Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia

advertisement
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
1
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas segala perkenanNya sehingga
kami bisa menyediakan Kunci dan Pembahasan Panduan Latihan Ujian Nasional. Kunci dan Pembahasan
ini disusun sebagai pegangan bagi guru dalam membimbing para siswa melakukan persiapan menghadapi
ujian nasional dengan latihan-latihan soal dari buku Panduan Latihan Ujian Nasional.
Kami menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan dalam penyajian Kunci dan Pembahasan
Panduan Latihan Ujian Nasional ini, untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan
demi lebih baiknya karya kami berikutnya.
Kimia Dasar
A. Struktur Atom
Latihan Soal 1 ...................................................
B. Sistem Periodik Unsur
Latihan Soal 2 ...................................................
C. Ikatan Kimia
Latihan Soal 3 ...................................................
D. Tata Nama Senyawa dan Persamaan
Reaksi Sederhana
Latihan Soal 4 ...................................................
E. Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia
Latihan Soal 5 ...................................................
3
3
4
5
5
6
7
7
8
8
9
Kimia Fisik
A. Termokimia
Latihan Soal 1 ................................................... 9
B. Laju Reaksi
Latihan Soal 2 ................................................... 10
C. Kesetimbangan Kimia
Latihan Soal 3 ................................................... 11
D. Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul
Latihan Soal 4 ................................................... 11
2
11
12
12
13
Kimia Organik
Kimia Analisis
A. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Latihan Soal 1 ...................................................
B. Larutan Asam-Basa
Latihan Soal 2 ...................................................
C. Reaksi Netralisasi
Latihan Soal 3 ...................................................
D. Larutan Penyangga
Latihan Soal 4 ...................................................
E. Hidrolisis Garam
Latihan Soal 5 ...................................................
F. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Latihan Soal 6 ...................................................
E. Koloid
Latihan Soal 5 ...................................................
F. Sifat Koligatif Larutan
Latihan Soal 6 ...................................................
G. Reaksi Redoks dan Elektrokimia
Latihan Soal 7 ...................................................
Latihan Soal 8 ...................................................
A. Kimia Karbon dan Turunannya
Latihan Soal 1 ...................................................
Latihan Soal 2 ...................................................
Latihan Soal 3 ...................................................
B. Makromolekul
Latihan Soal 4 ...................................................
Latihan Soal 5 ...................................................
14
15
16
16
16
Kimia Anorganik
A. Unsur-unsur di Alam Termasuk Unsur
Radioaktif dan Sifat-sifatnya
Latihan Soal 1 ................................................... 17
B. Unsur-unsur Penting dan Kegunaannya
Latihan Soal 2 ................................................... 18
LATIHAN UJIAN NASIONAL .............................. 19
TRYOUT
Tryout Paket 1 ....................................................
Tryout Paket 2 ....................................................
Tryout Paket 3 ....................................................
Tryout Paket 4 ....................................................
Tryout Paket 5 ....................................................
26
31
36
41
47
PREDIKSI
Prediksi Paket
Prediksi Paket
Prediksi Paket
Prediksi Paket
Prediksi Paket
53
58
65
70
75
1
2
3
4
5
................................................
................................................
................................................
................................................
................................................
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
UN SMA – Kimia
RINGKASAN MATERI DAN LATIHAN
S OA L
Kimia Dasar
A. Struktur Atom
Latihan Soal 1
1. e. 10
Pembahasan:
Ion Al3+ adalah atom Al yang telah melepaskan
3 elektron. Jadi, jumlah elektron ion Al3+ adalah
13 – 3 = 10.
2. c. 26, 23, 30
Pembahasan:
Lambang atom 56
, maka:
26 Fe
• Jumlah elektron = 26
• Jumlah proton = 26
• Pada ion Fe3+, berarti telah dilepaskan
sebanyak tiga buah elektron. Sehingga
jumlah elektronnya menjadi = 26 – 3 = 23
• Jumlah netron = 56 – 26 = 30
3. e. 2  8  18  7
Pembahasan:
Unsur X  p = 38 dan A = 80
Atom netral  jumlah proton = jumlah elektron
Jumlah proton = 35
Jumlah elektron = 35
Maka konfigurasi elektronnya sebagai berikut.
X : 2  8  18  7.
35
4. a. 1
Pembahasan:
Isotop  n = 21 dan A = 40
n =A–Z
21 = 40 – Z
Z = 40 – 21 = 19
Nomor atom (Z) menyatakan jumlah elektron
yang terdapat dalam atom netralnya.
Jumlah elektron = Z = 19
Maka konfigurasi elektron isotop tersebut: 2  8  8  1.
Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan
berdasarkan elektron yang terdapat pada kulit
terakhir dari konfigurasi elektron atom tersebut.
Jadi, unsur tersebut mempunyai elektron valensi
sebanyak 1.
5. c. 21
Pembahasan:
X : [Ar]  
18 2 1
X = 18 + 2 + 1 = 21
Z
Jadi, unsur X mempunyai nomor atom 21.
B. Sistem Periodik Unsur
Latihan Soal 2
59
1. d. VIIIB, 4, 27
Z
Pembahasan:
Konfigurasi elektron Z adalah [Ar] 4s2 3d7
Jumlah netron (n) = 32
Penentuan golongan dan periode serta penulisan
notasi unsur:
Jika konfigurasi elektron berakhir pada dn maka
unsur tersebut terletak pada golongan (n + 2)B.
Untuk n + 2 berjumlah 8, 9, dan 10 unsur
terletak pada golongan VIIIB.
Periode menyatakan banyaknya kulit atom yang
terisi elektron, banyaknya kulit = 4.
Jadi, konfigurasi elektron Z adalah [Ar] 4s2 3d7
ini berada pada golongan VIIIB dan periode 4.
Nomor atom Z = (NA Ar) + 9 = 18 + 9 = 27
Nomor massa Z = NA + netron = 27 + 32 = 59
59
Notasi unsur Z  27
Z
2. d. VIIA, 3
Pembahasan:
Y : [Ne]    
18 2 2 2 1
Neon memiliki nomor atom 10, maka nomor
atom Y adalah 10 + 7 = 17.
Sehingga konfigurasi elektron atom Y = 2 · 8 · 7.
Konfigurasi elektron berakhir pada pn maka
unsur tersebut terletak pada golongan (n + 2)A.
(5 + 2)A = golongan VIIA
Periode menyatakan banyaknya kulit atom yang
terisi elektron, banyaknya kulit = 3 (periode 3).
3. e. n = 3;  = 1; m = 0; s = –½
Pembahasan:
Nomor atom Cl adalah 17 maka konfigurasi
elektronnya :
35
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
17 Cl
  
m = –1 0 +1
Jadi, harga keempat bilangan kuantum
elektron terakhir dari atom 35
adalah n = 3;
17 Cl
 = 1; m = 0; s = –½ (  ).
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
3
4. e. 3d6
Pembahasan:
Harga keempat bilangan kuantum dari elektron
1
terakhir: n = 3;  = 2; m = –2; dan s =  .
2
n = 3  kulit ke –3;
 = 2  orbital d;
m = –2; dan
1
s = –  anak panah ke bawah
2
Sehingga:
    
m = –2, –1, 0, +1, +2

Jadi, elektron valensi pada kulit ke-3 dengan
jumlah elektronnya 6 pada orbital d (3d6).
5. b.
EI
NA
Pembahasan:
Data keempat unsur dengan nomor atomnya:
• 11W : 2 · 8 · 1  1s2 2s2 2p6 3s1
• 12X : 2 · 8 · 2  1s2 2s2 2p6 3s2
• 13Y : 2 · 8 · 3  1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
• 14Z : 2 · 8 · 4  1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
Empat unsur di atas termasuk dalam unsur-unsur
periode ketiga karena jumlah kulitnya sama
yaitu 3. Periode ketiga ini memiliki ciri khas yaitu
dari sifat energi ionisasi. Energi ionisasi
merupakan energi minimum yang diperlukan
oleh suatu atom dalam bentuk gas untuk
melepaskan elektron yang terikat paling lemah.
Ada penyimpangan energi ionisasi yang dimiliki
oleh unsur-unsur periode ketiga ini. Secara
umum energi ionisasi dalam satu periode dari
kiri ke kanan semakin besar. Elektron yang
berpasangan (terisi penuh) atau setengah
penuh lebih stabil dibandingkan dengan elektron
yang tidak penuh atau tidak setengah penuh.
Elektron valensi W adalah 1 sehingga lebih mudah
melepas elektron karena energi yang diperlukan
sangat kecil. Unsur X dengan nomor atom 12
mempunyai konfigurasi elektron yang stabil
(3s2  elektron terisi penuh). Maka unsur X ini
memiliki energi ionisasi yang lebih besar karena
lebih sulit melepaskan elektronnya, sehingga
posisi energi ionisasi X lebih besar dibandingkan
unsur Y yang memiliki nomor atom 13.
Sedangkan Z dengan nomor atom 14 memiliki
kecenderungan jauhnya elektron ke inti atom
sehingga energi ionisasinya akan naik (lebih
besar dari X). Sehingga jawaban yang paling
tepat adalah b.
4
C. Ikatan Kimia
Latihan Soal 3
1. e. linear dan nonpolar
Pembahasan:
X = 2 · 2
 melepas 2 elektron sehingga
4
menjadi X2+
Y = 2 · 8 · 7  menerima 1 elektron se17
hingga menjadi Y–
2+
–

X + 2 Y XY2
Rumus kimia : XY2
180
Bentuk molekul :
linear dan bersifat nonpolar.
2. c. kovalen polar dan kovalen nonpolar
Pembahasan:
Beberapa sifat senyawa dari jenis ikatan kimia:
• Titik didih relatif tinggi dan dapat menghantarkan listrik  senyawa ionik.
• Titik didih relatif rendah dan dapat menghantarkan listrik  senyawa kovalen polar..
• Titik didih relatif rendah dan tidak dapat
menghantarkan listrik  senyawa kovalen
nonpolar.
3. d. (4)
Pembahasan:
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen
(ikatan berdasarkan pemakaian pasangan
elektron bersama) dimana pasangan elektron
tersebut berasal dari satu unsur saja.
(1)
(2)
H
X
X
H N H Cl
X
X
(3)
H
(4)
Pada gambar senyawa NH4Cl terlihat bahwa
pasangan elektron yang digunakan untuk
berikatan antara atom N dan H pada nomor
hanya berasal dari atom N saja, mengingat atom
H memiliki 5 elektron valensi.
4. (1) dan (2)
Pembahasan:
Senyawa CCl4 dan HBr berikatan kovalen, yang
memiliki ikatan kovalen koordinasi adalah HNO3
dan H2SO4, seperti pada gambar berikut.
O
H O N
O
ikatan kovalen
koordinasi
O
H O S O H
O ikatan kovalen
koordinasi
5. e. (5)
Pembahasan:
Aturan oktet merupakan aturan dimana jumlah
elektron pada kulit terluar dari dua atom yang
berikatan akan berubah sedemikian rupa
sehingga konfigurasi elektron kedua atom
sama dengan konfigurasi elektron gas mulia
(8 elektron pada kulit terluarnya).
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
Konfigurasi elektron atom 5B = 2 · 3
Konfigurasi elektron atom 17Cl = 2 · 8 · 7
Cl× B× × Cl
Cl
Atom B menyimpang dari aturan oktet karena
jumlah elektron pada kulit terluar dari dua atom yang
berikatan hanya 6 elektron (tidak sama dengan
gas mulia dengan 8 elektron pada kulit terluarnya).
Struktur Lewis senyawa BCl3 = D. Tata Nama Senyawa dan Persamaan
Reaksi Sederhana
Latihan Soal 4
1. d. kalsium karbida dan etuna
Pembahasan:
Reaksi pembakaran gas asetilena (C2H2) atau
etuna adalah:
CaC2(s) + 2 H2O(l)  C2H2(g) + Ca(OH)2(aq)
Senyawa pereaksi:
• CaC2
= kalsium karbida
• H2O
= air
Senyawa hasil reaksi:
= asetilena (etuna)
• C2H2
• Ca(OH)2 = kalsium hidroksida
2. b. natrium bikarbonat
Pembahasan:
NaHCO3 merupakan senyawa poliatomik yaitu
senyawa yang tersusun atas lebih dari dua
unsur (Na, H, C, dan O).
Na+ = ion natrium
HCO3 = ion bikarbonat
Jadi, nama senyawa soda kue (NaHCO3) adalah
natrium bikarbonat.
3. d. Ca(HCO3)2(aq)  CaCO3(s) + CO2(g) + H2O(l)
Pembahasan:
Penulisan persamaan reaksi harus memenuhi
hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier)
yang menyatakan bahwa “Massa zat sebelum
dan sesudah reaksi harus sama.” Agar
memenuhi hukum ini, maka dalam persamaan
reaksi jumlah atom-atom ruas kiri harus sama
dengan jumlah atom-atom ruas kanan.
Persamaan reaksi yang setara untuk menghilangkan kesadahan sementara dengan cara
pemanasan adalah:
Ca(HCO3)2(aq)  CaCO3(s) + CO2(g) + H2O(l)
Ruas kanan:
Ruas kiri:
Ca = 1
Ca = 1
H = 2
H = 2
C = 2
C = 2
O = 6
O = 6
4. d. Al2O3(s) + 3 H2SO4(aq)  Al2(SO4)3(aq) +
3 H2O(l)
Pembahasan:
Bauksit adalah oksida aluminium.
Pereaksi:
Al2O3
= Aluminium oksida (Bauksit)
H2SO4
= Asam sulfat
Hasil reaksi:
Al2(SO4)3 = Aluminium sulfat
H2O
= Air (hasil samping)
Penulisan persamaan reaksi harus memenuhi
hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier)
yang menyatakan bahwa “Massa zat sebelum
dan sesudah reaksi harus sama.” Agar memenuhi
hukum ini, maka dalam persamaan reaksi
jumlah atom-atom ruas kiri harus sama dengan
jumlah atom-atom ruas kanan.
Persamaan reaksi yang tepat sesuai pernyataan
pada soal adalah:
Al2O3(s) + 3 H2SO4(aq)  Al2(SO4)3(aq) + 3 H2O(l)
Ruas kanan:
Ruas kiri:
Al = 2
Al = 2
O = 15
O = 15
H = 6
H = 6
S = 3
S = 3
5. b. H2SO4 sebagai pereaksi batas
Pembahasan:
13
massa
= = 0,2 mol
Mol Zn
= Ar
65
massa 9,8
Mol H2SO4 = =
= 0,1 mol
Ar
98
Zn + H2O4  ZnSO4 + H2
m : 0,2 mol 0,1 mol
–
–
b : 0,1 mol 0,1 mol
0,1 mol 0,1 mol
s : 0,1 mol
–
0,1 mol 0,1 mol
Logam Zn tersisa = 0,1  Ar = 6,5 gram
H2SO4 habis bereaksi (sebagai pereaksi batas)
Terbentuk ZnSO4 0,1 mol
VH2 = mol  22,4
= 0,1  22,4
= 2,24 liter
Jadi, pernyataan yang benar adalah H2SO 4
sebagai pereaksi batas.
E . Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia
Latihan Soal 5
1. d. 20,4 gram
Pembahasan:
Persamaan reaksi:
4 Al(s) + 3 O2(g)  2 Al2O3(s) (wadah tertutup)
Karena habis bereaksi dan reaksi berlangsung
dalam wadah tertutup maka sesuai dengan hukum
kekekalan massa bahwa “Massa zat sebelum
dan sesudah reaksi harus sama” sehingga
massa aluminium oksida yang terbentuk adalah
10,8 gram + 9,6 gram = 20,4 gram.
2. a. 2,24 L
Pembahasan:
Mol batu kapur CaCO3 (Mr = 100)
gram
= Mr
10 g
= = 0,1 mol
100 g  mol1
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
5
CaCO3(s) + 2 HCl(g)  CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
0,1 mol
0,2 mol
–
–
–
0,1 mol
0,2 mol
0,1 mol 0,1 mol 0,1 mol
–
–
0,1 mol
0,1 mol 0,1 mol
Volume gas CO2 pada STP = mol  22,4 L
= 0,1  22,4 L
= 2,24 L
3. d. 7 : 12
Pembahasan:
Persamaan reaksi:
N2(g) + O2(g)  2 NO(g)
Massa N2 Massa O2 Massa Oksida Nitrogen
7 gram 9 gram 14 gram 28 gram 15 gram 12 gram 24 gram 24 gram 19 gram 19 gram 38 gram 38 gram Perhatikan data nomor 3, dimana jumlah massa
pereaksi dengan hasil reaksi sama.
14 gram N2 + 24 gram O2  38 gram NO
Berdasarkan data tersebut, perbandingan
massa unsur N dan O dalam senyawa NO adalah
7 : 12.
4. d. Gay Lussac
Pembahasan:
Reaksi setara:
C3H8(g) + 5 O2(g)  3 CO2(g) + 4 H2O(g)
1 :
5 :
3 :
4
20 L
60 L
80 L
Hukum Perbandingan Volume atau hukum
Gay-Lussac:
“Pada temperatur dan tekanan yang sama,
volume gas-gas yang bereaksi dan volume gasgas hasil reaksi berbanding sebagai bilanganbilangan bulat dan sederhana.”
5. e. CaSO4 · 7H2O
Pembahasan:
Massa molar CaSO4 = 40 + 32 + 64 = 136 g/mol
Massa padatan CaSO4 1,36 g
1,36
Mol CaSO4 = (
) mol = 0,01 mol
136
Berdasarkan perbandingan koefisien maka
CaSO4 · xH2O juga = 0,01 mol
2,62 gram CaSO4 · xH2O = 0,01 mol; maka massa
molar CaSO4 · xH2O = 263 g/mol
Massa molar dari CaSO4 · xH2O
= massa molar CaSO4 + x · massa molar air
= (136 + x ·18) g/mol
262 = 136 + x · 18
262 – 136 = x · 18
126 = x · 18
126
x = = 7
18
Jadi rumus senyawa hidrat tersebut adalah
CaSO4 · 7H2O.
6
Kimia Analisis
A. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Latihan Soal 1
1. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Kesimpulan pengujian daya hantar beberapa
larutan dari gambar pada soal:
Larutan
1 2 3 4 5 Pengamatan
Lampu
Elektroda
Menyala Banyak gelembung Redup Banyak gelembung Tidak menyala Tidak ada gelembung Tidak menyala Sedikit gelembung Tidak menyala Sedikit gelembung Percobaan daya hantar listrik:
• Elektrolit menghasilkan gelembung gas pada
elektrodanya.
• Nonelektrolit tidak menghasilkan gelembung
gas pada elektrodanya.
• Elektrolit sangat lemah: lampu tidak menyala,
ada gelembung gas sedikit.
• Elektrolit lemah: lampu menyala redup, ada
gelembung gas.
• Elektrolit kuat: lampu menyala terang,
banyak gelembung gas.
Pasangan larutan yang bersifat elektrolit kuat
dan elektrolit lemah secara berurutan adalah
(1) dan (2).
2. d. (3) dan (5)
Pembahasan:
Tabel parameter percobaan daya hantar listrik.
Parameter
Lampu Gelembung Derajat ionisasi (  ) NonElektrolit Elektrolit
Kuat
Lemah
elektrolit
Nyala Nyala redup/ Tidak terang tidak nyala nyala Ada ada Tidak ada  1 0 <  < 1 0 Pasangan air limbah yang yang tergolong nonelektrolit adalah yang mempunyai parameter lampu
tidak menyala, tidak ada gelembung gas, dan
derajat ionisasinya nol atau mendekati nol yaitu
ditunjukkan pada air limbah nomor (3) dan (5).
3. e. H2SO4 sebanyak 98 g
Pembahasan:
n
mol
= Molaritas (M) = V
(L)
volume
a. HCl = 36,5 g
HCl(aq)  H+(aq) + Cl–(aq)
36,5 g
36,5 g/mol
M HCl = 0,25 L
= 4 M
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
b. NaCl = 58,5 g
NaCl(aq)  Na+(aq) + Cl–(aq)
58,5 g
58,5 g/mol
M NaCl = = 4 M
0,25 L
c. NaOH = 20 g
NaOH(aq)  Na+(aq) + OH–(aq)
20 g
40 g/mol
M NaOH = = 2 M
0,25 L
d. CO(NH2)2  bukan larutan nonelektrolit
e. H2SO4 = 98 g
H2SO4(aq)  2 H+(aq) + SO 4 (aq)
98 g
98 g/mol
M H2SO4 = = 4 M
0,25 L
Jumlah ion H2SO4 (3 ion) lebih banyak daripada
HCl (2 ion) dan NaCl (2 ion) pada konsentrasi sama.
B. Larutan Asam-Basa
Latihan Soal 2
1. b. H2O dan OH–
Pembahasan:
Senyawa yang merupakan spesi pasangan asam
basa Bronsted-Lowry (pasangan asam basa
konjugasi) adalah pasangan yang mempunyai
selisih hidrogen sebesar satu.
(1) NH3 + H2O  NH+4 + OH–
Pasangan: NH3 dan NH+4
H2O dan OH–
(2) HCl + H2O  Cl– + H3O+
Pasangan: HCl dan Cl–
H2O dan H3O+
2. a. 6,3  pH  8,3 dan 5,4  pH  6,3
Pembahasan:
Data pengujian sampel air limbah:
Trayek Perubahan
Air Limbah
pH
Warna
X
Y
Merah – Metil Merah 4,2 – 6,3 Kuning Jingga Kuning Brom Kresol Kuning – 3,8 – 5,4 Biru Biru Hijau Biru Tidak Tidak Tidak Phenolftalein 8,3 – 10,0 berwarna – Berwarna Berwarna Merah Indikator
Limbah X : Dengan metil merah berwarna
kuning, artinya pH  6,3.
Dengan brom kresol hijau berwarna
biru, artinya pH  5,4.
Dengan phenolftalein tidak berwarna, artinya pH  8,3.
pH limbah X antara 6,3 sampai 8,3.
Limbah Y : Dengan metil merah berwarna
jingga, artinya pH antara 4,2 – 6,3.
Dengan brom kresol hijau berwarna
biru, artinya pH  5,4.
Dengan phenolftalein tidak berwarna, artinya pH  8,3.
pH limbah Y antara 5,4 sampai 6,3.
3. e. 13 + 3 log 2
Pembahasan:
17,1 g
171 g
n
mol
[Ba(OH)2] = = = 0,4 M
0,25 L
V
Ba(OH)2  Ba2+ + 2 OH–
0,4 M
0,4 M 2 · 0,4 M
[OH–] = 2 · 0,4 M = 0,8 M
pOH = –log [OH–] = –log 0,8 = –log (23 × 10–1)
= 1 – 3 log 2
pH = 14 – pOH = 14 – (1 – 3 log 2) = 13 + 3 log 2
C. Reaksi Netralisasi
Latihan Soal 3
1. e. pH
10
9
6
4
2
0
25 Volume NaOH
Pembahasan:
25 mL CH3COOH = 0,1 M
NaOH = 0,1 M
Dalam titrasi berlaku:
m grek asam = m grek basa
Na · Va = Nb · Vb
1 · 0,1 M · 25 mL = 1 · 0,1 M · Vb
0,1 M  25 mL
V NaOH = = 25 mL
0,1 M
Titrasi asam lemah (CH3COOH) oleh basa kuat
(NaOH) adalah:
• titik ekivalen berada pada pH antara 8 – 9.
• lonjakan perubahan pH sekitar titik ekivalen
lebih sempit hanya sekitar 3 satuan, yaitu
pH 7 sampai pH 10.
2. c. 0,20 M
Pembahasan:
CH3COOH + NaOH  CH3COONa + H2O
Dalam titrasi berlaku:
m grek asam = m grek basa
N = n × M
n CH3COOH dan NaOH = 1, sehingga N = M
Va  Na  Vb  Nb
15 mL  MCH3COOH  30 mL  0,1 M
30 mL  0,1 M
 0,20 M
MCH3COOH 
15 mL
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
7
3. b. 24 · 10–2 M
Pembahasan:
(30+29+31) mL
= 30 mL
v NaOH = 3
Dalam titrasi berlaku:
m grek asam = m grek basa
Na · Va = Nb · Vb
1 · M1 · 25 mL = 1 · 0,2 M · 30 mL
0,2 M  30 mL
M CH COOH = 3
25 mL
= 0,24 M = 24 · 10–2 M
D. Larutan Penyangga
Latihan Soal 4
1. b. Q dan R
Pembahasan:
Dalam larutan penyangga dengan penambahan
sedikit asam atau sedikit basa maka pH-nya
tidak banyak mengalami perubahan.
Berdasarkan data tersebut maka yang tidak
banyak mengalami perubahan pH adalah larutan
Q (5,0  4,9 & 5,1) dan R (8,0  7,9 & 8,1).
2. c. (3)
Pembahasan:
Pada gambar tersebut tampak pada penambahan
NaOH yang merupakan basa kuat, tidak membuat
perubahan pH naik dengan cepat. Larutan ini
tahan terhadap perubahan pH saat penambahan
awal, tetapi saat jumlah mol ekuivalen asam
sama dengan basa, ketahanan tersebut hilang.
Ketahanan tersebut ada karena terbentuknya
larutan penyangga. Larutan asam format
dengan larutan NaOH dapat membentuk larutan
penyangga asam dengan nilai pH < 7 (asam).
Sehingga daerah kurva yang menunjukkan
larutan bersifat penyangga adalah nomor 3 yaitu
dengan nilai pH antara 3 – 5,5.
3. c. 2 dan 3
Pembahasan:
Larutan penyangga terbentuk dari asam lemah
dengan basa kuat menyisakan asam lemah dan
menghasilkan basa konjugasinya (larutan
penyangga asam) atau basa lemah dengan asam
kuat menyisakan basa lemah dan menghasilkan
asam konjugasinya (larutan penyangga basa).
• 1 dan 2 : asam lemah dan basa kuat
• 1 dan 5 : asam lemah dan asam kuat
• 2 dan 3 : basa kuat dan asam lemah
• 2 dan 4 : basa kuat dan basa lemah
• 3 dan 5 : asam lemah asam kuat
CH3COOH + NaOH  CH3COONa + H2O
A wal : 20 mmol
Reaksi : 10 mmol
Akhir
: 10 mmol
10 mmol
10 mmol
–
–
10 mmol
–
10 mmol
10 mmol
10 mmol
Pilihan yang tepat adalah c karena setelah bereaksi
terdapat asam lemah (CH3COOH) dengan basa
konjugasinya (CH3COONa) sedangkan pilihan a
semua pereaksi habis bereaksi.
8
4. c. 5 + log 2
Pembahasan:
300 mL HCOOH 0,1 M (Ka = 10–5) + 100 mL
KOH 0,2 M.
HCOOH + KOH  HCOOK + H2O
m: 30 mmol 20 mmol
–
–
b : 20 mmol 20 mmol 20 mmol 20 mmol
s : 10 mmol
–
20 mmol 20 mmol
mol garam
20
= 5 + log
pH = pKa + log
mol asam
10
= 5 + log 2
5. e. (5)
Pembahasan:
Pada cairan tubuh, baik cairan intrasel maupun
cairan ektrasel, merupakan larutan penyangga.
Sistem penyangga yang utama dalam cairan
intrasel adalah pasangan asam basa konjugasi
dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat ( H2PO 4
dan HPO 24  ). Pada cairan ekstrasel terdapat
sistem penyangga pasangan asam basa konjugasi
asam karbonat-bikarbonat (H2CO3 dan HCO 3 ).
E . Hidrolisis Garam
Latihan Soal 5
1. c. (2) dan (5)
Pembahasan:
Garam dengan pH lebih besar dari 7 adalah
garam terhidrolisis bersifat basa (yaitu garam
berasal dari basa kuat dan asam lemah).
• K2SO4 garam tidak terhidrolisis (dari basa
kuat KOH dan asam kuat H2SO4)
• CH3COONa (dari asam lemah CH3COOH
dan basa kuat NaOH)
• BaCl2 garam tidak terhidrolisis (dari basa
kuat Ba(OH)2 dan asam kuat HCl)
• NH4Cl (dari basa lemah NH4OH dan asam
kuat HCl)
• KCN (dari basa kuat KOH dan asam lemah HCN)
Jadi, pasangan larutan garam yang bersifat basa
adalah CH3COONa dan KCN.
2. d. (3) dan (4)
Pembahasan:
Beberapa persamaan reaksi:
(1) CH3COO– + H2O  CH3COOH + OH–
(2) CN– + H2O  HCN + OH–
(3) Al3+ + 3 H2O  Al(OH)3 + 3 H+
(4) NH4 + H2O  NH4OH + H+
(5) S2– + 2 H2O  H2S + 2 OH–
Garam yang bersifat asam ditunjukkan pada
reaksi hidrolisis yang menghasilkan ion H+ yaitu
reaksi (3) dan (4).
3. b. 8 + log 1
Pembahasan:
Campuran 100 mL KOH 0,04 M + 100 mL
HCOOH 0,04 M akan menghasilkan jenis garam
terhidrolisis yang bersifat basa (dari basa kuat
dan asam lemah).
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
KOH + HCOOH  HCOOK + H2O
A wal : 4 mmol
Reaksi : 4 mmol
Akhir
:
–
4 mmol
4 mmol
–
–
4 mmol
–
4 mmol
4 mmol
4 mmol
Vol. campuran = 100 mL + 100 mL = 200 mL
4 mmol
[HCOOK] = = 0,02 M
200 mL
[OH–] = K w  [g ]
1014 × 2  102
=
Ka
2  10 4
200 mL × 0,02 M
(4 mmol)
12
= 10 = 10–6
–
pOH = –log [OH ] = –log 10–6 = 6
pH = 14 – pOH = 14 – 6 = 8 (Ingat, log 1 = 0)
F.
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
( K sp )
Latihan Soal 6
1. b. (2), (3), (4), dan (1)
Pembahasan:
(1) Ksp AgCN = 1,2 × 10–16
AgCN  Ag+ + CN–
s
s
s
Ksp AgCN = [Ag+][CN–]
1,2 × 10–16 = s × s
1,2 × 10–16 = s2
s = 1,1 × 10–8
(2) Ksp AgOH = 1,2 × 10–12
AgOH  Ag+ + OH–
s
s
s
Ksp AgOH = [Ag+][OH–]
1,2 × 10–12 = s × s
1,2 × 10–12 = s2
s = 1,1 × 10–6
(3) Ksp AgIO3 = 1 × 10–12
AgIO3  Ag+ + IO3
s
s
s
Ksp AgIO3 = [Ag+][IO3 ]
1 × 10–12 = s × s
1 × 10–12 = s2
s = 10–6
(4) Ksp AgBr = 5 × 10–13
AgBr  Ag+ + Br–
s
s
s
Ksp AgBr = [Ag+][Br–]
5 × 10–13 = s × s
5 × 10–13 = s2
s = 7,07 × 10–7
Jadi urutan kelarutan senyawa dari yang besar
ke kecil adalah AgOH, AgIO3, AgBr, dan AgCN.
2. a. 12,12 gram
Pembahasan:
Massa molar PbSO4 = 303 g/mol
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
Pb(NO3)2(aq) + K2SO4(aq)  PbSO4(s)  + 2 KNO3(aq)
40 mmol
40 mmol
40 mmol
Berdasarkan reaksi di atas maka jumlah PbSO4
= 40 mmol = 0,04 mol
Massa PbSO4= mol PbSO4 × massa molar PbSO4
= 0,04 mol × 303 gram/mol
= 12,12 gram
3. c. Ag2CrO4 dan Ag2SO4
Pembahasan:
AgNO3 + Anion (S2–, PO34, CrO 24 , Br – dan SO24)
40 mmol
200 mL × 0,02 M
(4 mmol)
4 mmol
= 0,01 M
400 mL
4 mmol
[Anion] = = 0,01 M
400 mL
• Ag2S  2 Ag+ + S2–
Qc = [Ag+]2[S2–] = (0,01)2 (0,01)
= 1  10–6 > Ksp Ag2S (tidak larut)
3
• Ag3PO4  3 Ag+ + PO 4
[Ag+] = Qc = [Ag+]3[ PO 34 ] = (0,01)3 (0,01)
= 1  10–8 > Ksp Ag3PO4 (tidak larut)
• Ag2CrO4  2 Ag+ + CrO 24
Qc = [Ag+]2[ CrO 24 ] = (0,01)2 (0,01)
= 1  10–6 < Ksp Ag2CrO4 (larut)
• AgBr  Ag+ + Br–
Qc = [Ag+][Br–] = (0,01) (0,01)
= 1·10–6 > Ksp AgBr (tidak larut)
• Ag2SO4  2 Ag+ + SO24
Qc = [Ag+]2[ SO 24 ] = (0,01)2 (0,01)
= 1  10–6 < Ksp Ag2SO4 (larut)
Garam akan larut jika hasil kali kelarutan ion (Qc)
lebih kecil dari pada Ksp yaitu Ag2CrO4 dan Ag2SO4.
Kimia Fisik
A. Termokimia
Latihan Soal 1
1. d. (2) dan (4)
Pembahasan:
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap
panas (terjadi perpindahan panas dari lingkungan
ke sistem) yang dapat diamati dari turunnya
suhu lingkungan. Peristiwa yang termasuk
dalam reaksi endoterm yaitu (2) fotosintesis
pada tanaman dan (4) pakaian basah menjadi
kering ketika dijemur karena memerlukan panas.
2. b. –504,0 kJ
Pembahasan:
Vtotal = 100 mL
m =  · V = 1 g/mL · 100 mL = 100 g
qsistem = m · c · T
= 100 g · 4,2 J/g·°C · (31 – 25 ) ºC
= 100 g · 4,2 J/g·°C · 6 ºC = 2.520 J
qreaksi = –qsistem = –2.520 J = –2,52 kJ
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
9
Persamaan reaksi:
HCl(aq) + NaOH(aq)  NaCl(aq) + H2O(l)
m: 5 mmol 5 mmol
–
–
b : 5 mmol 5 mmol
5 mmol 5 mmol
s:
–
–
5 mmol 5 mmol
2,52 kJ
H (1 mol H2O) = 5  10 3 mol = –504 kJ/mol
3. d. –335,20 kJ
Pembahasan:
Hukum Hess adalah hukum yang menyatakan
bahwa perubahan entalpi suatu reaksi akan
sama walaupun reaksi tersebut terdiri dari satu
langkah atau banyak langkah. Perubahan entalpi
tidak dipengaruhi oleh jalannya reaksi, melainkan
hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir.
Kondisi awal:
1
Pb(s) + O2(g)
2
Kondisi akhir:
PbO2(s)
1
O (g)  PbO2(s)
2 2
1
1
Tahap II : Pb(s) + O2(g)  PbO(s) + O2(g)
2
2
1
PbO(s) + O2(g)  PbO2(s)
2
Tahap I = Tahap II
H1 = H2 + H3
= –276, 6 kJ + (–58,6 kJ)
= –335,2 kJ
Jadi, perubahan entalpi ( H1 ) reaksi tersebut
sebesar 335,2 kJ.
Laju reaksi pembentukan gas H2.
V
[ ]
vH2 = 
= 
t
t
V30  V15
(80  40) mL
= = t30  t15
(30  15) detik
40 mL
=
= 2,67 mL/detik
15 detik
3. b. 2
Pembahasan:
Persamaan laju reaksinya v = k [NO]m [H2]n
• Orde reaksi terhadap NO, pilih dua data
dimana konsentrasi H2 tetap (data 1 dan 2).
v1 k [NO]m [H2 ]n

v 2 k [NO]m [H2 ]n
2,6  105
k (6,4  10 3 )m (2,2  10 3 )n

5
5,2  10
k (12,8  103 )m (2,2  10 3 )n
m
Tahap I : Pb(s) + B. Laju Reaksi
Latihan Soal 2
1. c. bertambahnya konsentrasi C tiap satuan waktu
Pembahasan:
Reaksi: A + 2 B  3 C + D
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai bertambahnya konsentrasi produk (C dan D) tiap
satuan waktu atau berkurangnya konsentrasi
reaktan (A dan B) tiap satuan waktu.
Dapat dinyatakan dengan persamaan:
  A
 B 
v A = 
; v B = 
;
t
t
 C 
 D 
v C = 
; v D = 
t
t
2. c. 2,67 mL/detik
Pembahasan:
Dari data laju reaksi pada soal diketahui tiga
pengukuran dengan waktu yang berbeda-beda,
volume gas bertambah seiring bertambahnya
waktu. Dengan memperhatikan 2 data (waktu
dan volume) kita bisa menentukan laju reaksi
pembentukan gas H2.
10
•
1  1

2  2 
m 1
Jadi orde reaksi terhadap NO adalah 1.
Orde reaksi terhadap H2, pilih dua data
dimana konsentrasi NO tetap (data 1 dan 3).
v1 k [NO]m [H2 ]n

v 3 k [NO]m [H2 ]n
2,6  10 5 k (6,4  103 )m (2,2  10 3 )n

5,2  105 k (6,4  103 )m (4,4  10 3 )n
n
1  1
 
2 2
n 1
Jadi orde reaksi terhadap H2 adalah 1.
Persamaan laju reaksinya menjadi:
v = k [NO] [H2], sehingga orde totalnya = 1 + 1 = 2.
4. d. (3) terhadap (5)
Pembahasan:
Dari gambar pada soal ini bisa ditafsirkan bahwa
gambar nomor (1) terhadap (2) dipengaruhi oleh
suhu dan konsentrasi, gambar nomor (1) terhadap
(4) tidak dipengaruhi apa-apa (keadaan sama),
gambar nomor (2) terhadap (3) dipengaruhi oleh
suhu dan massa zat, gambar (3) dan (5) hanya
dipengaruhi oleh konsentrasi saja, sedangkan
pada gambar (3) dan (4) dipengaruhi oleh suhu,
konsentrasi, dan massa zat. Sehingga jawaban
yang tepat adalah d.
5. b. suhu
Pembahasan:
Dari data percobaan (1) dan (3) diketahui bahwa
konsentrasi dan ukuran partikel (luas permukaan) adalah sama, sedangkan untuk suhu
(temperatur) berbeda sehingga faktor yang
mempengaruhi laju reaksi tersebut adalah suhu.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
Perbedaan suhu akan mengakibatkan perbedaan waktu reaksi, hal ini juga berlaku bagi
faktor-faktor yang lain (konsentrasi, luas
permukaan, dan katalis).
C. Kesetimbangan Kimia
Latihan Soal 3
1. a. kesetimbangan akan bergeser ke kiri karena
proses reaksi eksoterm
Pembahasan:
Terkait pergeseran kesetimbangan yang disebabkan perubahan suhu, maka yang perlu diperhatikan
adalah apakah reaksi itu bersifat eksoterm atau
endoterm. Pada reaksi endoterm ketika suhu
ditingkatkan akan menambah jumlah hasil reaksi,
sebaliknya pada reaksi eksoterm peningkatan
suhu justru akan menyebabkan hasil reaksi
jumlahnya semakin sedikit, pereaksi jumlahnya
akan semakin banyak.
2. c. kanan karena nilai K semakin kecil
Pembahasan:
Reaksi: 4 NH3(g) + 5 O2(g)  4 NO(g) + 6 N2O(g)
H = –904 kJ
Reaksi di atas merupakan reaksi eksoterm
karena harga H negatif.
Apabila dalam suatu kesetimbangan salah satu
konsentrasi zat diperbesar maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah yang berlawanan dan
sebaliknya apabila salah satu zat konsentrasinya dikurangi reaksi akan bergeser ke arah zat
tersebut.
[NO]4 [N2 O]6
[produk]koef
= Kc = [reaktan]koef
[NH3 ]4 [O2 ]5
Harga Kc berbanding terbalik dengan konsentrasi
reaktan. Jika pada suhu tetap ditambahkan
amonia, arah kesetimbangan akan bergeser ke
kanan karena nilai K semakin kecil.
(1)(1)
3. a.
(2)2
Pembahasan:
[produk]koef
n
Kc = M = , dimana V = 2 L
[reaktan]koef 
V
[H2 ][Cl2 ]
Kc = = [HCl]2
 2 2  2 2 (1)(1)
 4 2  = (2)
4. e. 0,12
Pembahasan:
2 NH3(g)  N2(g) + 3 H2(g)
mula-mula : 5 mol
–
–
bereaksi : 2 mol
1 mol
3 mol
sisa
: 3 mol
1 mol
Ptotal
= 1,4 atm
Mol total = 3 + 1 + 3 = 7 mol
3 mol
3
× 1,4 = 0,6 atm
7
3
PH2 = × 1,4 = 0,6 atm
7
1
PN2 = × 1,4 = 0,2 atm
7
[PH2 ]3 [PN2 ]
(0,6)3 (0,2)
Kp = = = 0,6 × 0,2
(0,6)2
[PNH3 ]2
= 0,12
5. b. Kp = Kc · RT
Pembahasan:
Diketahui reaksi kesetimbangan:
PCl5(g)  PCl3(g) + Cl2(g)
Hubungan Kp dengan Kc yang tepat adalah:
Kp = Kc (RT )n = Kc (RT)2 – 1 = Kc (RT)
PNH3 = D. Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul
Latihan Soal 4
1. e. terdapatnya ikatan gaya van der Waals
Pembahasan:
Pada molekul PH3, terdapat gaya van der Waals.
Ikatan van der Waals jauh lebih lemah daripada
ikatan hidrogen pada molekul NH3. Karenanya
PH3 memiliki titik didih terendah.
2. b. CH3OH > CH4 > H2
Pembahasan:
Urutan titik didih, ikatan hidrogen > dipol-dipol
> nonpolar-nonpolar atau ikatan hidrogen > van
der Waals > gaya London. Bila sama-sama
polar/nonpolar, yang Mr besar titik didihnya lebih
besar. Jadi, urutan penurunan titik didih berdasarkan kekuatan relatif gaya antarmolekul
yang tepat adalah CH3OH > CH4 > H2.
3. b. (2)
Pembahasan:
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara
atom H dari suatu molekul polar dengan pasangan
elektron bebas yang dimiliki atom kecil yang
sangat elektronegatif dari molekul polar lainnya
(misal atom O). Ikatan hidrogen biasanya
digambarkan dengan garis putus-putus seperti
terlihat pada nomor (2).
E . Koloid
Latihan Soal 5
1. a. Aerosol, Cair, Gas
Pembahasan:
Data pengelompokan sistem koloid yang tepat:
• Cair dalam gas adalah aerosol
• Padat dalam gas adalah aerosol padat
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
11
2.
3.
4.
5.
• Gas dalam cair adalah buih
• Cair dalam cair adalah emulsi
• Cair dalam padat adalah emulsi padat
• Padat dalam cair adalah sol
e. Adsorpsi, Penggunaan norit
Pembahasan:
Data sifat-sifat koloid dan penerapannya yang
tepat:
• Sorot lampu di malam hari (efek Tyndall);
• Penyaringan asap pabrik (elektroforesis);
• Gelatin pada es krim (koagulasi);
• Menghilangkan bau badan (adsorpsi); dan
• Penggunaan norit (adsorpsi).
a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Contoh penerapan sifat koloid dalam kehidupan
sehari-hari:
• Proses pembersihan darah dalam ginjal (dialisis);
• Sorot lampu dalam gedung bioskop (efek
Tyndall);
• Pembentukan delta di muara sungai (koagulasi);
• Pembentukan karang oleh binatang
(koagulasi); dan
• Pembuatan ban kendaraan dari karet (koagulasi).
c. dialisis
Pembahasan:
Dialisis adalah proses pemurnian koloid dari ionion pengganggu menggunakan membran
semipermeabel. Proses dialisis dapat dibantu
dengan arus listrik yang disebut elektrodialisis.
Proses dialisis dipakai pada pencucian darah,
yang lebih populer sebagai hemodialisis
c. (3) dan (4)
Pembahasan:
Proses pembuatan koloid dibagi menjadi:
• Cara kondensasi dilakukan dengan cara
memperbesar ukuran partikel dari larutan
menjadi koloid. Cara kondensasi dapat
dilakukan dengan cara reaksi penggantian,
reaksi hidrolisis, reaksi redoks, dan penggantian pelarut.
• Cara dispersi dilakukan dengan memperkecil
ukuran partikel dari suspensi menjadi koloid.
Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara
mekanik, peptisasi, dan busur bredig.
F. Sifat Koligatif Larutan
Latihan Soal 6
1. d. LR
Pembahasan:
Suatu larutan akan mempunyai titik didih yang
lebih tinggi dan titik beku yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan titik didih dan titik beku
pelarutnya. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan tekanan uap akibat adanya zat terlarut.
Jadi garis beku pelarut ditunjukkan oleh garis
LR sedangkan KQ adalah garis beku larutan.
12
2. b. (2)
Pembahasan:
Dalam pokok bahasan sifat koligatif larutan,
penambahan zat terlarut akan menurunkan
tekanan uap. Artinya semakin banyak zat
terlarut maka tekanan uapnya semakin rendah.
Sebaliknya semakin sedikit jumlah zat terlarut
maka tekanan uapnya akan relatif lebih tinggi.
Jadi, tabung dengan tekanan uap paling besar
adalah yang memiliki zat terlarut paling sedikit.
Tabung (2) memiliki zat terlarut paling sedikit.
3. e. 5
Pembahasan:
Jika larutan sama-sama nonelektrolit maka titik
didih ditentukan berdasarkan molalitasnya saja,
semakin tinggi molalitas maka titik didihnya
semakin tinggi. Jika larutan elektrolit maka titik
didih selain ditentukan berdasarkan molalitasnya
juga jumlah ion yang terbentuk dalam larutan.
Titik didih paling tinggi terjadi pada larutan CaCl2
(terdapat 3 ion) dengan konsentrasi 0,2 m.
Faktor van’t Hoff = {1 + (n – 1)  }
4. d. 0,172
Pembahasan:
Ralat soal:
Ditanya: penurunan titik beku larutan ( Tf )
2,14 g NH4Cl dalam 800 g air (p)
 NH4Cl = 0,85
Kf air = 1,86 °C/molal
Tf = ... °C.
Tf = m × Kf × i
g 1.000

