INFLASI Banyak pengertian inflasi yang dapat kita jumpai pada

advertisement
INFLASI
Banyak pengertian inflasi yang dapat kita jumpai pada beberapa sumber. Diantaranya:

Inflasi adalah kenaikan harga secara umum. Inflasi dikatakan sebagai suatu proses kenaikan
harga, yaitu adanya kecenderungan bahwa harga barang meningkat secara terus-menerus.

Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah
proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga
yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi

Inflasi adalah suatu proses atau peristiwa kenaikan tingkat harga barang-barang secara
umum. Dikatakan tingkat harga secara umum karena barang dan jasa itu banyak sekali
jumlah dan jenisnya. Ada kemungkinan harga sejumlah barang turun banyak barang lainnya
yang justru naik harganya. Kenaikan satu dua barang saja bukan merupakan inflasi, kecuali
bila kenaikan harga barang tersebut meluas pada sebagian besar harga barang-barang lainya.
Definisi Inflasi menurut para ahli :

Ekonom Parkin dan Bade, Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari tingkatan harga.
Secara mendasar ini berhubungan dengan harga, hal ini bisa juga disebut dengan berapa
banyaknya uang (rupiah) untuk memperoleh barang tersebut.

Menurut Nopirin, Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara
terus menerus selama peride tertentu.

Menurut Samuelson dan Nordhaus, Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum.
Jadi tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum.
Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, Prathama dan
Mandala (2001:203):
a. Kenaikan harga, harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi darpada
harga periode sebelumnya.
b. Bersifat umum, kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika
kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga secara umum naik.
c. Berlangsung terus menerus, kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan
memunculkan inflasi, jika terjadi sesaat, karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam
rentang waktu minimal bulanan.
Macam-Macam Inflasi
A. Berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya
Ada beberapa inflasi berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya yaitu:
a.
Inflasi ringan
Inflasi ringan atau inflasi merangkak (creeping inflation) adalah inflasi yang lajunya
kurang dari 10% per tahun,inflasi seperti ini wajar terjadi pada negara berkembang
yang selalu berada dalam proses pembangunan.
b.
Inflasi sedang
Inflasi ini memiliki ciri yaitu lajunya berkisar antara 10% sampai 30% per
tahun.Tingkat sedang ini sudah mulai membahayakan kegiatan ekonomi.Perlu
diingat laju inflasi ini secara nyata dapat dilihat garak kenaikan harga.Pendapatan riil
masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti buruh ,mulai
turun dan kenaikan upah selalu lebih kecil bila dibandingkan dengan kenaikan harga.
c.
Inflasi berat
Inflasi berat adalah inflasi yang lajunya antara 30% sampai 100%.Kenaikan harga
sudah sulit dikendalikan.Hal ini diperburuk lagi oleh pelaku-palaku ekonomi yang
memanfaatkan keadaan untuk melakukan spekulasi.
d.
Inflasi liar (hyperinflation)
Inflasi liar adalah inflasi yang lajunya sudah melebihi dari 100% per tahun. Inflasi
ini terjadi bila setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang
tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut
inflasi yang tidak terkendali (Hyperinflastion).
B. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
a. Inflasi karena tarikan permintaan atau inflasi permintaan (demand full inflation)
Inflasi ini merupakan inflasi yang disebabkan oleh besarnya permintaan masyarakat akan
barang-barang. Permintaan total yang berlebihan biasanya dipicu oleh membanjirnya
likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada
tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan
permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap
faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu
kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena
suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam
situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume
likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh
banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur
peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi
yang terjadi di sektor industri keuangan.
b.
Inflasi
karena
kenaikan
biaya-biaya
produksi
(cost
push
inflation)
Inflasi ini terjadi karena adanya perubahan tingkat penawaran. Kelangkaan produksi
dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum
tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran
distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal
dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran,
atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk
tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa
terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik,
perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan
produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi
yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi,
dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting. Jenis
inflasi ini dibedakan menjadi dua :

Inflasi yang disebabkan karena kenaikan harga (price push inflation) karena
kenaikan harga bahan-bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya OPEC
menaikan harga minyak;

