BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis harga saham secara fundamental dilakukan dengan top-down approach secara berjenjang meliputi analisis Ekonomi dan pasar modal, analisis industri dan analisis perusahaan dalam tahap yang terakhir. Dalam hal perubahan ekonomi makro Tandelilin (2010) menyatakan bahwa analisis ekonomi perlu dilakukan karena adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. Selanjutnya Siegel (sebagaimana yang dikutip dalam Tandelilin, 2010) menyimpulkan adanya hubungan yang kuat antara harga saham dan kinerja ekonomi makro, dan menemukan bahwa perubahan pada harga saham selalu terjadi sebelum terjadinya perubahan ekonomi. Ada dua alasan yang mendasarinya, pertama, harga saham yang terbentuk merupakan cerminan ekspektasi investor terhadap earning, deviden, maupun tingkat bunga yang akan terjadi. Kedua, kinerja pasar modal akan bereaksi terhadap perubahan-perubahan ekonomi seperti perubahan tingkat bunga, inflasi maupun jumlah uang beredar. Globalisasi ekonomi dikuti juga dengan arus kapital antar negara, sebagai upaya untuk menyebar risiko sebagaimana disampaikan James Tobin dari Yale University (sebagaimana yang dikutip dalam Krugman, Obstfeld, Melitz, 2010) bahwa : “the idea of portofolio diversification as’Dont’t put all your eggs in one basket.” When an economy is opened to the international capital market, it can reduce the 1 riskiness of its wealth by placing of its”eggs” in additional foreign ‘baskets’ This reduction is the basic motive for assets trade” Dengan demikian para investor dengan pertimbangan menyebar risiko tersebut berupaya untuk menanamkan investasinya pada berbagai instrumen finansial dan berbagai pasar finansial yang berbeda. Kondisi pasar modal yang terintegrasi dengan international capital market menyebabkan harga saham di pasar modal sangat terpengaruh pada harga saham di pasar regional dan internasional. Perubahan pada salah satu pasar saham akibat perubahan kinerja ekonomi makro suatu kawasan akan berpengaruh juga pada harga pasar saham di kawasan lain, sehingga perubahan signifikan akan berpengaruh secara sistemik mempengaruhi pasar saham yang lain. Indeks harga saham merupakan salah satu indikator dalam mengukur kinerja harga pasar saham yang tercatat dalam suatu bursa saham, karena indeks harga saham merupakan agregat dari beberapa saham yang memiliki kriteria tertentu. Pergerakan pada indeks harga saham dipandang mencerminkan kondisi dan prospek perekonomian sebuah kawasan, sehingga menjadi dasar bagi investor untuk mengambil keputusan. Krisis ekonomi yang melanda beberapa kawasan finansial seperti krisis keuangan Asia tahun 1997, krisis keuangan akibat kredit perumahan di Amerika menjadi beberapa contoh yang menyebabkan kejatuhan pasar finansial bukan hanya pada kawasan yang terkena krisis. Krisis yang terjadi di zona eropa diawali ketika Papandrou Perdana Menteri baru Yunani terpilih, mengumumkan tingkat defisit utang sebesar 12,7% dari PDB atau lebih tinggi dari defisit yang telah diumumkan oleh pemerintahan sebelumnya. Defisit utang ini jauh melebihi tingkat defisit yang dipersyaratkan 2 untuk menjadi anggota zona eropa yaitu sebesar 3 % dari PDB. Kondisi Yunani ini melebihi ambang batas persyaratan untuk tergabung dalam zona eropa karena ketika suatu negara telah bergabung ke dalam zona eropa, peraturan yang harus ditaati adalah; utang pemerintah (baik dalam ataupun luar negeri) tidak boleh melebihi 60% GDP yang dihitung dari market price, defisit anggaran pemerintah tidak melebihi 3% GDP, inflasi tidak melebihi 1,5% dari rata-rata di tiga negara terbaik, tingkat suku bunga yang tidak melebihi 2% dari tiga negara yang terbaik tingkat inflasinya, stabilitas nilai tukar yang tidak melebihi batas toleransi 2,5% dari batas currency band yang bergerak ke atas ataupun ke bawah. Tingkat defisit yang meningkat ini meningkatkan premi risiko obligasi pemerintah Yunani sehingga lembaga pemeringkat utang menurunkan sovereign rating obligasi pemerintah dan diikuti dengan penurunan harga saham yang diterbitkan perusahaan di Yunani. Penurunan peringkat utang pemerintah Yunani