Tf =
× Kf × {1 + (n – 1)  }
Mr
p
2,14 1.000

× 1,86 × {1 + (2–1) 0,85}
53,5 800
= 0,172 °C
5. d. (2) dan (5)
Pembahasan:
Beberapa contoh penerapan sifat koligatif dalam
kehidupan sehari-hari.
• desalinasi air laut (osmosis balik);
• penggunaan etilen glikol pada radiator mobil
(penurunan titik beku);
• cairan infus yang dimasukkan ke dalam
darah (tekanan osmosis);
• proses merambatnya air pada akar tanaman
(tekanan osmosis); dan
• penggunaan garam pada pembuatan es
puter (penurunan titik beku).
Jadi, jawaban yang paling tepat adalah nomor
(2) dan (5).
= G. Reaksi Redoks dan Elektrokimia
Latihan Soal 7
1. a. (1) dan (2)
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
Pembahasan:
Ciri-ciri reaksi oksidasi adalah dengan ditandai
adanya elektron di ruas kanan dari persamaan
reaksi (melepaskan elektron), atau adanya
peningkatan bilangan oksidasi, atau ditandai
dengan bertambahnya jumlah atom O.
(1) IO 3  IO 4
Reaksi (1) bilangan oksidasi I berubah dari
+5 menjadi +7 atau lihat jumlah atom O
bertambah.
(2) Ca  Ca2+ + 2 e–
Reaksi (2) reaksi ini melepaskan elektron.
2. b. 4, 10, 1, dan 6
Pembahasan:
|×1| 4 PO 34 + 32 H+ + 20 e–  P4 + 16 H2O
|×10| C + H2O  CO + 2 H+ + 2 e–
4 PO 34 + 10 C + 12 H+  P4 + 10 CO + 6 H2O
a = 4; b = 10; c = 12; d = 1; e = 10; dan f = 6.
3. e. Cl2, dari 0 menjadi –1 dan +1
Pembahasan:
Reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi)
adalah reaksi redoks dimana satu unsur mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus.
Cl2(g) + 2 NaOH(aq)  NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)
0 +1 –2 +1 +1 –1 +1 +1 –2 +1 –2
Reduksi
Oksidasi
b. Cu | Cu2+ || Al3+ | Al
o
= EºAl /Al – EºCu/Cu
E sel
= –1,70 V – (+0,34 V)
= –2,04 V
(tidak spontan)
c. Cu | Cu2+ || Ag+ | Ag
o
= EºAg /Ag – EºCu/Cu
E sel
= +0,80 V – (+0,34 V)
= +0,46 V
(spontan)
d. Fe | Fe2+ || Zn2+ | Zn
o
= EºZn /Zn – EºFe/Fe
E sel
= –0,76 – (–0,44 V)
= –0,32 V
(tidak spontan)
e. Fe | Fe2+ || Al3+ | Al
o
= EºAl /Al – EºFe/Fe
E sel
= –1,70 – (–0,44 V)
= –1,26 V
(tidak spontan)
Untuk cara cepat mencari diagram sel yang
spontan adalah:
o
o
Oksidasi ( E sel
kecil) || Reduksi ( E sel
besar)
2+
+
Jadi, Cu | Cu || Ag | Ag dapat berlangsung
o
positif.
spontan karena harga E sel
3. a. +0,78 volt
Pembahasan:
o
) dapat dihitung dengan
Harga potensial sel ( E sel
rumus:
o
= Eºred – Eºoks
E sel
= EºCu /Cu – EºFe/Fe
= +0,34 V – (–0,44 V)
= +0,78 V
4. d. (4)
Pembahasan:
Proses korosi berlangsung lambat jika suatu
logam tidak kontak secara langsung dengan
udara atau air. Di udara terbuka maupun tertutup
dapat terjadi korosi karena udara mengandung
uap air dan akan lebih cepat jika di dalam air
terdapat zat terlarut yaitu zat elektrolit (misal
air garam). Jadi proses korosi yang paling lambat
terjadi pada gambar (4) karena logam berada
dalam minyak dan tidak kontak langsung
dengan udara atau air.
5. a. dilapisi dengan perak
Pembahasan:
Salah satu cara mencegah korosi yaitu dengan
cara melapisi logam dengan dengan logam yang
tahan korosi (kurang reaktif) berdasarkan prinsip
perbedaan harga potensial reduksi (electroplating).
Deret Volta disusun berdasarkan harga
potensial reduksi yang makin besar.
Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Ni-Sn-Pb-HCu-Hg-Ag-Pt-Au
Makin ke kanan harga potensial reduksi makin
besar, sehingga makin mudah direduksi atau
sifat oksidator makin kuat, dan sebaliknya.
3+
+
2+
2+
2+
3+
2+
Jadi, zat yang mengalami reaksi autoredoks
adalah Cl2, dari 0 menjadi –1 dan +1.
Latihan Soal 8
1. b. Cu(s) | Cu2+(aq) || Ag+(aq) | Ag(s)
Pembahasan:
Penulisan notasi/diagram sel yang tepat:
o
o
kecil) || Reduksi ( E sel
besar)
Oksidasi ( E sel
Perhatikan arah panah (pada gambar soal) yang
merupakan arah gerak elektron. Cu akan
melepaskan elektron. Cu (mengalami oksidasi)
dan menjadi Cu2+ dan Ag akan menangkap
elektron (mengalami reduksi) dan ion Ag+ dalam
larutan akan mengendap menjadi Ag.
Jadi, diagram sel yang paling tepat adalah:
Cu(s) | Cu2+(aq) || Ag+(aq) | Ag(s)
2. c. Cu | Cu2+ || Ag+ | Ag
Pembahasan:
o
Harga potensial sel ( E sel
) dapat dihitung dengan
rumus:
o
= Eºred – Eºoks
E sel
a. Ag | Ag+ || Cu2+ | Cu
o
= EºCu /Cu – EºAg/Ag
E sel
= +0,34 V – (+0,80 V)
= –0,46 V
(tidak spontan)
2+
+
2+
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
2+
2+
13
Pilihan yang paling tepat untuk melindungi hiasan
rumah yang terbuat dari besi dari peristiwaperistiwa korosi adalah dilapisi dengan perak
karena perak (Ag) merupakan logam yang tahan
korosi (kurang reaktif).
6. b. 4 OH–(aq)  2 H2O(l) + O2(g) + 4 e–
Pembahasan:
Larutan ZnCl2 dengan elektroda karbon.
a. Reaksi di anoda:
Jika anoda dari Pt, Au, atau C, anoda bersifat
inert, reaksinya:
• Ion OH– teroksidasi
4 OH–(aq)  2 H2O(I) + O2 (g) + 4 e–
• Sisa asam oksi SO 24  , NO3 , CO32  tidak
teroksidasi, maka air yang teroksidasi.
2 H2O(I)  4 H+(aq) + O2(g) + 4 e–
b. Reaksi di katoda:
Ion logam dengan Eº > –0,83 volt direduksi
menjadi logamnya.
Lx+ (aq) + x e–  L(s)
Karena harga EºZn /Zn = –0,76 V, maka:
Zn2+(aq) + 2 e–  Zn(s)
Jadi, reaksi yang terjadi di anoda adalah
4 OH–(aq)  2 H2O(l) + O2(g) + 4 e–
7. b. 15,88 gram
Pembahasan:
Ar Zn = 65
wZn = 16,25 gram
Ar Cu = 63,5
wCu = ... gram
Mengalirkan arus listrik yang dihubungkan secara
seri berarti menggunakan Hukum Faraday II.
w1
w2
=
e1
e2
w Zn
w Cu
Ar
e = e  e = n
Zn
Cu
w Cu
16,25
= 63,5
65
2
2
16,25
 31,75 = 15,875  15,88
wCu =
32,5
Jadi, banyaknya tembaga yang mengendap
adalah 15,88 gram.
2+
Kimia Organik
A. Kimia Karbon dan Turunannya
Latihan Soal 1
1. e. (3) dan (5)
Pembahasan:
Perbandingan sifat senyawa organik dan
senyawa anorganik.
Senyawa organik:
• membentuk ikatan kovalen
• dapat membentuk rantai karbon
• nonelektrolit
• reaksi berlangsung lambat
14
• titik didih dan titik lebur rendah
• larut dalam pelarut organik
Senyawa anorganik:
• membentuk ikatan ion
• tidak dapat membentuk rantai karbon
• elektrolit
• reaksi berlangsung cepat
• titik didih dan titik lebur tinggi
• larut dalam pelarut pengion
Salah satu cara untuk mengetahui bahwa suatu
bahan mengandung senyawa karbon, yaitu
dengan membakar senyawa tersebut. Hasil
pembakaran sempurna dari senyawa karbon
akan mengubah karbon menjadi gas CO2,
sedangkan hidrogen berubah menjadi uap air
(H2O). Adanya gas CO 2 hasil pembakaran
senyawa karbon dapat dikenali karena dapat
mengeruhkan air kapur, sedangkan keberadaan
uap air dapat dikenali dengan kertas kobal. Air
akan mengubah kertas kobalt yang berwarna
biru menjadi merah muda.
CH3
I
2. c. CH3–CH–CH3
I
CH3
Pembahasan:
Titik didih senyawa hidrokarbon dipengaruhi
massa molekul relatifnya dan struktur molekulnya. Semakin banyak jumlah atom karbon maka
jumlah massa molekul relatif juga semakin besar
dan titik didih dari senyawa karbon tersebut
semakin tinggi. Senyawa alkana yang memiliki
rantai cabang memiliki titik didih yang lebih kecil
dibandingkan dengan senyawa yang memiliki
rantai karbon lurus. Senyawa alkana ini memiliki
rumus molekul sama, namun struktur molekulnya
bisa berbeda, ada yang rantai karbon lurus ada
juga rantai karbon bercabang. Semakin banyak
rantai cabang pada senyawa hidrokarbon, titik
didihnya akan lebih kecil.
3. b. 3–metil–2–pentena
Pembahasan:
Rumus struktur senyawa hidrokarbon:
CH3–CH–CH=CH–CH3
CH3
Nama senyawa : 4–metil–2–pentena
Rumus molekul : C6H12
Isomer struktural adalah senyawa dari rumus
kimia yang sama yang memiliki struktur dan
sifat yang berbeda didasarkan pada bagaimana
konstituen atom mereka diurutkan.
Isomer struktur dari senyawa hidrokarbon C6H12:
• 1–heksena
• 2–heksena
• 3–heksena
• 2–metil–1–pentena
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
• 3–metil–1–pentena
• 4–metil–1–pentena
• 2–metil–2–pentena
• 3–metil–2–pentena
• 4–metil–2–pentena
• 2,3–dimetil–1–butena
• 3,3–dimetil–1–butena
• 2,3–dimetil–2–butena
• 2–etil–1–butena
Jadi, 4–metil–2–pentena (nama senyawa pada
gambar) berisomer struktur dengan 3–metil–2–
pentena.
4. b. adisi dan eliminasi
Pembahasan:
Persamaan reaksi senyawa karbon:
(1) CH2=CH2 + Br2  CH2Br–HCl
(2) CH3–CH2–CH3  CH3–CH=CH2 + H2
Reaksi I merupakan reaksi adisi karena terjadi
perubahan ikatan rangkap menjadi ikatan
tunggal. Atom C yang semula berikatan rangkap
membuka salah satu ikatannya untuk mengikat
Br. Reaksi II merupakan reaksi eliminasi karena
terbentuk ikatan rangkap dari ikatan tunggal
dengan melepas atom H. Reaksi substitusi
adalah reaksi penggantian satu gugus atom oleh
gugus atom yang lain. Contoh reaksinya:
CH3–CH2–CH3 + Cl2  CH3–CH2–CH2Cl + HCl
5. a. CO
Pembahasan:
Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna
pada kendaraan bermotor dan industri (asap
pabrik) dapat menghasilkan partikulat karbon
dan gas karbon monoksida.
C8H18 + 8 O2  C + 7 CO + 9 H2O + energi
Adanya gas CO sangat mengganggu kerja
hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah. Hb
bertugas membawa oksigen yang diserap paruparu dari udara.
Latihan Soal 2
1. a. 3–pentanon dan butanal
Pembahasan:
O
1
2
(1) CH3–CH2–C–CH2–CH3
3
4
3
2
4
5
1
(2) CH3–CH2–CH2–C
O
H
Senyawa (1) terdapat gugus keton maka
nama yang tepat adalah 3–pentanon
• Senyawa (2) gugus aldehid maka nama
yang tepat adalah butanal.
2. c. 2–metil–2–butanol
Pembahasan:
Alkohol mempunyai tiga macam keisomeran
yaitu keisomeran posisi, keisomeran optik, dan
keisomeran fungsi.
•
CH3
H2
H2
2–metil–1–butanol
H3C 3 C 2 C 1 C OH
H
Salah satu isomer senyawa di atas adalah sebagai
berikut (terjadi keisomeran posisi).
4
H2
H 3C 3 C
CH3
4
2
C
1
CH3
2–metil–2–butanol
OH
Alkohol berisomer fungsi dengan eter dengan
rumus molekul CnH2n+2O.
3. d. substitusi dan eliminasi
Pembahasan:
Persamaan reaksi:
 2 C2H5ONa + H2
(1) 2 C2H5OH + 2 Na 
H2 SO4

 CH2=CH2 + H2O
(2) CH3–CH2–OH 
180º
•
Reaksi 1 adalah reaksi pertukaran (substitusi)
spesi H pada C2H5OH ditukar Na menjadi
C2H5ONa.
• Reaksi 2 adalah reaksi eliminasi, yang
dielirninasi adalah H pada gugus CH3 dan
OH pada CH2–OH kemudian membentuk
ikatan rangkap.
4. d. CH3–CH2–C=O
H
Pembahasan:
Hasil oksidasi zat yang bisa memerahkan lakmus
biru berarti bersifat asam, Asam ini bisanya
berupa asam alkanoat yang diperoleh dengan
mengoksidasi aldehid/alkanal. Di antara
aIternatif jawaban yang termasuk aldehid adalah
d yang memiliki gugus –CHO.
5. c. (2) dan (3)
Pembahasan:
Beberapa senyawa karbon dan kegunaannya:
• Glikol adalah nama trivial untuk 1,2–diol.
Etilen glikol merupakan hasil industri yang
digunakan sebagai zat antibeku, dan dibuat
secara komersial dari etena.
• Metanal atau formaldehid diperoleh melalui
oksidasi metanol. Gas yang terbentuk jika
dilarutkan ke dalam air sampai 37% dinamakan formalin, dijual sebagai pengawet
spesies biologi. Kegunaan utama formaldehid untuk industri plastik dan resin.
• Aseton digunakan untuk pelarut untuk vernish,
pembersih cat kayu, dan pembersih cat kuku.
Dalam industri, aseton digunakan sebagai
bahan baku untuk membuat kloroform.
• Asam etanoat (asam asetat) digunakan
untuk produksi polimer seperti polietilena
tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat,
maupun berbagai macam serat dan kain.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
15
Dalam industri makanan, asam asetat
digunakan sebagai pengatur keasaman. Di
rumah tangga, asam asetat encer juga sering
digunakan sebagai pelunak air.
• Metil asetat digunakan untuk bahan bakar,
bahan dasar formalin, dan zat antibeku.
Berdasarkan uraian di atas, data yang berhubungan
dengan tepat terdapat pada nomor (2) dan (3).
Latihan Soal 3
1. a. meta–kloro fenol
Pembahasan:
OH Posisi 1,3 yaitu meta. Kloro
1
menjadi cabang karena prioritas
lebih rendah, sehingga namanya
2
3
menjadi meta–kloro fenol.
Cl
2. c. (2) dan (5)
Pembahasan:
Senyawa benzena dan kegunaannya:
(1) Nitro benzena; digunakan pada pembuatan
anilin dan parfum pada sabun.
(2) Toluena; digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan asam benzoat dalam industri,
bahan peledak TNT, dan sebagai pelarut
senyawa karbon.
(3) Anilin; digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan zat warna diazo, obat-obatan,
bahan bakar roket, dan bahan peledak.
(4) Asam benzena sulfonat; digunakan untuk
pembuatan detergen sintetik.
(5) Fenol; digunakan sebagai desinfektan dalam
karbol.
3. a. benzena sulfonat, sulfonasi
Pembahasan:
SO3H
+ H2SO4
SO3
+ H 2O
X merupakan senyawa asam benzena sulfonat
yang reaksinya disebut dengan reaksi sulfonasi
yaitu reaksi substitusi benzena dengan SO3 jika
ada asam sulfat.
B. Makromolekul
Latihan Soal 4
1. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Data polimer yang berisi reaksi pembentukan,
jenis polimer, dan contoh polimer.
• PVC merupakan polimer sintesis yang
dibentuk melalui reaksi adisi.
• Teflon merupakan polimer sintesis yang
dibentuk melalui reaksi adisi.
• Polistirena merupakan polimer sintesis yang
dibentuk melalui reaksi adisi.
• Karet alam merupakan polimer alam yang
dibentuk melalui reaksi adisi.
16
O
O H
H
II
II
–C–(CH2)4–C–N–(CH2)6–N– n
Pembahasan:
Monomer asam adipat dan heksametilendiamina
jika bereaksi akan menghasilkan polimer nilon
yang sifatnya kuat dan elastis. Kegunaan nilon
yaitu sebagai parasut, jala, jas hujan, tenda,
dan lain-lain.
Rumus struktur nilon:
O
OH
H
II
II
–C–(CH2)4–C–N–(CH2)6–N– n
3. a. Dakron, serat tekstil
Pembahasan:
Dakron (polietilen tereftalat) merupakan
kopolimer dari glikol dengan asam tereftalat
melalui polimerisasi kondensasi. Kegunaan
dakron sebagai bahan sintetis yang sedang
populer dalam kebutuhan tekstil sebagai bahan
untuk pengisian boneka, guling dan juga bantal.
2. a.
Latihan Soal 5
1. d. Sukrosa, Tidak menghasilkan Cu2O dengan
pereaksi Fehling
Pembahasan:
Reaksi identifikasi karbohidrat:
• Uji Moslich, identifikasi umum untuk karbohidrat. Uji positif menunjukkan/menghasilkan
cincin berwarna ungu.
• Larutan iodin, identifikasi adanya amilum,
selulosa, dan glikogen menghasilkan warna
coklat merah.
• Pereaksi Fehling, Benedict, Tollens,
identifikasi monosakarida kecuali sukrosa.
Dengan pereaksi Fehling menghasilkan
endapan merah bata (Cu2O), sedangkan
dengan Tollens menghasilkan cermin perak.
2. a. Protein, Sistein
Pembahasan:
Pereaksi biuret akan membentuk warna ungu
jika dimasukkan ke dalam zat yang mengandung
protein. Sedangkan, pereaksi timbal akan
membentuk warna hitam jika dimasukkan ke
dalam asam amino yang mengandung unsur
belerang (S). Asam amino yang mengandung
belerang yaitu sistein.
3. c. (2) dan (5)
Pembahasan:
Fungsi protein (sebagai bahan makanan) dalam
tubuh antara lain:
• enzim yang tersusun dari protein berfungsi
sebagai biokatalis;
• cadangan energi tubuh;
• sebagai zat pembangun tubuh;
• sebagai zat pengatur;
• sebagai sumber dari zat-zat yang penting
untuk pertumbuhan;
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
• pemeliharaan jaringan tubuh; dan
• komponen penting dalam kontrol genetika.
Berdasarkan data yang ada, fungsi protein
ditunjukkan pada nomor (2), (3), dan (5). Jadi,
pilihan jawaban yang tepat adalah c. (2) dan (5).
4. c. (2) dan (3)
Pembahasan:
Beberapa kegunaan bahan makanan:
(1) biokatalis atau enzim merupakan fungsi dari
protein;
(2) mengatur metabolisme lemak merupakan
fungsi dari karbohidrat;
(3) membentuk struktur sel jaringan merupakan
fungsi dari karbohidrat;
(4) memperbaiki sel yang rusak merupakan
fungsi dari protein; dan
(5) cadangan energi merupakan fungsi dari
protein dan lemak.
Fungsi lain dari karbohidrat:
• sumber energi utama bagi tubuh;
• menjaga keseimbangan asam basa tubuh;
• membantu penyerapan kalsium; dan
• melancarkan pencernaan.
5. d. (2) dan (4)
Pembahasan:
Margarin adalah bahan semi padat yang
mempunyai sifat dapat dioleskan yang
mengandung lemak minimal 80% dan maksimal
90%. Bahan untuk membuat margarin secara
umum adalah minyak dan lemak, baik yang
berasal dari nabati (tumbuh-tumbuhan), hewani
maupun ikan. Margarin terdiri dari asam lemak
dan gliserol.)
Kimia Anorganik
A. Unsur-unsur di Alam Termasuk
Unsur Radioaktif dan Sifat-sifatnya
Latihan Soal 1
1. a. (1) dan (3)
Pembahasan:
Mineral yang mengandung besi, diantaranya
hematit (Fe2O 3), magnetit (Fe3O 4), siderit
(FeCO3), dan pirit (FeS2).
Mineral pirolusit (MnO2) mengandung mangan
dan kalkopirit (CuFeS2) mengandung tembaga,
belerang dan besi.
2. b. (1) dan (3)
Pembahasan:
Mineralnya
Unsur
Na
NaCl (halit)

Na3AlF6 (kriolit)
Si
SiO2 (silika/kuarsa)

Al2O3·2SiO2·2H2O (kaolinit)
Mn
MnO2 (pirolusit)

Mn2O3·H2O (manganit)
Fe
Fe2O3 (hematit)
Fe3O4 (magnetit)
FeS2 (pirit)
FeCO3 (siderit)
Fe2O3·H2O (limonit)
Jadi, pasangan data yang keduanya berhubungan
dengan tepat adalah (1) dan (3).
3. b. periode 3
Pembahasan:
Beberapa sifat unsur dalam suatu deret tertentu
sebagai berikut.
• Makin besar nomor atomnya makin kuat sifat
asamnya. Semakin ke kanan nomor atom
akan semakin bertambah. Dari kiri ke kanan
umumnya energi ionisasi cenderung meningkat.
Unsur berenergi ionisasi tinggi akan cenderung
berkurang sifat basanya. Pada dasarnya sifat
basa berkurang dari kiri ke kanan.
• Terdiri dari unsur logam, nonlogam dan metaloid.
Unsur-unsur yang ada di dalam periode ketiga
terdiri dari unsur logam (Na, Mg, Al), metaloid
(Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar)
• Makin besar nomor atom makin banyak
elektron valensinya. Semakin ke kanan nomor
atom akan semakin bertambah, sehingga
semakin banyak elektron valensinya. Hal ini
dapat diketahui dari konfigurasi elektron atau
golongan dari unsur periode ketiga.
• Makin besar nomor atom makin kuat sifat
oksidatornya. Harga E°red dari kiri (Na) ke
kanan (Cl) terus meningkat. Berarti dari kiri
ke kanan, kemungkinan direduksi akan
bertambah yang artinya unsur yang berada
di kiri lebih sulit direduksi (oksidator lemah)
dan yang kanan lebih mudah direduksi
(oksidator kuat). Dapat dilihat bahwa natrium
merupakan reduktor terkuat, sedangkan
klorin merupakan oksidator terkuat.
Jadi, sifat-sifat tersebut di atas dimiliki oleh unsur
periode 3.
4. a. CuSO4
Pembahasan:
Sifat-sifat senyawa sebagai berikut.
• Mudah larut dalam air
• Berwarna
• Membentuk senyawa kompleks
• Unsur penyusunnya memiliki bilangan
oksidasinya lebih dari satu
Berdasarkan sifat-sifat senyawa di atas, dapat
disimpulkan bahwa unsur pembentuknya
terdapat dalam golongan logam transisi. Jadi,
melihat dari pilihan jawaban yang disediakan,
jawaban yang tepat adalah senyawa CuSO4
karena Cu terletak pada periode 4 dan golongan
IB (logam transisi).

Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
17
5. a. 126 C
Pembahasan:
Persyaratan persamaan reaksi setara yaitu total
nomor atom (Z) di ruas kiri sama dengan total
nomor atom di ruas kanan dan total nomor massa
atom (A) di ruas kiri sama dengan total nomor
massa di ruas kanan, begitupun muatannya
harus sama antara ruas kiri dan kanan jika ada.
Persamaan reaksi inti:
253
98
261
Cf + X  104
Rf + 4 n
Perlu diketahui bahwa netron (n) tidak
bermuatan dan memiliki massa satu sehingga
dapat dituliskan 01n .
253
261
1
98 Cf + X  104 Rf + 4 0 n
X = (104 + 4 × 0) – 98
Z
= 104 – 98
= 6  6X
A
X = (261 + 4 × 1) – 253
= 261 + 4 – 253
= 12  12X
Sehingga nuklida X pada persamaan reaksi inti
tersebut adalah yang mempunyai nomor atom
(Z) = 6 dan massa atom (A) = 12. Jadi, nuklida
X adalah 126 C .
B. Unsur-unsur Penting dan Kegunaannya
Latihan Soal 2
1. c. Down
Pembahasan:
Kebanyakan logam alkali tanah dapat dibuat
dengan cara elektrolisis lelehan garam kloridanya.
• Proses Goldschmidt  perolehan unsur Cr
(kromium);
• Proses Deacon dan elektrolisis 
perolehan gas klorin (Cl2);
• Proses Down  perolehan logam Na (dengan
elektrolisis lelehan NaCl) serta logam Mg;
• Proses ekstraksi (Proses Frasch) 
perolehan S (belerang) dan Br (brom dari air
laut); dan
• Proses Hall-Heroult  perolehan logam Al
(dari bauksit Al2O3 terhidrat).
2. b. (2)
Pembahasan:
Beberapa proses pengolahan unsur:
• Proses Down  perolehan logam Na (dengan
elektrolisis lelehan NaCl) serta logam Mg;
• Proses tanur tiup (blast furnace) 
perolehan logam Fe;
• Proses ekstraksi (Proses Frasch)  perolehan
S (belerang) dan Br (brom dari air laut);
• Proses Wohler  perolehan P (fosfor putih);
• Proses Hall-Heroult  perolehan logam Al
(dari bauksit Al2O3 terhidrat).
18
3. b. (1) dan (3)
Pembahasan:
Data pembuatan unsur dan kegunaannya:
• Pembuatan magnesium (Mg) dilakukan
melalui elektrolisis lelehan garam kloridanya
(sel Down). Kegunaan utama magnesium
adalah untuk membuat logam-campur.
Magnesium digunakan untuk memberi warna
putih terang pada kembang api dan pada
lampu Blitz, senyawa Mg(OH)2 digunakan
dalam pasta gigi untuk mengurangi asam
yang terdapat di mulut dan mencegah
terjadinya kerusakan gigi, sekaligus sebagai
pencegah maag (antasida).
• Pembuatan belerang (S) dilakukan melalui
Proses Frasch. Unsur belerang terutama
dapat digunakan dalam proses pembuatan
asam sulfat. Selain itu, belerang juga
digunakan dalam pembuatan bubuk mesiu,
insektisida, dan proses vulkanisasi ban
kendaraan bermotor, pembuatan pulp kertas,
serta pembuatan obat penyakit kulit/jerawat.
• Pembuatan klor (Cl) dilakukan melalui Proses
Deacon dan elektrolisis. Senyawa klor digunakan untuk pelarut (CCl4), desinfektan
{Ca(OCl)2 atau kaporit}, pemutih (NaClO),
bumbu masak dan bahan pembuatan berbagai
senyawa (NaCl), serta untuk menetralkan
sifat basa dan untuk membersihkan permukaan logam dari karat (NaCl).
• Pembuatan fosfor (P) dilakukan melalui proses
Wohler. Unsur atau senyawa fosfor digunakan
untuk membuat pupuk super fosfat dan
membuat korek api.
• Pembuatan Aluminium (Al) dilakukan melalui
proses Hall-Heroult. Kegunaan aluminium
sebagai peralatan masak karena tahan
panas dan tahan karat, pembuatan kabel
bertegangan tinggi, pembuatan bingkai
jendela dan badan pesawat terbang.
Jadi, pasangan data yang benar adalah (1) dan (3).
4. b. (2) dan (3)
Pembahasan:
• NaIO3 atau NaI dengan campuran garam
dapur untuk mencegah penyakit gondok dan
penurunan intelegensia.
• Karbit atau kalsium karbida adalah senyawa
kimia dengan rumus kimia CaC2. Karbit
digunakan dalam proses las karbit dan juga
dapat mempercepat pematangan buah.
5. c. (3)
Pembahasan:
Beberapa kegunaan isotop sebagai berikut.
• O-18 digunakan untuk mempelajari mekanisme
reaksi esterifikasi.
• Na-24 digunakan untuk mendeteksi gangguan
peredaran darah.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
•
P-32 digunakan untuk penyakit mata, tumor
dan hati.
Fe-59 digunakan untuk mempelajari
pembentukan sel darah merah.
Co-60 digunakan untuk membunuh sel-sel
kanker.
•
•
LATIHAN UJIAN NASIONAL
1. e. X, [He] 2s2 2p5, 9
Pembahasan:
Diketahui tabel periodik unsur sebagai berikut.
P
R
T
U
X
Untuk soal ini, disarankan jangan mengingat
nomor atom setiap unsur. Untuk memudahkannya, dimulai dari huruf P pada soal sebagai
nomor 1, lalu ke kanan nomor 2, dan nomor 3
berada di bawah huruf P, dan seterusnya.
Periksa satu per satu pilihan jawabannya dan
tabel berikut ini adalah jawaban yang benar.
Konfigu rasi
Elektron
Unsur
1
Nomor
Atom
Energi ionisasi
a. P
1s 2 [He] 2s
R
b. [He] 2s2 2p1 c. T
2
3
[He] 2s 2p U
d. 2
5
[He] 2s 2p e. X Jadi, jawaban yang benar adalah e.
2. d.
1 4 5 7 9 Q
R
T
Nomor atom
Pembahasan:
Unsur yang tertera pada soal adalah 3Q, 11R,
T yaitu unsur yang berada pada golongan IA
19
karena elektron valensinya satu (1) semua:
• 3Q = 2 · 1
• 11R = 2 · 8 · 1
• 19T = 2 · 8 · 8 · 1
Energi ionisasi meningkat dari kiri ke kanan
(untuk seperiode), tetapi berkurang dari atas ke
bawah (untuk segolongan). Karena unsur-unsur
yang diketahui adalah segolongan, berarti
grafiknya semakin menurun dari Q hingga T.
3. e. (5)
Pembahasan:
Kaidah oktet adalah kaidah dimana senyawa
kimia yang berikatan mampu mempunyai elektron
berjumlah 8, baik atom pusat atau atom ujung.
Sedangkan kaidah duplet adalah kaidah di mana
senyawa kimia yang berikatan mampu
mempunyai elektron berjumlah 2, baik atom
pusat atau atom ujung. Pada gambar nomor 5
terlihat atom Cl (atom ujung) sudah mempunyai
8 elektron, tetapi atom B (atom pusat) hanya
mempunyai 6 elektron, berarti tidak oktet.
4. a. AQ
Pembahasan:
Senyawa yang bersifat paling polar adalah
senyawa yang mempunyai harga perbedaan
keelektronegatifan paling tinggi antara unsur
yang satu dengan yang lain.
Perbedaan keelektronegatifannya:
• AQ = 4,0 – 2,1 = 1,9
• AR = 3,5 – 2,1 = 1,4
• QT = 4,0 – 3,0 = 1,0
• RT = 3,5 – 3,0 = 0,5
• TX = 3,0 – 2,8 = 0,2
Senyawa AQ mempunyai perbedaan keelektronegatifan paling tinggi sehingga bersifat paling
polar.
5. c. kovalen polar dan ion
Pembahasan:
Sifat senyawa ion dan senyawa kovalen.
• Titik Didih, Titik Leleh dan Wujud
Senyawa ion pada suhu kamar sebagian
besar berbentuk padat, keras tetapi mudah
patah dengan titik didih dan titik leleh relatif
tinggi sekitar 800 ºC. Sedangkan senyawa
kovalen pada suhu kamar dapat berupa padat,
cair dan gas dengan titik didih dan titik leleh
rendah sekitar 200 ºC. Namun khusus untuk
intan walaupun mememiliki ikatan kavalen
namun ikatan yang dimiliki sangat kuat
sehingga titik didihnya sangat tinggi bahkan
lebih tinggi senyawa ionik.
• Kelarutan
Senyawa ionik dan senyawa kovalen polar
cenderung larut dalam pelarut polar sedangkan senyawa kovalen nonpolar cenderung larut
dalam pelarut nonpolar. Misalnya senyawa
ion cenderung larut dalam air dibanding dalam
pelarut-pelarut organik seperti kloroform,
dietil eter dan benzena.
• Daya Hantar Listrik
Senyawa-senyawa ionik dalam bentuk padat
merupakan konduktor listrik dan panas yang
jelek tetapi lelehan dan larutannya dalam
pelarut polar merupakan konduktor listrik dan
panas yang baik. Sedangkan pada senyawa
kovalen baik dalam bentuk padat maupun
lelehannya merupakan konduktor listrik dan
panas yang jelek. Tetapi senyawa kovalen
polar mampu menjadi konduktor listrik baik
apabila dilarutkan dalam pelarut-pelarut
tertentu (misal, HCl dalam pelarut air).
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
19
6. c. piramida segitiga
Pembahasan:
Untuk memperoleh bentuk molekul, periksa
rumus molekul kimianya. Pertama, periksa
berapa muatan atom X dan Y.
• 15X = 2 · 8 · 5  elektron valensinya 5
• 9Y = 2 · 7
 elektron valensinya 7
Senyawa yang terbentuk adalah XY3.
Gambarkan struktur Lewisnya dengan gambar
tanda silang untuk elektron valensi unsur Y dan
tanda titik untuk elektron valensi unsur X.
××
×
× ×
××
××
×
×
Y
×
×
×
××
×
Y X ×Y
×
××
Rumus tipe molekul adalah AXmEn (m = PEI ;
n = PEB). Terlihat bahwa PEI sebanyak 3,
sedangkan PEB sebanyak 1. Jadi, rumusnya
adalah AX3E atau piramida segitiga.
7. c. (3) dan (4)
Pembahasan:
Tabel pasangan rumus senyawa dan nama
senyawa yang benar sebagai berikut.
No.
Rumus
Senyawa
(1) (2) (3)
(4)
(5) Na2CO3 Mg3(PO4)2 Al2(SO4)3 Ba(NO3)2 (CH3COO)2Ca Nama Senyawa
natrium karbonat magnesium fosfat aluminium sulfat barium nitrat kalsium asetat Jadi, pasangan rumus senyawa dan nama
senyawa yang benar adalah (3) dan (4).
8. a. Fe merupakan reaktan yang berwujud padat
Pembahasan:
Persamaan reaksi:
4 Fe(s) + 3 O2(g)  2 Fe2O3(s)
Produk adalah hasil dari reaksi kimia (berada
di sebelah kanan), sedangkan reaktan adalah
awal dari hasil reaksi kimia (berada di sebelah
kiri). Padat dilambangkan dengan huruf (s), cair
dilambangkan dengan (l), gas dilambangkan (g),
dan larutan dilambangkan (aq).
Senyawa pereaksi atau reaktan:
• Fe(s)
= besi (padat)
= oksigen (gas)
• O2(g)
Senyawa hasil reaksi atau produk:
• Fe2O3(s) = besi(III) oksida (padat)
9. e. 64 gram
Pembahasan:
Reaksi berlangsung dalam wadah tertutup maka
sesuai dengan hukum kekekalan massa (hukum
Lavoisier) yang bunyinya: “massa total zat sesudah
reaksi kimia sama dengan massa total zat sebelum
reaksi.” Artinya:
2 S(s) + 2 O2(g)  2 SO2(g)
32 gram
32 gram = 64 gram
20
10. d. (5) dan (1)
Pembahasan:
Tabel parameter percobaan daya hantar listrik.
Parameter
Lampu Gelembung Deraj at ionisasi (  ) Elektrolit Ele ktrolit
NonKuat
Lemah
elektrolit
Nyala Nyala redup/ Tidak terang tidak nyala nyala Ada ada Tidak ada  1 0 <  < 1 0 Pasangan senyawa yang merupakan larutan
elektrolit kuat dan nonelektrolit berturut-turut
ditunjukkan oleh larutan nomor (5) dan (1).
11. a. 2 – log 56
Pembahasan:
Pengukuran pH yang tertera pada soal adalah
pengukuran pH asam lemah diprotik, yang dikenal
ciri-cirinya memiliki nilai tetapan asam (Ka)
sebanyak 2 buah. Untuk mengukur pH seperti
ini bisa dilakukan dua cara:
1) Menggunakan langsung Ka1 karena nilai Ka2
sangatlah kecil.
[H+] = Ka1  [H2 C2 O4 ]
=
5,6  10 2  0,1 M = 56  10 4
= 56 × 10–2
pH = – log [H+] = – log 56 × 10–2
= 2 – log 56
= 2 – 0,874 = 1,126
2) Menggunakan kedua K a namun harus
mengetahui nilai logaritmanya dan hasilnya
dibulatkan.
• Nilai [H+] pada Ka1 adalah 56 × 10–2
• Nilai [H+] pada Ka2 adalah
[H+] =
Ka2  [H2 C2 O 4 ]
=
5,4  10 5  0,1 M
=
5,4  10 6
= 5,4 × 10–3
• Jumlahkan kedua nilai konsentrasi [H+]
[H+] = 56 × 10–2 + 5,4 × 10–3
= (0,075) + (0,002)
= 0,0752
= 7,52 × 10–2
pH = 2 – log 7,52 = 2 – 0,876 = 1,124
12. b. 0,28 gram
Pembahasan:
Pada gambar di soal dapat kita analisis manakah
yang titran dan titrat (analit).
• Titran adalah senyawa yang menitrasi dan
berada di biuret (yaitu HCl).
• Titrat adalah senyawa yang dititrasi dan
berada di labu erlenmeyer (yaitu KOH).
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
Persamaan reaksi:
KOH + HCl  KCl + H2O
N = n × M
n KOH dan HCl = 1, sehingga N = M
Dalam titrasi berlaku:
m grek asam = m grek basa
Na · Va = Nb · Vb
1 · 0,2 M · 25 mL = 1 · Mb · 25 mL
0,2 M  25 mL
Mb =
= 0,2 M
25 mL
g  1.000
M =
Mr  V
g  1.000
0,2 M =
56  25 mL
0,2  56  25 mL
= 0,28 g
1.000
13. d. 30, 15, 30
Pembahasan:
Hukum Gay-Lussac (hukum perbandingan
volume), yang berbunyi: “perbandingan volumevolume pada tekanan yang sama berbanding
lurus terhadap koefisien yang bereaksi.”
Persamaan reaksi pada soal disetarakan
sehingga:
2 SO2(g) + O2(g)  2 SO3(g)
Untuk mendapatkan jawabannya koefisien
reaksi masing-masing dikalikan 15.
30 SO2(g) + 15 O2(g)  30 SO3(g)
30 mL
15 mL
30 mL
Jadi, jawaban yang benar dan tepat adalah d.
14. b. (1) dan (3)
Pembahasan:
Pada cairan tubuh, baik cairan intrasel maupun
cairan ektrasel, merupakan larutan penyangga.
Sistem penyangga yang utama dalam cairan
intrasel adalah pasangan asam basa konjugasi
dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO 4 dan
HPO 24  ). Pada cairan ekstrasel terdapat sistem
penyangga pasangan asam basa konjugasi
asam karbonat-bikarbonat (H2CO3 dan HCO 3 ).
15. e. (1), (2), (3)
Pembahasan:
Persamaan reaksi:
CH3COOH + NaOH  CH3COONa + H2O
–
–
x
x
Reaksi di atas menghasilkan garam yang
terhidrolisis sebagian.
Ka CH3COOH = 1 × 10–5
Menghitung pH dari percobaan (1) hingga (3):
a. pH percobaan (1)
• n CH3COOH = n NaOH = 0,05 L × 0,1 M
= 5 × 10–3 mol
g=
•
•
[CH3COONa] = [CH3COO–]
5  103
= 0,05 L  0,05 L
= 5 × 10–2 M
Kw