Inflasi yang disebabkan karena kenaikan upah (wages cosh inflation) misalnya
karena kenaikan gaji pegawai negeri yang diikuti usaha-usaha swasta pula,
maka harga-harga barang barang lain juga ikut naik.Biasanya inflasi karena
kenaikan upah atau gaji sangat ditakuti karena akan bias menimbulkan inflasi
secara berkelanjutan.Karena upah naik, harga-harga akan naik. Karena harga
barang naik, maka upah harus dinaikkan dan ini kemungkinan akan terus
berkelanjutan.
C. Inflasi Berdasarkan Asalnya
Inflasi dari segi asalnya dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Inflasi yang berasal dalam negeri seperti defisit anggaran belanja negara yang terus
menerus. Dalam keadaan seperti ini biasanya pemerintah mengintruksikan Bank
Indonesia mencetak uang baru dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan
pemerintah.Selain itu inflasi dari dalam negeri juga dapat disebabkan oleh adanya gagal
panen dan sebagainya.
b. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation). Inflasi ini timbul karena adanya
karena adanya inflasi dari luar negeri yang mengakibatkan naiknya harga barang-barang
impor. Inflasi seperti ini biasanya banyak dialami oleh negara-negara yang sedang
berkembang yang notabene sebagian besar usaha produksinya mempergunakan bahan
dan alat dari luar negeri yang timbul karena dari adanya perdagangan internasional.
D. Kondisi inflasi menurut Samuelson, berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi
tiga bagian yaitu:
a. Merayap (Creeping Inflation)
Laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun), kenaikan harga berjalan
lambat dengan persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama.
b. Inflasi menengah (Galloping Inflation)
Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan
dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi yang arrinya hargaharga minggu/bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya.
c. Inflasi Tinggi (Hyper Inflation)
Inflasi yang paling parah dengan dtandai dengan kenaikan harga sampai 5 atau 6
kali dan nilai uang merosot dengan tajam. Biasanya keadaan ini timbul apabila
pemerintah mengalami defisit anggaran belanja.
Penyebab Inflasi
Inflasi selalu dihubungkan dengan jumlah uang yang beredar.Ada beberapa teori yang
menjelaskan tentang penyebab terjadinya inflasi.
a.
Teori Kuantitas
Teori ini adalah teori yang tertua yang membahas tentang inflasi, tetapi dalam
perkembangannya teori ini mengalami penyempurnaan oleh para ahli ekonomi Universitas
Chicago, sehingga teori ini juga dikenal sebagai model kaum moneteris (monetarist models).
Teori ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar dan harapan (ekspektasi) masyarakat
mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi. Inti dari teori ini adalah sebagai berikut :
1. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar, baik uang kartal
maupun giral.
2. Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan oleh harapan
(ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.
Teori ini hampir sama dengan teori kuantitas keduanya berpendapat bahwa tingkat harga
terutama ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Hal ini terlihat karena hubungan antara
jumlah uang dan nilai uang,bila jumlah uang bertambah maka harga-harga akan naik.Ini berarti
nilai uang menurun karena daya belinya menjadi rendah. Menurut teori kuantitas harga-harga
adalah proporsi langsung dari jumlah uang yang beredar atau sering di tulis sebagai berikut.
P=k.M
Keterangan :
P : tingkat harga
k : proporsi tertentu
M : jumlah uang
Tokoh yang sependapat dengan teori kuantitas adalah Irving Fisher yaitu yang dikenal Teori
Jumlah Peredaran Uang (Quantity Theory of Money).Beliau mengemukakan rumus untuk
membuktikan bahwa jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli akan sama dengan jumlah uang
diterima oleh penjual yaitu :
MV = PT
Keterangan :
M : Jumlah uang yang beredar
V : Kecepatan perputaran uang
P : Tingkat harga
T : Banyaknya transaksi
b.
Teori Keynes
Teori Keynes memiliki pandangan bahwa yang paling menentukan kestabilan kehidupan
ekonomi nasional adalah permintaan masyarakat (effective demand), hal ini terkait dengan
produksi dan kapasitas produksi yang tersedia.Rendahnya kapasitas barang yang diproduksi
berakibat harga barang menjadi naik,akibatnya timbul lagi inflasi.
Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena masyarakat
ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif
masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang yang
tersedia (penawaran agregat), akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan jumlah
persediaan barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas
produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat. Oleh
karenanya sama seperti pandangan kaum monetarist, Keynesian models ini lebih banyak
dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek. Dengan keadaan daya beli
antara golongan yang ada di masyarakat tidak sama (heretogen), maka selanjutnya akan terjadi
realokasi barang-barang yang tersedia dari golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang
relatif rendah kepada golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang lebih besar. Kejadian
ini akan terus terjadi di masyarakat. Sehingga, laju inflasi akan berhenti hanya apabila salah satu
golongan masyarakat tidak bisa lagi memperoleh dana (tidak lagi memiliki daya beli) untuk
membiayai pembelian barang pada tingkat harga yang berlaku, sehingg permintaan efektif
masyarakat secara keseluruhan tidak lagi melebihi supply barang (inflationary gap menghilang)
c.
Teori Strukturalis
Teori ini menitik beratkan pada Negara-negara yang sedang berkembang. Menurut teori ini
yang mempengaruhi perekonomian ada dua hal penting yang dapat menimbulkan inflasi yaitu :

