini, kedua jaringan dihubungkan dua buah bridge yang bersifat fault tolerance, jika fungsi bridge yang beroperasi tidak berfungsi, atau gagal berfungsi, maka bridge satunya akan menggantikan fungsi bridge yang gagal fungsi tadi. Walaupun kedua bridge ini hidup, 34 akan tetapi secara teori hanya satu saja yang berfungsi (misalnya bridge #1). Jika bridge # 1 ini tidak berfungsi, maka bridge # 2 akan menggantikan fungsinya. Gambar 2.10 Spanning Tree Protocol - Broadcast Storm Terdapat hanya satu jalur pada karena jika keduanya berfungsi, maka terjadi redundansi link (jalur) antara dua segmen jaringan tersebut. akibatnya sudah dipastikan bahwa paket antar dua jaringan tersebut berputar-putar melewati kedua bridge tadi tanpa henti sampai akhirnya mati sendiri. Kondisi ini disebut sebagai bridging loops atau bisa juga disebut dengan broadcast storm. Komisi standard 802.1d mendefinisikan standard yang disebut Spanning Tree Algoritm (STA), atau Spanning Tree Protocol (STP) untuk mencegah terjadinya bridging loop. Dengan protocol ini, satu bridge untuk setiap jalur (rute) di beri tugas sebagai designated bridge. Hanya designated bridge yang bisa meneruskan paket. Sementara redundansi bridge bertindak sebagai backup. 35 2.6.2 Keuntungan dari spanning tree algoritma Spanning tree algoritma sangat penting dalam implementasi bridge pada jaringan anda. Keuntungan nya adalah sebagai berikut: 1.Mengeliminir bridging loops 2.Memberikan jalur redundansi antara dua piranti 3.Recovery secara automatis dari suatu perubahan topology atau kegagalan bridge 4.Mengidentifikasikan jalur optimal antara dua piranti jaringan 2.6.3 Cara Kerja Spanning Tree Spanning tree algoritma secara otomatis menemukan topology jaringan, dan membentuk suatu jalur tunggal yang yang optimal melalui suatu bridge jaringan dengan menugasi fungsi-fungsi berikut pada setiap bridge. Fungsi bridge menentukan bagaimana bridge berfungsi dalam hubungannya dengan bridge lainnya, dan apakah bridge meneruskan traffic ke jaringan-jaringan lainnya atau tidak. 2.7 OSPF (Open Shoest Path First) OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut Dijkstra. Pertama, sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing 36 table akan diisi dengan jalur terbaik yang dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF melakukan converge dengan cepat, meskipun tidak secepat EIGRP, dan OSPF mendukung multiple route dengan biaya (cost) yang sama,dengan tujuan yang sama 2.7.1 Cara OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga. Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbor router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol. Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam 37 mediabroadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-toPoint. Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protocol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan. 2.8 Ping Ping (Packet Internet Gopher) adalah sebuah program utilitas yang dapat digunakan untuk memeriksa konektivitas jaringan berbasis teknologi Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP). Dengan menggunakan utilitas ini, dapat diuji apakah sebuah komputer terhubung dengan komputer lainnya. Hal ini dilakukan dengan mengirim sebuah paket kepada alamat IP yang hendak diujicoba konektivitasnya dan menunggu respon darinya. Utilitas ping akan menunjukkan hasil yang positif jika dua buah komputer saling terhubung di dalam sebuah jaringan. Hasil berupa statistik keadaan koneksi kemudian ditampilkan di bagian akhir. Kualitas koneksi dapat dilihat dari besarnya waktu pergi-pulang (roundtrip) dan besarnya jumlah paket yang hilang (packet loss). Semakin kecil kedua angka tersebut, semakin bagus kualitas 38 koneksinya. Traceroute (Tracert) adalah perintah untuk menunjukkan rute yang dilewati paket untuk mencapai tujuan. Ini dilakukan dengan mengirim pesan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo Request ke tujuan dengan nilai Time to Live yang semakin meningkat. Rute yang ditampilkan adalah daftar interface router (yang paling dekat dengan host) yang terdapat pada jalur antara host dan tujuan. Time To Live (TTL) adalah suatu nilai waktu yang diberikan dalam paket data yang dikirimkan melalui jaringan TCP/IP untuk menyatakan berapa lama paket tersebut bisa beredar/berjalan di dalam jaringan. Nilai tersebut akan memberitahukan kepada router apakah paket tersebut harus diteruskan ke router selajutnya (next hop router) atau di-discard. 