[OH–] = K  [CH3 COO ]
a
= 1014
× 5  102
105
= 5  1011
= 5 ×10–5,5
pOH = – log [OH–] = – log 5 ×10–5,5
= 5,5 – log 5
pH = 14 – pOH = 14 – (5,5 – log 5 )
= 8,5 + log 5
b. pH percobaan (2)
• n CH3COOH = n NaOH = 0,05 L × 0,2 M
= 10–2 mol
• [CH3COONa] = [CH3COO–]
=
•
102
= 10–1 M
0,05 L  0,05 L
Kw

[OH–] = K  [CH3 COO ]
a
10 14
×101
10 5
= 10 10 =10–5
pOH = – log [OH–] = – log 10–5 = 5
pH = 14 – pOH = 14 – 5 = 9
c. pH percobaan (3)
• n CH3COOH = n NaOH = 0,1 L × 0,4 M
= 4 × 10–2 mol
• [CH3COONa] = [CH3COO–]
4  10 2
= = 2 × 10–1 M
0,1 L  0,1 L
=
•
[OH–] =
Kw
 [CH3 COO ]
Ka
1014
× 2  101 = 2  1010
105
= 2 ×10–5
pOH = – log [OH–] = – log 2 ×10–5
= 5 – log 2
=
pH = 14 – pOH = 14 – (5 – log 2 )
= 9 + log 2
Jadi, urutan kenaikan pH campuran adalah (1),
(2), (3).
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
21
16. b. 0,50 gram
Pembahasan:
n CaCl2 = 0,1 M × 50 mL = 5 · 10–3 mol
n Na2CO3 = 0,1 M × 50 mL = 5 · 10–3 mol
Persamaan reaksi pengendapan CaCO3:
CaCl2 + Na2CO3  CaCO3 + 2 NaCl
m : 5 · 10–3 mol 5 · 10–3 mol
b : 5 · 10–3 mol 5 · 10–3 mol
–
–
5 · 10–3 mol 1 · 10–2 mol
–
–
5 · 10–3 mol 1 · 10–2 mol
Tercatat bahwa mol endapan CaCO3 sebesar
5 · 10–3 mol.
Mr CaCO3 = 100 g/mol
Mencari massa endapannya menggunakan
rumus mol:
g
n = M
r
g = 5 · 10–3 mol × 100 g/mol = 0,5 gram
Jadi, massa endapan CaCO3 yang terjadi adalah
0,5 gram.
17. e. +1; –2; +2
Pembahasan:
Tata nama senyawa serta bilangan oksidasi dari
unsur-unsur:
• Amonia = NH3
Amonia (NH3) adalah senyawa kovalen atau
senyawa nonlogam berikatan dengan nonlogam. Bilangan oksidasi H pada senyawa
kovalen adalah +1, tetapi jika senyawa ion
adalah –1.
• Dinitrogen trioksida = N2O3
Pada dinitrogen trioksida (N2O3), bilangan
oksidasi oksigennya adalah –2.
• Barium nitrida = BaN
Pada barium nitrida (BaN) bilangan oksidasi
barium adalah stabil yaitu +2 karena berada
di golongan IIA. Biloks yang stabil seperti
golongan IA, IIA, IIIA, VIIA.
18. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Gaya London (gaya dispersi atau gaya dipol
sesaat) adalah gaya antarmolekul nonpolar (tidak
ada PEB). Pada gaya london tidak terdapat kutub
positif atau kutub negatif, jadi muatan tersebar
merata (stabil). Jadi, gaya London terdapat pada
nomor (1), (2), dan (5). Nomor (3) dan (4) bersifat
nonpolar juga tetapi dikukuhkan oleh ikatan
hidrogen, bukan gaya London (gaya London
masuk ke gaya Van der Waals).
19. e. 4.000 detik
Pembahasan:
Reaksi ionisasi selnya:
CuSO4  Cu2+ + SO 24 
ei t
w = ;
96.500
A Cu
63,5

 31,75
dimana e = r
eV Cu
2
s :
22
w  96.500
ei
12,7 gram  96.500
= 31,75  9,65 ampere = 4.000 detik
20. c. HNO3(aq) + KOH(aq)  KNO3(aq) + H2O(l)
H = –50,4 kJ·mol–1
Pembahasan:
Persamaan reaksi setaranya:
HNO3(aq) + KOH(aq)  KNO3(aq) + H2O(l)
a. Mencari mol larutan reaktan dan massa air
• n HNO3 = n KOH = 0,1 L × 1 M = 0,1 mol
• V H2O total = V HNO3 + V KOH
= 100 mL + 100 mL = 200 mL
• Massa air
m
 =
V
m = 1 g/mL × 200 mL
= 200 gram air
b. Mencari harga kalor (q) dan H
• q = mair · cair · T
= 200 g · 4,2 J/g·K · 6 °C
= 5040 J = 5,04 kJ
5,04 kJ
q
= = –50,4 kJ/mol
• H = 0,1 mol
n
( H bertanda negatif karena terjadi
kenaikan suhu di soal)
21. c. etoksi etana
Pembahasan:
Isomer fungsi adalah isomer yang memiliki
rumus fungsi sama tetapi gugus fungsinya
berbeda. Di dalam soal, gugus fungsinya adalah
—OH (alkohol), yang berisomer fungsi dengan
gugus fungsi —O— (eter). Nama senyawa
turunan alkana eter selalu ada kata “oksi”-nya.
Rumus struktur senyawa di soal memiliki rumus
C4H 10O, jadi jawaban pada soal ini harus
memiliki rumus yang sama.
• Pilihan jawaban b. metoksi etana
(C3H8O)
CH3—CH2—O—CH3
• Pilihan jawaban c. etoksi etana
CH3—CH2—O—C2H5
(C4H10O)
Jadi, jawaban yang benar adalah c.
22. c. 464 kJ·mol–1
Pembahasan:
Pada soal ini dipakai 2 konsep dasar dalam
termokimia, yaitu hukum Hess dan energi ikatan
rata-rata.
• Berdasarkan Hukum Hess
1) 2 H2O(g)  2 H2(g) + O2(g) H = +484 kJ
2) [H2(g)  2 H(g) H = +436 kJ] ×2
3) O2(g)  2 O(g) H = +500 kJ
t
= 4) 2 H2O(g)  4 H(g) + O(g) H = +1856 kJ
(hasil reaksi)
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
•
Mencari energi ikatan rata-rata O—H
2 H2O(g)  4 H(g) + O(g) H = +1856 kJ
{Eikatan rata-rata kiri} – {Eikatan rata-rata kanan} = H
{2[2(O—H)]} – {0 – 0} = +1856 kJ
4(O—H) = +1856 kJ
O—H = +464 kJ
23. a. konsentrasi HCl, luas permukaan logam Mg,
laju reaksi
Pembahasan:
Berdasarkan gambar berbagai percobaan
tentang laju reaksi pada soal.
• Variabel bebas (variabel manipulasi):
variabel yang sengaja diubah-ubah untuk
memperoleh hubungan satu besaran dengan
yang lain (misal: suhu, konsentrasi).
• Variabel terkontrol: variabel yang dipertahankan atau tidak diubah-ubah (misal: luas
permukaan).
• Variabel terikat (variabel respons): variabel
yang berubah karena adanya perubahan
variabel bebas (misal: laju reaksi).
24. e. v = k[N2O4]
Pembahasan:
Persamaan reaksi:
2 N2O4(g) + O2(g)  2 N2O5(g)
Persamaan laju reaksinya v = k [N2O4]x [O2]y
• Orde reaksi terhadap N2O4, pilih dua data
dimana konsentrasi O2 tetap (data 2 dan 3).
v 2 k [N2 O 4 ]x [O2 ]y

v 3 k [N2 O 4 ]x [O2 ]y
2,4 k (0,1)x (0,2)y

4,8 k (0,2)x (0,2)y
x
•
1  0,1 


2  0,2 
x 1
Jadi orde reaksi terhadap N2O4 adalah 1.
Orde reaksi terhadap O2, pilih dua data dimana
konsentrasi N2O4 tetap (data 1 dan 2).
v1 k [N2 O 4 ]x [O2 ]y

v 2 k [N2 O 4 ]x [O2 ]y
2,4 k (0,1)x (0,1)y

2,4 k (0,1)x (0,2)y
 0,1 
1 

 0,2 
y 0
•
y
Jadi orde reaksi terhadap N2O4 adalah 1.
v = k [N2O4]x [O2]y
v = k [N2O4]
25. a. kanan, warna bertambah merah
Pembahasan:
Kesetimbangan dipengaruhi beberapa hal, salah
satunya penambahan konsentrasi. Pada soal,
ditambahkan ion Fe3+, artinya konsentrasi ion
tersebut ditambah di sebelah reaktan (kiri).
Dalam pengaruh konsentrasi dalam bentuk ion,
ada syaratnya:
a. Jika konsentrasi ditambah, maka kesetimbangan bergeser ke arah yang tidak
ditambah, warna semakin gelap pada bagian
yang tidak ditambah.
b. Jika konsentrasi dikurangi, maka kesetimbangan bergeser ke arah yang dikurangi,
warna semakin gelap pada bagian yang
dikurangi.
c. Jika konsentrasi selain ion-ion pada reaksi
ditambah, maka jika:
• Jika ion berupa kation, maka bereaksi
ke ion anion pada reaksi
• Jika ion berupa anion, maka bereaksi ke
ion kation pada reaksi
Ion Fe3+ ditambah, maka kesetimbangan bergeser ke kanan dan warna merah darah semakin
gelap atau bertambah merah.
26. b. BiCl3(aq) + H2O(l)  BiOCl(s) + 2 HCl(aq)
Pembahasan:
Dalam persamaan kesetimbangan, baik Kc
maupun Kp, selalu produk per reaktan, dengan
syarat dalam wujud gas (g) atau larutan (aq).
Jadi, jawaban yang tepat adalah b.
27. d. Polipropilena, botol plastik
Pembahasan:
Struktur molekul monomer CH2=CH–CH3 (propena)
menghasilkan polimer polipropilena.
Polimer beserta kegunaannya:
• Polibutadiena
Kegunaan: Ban mobil, bantalan kereta api,
blok jembatan, bola golf, dan selang air.
• Polistirena
Kegunaan: Genting, cangkir, mangkuk, mainan
anak-anak, kabin pada radio, tv, dan tape.
• Polietena
Kegunaan: Ember, botol plastik, mainan,
panci, pelapis kawat dan kabel.
• Polipropilena
Kegunaan: Karung, tali, dan botol plastik.
• Nilon
Kegunaan: Jas hujan, parasut, tali, jala, dan
tenda.
28. b. (1) dan (4)
Pembahasan:
Beberapa penerapan sifat koligatif larutan dalam
kehidupan sehari-hari:
(1) penyerapan air oleh akar tanaman (tekanan
osmotik);
(2) penambahan garam dalam pembuatan es
putar (penurunan titik beku);
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
23
(3) penambahan garam untuk mencairkan salju
(penurunan titik beku);
(4) penggunaan garam untuk membunuh lintah
(tekanan osmotik); dan
(5) menambahkan etilen glikol pada radiator
mobil (penurunan titik beku).
Penerapan tekanan osmotik terdapat pada
peristiwa nomor (1) dan (4).
29. a. (1)
Pembahasan:
Dalam pokok bahasan sifat koligatif larutan,
penambahan zat terlarut akan menurunkan
tekanan uap. Artinya semakin banyak zat terlarut
maka tekanan uapnya semakin rendah.
Sebaliknya semakin sedikit jumlah zat terlarut
maka tekanan uapnya akan relatif lebih tinggi. Jadi,
gambar dengan tekanan uap paling besar adalah
gambar yang memiliki zat terlarut paling sedikit.
Gambar (1) memiliki zat terlarut paling sedikit.
30. d. Zn dan Mn2O3
Pembahasan:
Reduktor adalah senyawa yang mengalami
oksidasi, sementara hasil reduksi adalah hasil
dari penurunan biloks yang terletak di produk.
Berikut persamaan reaksi redoks dan nilai-nilai
biloks reaksinya:
Zn(s) + 2 NH4(aq) + 2 MnO2(s) 
32.
33.
0 –3 +1 +4 –2
Mn2O3(s) + Zn2+(aq) + 2 NH3(aq) + H2O(l)
+3 –2 +2 –3 +1 +1 –2
Zn(s)
: reduktor (mengalami oksidasi)
Zn2+(aq) : hasil oksidasi
MnO2(s) : oksidator (mengalami reduksi)
Mn2O3(s) : hasil reduksi
31. e. (5), Pb|Pb2+||Cu2+|Cu, positif
Pembahasan:
Di dalam sel elektrokimia perlu diketahui:
• Elektron mengalir dari anoda ke katoda,
berbanding terbalik dengan aliran listrik
• Persamaan sel Volta: Oksidasi || Reduksi
o
o
atau Ano || Kato atau E sel
kecil || E sel
besar
• Ingat kembali deret Volta
Kelima sel Volta pada gambar soal:
(1) Ada batang Cu dan Pb. Dalam deret Volta, Pb
terletak di sebelah kiri (H), sedangkan Cu di
sebelah kanan (H). Lalu, elektron mengalir
dari anoda ke katoda. Jadi, Pb mengalami
oksidasi, sementara Cu mengalami reduksi.
o
Persamaan selnya: Pb|Pb2+||Cu2+|Cu ( E sel
positif). Di nomor 1 ini, aliran elektron dan
notasi sel salah.
(2) Ada batang Ni dan Zn. Dalam deret volta, Ni
dan Zn terletak di sebelah kanan (H), tetapi
Zn mendahului Ni. Jadi, Zn adalah oksidasi,
sementara Ni adalah reduksi. Notasi selnya:
o
Zn|Zn2+||Ni2+|Ni ( E sel
positif). Sama seperti
nomor (1), aliran elektron dan notasi selnya
salah.
24
34.
35.
(3) Ada batang Zn dan Cu. Dalam deret volta, Zn
di sebelah kiri (H), sementara Cu di sebelah
kanan (H), jadi Zn oksidasi dan Cu reduksi.
Notasi selnya: Zn|Zn2+||Cu 2+|Cu. Aliran
o
elektron, notasi sel, dan nilai E sel
-nya salah.
(4) Ada batang Ni dan Cu. Ni terletak di sebelah
kiri (H) sementara Cu di sebelah kanan (H).
Ni sebagai oksidasi dan Cu sebagai reduksi.
o
positif).
Notasi selnya: Ni|Ni2+||Cu2+|Cu ( E sel
o
Aliran elektron dan E sel -nya salah.
(5) Ada batang Pb dan Cu. Pb bertindak sebagai
oksidasi, sedangkan Cu sebagai reduksi.
o
Notasi selnya: Pb|Pb2+||Cu2+|Cu ( E sel
positif).
o
-nya
Notasi sel, aliran elektron, maupun E sel
sudah benar.
d. (4)
Pembahasan:
Seperti yang diketahui, paku adalah sebuah
besi (Fe). Untuk mencegah dari korosi, harga
o
-nya harus lebih kecil (paling negatif atau
E sel
paling kecil) dari Fe, artinya terletak di sebelah
kiri Fe dalam deret Volta.
Li—K—Ba—Sr—Ca—Na—La—Ce—Mg—Lu—
Al—Mn—H2O—Zn—Cr—Fe—Cd—Co—Ni—
Sn—Pb—(H) —Sb—Bi—Cu—Hg—Ag—Pt—Au.
d. Pb|Pb2+||Cu2+|Cu
Pembahasan:
Untuk cara cepat mencari diagram sel yang
spontan adalah:
o
o
Oksidasi ( E sel
kecil) || Reduksi ( E sel
besar)
a. +0,34 || –0,74 = besar || kecil (tidak spontan)
b. +0,80 || –0,44 = besar || kecil (tidak spontan)
c. +0,80 || –0,76 = besar || kecil (tidak spontan)
d. –0,13 || +0,34 = kecil || besar (spontan)
e. –0,13 || –0,76 = besar || kecil (tidak spontan)
e. etil etanoat
Pembahasan:
Percobaan dalam soal adalah reaksi esterifikasi
atau reaksi penyabunan karena melibatkan alkohol
dan asam karboksilat. Senyawa yang direaksikan
hanyalah senyawa turunan alkana, H2SO4 tidak
ikut karena sebagai zat yang menyerap air dari
reaksi esterifikasi untuk mengambil —OH dari
gugus karboksil (—COOH) dan —H dari gugus
hidroksil dari alkohol (—OH) dan terbentuklah
air dengan media penyerapnya asam sulfat pekat.
Reaksi esterifikasinya adalah sebagai berikut.
C2H5OH + CH3COOH  CH3COOC2H5 + H2O
(etanol) (asam asetat) (etil etanoat) (air)
Hasil dari reaksi esterifikasi adalah etil etanoat,
berupa gugus fungsi ester.
b. (2)
Pembahasan:
Reaksi eliminasi adalah reaksi penambahan
jumlah ikatannya, dari ikatan tunggal ke ikatan
rangkap, atau ikatan rangkap ke ikatan rangkap
tiga.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
Jenis reaksi yang terdapat pada soal:
(1) Reaksi substitusi
(2) Reaksi eliminasi
(3) Reaksi adisi
(4) Reaksi halogenasi alkana
(5) Reaksi esterifikasi
36. c. (1) dan (4)
Pembahasan:
Pada soal ini menanyakan tata nama benzena
yang terdiri dari 2 buah subtituen:
• Orto (ditulis: o) = anak cabang terletak pada
posisi (1,2). 1 sebagai nomor induk, 2
sebagai nomor anak cabang.
• Meta (ditulis: m) = anak cabang terletak pada
posisi (1,3). 1 sebagai nomor induk, 3
sebagai nomor anak cabang.
• Para (ditulis: p) = anak cabang terletak pada
posisi (1,4). 1 sebagai nomor induk, 4
sebagai nomor anak cabang.
Senyawa o-hidroksibenzoat, berarti induk
cabangnya adalah benzoat (gugus fungsinya:
—COOH) sementara anak cabangnya adalah
hidroksi (gugus fungsinya: —OH).
O
OH
C
2
OH
1
3
4
2
3
Senyawa m-nitrotoluena, berarti induk cabangnya
toluena (gugus fungsinya: —CH3) sementara
anak cabangnya adalah nitro (gugus fungsinya:
—NO2).
NO2
3
4
2
3
1
2
CH3
37. e. maltosa
Pembahasan:
Kimia
1) Dengan Fehling A dan B menghasilkan
endapan merah bata = seluruh karbohidrat
(terutama monosakarida, oligosakarida, dan
polisakarida) positif Fehling, kecuali SAS
(Sukrosa, Amilum, Selulosa).
2) Dengan Tollens menghasilkan cermin perak
= seluruh karbohidrat (terutama monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida)
positif Tollens, kecuali SAS (Sukrosa,
Amilum, Selulosa).
3) Reaksi hidrolisis menghasilkan dua monosakarida yang sama.
• Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa
dan fruktosa
• Hidrolisis laktosa menghasilkan galaktosa
dan glukosa
• Hidrolisis maltosa menghasilkan dua
molekul glukosa
38. b. (1) dan (4)
Pembahasan:
Bahan makanan jika diuji apakah mengandung
protein atau tidak, menggunakan indikatorindikator berikut.
• Uji Biuret untuk menguji adanya ikatan
peptida menggunakan NaOH + CuSO 4,
perubahan warna merah muda sampai ungu.
• Uji Xantoproteat untuk mengetahui adanya
inti benzena, perubahan warna dari kuning
hingga jingga.
• Uji Millon untuk mengetahui adanya gugus
fenil benzena, perubahan terbentuk warna
merah berbentuk cincin.
• Uji belerang untuk mengetahui adanya
kandungan belerang menggunakan timbal (II)
asetat, ditunjukkan adanya warna hitam pekat.
39. c. afinitas elektron Mg > Al
Pembahasan:
Mg dan Al termasuk ke unsur-unsur periode
ketiga. Sifat-sifat sistem periodik unsur:
1) Dalam unsur-unsur periode ketiga, sifat-sifat
seperiode selalu tidak teratur. Jawaban pada
soal ini banyak memilih pilihan jawaban a,
namun dalam kenyataannya titik leleh dan
titik didih Mg < Al, ini dibuktikan dari ikatan
logam yang meningkat dari Na hingga Al
karena bertambahnya jumlah elektron valensi.
2) Afinitas elektron pada unsur-unsur periode
ketiga seluruhnya negatif, kecuali unsur Mg
dan Ar.
40. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Berikut fungsi-fungsi dari unsur-unsur gas mulia:
(1) Helium (He) untuk pengisi balon udara,
pernapasan pada penderita asma, campuran
oksigen pada tabung penyelam.
(2) Neon (Ne) untuk cairan pendingin pada
reaktor nuklir, penangkal petir, pengisi
tabung-tabung televisi.
(3) Argon (Ar) untuk pengisi bohlam lampu pijar,
stainless steel.
(4) Kripton (Kr) untuk lampu reklame, lampu kilat
fotografi, lampu menara mercusuar, lampu
lapangan terbang bandara.
(5) Xenon (Xe) untuk pembiusan, bakterisida,
pembuatan tabung elektron, mengisi lampu
sorot, pengisi lampu disko.
Pernyataan yang benar adalah nomor (1), (2),
(4), dan (5)
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
25
TRYOUT PAKET 1
1. c. V, [He] 2s2 2p2, 6
Pembahasan:
Diketahui tabel periodik unsur sebagai berikut.
Q
T
V
X
Z
Untuk soal ini, disarankan jangan mengingat
nomor atom setiap unsur. Untuk memudahkannya, dimulai dari huruf Q pada soal sebagai
nomor 1, lalu ke kanan nomor 2, dan nomor 3
berada di bawah huruf Q, dan seterusnya.
Periksa satu per satu pilihan jawabannya dan
tabel berikut ini adalah jawaban yang benar.
a. b. c. d. e. Unsur
Konfigurasi
Elektron
Q
T
V
X
Z 1s 2 [He] 2s
2
2 [He] 2s 2p
2
4
[He] 2s 2p [Ne] 1
Nomor
Atom
1 4 6 8 10 Jadi, jawaban yang benar adalah c.
2. b. potensial ionisasi lebih besar
Pembahasan:
Golongan IIA dibanding golongan IA:
• jari-jarinya lebih lemah
• kereaktifan kurang
• energi ionisasi (potensial ionisasi) lebih besar
• keelektronegatifan besar
• reduktor lemah.
3. e. (5)
Pembahasan:
Pengecualian Aturan Oktet:
• Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.
Meliputi senyawa kovalen biner sederhana
dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang
elektron valensinya kurang dari empat (4).
Contoh: BeCl2, BCl3, dan AlBr3.
• Senyawa dengan jumlah elektron valensi
ganjil. Contoh: NO2 mempunyai jumlah
elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17.
• Senyawa dengan oktet berkembang. Unsurunsur periode 3 atau lebih dapat membentuk
senyawa yang melampaui aturan oktet/lebih
dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit
terluarnya M, N, dan seterusnya dapat
menampung 18 elektron atau lebih). Contoh:
PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5.
Konfigurasi elektron atom 15P = 2 · 8 · 5
Konfigurasi elektron atom 17Cl = 2 · 8 · 7
26
Cl× ×Cl
Struktur Lewis senyawa PCl5 = Cl× P× × Cl
Cl
Berdasarkan struktur Lewisnya senyawa yang
menyimpang dari kaidah oktet adalah PCl5.
4. c. 3 dan 4
Pembahasan:
Senyawa yang memiliki ikatan hidrogen
biasanya memiliki titik didih relatif tinggi, maka
kita bisa memilih 2 senyawa dengan titik didih
yang paling tinggi di antara enam senyawa
(6 titik bernomor), yaitu senyawa pada nomor
1, 3 dan 4. Pilihan jawaban yang ada adalah
nomor 3 dan 4.
5. a. ionik dan kovalen nonpolar
Pembahasan:
Ciri-ciri senyawa ionik:
• kelarutan dalam air tinggi (larut dalam air);
• dalam bentuk lelehan atau larutan mampu
menghantarkan listrik; dan
• memiliki titik didih dan titik leleh relatif tinggi.
Ciri-ciri senyawa kovalen nonpolar:
• kelarutan dalam air sangat rendah (tidak larut
dalam air);
• karena kepolarannya tidak ada maka tidak
bisa menghantarkan listrik; dan
• biasanya titik didih dan titik lelehnya relatif
rendah.
6. a. linear
Pembahasan:
Konfigurasi elektron unsur:
X = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
 jumlah elektron valensi 6 untuk mengikuti
aturan oktet kurang 2.
Y = 1s2 2s2 2p2
 jumlah elektron valensi 4 untuk mengikuti
aturan oktet kurang 4.
X Y X 
X
Y
X
Kedua atom akan berbagi elektron untuk dipakai
bersama berikatan. Atom Y menyumbangkan
pasangan elektronnya kepada atom X untuk
membentuk ikatan kovalen koordinasi, sehingga
diperlukan 2 atom X seperti struktur di atas (1
atom Y dan 2 atom X). Rumus bentuk molekul
AX2 (linear).
7. a. tembaga(II) nitrat dan nitrogen monoksida
Pembahasan:
Persamaan reaksi:
3 Cu(s) + 8 HNO3(aq)  3 Cu(NO3)2(aq) +
2 NO(g) + 4 H2O(l)
Nama IUPAC yang sesuai untuk garam dan gas
yang dihasilkan dalam reaksi:
• Cu(NO3)2 = tembaga(II) nitrat
• NO
= nitrogen monoksida
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
8. d. CuO(s) + 2 HCl(aq)  CuCl2(aq) + H2O(l)
Pembahasan:
Penulisan persamaan reaksi harus memenuhi
hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier)
yang menyatakan bahwa “Massa zat sebelum
dan sesudah reaksi harus sama.” Agar
memenuhi hukum ini, maka dalam persamaan
reaksi jumlah atom-atom ruas kiri harus sama
dengan jumlah atom-atom ruas kanan.
Pereaksi (reaktan):
Tembaga(II) oksida = CuO(s)
Asam klorida
= HCl(aq)
Hasil reaksi (produk):
Tembaga(II) klorida = CuCl2(aq)
Air
= H2O(l)
Persamaan reaksi setara dan lengkap dari
reaksi tersebut yaitu:
CuO(s) + 2 HCl(aq)  CuCl2(aq) + H2O(l)
9. d. 20,4 gram
Pembahasan:
Karena habis bereaksi dan reaksi berlangsung
dalam wadah tertutup maka sesuai dengan
hukum kekekalan massa maka massa
aluminium oksida yang terbentuk adalah 10,8
gram + 9,6 gram = 20,4 gram.
10. d. (5) dan (1)
Pembahasan:
Ciri larutan elektrolit kuat jika diuji maka pada
elektroda akan banyak gelembung dan lampu
akan menyala terang. Sebaliknya ciri larutan
nonelektrolit tidak akan didapati gelembung dan
lampu akan padam, karena tidak bisa menghantarkan arus listrik.
11. b. 1 – log 2,4
Pembahasan:
[H2SO4] = 0,6 M (M1)
V H2SO4 = 100 mL (V1)
V H2SO4 + air = 500 mL(V2)
pH larutan
= ...?
M1 × V1 = M2 × V2
0,6 M × 100 mL = M2 × 500 mL
0,6 M  100 mL
M2 = = 0,12 M
500 mL
+
Penentuan [H ] untuk asam kuat adalah:
H2SO4  2 H+ + SO 24 
[H+] = Ma × na = 0,12 M × 2
= 0,24 M = 2,4 × 10–1 M
+
pH = –log [H ] = –log 2,4 × 10–1 = 1 – log 2,4
Maka pH larutan H2SO4 setelah pengenceran
adalah 1 – log 2,4.
12. c. 0,20
Pembahasan:
Titrasi CH3COOH dengan larutan standar NaOH
0,1 M.
[NaOH] = ...? M
 25  25  25 
 mL = 25 mL
V CH3COOH = 
3


 49  50  51
=
 mL = 50 mL
V NaOH
3


N = n × M
n CH3COOH dan NaOH = 1, sehingga N = M
VA  NA  VB  NB
25 mL  MCH3 COOH  50 mL  0,1 M
50 mL  0,1 M
25 mL
 0,20 M
Jadi, konsentrasi larutan CH3COOH = 0,20 M.
13. c. 7 : 4
Pembahasan:
Persamaan reaksi:
Fe(s) + S(s)  FeS(s)
MCH3 COOH 
Massa Fe
Massa S
Massa FeS
8 gram 7 gram 14 gram 14 gram 4 gram 5 gram 8 gram 10 gram 11 gram 11 gram 22 gram 22 gram Perhatikan data nomor 3, dimana jumlah massa
pereaksi dengan hasil reaksi sama.
14 gram Fe + 8 gram S  22 gram FeS
Berdasarkan data tersebut, perbandingan
massa Fe dengan S dalam senyawa FeS hasil
reaksi adalah 7 : 4.
14. d. (4)
Pembahasan:
Ralat soal:
(4) H2CO3 dan HCO3
Di dalam setiap cairan tubuh terdapat pasangan
asam-basa konjugasi yang berfungsi sebagai
larutan penyangga. Cairan tubuh, baik sebagai
cairan intrasel (dalam sel) dan cairan ekstrasel
(luar sel) memerlukan sistem penyangga
tersebut untuk mempertahankan harga pH
cairan tersebut. Sistem penyangga ekstrasel
yang penting adalah penyangga karbonat
(H2CO3/ HCO3 ) yang berperan dalam menjaga
pH darah, dan sistem penyangga fosfat (H2PO4/
HPO4) yang berperan menjaga pH cairan
intrasel.
15. d. 9 + log 1
Pembahasan:
50 mL CH3COOH 0,2 M + 50 mL NaOH 0,2 M
Persamaan reaksi:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq)  CH3COONa(aq) + H2O(l)
10 mmol
10 mmol
–
–
10 mmol
10 mmol
10 mmol
10 mmol
–
–
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
10 mmol
10 mmol
27
1
(14 + pKa + log Mg)
2
1
= (14 + 5 + log 10 )
2
100
1
= (14 + 5 + log 10–1)
2
= 1 (14 + 5 – 1)
2
= 1 (18) = 9 atau 9 + log 1 (dimana, log 1 = 0)
2
16. b. 3,36 gram
Pembahasan:
Massa molar MgCO3 = 84 g/mol
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
MgCl2(aq) + Na2CO3(aq)  MgCO3(s)  + 2 NaCl(aq)
pH = 40 mmol
40 mmol
40 mmol
40 mmol
Berdasarkan reaksi di atas maka jumlah MgCO3
= 40 mmol = 0,04 mol
Massa MgCO3 = jumlah mol MgCO3 × massa
molar MgCO3
= 0,04 mol × 84 gram/mol
= 3,36 gram
17. b. Cl2 dari 0 menjadi –1 dan +1
Pembahasan:
Reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi)
adalah reaksi redoks dimana satu unsur mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus.
Persamaan reaksi:
Cl2 + 2 KOH  KCl + KClO + H2O
–1
+1
0
Zat yang mengalami autoredoks berikut perubahan
bilangan oksidasinya adalah Cl2 dari bilangan
oksidasi 0 menjadi –1 dan +1.
18. c. (3)
Pembahasan:
Dipol adalah singkatan dari di polar, yang artinya
dua kutub. Senyawa yang memiliki dipol adalah
senyawa yang memiliki kutub positif ( + ) di satu
sisi, dan kutub negatif (  ) di sisi yang lain (pada
gambar ditunjukkan oleh nomor 3). Senyawa
yang memiliki dipol biasa disebut sebagai
senyawa polar. Senyawa polar terbentuk melalui
ikatan kovalen polar. Perlu diperhatikan bahwa
dipol berbeda dengan ion. Kekuatan listrik yang
dimiliki dipol lebih lemah dibanding kekuatan
listrik ion. Kita pasti ingat, bahwa ion terdapat
pada senyawa ionik, dimana molekul terbagi
menjadi dua, yaitu ion positif/kation (+) dan ion
negatif/anion (–).
28
19. e. 0,224 liter
Pembahasan:
Cu(NO3)2(aq)  Cu2+(aq) + 2 NO3 (aq)
Katoda : Cu2+(aq) + 2 e–  Cu(s)
Anoda : 2 H2O(l)  O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e–
Reaksi pengendapan tembaga:
Cu2+ + 2 e–  Cu
Tembaga (Cu) yang mengendap = 1,27 gram
1,27
mol Cu = mol = 0,02 mol
63,5
mol elektron (e–) = 2 × 0,02 mol = 0,04 mol
Reaksi yang menghasilkan gas:
2 H2O(l)  O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e–
w1
e
= 1
w2
e2
w Cu
e
= Cu
w O2
eO2
63,5
1,27
2
=
32
wO2
4
1,27
31,25
=
wO2
8
w O2 = 0,325 gram
0,325
mol O2 = = 0,01 mol
32
VO2 (0 °C, 1 atm) = 0,01 mol × 22,4 L·mol–1
= 0,224 L
20. c. (2) dan (3)
Pembahasan:
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap
panas (terjadi perpindahan panas dari lingkungan
ke sistem). Oleh karena itu, entalpi sistem akan
bertambah. Artinya entalpi produk (Hproduk) lebih
besar daripada entalpi pereaksi (Hreaktan). Akibatnya
perubahan entalpi ( H ) bertanda positif.
Reaksi endoterm: = Hproduk – Hreaktan > 0
Reaksi endoterm ditunjukkan oleh nomor:
(2) H2O(s)  H2O(l)
(3) Ba(OH)2(s) + 2 NH4Cl(s)  BaCl2(s) + 2 NH4OH(g)
Berdasarkan pilihan jawaban yang ada yaitu
nomor (2) dan (3).
21. b. 3,3–dimetil–1–pentanol
Pembahasan:
Alkohol mempunyai tiga macam keisomeran
yaitu keisomeran posisi, keisomeran optik, dan
keisomeran fungsi.
CH3
H
C 2 C 1 CH3
H2
OH
CH3
4,4–dimetil–2–pentanol
H3C
5
4
C
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
3
Salah satu isomer senyawa di atas adalah sebagai
berikut (terjadi keisomeran posisi).
CH3
H3C
22.
23.
24.
25.
5
C 3 C 2 C 1 C OH
H2
H2 H 2
CH3
3,3–dimetil–1–pentanol
Alkohol berisomer fungsi dengan eter dengan
rumus molekul CnH2n+2O.
d. +1380 kJ
Pembahasan:
Pada gambar diperoleh persamaan reaksi dan
harga H sebagai berikut.
2 C2H5OH + 3 O2  4 CO2 + 3 H2O
H = –2.820 kJ + (–60) kJ = –2760 kJ
Persamaan reaksi:
2760
C2H5OH + 3 O2  2 CO2 + 3 H2O H = – kJ
2
Entalpi (H) = – H , sehingga:
2760
C2H5OH + 3 O2  2 CO2 + 3 H2O H = +
kJ
2
= +1380 kJ
d. (3) terhadap (5)
Pembahasan:
Dari gambar pada soal ini bisa ditafsirkan bahwa
gambar nomor (1) terhadap (2) dipengaruhi oleh
suhu dan konsentrasi, gambar nomor (1) terhadap
(4) tidak dipengaruhi apa-apa (keadaan sama),
gambar nomor (2) terhadap (3) dipengaruhi oleh
suhu dan massa zat, gambar (3) dan (5) hanya
dipengaruhi oleh konsentrasi saja, sedangkan
pada gambar (3) dan (4) dipengaruhi oleh suhu,
konsentrasi, dan massa zat. Sehingga jawaban
yang tepat adalah d.
b. 2
Pembahasan:
Persamaan laju reaksi adalah v = k [NO]m [Br2]n
Orde reaksi terhadap Orde reaksi terhadap
NO (data 2 dan 3):
Br2 (data 1 dan 2):
m
n
12
 0,1 
6
 0,05 