Ketidakelastisan Penerimaan Ekspor.
Nilai ekspor tumbuh secara lamban di banding pertumbuhan sector-sektor lain. Adapun
penyebabnya yaitu :


Dipasar dunia,harga barang-barang ekspor dari negara tersebut semakin memburuk.

Produksi barang-barang ekspor tidak responsif terhadap kenaikan harga.
Ketidakelastisan penawaran atau produksi Bahan Makanan di dalam Negeri.
Produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk
dan pendapatan per kapita.Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam negeri
cenderung untuk naiksehingga melebihi kenaikan harga barang-barang lain.Dampak yang
ditimbulkan yaitu timbulnya tuntutan karyawan untuk mendapatkan kenaikan upah dan
gaji.Naiknya upah dan gaji menyebabkan kenaikan ongkos produksi yang memacu kenaikan
harga barang pula. Inflasi dapat disebabkan oleh kombinasi dari empat faktor:

Persediaan Uang yang bertambah The supply of money goes up.

Supply dari barang yang berkurang

Permintaan terhadap uang tersebut menurun

Permintaan untuk barang – barang lain naik.
Akibat Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa
inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak
bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat
dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta
kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka
menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu. Secara singkat dapat di pilah akibat
buruk dari inflasi tersebut.
1. Kesenjangan Distribusi Pendapatan
Dalam keaadaan inflasi nilai harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan, pertokoan
dan sebagainya akan mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga tersebut seringkali lebih
cepat dari kenaikan inflasi itu sendiri. Sebaliknya pendapatan riil penduduk berpengahasilan
rendah merosot. Dengan demikian maka inflasi memperlebar kesenjangan distribusi
pendapatan antara anggota-anggota masyarakat.
2. Pendapatan Riil Merosot
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita
ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang
pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga
belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang
pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Dari hal tersebut biasanya
dalam
masa
inflasi
kenaikan
harga
cenderung
selalu
mendahului
kenaikan
pendapatan.Dengan demikian inflasi cenderung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil
sebagian besar tenaga kerja.Ini berarti kemakmuran masyarakat merosot.
3. Nilai Riil Tabungan Merosot
Bagi masyarakat yang menyimpan sebagian kekayaannya dalam benatuk deposito
dan tabungan di Bank, dalam masa inflasi nilai riil tabungan tersebut akan merosot, tidak
hanya itu masyarakat yang memegang uang tunai pun akan dirugikan karena penurunan nilai
riilnya. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga,
nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan
sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank
yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
4. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena
pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada
saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan
mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada
saat peminjaman.
5. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk
melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila
inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen,
maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan
produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi,
usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Cara Mengatasi Inflasi
Inflasi merupakan penyabab keresahan masyarakat dan mengakibatkan kekhawatiran
pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah berusaha menekan inflasi serendah-rendahnya karena
inflasi tidak dapat dihapuskan sama sekali. Inflasi ada yang disahkan (validated),yaitu inflasi
yang dibiarkan secara terus menerus karena pemerintah mengizinkan penambahan suplai uang
misalnya karena defisit anggaran dengan mencetak uang baru.Jika inflasi yang yang terjadi tidak
disertai dengan kenaikan suplai uang ,maka inflasi itu disebut inflasi yang tidak disahkan.
Inflasi dapat menguntungkan orang lain,sehingga menimbulkan ketegangan social.Oleh sebab
itu,tiap-tiap negara berusaha menghindari inflasi dengan melakukan kebijakan-kebijakan.Untuk
mengatasi inflasi Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga
sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban
mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah
mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat
ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh
Bank Indonesia. Secara umum terdapat dua kebijakan yang dilakukan untuk menekan laju inflasi
diantaranya kebijakan moneter dan kebijakan fiscal, yaitu:
1.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah tindakan atau kebijakan yang diambil oleh penguasa moneter
biasanya bank sentraluntuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar sehingga akan terjadi
perubahan jumlah uang yang beredar yang pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi
masyarakat. Ada beberapa macam kebijakan moneter yaitu :

