Kemampuan pelelangan hasil tangkapan oleh

advertisement
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Peranan perikanan tangkap sebagai salah satu ujung tombak dari semua
kegiatan perikanan disamping perikanan budidaya, menjadikan perikanan tangkap
menjadi suatu hal yang sangat penting diperhatikan dan dikembangkan.
Khususnya untuk Indonesia, perikanan tangkap sangat berpotensi memberikan
kontribusi bagi pendapatan negara jika dikelola secara optimal. Peran serta
pemerintah dan masyarakat harus sejalan guna menciptakan kondisi perikanan
tangkap yang lebih baik lagi. Selain itu, perlu melakukan optimalisasi fungsi
terhadap setiap komponen/sarana perikanan tangkap seperti maksimalisasi fungsi
pelabuhan perikanan.
Pelabuhan perikanan beserta aktivitas-aktivitas yang terkait didalamnya,
berperan mendorong usaha perikanan tangkap dan tumbuhnya berbagai aktivitas
ekonomi. Pelabuhan perikanan merupakan pusat aktivitas perikanan tangkap dan
aktivitas turunannya menjadi sentra perputaran uang dalam usaha perikanan
tangkap. Setiap aktivitas yang terjadi di pelabuhan perikanan umumnya bermotif
ekonomi yang dapat menciptakan lapangan kerja bagi pelaku kegiatan tersebut.
Salah satu kegiatan yang belangsung di pelabuhan perikanan adalah pelelangan
ikan.
Hasil tangkapan (ikan) adalah salah satu sumber protein hewani yang cukup
tinggi. Untuk tiap jenis ikan, berbeda jumlah kandungan proteinnya. Jumlah
protein yang terkandung berkisar 15-25 % per 100 gram daging ikan
(Rachmatulla 2008). Selain itu, hasil tangkapan merupakan objek dari berbagai
kegiatan utama di pelabuhan perikanan secara umum. Proses pendaratan,
pelelangan, pengolahan serta kegiatan lain di pelabuhan perikanan berhubungan
langsung dengan penanganan hasil tangkapan. Hasil tangkapan sebagai bahan
baku untuk semua industri pengolahan ikan menjadikan hasil tangkapan memiliki
peranan yang sangat penting. Agar nilai hasil tangkapan tetap tinggi serta mutu
hasil tangkapan dapat tetap terjaga maka diperlukan cara pemasaran yang baik,
yakni pelelangan.
2
Pelelangan adalah kegiatan pemasaran yang mempertemukan penjual dan
pembeli. Dalam hal ini nelayan sebagai penjual hasil tangkapan, diwakili oleh
petugas lelang. Pelelangan ikan merupakan salah satu mata rantai dari kegiatan
usaha penangkapan. Pada pemasaran ikan secara lelang yang terorganisir dengan
baik, harga tidak ditentukan oleh penjual dan pembeli saja namun juga secara
bersama dengan memperhatikan mutu ikan. Nilai jual yang diperoleh nelayan
akan lebih besar melalui prose lelang dibandingkan bila nelayan berhadapan
langsung satu persatu dengan pembeli. Kegitan pelelangan berhubungan atau
berpengaruh terhadap pendapatan para nelayan/pengusaha penangkapan (Pane
2010). Agar penjualan hasil tangkapan tetap menguntungkan, maka proses
pelelangan haruslah dilakukan secara berkelanjutan.
Sistem pelelangan di pelabuhan perikanan/pangkalan pendaratan ikan yang
terorganisir akan menguntungkan bagi nelayan dan pedagang. Pada proses
pelelangan, antara penjual (diwakili petugas pelelangan) dan pembeli, bertemu
dan bertransaksi secara langsung untuk mendapatkan harga keseimbangan. Selain
itu, proses pelelangan juga membentuk harga ikan sesuai transparansi permintaan
dan penawaran pasar.
Proses
pelelangan
ikan
sangat
membantu
dalam
mendorong
nelayan/pengusaha penangkapan untuk menjaga dan menjamin mutu/kualitas ikan
yang akan dilelang. Pada proses pelelangan yang baik mutu hasil tangkapan yang
akan dilelang akan selalu dikontrol. Ikan dengan kualitas baik akan lebih laku dan
memiliki harga jual yang lebih tinggi, sedangkan ikan dengan kualitas rendah
akan mempunyai nilai jual yang rendah pula. Dalam transaksi langsung perorang, nelayan selain berhadapan dengan tekanan pembeli, juga berhadapan
dengan tekanan mutu ikan yang menurun dalam fungsi waktu (Pane 2010).
Selanjutnya Pane menyebutkan di negara-negara maju seperti Perancis,
Jerman, dan Inggris hasil tangkapan kualitas rendah tidak dijual di pelelangan.
Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan pengelola pelelangan dalam
mengontrol kualitas ikan yang akan dilelang, mencegah tercemarnya ikan yang
berkualitas baik oleh bakteri dari ikan berkualitas rendah, sanitasi serta
kehigienisan ruang pelelangan juga bertujuan utama menjamin konsumen
mendapatkan hasil tangkapan yang layak konsumsi. Pelelangan juga menjamin
3
adanya retribusi lelang sebagai pemasukan pendapatan bagi kas daerah,
pendapatan pengelola tempat pelelangan ikan (TPI) dan bantuan sosial bagi
nelayan saat terkena bencana atau musim paceklik bantuan sosial.