 0,2 
 0,10   12
24




m
n
1
 1
1
1


2  2
2  2
 
 
m 1
n 1
Persamaan laju reaksinya: v = k [NO][Br2],
sehingga orde totalnya = 1 + 1 = 2.
d. kanan, karena proses berlangsung eksoterm
Pembahasan:
Jika sistem kesetimbangan diubah suhunya
maka sistem akan bereaksi dengan cara yang
berbeda dengan gangguan konsentrasi. Reaksi
terhadap gangguan suhu sangat bergantung
pada sifat-sifat termokimia dari spesi yang
terdapat dalam sistem kesetimbangan.
4
26.
27.
28.
29.
30.
Reaksi kesetimbangan:
H = –x kJ
N2(g) + 3 H2(g)  2 NH3(g)
Jika suhu diturunkan, posisi kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaksi eksoterm.
Oleh karena pembentukan amonia eksoterm,
maka posisi kesetimbangan akan bergeser ke
arah kanan (pembentukan amonia).
e. 4,0
Pembahasan:
H2(g) + I2(g)  2 HI(g)
Setimbang: 0,1 M
0,1 M
0,2 M
Kc dari reaksi dan dengan data konsentrasi zatzat yang terlibat dapat ditentukan dengan rumus:
(0,2)2
[HI]2
Kc = = = 4
[H2 ][I2 ] (0,1)(0,1)
c. PVC, pipa air
Pembahasan:
Poli vinil klorida(PVC)
Sifat
: kuat dan keras
Monomernya : vinil klorida(CH2=CHCl)
Kegunaanya : pipa, pelapis lantai, selang.
c. (2) dan (4)
Pembahasan:
Penerapan sifat koligatif penurunan titik beku
larutan, antara lain:
• membuat campuran pendingin (contohnya
penambahan garam pada pembuatan es putar);
• antibeku (etilen glikol) pada radiator mobil;
• antibeku dalam tubuh hewan;
• antibeku untuk mencairkan salju; dan
• menentukan massa molekul relatif (Mr).
Jadi jawaban yang tepat (1) dan (4)
b. II
Pembahasan:
Dalam pokok bahasan sifat koligatif larutan,
penambahan zat terlarut akan menaikkan titik
didih larutan dan menurunkan titik beku larutan.
Artinya semakin banyak zat terlarut maka titik
didihnya semakin tinggi dan titik bekunya semakin
rendah. Sebaliknya semakin sedikit jumlah zat
terlarut titik didihnya akan relatif lebih rendah
dan titik bekunya akan relatif lebih tinggi. Jadi
tabung dengan titik didih paling besar adalah
yang memiliki zat terlarut paling banyak.
Tabung II memiliki zat terlarut paling banyak.
Jadi jawaban yang tepat adalah b.
c. 2, 1, dan 1
Pembahasan:
NaCl(aq) + a H2O(l)  b Cl2(g) + c H2(g) +
d NaOH(aq)
Sebenarnya reaksi di atas adalah reaksi redoks,
namun dari persamaan yang disajikan dengan
mudah untuk ditebak harga koefisiennya, reaksi
setaranya adalah:
2 NaCl(aq) + 2 H2O(l)  Cl2(g) + H2(g) +
2 NaOH(aq)
Sehingga harga a = 2, b = 1, c = 1, dan d = 2.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
29
31. b. (II)
Pembahasan:
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari
bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Pada gambar
hanya dipengaruhi oleh faktor dari lingkungan
karena bahan yang digunakan sama yaitu paku.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran
udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat
kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.
Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan
korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik
dalam bentuk senyawa anorganik maupun
organik. Paku dalam zat pengelantang (tabung
nomor II) akan lebih cepat terjadi korosi karena
zat pengelantang merupakan zat oksidator
(pengoksidasi).
32. c. Mg/Mg2+ // Pb2+/Pb
Pembahasan:
Berdasarkan teori, untuk menentukan apakah
suatu reaksi berlangsung (spontan) atau tidak
berlangsung (tidak spontan) dapat dihitung
berdasarkan rumus:
o
E sel
= E oreduksi  E ooksidasi
o
Jika E sel
> 0, berarti reaksi berlangsung (spontan).
o
Jika E sel < 0, berarti reaksi tidak berlangsung
(tidak spontan).
• Cu/Cu2+//Mg2+/Mg
o
= –2,37 volt – (+0,34 volt)
E sel
= –2,71 volt
(tidak spontan)
• Mn/Mn2+//Mg2+/Mg
o
= –2,37 volt – (–1,18 volt)
E sel
= –1,19 volt
(tidak spontan)
• Mg/Mg2+//Pb2+/Pb
o
= –0,13 volt – (–2,37 volt)
E sel
= +2,24 volt
(spontan)
• Pb/Pb2+//Mn2+/Mn
o
= –1,18 volt – (–0,13 volt)
E sel
= –1,05 volt
(tidak spontan)
• Cu/Cu2+//Pb2+/Pb
o
= –0,13 volt – (+0,34 volt)
E sel
= –0,47 volt
(tidak spontan)
Pilihan jawaban yang tepat adalah c.
33. a. +0,78 volt
Pembahasan:
Fe  Fe2+ + 2 e– Eo = +0,44 volt
2+
Eo = +0,34 volt
Cu + 2 e–  Cu
Fe + Cu2+  Fe2+ + Cu
Eo = +0,78 volt
o
) juga dapat dihitung
Harga potensial sel ( E sel
dengan rumus:
o
= E oreduksi – E ooksidasi
E sel
o
o
= E Cu2+ /Cu – E Fe/Fe2+
= +0,34 volt – (–0,44 volt)
= +0,78 volt
30
34. d. –COOH
Pembahasan:
Senyawa karbon yang memiliki rumus CnH2nO2
yaitu adalah asam karboksilat dan ester.
Asam karboksilat mempunyai gugus –COOH
sedangkan ester mempunyai gugus –COO–.
Asam karboksilat merupakan asam lemah, jika
asam karboksilat bereaksi dengan basa (NaOH/
KOH) akan membentuk garam dan air. Garam
natrium atau kalium dari asam karboksilat suku
tinggi disebut sabun. Asam karboksilat juga
dapat membentuk ester jika direaksikan dengan
alkohol, reaksi ini disebut esterifikasi.
35. a. adisi dan oksidasi
Pembahasan:
(1) Reaksi adisi, suatu zat ditambahkan pada
senyawa yang mengandung ikatan rangkap dua
atau rangkap tiga sehingga ikatan dua tersebut
menjadi ikatan tunggal dengan mengikat
atom/gugus atom dari zat yang ditambahkan.
(2) Reaksi oksidasi, reaksi yang melibatkan
oksigen dan proses pembakaran tidak dapat
terjadi jika tidak ada oksigen.
36. e. (3) dan (4)
Pembahasan:
Hasil nitrasi toluena dapat berupa 2,4,6–trinitrotoluena (TNT) yang dibuat secara industri sebagai
bahan peledak. Dalam dunia industri, anilina digunakan sebagai dasar pembuatan zat warna diazo,
obat-obatan, bahan bakar roket, dan bahan peledak.
37. e. (3) dan (5)
Pembahasan:
Fungsi protein (sebagai bahan makanan) dalam
tubuh antara lain:
• enzim yang tersusun dari protein berfungsi
sebagai biokatalis;
• cadangan energi tubuh;
• sebagai zat pembangun tubuh;
• sebagai zat pengatur;
• sebagai sumber dari zat-zat yang penting
untuk pertumbuhan;
• pemeliharaan jaringan tubuh; dan
• komponen penting dalam kontrol genetika.
Fungsi protein ditunjukkan pada nomor (3) dan (5).
38. d. Sukrosa, Tidak menghasilkan Cu2O dengan
pereaksi Fehling
Pembahasan:
Reaksi identifikasi karbohidrat:
1) Uji Moslich, identifikasi umum untuk karbohidrat. Uji positif menunjukkan/menghasilkan
cincin berwarna ungu.
2) Larutan iodin, identifikasi adanya amilum,
selulosa, dan glikogen menghasilkan warna
coklat merah.
3) Pereaksi Fehling, Benedict, Tollens, identifikasi monosakarida kecuali sukrosa. Dengan
pereaksi Fehling menghasilkan endapan
merah bata (Cu2O), sedangkan dengan Tollens
menghasilkan cermin perak.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
39. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Kombinasi sifat-sifat unsur golongan alkali (Li,
Na, K, dan seterusnya) dari alternatif yang
disediakan adalah (1) dan (2).
(1) mudah melepaskan elektron
Misal: Li  Li+ + e–
Na  Na+ + e–
K  K+ + e–
(3) merupakan logam yang lunak
Logam Na dan K relatif lunak, mudah diiris
dengan pisau.
40. e. 4 dan 5
Pembahasan:
Hubungan antara unsur, mineralnya dan
kegunaannya:
• Wiserit (Mn4B2O5(OH,Cl)4 tidak mengandung
unsur barium.
• Selestit (SrO4), Sr untuk bahan pembuat
kembang api.
• Dolomit (CaMg(CO3)2) tidak mengadung
unsur kalium.
• Pirolusit (MnO2), Mn merupakan zat aktif
dalam baterai.
• Karnalit (KMgCl 3.6H2O), Mg merupakan
bahan pembuat anti maag (antasida).
Jadi pasangan data yang benar adalah nomor
2, 4, dan 5.
TRYOUT PAKET 2
1. c. E, [He] 2s2 2p1, 5
Pembahasan:
Diketahui tabel periodik unsur sebagai berikut.
A
D
E
J
G
Untuk soal ini, disarankan jangan mengingat
nomor atom setiap unsur. Untuk memudahkannya, dimulai dari huruf A pada soal sebagai
nomor 1, lalu ke kanan nomor 2, dan nomor 3
berada di bawah huruf A, dan seterusnya.
Periksa satu per satu pilihan jawabannya dan
tabel berikut ini adalah jawaban yang benar.
Unsur
Konfigurasi
Elektron
1
Nomor
Atom
a. A
1s 1 [He] 2s
D
b. 2
1 c. [He] 2s 2p
E
2
[He] 2s 2p3 G
d. [Ne] e. J Jadi, jawaban yang benar adalah c.
1 3 5 7 10 2. e. 19K
Pembahasan:
Unsur yang bersifat logam memiliki ciri khas
yakni mudah melepaskan elektron sehingga
dapat dihubungkan dengan energi ionisasi,
yakni sejumlah energi yang dibutuhkan untuk
melepas satu elektron dari atom netralnya. Unsur
yang sifat logamnya paling kuat adalah:
K : 2  8  8  1 paling mudah melepas elektron
19
(sifat logam) karena mempunyai jumlah kulit (4
kulit) lebih banyak dari 11Na : 2  8  1 (3 kulit).
3. b. (2)
Pembahasan:
Pengecualian Aturan Oktet
• Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.
Meliputi senyawa kovalen biner sederhana
dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang
elektron valensinya kurang dari empat (4).
Contoh: BeCl2, BCl3, dan AlBr3.
• Senyawa dengan jumlah elektron valensi
ganjil. Contoh: NO2 mempunyai jumlah
elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17.
• Senyawa dengan oktet berkembang. Unsurunsur periode 3 atau lebih dapat membentuk
senyawa yang melampaui aturan oktet/lebih
dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit
terluarnya M, N, dan seterusnya dapat
menampung 18 elektron atau lebih). Contoh:
PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5.
Konfigurasi elektron atom 15P = 2 · 8 · 5
Konfigurasi elektron atom 17Cl= 2 · 8 · 7
Cl× ×Cl
Struktur Lewis senyawa PCl5 = Cl× P× × Cl
Cl
Berdasarkan struktur Lewisnya senyawa yang
menyimpang dari kaidah oktet adalah PCl5.
4. b. (1) dan (3)
Pembahasan:
Senyawa yang memiliki ikatan hidrogen biasanya
memiliki titik didih relatif tinggi, maka kita bisa
memilih 2 senyawa dengan titik didih yang paling
tinggi di antara enam senyawa (6 titik bernomor),
yaitu senyawa pada nomor (1) dan (3).
5. b. kovalen nonpolar dan kovalen nonpolar
Pembahasan:
Senyawa kovalen nonpolar, karena kepolarannya tidak ada maka tidak bisa menghantarkan
listrik serta biasanya titik didih dan titik lelehnya
relatif rendah. Jadi zat A dan B merupakan
senyawa kovalen nonpolar.
6. a. segitiga datar
Pembahasan:
B  [He] 2s2 2p1
Jumlah elektron valensi 3 untuk mengikuti
aturan oktet melepas 3 elektron.
Cl  [Ne] 3s2 3p5
Jumlah elektron valensi 7 untuk mengikuti
aturan oktet menangkap 1 elektron.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
31
Cl B Cl  Cl
Cl
B
Cl
3+
7.
8.
9.
10.
32
Cl
Atom B akan membentuk ion B dan atom Cl akan
membentuk ion Cl–, sehingga kedua atom akan
membentuk ikatan ion dengan struktur BCl3.
Rumus bentuk molekul AX3 (segitiga datar).
b. natrium sulfat dan air
Pembahasan:
Suatu reaksi kimia dapat ditulis sebagai berikut:
Reaktan/pereaksi  produk/hasil reaksi
Senyawa pereaksi:
• H2SO4 = asam (hidrogen) sulfat
• NaOH = natrium hidroksida
Senyawa hasil reaksi:
• NaSO4 = natrium sulfat
• H2O
= dihidrogen monoksida (air)
b. 2 NaHCO3(s)  Na2CO3(s)+H2O(l)+CO2(g)
Ralat pilihan jawaban b.
Pembahasan:
Penulisan persamaan reaksi harus memenuhi
hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) yang
menyatakan bahwa “Massa zat sebelum dan
sesudah reaksi harus sama.” Agar memenuhi
hukum ini, maka dalam persamaan reaksi jumlah
atom-atom ruas kiri harus sama dengan jumlah
atom-atom ruas kanan. Di atas 60 °C, maka
secara bertahap NaHCO3 (soda kue) akan terurai
menjadi sodium soda, air dan karbon dioksida.
Pada suhu 200 °C:
2 NaHCO3  Na2CO3 + H2O + CO2
Kebanyakan bikarbonat ini mengalami reaksi
dehidrasi. Lebih lanjut pemanasan mengubah
soda menjadi oksida (sekitar 1000 °C):
Na2CO3  Na2O + CO2
b. 26,4 gram
Pembahasan:
C6H12O6(s) + 6 O2(g)  6 CO2(g) + 6 H2O(g)
18 gram
mol C6H12O6 = = 0,1 mol
180 gram·mol1
19,2 gram
mol O2 = = 0,6 mol
32 gram·mol1
Karena semua pereaksi habis bereaksi (tidak ada
pereaksi pembatas) dan reaksi berlangsung dalam
wadah tertutup maka sesuai dengan hukum
kekekalan massa maka massa karbon dioksida
(CO2) yang dihasilkan adalah (18 gram + 19,2
gram) – 10,8 gram = 26,4 gram.
b. (1) dan (5)
Pembahasan:
Ciri larutan elektrolit kuat jika diuji maka pada
elektroda akan banyak gelembung dan lampu
akan menyala terang. Sebaliknya ciri larutan
nonelektrolit tidak akan didapati gelembung dan
lampu akan padam, karena tidak bisa menghantarkan arus listrik.
11. a. 1 – log 1
Pembahasan:
H2SO4 termasuk asam kuat, maka:
[H+] = 2 × [H2SO4] = 2 × 0,05 M
= 0,1 M = 1 · 10–1 M
+
pH = – log [H ] = – log 1 · 10–1 = 1 – log 1
12. d. 0,130 M
Pembahasan:
Volume rata-rata Ba(OH)2 0,1 M
(12+13+14) mL
= = 13 mL
3
Jumlah mol Ba(OH)2 = 13 mL × 0,1 M = 1,3 mmol
Prinsip titrasi asam kuat oleh basa kuat:
2 HCl + Ba(OH)2  BaCl2 + 2 H2O
Pada saat mencapai titik ekivalen maka akan
terbentuk garam dimana mol HCl dengan mol
Ba(OH)2 sebanding. Berdasarkan perbandingan
koefisien, jumlah mol HCl = 2 × 1,3 mmol =
2,6 mmol.
Karena volume HCl yang digunakan adalah
20 mL maka:
2,6 mmol
= 0,13 M
[HCl] = 20 mL
13. d. 3 : 4
Pembahasan:
Persamaan reaksi:
2 C(s) + O2(g)  2 CO(g)
Massa Atom C
(gram)
6 10,5 18 12 Massa Atom O
(gram)
8 16 20 18 Massa CO
(gram)
14 24,5 35 28 Perhatikan data nomor 1, dimana jumlah massa
pereaksi dengan hasil reaksi sama.
6 gram C + 8 gram O2  14 gram CO
Berdasarkan data tersebut, perbandingan
massa unsur C dan O dalam senyawa CO
adalah 3 : 4.
14. d. (4)
Pembahasan:
Di dalam setiap cairan tubuh terdapat pasangan
asam-basa konjugasi yang berfungsi sebagai
larutan penyangga. Cairan tubuh, baik sebagai
cairan intrasel (dalam sel) dan cairan ekstrasel
(luar sel) memerlukan sistem penyangga tersebut
untuk mempertahankan harga pH cairan tersebut.
Sistem penyangga ekstrasel yang penting
adalah penyangga karbonat (H2CO3/ HCO3 )
yang berperan dalam menjaga pH darah, dan
sistem penyangga fosfat ( H2PO4/HPO 24 ) yang
berperan menjaga pH cairan intrasel.
15. b. 5
Pembahasan:
25 mL NH3 0,2 M + 25 mL HCl 0,2 M
NH3(aq) = NH4OH(aq)
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
Persamaan reaksi:
NH4OH(aq) + HCl(aq)  NH4Cl(aq) + H2O(l)
5 mmol
5 mmol
–
5 mmol
5 mmol
–
5 mmol
–
5 mmol
–
5 mmol
5 mmol
1
pH = (14 – pKb – log Mg)
2
1
= (14 – 5 – log 5 )
2
50
1
= (14 – 5 – log 10–1)
2
1
= (14 – 5 + 1)
2
1
= (10)
2
= 5
16. c. 13,28 gram
Pembahasan:
Massa molar Ag2CrO4 = 332 g/mol
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
2 CaCrO4 + 4 AgNO3  2 Ag2CrO4  + 2 Ca(NO3)2
40 mmol
40 mmol
40 mmol
40 mmol
Berdasarkan reaksi di atas maka jumlah Ag2CrO4
= 40 mmol = 0,04 mol
Massa Ag2CrO4 = jumlah mol Ag2CrO4 × massa
molar Ag2CrO4
= 0,04 mol × 332 gram/mol
= 13,28 gram
17. b. bromin dari 0 mejadi –1 dan +1
Pembahasan:
Reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi)
adalah reaksi redoks dimana satu unsur mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus.
Persamaan reaksi:
Br2 + 2 NaOH  NaBr + NaBrO + H2O
0
–1
+1
Zat yang mengalami autoredoks berikut
perubahan bilangan oksidasinya adalah Br2 dari
bilangan oksidasi 0 menjadi –1 dan +1.
18. c. (3)
Pembahasan:
Dipol adalah singkatan dari dipolar, yang artinya
dua kutub. Senyawa yang memiliki dipol adalah
senyawa yang memiliki kutub positif ( + ) di satu
sisi, dan kutub negatif (  ) di sisi yang lain (pada
gambar ditunjukkan oleh ikatan/gaya H---Cl,
dimana atom H berkutup positif/ + dan atom Cl
berkutup negatif/  ). Senyawa yang memiliki
dipol biasa disebut sebagai senyawa polar.
Senyawa polar terbentuk melalui ikatan kovalen
polar. Perlu diperhatikan bahwa dipol berbeda
dengan ion. Kekuatan listrik yang dimiliki dipol
lebih lemah dibanding kekuatan listrik ion. Kita
pasti ingat, bahwa ion terdapat pada senyawa
ionik, dimana molekul terbagi menjadi dua, yaitu
ion positif/kation (+) dan ion negatif/anion (–).
19. b. 19.300 C
Pembahasan:
V F2 = 2,24 liter (STP)
2,24 L
mol F2 = = 0,1 mol
22,4 L  mol1
1
HF2  HF +
F + e–
2 2
0,2 mol 0,2 mol 0,1 mol 0,2 mol
1 mol e– = 96.500 C = 1 F
Pada reaksi di atas, untuk menghasilkan gas
fluorin sebanyak 2,24 liter (STP) diperlukan 0,2
mol e– atau 0,2 F.
0,2 F = 0,2 × 96.500 C = 19.300 C
20. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap
panas (terjadi perpindahan panas dari lingkungan
ke sistem). Oleh karena itu, entalpi sistem akan
bertambah. Artinya entalpi produk (Hproduk) lebih
besar daripada entalpi pereaksi (H reaktan ).
Akibatnya perubahan entalpi (H ) bertanda positif.
Reaksi endoterm: = Hproduk – Hreaktan > 0
Reaksi endoterm ditunjukkan oleh nomor:
(1) C(s) + H2O(g)  CO(g) + H2(g)
1
(2) H2O(l)  H2(g) + O2(g)
2
Pasangan persamaan reaksi endoterm terjadi
pada nomor (1) dan (2).
21. b. 2–pentanol
Pembahasan:
Alkohol mempunyai tiga macam keisomeran
yaitu keisomeran posisi, keisomeran optik, dan
keisomeran fungsi.
CH3–CH
2–CH–CH
2–CH
3
5
4
1
3
2
I
OH
3–pentanol
Salah satu isomer senyawa di atas adalah sebagai
berikut. (Terjadi keisomeran posisi)
CH3–CH
2–CH
2–CH–CH
3
5
4
1
3
2
I
OH
2–pentanol
Alkohol berisomer fungsi dengan eter dengan
rumus molekul CnH2n+2O.
22. e. +88,25 kJ
Pembahasan:
Pada gambar diperoleh persamaan reaksi dan
harga H sebagai berikut.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
33
1
NO(g) + O2(g)  NO2(g) H = –55,07 kJ
2
1
NO2(g)  N2(g) + O2(g)
H = –33,18 kJ
2
1
1
NO(g) + O2(g)  N2(g) + O2(g)
2
2
H = –88,25 kJ
Persamaan reaksi jika dibalik harga H juga
akan berubah, sehingga persamaan reaksi dan
harga H -nya menjadi sebagai berikut.
1
1
N2(g) + O2(g)  NO(g) + O2(g)
2
2
H = +88,25 kJ
23. a. (1) terhadap (3)
Pembahasan:
Dari gambar pada soal ini bisa ditafsirkan bahwa
gambar nomor (1) terhadap (3) hanya dipengaruhi
oleh suhu, gambar nomor (1) terhadap (4) dipengaruhi suhu dan perlakuan pengadukan,
gambar nomor (2) terhadap (3) dipengaruhi oleh
suhu dan luas permukaan zat, gambar (3) dan
(4) hanya dipengaruhi oleh luas permukaan zat,
sedangkan pada gambar (4) dan (5) dipengaruhi
oleh luas permukaan zat dan perlakuan
pengadukan. Sehingga jawaban yang tepat
adalah a.
24. c. 3
Pembahasan:
Persamaan laju reaksi adalah v = k [A] [B]
Untuk menuliskan persamaan laju reaksi kita
tentukan orde masing-masing zat. Untuk
mencari orde A kita ambil [B] yang sama yaitu
percobaan 1 dan 2. Sedangkan untuk mencari
orde B kita ambil [A] yang sama yaitu untuk
percobaan 3 dan 4.

 [ A]1 
v1

 
v2
 [ A]2 

0,02
 0,1 
 0,2   0,08




 [B ]3 
v3

 
[
]
B
v4
 4

0,18
 0,2 
 0,4   0,36



1
 1
1
 1
2  4
  
2
 
2
 2
 1
Orde terhadap A = 2 dan orde terhadap B = 1.
Persamaan laju reaksinya: v = k [A] 2 [B],
sehingga orde totalnya = 2 + 1 = 3.
25. e. kanan karena jumlah koefisien hasil reaksi
lebih kecil
Pembahasan:
Perubahan tekanan dan volume hanya dapat
menggeser kesetimbangan pada reaksi yang
berfasa gas dan mempunyai perbedaan koefisien
reaksi antara ruas kiri (pereaksi) dengan ruas
kanan (hasil reaksi).
34
Reaksi kesetimbangan:
2 SO2(g) + O2(g)  2 SO3(g) H = –y kJ
Apabila tekanan diperbesar atau volume diperkecil
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
zat yang jumlah koefisiennya kecil dan sebaliknya
apabila tekanan diperkecil atau volume diperbesar
kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang
jumlah koefisiennya besar. Jika volume diperkecil,
kesetimbangan akan bergeser ke kanan
(pembentukan gas SO3) karena jumlah koefisien
hasil reaksi lebih kecil.
26. e. 600
Pembahasan:
Mol
Saat setimbang CO
0,3 H2
0,1 CH3OH
0,2 Dimana volumenya (V) = 3 L
Persamaan reaksi:
CO(g) + 2 H2(g)  CH3OH(g)
Setimbang: 10–1 M 3,33 · 10–2 M 6,67 · 10–2 M
Kc dari reaksi dan dengan data konsentrasi zatzat yang terlibat dapat ditentukan dengan rumus:
(6,67 · 102 )
[CH3 OH]
Kc = 1
2 = (10 )(3,33 · 10 2 )2
[CO][H2 ]
(6,67 · 10 2 )
= (10 1 )(1,11 · 103 ) = 600
27. a. Dakron, serat sintesis
Pembahasan:
Dakron (polietilen tereftalat) merupakan kopolimer
dari glikol dengan asam tereftalat melalui polimerisasi kondensasi. Kegunaan dakron sebagai
bahan sintetis yang sedang populer dalam
kebutuhan tekstil sebagai bahan untuk pengisian
boneka, guling dan juga bantal.
28. b. (1) dan (4)
Pembahasan:
Penerapan sifat koligatif tekanan osmotik
larutan, antara lain:
• memasukkan larutan infus ke dalam pasien
melalui pembuluh darah;
• mesin cuci darah;
• garam dapur digunakan untuk mengawetkan
makanan;
• penyerapan air oleh akar tanaman;
• desalinasi air laut melalui osmosis balik; dan
• memakai garam untuk membunuh lintah.
Jadi jawaban yang ada dan tepat adalah (1) dan
(4).
29. e. (5)
Pembahasan:
Dalam pokok bahasan sifat koligatif larutan,
penambahan zat terlarut akan menurunkan
tekanan uap. Artinya semakin banyak zat
terlarut maka tekanan uapnya semakin rendah.
Sebaliknya semakin sedikit jumlah zat terlarut
maka tekanan uapnya akan relatif lebih tinggi.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
Jadi, tabung dengan tekanan uap paling kecil
adalah yang memiliki zat terlarut paling banyak.
Tabung (5) memiliki zat terlarut paling banyak.
30. c. 14, 3, dan 7
Pembahasan:
a K2Cr2O7(aq) + b HCl(aq)  KCl(aq) + CrCl3(aq)
+ c Cl2(g) + d H2O(l)
Sebenarnya reaksi di atas adalah reaksi redoks,
namun dari persamaan yang disajikan dengan
kita dapat menebak harga koefisiennya yaitu
dengan mencoba-coba memasukkan koefisien
dari pilihan jawaban yang telah disediakan,
sehingga akan diperoleh reaksi setaranya
adalah:
K2Cr2O7(aq) + 14 HCl(aq)  2 KCl(aq) + 2 CrCl3(aq)
+ 3 Cl2(g) + 7 H2O(l)
Sehingga harga a = 1, b = 14, c = 3, dan d = 7.
31. b. (2)
Pembahasan:
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari
bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Pada gambar
hanya dipengaruhi oleh faktor dari lingkungan
karena bahan yang digunakan sama yaitu paku.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat
pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan
sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat
menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa
serta garam, baik dalam bentuk senyawa
anorganik maupun organik. Paku dalam air yang
dididihkan (gambar nomor 2) akan lebih cepat
terjadi korosi karena reaksi kimia lebih cepat
terjadi dan naiknya temperatur air pada
umumnya menambah kecepatan korosi.
32. e. Zn/Zn2+//Ag+/Ag
Pembahasan:
Berdasarkan teori, untuk menentukan apakah
suatu reaksi berlangsung (spontan) atau tidak
berlangsung (tidak spontan) dapat dihitung
berdasarkan rumus:
o
o
o
Esel
= E reduksi
 E oksidasi
o
Jika Esel > 0, berarti reaksi berlangsung (spontan).
o
Jika Esel
< 0, berarti reaksi tidak berlangsung
(tidak spontan).
• Ag/Ag+//Cr3+/Cr
o
= –0,71 volt – (+0,80 volt)
Esel
= –1,51 volt
(tidak spontan)
• Ag/Ag+//Zn2+/Zn
o
= –0,74 volt – (+0,80 volt)
Esel
= –1,54 volt
(tidak spontan)
• Cr/Cr3+//Al3+/Al
o
= –1,66 volt – (–0,71 volt)
Esel
= –0,95 volt
(tidak spontan)
Zn/Zn2+//Al3+/Al
o
= –1,66 volt – (–0,74 volt)
Esel
= –0,92 volt
(tidak spontan)
• Zn/Zn2+//Ag+/Ag
o
= +0,80 volt – (–0,74 volt)
Esel
= +1,54 volt
(spontan)
Pilihan jawaban yang tepat adalah e.
c. 0,94 volt
Pembahasan:
Sn + 2 Ag+  Sn2+ + 2 Ag
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi:
Sn  Sn2+ + 2 e– Eo = +0,14 volt
Pada katoda terjadi reaksi reduksi:
Ag+ + e–  Ag
Eo = +0,88 volt
o
Harga potensial sel ( E sel
) dapat dihitung dengan
rumus:
o
= E oreduksi – E ooksidasi
E sel
o
o
= E Ag+ /Ag – E Sn/Sn2+
= +0,80 volt – (–0,14) volt
= 0,94 volt
b. –CHO
Pembahasan:
CnH2nO ada dua kemungkinan gugus yaitu
aldehid atau keton, reaksi dengan Fehling aldehid
membentuk endapan merah bata (Cu2O),
sedangkan keton tidak bereaksi. Reaksi dengan
Tollens, aldehid membentuk cermin perak (Ag),
sedangkan keton tidak beraksi. Berarti dapat
disimpulkan bahwa zat tersebut adalah aldehid.
b. adisi dan eliminasi
Pembahasan:
I. Reaksi adisi, suatu zat ditambahkan pada
senyawa yang mengandung ikatan rangkap
dua atau rangkap tiga sehingga ikatan dua
tersebut menjadi ikatan tunggal dengan
mengikat atom/gugus atom dari zat yang
ditambahkan.
II. Reaksi eliminasi, pengubahan ikatan tunggal
(ikatan jenuh) menjadi ikatan rangkap
(ikatan tak jenuh) dengan menghilangkan
(melepas) atom-atom.
c. (2) dan (3)
Pembahasan:
Asam salisilat berfungsi sebagai zat antijamur
pada salep untuk mengobati penyait kulit.
Natrium benzena berfungsi untuk mengawetkan
makanan dalam kaleng.
b. I dan III
Pembahasan:
Fungsi protein (sebagai bahan makanan) dalam
tubuh antara lain:
• enzim yang tersusun dari protein berfungsi
sebagai biokatalis;
• membawa ion atau molekul dari suatu organ
ke organ lain melalui aliran darah;
•
33.
34.
35.
36.
37.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
35
•
memberikan kemampuan bagi sel organisme
untuk berkontraksi, bergerak, serta mengubah bentuk;
• membentuk struktur jaringan, menyangga,
serta memberikan kekuatan;
• mempertahankan organisme dari serangan
spesies lain atau melindungi organisme
tersebut dari luka; dan
• mengatur aktivitas metabolisme di dalam
tubuh.
Pasangan yang merupakan kegunaan dari
protein adalah nomor I dan III.
38. e. Sukrosa, Direaksikan dengan tes Fehling
tidak menghasilkan Cu2O
Pembahasan:
Reaksi identifikasi karbohidrat:
• Uji Moslich, identifikasi umum untuk karbohidrat. Uji positif menunjukkan/menghasilkan
cincin berwarna ungu.
• Larutan iodin, identifikasi adanya amilum,
selulosa, dan glikogen menghasilkan warna
coklat merah.
• Pereaksi Fehling, Benedict, Tollens,
identifikasi monosakarida kecuali sukrosa.
Dengan pereaksi Fehling menghasilkan
endapan merah bata (Cu2O), sedangkan
dengan Tollens menghasilkan cermin perak.
39. e. (3) dan (4)
Pembahasan:
Radioaktif adalah zat yang mengandung inti
yang tidak stabil. Sifat atau karaktristik zat
radioaktif meliputi:
• memiliki inti tidak stabil;
• dapat mengalami peluruhan (peluruhan alfa,
beta, dan gamma);
• mengalami desintegrasi membentuk unsur
baru;
• dapat menembus kertas atau lempengan
logam tipis;
• dapat mengionkan gas yang disinari;
• dapat menghitamkan plat film; dan
• menyebabkan benda-benda berlapis ZnS
dapat berpendar (fluorosensi).
40. e. 3 dan 5
Pembahasan:
Data nama unsur dan kegunaannya:
No.
1. 2. 3. 4. 5. 36
Nama
Unsur
Klorin Kalsium Kalium Belerang Fosforus Kegunaannya
Campuran pemadam kebakaran Bahan kembang api Pupuk Fotografi Korek api • Campuran pemadam kebakaran adalah CO2
• Untuk fotografi adalah senyawa perak (AgI)
Data yang keduanya berhubungan dengan benar
adalah 2, 3, dan 5.
TRYOUT PAKET 3
1. d. U, [He] 2s2 2p3, 7
Pembahasan:
Diketahui tabel periodik unsur sebagai berikut.
P
R
T
U
X
Untuk soal ini, disarankan jangan mengingat
nomor atom setiap unsur. Untuk memudahkannya, dimulai dari unsur di atas huruf R pada
soal sebagai nomor 1, lalu ke kanan huruf P
nomor 2, dan huruf R nomor 3, dan seterusnya.
Periksa satu per satu pilihan jawabannya dan
tabel berikut ini adalah jawaban yang benar.
a. b. c. d. e. Unsur
Konfigurasi
Elektron
Nomor
Atom
P
R
T
U
X [He] 1 [He] 2s
2
1 [He] 2s 2p
2
3
[He] 2s 2p 2
5
[He] 2s 2p 2 3 5 7 9 Jadi, jawaban yang benar adalah d.
2. e. IF
Pembahasan:
Senyawa yang paling polar adalah IF karena
mempunyai selisih keelektronegatifan besar
(4,0 – 2,5 = 1,5) sehingga elektron akan lebih
tertarik (dekat) oleh atom yang mempunyai
keelektronegatifan yang lebih besar.
3. d. (4)
Pembahasan:
Pengecualian Aturan Oktet
• Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.
Meliputi senyawa kovalen biner sederhana
dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang elektron
valensinya kurang dari empat (4). Contoh:
BeCl2, BCl3, dan AlBr3.
• Senyawa dengan jumlah elektron valensi
ganjil. Contoh: NO2 mempunyai jumlah elektron
valensi (5 + 6 + 6) = 17.
• Senyawa dengan oktet berkembang. Unsurunsur periode 3 atau lebih dapat membentuk
senyawa yang melampaui aturan oktet/lebih
dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit
terluarnya M, N, dan seterusnya dapat
menampung 18 elektron atau lebih). Contoh:
PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
Konfigurasi elektron atom 5B = 2 · 3
Konfigurasi elektron atom 17Cl = 2 · 8 · 7
Cl× B× × Cl
Cl
Berdasarkan struktur Lewisnya senyawa yang
menyimpang dari kaidah oktet adalah BCl3.
d. 3 dan 4
Pembahasan:
Senyawa yang memiliki ikatan hidrogen biasanya
memiliki titik didih relatif tinggi, maka kita bisa
memilih 2 senyawa dengan titik didih yang paling
tinggi di antara enam senyawa (6 titik bernomor),
yaitu senyawa pada nomor 3 dan 4.
a. ion dan kovalen nonpolar
Pembahasan:
Senyawa ionik, dalam bentuk larutan atau lelehan
mampu menghantarkan listrik serta memiliki
titik didih dan titik leleh relatif tinggi. Senyawa
kovalen nonpolar, karena kepolaran-nya tidak
ada maka tidak bisa menghantarkan listrik serta
biasanya titik didih dan titik lelehnya relatif rendah.
d. tetrahedral
Pembahasan:
T  [He] 2s2 2p2
Jumlah elektron valensi 4 untuk mengikuti
aturan oktet kurang 4.
Q  [He] 2s2 2p5
Jumlah elektron valensi 7 untuk mengikuti
aturan oktet kurang 1.
Q
Q
QTQ  Q T Q
Q
Q
Kedua atom akan berbagi elektron untuk dipakai
bersama berikatan. Atom T menyumbang masingmasing 1 elektron kepada 1 atom Q, jadi perlu
4 atom Q seperti struktur di atas. 1 atom T dan 4
atom Q. Rumus bentuk molekul AX4 (tetrahedral).
c. kalsium karbonat
Pembahasan:
Suatu reaksi kimia dapat ditulis sebagai berikut:
Reaktan/pereaksi  produk/hasil reaksi
Senyawa pereaksi:
• Ca(HCO3)2 = kalsium bikarbonat
Senyawa hasil reaksi:
• CaCO3
= kalsium karbonat
• CO2
= karbon dioksida
• H2O
= dihidrogen monoksida (air)
c. 2 CaO(s) + 5 C(s)  2 CaC2(s) + CO2(g)
Pembahasan:
Penulisan persamaan reaksi harus memenuhi
hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) yang
menyatakan bahwa “Massa zat sebelum dan
sesudah reaksi harus sama.” Agar memenuhi
hukum ini, maka dalam persamaan reaksi jumlah
atom-atom ruas kiri harus sama dengan jumlah
atom-atom ruas kanan.
Struktur Lewis senyawa BCl3 = 4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Karbit dihasilkan dari pemanasan kalsium
oksida dan karbon dalam tanur listrik dengan
hasil samping gas karbon dioksida.
Pereaksi (reaktan):
Kalsium oksida = CaO(s)
Karbon
= C(s)
Hasil reaksi (produk):
Kalsium karbida = CaC2(s)
Air
= CO2(g)
Persamaan reaksi setara dan lengkap dari
reaksi pembuatan karbit yaitu:
2 CaO(s) + 5 C(s)  2 CaC2(s) + CO2(g)
c. 100 gram
Pembahasan:
BaCO3(s)  BaO(s) + CO2(g)
Karena pereaksi habis bereaksi dan reaksi
berlangsung dalam wadah tertutup maka sesuai
dengan hukum kekekalan massa maka massa
zat pereaksi = massa zat hasil reaksi, sehingga
massa barium karbonat (BaCO 3) = massa
barium oksida (BaO) + massa karbon dioksida
(CO2). Massa BaCO3 (pereaksi) = 100 gram =
massa zat hasil reaksi.
d. (5) dan (1)
Pembahasan:
Ciri larutan nonelektrolit tidak akan didapati
gelembung dan lampu akan padam, karena tidak
bisa menghantarkan arus listrik. Sebaliknya ciri
larutan elektrolit kuat jika diuji maka pada
elektroda akan banyak gelembung dan lampu
akan menyala terang.
e. 2 – log 2
Pembahasan:
H2SO4 termasuk asam kuat, maka:
[H+] = 2 × [H2SO4] = 2 × 0,01 M
= 0,02 M = 2 · 10–2 M
+
pH = – log [H ] = – log 2 · 10–2 = 2 – log 2
a. 0,15 M
Pembahasan:
Volume rata-rata NaOH 0,2 M
(15  16  14) mL
= = 15 mL
3
Jumlah mol NaOH = 15 mL × 0,2 M = 3 mmol
Prinsip titrasi asam kuat oleh basa kuat:
H2SO4 + 2 NaOH  Na2SO4 + 2 H2O
Pada saat mencapai titik ekivalen maka akan
terbentuk garam dimana mol H2SO4 dengan mol
NaOH sebanding.
Berdasarkan perbandingan koefisien, jumlah
1
mol H2SO4 = × 3 mmol = 1,5 mmol.
2
Karena volume H2SO4 yang digunakan adalah
10 mL maka: [HCl] = Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
1,5 mmol
= 0,15 M
10 mL
37
13. d. 3 : 8
Pembahasan:
Persamaan reaksi:
C(s) + O2(g)  CO2(g)
Massa C
(gram)
1,5 3,0 4,0 5,0 Massa O
(gram)
4 8 8 12 Massa CO2
(gram)
5,5 11,0 11,0 16,5 Perhatikan data nomor 1 dan 2, dimana jumlah
massa pereaksi dengan hasil reaksi sama.
(1) 1,5 gram C + 4 gram O2  5,5 gram CO2
(2) 3 gram C + 8 gram O2  11 gram CO2
Berdasarkan data tersebut, perbandingan
massa unsur C dan O dalam senyawa CO2
adalah 3 : 8.
14. b. (2)
Pembahasan:
Di dalam setiap cairan tubuh terdapat pasangan
asam-basa konjugasi yang berfungsi sebagai
larutan penyangga. Cairan tubuh, baik sebagai
cairan intrasel (dalam sel) dan cairan ekstrasel
(luar sel) memerlukan sistem penyangga tersebut
untuk mempertahankan harga pH cairan tersebut.
Sistem penyangga ekstrasel yang penting
adalah penyangga karbonat (H2CO3/ HCO3 )
yang berperan dalam menjaga pH darah, dan
sistem penyangga fosfat ( H2PO4/HPO24) yang
berperan menjaga pH cairan intrasel.
15. c. 8 + log 7,1
Pembahasan:
50 mL CH3COOH 0,1 M + 50 mL NaOH 0,1 M
Persamaan reaksi:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq)  CH3COONa(aq) + H2O(l)
5 mmol
5 mmol
–
5 mmol
5 mmol
–
–
5 mmol
–
5 mmol
5 mmol
5 mmol
1
pH = (14 + pKa + log Mg)
2
1
5
= (14 + 5 + log
)
2
100
1
= (14 + 5 + log 5 · 10–2)
2
1
= (14 + 5 – 2 + log 5)
2
1
= (17 + log 5)
2
= 8,5 + 0,35
= 8,85
= 8 + log 7,1
16. b. 10,68 gram
Pembahasan:
Massa molar PbCO3 = 267 g/mol
38
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
K2CO3 + Pb(NO3)2  PbCO3  + 2 KNO3
40 mmol 40 mmol
40 mmol
40 mmol
Berdasarkan reaksi di atas maka jumlah PbCO3
= 40 mmol = 0,04 mol
Massa PbCO3 = jumlah mol PbCO3 × massa
molar PbCO3
= 0,04 mol × 267 gram/mol
= 10,68 gram
17. d. Cl2 dari bilangan oksidasi 0 menjadi –1 dan +5
Pembahasan:
Reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi)
adalah reaksi redoks dimana satu unsur mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus.
Persamaan reaksi:
3 Cl2(g) + 6 OH–(aq)  5 Cl–(aq) + ClO3 (aq) + 3 H2O(l)
0
–1
+5
Zat yang mengalami autoredoks berikut perubahan
bilangan oksidasinya adalah Cl2 dari bilangan
oksidasi 0 menjadi –1 dan +5.
18. b. (2)
Pembahasan:
Dipol adalah singkatan dari dipolar, yang artinya
dua kutub. Senyawa yang memiliki dipol adalah
senyawa yang memiliki kutub positif ( + ) di satu
sisi, dan kutub negatif (  ) di sisi yang lain (pada
gambar ditunjukkan oleh ikatan/gaya Cl---H,
dimana atom Cl berkutup negatif/  dan atom
H berkutup positif/ + ). Senyawa yang memiliki
dipol biasa disebut sebagai senyawa polar.
Senyawa polar terbentuk melalui ikatan kovalen
polar. Perlu diperhatikan bahwa dipol berbeda
dengan ion. Kekuatan listrik yang dimiliki dipol
lebih lemah dibanding kekuatan listrik ion. Kita
pasti ingat, bahwa ion terdapat pada senyawa
ionik, dimana molekul terbagi menjadi dua, yaitu
ion positif/kation (+) dan ion negatif/anion (–).
19. d. 333 menit
Pembahasan:
V F2 = 23,2 liter (STP)
Mr F2 = 38 g·mol–1
23,2 L
mol F2 = 22,4 L  mol1 = 1,036 mol
1
HF2 
HF +
F
+
e–
2 2
2,072 mol
2,072 mol 1,036 mol 2,072 mol
w = n × Mr = 1,036 mol × 38 g·mol–1 = 39,37 g
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
M r F2
38
= = 19
valensi
2
e i t
w = 96.500
19  10  t
39,37 = 96.500
96.500  39,52
t = = 19.996 detik
19  10
= 333,27 menit
 333 menit
20. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap
panas (terjadi perpindahan panas dari lingkungan
ke sistem). Oleh karena itu, entalpi sistem akan
bertambah. Artinya entalpi produk (Hproduk) lebih
besar daripada entalpi pereaksi (H reaktan ).
Akibatnya perubahan entalpi ( H ) bertanda
positif.
Reaksi endoterm: = Hproduk – Hreaktan > 0
Reaksi endoterm ditunjukkan oleh nomor:
(1) 6 CO2(g) + 6 H2O(l)  CO(g) + H2(g)
1
(2) H2O(l)  H2(g) + O2(g)
2
Pasangan persamaan reaksi endoterm terjadi
pada nomor (1) dan (2).
21. c. 4–metil–2–heptanol
Pembahasan:
Alkohol mempunyai tiga macam keisomeran
yaitu keisomeran posisi, keisomeran optik, dan
keisomeran fungsi.
CH3 CH3
e = I
I
CH3–CH–CH–CH
2–CH–CH
3
2
5
1
4
3
6
I
OH
4,5–dimetil–2–heksanol
Salah satu isomer senyawa di atas adalah sebagai
berikut. (Terjadi keisomeran posisi)
CH3
I
CH
3–CH
2–CH
2–CH–CH
2–CH–CH
3
3
2
4
1
7
6
5
I
OH
4–metil–2–heptanol
Alkohol berisomer fungsi dengan eter dengan
rumus molekul CnH2n+2O.
22. a. –49,5 kJ·mol–1
Pembahasan:
Pada gambar diperoleh persamaan reaksi dan
harga H sebagai berikut.
2 S(s) + 2 O2(g)  2 SO3(g) H = –395 kJ/mol
2 S(s) + 2 O2(g)  2 SO2(g) + O2(g)
H = –296 kJ/mol
2 SO2(g) + O2(g)  2 SO3(g) H = –99 kJ/mol
Persamaan reaksi jika melibatkan 1 mol SO2(g)
dan SO3(g), sehingga persamaan reaksi dan
harga H -nya menjadi sebagai berikut.
SO2(g) + O2(g)  SO3(g) H = –49,5 kJ/mol
23. a. (1) terhadap (2)
Pembahasan:
Dari gambar pada soal ini bisa ditafsirkan bahwa
gambar nomor (1) terhadap (2) hanya dipengaruhi
oleh luas permukaan zat, gambar nomor (2)
terhadap (3) dipengaruhi konsentrasi, luas permukaan zat dan perlakuan pengadukan, gambar
nomor (2) terhadap (4) dipengaruhi oleh
konsentrasi dan perlakuan pengadukan, gambar
(3) dan (5) hanya dipengaruhi oleh konsentrasi,
sedangkan pada gambar (4) dan (5) dipengaruhi
oleh luas konsentrasi dan permukaan zat.
Sehingga jawaban yang tepat adalah a.
24. c. 3
Pembahasan:
Persamaan laju reaksi adalah v = k [A]m [B]n
• Orde terhadap A ([B] tetap)
v 1 [ A] m