2.9 Konsep jaringan GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak dipakai pada saat ini. GSM merupakan teknologi seluler generasi-2 (2G) yang menggunakan teknologi modulasi digital, menyediakan kapasitas lebih besar, kualitas suara dan sekuritas yang lebih baik jika dibandingkan teknologi seluler generasi-1 (1G).Pada teknologi ini suatu pita frekuensi tertentu yang lebih lebar dibagi - bagi ke dalam beberapa time slot. Hal ini berarti bahwa beberapa panggilan 39 dapat menggunakan kanal frekuensi yang sama tetapi pada suatu time slot yang berbeda – beda. Awalnya teknologi ini dirancang pada frekuensi 900 MHz (GSM 900). Pada perkembangan selanjutnya, teknologi GSM mulai dioperasikan pada frekuensi 1800 MHz atau disebut DCS 1800.Global System for Mobile Communication (GSM) mampu mentrasmisikan voice dan data, namun bit ratenya masih kecil yaitu sekitar 9,6 kbps. Dimana dengan bit rate seperti itu hanya data-data yang mempunyai bit rate rendah seperti SMS saja yang bisa dikirimkan. Komunikasi pada GSM berbasiskan circuit switch, artinya pembagian kanal dimana setiap satu kanal itu mutlak dimiliki oleh satu user. Sebuah jaringan GSM terdiri dari jaringan akses radio dan jaringan inti.Jaringan akses radio disebut Base Station Subsystem (BSS). Ini terdiri dari: • Cell - daerah dilayani oleh pemancar radio / penerima. Operator akan menentukan besar atau kecil- nya area ini tergantung pada jumlah pelanggan yang menggunakan pada daerah tersebut dan faktor-faktor lain (misalnya cell akan lebih kecil di daerah perkotaan yang sangat padat penduduknya dan lebih besar di daerah pedesaan yang kurang penduduknya). 40 • BTS (Base Transceiver Station) - pemancar radio / penerima yang berkomunikasi dengan stasiun bergerak. Selain itu mungkin ada peralatan lainnya pada base station untuk transcoding dll. • BSC (Base Station Controller) - entitas fisik yang menghubungkan sekelompok sel dengan MSC. Setiap BSC bertanggung jawab untuk tugas-tugas seperti serah terima ketika subscriber fisik bergerak antar sel. • MSC - Mobile Switching Centre. Sebuah MSC adalah switch. Satu MSC mengontrol switching untuk kumpulan dari beberapa cell dalam satu lokasi. biasanya ada hubungan langsung antara MSC dan VLR. • HLR - Home Location Register. HLR menyimpan secara permanen data langganan (profil layanan) untuk setiap pelanggan di jaringan operator. Hal ini juga menyimpan lokasi pelanggan saat ini (alamat MSC saat ini) dalam jaringan. • EIR - Equipment Identity Register. Sebuah EIR adalah database dari nomor IMEI handset (International Mobile Equipment Identity. EIR setiap mengotentikasi handset dalam jaringan dengan memeriksa IMEI dalam database EIR. Umumnya EIR hanya digunakan dalam jaringan yang memerlukan hukum atau peraturan nasional memerlukannya sehingga tidak semua operator akan memiliki EIR. 41 Jaringan Asing - Sebuah jaringan milik operator lain. Umumnya operator memiliki perjanjian roaming dengan operator di negara-negara yang berbeda yang memungkinkan pelanggan untuk menerima layanan jaringan saat pelanggan berada dalam batas-batas geografis jaringan operator asing. Gateway MSC digunakan antara jaringan untuk signaling dan call routing. 2.9.1 HLR Overview Home Location Register Home Location Register (HLR) adalah database yang digunakan untuk penyimpanan dan pengelolaan data user, untuk semua pelanggan dalam satu operator. Ketika seseorang membeli nomor, data pelanggan akan terdaftar di HLR operator tersebut. HLR menyediakan informasi tentang pelanggan ke jaringan untuk membuat dan menerima panggilan.Tanpa HLR jaringan tidak akan mampu memberikan layanan kepada pelanggan. • HLR bertanggung jawab untuk mengetahui daerah yang MSC dimana pelanggan yang saat ini berada • HLR bertanggung jawab untuk menyimpan semua detail tentang profil pelanggan.Bahkan, HLR harus memegang data yang digunakan jaringan untuk memberikan layanan kepada pelanggan. 42 • HLR bertanggung jawab untuk menyimpan hubungan antara IMSI danMSISDN(s) pada setiap subscription. • HLR bertanggung jawab untuk menyimpan data yang dapat mengotentikasi pelanggan. 2.9.2 Fungsi Utama HLR 1. Otentikasi HLR menyimpan data untuk setiap pelanggan yang berguna untuk menandakan pelanggan tersebut. Data ini digunakan untuk mencegah penggunaan penipuan identitas pelanggan, yang penting baik bagi pelanggan dan operator jaringan. 2. Manajemen mobilitas HLR menyimpan data tentang lokasi (VLR dan SGSN)untuk setiap pelanggan di jaringan dimana mereka mendaftarkan nomor mereka. Setiap kali pelanggan bergerak secara geografis ke daerah lain maka HLR diberitahu tentang lokasi baru si pelanggan tersebut. 3. Layanan pesan singkat HLR menyediakan dukungan untuk layanan pesan singkat dengan menyediakan lokasi pelanggan dan memberi informasi tentang pesan yang tidak terkirim. 