Pelelangan ikan juga memiliki peran tidak langsung dalam proses pendataan
hasil tangkapan yang didaratkan di pelabuhan perikanan. Proses pelelangan akan
membantu dalam pendataan hasil tangkapan yang masuk ke pelabuhan perikanan.
Pendataan ikan akan dilakukan dengan penimbangan berat ikan per jenisnya,
volume hasil tangkapan yang didaratkan tiap kapal/trip, jumlah dan harga ikan
yang terjual dalam proses lelang. Pendataan ini akan lebih memudahkan dalam
mengetahui kondisi hasil tangkapan di PP/PPI secara statistik.
PPI Muara angke adalah salah satu pangkalan pendaratan yang memiliki
produksi hasil tangkapan didaratkan yang tinggi. Pada tahun 2006 misalnya, PPI
Muara Angke memiliki produksi hasil tangkapan sebesar 10.675,80 ton. Letak
PPI Muara Angke yang sangat strategis yakni berada di kota Jakarta Utara yang
memiliki jumlah penduduk besar sebagai objek pemasaran (konsumen) utama
selain tujuan
distribusi ke daerah-daerah lain di selatan Jakarta dan ekspor.
Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik (BPS 2009),
penduduk DKI Jakarta pada tahun 2007 yakni 9.057.993 dan penduduk Jakarta
Utara sebanyak 1.473.086. Penduduk sebesar ini akan menjadi pasar potensial
untuk pemasaran ikan hasil tangkapan.
Pada pengamatan awal menunjukkan bahwa pelelangan di PPI Muara
Angke belum berjalan dengan baik. Pelelangan yang baik adalah pelelangan yang
dapat menyediakan aktivitas lelang secara tepat waktu dan berkelanjutan
(kontiniu) serta didukung kelengkapan fasilitas lelang. Proses pelelangan di PPI
Muara Angke tidak terjadi setiap harinya (non-kontiniu), tidak sesuai jadwal
sebagai mestinya, belum lengkapnya fasilitas pelelangan seperti alat pengontrol
mutu dan sanitas, serta masih buruknya sistem pelelangan yang terjadi.
Hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Muara Angke dipasarkan dengan
sistem lelang terbuka. Penyelenggara lelang ini adalah Koperasi Perikanan Mina
Jaya dan berada di bawah pengawasan langsung kepala seksi pelelangan ikan
UPT PPI Muara Angke (Faubiany, 2008). Walaupun pelelangan ini berada dalam
pengawasan langsung pihak PPI Muara Angke, namun belum menunjukkan
4
bahwa pelelangan di PPI Muara Angke berjalan baik berdasarkan kriteria dan
ketentuan yang berlaku.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, fakta-fakta tersebut telah
menunjukkan indikasi awal tentang seberapa besar kemampuan pelelangan hasil
tangkapan oleh pengelola TPI di PPI Muara Angke. Selanjutnya, perlu diteliti
lebih mendalam lagi mengenai kemampuan pelelangan tersebut, termasuk
persepsi para pengguna pelabuhan (nelayan, pedagang-pembeli, pengolahpembeli) terhadap kegiatan pelelangan dan faktor-faktor yang perlu diperbaiki
dan dikembangkan dalam proses pelelangan di PPI Muara Angke ke depannya.
Penelitian ini sangat penting dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang halhal tersebut di atas serta menguraikan kemampuan penyelenggaraan pelelangan
hasil tangkapan pengelola TPI PPI Muara Angke.
1.2 Perumusan masalah
1) Belum diketahuinya kemampuan pelelangan hasil tangkapan di TPI
pangkalan pendaratan ikan Muara Angke; dan
2) Belum diketahuinya persepsi para pengguna pelabuhan perikanan
(nelayan, pedagang-pembeli, pengolah) terhadap pelelangan di TPI PPI
Muara Angke.
1.3 Tujuan
1) Mengetahui kemampuan pelelangan hasil tangkapan pihak pengelola
pelelangan di TPI PPI Muara Angke; dan
2) Mengetahui persepsi para pengguna di TPI PPI Muara Angke (nelayan,
pedagang-pembeli, pengolah) terhadap kegiatan pelelangan di PPI Muara
Angke sehubungan dengan kemampuan pelelangan pihak pengelola TPI.
1.4 Manfaat penelitian
1) Memberikan gambaran tentang kemampuan pelelangan hasil tangkapan di
PPI Muara Angke bagi pengelola pelelangan di PPI Muara Angke
sehingga dapat memperbaiki serta mengembangkan aspek kemampuan
pelelangan; dan
5
2) Memberikan informasi mengenai persepsi para pengguna pelabuhan
perikanan terhadap pelelangan hasil tangkapan bagi masyarakat dan
instansi-instansi terkait di DKI Jakarta.
Download