v 2 [ A] m
m
•
0,02  0,01 


0,08  0,02 
1  1

4  2 
m2
Orde terhadap B ([A] tetap)
v 3 [B ]n

v 4 [B ]n
n
0,18  0,2 

0,36  0,4 
n
1  1

2  2 
n 1
Persamaan laju reaksinya: v = k [A] 2 [B],
sehingga orde totalnya = 2 + 1 = 3.
25. a. bergeser ke kanan, gas SO2 bertambah
Pembahasan:
Perubahan tekanan dan volume hanya dapat
menggeser kesetimbangan pada reaksi yang
berfasa gas dan mempunyai perbedaan
koefisien reaksi antara ruas kiri (pereaksi)
dengan ruas kanan (hasil reaksi).
Reaksi kesetimbangan:
2 H2S(g) + 3 O2(g)  2 H2O(g) + 2 SO2(g)
Apabila tekanan diperbesar atau volume
diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser
ke arah zat yang jumlah koefisiennya kecil dan
sebaliknya apabila tekanan diperkecil atau
volume diperbesar kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya besar.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
39
26.
27.
28.
29.
30.
40
Jika tekanan diperbesar, kesetimbangan akan
bergeser ke kanan (pembentukan gas H2O dan
SO2) karena jumlah koefisien hasil reaksi lebih
kecil.
1
a.
9
Pembahasan:
PCl3(g) + Cl2(g)  PCl5(g)
Setimbang: 3 M
3M
1M
Kc dari reaksi dan dengan data konsentrasi zatzat yang terlibat dapat ditentukan dengan rumus:
[PCl5 ]
1
(1)
Kc = = = [PCl3 ][Cl2 ] (3)(3) 9
d. orlon, kaos kaki
Pembahasan:
Monomernya : akrilonitril (CH2=CH–CN)
Poliakrilonitril memilik sifat elastis dan kuat dan
digunakan untuk baju wol, kaos kaki, karpet.
b. (1) dan (4)
Pembahasan:
Penerapan sifat koligatif tekanan osmotik larutan,
antara lain:
• memasukkan larutan infus ke dalam pasien
melalui pembuluh darah;
• mesin cuci darah;
• garam dapur digunakan untuk mengawetkan
makanan;
• penyerapan air oleh akar tanaman;
• desalinasi air laut melalui osmosis balik; dan
• menggunakan garam untuk membunuh lintah.
Jadi jawaban yang ada dan tepat adalah (1) dan
(4).
b. (2)
Pembahasan:
Dalam pokok bahasan sifat koligatif larutan,
penambahan zat terlarut akan menurunkan
tekanan uap. Artinya semakin banyak zat
terlarut maka tekanan uapnya semakin rendah.
Sebaliknya semakin sedikit jumlah zat terlarut
maka tekanan uapnya akan relatif lebih tinggi.
Jadi, gambar dengan tekanan uap paling kecil
adalah yang memiliki zat terlarut paling banyak.
Gambar (2) memiliki zat terlarut paling banyak.
d. 3, 14, dan 2
Pembahasan:
a C2 O 42  + Cr2 O72  + b H+  c CO2 + d Cr3+ + H2O
Reaksi di atas adalah reaksi redoks, namun dari
persamaan yang disajikan dengan kita dapat
menebak harga koefisiennya yaitu dengan
mencoba-coba memasukkan koefisien dari
pilihan jawaban yang telah disediakan, sehingga
akan diperoleh reaksi setaranya adalah:
3 C2O 24 + Cr2O 27  + 14 H+  6 CO2 + 2 Cr3+ + 7 H2O
Sehingga harga a = 3, b = 14, c = 6, dan d = 2.
31. d. Cu + 2 Fe3+  2 Fe2+ + Cu2+
Pembahasan:
Reaksi dapat berlangsung secara spontan apabila
o
-nya positif (+). Harga potensial sel
harga E sel
o
( E sel
) dapat dihitung dengan rumus:
o
= E oreduksi – E ooksidasi
E sel
o
o
= E Cu2+ /Cu – E Fe/Fe2+
= +0,77 V – (+0,34 V) = +0,43 V
Jadi, reaksi Cu + 2 Fe3+  2 Fe2+ + Cu2+ dapat
berlangsung spontan.
32. a. Pb/Pb2+//Ag+/Ag
Pembahasan:
Berdasarkan teori, untuk menentukan apakah
suatu reaksi berlangsung (spontan) atau tidak
berlangsung (tidak spontan) dapat dihitung
berdasarkan rumus:
o
o
o
Esel
= E reduksi
 E oksidasi
o
Jika Esel
> 0, berarti reaksi berlangsung (spontan).
o
Jika Esel < 0, berarti reaksi tidak berlangsung (tidak
spontan).
• Pb/Pb2+//Ag+/Ag
o
= +0,80 V – (–0,13 V)
Esel
= +0,93 V
(spontan)
• Pb/Pb2+//Mg2+/Mg
o
= –2,37 V – (–0,13 V)
Esel
= –2,24 V
(tidak spontan)
• Zn/Zn2+//Mg2+/Mg
o
= –2,37 V – (–0,76 V)
Esel
= –1,61 V
(tidak spontan)
• Ag/Ag+//Zn2+/Zn
o
= –0,76 V – (+0,80 V)
Esel
= –1,56 V
(tidak spontan)
• Pb/Pb2+//Zn2+/Zn
o
= –0,76 V – (–0,13 V)
Esel
= –0,63 volt
(tidak spontan)
Pilihan jawaban yang tepat adalah a.
33. d. (4)
Pembahasan:
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari
bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Pada gambar
hanya dipengaruhi oleh faktor dari lingkungan
karena bahan yang digunakan sama yaitu paku.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran
udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat
kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.
Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan
korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik
dalam bentuk senyawa anorganik maupun organik.
Paku akan lebih cepat berkarat jika berada
dalam udara terbuka yang lembab (mengandung
uap air) dan air garam (misal NaCl). Hal ini
dikarenakan dalam air garam mengandung ionion oksida logam penyebab karat.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
34.
35.
36.
37.
38.
O
II
d. –C–OH
Pembahasan:
CnH2nO2 ada dua kemungkinan gugus yaitu asam
karboksilat atau ester, salah satu sifat asam
karboksilat yaitu dapat bereaksi dengan alkohol
menghasilkan ester. Jadi senyawa CnH2nO 2
yang jika dipanaskan dengan etanol dan sedikit
asam sulfat pekat akan menghasilkan zat yang
berbau harum (ester) merupakan senyawa asam
karboksilat.
d. substitusi dan eliminasi
Pembahasan:
(1) Reaksi substitusi melibatkan pertukaran atom/
gugus atom pada senyawa karbon dengan
atom/gugus atom lainnya. Atom hidrogen (H)
digantikan dengan atom bromida (Br).
(2) Reaksi eliminasi, pengubahan ikatan tunggal
(ikatan jenuh) menjadi ikatan rangkap (ikatan
tak jenuh) dengan menghilangkan (melepas)
atom-atom. Reaksi alkohol dengan asam sulfat
pekat pada suhu 180 °C menghasilkan alkena.
d. (2) dan (4)
Pembahasan:
Hasil nitrasi toluena (2) dapat berupa 2,4,6–
trinitrotoluena (TNT) yang dibuat secara industri
sebagai bahan peledak. Stirena (4) merupakan
bahan industri kimia yang penting untuk
pembuatan plastik.
d. (3) dan (4)
Pembahasan:
Fungsi protein (sebagai bahan makanan) dalam
tubuh antara lain:
• enzim yang tersusun dari protein berfungsi
sebagai biokatalis;
• membawa ion atau molekul dari suatu organ
ke organ lain melalui aliran darah;
• memberikan kemampuan bagi sel organisme
untuk berkontraksi, bergerak, serta mengubah bentuk;
• membentuk struktur jaringan, menyangga,
serta memberikan kekuatan;
• mempertahankan organisme dari serangan
spesies lain atau melindungi organisme
tersebut dari luka; dan
• mengatur aktivitas metabolisme di dalam tubuh.
Pasangan yang merupakan kegunaan dari
protein adalah nomor (3) dan (4).
c. P dan R
Pembahasan:
• Uji Biuret untuk menguji protein akan menunjukkan uji positif jika terjadi perubahan
warna menjadi ungu yaitu P, R, dan S.
(Q dan T bukan protein).
• Uji Xantoproteat untuk menguji keberadaan
inti benzena dalam protein. Uji positif jika terjadi
perubahan warna menjadi kuning jika ditambah
NH3 atau menjadi jingga jika ditambah NaOH.
•
Uji timbal(II) asetat untuk menguji keberadaan
unsur belerang dalam protein. Uji positif jika
terjadi perubahan warna menjadi hitam.
Jadi dari uji di atas bahan makanan berprotein
yang mengandung inti benzena dan unsur
belerang adalah P dan R.
39. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Kombinasi sifat-sifat unsur transisi dari alternatif
yang disediakan adalah (1) dan (2).
(1) memiliki titik leleh tinggi
Unsur transisi mempunyai titik leleh dan titik
didih relatif tinggi.
(2) memiliki beberapa bilangan oksidasi
Pada umumnya membentuk senyawa
kompleks bersifat paramagnetik (tertarik oleh
medan magnet), berwarna, dan mempunyai
beberapa bilangan oksidasi, seperti Sc, Ti,
V, Cr, dan Mo.
40. c. (2) dan (6)
Pembahasan:
• Freon (CF2CF2): gas yang digunakan untuk
pendingin
• Natrium benzoat (CH3COONa): pengawet
makanan
• Kalium iodat (KIO3): antiseptik
• Kalsium fosfat (Ca3(PO4)2): pupuk
• Kaporit (Ca(OCl)2): pembunuh kuman
• Soda kue (NaHCO3): bahan yang digunakan
agar kue mengembang.
TRYOUT PAKET 4
1. d. G, [Ne] 3s2 3p3, 15
Pembahasan:
Diketahui tabel periodik unsur sebagai berikut.
A
E
D
G
J
Untuk soal ini, disarankan jangan mengingat
nomor atom setiap unsur. Untuk memudahkannya, dimulai dari unsur di atas huruf A pada
soal sebagai nomor 1, lalu ke kanan nomor 2,
nomor 3 berada di huruf A, kemudian di bawah
huruf A nomor 11, dan seterusnya. Periksa satu
per satu pilihan jawabannya dan tabel berikut
ini adalah jawaban yang benar.
a. b. c. d. e. Unsur
Konfigurasi
Elektro n
A
D
E
G
J [He] 2s [Ne] 3s2 [Ne] 3s2 3p1 [Ne] 3s2 3p3 [Ne] 3s2 3p5 Nomor
Atom
1
3 12 13 15 17 Jadi, jawaban yang benar adalah d.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
41
2. b. U
Pembahasan:
Unsur yang paling mudah menarik elektron
adalah unsur yang keelektronegatifannya paling
besar yaitu U dengan harga kelektronegatifan
= 4,0.
3. e. (5)
Pembahasan:
Pengecualian Aturan Oktet
• Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.
Meliputi senyawa kovalen biner sederhana dari
Be, B dan Al yaitu atom-atom yang elektron
valensinya kurang dari empat (4). Contoh:
BeCl2, BCl3, dan AlBr3.
• Senyawa dengan jumlah elektron valensi
ganjil. Contoh: NO2 mempunyai jumlah elektron
valensi (5 + 6 + 6) = 17.
• Senyawa dengan oktet berkembang. Unsurunsur periode 3 atau lebih dapat membentuk
senyawa yang melampaui aturan oktet/lebih
dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit
terluarnya M, N, dan seterusnya dapat
menampung 18 elektron atau lebih). Contoh:
PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5.
Konfigurasi elektron atom 5B = 2 · 3
Konfigurasi elektron atom 1H = 1
H × B× × H
Struktur Lewis senyawa BH3 = H
Berdasarkan struktur Lewisnya senyawa yang
menyimpang dari kaidah oktet adalah BH3.
4. b. 1 dan 3
Pembahasan:
Senyawa yang memiliki ikatan hidrogen biasanya
memiliki titik didih relatif tinggi, maka kita bisa
memilih 2 senyawa dengan titik didih yang
paling tinggi di antara enam senyawa (6 titik
bernomor), yaitu senyawa pada nomor 1 dan 3.
5. c. ion dan kovalen polar
Pembahasan:
Senyawa ionik, dalam bentuk lelehan atau
larutan mampu menghantarkan listrik serta
memiliki titik didih dan titik leleh relatif tinggi.
Senyawa kovalen polar, larutannya dapat
menghantarkan listrik, lelehannya tidak menghantarkan listrik, serta biasanya titik didih dan
titik lelehnya relatif rendah.
6. b. segitiga piramida
Pembahasan:
Y  1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
Jumlah elektron valensi 5 untuk mengikuti
aturan oktet kurang 3.
X  1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Jumlah elektron valensi 7 untuk mengikuti
aturan oktet kurang 1.
Ada dua kemungkinan:
42
(1)
X Y X
X

X
Y
X
X
atau
(2)
X X
X
XY X 
X
X
•
X
X
Y
X
Kedua atom akan berbagi elektron untuk
dipakai bersama berikatan. Atom Y
menyumbang 3 elektron masing-masing 1
elektron kepada 1 atom X, jadi perlu 3 atom
X seperti struktur (1) di atas. 1 atom Y, 3
atom X, 1 pasang elektron bebas. Rumus
bentuk molekul AX3E (segitiga piramida).
• Kedua atom akan berbagi elektron untuk
dipakai bersama berikatan. Atom Y
menyumbang semua elektronnya masingmasing 1 elektron kepada 1 atom Y, jadi
perlu 5 atom X seperti struktur (2) di atas. 1
atom Y dan 5 atom X. Rumus bentuk
molekul AX5 (segitiga bipiramida).
7. c. nitrogen dioksida
Pembahasan:
Suatu reaksi kimia dapat ditulis sebagai berikut:
Reaktan/pereaksi  produk/hasil reaksi
Senyawa pereaksi:
• NO = nitrogen monoksida
• O3 = ozon
Senyawa hasil reaksi:
• NO2 = nitrogen dioksida
• O2 = oksigen
8. e. C3H8(g) + 5 O2(g)  3 CO2(g) + 4 H2O(g)
Pembahasan:
Penulisan persamaan reaksi harus memenuhi
hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier)
yang menyatakan bahwa “Massa zat sebelum
dan sesudah reaksi harus sama.” Agar
memenuhi hukum ini, maka dalam persamaan
reaksi jumlah atom-atom ruas kiri harus sama
dengan jumlah atom-atom ruas kanan.
Pereaksi (reaktan):
Propana
= C3H8(g)
Oksigen
= O2(g)
Hasil reaksi (produk):
Karbon dioksida = CO2(g)
Uap air
= H2O(g)
Persamaan reaksi setara dan lengkap dari
reaksi peristiwa pembakaran gas LPG yang
mengandung propana menghasilkan gas karbon
dioksida dan uap air yaitu:
C3H8(g) + 5 O2(g)  3 CO2(g) + 4 H2O(g)
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
9. c. 24,5 gram
Pembahasan:
2 KClO3(s)  2 KCl(s) + 3 O2(g).
Karena pereaksi habis bereaksi dan reaksi
berlangsung dalam wadah tertutup maka sesuai
dengan hukum kekekalan massa maka massa
zat pereaksi = massa zat hasil reaksi, sehingga
massa kalium klorat (KClO3) = massa kalium
klorida (KCl) + massa oksigen (O2). Massa
KClO3 (pereaksi) = 24,5 gram = massa zat hasil
reaksi.
10. c. (3) dan (4)
Pembahasan:
Ciri larutan elektrolit lemah jika diuji maka pada
elektroda akan ada sedikit/banyak gelembung
dan lampu akan padam atau redup. Larutan
elektrolit lemah pada tabel terdapat pada nomor
(2), (3), dan (4). Pilihan jawaban yang tersedia
adalah pilihan jawaban c. (3) dan (4).
11. c. 2 – log 2
Pembahasan:
H2SO4 termasuk asam kuat, maka:
n (mol)
0,1 mol
[H2SO4] =
=
= 0,01 M
V (liter)
10 liter
+
[H ] = 2 × [H2SO4] = 2 × 0,01 M
= 0,02 M = 2 · 10–2 M
+
pH = – log [H ] = – log 2 · 10–2
= 2 – log 2
12. c. 0,150 M
Pembahasan:
Volume rata-rata Ba(OH)2 0,1 M
(16  14  15) mL
= 15 mL
= 3
Jumlah mol Ba(OH)2 = 15 × 0,1 = 1,5 mmol
Prinsip titrasi asam lemah oleh basa kuat:
2 CH3COOH + Ba(OH)2  Ba(CH3COO)2 + 2 H2O
Pada saat mencapai titik ekivalen maka akan
terbentuk garam dimana mol CH3COOH dengan
mol Ba(OH)2 sebanding.
Berdasarkan perbandingan koefisien, jumlah
mol CH3COOH = 2 × 1,5 mmol = 3 mmol.
Karena volume CH3COOH yang digunakan
adalah 20 mL maka:
3 mmol
[CH3COOH] = = 0,15 M
20 mL
13. c. 2 : 1
Pembahasan:
Persamaan reaksi:
Cu(s) + S(s)  CuS(s)
Percobaan
1 2 3 4 Massa Cu
(g)
4 6 8 8 Massa S
(g)
2 2 4 10 Massa
CuS (g)
6 6 12 12 Perhatikan data percobaan nomor 1 dan 3,
dimana jumlah massa pereaksi dengan hasil
reaksi sama.
(1) 4 gram Cu + 2 gram S  6 gram CuS
(3) 8 gram Cu + 4 gram S  12 gram CuS
Berdasarkan data percobaan tersebut, perbandingan massa unsur Cu dan S dalam senyawa
CuS adalah 2 : 1.
14. e. (5)
Pembahasan:
Di dalam setiap cairan tubuh terdapat pasangan
asam-basa konjugasi yang berfungsi sebagai
larutan penyangga. Cairan tubuh, baik sebagai
cairan intrasel (dalam sel) dan cairan ekstrasel
(luar sel) memerlukan sistem penyangga
tersebut untuk mempertahankan harga pH cairan
tersebut. Sistem penyangga ekstrasel yang
penting adalah penyangga karbonat (H2CO3/
HCO3) yang berperan dalam menjaga pH darah,
dan sistem penyangga fosfat ( H2PO4/HPO24 )
yang berperan menjaga pH cairan intrasel.
15. d. 5
Pembahasan:
50 mL NH3 0,2 M + 50 mL HCl 0,2 M
NH3(aq) = NH4OH(aq)
Persamaan reaksi:
NH4OH(aq) + HCl(aq)  NH4Cl(aq) + H2O(l)
10 mmol
10 mmol
–
10 mmol
10 mmol
–
–
10 mmol
–
10 mmol
10 mmol
10 mmol
1
pH = (14 – pKb – log Mg)
2
1
= (14 – 5 – log 10 )
2
100
1
= (14 – 5 – log 10–1)
2
1
= (14 – 5 + 1)
2
1
= (10)
2
= 5
16. b. 2,870 gram
Pembahasan:
Massa molar AgCl = 143,5 g/mol
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
NaCl + AgNO3  AgCl  + NaNO3
20 mmol 20 mmol
20 mmol 20 mmol
Berdasarkan reaksi di atas maka jumlah AgCl
= 20 mmol = 0,02 mol
Massa AgCl = jumlah mol AgCl × massa molar
AgCl
= 0,02 mol × 143,5 gram/mol
= 2,87 gram
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
43
17. c. Klorin dari 0 menjadi –1 dan +1
Pembahasan:
Reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi)
adalah reaksi redoks dimana satu unsur mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus.
Persamaan reaksi:
Cl2(g)+2 NaOH(aq)  NaCl(aq)+NaClO(aq)+H2O(l)
0
–1
+1
Zat yang mengalami autoredoks berikut perubahan
bilangan oksidasinya adalah Cl2 dari bilangan
oksidasi 0 menjadi –1 dan +1.
18. d. (4)
Pembahasan:
Dipol adalah singkatan dari dipolar, yang artinya
dua kutub. Senyawa yang memiliki dipol adalah
senyawa yang memiliki kutub positif ( + ) di satu
sisi, dan kutub negatif (  ) di sisi yang lain (pada
gambar ditunjukkan oleh ikatan/gaya H---O,
dimana atom H berkutup positif/ + dan atom O
berkutup negatif/  ). Senyawa yang memiliki
dipol biasa disebut sebagai senyawa polar.
Senyawa polar terbentuk melalui ikatan kovalen
polar. Perlu diperhatikan bahwa dipol berbeda
dengan ion. Kekuatan listrik yang dimiliki dipol
lebih lemah dibanding kekuatan listrik ion. Kita
pasti ingat, bahwa ion terdapat pada senyawa
ionik, dimana molekul terbagi menjadi dua, yaitu
ion positif/kation (+) dan ion negatif/anion (–).
19. e. 0,127 gram
Pembahasan:
CuSO4(aq)  Cu2+(aq) + SO24(aq)
Katoda : Cu2+(aq) + 2 e–  Cu(s)
Anoda : 2 H2O(l)  O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e–
V O2 = 224 mL = 0,224 L (STP)
0,224 L
= 0,01 mol
mol O2 = 22,4 L  mol1 w O2 = n × Mr = 0,01 mol × 32 g·mol–1
= 0,32 g
w1
e1
= w 2 e2
e
w Cu
= Cu
eO 2
w O2
63,5
w Cu
2
= 32
0,32
4
w Cu 31,25
= 0,32
8
wCu = 0,127 gram
44
20. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap
panas (terjadi perpindahan panas dari
lingkungan ke sistem). Oleh karena itu, entalpi
sistem akan bertambah. Artinya entalpi produk
(Hproduk) lebih besar daripada entalpi pereaksi
(Hreaktan). Akibatnya perubahan entalpi ( H )
bertanda positif.
Reaksi endoterm: = Hproduk – Hreaktan > 0
Reaksi endoterm ditunjukkan oleh nomor:
(1) CaCO3(s)  CaO(s) + CO2(g)
(2) 6 CO2(g) + 6 H2O(l)  C6H12O6(aq) + 6 O2(g)
Pasangan persamaan reaksi endoterm terjadi
pada nomor (1) dan (2).
21. c. metil propanoat
Pembahasan:
Asam karboksilat mempunyai dua macam
keisomeran yaitu keisomeran struktur dan
keisomeran fungsi.
O
II
asam butanoat
CH3–CH
2–CH
2–C–OH
3
2
1
Salah satu isomer senyawa di atas adalah sebagai
berikut. (Terjadi keisomeran posisi)
O
4
II
metil propanoat
CH3–CH
2–C–O–CH
3
2
1
Asam karboksilat berisomer fungsi dengan ester
dengan rumus molekul CnH2nO2.
22. d. 86 kJ
Pembahasan:
Pada gambar diperoleh persamaan reaksi dan
harga H sebagai berikut.
1
H = –285 kJ
H2(g) + O2(g)  H2O(l)
2
1
H = –242 kJ
H2(g) + O2(g)  H2O(g)
2
H2O(g)  H2O(l)
H = –43 kJ
Persamaan reaksi pada penguapan 2 mol air
dari tubuh diperlukan energi sebesar, sehingga
persamaan reaksi dan harga H -nya menjadi
sebagai berikut.
H = +43 kJ (1 mol air)
H2O(l)  H2O(g)
2 mol H2O (air) = 2 × (+43 kJ) = +86 kJ
23. a. (1) terhadap (4)
Pembahasan:
Ralat pilihan jawaban:
c. (2) terhadap (5)
Dari gambar pada soal ini bisa ditafsirkan
bahwa gambar nomor (1) terhadap (4) hanya
dipengaruhi oleh suhu, gambar nomor (2)
terhadap (3) hanya dipengaruhi konsentrasi,
gambar nomor (2) terhadap (5) dipengaruhi oleh
suhu dan konsentrasi, gambar (3) dan (4)
dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, sedangkan pada gambar (4) dan (5) juga dipengaruhi
oleh suhu dan konsentrasi. Sehingga jawaban
yang tepat adalah a.
3
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
24. a. 1
Pembahasan:
Persamaan laju reaksi adalah
v = k [Na2S2O3]m [HCl]n
Orde terhadap Na2S2O3 (data 1 dan 3)
m
n
k Na2 S 2O3  HCl
v1

m
n
v3
k Na2 S 2O3  HCl
26. c. 5 · 10–2
Pembahasan:
2 SO3(g)  2 SO2(g) + O2(g)
Setimbang: 0,2 mol
0,2 mol
0,1 mol
Kc dari reaksi dan dengan data konsentrasi zatzat yang terlibat dapat ditentukan dengan rumus:
Kc = m
v1  0,1 


v 3  0,05 
t3
m
 2
t1
30
 2m
15
2  2m
m 1
Orde terhadap HCl (data 1 dan 2)
m
2
0,2  0,1 

2   2 
= 2
0,2 
2 

27.
n
n
28.
n
15  1 
 
15  2 
n
 1
1  
2
n0
Persamaan laju reaksinya: v = k [Na2S2O3],
sehingga orde totalnya = 1
25. a. kanan, karena bergeser ke arah jumlah mol
yang kecil
Pembahasan:
Perubahan tekanan dan volume hanya dapat
menggeser kesetimbangan pada reaksi yang
berfasa gas dan mempunyai perbedaan koefisien
reaksi antara ruas kiri (pereaksi) dengan ruas
kanan (hasil reaksi).
Reaksi kesetimbangan:
2 PQ2(g)  P2Q4(g) H = +x kJ/mol
Apabila tekanan diperbesar atau volume diperkecil
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
zat yang jumlah koefisiennya kecil dan sebaliknya
apabila tekanan diperkecil atau volume diperbesar
kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang
jumlah koefisiennya besar. Jika pada sistem
kesetimbangan ditingkatkan tekanannya maka
sistem tersebut akan bergeser ke kanan
(pembentukan gas P 2Q 4 ) karena jumlah
koefisien/mol hasil reaksi lebih kecil.
29.
30.
(0,1)2 (0,05)
(0,1)2
5  104
102
= 5 × 10–2
a. Polistirena, styrofoam
Pembahasan:
Polistirena tersusun atas monomer stirena. Polistirena
digunakan untuk membuat gelas minuman
ringan, isolasi, dan untuk kemasan makanan.
d. (2) dan (5)
Pembahasan:
Penerapan sifat koligatif penurunan titik beku
larutan, antara lain:
• membuat campuran pendingin (contohnya
penambahan garam pada pembuatan es putar);
• antibeku (etilen glikol) pada radiator mobil;
• antibeku dalam tubuh hewan;
• antibeku untuk mencairkan salju; dan
• menentukan massa molekul relatif (Mr).
Jadi jawaban yang tepat (2) dan (5).
e. (5)
Pembahasan:
Dalam pokok bahasan sifat koligatif larutan,
penambahan zat terlarut akan menurunkan
tekanan uap. Artinya semakin banyak zat
terlarut maka tekanan uapnya semakin rendah.
Sebaliknya semakin sedikit jumlah zat terlarut
maka tekanan uapnya akan relatif lebih tinggi.
Jadi, tabung dengan tekanan uap paling kecil
adalah yang memiliki zat terlarut paling banyak.
Tabung (5) memiliki zat terlarut paling banyak.
b. 3, 6, dan 1
Pembahasan:
a Cl2 + b KOH  c KCl + d KClO3 + H2O
Reaksi di atas adalah reaksi redoks, namun dari
persamaan yang disajikan dengan kita dapat
menebak harga koefisiennya yaitu dengan
mencoba-coba memasukkan koefisien dari
pilihan jawaban yang telah disediakan, sehingga
akan diperoleh reaksi setaranya adalah:
3 Cl2 + 6 KOH  5 KCl + KClO3 + 3 H2O
Sehingga harga a = 3, b = 6, c = 5, dan d = 1.
= k Na2 S 2 O3  HCl
v1

m
n
v2
k Na2 S2 O3  HCl
v1  0,2 

v 2  0,4 
n
t2  1 
 
t1  2 
[SO 2 ]2 [O 2 ]
[SO 3 ]2
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
= 45
31. a. Fe/Fe2+//Ag+/Ag
Pembahasan:
Berdasarkan teori, untuk menentukan apakah
suatu reaksi berlangsung (spontan) atau tidak
berlangsung (tidak spontan) dapat dihitung
berdasarkan rumus:
o
o
o
Esel
= E reduksi
 E oksidasi
o
Jika Esel > 0, berarti reaksi berlangsung (spontan).
o
Jika Esel
< 0, berarti reaksi tidak berlangsung
(tidak spontan).
• Fe/Fe2+//Ag+/Ag
o
= +0,80 V – (–0,44)
Esel
= +1,24 V
(spontan)
• Ag/Ag+//Zn2+/Zn
o
= –0,76 V – (+0,80 volt)
Esel
= –1,56 V
(tidak spontan)
• Sn/Sn2+//Fe2+/Fe
o
= –0,44 V – (–0,14 V)
Esel
= –0,30 V
(tidak spontan)
• Fe/Fe2+//Zn2+/Zn
o
= –0,76 V – (–0,44 V)
Esel
= –0,32 V
(tidak spontan)
• Sn/Sn2+//Zn2+/Zn
o
= –0,76 V – (–0,14 V)
Esel
= –0,62 V
(tidak spontan)
Pilihan jawaban yang tepat adalah a.
32. a. +2,72 volt
Pembahasan:
Mg  Mg2+ + 2 e– Eo = +2,38 volt
2+
Eo = +0,34 volt
Cu + 2 e–  Cu
Mg + Cu2+  Mg2+ + Cu
Eo = +2,72 volt
o
Harga potensial sel ( E sel ) juga dapat dihitung
dengan rumus:
o
= E oreduksi – E ooksidasi
E sel
o
o
= E Cu2+ /Cu – E Mg/Mg2+
= +0,34 – (–2,38) volt = +2,72 volt
33. c. (3)
Pembahasan:
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari
bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Pada
gambar hanya dipengaruhi oleh faktor dari
lingkungan karena bahan yang digunakan sama
yaitu paku. Faktor dari lingkungan meliputi
tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban,
keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif
dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang
dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam,
basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa
anorganik maupun organik. Paku dalam air yang
dididihkan (gambar nomor 3) akan lebih cepat
terjadi korosi karena reaksi kimia lebih cepat
terjadi dan naiknya temperatur air pada
umumnya menambah kecepatan korosi.
46
O
34. a.
35.
36.
37.
38.
C
H
Pembahasan:
CnH2nO ada dua kemungkinan gugus yaitu
aldehid atau keton, reaksi dengan Fehling
aldehid membentuk endapan merah bata
(Cu2O), sedangkan keton tidak bereaksi. Reaksi
dengan Tollens, aldehid membentuk cermin
perak (Ag), sedangkan keton tidak beraksi.
Berarti dapat disimpulkan bahwa zat tersebut
adalah aldehid.
e. eliminasi dan substitusi
Pembahasan:
(1) Reaksi eliminasi, pengubahan ikatan tunggal
(ikatan jenuh) menjadi ikatan rangkap (ikatan
tak jenuh) dengan menghilangkan (melepas)
atom-atom. Reaksi 1–kloro propana dengan
natrium klorida meng-hasilkan propena.
(2) Reaksi substitusi melibatkan pertukaran atom/
gugus atom pada senyawa karbon dengan
atom/gugus atom lainnya. Atom hidrogen (H)
digantikan dengan atom klorida (Cl).
b. (1) dan (3)
Pembahasan:
Asam benzoat (1) digunakan sebagai pengawet
makanan dan pembasmi kuman. Hasil nitrasi
toluena dapat berupa 2,4,6–trinitrotoluena (2)
yang dibuat secara industri sebagai bahan
peledak.
d. (3) dan (4)
Pembahasan:
Fungsi protein (sebagai bahan makanan) dalam
tubuh antara lain:
• enzim yang tersusun dari protein berfungsi
sebagai biokatalis;
• membawa ion atau molekul dari suatu organ
ke organ lain melalui aliran darah;
• memberikan kemampuan bagi sel organisme
untuk berkontraksi, bergerak, serta mengubah
bentuk;
• membentuk struktur jaringan, menyangga,
serta memberikan kekuatan;
• mempertahankan organisme dari serangan
spesies lain atau melindungi organisme
tersebut dari luka; dan
• mengatur aktivitas metabolisme di dalam
tubuh.
Pasangan yang merupakan kegunaan dari
protein adalah nomor (3) dan (4).
c. putih telur dan ikan
Pembahasan:
• Protein yang mengandung inti benzena
positif terhadap pereaksi xantoproteat.
• Larutan Biuret untuk menguji adanya ikatan
peptida.
• Timbal(II) asetat untuk menguji adanya unsur
belerang (S).
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
39. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Kombinasi sifat-sifat unsur golongan alkali tanah
(Be, Mg, Ca, dan seterusnya) dari alternatif yang
disediakan adalah (1) dan (2).
(1) berwujud padat
Unsur yang terdapat pada golongan alkali
tanah (golongan IIA) semua berwujud padat
(lihat tabel Sistem Periodik Unsur).
(2) mudah membentuk ion bermuatan +2
Unsur golongan alkali tanah mempunyai
elektron valensi 2 sehingga untuk menjadi
stabil (memenuhi kaidah oktet) akan
melepaskan 2 elektron pada kulit terluarnya
membentuk ion positif dua (+2).
40. b. (1) dan (4)
Pembahasan:
Kegunaan beberapa senyawa sebagai berikut.
• Kaporit (CaCOCl2) digunakan untuk untuk
desinfektan dan serbuk pengelantang
(pemutih kertas).
• Stronsium diperoleh dari mineral selestit
(SrSO4), stronsium karbonat (SrCO3) dan
stronsium nitrat {Sr(NO3)2}, terbakar dengan
nyala merah terang dan digunakan dalam
kembang api dan suara sinyal.
• Natrium sulfat (Na2SO4) atau garam Glauber
digunakan untuk obat pencahar (cuci perut),
zat pengering untuk senyawa organik.
• Natrium tetraborat (Na2B4O7) atau boraks
digunakan untuk isolasi fiberglass dan pemutih natrium perborat. Boraks juga kadang
disalahgunakan dan digunakan sebagai
pengawet makanan seperti ikan dan daging.
• Kalium iodat (KIO 3) digunakan sebagai
pencegah penyakit gondok (campuran
garam dapur) serta penyembuh luka luar
karena mengandung iodium.
• Kalsium karbida (CaC2) disebut juga karbit,
digunakan untuk membuat gas asetilen.
TRYOUT PAKET 5
1. d. T, [Ne] 3s2 3p1, 13
Pembahasan:
Diketahui tabel periodik unsur sebagai berikut.
P
Q
U
T
X
Untuk soal ini, disarankan jangan mengingat
nomor atom setiap unsur. Untuk memudahkannya, dimulai dari kotak unsur di pojok kiri
atas sebagai nomor 1, lalu ke kanan nomor 2,
nomor 3 berada di sebelah kiri huruf P, kemudian
huruf P nomor 4, dan seterusnya.
Periksa satu per satu pilihan jawabannya dan
tabel berikut ini adalah jawaban yang benar.
a. b. c. d. e. Unsur
Konfigurasi
Elektron
Nomor
Atom
P
U
Q
T
X [He] 2s2 2
3 [He] 2s 2p
1 [Ne] 3s
[Ne] 3s2 3p1 2
5
[Ne] 3s 3p 4 7 11 13 17 Jadi, jawaban yang benar adalah d.
2. e. energi ion pertama Ar paling besar
Pembahasan:
Unsur-unsur dalam periode ketiga yang paling
kiri paling reaktif mudah membentuk basa.
Semakin ke kanan makin sukar bereaksi dengan
energi ionisasi paling besar.
Pernyataan yang benar adalah sebagai berikut.
• Na paling mudah bereaksi karena terletak
paling kiri.
• P, S, Cl cenderung membentuk asam karena
terletak di kanan.
• Si adalah metaloid.
• Na, Mg, Al berperan sebagai reduktor
• energi ion pertama Ar paling besar karena
terletak paling kanan.
3. c. (3)
Pembahasan:
Pengecualian Aturan Oktet
• Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.
Meliputi senyawa kovalen biner sederhana
dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang
elektron valensinya kurang dari empat (4).
Contoh: BeCl2, BCl3, dan AlBr3.
• Senyawa dengan jumlah elektron valensi
ganjil. Contoh: NO2 mempunyai jumlah
elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17
• Senyawa dengan oktet berkembang. Unsurunsur periode 3 atau lebih dapat membentuk
senyawa yang melampaui aturan oktet/lebih
dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit
terluarnya M, N, dan seterusnya dapat
menampung 18 elektron atau lebih). Contoh:
PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5.
Konfigurasi elektron atom 15P = 2 · 8 · 5
Konfigurasi elektron atom 17Cl= 2 · 8 · 7
Cl× ×Cl
Struktur Lewis senyawa PCl5 = Cl× P× × Cl
Cl
Berdasarkan struktur Lewisnya senyawa yang
menyimpang dari kaidah oktet adalah PCl5.
4. b. 2 dan 3
Pembahasan:
Senyawa yang memiliki ikatan hidrogen biasanya
memiliki titik didih relatif tinggi, maka kita bisa
memilih 2 senyawa dengan titik didih yang
paling tinggi di antara enam senyawa (6 titik
bernomor), yaitu senyawa pada nomor 2 dan 3.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
47
5. a. ionik dan kovalen nonpolar
Pembahasan:
Senyawa ionik, dalam bentuk lelehan atau larutan
mampu menghantarkan listrik serta memiliki
titik didih dan titik leleh relatif tinggi. Senyawa
kovalen nonpolar, karena kepolarannya tidak
ada maka tidak bisa menghantarkan listrik serta
biasanya titik didih dan titik lelehnya relatif rendah.
6. a. segitiga datar
Pembahasan:
B  1s2 2s2 2p1
Jumlah elektron valensi 3 untuk mengikuti
aturan oktet melepas 3 elektron.
X  1s2 2s2 2p5
Jumlah elektron valensi 7 untuk mengikuti
aturan oktet menangkap 1 elektron.
X BX
X

