Waspadai Leptospirosis di Kala Banjir - Unair News

advertisement
Waspadai Leptospirosis
Kala Banjir
di
UNAIR NEWS – Salah satu penyakit yang patut diwaspadai saat
musim hujan dan banjir adalah leptospirosis. Penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Leptospira sp. ini bisa mengakibatkan
kematian. Menurut data yang dilansir pada Februari 2015 oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tercatat 435 kasus
dengan 62 kematian akibat penyakit Leptospirosis.
Penyakit ini memang patut diwaspadai saat banjir tiba.
Pasalnya, pada saat banjir, luapan air yang masuk ke pemukiman
warga mengakibatkan tingkat penularan penyakit menjadi lebih
tinggi. Namun, menurut M. Atoillah, dr., M.Kes, penyakit
Leptospirosis perlu diwaspadai tidak hanya saat banjir. Warga
perlu mewaspadai tempat-tempat genangan air, seperti selokan,
parit, dan gorong-gorong. Bisa saja, genangan air sudah
terkontaminasi dengan bakteri Leptospira sp. yang cukup mudah
ditularkan melalui urin tikus.
“Ketika bakteri itu sudah masuk dalam tubuh inang, dia akan
mencari tempat favoritnya. Salah satu tempat favorit
Leptospira adalah saluran kencing pada tikus,” tutur dr.
Atoillah, pengajar pada Departemen Epidemiologi, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga.
Penyakit ini menular pada manusia melalui kulit manusia yang
terluka, dan selaput lendir seperti mulut dan hidung. Masa
inkubasi bakteri dalam tubuh manusia paling lama adalah 14
hari. Ketika bakteri sudah masuk ke tubuh manusia, Leptospira
sp. akan menyerang hati dan pembuluh darah. Tubuh manusia yang
terjangkiti bakteri ini akan mengalami gejala demam tinggi,
nyeri otot, mual, mimisan, dan kuning. Kematian yang
disebabkan oleh penyakit ini berkisar antara 3 – 16 persen.
“Rasa nyeri otot inilah yang membedakan penyakit Leptospirosis
dengan Hepatitis. Karena penderita sama-sama terlihat kuning.
Parah atau tidaknya penyakit ini bergantung pada lama tidaknya
penderita mencari pertolongan, dan daya tahan tubuh. Ditangani
lebih cepat lebih baik,” ujar dr. Atoillah.
Golongan manusia dari segi usia yang rentan terkena penyakit
ini adalah anak-anak kecil dan orang lanjut usia. Sebab, daya
tahan tubuh anak kecil belum kebal, sedangkan pada daya tahan
tubuh lansia sudah mulai menurun. Dari segi pekerjaan, para
petugas kebersihan adalah golongan yang paling rentan
terinfeksi bakteri Lepstospira sp.
Pengendalian penyakit berbasis pencegahan di masyarakat
merupakan salah satu cara untuk menjaga agar penyakit
Leptospirosis tidak meluas. Masyarakat perlu menjaga perilaku
hidup bersih dan sehat, termasuk memberantas sarang tikus di
rumah. Selain itu, orang tua perlu berperan dalam melakukan
pengawasan terhadap si kecil agar tak bermain di genangan air.
(*)
Penulis: Defrina Sukma S
Editor : Nuri Hermawan
Download