43 2.9.3 Data yang terdapat pada HLR Data pelanggan HLR menyimpan data pelanggan(setiap profil pelanggan).Data ini menentukan layanan pelanggan yang dipilih, dan pengaturan terkait untuk pelanggan tersebut.Contohnya adalah: 1. pengaturan individual pelanggan otentikasi. 2. data tentang telepon dan layanan data untuk pelanggan yang ditetapkan. 3. lokasi saat ini pelanggan dalam jaringan. 2.10. HSRP (Hot Standby Router Protocol) HSRP adalah metode standar untuk memberikan ketersediaan jaringan yang tinggi dengan menyediakan First-hop redundancy untuk IP host pada LAN IEEE 802 dikonfigurasi dengan default gateway IP address. Sebuah jaringan dengan High availability menyediakan sarana alternatif yang mana semua infrastructure paths dan key server dapat diakses setiap saat. Hot Standby Router Protocol (HSRP) adalah salah satu fitur perangkat lunak tersebut yang dapat dikonfigurasi untuk menyediakan Layer 3 redundansi untuk network host. Dengan adanya protokol HSRP memungkinkan dua router interface untuk bekerja sama untuk menyajikan penampilan satu virtual router atau default gateway untuk host di LAN. Dengan kata lain ketika salah satu router yang terkonfigurasi dalam HSRP nya down maka Link pada jaringan tersebut tetap 44 berjalan, dikarenakan ip gateway yang di kenal si host adalah ip nya virtual router. HSRP mendefinisikan sebuah Standby router, dengan satu router sebagai Active Router. HSRP menyediakan gateway redundancy dengan sharing IP dan MAC address antara redundant gateways yang tergabung dalam HSRP yang sama. Tabel menjelaskan beberapa istilah yang digunakan dengan HSRP. Term ( Istilah ) Definition ( Definisi ) Active Router Router yang meneruskan paket-paket untuk virtual router Standby Router Router cadangan Bila Active Router Down Group dari router yang berpatisipasi dalam HSRP yang secara Standby Group bersamaan mengemulasi suatu virtual router Sebuah HSRP Group terdiri dari : 1. Satu aktif router 2. Satu siaga router 3. Satu virtual router 4. router Lainnya HSRP Active dan Standby Router mengirimkan hello message ke multicast address 224.0.0.2 User Datagram Protocol (UDP) port 1985. 45 Virtual Router Virtual Router hanya sebuah IP dan MAC address pada end device yang dikonfigurasi sebagai default gateway . Router yang aktif akan memproses semua paket dan frame yang dikirim ke virtual router addrress. Router aktif Di dalam HSRP Group, satu router dipilih untuk menjadi router aktif. Router aktif memforward paket yang dikirimkan ke MAC address pada Virtual Router. Active Router merespon traffic untuk virtual router. Jika end station mengirimkan sebuah paket ke virtual router MAC address, Active router menerima dan memproses paket tersebut. Jika end station mengirimkan ARP request dengan virtual router IP address, Active router membalas dengan virtual router MAC address. HSRP menggunakan skema prioritas untuk menentukan router mana yang menjadi router aktif . Untuk mengkonfigurasi router sebagai router aktif,kita memberikan prioritas yang lebih tinggi daripada prioritas router yang standby.Prioritas default jika tidak diubah adalah 100, jadi jika kita 46 mengkonfigurasi hanya pada satu router untuk memiliki prioritas yang lebih tinggi, maka router itu yang akan menjadi router aktif. HSRP berjalan dengan melakukan pertukaran pesan multicast untuk memberitahukan prioritas diantara router-router yang telah dikonfigurasi. Ketika router aktif gagal untuk mengirim pesan berupa “halo” dalam jangka waktu yang tentukan,maka router siaga dengan prioritas tertinggi akan menjadi router aktif. Router-router yang telah dikonfigurasikan HSRP melakukan pertukaran tiga jenis pesan multicast: 1. Halo --- pesan halo memberitahukan kepada router lain tentang prioritas router dan status kondisi router. Secara default, router mengirimkan pesan halo HSRP setiap tiga detik. 2. Coup --- Ketika sebuah router siaga berubah fungsi menjadi router aktif, maka router ini mengirimkan coup message. 3. Resign --- Sebuah router yang aktif akan mengirimkan pesan ini ketika akan dimatikan atau ketika ada sebuah router yang memiliki prioritas lebih tinggi dari router tersebut mengirimkan pesan halo. HSRP-router akan dikonfigurasikan menjadi salah satu status dibawah ini: 1. Aktif --- Router yang melakukan fungsi transfer paket. 2. Standby --- Router yang siap untuk melakukan fungsi transfer paket jika router aktif mati. 47 3. Speaking and listening --- router sedang mengirim dan menerima pesan halo. 4. Listening --- Router sedang menerima pesan halo .