X
B
X
X
Atom B akan membentuk ion B3+ dan atom X
akan membentuk ion X–, sehingga kedua atom
akan membentuk ikatan ion dengan struktur
BX3. Rumus bentuk molekul AX3 (segitiga
datar).
7. a. perak oksida
Pembahasan:
Suatu reaksi kimia dapat ditulis sebagai berikut:
Reaktan/pereaksi  produk/hasil reaksi
Senyawa pereaksi:
• Zn
= seng
• Ag2O = perak oksida
• H2O
= air
Senyawa hasil reaksi:
• Zn(OH)2 = seng hidroksida
• Ag
= perak
8. b. 4 Fe(s) + 3 O2(g)  2 Fe2O3(s)
Ralat pilihan jawaban b.
Pembahasan:
Penulisan persamaan reaksi harus memenuhi
hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier)
yang menyatakan bahwa “Massa zat sebelum
dan sesudah reaksi harus sama.” Agar
memenuhi hukum ini, maka dalam persamaan
reaksi jumlah atom-atom ruas kiri harus sama
dengan jumlah atom-atom ruas kanan.
Pereaksi (reaktan):
Besi
= Fe(s)
Oksigen
= O2(g)
Hasil reaksi (produk):
Besi(III) oksida = Fe2O3(s)
Persamaan reaksi setara dan lengkap dari
reaksi perkaratan besi yaitu:
4 Fe(s) + 3 O2(g)  2 Fe2O3(s)
48
9. a. 0,2 gram
Pembahasan:
Mg(s) + 2 HCl(aq)  MgCl2(aq) + H2(g)
2,4 gram
mol Mg = 24 gram·mol1 = 0,1 mol
7,3 gram
mol HCl = 36,5 gram·mol1 = 0,2 mol
Karena semua pereaksi habis bereaksi (tidak
ada pereaksi pembatas) dan reaksi berlangsung
dalam wadah tertutup maka sesuai dengan
hukum kekekalan massa maka massa zat
pereaksi (Mg + HCl) = massa zat hasil reaksi
(MgCl2 + H2), sehingga massa gas hidrogen (H2)
= (2,4 + 7,3) gram – 9,5 gram = 0,2 gram.
10. a. (1) dan (3)
Pembahasan:
Ciri larutan nonelektrolit tidak akan di dapati
gelembung dan lampu akan padam, karena tidak
bisa menghantarkan arus listrik. Larutan
nonelektrolit pada tabel terdapat pada nomor
(1). Sedangkan ciri larutan elektrolit lemah jika
diuji maka pada elektroda akan ada sedikit/
banyak gelembung dan lampu akan padam atau
redup. Larutan elektrolit lemah pada tabel
terdapat pada nomor (2), (3), dan (4).
Pilihan jawaban yang tersedia adalah pilihan
jawaban a. (1) dan (3).
11. e. 12 + log 4
Pembahasan:
Ca(OH)2 termasuk basa kuat, maka:
[OH–] = 2 × [Ca(OH)2]
[OH–] = 2 × 0,02 M = 0,04 M = 4 · 10–2 M
pOH = – log [OH–] = – log 4 · 10–2 = 2 – log 4
pH = 14 – pOH = 14 – (2 – log 4) = 12 + log 4
12. b. 0,045 M
Pembahasan:
Volume rata-rata NaOH 0,1 M
(19  18  17) mL
= = 18 mL
3
Jumlah mol NaOH = 18 mL × 0,1 M = 1,8 mmol
Prinsip titrasi asam kuat oleh basa kuat:
H2SO4 + 2 NaOH  Na2SO4 + 2 H2O
Pada saat mencapai titik ekivalen maka akan
terbentuk garam dimana mol H2SO4 dengan mol
NaOH sebanding.
Berdasarkan perbandingan koefisien, jumlah
1
mol H2SO4 = × 1,8 mmol = 0,9 mmol.
2
Karena volume H2SO4 yang digunakan adalah
20 mL maka:
0,9 mmol
[HCl] = = 0,045 M
20 mL
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
16. b. 0,50 gram
Pembahasan:
Massa molar CaCO3 = 100 g/mol
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
CaCl2(aq) + Na2CO3(aq)  CaCO3(s)  + 2 NaCl(aq)
13. b. 1 : 8
Pembahasan:
Ralat tabel pada soal:
Persamaan reaksi:
2 H2(g) + O2(g)  2 H2O(g)
Massa H2O
Dihasilkan
(gram)
1 8 9 1 9 9 2 8 9 3 16 18 Perhatikan data nomor 1, dimana jumlah massa
pereaksi dengan hasil reaksi sama.
1 gram H2 + 8 gram O2  9 gram H2O
Berdasarkan data tersebut, perbandingan
massa unsur H dan O dalam senyawa H2O
adalah 1 : 8.
14. e. (5)
Pembahasan:
Di dalam setiap cairan tubuh terdapat pasangan
asam-basa konjugasi yang berfungsi sebagai
larutan penyangga. Cairan tubuh, baik sebagai
cairan intrasel (dalam sel) dan cairan ekstrasel
(luar sel) memerlukan sistem penyangga
tersebut untuk mempertahankan harga pH
cairan tersebut. Sistem penyangga ekstrasel
yang penting adalah penyangga karbonat
(H2CO3/ HCO3 ) yang berperan dalam menjaga
pH darah, dan sistem penyangga fosfat (H2PO4/
HPO24 ) yang berperan menjaga pH cairan
intrasel.
15. a. 5 – log 1
Pembahasan:
25 mL HCl 0,2 M + 25 mL NH3 0,2 M
NH3(aq) = NH4OH(aq)
Persamaan reaksi:
NH4OH(aq) + HCl(aq)  NH4Cl(aq) + H2O(l)
Massa H
(gram)
5 mmol
5 mmol
–
Massa O
(gram)
5 mmol
5 mmol
–
–
5 mmol
–
5 mmol
5 mmol
5 mmol
1
(14 – pKb – log Mg)
2
1
= (14 – 5 – log 5 )
2
50
1
= (14 – 5 – log 10–1)
2
1
= (14 – 5 + 1)
2
1
= (10)
2
= 5 (ingat, log 1 = 0)
pH =
5 mmol 5 mmol
5 mmol
5 mmol
Berdasarkan reaksi di atas maka jumlah CaCO3
= 5 mmol = 5·10–3 mol
Massa CaCO3 = jumlah mol CaCO3 × massa
molar CaCO3
= 5·10–3 mol × 100 gram/mol
= 0,5 gram
17. d. klorin dari bilangan oksidasi 0 menjadi –1
dan +1
Pembahasan:
Reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi)
adalah reaksi redoks dimana satu unsur mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus.
Persamaan reaksi:
Cl2(g) + 2 NaOH(aq)  NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)
0
–1
+1
Zat yang mengalami autoredoks berikut
perubahan bilangan oksidasinya adalah Cl2 dari
bilangan oksidasi 0 menjadi –1 dan +1.
18. b. (2)
Pembahasan:
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara
atom H dari suatu molekul polar dengan
pasangan elektron bebas yang dimiliki atom
kecil yang sangat elektronegatif dari molekul
polar lainnya. Tiga atom kecil yang sangat
elektronegatif, yang dapat membentuk ikatan
hidrogen adalah atom N, O, dan F. Ikatan
hidrogen biasanya digambarkan dengan garis
putus-putus seperti terlihat pada nomor (2).
19. c. 64,0
Pembahasan:
LSO4(aq)  L2+(aq) + SO24(aq)
Katoda : L2+(aq) + 2 e–  L(s)
Anoda : 2 H2O(l)  O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e–
V O2 = 448 mL = 0,448 L (STP)
w L = 2,56 gram
0,448 L
mol O2= = 0,02 mol
22,4 L  mol1
w O2 = n × Mr = 0,02 mol × 32 g·mol–1
= 0,64 g
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
49
w1 e1
=
w2 e2
e
wL
= L
w O2 eO2
2,56 eL
=
0,64 32
4
2,56  8
eL =
0,64
= 32
Ar L
eL =
valensi
Ar L
32 =
2
Ar L = 32 × 2
= 64
20. b. (1) dan (5)
Pembahasan:
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan
panas (terjadi perpindahan panas dari sistem
ke lingkungan). Oleh karena itu, entalpi sistem
akan berkurang. Artinya entalpi produk (Hproduk)
lebih kecil daripada entalpi pereaksi (Hreaktan).
Akibatnya perubahan entalpi ( H ) bertanda
negatif.
Reaksi eksoterm: = Hproduk – Hreaktan < 0
Reaksi eksoterm ditunjukkan oleh nomor:
(1) C3H8(g) + 3 O2(s)  2 CO2(s) + 4 H2O(l)
(5) CaO(s) + H2O(l)  Ca(OH)2(aq)
Berdasarkan pilihan jawaban yang ada yaitu
nomor (1) dan (5).
21. a. asam pentanoat
Pembahasan:
Asam karboksilat mempunyai dua macam
keisomeran yaitu keisomeran struktur dan
keisomeran fungsi.
H3C
4
3
H
C
2
O
C 1C
H2
OH
CH3
asam–3–metilbutanoat
Salah satu isomer senyawa di atas adalah
sebagai berikut. (Terjadi keisomeran struktur)
H3C
5
4
O
C 3C 2 C 1C
OH
H2 H2 H2
asam pentanoat
Asam karboksilat berisomer fungsi dengan ester
dengan rumus molekul CnH2nO2.
50
22. d. –788 kJ
Pembahasan:
Hukum Hess menyatakan bahwa:
“Perubahan entalpi suatu reaksi tetap sama,
baik berlangsung dalam satu tahap maupun
beberapa tahap.”
Dari diagram dapat ditentukan rumus termokimia:
H1 = H 2 + H3
= –222 kJ + (–566 kJ)
= –788 kJ
Harga perubahan entalpi (H) standar pembentukan gas CO2 = –788 kJ.
23. b. (1) terhadap (3)
Pembahasan:
Dari gambar pada soal ini bisa ditafsirkan bahwa
gambar nomor (1) terhadap (2) hanya
dipengaruhi oleh luas permukaan zat, gambar
nomor (1) terhadap (3) hanya dipengaruhi
konsentrasi, gambar nomor (2) terhadap (4)
hanya dipengaruhi oleh suhu, gambar (3) dan
(4) dipengaruhi oleh luas permukaan zat, suhu,
dan konsentrasi, sedangkan pada gambar (4)
dan (5) hanya dipengaruhi oleh luas permukaan
zat. Sehingga jawaban yang tepat adalah b.
24. d. 2
Pembahasan:
Persamaan laju reaksi adalah v = k [NO][H2]
• Menentukan pangkat reaksi NO, dengan laju
reaksi untuk H2 tetap.
x
y
v1 k NO1 H2 1

v 2 k NOx H2 y
2
2
x
•
4  10 6  2  103 


8  106  4  10 3 
x
1  1
 
2 2
x 1
Menentukan pangkat reaksi H2, laju reaksi
untuk [NO] tetap
x
y
v1 k NO 4 H2 4

v 2 k NO x H2 y
5
5
24  10 6  6  10 3 


32  106  8  103 
y
y
3 3 

4  4 
y 1
Jadi, persamaan laju reaksinya adalah
v = k [NO][H2], sehingga orde totalnya = 1 + 1 = 2.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
25. c. kanan karena jumlah mol hasil reaksi lebih
besar
Pembahasan:
Perubahan tekanan dan volume hanya dapat
menggeser kesetimbangan pada reaksi yang
berfasa gas dan mempunyai perbedaan
koefisien reaksi antara ruas kiri (pereaksi)
dengan ruas kanan (hasil reaksi).
Reaksi kesetimbangan:
N2O4(g)  2 NO2(g) H = –Q kJ.
Apabila tekanan diperbesar atau volume
diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser
ke arah zat yang jumlah koefisiennya kecil dan
sebaliknya apabila tekanan diperkecil atau
volume diperbesar kesetimbangan akan
bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya
besar. Jika volume ruangan diperbesar
kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan
(pembentukan gas NO 2 ) karena jumlah
koefisien/mol hasil reaksi lebih besar.
1
26. b.
2
Pembahasan:
2 NO(g) + O2(g)  2 NO2(g)
Setimbang:
2M
2M
2M
Kc dari reaksi dan dengan data konsentrasi zatzat yang terlibat dapat ditentukan dengan rumus:
Kc = = [NO]2
[NO]2 [O 2 ]
(2)2
(2)2 (2)
4
42
1
= 2
27. d. Poliisoprena, ban mobil
Pembahasan:
= (–CH2–C=CH–CH2–)
I
CH3
Karet alam tersusun dari monomer-monomer
isoprena atau 2–metil–1,3–betadiena.
Karet alam bersifat lunak, lekat, dan mudah
dioksidasi. Agar menjadi lebih keras dan stabil
dilakukan v ulkanisasi, yaitu karet alam
dipanaskan pada suhu 150 °C, dengan sejumlah
kecil belerang. Dengan cara ini ikatan rangkap
pada karet terbuka kemudian terjadi ikatan
jembatan belerang di antara rantai molekulnya.
Karet diekstraksi dari lateks (getah pohon
karet), hasil vulkanisirnya digunakan untuk ban
kendaraan.
28. b. (1) dan (3)
Pembahasan:
Penerapan sifat koligatif penurunan titik beku
larutan, antara lain:
• membuat campuran pendingin (contohnya
penambahan garam pada pembuatan es
putar);
• antibeku (etilen glikol) pada radiator mobil;
• antibeku dalam tubuh hewan;
• antibeku untuk mencairkan salju;
• membuat hujan buatan; dan
• menentukan massa molekul relatif (Mr).
Nomor yang menunjukkan penerapan sifat
koligatif penurunan titik beku larutan yaitu (1),
(3), dan (4). Pilihan jawaban yang tersedia adalah
b. (1) dan (3).
29. d. (4)
Pembahasan:
Dalam pokok bahasan sifat koligatif larutan,
penambahan zat terlarut akan menurunkan
tekanan uap. Artinya semakin banyak zat
terlarut maka tekanan uapnya semakin rendah.
Sebaliknya semakin sedikit jumlah zat terlarut
maka tekanan uapnya akan relatif lebih tinggi.
Jadi, tabung dengan tekanan uap paling kecil
adalah yang memiliki zat terlarut paling banyak.
Tabung (4) memiliki zat terlarut paling banyak.
30. a. 8, 2, dan 4
Pembahasan:
a Cr2 O72  + AsO33  + b H+  c Cr3+ + AsO34 + d H2O
Reaksi di atas adalah reaksi redoks, namun dari
persamaan yang disajikan dengan kita dapat
menebak harga koefisiennya yaitu dengan
mencoba-coba memasukkan koefisien dari
pilihan jawaban yang telah disediakan, sehingga
akan diperoleh reaksi setaranya adalah:
Cr2 O72  + AsO33  + 8 H+  2 Cr3+ + AsO34 + 4 H2O
Sehingga harga a = 1, b = 8, c = 2, dan d = 4.
31. d. Pb/Pb2+//Cu2+/Cu
Pembahasan:
Berdasarkan teori, untuk menentukan apakah
suatu reaksi berlangsung (spontan) atau tidak
berlangsung (tidak spontan) dapat dihitung
berdasarkan rumus:
o
o
o
Esel
= E reduksi
 E oksidasi
o
Jika Esel
> 0, berarti reaksi berlangsung
(spontan).
o
Jika Esel
< 0, berarti reaksi tidak berlangsung
(tidak spontan).
• Cu/Cu2+//Fe2+/Fe
o
= –0,44 volt – (+0,34 volt)
Esel
= –0,78 volt
(tidak spontan)
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
51
Cu/Cu2+//Mg2+/Mg
o
= –2,34 volt – (+0,34 volt)
Esel
= –2,68 volt
(tidak spontan)
• Cu/Cu2+//Pb2+/Pb
o
= –0,13 volt – (+0,34 volt)
Esel
= –0,47 volt
(tidak spontan)
• Pb/Pb2+//Cu2+/Cu
o
= +0,34 volt – ( –0,13 volt)
Esel
= +0,47 volt
(spontan)
• Pb/Pb2+//Mg2+/Mg
o
= –2,34 volt – (–0,13 volt)
Esel
= –2,21 volt
(tidak spontan)
Pilihan jawaban yang tepat adalah d.
32. c. +0,12 volt
Pembahasan:
Ni + Pb2+  Ni2+ + Pb
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi:
Ni  Ni2+ + 2 e–
Eo = +0,25 volt
Pada katoda terjadi reaksi reduksi:
Pb2+ + 2 e–  Pb Eo = –0,13 volt
o
) dapat dihitung dengan
Harga potensial sel ( E sel
rumus:
o
= E oreduksi – E ooksidasi
E sel
o
o
= E Pb2+ /Pb – E Ni/Ni2+
= –0,13 volt – (–0,25 volt)
= +0,12 volt
33. b. (2)
Pembahasan:
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari
bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Pada
gambar hanya dipengaruhi oleh faktor dari
lingkungan karena bahan yang digunakan sama
yaitu paku. Faktor dari lingkungan meliputi
tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban,
keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif
dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang
dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam,
basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa
anorganik maupun organik. Paku akan lambat
berkarat jika terlindung dari udara terbuka yang
lembab (mengandung uap air). Dalam minyak yang
tidak bisa bercampur dengan air maka dimungkinkan dapat melindunginya dari oksigen dan air.
34. a. –OH
Pembahasan:
CnH2n+2O ada dua kemungkinan gugus yaitu
alkohol atau eter, alkohol dapat membentuk
ikatan hidrogen antarmolekul karena memiliki
atom-atom dengan beda kelektronegatifan tinggi
(antara atom O dengan H). Alkohol bereaksi
dengan logam natrium akan menghasilkan gas
hidrogen sedangkan eter tidak menghasilkan
gas hidrogen. Berarti dapat disimpulkan bahwa
zat tersebut adalah alkohol.
•
52
35. b. eliminasi dan adisi
Pembahasan:
(1) Reaksi eliminasi, pengubahan ikatan tunggal
(ikatan jenuh) menjadi ikatan rangkap
(ikatan tak jenuh) dengan menghilangkan
(melepas) atom-atom. Reaksi 2–bromo
propana dengan natrium hidroksida menghasilkan propena.
(2) Reaksi adisi, suatu zat ditambahkan pada
senyawa yang mengandung ikatan rangkap
dua atau rangkap tiga sehingga ikatan dua
tersebut menjadi ikatan tunggal dengan
mengikat atom/gugus atom dari zat yang
ditambahkan. Propena diadisi dengan asam
bromida menghasilkan 2–bromo propana.
36. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Terdapat beberapa turunan dari asam benzoat
(1) yang tanpa kita sadari sering kita gunakan,
diantaranya yaitu natrium benzoat yang biasa
digunakan sebagai pengawet makanan dalam
kaleng. Dalam kehidupan sehari-hari fenol (2)
dikenal sebagai karbol atau lisol yang berfungsi
sebagai zat desinfektan.
37. d. (3) dan (4)
Pembahasan:
Fungsi protein (sebagai bahan makanan) dalam
tubuh antara lain:
• enzim yang tersusun dari protein berfungsi
sebagai biokatalis;
• membawa ion atau molekul dari suatu organ
ke organ lain melalui aliran darah;
• memberikan kemampuan bagi sel organisme
untuk berkontraksi, bergerak, serta mengubah bentuk;
• membentuk struktur jaringan, menyangga,
serta memberikan kekuatan;
• mempertahankan organisme dari serangan
spesies lain atau melindungi organisme
tersebut dari luka; dan
• mengatur aktivitas metabolisme di dalam
tubuh.
Pasangan yang merupakan kegunaan dari
protein adalah pembentuk antibodi terhadap
racun yang masuk dalam tubuh (3) dan
biokatalis pada proses metabolisme (4).
38. b. II
Pembahasan:
• Uji Biuret untuk menguji protein akan
menunjukkan uji positif jika terjadi perubahan
warna menjadi ungu yaitu I, II, dan IV. (III
dan V bukan protein).
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
•
Uji Xantoproteat untuk menguji keberadaan
inti benzena dalam protein. Uji posistif jika
terjadi perubahan warna menjadi kuning jika
ditambah NH3 atau menjadi jingga jika
ditambah NaOH.
Jadi, dari uji dapat disimpulkan bahwa bahan
makanan berprotein yang mengandung inti
adalah II.
39. e. (3) dan (4)
Pembahasan:
Kombinasi sifat-sifat unsur halogen (F, Cl, Br, I,
dan At) dari alternatif yang disediakan adalah
(3) dan (4).
(3) membentuk molekul diatomik
Dalam bentuk struktur, halogen (X) terdapat
sebagai molekul diatomik (X2).
(4) oksidator kuat
Halogen merupakan golongan yang sangat
reaktif dalam menerima elektron akan
bertindak sebagai oksidator kuat. Makin ke
atas sifat oksidatornya semakin kuat.
40. e. (3) dan (5)
Pembahasan:
Beberapa kegunaan unsur tembaga/senyawanya:
• untuk kawat-kabel dan rangkaian listrik;
• paduan logam sebagai kuningan dan perunggu
• tembaga(II) sulfat (CuSO4) digunakan di laboratorium untuk mengeringkan alkohol dan air;
• tembaga(II) sulfat pentahidrat(CuSO4·5H2O)
digunakan untuk larutan elektrolit sel Daniell,
membunuh kuman pada benih-tabur, campurannya berupa bubur Bordeaux dapat
digunakan untuk memberantas kutu dan jamur.
Prediksi 1
1. d. 4
Pembahasan:
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen
(ikatan berdasarkan pemakaian pasangan
elektron bersama) dimana pasangan elektron
tersebut berasal dari satu unsur saja.
Ikatan kovalen koordinasi pada senyawa H2SO4,
pasangan elektron hanya disumbangkan oleh
atom S untuk membentuk ikatan dengan atom
O seperti yang ditunjukkan oleh nomor 4.
2. c. n = 3;  = 1; m = 0; s = –½
Pembahasan:
Nomor atom Cl adalah 17 maka konfigurasi
elektronnya : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
  
m = –1 0 +1
n = 3;  = 1; m = 0; s = –½ (  )
3. d. VIA, 3, [Ne] 3s2 3p4
Pembahasan:
32
berarti mempunyai nomor atom 16 maka
16 Z
konfigurasi elektronnya= [1s2 2s2 2p6] 3s2 3p4
= [Ne] 3s2 3p4
Elektron valensi (menunjukkan golongan)
= 3s2 3p4 = s + p = 2 + 4 = 6
(orbital s atau orbital s + p menunjukkan
golongan A)
Jumlah kulit = 3 (menunjukkan periode)
32
Jadi, unsur 16
Z terletak pada golongan VIA,
periode 3, dan mempunyai konfigurasi elektron
[Ne] 3s2 3p4.
4. c. segitiga piramida
Pembahasan:
X  1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
Jumlah elektron valensi 5 untuk mengikuti
aturan oktet kurang 3.
Y  1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Jumlah elektron valensi 7 untuk mengikuti
aturan oktet kurang 1.
Ada dua kemungkinan:
(1)
Y X Y  Y
Y
X
Y
atau
Y
Y
Y Y
Y
Y
X

Y
Y
X
Y
Y
Y
• Kedua atom akan berbagi elektron untuk
dipakai bersama berikatan. Atom X
menyumbang 3 elektron masing-masing 1
elektron kepada 1 atom Y, jadi perlu 3 atom
Y seperti struktur (1) di atas. 1 atom X, 3
atom Y, 1 pasang elektron bebas. Rumus
bentuk molekul AX3E (segitiga piramida).
• Kedua atom akan berbagi elektron untuk
dipakai bersama berikatan. Atom X
menyumbang semua elektronnya masingmasing 1 elektron kepada 1 atom Y, jadi
perlu 5 atom Y seperti struktur (2) di atas. 1
atom X dan 5 atom Y. Rumus bentuk
molekul AX5 (segitiga bipiramida).
Berdasarkan pilihan jawaban yang tersedia
maka jawaban yang paling tepat adalah c.
5. a. ionik dan kovalen nonpolar
Pembahasan:
Senyawa ionik, dalam bentuk lelehan atau
larutan mampu menghantarkan listrik serta
memiliki titik didih dan titik leleh relatif tinggi.
Senyawa kovalen nonpolar, karena kepolarannya tidak ada maka tidak bisa menghantarkan
listrik serta biasanya titik didih dan titik lelehnya
relatif rendah.
(2)
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
53
6. c. 3 dan 4
Pembahasan:
Senyawa yang memiliki ikatan hidrogen
biasanya memiliki titik didih relatif tinggi, maka
kita bisa memilih 2 senyawa dengan titik didih
yang paling tinggi di antara enam senyawa
(6 titik bernomor), yaitu senyawa pada nomor
1, 3 dan 4. Pilihan jawaban yang ada adalah
nomor 3 dan 4.
7. d. 46,5 gram
Pembahasan:
4 Na(s) + O2(g)  2 Na2O(g)
mol Na = 34,5 gram
= 1,5 mol
23 gram·mol1
12 gram
= 0,375 mol
32 gram·mol1
Na sebagai pereaksi pembatas dan reaksi
berlangsung dalam wadah tertutup maka sesuai
dengan hukum kekekalan massa maka massa
zat pereaksi = massa zat hasil reaksi, sehingga
massa natrium oksida (Na2O) = 34,5 gram + 12
gram = 46,5 gram.
8. e. MgSO4·7H2O
Pembahasan:
Mr MgSO4 = 24 + 32 + 64
= 120g/mol
m MgSO4·xH2O = 24,6 g
m MgSO4 = 12 g
m H2O = m MgSO4·xH2O – m MgSO4
= (24,6 – 12) g
= 12,6 g
mol O2 = 12
) mol
120
= 0,1 mol
Berdasarkan perbandingan koefisien maka mol
MgSO4·xH2O juga = 0,1 mol
24,6 gram MgSO4·xH2O = 0,1 mol; maka massa
molar (Mr) MgSO4·xH2O = 246 g/mol
Massa molar dari MgSO4·xH2O
= massa molar MgSO4 + x · massa molar air
= (120 + x ·18) g/mol
246 = 120 + x · 18
246 – 120 = x · 18
126 = x · 18
n MgSO4 = (
126
18
= 7
Jadi rumus senyawa hidrat tersebut adalah
MgSO4·7H2O.
9. c. 2 C4H10(g)+ 13 O2(g)  8 CO2(g) + 10 H2O(l)
Pembahasan:
Ralat Pilihan jawaban c.
x = 54
Persamaan reaksi dimisalkan:
a C4H10(g)+ b O2(g)  c CO2(g) + d H2O(l)
Misal a = 1
C : 4a = c
4(1) = c
c = 4
H : 10a = 2d
10(1) = 2d
d = 5
O : 2b = 2c + d
= 2(4) + 5
= 8 + 5
13
2
Persamaan reaksi setara:
13
C4H10(g)+ O2(g)  4 CO2(g) + 5 H2O(l),
2
supaya harga koefisien reaksi tidak bilangan
pecahan maka dikalikan 2 sehingga diperoleh
persamaan reaksi setara:
2 C4H10(g)+ 13 O2(g)  8 CO2(g) + 10 H2O(l)
10. d. (5) dan (1)
Pembahasan:
Ciri larutan elektrolit kuat jika diuji maka pada
elektroda akan banyak gelembung dan lampu
akan menyala terang. Sebaliknya ciri larutan
nonelektrolit tidak akan didapati gelembung dan
lampu akan padam, karena tidak bisa menghantarkan arus listrik.
11. a. 1 – log 2
Pembahasan:
H2SO4 termasuk asam kuat, maka:
[H+] = 2 × [H2SO4]
= 2 × 0,1 M
= 0,2 M
= 2 · 10–1 M
pH = – log [H+]
= – log 2 · 10–1
= 1 – log 2
12. c. 0,210 M
Pembahasan:
Volume rata-rata Ba(OH)2 0,1 M
b = (21+22+20) mL
= 21 mL
3
Jumlah mol Ba(OH)2 = 21 mL × 0,1 M
= 2,1 mmol
Prinsip titrasi asam kuat oleh basa kuat:
2 HCl + Ba(OH)2  BaCl2 + 2 H2O
Pada saat mencapai titik ekivalen maka akan
terbentuk garam dimana mol HCl dengan mol
Ba(OH)2 sebanding.
=
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
Berdasarkan perbandingan koefisien, jumlah
mol HCl = 2 × 2,1 mmol = 4,2 mmol.
Karena volume HCl yang digunakan adalah 20
mL maka:
4,2 mmol
= 0,21 M
20 mL
13. b. Q dan R
Pembahasan:
Dalam larutan penyangga dengan penambahan
sedikit asam atau sedikit basa maka pH-nya
tidak banyak mengalami perubahan. Berdasarkan data tersebut maka yang tidak banyak
mengalami perubahan pH adalah larutan
Q (5,0  4,9 & 5,1) dan R (8,0  7,9 & 8,1).
14. c. 9
Pembahasan:
Campuran tersebut akan menghasilkan jenis
garam terhidrolisis yang bersifat basa (dari basa
kuat dan asam lemah).
CH3COOH + NaOH  CH3COONa + H2O(l)
[HCl] = A wal : 20 mmol
Reaksi : 20 mmol
Akhir
:
20 mmol
20 mmol
–
–
–
–
20 mmol 20 mmol
20 mmol 20 mmol
Vol. campuran = 100 mL + 100 mL = 200 mL
[CH3COONa] = [OH–] = = 20 mmol
= 0,1 M
200 mL
K w  [g ]
Ka
1014 ×1·10 1
1 105
= 1010
= 10–5
pOH = –log [OH–]
= –log 10–5
= 5
pH = 14 – pOH
= 14 – 5
= 9
15. b. 3,36 gram
Pembahasan:
Massa molar MgCO3 = 84 g/mol
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
MgCl2(aq) + Na2CO3(aq)  MgCO3(s)  + 2 NaCl(aq)
40 mmol
40 mmol
40 mmol
40 mmol
Berdasarkan reaksi di atas maka jumlah MgCO3
= 40 mmol = 0,04 mol
Massa MgCO3 = jumlah mol MgCO3 × massa
molar MgCO3
= 0,04 mol × 84 gram/mol
= 3,36 gram
16. a. I
Pembahasan:
Dalam pokok bahasan sifat koligatif larutan,
penambahan zat terlarut akan menurunkan
tekanan uap. Artinya semakin banyak zat
terlarut maka tekanan uapnya semakin rendah.
Sebaliknya semakin sedikit jumlah zat terlarut
maka tekanan uapnya akan relatif lebih tinggi.
Jadi, tabung dengan tekanan uap paling besar
adalah yang memiliki zat terlarut paling sedikit.
Tabung I memiliki zat terlarut paling sedikit.
17. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Penerapan sifat koligatif penurunan titik beku
larutan, antara lain:
• membuat campuran pendingin (contohnya
penambahan garam pada pembuatan es
putar);
• antibeku (etilen glikol) pada radiator mobil;
• antibeku dalam tubuh hewan;
• antibeku untuk mencairkan salju;
• membuat hujan buatan; dan
• menentukan massa molekul relatif (Mr).
Jadi pilihan jawaban yang tepat adalah (1) dan
(2).
18. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Penerapan sifat koloid dalam kehidupan seharihari:
(1) penyaringan asap pabrik dengan alat Cottrel
(adsorpsi);
(2) pemutihan gula dengan karbon aktif (adsorpsi);
(3) penjernihan air dengan tawas (koagulasi).
(4) sorot lampu di malam hari berkabut (efek
Tyndall); dan
(5) cuci darah pada penderita gagal ginjal
(dialisis);
19. e. (3) dan (4)
Pembahasan:
Hasil nitrasi toluena dapat berupa 2,4,6–
trinitrotoluena (TNT) yang dibuat secara industri
sebagai bahan peledak. Dalam dunia industri,
anilina digunakan sebagai dasar pembuatan zat
warna diazo, obat-obatan, bahan bakar roket,
dan bahan peledak.
20. e. adisi dan substitusi
Pembahasan:
(1) Reaksi adisi, suatu zat ditambahkan pada
senyawa yang mengandung ikatan rangkap
dua atau rangkap tiga sehingga ikatan dua
tersebut menjadi ikatan tunggal dengan
mengikat atom/gugus atom dari zat yang
ditambahkan. Propena diadisi dengan asam
halida (HX) menghasilkan 2–halida propana.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
55
No.
Polimer
Monomer
Proses
Pembuatan
Kegunaan
(1) Teflon (2) Amilum (3) PVC Karet (4) alam Tetraflouroeti lena Adisi Pelapi s panci Glukosa Kondensasi Adonan kue Vinil Klorida Adisi Plastik Isopropena Adisi Ban (5) Protein Asam amino Kondensasi Zat pembangun 24. e. Sukrosa, Direaksikan dengan tes Fehling
tidak menghasilkan Cu2O
Pembahasan:
Reaksi identifikasi karbohidrat:
• Uji Moslich, identifikasi umum untuk karbohidrat. Uji positif menunjukkan/menghasilkan
cincin berwarna ungu.
• Larutan iodin, identifikasi adanya amilum,
selulosa, dan glikogen menghasilkan warna
coklat merah.
• Pereaksi Fehling, Benedict, Tollens,
identifikasi monosakarida kecuali sukrosa.
Dengan pereaksi Fehling menghasilkan
endapan merah bata (Cu2O), sedangkan
dengan Tollens menghasilkan cermin perak.
25. e. (3) dan (4)
Pembahasan:
Kegunaan protein (sebagai bahan makanan)
dalam tubuh antara lain:
• enzim yang tersusun dari protein berfungsi
sebagai biokatalis;
56
•
•
•
•
•
membawa ion atau molekul dari suatu organ
ke organ lain melalui aliran darah;
memberikan kemampuan bagi sel organisme
untuk berkontraksi, bergerak, serta mengubah bentuk;
membentuk struktur jaringan, menyangga,
serta memberikan kekuatan;
mempertahankan organisme dari serangan
spesies lain atau melindungi organisme
tersebut dari luka; dan
mengatur aktivitas metabolisme di dalam
tubuh.
26. d.
NO(g)
Energi
(2) Reaksi substitusi melibatkan pertukaran
atom/gugus atom pada senyawa karbon
dengan atom/gugus atom lainnya. Atom
hidrogen (H) digantikan dengan atom klorida
(Cl).
21. b. (1) dan (3)
Pembahasan:
Kegunaan senyawa CFC terdapat pada nomor
(1) dan (3). Senyawa CFC digunakan sebagai
pendingan pada AC dan kulkas, pendorong
aerosol, dan pelarut zat pembersih kaca, gelas,
lapisan logam.
22. a. –OH
Pembahasan:
CnH2n+2O ada dua kemungkinan gugus yaitu
alkohol atau eter, alkohol dapat membentuk
ikatan hidrogen antarmolekul karena memiliki
atom-atom dengan beda kelektronegatifan tinggi
(antara atom O dengan H). Alkohol bereaksi
dengan logam natrium akan menghasilkan gas
hidrogen sedangkan eter tidak menghasilkan
gas hidrogen. Berarti dapat disimpulkan bahwa
zat tersebut adalah alkohol.
23. b. (1) dan (3)
Pembahasan:
Hubungan secara tepat dari data diatas seharusnya:
H = 90,25 kJ.mol1
1
2 N2 (g)
1
+ 2O2(g)
Pembahasan:
Ralat pilihan jawaban: d. panah ke atas
½ N2(g) + ½ O2(g)  NO(g) H = +90,25 kJ·mol–1
Diagram tingat energi reaksi pembentukan gas
NO (reaksi endoterm) yang tepat adalah pilihan
jawaban d.
27. b. –220 kJ
Pembahasan:
Dari diagram dapat ditentukan rumus
termokimia:
H = H1 + H2
–790 kJ = H1 + (–570 kJ)
H1 = –790 kJ + 570 kJ
= –220 kJ
28. c. 2,90 mL·detik–1
Pembahasan:
Dari data laju reaksi pada soal ini hanya dipengaruhi oleh faktor volume (konsentrasi) dan
tidak dipengaruhi oleh suhu.
Dengan memperhatikan 2 data kita bisa
menentukan laju reaksi pembentukan gas H2.
Laju reaksi pembentukan gas H2
= perubahan volume gas H2 : perubahan waktu
V H2
= t
H2
= (58  29) mL
(20  10) detik
29 mL
10 detik
= 2,90 mL·detik–1
= Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
29. e. (4) terhadap (5)
Pembahasan:
Dari gambar pada soal ini bisa ditafsirkan bahwa
gambar nomor (1) terhadap (2) dipengaruhi oleh
luas permukaan dan suhu, gambar nomor (1)
terhadap (3) dipengaruhi oleh konsentrasi dan
suhu, gambar nomor (2) terhadap (4) hanya
dipengaruhi oleh konsentrasi saja, gambar (3)
terhadap (4) hanya dipengaruhi luas permukaan
saja, sedangkan pada gambar (4) terhadap (5)
hanya dipengaruhi suhu saja. Sehingga jawaban
yang tepat adalah e.
30. a. bergeser ke kanan, karena reaksi endoterm
Pembahasan:
Terkait pergeseran kesetimbangan yang
disebabkan perubahan suhu, maka yang perlu
diperhatikan adalah apakah reaksi itu bersifat
eksoterm atau endoterm. Pada reaksi endoterm
( H positif) ketika suhu ditingkatkan akan
menambah jumlah hasil reaksi, sebaliknya pada
reaksi eksoterm ( H negatif) peningkatan suhu
justru akan menyebabkan hasil reaksi jumlahnya semakin sedikit, pereaksi jumlahnya akan
semakin banyak.
(0,8)2
31. e. Kc = (0,2)2
Pembahasan:
A + B  C + D , dimana volumenya 1 liter
Kc dari reaksi dan dengan data konsentrasi zatzat yang terlibat dapat ditentukan dengan
rumus:
Kc = [C ][D]
[ A][B]
(0,8)(0,8)
, sehingga jika disederhanakan
(0,2)(0,2)
diperoleh harga:
(0,8)2
Kc = (0,2)2
=
32. c. (2) dan (3)
Pembahasan:
Ciri-ciri reaksi reduksi adalah dengan ditandai
adanya elektron di ruas kiri dari persamaan reaksi
(menerima elektron), atau adanya penurunan
bilangan oksidasi, atau ditandai dengan
berkurangnya jumlah atom O.
• Reaksi (2) bilangan oksidasi Al berubah dari
+3 menjadi 0 atau lihat adanya elektron di
ruas kiri (menerima elektron).
• Reaksi (3) bilangan oksidasi Pb berubah dari
+2 menjadi 0 atau lihat adanya elektron di
ruas kiri (menerima elektron).
33. d. 14, 5, dan 2
Pembahasan:
a KMnO4(aq) + b HCl(aq)  c MnCl2(aq) + d Cl2(g)
+ H2O(l) + KCl(aq)
Reaksi di atas adalah reaksi redoks, namun dari
persamaan yang disajikan dengan kita dapat
menebak harga koefisiennya yaitu dengan
mencoba-coba memasukkan koefisien dari
pilihan jawaban yang telah disediakan, sehingga
akan diperoleh reaksi setaranya adalah:
5 KMnO4(aq) + 14 HCl(aq)  5 MnCl2(aq) + 2 Cl2(g)
+ H2O(l) + KCl(aq)
Sehingga harga a = 5, b = 14, c = 5, dan d = 2.
34. c. Pb/Pb2+//Zn2+/Zn
Pembahasan:
o
Reaksi dapat berlangsung jika E sel
-nya bernilai
o
-nya
+ (positif), sedangkan jika harga E sel
bernilai – (negatif) reaksi tidak dapat berjalan
spontan.
o
Harga E sel
dapat dicari dengan menggunakan
rumus:
o
o
o
Esel
= E reduksi
 E oksidasi
o
o
o
• Esel
= E Pb
 E Sn
= –0,13 V – (–0,14) V
= +0,01 V
(spontan)
o
o
o
• Esel = E Sn  E Zn
= –0,14 V – (–0,76) V
= +0,62 V
(spontan)
o
o
o
• Esel = E Zn  E Pb
= –0,76 V – (–0,13) V
= –0,63 V
(tidak spontan)
o
o
o
• Esel
= E Pb  E Fe
= –0,13 V – (–0,44) V
= +0,31 V
(spontan)
o
o
o
• Esel
= E Fe
 E Zn
= –0,44 V – (–0,76) V
= +0,32 V
(spontan)
23  10  30  60
96500
Pembahasan:
Elektrolisis lelehan NaCl:
35. a.
w=
ei t
;
96500
dimana e = Ar Na
23