Politik Diskonto
Politik diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk mempengaruhi
peredaran uang dengan jalan menaikan dan menurunkan tingkat bunga.Dengan
menaikan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan
berkurang, karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di Bank dari pada
menjalankan investasi.Sebaliknya,Bank sentral akan menurunkan suku bunga jika
timbul deflasi (yang akan dibahas lebih dalam pada halaman berikutnya).Dengan
diturunkannya suku bunga diharapkan masyarakat akan menarik uangnya dari bank
karena bunga tidak memadai.

Kebijakan Pasar Terbuka
Untuk memperkuat politik diskonto,kebijakan lain juga di jalankan yaitu dengan politik
pasar terbuka (open market policy) yaitu dengan jalam membeli atau menjual surat-surat
berharga.Dengan membeli surat-surat berharga di harapkan uang yang beredar di
masyarakat bertambah,selanjutnya bila apabila dengan menjual surat-surat berharga
diharapkan uang beredar di masyarakat dapat tersedot dari masyarakat.

Kebijakan Persediaan Kas (cash ratio policy)
Bank sentral pada umumnya menentukan cash ratio yaitu angka perbandingan minimum
antara uang tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral (cek.giro dan
sebagainya) yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan.

Perubahan Cadangan Minimum
Perubahan cadangan
minimum
yang dimiliki
oleh bank-bank umum
dapat
mempengaruhi jumlah uang yang beredar.Apabila ketentuan cadangan minimum
diturunkan ,jumlah uang yang beredar cenderung naik dan sebaliknya jika cadangan
minimum dinaikan jumlah uang yang beredar cenderung turun.
2.
Kebijakan Fiskal

Pengaturan Pengeluaran Pemerintah
Pengaturan pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam hal ini diharapkan penggunaan
anggaran negara agar sesuai dengan perencaan.Kalau pembelajaan Negara melampui
batas yang telah ditentukan akan mendorong terjadinya pertambahan uang yang beredar
begitu juga sebaliknya.

Menaikan Tarif Pajak
Saat terjadi inflasi uang beredar lebih banyak. Jumlah uang beredar tersebut dapat
dikurangi dengan jalan menaikan tariff pajak.Jika tarif pajak dinaikkan uang yang
dibelanjakan oleh masyarakat berkurang.Namun harus diperhatikan agar tidak terjadi
ketimpangan atau ketidakadilan perlu diperhatikan golongan masyarakat mana yang
dinaikkan pajaknya.

Mengadakan Pimjaman Pemerintah
Pemerintah dapat mngadakan pinjaman pemerintah bauik dengan jalan paksaan ataupun
tidak,untuk mengurangi uang yang beredar di masyarakat. Cara yang paling ampuh
dilakukan untuk menyukseskan kebijakan ini yaitu dengan jalan membekukan simpanan
yang dimiliki oleh masyarakat yang ada di bank.Dapat juga ditempuh dengan jalan
memotong gaji pegawai negeri untuk di tabung.
3.
Kebijakan Non-Moneter

Menaikan Hasil Produksi
Kenaikan hasil produksi dapat memperkecil laju inflasi.Kenaikan hasil produksi dapat
dilakukan dengan cara kebijakan penurunan bea masuk.Hal ini akan berakibat impor
barang meningkat.Pertambahan jumlah barang di dalam negericenderung menurunkan
harga.

Kebijakan Upah
Kebijakan upah adalah tindakan menstabilkan upah dan gaji dengan cara gaji tidak
sering dinaikan.Kenaikan gaji dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal ini
pada akhirnya menaikan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan.Apabila
hal ini terjadi,maka akan menimbulkan inflasi.

Pengaman harga dan distribusi barang
Pemerintah harus dapat mengendalikan kenaikan harga berbagai macam barang. Oleh
karena itu,pemerintah menetapkan harga maksimum (harga eceran tertinggi), melakukan
pengamanan harga, menetapka sanksi yang cukup berat.Apabila penetapan harga tidak
disertai dengan pengamanan yang baik,maka tidak akan memberikan hasil yang
diharapkan. Namun, kadang-kadang pengamanan harga oleh pemerintah sering
menimbulkan pasar yang tidak diinginkan.(pasar gelap).
Download