eV Na
1
23  10 ampere  30 menit  60 detik
w=
w=
menit
96500
23  10  30  60
96500
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
57
36. d. (4)
Pembahasan:
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari
bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Pada
gambar hanya dipengaruhi oleh faktor dari
lingkungan karena bahan yang digunakan sama
yaitu paku. Faktor dari lingkungan meliputi
tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban,
keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif
dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang
dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam,
basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa
anorganik maupun organik. Paku akan lebih
cepat berkarat jika berada dalam udara terbuka
yang lembab (mengandung uap air) dan air
garam. Hal ini dikarenakan dalam air garam
mengandung ion-ion oksida logam penyebab
karat.
37. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Kombinasi sifat-sifat unsur halogen (F, Cl, Br, I,
dan At) dari alternatif yang disediakan adalah
(1) dan (2).
(1) senyawanya berwarna
Fluorin berwarna kuning muda, klorin
berwarna hijau muda, bromin berwarna
merah tua, iodin berwarna hitam, sedangkan
uap iodin berwarna ungu.
(2) membentuk molekul diatomik
Dalam bentuk struktur, halogen (X) terdapat
sebagai molekul diatomik (X2).
38. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Radioaktif adalah zat yang mengandung inti
yang tidak stabil. Sifat atau karaktristik zat
radioaktif meliputi:
• memiliki inti tidak stabil;
• dapat mengalami peluruhan (peluruhan alfa,
beta, dan gamma);
• mengalami desintegrasi membentuk unsur
baru;
• dapat menembus kertas atau lempengan
logam tipis;
• dapat mengionkan gas yang disinari;
• dapat menghitamkan plat film; dan
• menyebabkan benda-benda berlapis ZnS
dapat berpendar (fluorosensi).
39. e. (5)
Pembahasan:
Senyawa yang secara langsung digunakan
sebagai bahan bangunan adalah batu gamping
(kapur) yang di dalamnya mengandung CaO.
58
40. a. (5)
Pembahasan:
• Proses Goldschmidt  perolehan unsur Cr
(kromium);
• Proses Wohler  perolehan P (fosfor putih);
• Proses Haber-Bosch  pembuatan NH3
(amonia);
• Proses ekstraksi (Proses Frasch) 
perolehan S (belerang) dan Br (brom dari air
laut); dan
• Proses Down  perolehan logam Na
(dengan elektrolisis lelehan NaCl) serta
logam Mg.
Prediksi 2
1. e. (5)
Pembahasan:
Pengecualian Aturan Oktet
• Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.
Meliputi senyawa kovalen biner sederhana
dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang
elektron valensinya kurang dari empat (4).
Contoh: BeCl2, BCl3, dan AlBr3.
• Senyawa dengan jumlah elektron valensi
ganjil. Contoh: NO2 mempunyai jumlah
elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17.
• Senyawa dengan oktet berkembang. Unsurunsur periode 3 atau lebih dapat membentuk
senyawa yang melampaui aturan oktet/lebih
dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit
terluarnya M, N, dan seterusnya dapat
menampung 18 elektron atau lebih). Contoh:
PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5.
Konfigurasi elektron atom 5B = 2 · 3
Konfigurasi elektron atom 17Cl= 2 · 8 · 7
Cl× B× × Cl
Cl
Berdasarkan struktur Lewisnya senyawa yang
menyimpang dari kaidah oktet adalah BCl3.
2. a. [Ar] 3d5 4s1, VIB, 4
Pembahasan:
• Nomor atom Ar adalah 18 maka konfigurasi
elektronnya = [1s2 2s2 2p6 3s2 3p6]
52
• Nomor atom 24
X adalah 24 maka konfigurasi
elektronnya = [1s2 2s2 2p6 3s2 3p6] 4s2 3d4
= [Ar] 4s2 3d4  [Ar] 4s1 3d5
(Konfigurasi elektron penuh atau setengah
penuh lebih stabil)
Konfigurasi elektron berakhir pada ns2 (n – 1)d4
maka unsur tersebut terletak pada golongan
VIB.
Jumlah kulit menunjukkan periode.
Jumlah kulit (4s1) = 4  periode 4.
Struktur Lewis senyawa BCl3 = Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
3. e. linear dan nonpolar
Pembahasan:
X = 2 · 2  melepas 2 elektron sehingga
4
menjadi X2+
Y = 2 · 8 · 7  menerima 1 elektron sehingga
17
menjadi Y–
PEI = 2 dan PEB = 0
Rumus kimia: XY2
180
Bentuk molekul :
linear dan bersifat nonpolar.
4. b. (2)
Pembahasan:
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara
atom H dari suatu molekul polar dengan
pasangan elektron bebas yang dimiliki atom
kecil yang sangat elektronegatif dari molekul
polar lainnya. Tiga atom kecil yang sangat
elektronegatif, yang dapat membentuk ikatan
hidrogen adalah atom N, O, dan F. Ikatan
hidrogen biasanya digambarkan dengan garis
putus-putus seperti terlihat pada nomor (2).
5. c. 2 : 1
Pembahasan:
Persamaan reaksi:
Cu(s) + S(s)  CuS(s)
No.
Percobaan
1 2 3 4 Mama
Tembaga
(gram)
18 28 8 8 Mama
Sulfur
(gram)
2 3 4 5 Mama
Tembaga (II)
Sulfida (gram)
6 9 12 12 Perhatikan data percobaan nomor 3, dimana
jumlah massa pereaksi dengan hasil reaksi
sama.
8 gram Cu + 4 gram S  12 gram CuS
Berdasarkan data percobaan tersebut,
perbandingan massa unsur Cu dan S dalam
senyawa CuS adalah 2 : 1.
6. d. 22,4 liter
Pembahasan:
gram
mol N2 (Mr = 28) = Mr
14 g
28 g  mol1
= 0,5 mol
Persamaan reaksi:
N2(g) + 3 H2(g)  2 NH3(g)
mula-mula: 0,5 mol
bereaksi : 0,5 mol
sisa
:
–
1,5 mol
1,5 mol
–
–
1,0 mol
1,0 mol
Volume gas NH3 pada STP = mol × 22,4 L
= 1,0 × 22,4 L
= 22,4 L
7. d. Ca(HCO3)2(aq)  CaCO3(s) + CO2(g) + H2O(l)
Pembahasan:
Penulisan persamaan reaksi harus memenuhi
hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier)
yang menyatakan bahwa “Massa zat sebelum
dan sesudah reaksi harus sama.” Agar
memenuhi hukum ini, maka dalam persamaan
reaksi jumlah atom-atom ruas kiri harus sama
dengan jumlah atom-atom ruas kanan.
Persamaan reaksi yang setara untuk menghilangkan kesadahan sementara dengan cara
pemanasan adalah:
Ca(HCO3)2(aq)  CaCO3(s) + CO2(g) + H2O(l)
8. b. R dan T
Pembahasan:
Tabel parameter hasil uji daya hantar listrik.
Parameter
Lampu Gelembung Derajat ionisasi (  ) NonElektrolit Elektrolit
Kuat
Lemah
elektrolit
Nyala Nyala redup/ Tidak tidak nyala nyala terang Ada Ada Tidak ada  1 0 <  < 1 0 Pasangan air limbah yang diharapkan dapat
menghantarkan arus listrik paling baik adalah
yang mempunyai parameter lampu menyala
terang, ada gelembung gas, dan derajat ionisasinya sama dengan 1 yaitu ditunjukkan pada air
limbah R dan T.
9. b. 3
Pembahasan:
HCl(g) = 12 mL = 1,2 × 10–2 L
V air = 500 mL = 0,5 L
P HCl = 76 cmHg = 1 atm
T
= 27 ºC
= 300 K
R
= 0,08 L·atm/mol·K
pH
= ... ?
P · V = n · R · T
1 atm · 1,2 × 10–2 L = n · 0,08 L·atm/mol·K · 300 K
1 atm  1,2 × 102 L
0,08 L·atm/mol·K · 300 K
= 5 × 10–4 mol
n = = MHCl(aq) = n
5 × 104 mol
= = 10–3 M
V
0,5 L
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
59
HCl  H+ + Cl–
10–3 M 10–3 M
10–3 M
+
pH = –log [H ]
= –log 10–3
=3
10. c. 3
Pembahasan:
Pada gambar tersebut tampak pada penambahan NaOH yang merupakan basa kuat, tidak
membuat perubahan pH naik dengan cepat.
Larutan ini tahan terhadap perubahan pH saat
penambahan awal, tetapi saat jumlah mol
ekuivalen asam sama dengan basa, ketahanan
tersebut hilang. Ketahanan tersebut ada karena
terbentuknya larutan penyangga.
Larutan asam format dengan larutan NaOH
dapat membentuk larutan penyangga asam
dengan nilai pH < 7 (asam). Sehingga daerah
kurva yang menunjukkan larutan bersifat
penyangga adalah nomor 3 yaitu dengan nilai
pH antara 3 – 5,5.
11. e. (5)
Pembahasan:
Di dalam setiap cairan tubuh terdapat pasangan
asam-basa konjugasi yang berfungsi sebagai
larutan penyangga. Cairan tubuh, baik sebagai
cairan intrasel (dalam sel) dan cairan ekstrasel
(luar sel) memerlukan sistem penyangga
tersebut untuk mempertahankan harga pH
cairan tersebut. Sistem penyangga ekstrasel
yang penting adalah penyangga karbonat
(H2CO3/ HCO3 ) yang berperan dalam menjaga
pH darah, dan sistem penyangga fosfat (H2PO4/
HPO24 ) yang berperan menjaga pH cairan
intrasel.
12. c. 9 + log 1
Pembahasan:
25 mL CH3COOH 0,2 M + 25 mL NaOH 0,2 M
Persamaan reaksi:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq)  CH3COONa(aq) + H2O(l)
5 mmol
5 mmol
–
5 mmol
5 mmol
–
1
pH = (14 + pKa + log Mg)
2
1
= (14 + 5 + log 5 )
2
50
1
= (14 + 5 + log 10–1)
2
1
= (14 + 5 – 1)
2
1
= (18)
2
= 9 (Ingat, log 1 = 0)
60
–
5 mmol
–
5 mmol
5 mmol
5 mmol
13. d. 2 × 10–5 M
Pembahasan:
CH3COOH + NaOH  CH3COONa + H2O
A wal : 0,18 mol 0,18 mol
Reaksi : 0,18 mol 0,18 mol
–
–
0,18 mol 0,18 mol
Akhir : 0,8 mmol
0,18 mol 0,18 mol
–
n
Mg = V
0,18 mol
= 0,2 L
= 0,9 M
[OH–] = = Kw
Mg
Ka
1014
 9  101
10 5
= 9  1010
= 3 · 10–5
Ksp Ni(OH)2 = [Ni2+] [OH–]2
1,8 · 10–14 = [Ni2+] (3 · 10–5)2
1,8 · 10–14 = [Ni2+] (9 · 10–10)
1,8  1014
[Ni ]= 9  1010
= 2 · 10–5
2+
14. d. penurunan titik beku dan osmosis balik
Pembahasan:
Fungsi penambahan etilen glikol ke dalam
radiator mobil adalah untuk menurunkan titik
beku air dalam radiator. Proses desalinasi air
laut adalah proses mengubah air laut menjadi
air tawar dengan cara memisahkan garamnya.
Proses desalinasi dapat dilakukan dengan
teknik osmosis balik dengan tekanan tinggi.
Proses ini menggunakan membran berskala
molekul untuk memisahkan air dari pengotornya.
15. b. (1) dan (3)
Pembahasan:
Beberapa contoh penerapan sifat koloid sebagai
berikut:
(1) Penggunaan deodoran sebagai antikeringat
(adsorpsi);
(2) Hamburan cahaya oleh partikel debu (efek
Tyndall);
(3) Penggunaan alat cottrel dalam industri
(koagulasi);
(4) Proses cuci darah (dialisis); dan
(5) Pemutihan larutan gula (adsorpsi).
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
16. b. (1) dan (3)
Pembahasan:
NO2
Nitrobenzena adalah suatu zat cair berwarna
kuning muda dan beracun terutama dalam
keadaan uap. Nitrobenzena dapat digunakan
sebagai pelarut dan bahan baku pembuatan
anilina (1) serta digunakan juga dalam produk
semir (3) dan senyawa insulator.
17. e. (3) dan (5)
Pembahasan:
Perbandingan sifat senyawa organik dan
senyawa anorganik.
Senyawa organik:
• membentuk ikatan kovalen
• dapat membentuk rantai karbon
• nonelektrolit
• reaksi berlangsung lambat
• titik didih dan titik lebur rendah
• tidak stabil terhadap pemanasan
• larut dalam pelarut organik
• gas hasil pembakaran menjenuhkan air kapur
Senyawa anorganik:
• membentuk ikatan ion
• tidak dapat membentuk rantai karbon
• elektrolit
• reaksi berlangsung cepat
• titik didih dan titik lebur tinggi
• lebih stabil terhadap pemanasan
• larut dalam pelarut pengion
• gas hasil pembakaran tidak menjenuhkan
air kapur
18. d. Sukrosa, Tidak menghasilkan Cu2O dengan
pereaksi Fehling
Pembahasan:
Reaksi identifikasi karbohidrat:
1) Uji Moslich, identifikasi umum untuk karbohidrat. Uji positif menunjukkan/menghasilkan
cincin berwarna ungu.
2) Larutan iodin, identifikasi adanya amilum,
selulosa, dan glikogen menghasilkan warna
coklat merah.
3) Pereaksi Fehling, Benedict, Tollens,
identifikasi monosakarida kecuali sukrosa.
Dengan pereaksi Fehling menghasilkan
endapan merah bata (Cu2O), sedangkan
dengan Tollens menghasilkan cermin perak.
19. a. H
H
H
H
H
H
C
C
C
C
C
H
H
H
H
H
H
Pembahasan:
Titik didih senyawa hidrokarbon dipengaruhi
massa molekul relatif nya dan struktur
molekulnya. Semakin banyak jumlah atom
karbon maka jumlah massa molekul relatif juga
semakin besar dan titik didih dari senyawa
karbon tersebut semakin tinggi.
Senyawa alkana yang memiliki rantai cabang
memiliki titik didih yang lebih kecil dibandingkan
dengan senyawa yang memiliki rantai karbon
lurus. Senyawa alkana ini memiliki rumus
molekul sama, namun struktur molekulnya bisa
berbeda, ada yang rantai karbon lurus ada juga
rantai karbon bercabang. Semakin banyak rantai
cabang pada senyawa hidrokarbon, titik
didihnya akan lebih kecil.
20. b. 2–metil–1–butanol
Pembahasan:
Alkohol mempunyai tiga macam keisomeran
yaitu keisomeran posisi, keisomeran optik, dan
keisomeran fungsi.
CH3–CH
2–CH–CH
2–CH
2–OH
3
2
1
4
5
1–pentanol
Salah satu isomer senyawa di atas adalah
sebagai berikut. (Terjadi keisomeran posisi)
CH3–CH
2–CH–CH
2–OH
3
2
1
4
I
CH3
2–metil–1–butanol
Alkohol berisomer fungsi dengan eter dengan
rumus molekul CnH2n+2O.
21. b. CH3–CHCl–CH2–CH3
Pembahasan:
Reaksi hidrogen halida dengan alkena tidak
simetris menghasilkan dua produk haloalkana.
Produk utamanya dapat diramalkan dengan
Aturan Markovnikov.
“Jika suatu HX bereaksi dengan ikatan rangkap
asimetris, maka produk utama reaksi ialah
molekul dengan atom H yang ditambahkan ke
atom C dalam ikatan rangkap yang terikat
dengan lebih banyak atom H.”
CH2=CH–CH2–CH3 + HCl  CH3 –CH–CH2–CH3
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
I
Cl
61
22. a. Dakron, serat tekstil
Pembahasan:
O
O
II
II
–C– –C–O–CH2–CH2O–
n
Dakron (polietilen tereftalat) merupakan
kopolimer dari glikol dengan asam tereftalat
melalui polimerisasi kondensasi.
Kegunaan dakron sebagai bahan sintetis yang
sedang populer dalam kebutuhan tekstil sebagai
bahan untuk pengisian boneka, guling dan juga
bantal.
23. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Beberapa senyawa karbon dan kegunaannya:
• Glikol adalah nama trivial untuk 1,2–diol.
Etilen glikol merupakan hasil industri yang
digunakan sebagai zat antibeku, dan dibuat
secara komersial dari etena.
• Gliserol (1,2,3–propanatriol) digunakan untuk
pelembap dan pelembut dalam kosmetik,
pelarut dalam obat-obatan, bahan baku
pembuatan plastik. Bereaksi dengan asam
nitrat (HNO3) menghasilkan nitrogliserin
sebagai bahan peledak.
• Propanon (aseton) untuk membersihkan cat
kuku, pelarut plastik dan lilin. Senyawa 4–
metil–2–pentanon digunakan untuk pelarut
plastik dan lem. Perspex [poli(metil–2–metilpropanoat)] digunakan untuk komponen
mobil dan gigi palsu.
• Etil asetat merupakan senyawa ester berbau
harum sehingga digunakan sebagai esens
(rasa buatan), pelarut banyak aplikasi,
pembuatan tinta cetak, dan parfum.
• Metanol digunakan sebagai pelarut, bahan
pembuat ester, bahan bakar alternatif, diubah
menjadi formaldehid sebagai bahan pembuatan polimer plastik.
Berdasarkan uraian di atas, Pasangan data
yang keduanya berhubungan secara tepat
terdapat pada nomor (1) dan (2).
24. d. –CO–
Pembahasan:
Aldehid berisomer fungsi dengan keton dengan
rumus umum CnH2nO. Sehingga senyawa
dengan rumus molekul C4H8O dapat berupa
aldehid atau keton.
Reaksi oksidasi untuk membedakan aldehid
dan keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi,
sedangkan keton tahan terhadap oksidator.
62
Aldehid dapat dioksidasi dengan oksidator yang
sangat lemah. Zat-zat pengoksidasi lemah
seperti pereaksi Tollens dan pereaksi Fehling
tidak dapat mengoksidasi keton. Oleh karena
itu, aldehid dan keton dapat dibedakan dengan
menggunakan pereaksi-pereaksi tersebut.
Aldehid + pereaksi Tollens  cermin perak (Ag2O)
Keton + pereaksi Tollens  tidak terjadi reaksi
25. d. (3) dan (4)
Pembahasan:
Fungsi protein (sebagai bahan makanan) dalam
tubuh antara lain:
• enzim yang tersusun dari protein berfungsi
sebagai biokatalis;
• membawa ion atau molekul dari suatu organ
ke organ lain melalui aliran darah;
• memberikan kemampuan bagi sel organisme
untuk berkontraksi, bergerak, serta mengubah bentuk;
• membentuk struktur jaringan, menyangga,
serta memberikan kekuatan;
• mempertahankan organisme dari serangan
spesies lain atau melindungi organisme
tersebut dari luka; dan
• mengatur aktivitas metabolisme di dalam
tubuh.
Pasangan yang merupakan kegunaan dari
protein adalah antibodi terhadap racun yang
masuk dalam tubuh (3) dan biokatalis pada
proses metabolisme (4).
26. b.
H
C C
H2
Cl
C
H
C
H
C C
H2 H2
n
Pembahasan:
Hasil polimer dari monomer:
CH2=CCl–CH=CH2 (2–kloro–1,3–butadiena) dan
CH 2=CH 2 (etena) adalah poli(2–kloro–3–
heksena) dengan rumus struktur:
H
C C
H2
Cl
C
H
C
H
C C
H2 H2
n
27. e. (4) dan (5)
Pembahasan:
Ralat pilihan jawaban:
a. (1) dan (2)
d. (3) dan (5)
b. (2) dan (3)
e. (4) dan (5)
c. (2) dan (4)
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap
panas (terjadi perpindahan panas dari
lingkungan ke sistem). Oleh karena itu, entalpi
sistem akan bertambah. Artinya entalpi produk
(Hproduk) lebih besar daripada entalpi pereaksi
(Hreaktan). Akibatnya perubahan entalpi ( H )
bertanda positif.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
Reaksi endoterm: = Hproduk – Hreaktan > 0
Reaksi endoterm ditunjukkan oleh nomor:
(4) C(s) + H2O(g)  CO(g) + H2(g)
(5) 6 CO2(s) + 6 H2O(g) C6H12O6(aq) + 6 O2(g)
Pasangan persamaan reaksi endoterm terjadi
pada nomor (4) dan (5).
28. c. +242
Pembahasan:
Hukum Hess menyatakan bahwa:
“Perubahan entalpi suatu reaksi tetap sama,
baik berlangsung dalam satu tahap maupun
beberapa tahap.”
Pada gambar diperoleh persamaan reaksi dan
harga H sebagai berikut.
2 H2(g) + O2(g)  4 H(g) + 2 O(g) H = +1368 kJ
4 H(g) + 2 O(g)  2 H2O(l) H = –1852 kJ
2 H2(g) + O2(g)  2 H2O(l) H = ? kJ
Dari diagram dapat ditentukan rumus termokimia:
H 2 H2O(l) = +1368 kJ + (–1852 kJ)
= –484 kJ
Entalpi (H) = – H
Entalpi pereaksi pembentukan 1 mol H2O (l)
484
kJ = +242 kJ
2
29. b. 1,25 cm3.det–1
Pembahasan:
Dari data laju reaksi pada soal ini hanya
dipengaruhi oleh faktor volume (konsentrasi) dan
tidak dipengaruhi oleh suhu (T = 27 ºC).
Dengan memperhatikan data tersebut kita bisa
menentukan laju reaksi pembentukan gas H2.
Laju reaksi pembentukan gas H2
= perubahan volume gas H2 : perubahan waktu
v2–1 H2 = (14 – 0) cm3 : (10 – 0) detik
= (14 : 10) cm3·det–1
= 1,4 cm3·det–1
v3–2 H2 = (25 – 14) cm3 : (20 – 10) detik
= (11 : 10) cm3·det–1
= 1,1 cm3·det–1
Jadi, rata-rata laju reaksi pembentukan gas H2
=+
= (1,4 + 1,1) cm 3  det 1
2
= 1,25 cm3.det–1.
30. a. kanan, karena akan bergeser ke arah mol
yang kecil
Pembahasan:
Perubahan tekanan dan volume hanya dapat
menggeser kesetimbangan pada reaksi yang
berfasa gas dan mempunyai perbedaan koefisien
reaksi antara ruas kiri (pereaksi) dengan ruas
kanan (hasil reaksi).
Reaksi kesetimbangan:
2 AB2(g) + B2(g)  2 AB2(g) H = +X kJ/mol
Apabila tekanan diperbesar atau volume
diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser
ke arah zat yang jumlah koefisiennya kecil dan
sebaliknya apabila tekanan diperkecil atau
volume diperbesar kesetimbangan akan
bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya
besar. Jika pada sistem kesetimbangan
ditingkatkan tekanannya maka sistem tersebut
akan bergeser ke kanan (pembentukan gas AB2)
karena jumlah koefisien/mol hasil reaksi lebih
kecil.
31. d. (3) terhadap (5)
Pembahasan:
Ralat soal:
Laju reaksi yang hanya dipengaruhi oleh massa
zat yang bereaksi adalah ... .
Dari gambar pada soal ini bisa ditafsirkan bahwa
gambar nomor (1) terhadap (2) dipengaruhi oleh
massa zat dan konsentrasi, gambar nomor (2)
terhadap (3) dipengaruhi massa zat dan suhu,
gambar nomor (3) terhadap (4) dipengaruhi oleh
massa zat, konsentrasi dan suhu, gambar (3)
dan (5) hanya dipengaruhi oleh massa zat,
sedangkan pada gambar (4) dan (5) dipengaruhi
oleh konsentrasi dan suhu. Sehingga jawaban
yang tepat adalah d.
32. d. 4 · 10–1
Pembahasan:
PCl5(g)  PCl3(g) + Cl2(g)
0,4
0, 4
0,2
M
M
M
2
2
2
0,1 M
0,2 M
0,2 M
Kc dari reaksi dan dengan data konsentrasi zatzat yang terlibat dapat ditentukan dengan rumus:
Setimbang:
Kc = [PCl3 ][Cl2 ]
[PCl5 ]
(0,2)(0,2)
(0,1)
= 0,4
33. b. klorin, dari biloks 0 menjadi –1 dan +5
Pembahasan:
Reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi)
adalah reaksi redoks dimana satu unsur
mengalami reaksi reduksi dan oksidasi
sekaligus.
Persamaan reaksi:
Cl2(g) + NaOH(aq)  NaCl(aq) + NaClO3(aq) + H2O(l)
= 0
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
–1
+5
63
Zat yang mengalami autoredoks berikut
perubahan bilangan oksidasinya adalah Cl2 dari
bilangan oksidasi 0 menjadi –1 dan +5.
34. e. Al/Al3+//Cr3+/Cr
Pembahasan:
Berdasarkan teori, untuk menentukan apakah
suatu reaksi berlangsung (spontan) atau tidak
berlangsung (tidak spontan) dapat dihitung
berdasarkan rumus:
o
o
o
Esel
= E reduksi
 E oksidasi
o
Jika Esel
> 0, berarti reaksi berlangsung
(spontan).
o
Jika Esel
< 0, berarti reaksi tidak berlangsung
(tidak spontan).
• Cr/Cr3+//Zn2+/Zn
o
= –0,74 volt – (–0,71 volt)
Esel
= –0,03 volt
(tidak spontan)
• Ag/Ag+//Cr3+/Cr
o
= –0,71 volt – (+0,80 volt)
Esel
= –1,51 volt
(tidak spontan)
• Cr/Cr3+//Al3+/Al
o
= –1,66 volt – (–0,71 volt)
Esel
= –0,95 volt
(tidak spontan)
• Zn/Zn2+//Al3+/Al
o
= –1,66 volt – (–0,74 volt)
Esel
= –0,92 volt
(tidak spontan)
• Al/Al3+//Cr3+/Cr
o
= –0,71 volt – (–1,66 volt)
Esel
= +0,95 volt
(spontan)
Pilihan jawaban yang tepat adalah e.
35. e. 4,18 liter
Pembahasan:
Persamaan reaksi:
1
HF2  HF +
F + e–
2 2
i = 20 A
t = 30 menit
= (30 × 60) detik = 1800 detik
V F2 = ... liter (STP)
Mr F2
e i t
, dimana e = w F2 =
96.500
valensi
38
= = 19
2
19  20  1800
w F2 = 96.500
w F2 = 7,09 gram
w F2 = n × Mr
7,09 g
38 g  mol1
= 0,19 mol
n F2 =
64
V F2 = n F2 × 22,4 L·mol–1
= 0,19 mol × 22,4 L·mol–1
= 4,18 L
36. a. dilapisi dengan perak
Pembahasan:
Salah satu cara mencegah korosi yaitu dengan
cara melapisi logam dengan dengan logam yang
tahan korosi (kurang reaktif) berdasarkan prinsip
perbedaan harga potensial reduksi (electroplating).
Deret Volta disusun berdasarkan harga
potensial reduksi yang makin besar.
Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Ni-Sn-Pb-HCu-Hg-Ag-Pt-Au
Makin ke kanan harga potensial reduksi makin
besar, sehingga makin mudah direduksi atau
sifat oksidator makin kuat, dan sebaliknya.
Pilihan yang paling tepat untuk melindungi
hiasan rumah yang terbuat dari besi dari
peristiwa-peristiwa korosi adalah dilapisi dengan
perak karena perak (Ag) merupakan logam yang
tahan korosi (kurang reaktif).
37. b. Cr2(SO4)3
Pembahasan:
Sifat-sifat senyawa sebagai berikut.
• Paramagnetik
• Senyawanya berwarna
• Membentuk senyawa kompleks
• Unsur penyusunnya memiliki bilangan
oksidasinya bervariasi
Contoh senyawa yang memiliki sifat-sifat
tersebut adalah Cr2(SO4)3 karena Cr terletak
pada periode 4 dan golongan VIB (logam
transisi).
Unsur transisi:
• Sifat logam transisi
Semua unsur transisi adalah logam, yang
bersifat lunak, mengkilap, dan penghantar
listrik dan panas yang baik.
• Bilangan oksidasi
Unsur-unsur logam transisi mempunyai
beberapa bilangan oksidasi. Seperti
kromium yang punya bilangan oksidasi +2,
dan +3.
• Sifat kemagnetan
Pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat
paramagnetik karena mempunyai elektron
yang tidak berpasangan pada orbital-orbital
d-nya. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn bersifat
paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat
diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni bersifat
feromagnetik, yaitu kondisi yang sama
dengan paramagnetik hanya saja dalam
keadaan padat.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
•
Ion berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur
transisi yang hampir sama menyebabkan
timbulnya warna pada ion-ion logam transisi.
Misalnya Ti 2+ berwarna ungu, Ti 4+ tidak
berwarna, Co2+ berwarna merah muda, Co3+
berwarna biru, dan lain sebagainya.
38. e. (3) dan (4)
Pembahasan:
Radioaktif adalah zat yang mengandung inti
yang tidak stabil.
Sifat-sifat unsur radioaktif:
• dapat menembus kertas atau lempengan
logam tipis
• dapat mengionkan gas yang disinari
• dapat menghitamkan pelat film
• menyebabkan benda-benda berlapis ZnS
dapat berpendar (fluoresensi)
• dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi
tiga berkas sinar, yaitu sinar , , dan 
• dapat mengalami berbagai peluruhan
• reaksinya dapat menghasilkan inti baru
Kombinasi sifat-sifat zat radioaktif dari alternatif
yang disediakan adalah:
Memancarkan radiasi partikel alfa (3) dan
reaksinya menyebabkan perubahan inti (4).
39. e. Hall-Heroult
Pembahasan:
Proses pembuatan unsur:
• Proses Wohler  perolehan P (fosfor putih);
• Proses bilik timbal dan proses kontak 
pembuatan H2SO4 (asam sulfat);
• Proses ekstraksi (Proses Frasch) 
perolehan S (belerang) dan Br (brom dari air
laut); dan
• Proses tanur tiup (blast furnace) 
perolehan logam Fe;
• Proses Hall-Heroult  perolehan logam Al
(dari bauksit Al2O3 terhidrat).
40. c. (3) dan (4)
Pembahasan:
Kegunaan beberapa senyawa sebagai berikut.
• Natrium sulfat (Na2SO4) digunakan dalam
pembuatan deterjen dan pembuatan pulp
kertas (proses kraft).
• Natrium karbonat (Na2CO3) digunakan untuk
pembuatan kaca dan pelunak air sadah
tetap.
• Stronsium diperoleh dari mineral selestit
(SrSO4), strontium karbonat (SrCO3) dan
strontium nitrat {Sr(NO3)2}, terbakar dengan
nyala merah terang dan digunakan dalam
kembang api dan suara sinyal.
•
•
•
Kalsium sulfat (CaSO4) digunakan untuk
membuat gips yang berf ungsi untuk
membalut tulang yang patah.
Kalium nitrat (KNO3) digunakan sebagai
pupuk, sebagai model bahan pembakar
roket.
Kalium hidroksida (KOH) digunakan sebagai
bahan pereaksi dalam pembuatan sabun
mandi.
Prediksi 3
1. c. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5, VIB, 4
Pembahasan:
Ion Y3+ mempunyai konfigurasi elektron:
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d3
Untuk membentuk ion Y3+ berarti unsur Y harus
melepas 3 elektron. Jadi, konfigurasi elektron
dari unsur Y harus ditambahkan kembali 3
elektron, yaitu:
Y = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 (mengikuti aturan
konfigurasi elektron setengah penuh lebih stabil)
Maka, unsur Y terletak pada golongan VIB
(berada pada blok d) dan periode 4 (jumlah kulit
= 4).
1
2. c. n = 3,  = 2, m = –2, s = –
2
Pembahasan:
Nomor atom X = massa atom – jumlah netron
= 56 – 30
= 26
Konfigurasi elektron 26X = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6
Elektron terakhir atom X = 3d6
    
m = –2 –1 0 +1 +2
n = 3;  = 2; m = –2; s = –½ (  )
3. b. PQ2, Ikatan kovalen
Pembahasan:
P = 1s2 2s2 2p4, golongan VIA (nonlogam)
6
Q = 1s2 2s2 2p5, golongan VIIA (nonlogam)
9
R = 1s2 2s2 2p4 3s2, golongan IIA (logam)
12
S = 1s2 2s2 2p5 3s2 3p5, golongan VIIA (nonlogam)
17
T = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1, golongan IA (logam)
19
Jenis ikatan:
• T dan Q, rumus senyawa TQ (ion)
• P dan Q, rumus senyawa PQ2 (kovalen)
• R dan S, rumus senyawa RS2 (ion)
• P dan R, rumus senyawa RP (ion)
• Q dan R, rumus senyawa RQ2 (ion)
Maka, rumus senyawa dan jenis ikatan yang
tepat adalah PQ2 dengan ikatan kovalen.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
65
4. b. 1 ikatan kovalen rangkap dua dan 2 ikatan
kovalen koordinat
Pembahasan:
Pada gambar struktur Lewis senyawa SO3 terdapat 1 ikatan kovalen rangkap dua (dua pasang
elektron yang digunakan bersama-sama) dan 2
ikatan kovalen koordinat (pasangan elektron
ikatan yang hanya berasal dari satu atom).
5. d. bipiramida trigonal dan nonpolar
Pembahasan:
Konfigurasi elektron
A : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
 elektron valensi A = 5
Y : 1s2 2s2 2p5
 elektron valensi Y = 7
Senyawa yang terbentuk adalah AY 5 (A
menangkap 5 elektron dan Y menangkap 1
elektron).
Maka, bentuk molekulnya adalah bipiramida
trigonal dan bersifat nonpolar karena tidak
mempunyai PEB.
6. c. 3,36 gram
Pembahasan:
m SO3 = 4 gram
V SO3 = 2,5 L (P,T)
Mr SO3 = 80 gram·mol–1
m CO = ... ? (V CO = 6 L)
Menurut hukum Avogadro, pada temperatur dan
tekanan yang sama, volume suatu gas sebanding dengan jumlah mol gas yang terdapat
di dalamnya.
V1
V2
= n1
n2
VSO3
nSO3
2,5 L
4 g
= VCO
nCO
= 6 L
nCO
1
80 g·mol
(17+18+19) mL
3
= 18 mL
=
Jumlah mol KOH = 18 mL × 0,1 M = 1,8 mmol
Prinsip titrasi asam kuat oleh basa kuat:
H2SO4 + 2 KOH  K2SO4 + 2 H2O
0,05 mol  6 L
2,5 L
= 0,12 mol
n CO = m CO = mol CO × Mr CO
= 0,12 mol × 28 g·mol–1
= 3,36 gram
Jadi, massa gas CO pada suhu dan tekanan
yang sama adalah 3,36 gram.
7. b. mangan sulfat
Pembahasan:
Suatu reaksi kimia dapat ditulis sebagai berikut:
Reaktan/pereaksi  produk/hasil reaksi
66
Senyawa pereaksi:
• MnO2 = mangan oksida
• NaI
= natrium iodida
• H2SO4 = asam (hidrogen) sulfat
Senyawa hasil reaksi:
• MnSO4 = mangan sulfat
• Na2SO4 = natrium sulfat
• H2O
= air
• I2
= iodin
8. c. larutan A adalah elektrolit lemah karena
lampu menyala redup
Pembahasan:
Berdasarkan hasil pengujian pada larutan A
lampu menyala redup dan terdapat sedikit
gelembung gas, maka larutan A termasuk
larutan elektrolit lemah. Pada larutan B lampu
tidak menyala dan tidak terjadi gelembung gas,
maka larutan nonelektrolit.
9. a. 2 – log 2
Pembahasan:
H2SO4 termasuk asam kuat, maka:
[H+] = 2 × [H2SO4]
= 2 × 0,01 M
= 0,02 M
= 2 · 10–2 M
pH = – log [H+]
= – log 2 · 10–2
= 2 – log 2
10. b. 0,090 M
Pembahasan:
Volume rata-rata KOH 0,1 M
Pada saat mencapai titik ekivalen maka akan
terbentuk garam dimana mol H2SO4 dengan mol
KOH sebanding.
Berdasarkan perbandingan koefisien, jumlah
1
mol H2SO4 = × 1,8 mmol
2
= 0,9 mmol
Karena volume H2SO4 yang digunakan adalah
10 mL maka:
0,9 mmol
10 mL
= 0,09 M
[HCl] = Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
11. e. 9 + log 3
Pembahasan:
100 mL NH3 0,2 M + 50 mL HCl 0,1 M
(Kb = 10–5)
pH larutan campuran = ...?
mol NH3 = M × V
= 0,2 M × 100 mL
= 20 mmol
mol HCl = M × V
= 0,1 M × 50 mL
= 5 mmol
Persamaan reaksi:
NH3 + HCl  NH4Cl
A wal : 20 mmol 5 mmol
Reaksi : 5 mmol 5 mmol
–
5 mmol
Akhir
5 mmol
: 15 mmol
–
Massa CaCO3 = jumlah mol CaCO3 × massa
molar CaCO3
= 5·10–4 mol × 100 gram/mol
= 5·10–2 gram = 0,05 gram
14. d. 0,3 molal
Pembahasan:
Data pada diagram (Kf = 1,86 ºC/m):
Titik beku larutan (Tf) = –0,6 ºC
Penurunan titik beku larutan
= titik beku pelarut – titik beku larutan
Tf = Tf pelarut – Tf larutan
= 0 – (–0,6) ºC
= 0,6 ºC
Tf = m × Kf
Tf
m = K
f
mmol basa lemah
[OH–] = Kb·
mmol garam
= 1 × 10–5 · 15 mmol
5 mmol
= 3 × 10–5
pOH = –log [OH–]
= –log 3 × 10–5
= 5 – log 3
pH = 14 – (5 – log 3)
= 9 + log 3
Jadi, pH larutan campuran adalah 9 + log 3.
12. c. (2) dan (4)
Pembahasan:
Garam yang larutannya dalam air bersifat basa
(pH > 7) adalah garam yang berasal dari basa
kuat dan asam lemah.
• KCl garam tidak terhidrolisis (dari basa kuat
KOH dan asam kuat HCl)
• K2CO3 garam bersifat basa (dari basa kuat
KOH dan asam lemah H2CO3)
• NH4Cl (dari basa lemah NH4OH dan asam
kuat HCl)
• CH3COOCa garam bersifat basa (dari basa
kuat Ca(OH)2 dan asam lemah CH3COOH)
• NH4CN garam terhidrolisis total (dari basa
lemah NH4OH dan asam lemah HCN)
Jadi, pasangan larutan garam yang bersifat basa
adalah K2CO3 dan (CH3COO)2Ca.
13. c. 0,050 gram
Pembahasan:
Massa molar CaCO3 = 100 g/mol
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
CaCl2(aq) + Na2CO3(aq)  CaCO3(s)  + 2 NaCl(aq)
0,5 mmol
0,5 mmol
0,5 mmol
0,6 ºC
1,86 ºC/m
= 0,3 molal
Jadi, harga molal larutan adalah 0,3 molal.
15. a. penurunan titik beku dan tekanan osmotik
Pembahasan:
Contoh penerapan menghilangkan salju di jalan
raya dengan garam dapur adalah contoh dari
penerapan sifat koligatif penurunan titik beku
dan penggunaan cairan obat tetes mata adalah
contoh penerapan sifat koligatif tekanan
osmotik.
16. d. (2), (3), dan (5)
Pembahasan:
Cara pembuatan koloid secara kondensasi
adalah cara pembuatan koloid dengan
mengubah partikel-partikel larutan sejati menjadi
partikel koloid. Yang termasuk contoh pembuatan koloid secara kondensasi adalah:
(2) Mencampurkan larutan perak nitrat dengan
larutan HCl encer;
(3) Mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2;
(5) Mereduksi larutan AuCI3 dengan larutan
nonelektrolit.
Maka, yang termasuk cara kondensasi adalah
(2), (3), dan (5).
17. b. sulfonasi, bahan pembuatan detergen
Pembahasan:
Benzena dapat mengalami reaksi substitusi
dengan jenis reaksi alkilasi, halogenasi,
sulfonasi, dan nitrasi. Reaksi dengan substitusi
salah satu atom H pada benzena dengan gugus
sulfonat (–SO3H) adalah reaksi sulfonasi. Hasil
reaksinya disebut asam benzena sulfonat.
Asam benzena sulfonat merupakan bahan
pembuat detergen alkil benzena sulfonat (ABS).
= 0,5 mmol
Berdasarkan reaksi di atas maka jumlah CaCO3
= 0,5 mmol = 5·10–4 mol
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
67
18. b. (1) dan (3)
Pembahasan:
Terdapat beberapa turunan dari asam benzoat
(1) yang tanpa kita sadari sering kita gunakan,
diantaranya yaitu natrium benzoat yang biasa
digunakan sebagai pengawet makanan kaleng.
Dalam dunia industri anilina (3) digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan zat warna diazo, obatobatan, bahan bakar roket, dan bahan peledak.
O
19. d. C
Pembahasan:
CnH2nO ada dua kemungkinan gugus yaitu
aldehid atau keton, reaksi dengan Fehling
aldehid membentuk endapan merah bata
(Cu2O), sedangkan keton tidak bereaksi. Reaksi
dengan Tollens, aldehid membentuk cermin
perak (Ag), sedangkan keton tidak beraksi.
Berarti dapat disimpulkan bahwa zat tersebut
adalah keton.
20. c. eliminasi dan adisi
Pembahasan:
• Persamaan reaksi nomor (1) merupakan
reaksi eliminasi. Pada reaksi tersebut
dilepaskan atom Br sehingga rantai karbon
menjadi berikatan rangkap.
• Persamaan reaksi nomor (2) merupakan
reaksi adisi. Pada reaksi tersebut terjadi
penjenuhan ikatan rangkap dengan terbukanya ikatan rangkap dan atom C rangkap
berikatan dengan tunggal dengan atom baru
Cl dan H. Atom H akan berikatan dengan
atom C rangkap yang memiliki atom H lebih
banyak, sedangkan atom Cl berikatan
dengan atom C rangkap yang mengikat atom
H lebih sedikit (aturan Markovnikov).
21. b. 3,3–dimetil–1–pentanol
Pembahasan:
Alkohol mempunyai tiga macam keisomeran
yaitu keisomeran posisi, keisomeran optik, dan
keisomeran fungsi.
CH3
H
C 2 C 1 CH3
H2
CH3
OH
4,4–dimetil–2–pentanol
Salah satu isomer senyawa di atas adalah
sebagai berikut (terjadi keisomeran posisi).
H3C
5
4
C
3
CH3
H3C
5
C 3 C 2 C 1 C OH
H2
H2 H 2
CH3
3,3–dimetil–1–pentanol
68
4
Alkohol berisomer fungsi dengan eter dengan
rumus molekul CnH2n+2O.
22. b. (1) dan (3)
Pembahasan:
Kegunaan senyawa CFC terdapat pada nomor
(1) dan (3). Senyawa CFC digunakan sebagai
pendingan pada AC dan kulkas, pendorong
aerosol, dan pelarut zat pembersih kaca, gelas,
lapisan logam.
23. b. 1 dan 3
Pembahasan:
Pasangan data polimer, monomer, sumber, dan
kegunaannya yang sesuai:
No.
Monomer
Tetraflouro1. Teflon etena 2. Fenol dan Melamin formaldehid 3. Polistirena Stirena 4. Polietena Etena 5. Polimer
Amilum Glukosa Sumber Kegunaan
Alat Sintetis memasak Sintetis Piring Sintetis Styrofoam Kabel plastik Tepung beras Sintetis Alami Berdasarkan data, pasangan yang tepat adalah
nomor 1 dan 3.
24. b. fruktosa
Pembahasan:
Hasil hidrolisis dari sukrosa adalah glukosa dan
fruktosa. Sedangkan uji Seliwanoff adalah uji
untuk membedakan glukosa dan fruktosa.
Fruktosa akan bereaksi positif dengan menghasilkan warna merah, sedangkan glukosa tidak
memberikan warna merah.
Jadi, karbohidrat yang diuji adalah fruktosa.
25. d. (2), (4), dan (5)
Pembahasan:
Beberapa manfaat lemak, antara lain:
• sebagai pelarut vitamin
• sebagai pelindung organ tubuh
• menjaga suhu tubuh
• sumber energi cadangan
• komponen struktural penyusun membran.
Jadi, yang termasuk manfaat dari lemak adalah
pernyataan (2), (4), dan (5).
26. b. reaksi II, sistem menyerap kalor, reaksi
endoterm
Pembahasan:
• Reaksi I adalah reaksi eksoterm. Hal ini
berarti sistem melepas kalor ke lingkungan
yang ditandai dengan penurunan harga
entalpi reaksi ( H berharga negatif).
• Reaksi II adalah reaksi endoterm. Hal ini berarti sistem menyerap kalor dari lingkungan
ditandai dengan kenaikan harga entalpi
reaksi ( H berharga positif).
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
27. d. 240,6
Pembahasan:
Persamaan reaksi:
CH4(g) + O2(g)  CO2(g) + H2O(g) H = 802 kJ/mol
(Ar C = 12, H = 1)
massa
mol CH4 yang dibakar = Mr
4,8 g
= 16 g·mol1
= 0,3 mol
Kalor yang dibebaskan pada pembakaran
4,8 gram CH4 = 0,3 mol × 802 kJ/mol = 240,6 kJ.
28. d. 3
Pembahasan:
• Orde reaksi terhadap A, pilih dua data
dimana konsentrasi B tetap (data 1 dan 3).
x
v1 k  [ A]1   [B ]1 
 
 

v 2 k  [ A]3   [B ]3 
y
x
Setimbang : 4 mol
4 mol
Mol total = (4 + 4) mol = 8 mol
0,6 k  0,01   0,05 

5,4 k  0,03   0,05 
1  1
 
9 3
2
•
y
PN2O 5 =
mol N2 O5
mol total
× P total
x
4 mol
× 4 atm
8 mol
= 2 atm
= x
 1
 1
3  3
 
 
x2
Jadi orde reaksi terhadap A adalah 2.
Orde reaksi terhadap B, pilih dua data
dimana konsentrasi A tetap (data 1 dan 2).
x
v1 k  [ A]1   [B ]1 
 
 

v 2 k  [ A] 2   [ B ] 2 
x
y
PNO 2 =
mol NO2
mol total
× P total
4 mol
× 4 atm
8 mol
= 2 atm
= y
0,6 k  0,01   0,05 
 
 

2,4 k  0,01   0,20 
1
30. b. penurunan volume sistem
Pembahasan:
Persamaan reaksi PCl3(g) + Cl2(g)  PCl5(g)
akan begeser ke kanan apabila v olume
diperkecil, tekanan diperbesar, dan konsentrasi
reaktan (PCl3 dan Cl2) diperbesar.
31. b. 2
Pembahasan:
mol N2O5 = 6 mol
V
= 1 liter
gas NO2 = 4 mol (setimbang)
Ptotal
= 4 atm
Harga Kp = ... ?
Menurut reaksi:
N2O5(g)  2 NO2(g)
Mula-mula : 6 mol
–
Terurai
: 2 mol
4 mol
2
y
 1  1
4 4
   
y 1
Jadi orde reaksi terhadap B adalah 1.
Orde reaksi total = x + y = 2 + 1 = 3.
29. c. energi aktivasi berkurang
Pembahasan:
Penambahan katalisator dalam suatu reaksi
dapat mempercepat laju reaksi karena katalis
berfungsi untuk menurunkan energi aktivasi
reaksi tanpa mengubah harga entalpi reaksi.
Energi aktivasi adalah energi minimum yang
diperlukan agar terjadi tumbukan untuk
menghasilkan reaksi. Apabila energi aktivasi
diturunkan maka tumbukan efektif akan cepat
terjadi dan reaksi akan makin cepat berlangsung.
Kp
P  2
=
 P  = 2
NO2
2
= 2
N2 O5
32. b. Fe(CN)64  dan Cl2
Pembahasan:
2 Fe(CN)64  + Cl2  2 Cl– + 2 Fe(CN)36 
+2
0
–1
reduksi
+3
oksidasi
Zat yang bertindak sebagai reduktor adalah
Fe(CN)64  dan yang bertindak sebagai oksidator
adalah Cl2.
33. a. Ni | Ni2+ || Pb2+ | Pb
Pembahasan:
Logam Ni mempunyai harga Eº lebih negatif
dibanding Pb. Maka, Ni akan mengalami reaksi
oksidasi (bertindak sebagai anoda), sedangkan
Pb akan mengalami reaksi reduksi (bertindak
sebagai katoda).
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
69
Anoda : Ni2+ + 2 e–  Ni
Katoda : Pb2+ + 2 e–  Pb
Eº = –0,25 V
Eº = –0,16 V
Ni + Pb2+  Ni2+ + Pb Eºsel = –0,16 V
Notasi diagram sel:
Anoda | ion || ion | Katoda
Ni | Ni2+ || Pb2+ | Pb
34. d. 10,8 gram
Pembahasan:
Sel I:
AgNO3(aq)  Ag+(aq) + NO3 (aq)
Persamaan reaksi:
Katoda: Ag+(aq) + e–  Ag(s)
Sel II:
KCl(aq)  K+(aq) + Cl–(aq)
Persamaan reaksi:
Katoda: 2 H2O(l) + 2 e–  2 OH–(aq) + H2(g)
pH
= 13
pOH = 14 – 13 = 1
[OH–] = 10–1 M
mol OH– = M · V = 10–1 M · 1 L
= 10–1 mol
2
mol e– = × mol OH–
2
2
= × 10–1 mol
2
= 10–1 mol
1
mol Ag = × mol e–
1
1
= × 10–1 mol
1
= 10–1 mol
Massa Ag = mol Ag × Ar Ag
= 10–1 mol × 108 g·mol–1
= 10,8 gram
35. e. (1), (2), (3), dan (4)
Pembahasan:
Logam seng dan magnesium digunakan untuk
pelindung besi dengan cara perlindungan
katodik, karena logam seng dan magnesium
lebih mudah teroksidasi dibandingkan besi.
Sedangkan, perak dan timah digunakan untuk
melindungi besi dari korosi dengan cara
pelapisan. Perak dan timah memiliki potensial
reduksi lebih positif daripada besi. Logam
tersebut juga sulit teroksidasi. Jadi, logam yang
dapat digunakan untuk mencegah korosi pada
besi adalah perak, timah, magnesium, dan seng.
36. e. (3) dan (5)
Pembahasan:
Pasangan mineral dan unsur yang sesuai yaitu:
• Kriolit
= natrium
• Hematit dan magnetit = besi
• Magnesit dan epsomit = magnesium
70
37. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Kombinasi sifat-sifat unsur golongan alkali
(Li, Na, K, dan seterusnya) dari alternatif yang
disediakan adalah (1) dan (2).
(1) mudah melepaskan elektron
Misal: Li  Li+ + e–
Na  Na+ + e–
K  K+ + e–
(3) merupakan logam yang lunak
Logam Na dan K relatif lunak, mudah diiris
dengan pisau.
38. c. (2) dan (3)
Pembahasan:
Pasangan unsur/senyawa dan proses pembuatannya yang tepat sebagai berikut.
No.
1. 2. 3. 4. 5. Unsur/
Senyawa
Klorin Belerang Amonia Asam nitrat Fosfor Proses
Pembuatan
Deacon Frasch Haber-Bosch Oswald Wohler 39. c. Ca3(PO4)2
Pembahasan:
Senyawa yang digunakan untuk cetakan gigi
dan pembalut patah tulang adalah CaSO4·2H2O.
Senyawa ini mengandung unsur kalsium (Ca).
Ion yang terdapat dalam air sadah adalah ion
Ca2+ dan Mg2+. Jadi, unsur yang dimaksud
adalah unsur kalsium (Ca) yang terdapat pula
pada senyawa Ca3(PO4)2 (kalsium fosfat).
40. a. I–131 untuk mendeteksi kerusakan kelenjar
gondok
Pembahasan:
Pasangan radioisotop dan kegunaannya dalam
bidang kedokteran yang tepat:
• I–131 untuk mendeteksi kerusakan kelenjar
gondok
• Xe–133 untuk mendeteksi penyakit paru-paru
• Fe–59 untuk pembentukan sel darah merah
• Co–60 untuk terapi kanker
• Ca–47 untuk mendeteksi penyakit tulang.
Prediksi 4
1. b.
+
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
Pembahasan:
Nomor atom Q adalah 12, sehingga:
24
: 1s2 2s2 2p6 3s2 = [Ne] 3s2 = 2  8  2
12 Q
Unsur Q akan membentuk ion dengan
melepaskan 2 elektron paling luar, sehingga
akan bermuatan 2+.
Q2+ : 2  8, artinya mempunyai mempunyai 2
elektron di kulit pertama dan mempunyai 8
elektron di kulit kedua.
Gambar yang tepat adalah gambar b.
2. e. n = 2,  = 0, m = 0, s = –½
Pembahasan:
Bilangan-bilangan kuantum yang mungkin
dimiliki oleh suatu elektron n = 2,  = 0, m = 0,
s = –½ yaitu mempunyai:
Konfigurasi elektron: 1s2 2s2

Orbital s harga  dan m  = 0.
3. e. VIIIB dan 4
Pembahasan:
Konfigurasi elektron unsur X dengan nomor
atom 26 adalah: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6
Jadi unsur X terletak pada:
Golongan VIIIB (ns2(n – 1)d6)
Periode 4 (4s2).
4. c. trigonal bipiramida dan nonpolar
Pembahasan:
A = 2  8  5 dan 17B = 2  8  7
15
PEI = 5 dan PEB = 0
Rumus kimia : AB5
Struktur Lewis
:
Bentuk molekul :
B
B× ×
A×
B× × B
B
trigonal
bipiramida
Sifat molekul
: nonpolar.
5. e. ion
Pembahasan:
Beberapa sifat senyawa ion adalah sebagai
berikut.
• Mudah larut dalam air tetapi tidak larut dalam
pelarut organik (alkohol dan eter).
• Merupakan zat padat dengan titik didih dan
titik leleh yang relatif tinggi.
• Lelehan dan larutannya dalam air dapat
menghantarkan arus listrik.
• Keras dan rapuh jika terkena pukulan.
Jadi jenis ikatan dalam senyawa M tersebut
adalah ikatan ion.
6. b. AE
Pembahasan:
Ikatan kovalen polar terbentuk jika atom-atom
berikatan mempunyai beda keelektronegatifan
besar. Contoh: HF, HCl, H2O dan lain-lain.
7. c. 3,36 L
Pembahasan:
mol batu kapur CaCO3 (Mr = 100)
gram

Mr
30 g
100 g  mol1
 0,3 mol

mol HCl 
V HCl(STP )
mol
22,4 L
6,72 L

mol
22,4 L
 0,3 mol
CaCO3(s) + 2 HCl(g)  CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
0,3 mol
0,15 mol
0,3 mol
0,15 mol
0,1 mol
–
–
0,15 mol
–
0,15 mol
–
0,15 mol
0,15 mol 0,15 mol 0,15 mol
Volume CO2 pada STP = mol  22,4 L
= 0,15  22,4 L
= 3,36 L
8. c. N2O5
Pembahasan:
2 liter N2 + 5 liter O2  2 liter NxOy
2 N2 + 5 O2  2 NxOy
karena jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi
harus sama, maka harga x dan y dapat dicari.
atom N : 4 = 2x  x = 2
atom O : 10 = 2y  y = 5
maka rumus molekul gas adalah N2O5.
9. e. reaksi di atas menghasilkan gas hidrogen
Pembahasan:
Mg(s) + H2SO4(aq)  MgSO4(aq) + H2(g)
Pernyataan yang benar:
• Mg dan H2SO4 disebut pereaksi.
• MgSO4 dan H2 disebut hasil reaksi.
• Reaksi di atas sudah setara.
• MgSO4 dalam bentuk larutan (tidak mengendap) pada reaksi di atas.
• Reaksi di atas menghasilkan gas hidrogen.
10. d. 4 dan 3
Pembahasan:
Percobaan daya hantar listrik:
• Elektrolit menghasilkan gelembung gas pada
elektrodanya.
• Nonelektrolit tidak menghasilkan gelembung
gas pada elektrodanya.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
71
•
Elektrolit sangat lemah: lampu tidak menyala,
ada gelembung gas sedikit.
• Elektrolit lemah: lampu menyala redup, ada
gelembung gas.
• Elektrolit kuat: lampu menyala terang,
banyak gelembung gas.
Pasangan larutan yang bersifat elektrolit kuat
dan elektrolit lemah secara berurutan adalah 4
dan 3.
11. c. 4 – log 2
Pembahasan:
CH3COOH termasuk asam lemah, maka:
[H+] = K CH3 COOH  M CH3 COOH
= 105 · 4  103
= 2 × 10–4 M
pH = – log 2 × 10–4
= 4 – log 2
12. c. 0,2 M
Pembahasan:
H2SO4 + 2 NaOH  Na2SO4 + 2 H2O
mol NaOH = M  V
= 0,1 M · 40 mL
= 4 mmol
1
mol H2SO4 =  mol NaOH
2
1
=  4 mmol
2
= 2 mmol
mol
2
M = = = 0,2 M
V
10
13. c. larutan buffer
Pembahasan:
Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang
dapat mempertahankan pH terhadap pengaruh
penambahan sedikit asam, basa atau
pengenceran. Dari data percobaan diperoleh
kesimpulan bahwa larutan y merupakan larutan
penyangga (buffer) karena hanya mengalami
perubahan pH yang relatif kecil/tetap.
14. a. 5 – log 2
Pembahasan:
NH4Cl adalah garam yang terhidrolisis sebagian
jika dilarutkan dalam air karena berasal dari
basa lemah NH3 dan asam kuat HCl sehingga
sifat NH4Cl akan asam, mencari [H+].
[H+] = Kw
[kation garam]
Kb
10 14
(0,4)
= 1 10 5
= 2  10–5
Jadi pH NH4Cl = 5 – log 2.
72
15. e. 4 × 10–6
Pembahasan:
pH = 11
pOH = 14 – 11 = 3
[OH–] = 10–3 M
Mg(OH)2  Mg2+ + 2 OH–
mula-mula : 10–3
–
–
bereaksi : s
s
2s
akhir
Ksp
4 × 10–12
: –
s
10–3 + 2s
= [Mg2+] [OH–]2
= (s) (10–3 + 2s)2 ; 2s diabaikan
= s (10–3)2
= 10–6 s
4  1012
10 6
= 4  10–6 mol/liter
s = 16. e. 5
Pembahasan:
Dalam pokok bahasan sifat koligatif larutan
penambahan zat terlarut akan menurunkan
tekanan uap. Artinya semakin banyak zat
terlarut maka tekanan uapnya semakin rendah.
Sebaliknya semakin sedikit jumlah zat terlarut
tekanannya akan relatif lebih tinggi. Jadi wadah
dengan tekanan paling besar adalah yang
memiliki zat terlarut paling sedikit. Wadah nomor
5 memiliki zat terlarut paling sedikit. Jadi
jawaban yang tepat adalah e.
17. b. (1) dan (4)
Pembahasan:
Penerapan sifat koligatif tekanan osmotik
larutan, antara lain:
• memasukkan larutan infus ke dalam pasien
melalui pembuluh darah;
• mesin cuci darah;
• garam dapur digunakan untuk mengawetkan
makanan;
• penyerapan air oleh akar tanaman;
• desalinasi air laut melalui osmosis balik; dan
• memakai garam untuk membunuh lintah.
Jadi jawaban yang ada dan tepat adalah (1) dan
(4).
18. c. (2) dan (3)
Pembahasan:
Penggunaan sifat adsorpsi pada koloid, antara
lain:
• proses pemurnian gula pasir;
• penyembuhan sakit perut dengan norit;
• penyerapan air tebu dalam pembuatan gula;
dan
• proses pewarnaan serat woll.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
19. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
(1) Nitrobenzena adalah suatu zat cair berwarna
kuning muda dan beracun terutama dalam
keadaan uap. Dalam industri, nitrobenzena
digunakan secara besar-besaran untuk
pembuatan anilina.
(2) Asam benzena sulfonat berupa kristal-kristal
tidak berwarna, mudah larut dalam air, dan
kebanyakan higroskopis. Asam benzena
sulfonat digunakan untuk pembuatan detergen
sintetik.
20. a. eliminasi dan adisi
Pembahasan:
Ralat pilihan jawaban a.
(1) Reaksi eliminasi, pengubahan ikatan tunggal
(ikatan jenuh) menjadi ikatan rangkap
(ikatan tak jenuh) dengan menghilangkan
(melepas) atom-atom.
(2) Reaksi adisi, suatu zat ditambahkan pada
senyawa yang mengandung ikatan rangkap
dua atau rangkap tiga sehingga ikatan dua
tersebut menjadi ikatan tunggal dengan
mengikat atom/gugus atom dari zat yang
ditambahkan.
21. d. (1) dan (4)
Pembahasan:
Kegunaan senyawa keton antara lain sebagai
pembersih cat kuku, pelarut plastik dan lilin.
Nomor (2) merupakan kegunaan dari senyawa
aldehid (formaldehid/formalin) dan nomor (3)
merupakan kegunaan dari senyawa eter.
O
II
22. d. –C–H
Pembahasan:
KC4H8O2 ada dua kemungkinan gugus yaitu
asam karboksilat atau ester, jika sifat senyawa
yang dapat memerahkan lakmus biru
menjadikan reaksi dengan logam membentuk
garam maka gugus tersebut adalah asam
karboksilat dan asam karboksilat jika direduksi
menghasilkan alkohol primer.
23. d. 3 dan 5
Pembahasan:
Proses
pembuatan
1. Protein Asam amino 2. Amilum Glukosa 3. PVC Vinil klorida Adisi 4. Karet Isoprena alam No. Polimer
5. Teflon Monomer
Tetraflouro- Adisi etilena Kegunaan
Plastik Pelapis
panci Pada nomor 1, 2 dan 4 pasangan polimer dan
monomernya tidak tepat. Pada nomor 3 dan 5
hubungan polimer, monomer, proses pembuatan
dan kegunaannya benar semua.
24. c. ungu dan jingga
Pembahasan:
• Uji Biuret untuk menguji protein akan
menunjukkan uji positif jika terjadi perubahan
warna menjadi ungu.
• Uji Xantoproteat untuk menguji keberadaan
inti benzena dalam protein. Uji positif jika
terjadi perubahan warna menjadi kuning jika
ditambah NH3 atau menjadi jingga jika
ditambah NaOH.
25. d. (2) dan (4)
Pembahasan:
Fungsi dari lemak dalam tubuh antara lain:
• cadangan energi dalam bentuk sel lemak;
• lemak mempunyai f ungsi selular dan
komponen struktural pada membran sel yang
berkaitan dengan karbohidrat dan protein
demi menjalankan aliran air, ion dan molekul
lain, keluar dan masuk ke dalam sel;
• menopang fungsi senyawa organik sebagai
penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin
dan steroid hormon dan kelenjar empedu;
• menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan
K yang berguna untuk proses biologis; serta
• sebagai penahan goncangan demi melindungi
organ vital dan melindungi tubuh dari suhu
luar yang kurang bersahabat.
26. d. kJ
3
Ca(s) + C(s) + O
2 2 (g)
H = 1207,5 kJ/mol
CaCO3(s)
Pembahasan:
3
O (g)  CaCO3(s)
2 2
H = –1207,5 kJ · mol–1
Diagram tingat energi reaksi pembentukan
CaCO3 (reaksi eksoterm) yang tepat adalah
pilihan jawaban d.
27. e. –790 kJ
Pembahasan:
Pada siklus energi di atas terjadi reaksi
pembentukan 2 mol gas SO3.
Sesuai Hukum Hess:
H SO3 = –593 kJ + (–197) kJ = –790 kJ
Jadi untuk pembentukan 2 mol gas SO3 adalah
–790 kJ.
Ca(s) + C(g) + Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
73
28. a. v = k [Na2S2O3]
Pembahasan:
• Orde terhadap Na2S2O3 (data 1 dan 3)
m
n
k Na2S 2 O3  HCl
v1

m
n
v3
k Na2S 2 O3  HCl
v1  0,1 


v 3  0,05 
t3
m
  2
t1
m
30
 2m
15
2  2m
m 1
•
Orde reaksi terhadap Na2S2O3 adalah 1.
Orde terhadap HCl (data 1 dan 2)
m
n
k Na2 S2 O3  HCl
v1

m
n
v2
k Na2 S2 O3  HCl
v1  0,2 

v 2  0,4 
t2  1 
 
t1  2 
15  1 
 
15  2 
n
n
n
n
 1
1  
 2
n0
Orde reaksi terhadap HCl adalah 0.
Jadi, persamaan laju reaksi: v = k [Na2S2O3].
29. a. Volume diperkecil, suhu diturunkan, ditambah
katalis V2O2
Pembahasan:
Reaksi:
2 SO2(g) + O2(g)  2 SO3(g) H = –45 kJ
Agar diperoleh hasil maksimum reaksi harus
berjalan ke arah produk, maka volume diperkecil, suhu diturunkan, ditambah katalis V2O5.
30. a. (1) terhadap (2)
Pembahasan:
Laju reaksi yang dipengaruhi oleh luas permukaan maka luas permukaan harus beda dan
faktor lain (konsentrasi HCl) harus sama. Dari
gambar pada soal ini bisa ditafsirkan bahwa
gambar nomor (1) terhadap (2) hanya dipengaruhi
oleh luas permukaan saja, sehingga jawaban
yang tepat adalah a.
74
(0,4)2
(0,8)
Pembahasan:
Kc dari reaksi N2O4(g)  2 NO2(g) dan dengan
data konsentrasi zat-zat yang terlibat dapat
ditentukan dengan rumus:
[NO2 ]2
(0,4)2
= Kc = [N2O 4 ]
(0,8)
32. b. (1) dan (3)
Pembahasan:
Ciri-ciri reaksi reduksi adalah dengan ditandai
adanya elektron di ruas kiri dari persamaan reaksi
(menerima elektron), atau adanya penurunan
bilangan oksidasi, atau ditandai dengan
berkurangnya jumlah atom O.
• Reaksi (1) bilangan oksidasi Pb berubah dari
+4 menjadi +2 atau ditandai dengan
berkurangnya jumlah atom O.
• Reaksi (3) bilangan oksidasi Mn berubah dari
+7 menjadi +4 atau ditandai dengan
berkurangnya jumlah atom O.
33. d. 3, 14, dan 2
Pembahasan:
a C2 O 24  + Cr2 O72  + b H+  c CO2 + d Cr3+ + H2O
Reaksi di atas adalah reaksi redoks, namun dari
persamaan yang disajikan dengan kita dapat
menebak harga koefisiennya yaitu dengan
mencoba-coba memasukkan koefisien dari
pilihan jawaban yang telah disediakan, sehingga
akan diperoleh reaksi setaranya adalah:
3 C2O 24 + Cr2O 27  + 14 H+  6 CO2 + 2 Cr3+ + 7 H2O
Sehingga harga a = 3, b = 14, c = 6, dan d = 2.
34. e. Al/Al3+//Ag+/Ag
Pembahasan:
o
Reaksi dapat berlangsung jika E sel
-nya bernilai
o
+ (positif), sedangkan jika harga E sel
-nya
bernilai – (negatif) reaksi tidak dapat berjalan
spontan.
o
dapat dicari dengan menggunakan
Harga E sel
rumus:
o
o
o
Esel
= E reduksi
 E oksidasi
o
o
o
• Esel = E Al  E Cu
= –1,66 V – (+0,34) V
= –1,32 V
(tidak spontan)
o
o
o
• Esel = E Zn  E Sn
= –0,76 V – (–0,14) V
= –0,62 V
(tidak spontan)
o
o
o
• Esel
= E Al
 E Zn
= –1,66 V – (–0,76) V
= –0,90 V
(tidak spontan)
o
o
o
• Esel
= E Cu
 E Ag
= +0,34 V – (+0,80) V
= –0,46 V
(tidak spontan)
31. b. Kc = Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
o
o
o
Esel
= E Ag
 E Al
= +0,80 V – (–1,66) V
= +2,46 V
Jadi jawaban yang tepat adalah e.
•
•
•
1,27  108  2
63,5
Pembahasan:
Sel I : CuSO4
Sel II : AgNO3
(spontan)
35. d.
1,27 : wAg =
wAg
t = 30 menit
wCu = 1,27 g
63,5 108
: 2
1
1,27  108
63,5
=
2
1,27  108  2
=
63,5
36. c. (3)
Pembahasan:
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari
bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Pada gambar
hanya dipengaruhi oleh faktor dari lingkungan
karena bahan yang digunakan sama yaitu paku.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran
udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat
kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.
Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan
korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik
dalam bentuk senyawa anorganik maupun
organik. Paku dalam air yang dididihkan (gambar
nomor 3) akan lebih cepat terjadi korosi karena
reaksi kimia lebih cepat terjadi dan naiknya
temperatur air pada umumnya menambah
kecepatan korosi.
37. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Kombinasi sifat-sifat unsur transisi dari alternatif
yang disediakan adalah (1) dan (2).
(1) memiliki titik leleh tinggi
Unsur transisi mempunyai titik leleh dan titik
didih relatif tinggi.
(2) memiliki beberapa bilangan oksidasi
Pada umumnya membentuk senyawa
kompleks bersifat paramagnetik (tertarik oleh
medan magnet), berwarna, dan mempunyai
beberapa bilangan oksidasi, seperti Sc, Ti,
V, Cr, dan Mo.
38. b. (1) dan (3)
Pembahasan:
Radioaktif adalah zat yang mengandung inti
yang tidak stabil. Sifat atau karaktristik unsur
radioaktif meliputi:
memiliki inti tidak stabil;
dapat mengalami peluruhan (peluruhan alfa,
beta, dan gamma);
• mengalami desintegrasi membentuk unsur baru;
• dapat menembus kertas atau lempengan
logam tipis;
• dapat mengionkan gas yang disinari;
• dapat menghitamkan plat film; dan
• menyebabkan benda-benda berlapis ZnS
dapat berpendar (fluorosensi).
39. a. (1)
Pembahasan:
• Proses Down  perolehan logam Na (dengan
elektrolisis lelehan NaCl) serta logam Mg;
• Proses Deacon dan elektrolisis 
perolehan gas klorin (Cl2);
• Proses tanur tiup (blast furnace) 
perolehan logam Fe;
• Proses Wohler  perolehan P (fosfor putih);
dan
• Proses Hall-Heroult  perolehan logam Al
(dari bauksit Al2O3 terhidrat).
40. e. (5)
Pembahasan:
Magnesium dan senyawanya digunakan untuk
membuat logam campuran, kembang api, lampu
blitz, melapisi tanur dalam pembakaran, dan
obat maag (antasida). Senyawa yang digunakan
sebagai obat maag yaitu Mg(OH)2.
Prediksi 5
1. c. n = 3;  = 0; m = 0; s = –½
Pembahasan:
24
Nomor atom 12
X adalah 12 maka konfigurasi
elektronnya : 1s2 2s2 2p6 3s2

m = 0
n = 3;  = 0; m = 0; s = –½ (  )
2. a. 1
Pembahasan:
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen
(ikatan berdasarkan pemakaian pasangan
elektron bersama) dimana pasangan elektron
tersebut berasal dari satu unsur saja.
Ikatan kovalen koordinasi pada senyawa HNO3,
pasangan elektron hanya disumbangkan oleh
atom N untuk membentuk ikatan dengan atom
O seperti yang ditunjukkan oleh nomor 1.
3. a. [Ne] 3s2 3p1, IIIA, 3
Pembahasan:
27
berarti mempunyai nomor atom 13 maka
13 X
konfigurasi elektronnya= [1s2 2s2 2p6] 3s2 3p1
= [Ne] 3s2 3p1
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
75
Elektron valensi (menunjukkan golongan)
= 3s2 3p1 = s + p = 2 + 1 = 3
(orbital s atau orbital s + p menunjukkan
golongan A)
Jumlah kulit = 3 (menunjukkan periode)
27
Jadi, unsur 13
X terletak pada golongan IIIA,
periode 3, dan mempunyai konfigurasi elektron
[Ne] 3s2 3p1.
4. a. segitiga datar
Pembahasan:
B  [He] 2s2 2p1
Jumlah elektron valensi 3 untuk mengikuti
aturan oktet melepas 3 elektron.
Cl  [Ne] 3s2 3p5
Jumlah elektron valensi 7 untuk mengikuti
aturan oktet menangkap 1 elektron.
Cl B Cl  Cl
Cl
5.
6.
7.
8.
76
B
Cl
Cl
Atom B akan membentuk ion B3+ dan atom Cl
akan membentuk ion Cl–, sehingga kedua atom
akan membentuk ikatan ion dengan struktur
BCl3. Rumus bentuk molekul AX3 (segitiga datar).
c. ion dan kovalen polar
Pembahasan:
Senyawa ionik, dalam bentuk lelehan atau
larutan mampu menghantarkan listrik serta
memiliki titik didih dan titik leleh relatif tinggi.
Senyawa kovalen polar, larutannya dapat
menghantarkan listrik, lelehannya tidak
menghantarkan listrik, serta biasanya titik didih
dan titik lelehnya relatif rendah.
b. 1 dan 3
Pembahasan:
Senyawa yang memiliki ikatan hidrogen biasanya
memiliki titik didih relatif tinggi, maka kita bisa
memilih 2 senyawa dengan titik didih yang
paling tinggi di antara enam senyawa (6 titik
bernomor), yaitu senyawa pada nomor 1 dan 3.
c. 100 gram
Pembahasan:
BaCO3(s)  BaO(s) + CO2(g)
Karena pereaksi habis bereaksi dan reaksi
berlangsung dalam wadah tertutup maka sesuai
dengan hukum kekekalan massa maka massa
zat pereaksi = massa zat hasil reaksi, sehingga
massa barium karbonat (BaCO 3) = massa
barium oksida (BaO) + massa karbon dioksida
(CO2). Massa BaCO3 (pereaksi) = 100 gram =
massa zat hasil reaksi.
b. CuSO4· 5 H2O
Pembahasan:
Massa CuSO4·xH2O = 249,5 gram
Massa padatan CuSO4 = 159,5 gram
Massa H2O = 249,5 gram – 159,5 gram = 9 gram
9.
10.
11.
12.
Massa molar CuSO4 = 63,5 + 32 + 64
= 159,5 g/mol
159,5
Mol CuSO4 = (
) mol = 1 mol
159,5
Berdasarkan perbandingan koefisien maka
CuSO4·xH2O juga = 1 mol
249,5 gram CuSO4·xH2O = 1 mol; maka massa
molar CuSO4·xH2O = 249,5 g/mol
Massa molar dari CuSO4·xH2O
= massa molar CuSO4 + x · massa molar air
= (159,5 + x ·18) g/mol
249,5 = 159,5 + x · 18
249,5 – 159,5 = x · 18
90 = x · 18
90
x = = 5
18
Jadi rumus senyawa kristal tersebut adalah
CuSO4· 5 H2O.
c. 2 CaO(s)+ 5 C(s)  2 CaC2(s) + CO2(g)
Pembahasan:
Karbit kalsium karbida = CaC2(s)
Kalsium oksida
= CaO(s)
Karbon
= C(s)
Karbon dioksida
= CO2(g)
Persamaan reaksi:
CaO(s)+ C(s)  CaC2(s) + CO2(g)
Setelah disetarakan persamaan reaksi yang
tepat adalah:
2 CaO(s)+ 5 C(s)  2 CaC2(s) + CO2(g).
c. (3) dan (4)
Pembahasan:
Ciri larutan elektrolit lemah jika diuji maka pada
elektroda akan ada sedikit/banyak gelembung
dan lampu akan padam atau redup. Larutan
elektrolit lemah pada tabel terdapat pada nomor
(2), (3), dan (4). Pilihan jawaban yang tersedia
adalah pilihan jawaban c. (3) dan (4).
a. 2 – log 2
Pembahasan:
H2SO4 termasuk asam kuat, maka:
[H+] = 2 × [H2SO4] = 2 × 0,01 M
= 0,02 M = 2 · 10–2 M
pH = – log [H+] = – log 2 · 10–2 = 2 – log 2
b. 0,090 M
Pembahasan:
Volume rata-rata KOH 0,1 M
(17+18+19) mL
= 18 mL
=
3
Jumlah mol KOH = 18 mL × 0,1 M
= 1,8 mmol
Prinsip titrasi asam kuat oleh basa kuat:
H2SO4 + 2 KOH  K2SO4 + 2 H2O
Pada saat mencapai titik ekivalen maka akan
terbentuk garam dimana mol H2SO4 dengan mol
KOH sebanding.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
Berdasarkan perbandingan koefisien, jumlah
1
mol H2SO4 = × 1,8 mmol = 0,9 mmol.
2
Karena volume H2SO4 yang digunakan adalah
10 mL maka:
0,9 mmol
= 0,09 M
[HCl] = 10 mL
13. b. II dan III
Pembahasan:
Larutan penyangga adalah larutan yang dapat
mempertahankan pH terhadap pengaruh
penambahan sedikit air (pengenceran), asam
atau basa. Dari data percobaan di atas Larutan
II (5,40  5,42 & 5,38) dan III (5,20  5,25 &
5,18) mengalami perubahan pH yang relatif
kecil. Sehingga larutan II dan III mempunyai sifat
penyangga.
14. e. 8
Pembahasan:
Campuran tersebut akan menghasilkan jenis
garam terhidrolisis yang bersifat basa (dari basa
kuat dan asam lemah).
KOH(aq) + HNO2(aq)  KNO2(aq) + H2O(l)
Awal :5 mmol
Reaksi:5 mmol
Akhir : –
5 mmol
5 mmol
–
–
5 mmol
–
5 mmol
5 mmol
5 mmol
17.
18.
Vol. campuran = 50 mL + 50 mL = 100 mL
5 mmol
= 0,05 M
[KNO2] = 100 mL
[OH–] = K w  [g ]
1014 × 5  102
=
Ka
5·10 4
= 1·10 12 = 1·10–6
pOH = –log [OH–] = –log 1·10–6 = 6
pH = 14 – pOH = 14 – 6 = 8
15. b. 2,870 gram
Pembahasan:
Massa molar AgCl = 143,5 g/mol
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
NaCl + AgNO3  AgCl  + NaNO3
20 mmol 20 mmol
20 mmol
20 mmol
Berdasarkan reaksi di atas maka jumlah AgCl
= 20 mmol = 0,02 mol
Massa AgCl = jumlah mol AgCl × massa molar
AgCl
= 0,02 mol × 143,5 gram/mol
= 2,87 gram
16. b. (2)
Pembahasan:
Dalam pokok bahasan sifat koligatif larutan,
penambahan zat terlarut akan menurunkan
tekanan uap. Artinya semakin banyak zat
terlarut maka tekanan uapnya semakin rendah.
19.
20.
Sebaliknya semakin sedikit jumlah zat terlarut
maka tekanan uapnya akan relatif lebih tinggi.
Jadi, gambar dengan tekanan uap paling kecil
adalah yang memiliki zat terlarut paling banyak.
Gambar (2) memiliki zat terlarut paling banyak.
b. (1) dan (4)
Pembahasan:
Beberapa penerapan sifat koligatif larutan dalam
kehidupan sehari-hari:
(1) penyerapan air oleh akar tanaman (tekanan
osmotik);
(2) penambahan garam pada pembuatan es
putar (penurunan titik beku);
(3) penambahan garam untuk mencairkan salju
(penurunan titik beku);
(4) penggunaan garam untuk membunuh lintah
(tekanan osmotik); dan
(5) menambahkan etilen glikol pada radiator
mobil (penurunan titik beku).
Jadi jawaban yang ada dan tepat adalah (1) dan
(4).
d. (2) dan (5)
Pembahasan:
Penerapan sifat koloid dalam kehidupan seharihari:
(1) sorot lampu bioskop berkabut (efek Tyndall);
(2) cara kerja obat norit (adsorpsi);
(3) proses pencucian darah (dialisis);
(4) pembentukan delta di muara sungai
(koagulasi); dan
(5) penjernihan air menggunakan tawas (adsorpsi).
Jadi jawaban yang ada dan tepat adalah (2) dan
(5).
b. (1) dan (3)
Pembahasan:
Asam benzoat (1) digunakan sebagai pengawet
makanan dan pembasmi kuman. Hasil nitrasi
toluena dapat berupa 2,4,6–trinitrotoluena (2) yang
dibuat secara industri sebagai bahan peledak.
e. eliminasi dan substitusi
Pembahasan:
Persamaan reaksi senyawa karbon:
(1) CH3–CH2–CH2Cl + NaOH  CH3–CH=CH2 +
H2O + NaCl
Reaksi eliminasi, pengubahan ikatan tunggal
(ikatan jenuh) menjadi ikatan rangkap
(ikatan tak jenuh) dengan menghilangkan
(melepas) atom-atom. Reaksi 1–kloro
propana dengan natrium klorida menghasilkan propena.
(2) CH4 + Cl2  CH3Cl + HCl
Reaksi substitusi melibatkan pertukaran atom/
gugus atom pada senyawa karbon dengan
atom/gugus atom lainnya. Atom hidrogen (H)
digantikan dengan atom klorida (Cl).
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
77
21. a. (1) dan (2)
Pembahasan:
Kegunaan dari asam etanoat (asam asetat)
terdapat pada nomor (1) dan (2). Asam etanoat
digunakan sebagai pelarut, sintetis serat dan
plastik serta zat pengasam makanan (bumbu
masakan).
3
22. a. C H
Pembahasan:
CnH2nO ada dua kemungkinan gugus yaitu
aldehid atau keton, reaksi dengan Fehling
aldehid membentuk endapan merah bata
(Cu2O), sedangkan keton tidak bereaksi. Reaksi
dengan Tollens, aldehid membentuk cermin
perak (Ag), sedangkan keton tidak beraksi.
Berarti dapat disimpulkan bahwa zat tersebut
adalah aldehid.
23. d. (3) dan (5)
Pembahasan:
Hubungan secara tepat dari data di atas
seharusnya:
Polimer
(1) Teflon Monomer
Tetraflouroetilena Proses
Pembuatan
Adisi Kegunaan
Pelapis panci (2) Amilum Glukosa Kondensasi Adonan kue (3) PVC Vinil Klorida Adisi Plastik (4) Karet alam Isopropena Adisi Ban (5) Protein Asam amino Kondensasi Zat pembangun 24. e. amilum menghasilkan warna coklat merah
dengan larutan iodin
Pembahasan:
Reaksi identifikasi karbohidrat
• Uji Moslich, identifikasi umum untuk karbohidrat. Uji positif menunjukkan/menghasilkan
cincin berwarna ungu.
• Larutan iodin, identifikasi adanya amilum,
selulosa, dan glikogen menghasilkan warna
coklat merah.
• Pereaksi Fehling, Benedict, Tollens, identifikasi monosakarida (glukosa, fruktosa,
galaktosa, ribosa, dan 2–deoksiribosa)
kecuali sukrosa. Dengan pereaksi Fehling
menghasilkan endapan merah bata,
sedangkan dengan Tollens menghasilkan
cermin perak.
25. e. (3) dan (4)
Pembahasan:
Fungsi protein (sebagai bahan makanan) dalam
tubuh antara lain:
• enzim yang tersusun dari protein berfungsi
sebagai biokatalis;
78
•
26. c.
cadangan energi tubuh;
sebagai zat pembangun tubuh;
sebagai zat pengatur;
sebagai sumber dari zat-zat yang penting
untuk pertumbuhan; dan
pemeliharaan jaringan tubuh.
kJ
O
No.
•
•
•
•
Ca(s) + C(s) + O
2 2 (g)
H = 1207,5 kJ/mol
CaCO3(s)
Pembahasan:
Ca(s) + C(g) + 3
O (g)  CaCO3(s)
2 2
H = –1207,5 kJ · mol–1
Diagram tingat energi reaksi pembentukan
CaCO3 (reaksi eksoterm) yang tepat adalah
pilihan jawaban c.
27. b. –110,5 kJ
Pembahasan:
Dari diagram dapat ditentukan rumus termokimia:
H1 = H 2 + H3
–393,5 kJ = –283 kJ + H3
H3 = –393,5 kJ – (–283 kJ)
= –110,5 kJ
28. b. 3 cm3/detik
Pembahasan:
Laju reaksi pembentukan gas H2
= perubahan volume gas H2 : perubahan waktu
V1 H2
(35  20) cm3
v1 H = t
= (10  5) detik
1 H2
2
15 cm3
5 detik
= 3 cm3·detik–1
= V2 H2
v2 H = t
2
2 H2
(50  35) cm3
= (15  10) detik
15 cm3
5 detik
= 3 cm3·detik–1
= v H2 = v1 H2  v 2 H2
2
= (3  3) cm3 ·detik 1
2
6 cm3 ·detik 1
2
= 3 cm3·detik–1
= Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
29. b. menaikkan tekanan dan menurunkan suhu
Pembahasan:
2 SO2(g) + O2(g)  2 SO3(g) H = –188,2 kJ
termasuk reaksi eksoterm. Perubahan suhu
berpengaruh pada kesetimbangan eksoterm dan
endoterm. Kenaikan suhu mengakibatkan
sistem kesetimbangan akan bergeser ke arah
endoterm, sebaliknya penurunan suhu mengakibatkan sistem kesetimbangan akan bergeser
ke arah eksoterm.
Pengaruh tekanan berkebalikan dengan volume.
Apabila tekanan diperbesar, volume akan
mengecil dan kesetimbangan akan bergeser ke
zat yang jumlah koefisiennya lebih kecil (jumlah
mol lebih kecil). Sebaliknya, jika tekanan diperkecil, volume akan membesar dan kesetimbangan
akan bergeser ke zat yang jumlah koefisiennya
lebih besar (jumlah mol lebih besar).
Penambahan atau penggunaan katalis tidak
akan mengubah letak kesetimbangan, hanya
mempercepat terbentuknya kesetimbangan.
Dengan demikian, agar kesetimbangan bergeser
ke arah pembentukan SO 3, tindakan yang
dilakukan adalah menaikkan tekanan (menurunkan volume) dan menurunkan suhu.
30. b. (1) terhadap (3)
Pembahasan:
Dari gambar pada soal ini bisa ditafsirkan bahwa
gambar nomor (1) terhadap (2) hanya dipengaruhi
oleh luas permukaan saja, gambar nomor (1)
terhadap (3) hanya dipengaruhi oleh suhu,
gambar nomor (2) terhadap (3) dipengaruhi oleh
suhu dan luas permukaan, gambar (3) terhadap
(4) dipengaruhi oleh konsentrasi, suhu, dan luas
permukaan, sedangkan pada gambar (4) terhadap
(5) dipengaruhi oleh suhu dan luas permukaan.
Sehingga jawaban yang tepat adalah b.
2,46
31. d. (0,082  300)2
Pembahasan:
Diketahui reaksi kesetimbangan:
2 NH3(g)  N2(g) + 3 H2(g)
Pada suhu 27 oC mempunyai harga Kp = 2,46 atm.
Rumus hubungan Kp dan Kc:
Kp  Kc (RT )n  4  2  2
2,46  K c (0,082  300)2
Kc 
2,46
(0,082  300)2
32. b. 6, 2, dan 6
Pembahasan:
Suatu reaksi kimia akan setara jika jumlah atom
dan muatannya pada ruas kiri dan ruas kanan sama.
Pada persamaan reaksi redoks dapat disetarakan dengan metode setengah reaksi dan
metode perubahan bilangan oksidasi.
Cr2O 27  (aq) + a Fe2+(aq) + H+(aq) 
b Cr3+(aq) + c Fe3+(aq) + H2O(l)
Proses penyetaraan reaksinya:
Atom Cr pada ruas kiri jumlahnya = 2 maka
koefisien Cr3+ di ruas kanan = 2 (b = 2).
Atom O pada ruas kiri jumlahnya = 7 maka
koefisien H2O di ruas kiri = 7
Atom H pada ruas kanan jumlahnya = 14 (7 × 2)
maka koefisien H+ diruas kiri = 14
Cr2O 27  (aq) + a Fe2+(aq) + 14 H+(aq) 
2 Cr3+(aq) + c Fe3+(aq) + 7 H2O(l)
Koefisien a dan c sama.
Jumlah muatan pada ruas kanan =
Jumlah muatan pada ruas kiri
(–2) + a(+2) + (+14)= 2(+3) + c(+3)
karena a = c, maka:
2a – 3c = +6 – 12
2a – 3a = +6 – 12
–a = –6
a= 6
Jadi koefisien a, b, dan c adalah 6, 2, dan 6.
33. b. H2SO4
Pembahasan:
2 HBr + H2SO4  Br2 + SO2 + 2 H2O
–1 +6 0 +4
oksidasi
reduksi
Oksidator
: H2SO4
Reduktor
: HBr
Hasil oksidasi : Br2
Hasil reduksi : SO2
34. b. +1,10 V
Pembahasan:
Zn  Zn2+ + 2 e–
2+
Cu + 2 e–  Cu
Eº
Eº
= +0,76 V
= +0,34 V
o
Cu2+ + Zn  Cu + Zn2+
= +1,10 V
E sel
o
Harga potensial sel ( E sel ) juga dapat dihitung
dengan rumus:
o
= E oreduksi – E ooksidasi
E sel
o
o
= E Cu2+ /Cu – E Zn/Zn2+
= +0,34 volt – (–0,76 volt)
= +1,10 volt
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
79
35. a. 0,1 gram
Pembahasan:
Sel elektrolisis I : ion Ag+ (Ar = 108)
wAg = 0,54 gram
Sel elektrolisis II : ion X2+ (Ar = 40)
wX = ... gram
w Ag : w X  eAg : eX
108 40
:
1
2
40
0,54 
2
wX 
108
1
 0,1 gram
0,54 : w X 
36. e. V
Pembahasan:
Besi yang akan mengalami korosi paling cepat
yaitu percobaan nomor V, yaitu jika Fe dihubungkan dengan Cu. Korosi adalah peristiwa
teroksidasinya logam melalui reaksi redoks
dengan zat yang ada di lingkungannya. Salah
satu cara mencegah korosi adalah dengan cara
menghubungkan dengan logam lain yang harga
Eo-nya lebih kecil (yang letaknya di sebelah kiri
logam tersebut dalam deret Volta).
Contoh Fe dihubungkan dengan Mg, Mn, Cr,
Zn. Jika Fe dihubungkan dengan Cu, maka Fe
akan teroksidasi (terjadi korosi) sedangkan Cu
akan tereduksi (karena Cu berada di sebelah
kanan Fe).
37. d. (2) dan (4)
Pembahasan:
Sifat unsur golongan gas mulia antara lain
sebagai berikut.
• Gas tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, satu-satunya gas yang partikel berwujud
atom tunggal (monoatomik), sehingga stabil
(sukar bereaksi dengan unsur lain).
80
•
Kecenderungan sifat unsur gas mulia dari
helium ke radon:
- Jari-jari makin besar
- Energi ionisasi makin kecil
- Kereaktifan: (Kr dan Xe sudah dapat
dibuat senyawanya)
• Radon bersifat radioaktif.
38. e. 6,25 × 10–4 gram
Pembahasan:
N0 = 0,04 gram
t 1 = 12 jam
2
Nt  3 hari = ... gram
 =
0,693 0,693
= = 0,05775/jam
12
t1
2
Nt = N0  e  t
= 0,04 gram  e–0,05775/jam · 72 jam
= 0,04 gram  0,015638
= 6,25 × 10–4 gram
39. e. (5)
Pembahasan:
• Proses Goldschmidt  perolehan unsur Cr
(kromium);
• Proses Deacon dan Weldon  perolehan
gas klorin (Cl2);
• Reduksi SiO2  perolehan unsur silikon;
• Proses ekstraksi (Proses Frasch) 
perolehan S (belerang) dan Br (brom dari air
laut); dan
• Distilasi Fraksinasi Udara  pengolahan
nitrogen.
40. c. (2) dan (6)
Pembahasan:
(1) freon (CF2CF2): gas yang digunakan untuk
pendingin
(2) natrium benzoat (CH3COONa): pengawet
makanan
(3) kalium iodat (KIO3): antiseptik
(4) kalsium fosfat (Ca3(PO4)2): pupuk
(5) kaporit (Ca(OCl)2): pembunuh kuman
(6) soda kue (NaHCO3): bahan yang digunakan
agar kue mengembang.
Kunci dan Pembahasan UN SMA – Kimia
Download