diikuti dengan penurunan peringkat utang negara negara anggota zona eropa yang lain yaitu Portugal, Irlandia, Italia dan Spanyol. Perubahan sovereign rating akan diikuti dengan perubahan yield atas obligasi pemerintah, dalam tabel 1 ditunjukkan trend perubahan yield sebelum dan setelah pengumuman sovereign rating, baik untuk rating yang meningkat maupun menurun. Hal ini menunjukkan adanya perubahan tingkat risiko atas obligasi pemerintah yang diterbitkan setelah perubahan peringkat utang yang dicerminkan dari besarnya yield yang diminta oleh investor. Afonso, Furceri dan Gomes (2011) menyimpulkan bahwa pengumuman perubahan sovereign rating negara-negara Uni Eropa telah 3 memberikan efek terhadap sovereign bond yield maupun Credit Defaults Swap (CDS) sebelum dan setelah pengumuman. Gambar 1.1. : Selisih Yield Bond-Treasury Bill Dikutip dari : (Determinants and Impact of Sovereign credit rating, Richard Kantor and Frank Packers, FRBNY ECONOMIC POLICY REVIEW / OCTOBER 1996) 4 Penelitian yang dilakukan Pukthuanthong, Elayan dan Rose (2007) juga menyatakan bahwa hanya pasar obligasi yang terpengaruh terhadap updated rating, sedangkan dalam kasus downgrade rating, return yang asymmetric terjadi bukan hanya pada bond market tetapi juga terhadap stocks market. Efek berantai terjadi karena beberapa bank dan institusi keuangan merupakan pembeli obligasi pemerintah Yunani dan pemegang saham perusahaan Yunani sehingga menjadi efek yang menular di kawasan pasar saham di zona eropa. Efek ini juga menyebar di pasar saham kawasan lainnya termasuk bursa efek Indonesia, pertanyaannya adalah apakah ada pengaruhnya dan apakah informasi kondisi ekonomi di zona eropa berdampak pada terjadinya abnormal return pada saham yang diperdagangkan di Bursa saham kawasan lainnya. Sinyal kepada pasar berupa penurunan sovereign rating berturut-turut krisis menyebabkan pelaku pasar berbeda-beda menanggapinya. Berbagai tanggapan terkait krisis utang zona eropa, antara lain Ito Warsito, Direktur Utama menilai bahwa dampak krisis Eropa membuat volatilitas meningkat. Berita baik dan buruk datang silih berganti, dipihak lain Presiden Direktur Trimegah Securities Tbk, Omar S.Anwar menuturkan, bursa saham Indonesia akan terbagi dalam dua bagian. Dimana bagian pertama, perhatian pelaku pasar saham akan terfokus pada penyelesaian krisis utang zona eropa. Sedangkan bagian kedua, bursa saham akan didorong oleh faktor fundamental perekonomian dan emiten (vivanews.com,2011) Gande dan Parsley dalam Ferreira dan Gama (2007) menyatakan bahwa efek spill over pengumuman credit rating tidak hanya berpengaruh pada antar negara tetapi juga antar pasar saham. 5 1.2. Rumusan Masalah Sovereign rating dipandang dapat menggambarkan penilaian terhadap kinerja dan prospek perekonomian suatu negara, sehingga menentukan nilai portofolio aset yang diinvestasikan pada negara yang bersangkutan. Integrasi pasar finansial menyebabkan informasi atas kinerja dan prospek atas suatu kawasan selalu menjadi perhatian bagi investor untuk selalu melakukan perubahan portofolio investasinya agar tetap mendapatkan return yang optimal. Peristiwa pengumuman penurunan sovereign rating negara-negara anggota zona eropa dilakukan secara berurutan dan berseri dalam periode yang pendek sehingga dibutuhkan pengambilan keputusan yang tepat oleh investor di pasar finansial. Permasalahan yang hendak dijawab dalam penelitian ini sesuai dengan penjelasan diatas adalah : Apakah peristiwa pengumuman penurunan sovereign rating negara zona eropa secara berurutan menyebabkan return tak normal negatif terhadap indeks harga saham. Permasalahan yang di atas menarik untuk diteliti dan dipilih menjadi bahan penelitian dengan pertimbangan yaitu, pertimbangan pertama adalah peristiwa penurunan sovereign rating oleh perusahaan pemeringkat dalam masa krisis keuangan yang menyangkut sebuah kawasan finansial yang dianggap penting yaitu zona eropa. Kedua, peristiwa yang terjadi merupakan peristiwa yang berurutan dalam satu periode, mengingat penelitian-penelitian sebelumnya terkait dengan studi peristiwa, umumnya menggunakan peristiwa tunggal. 6 1.3. Pertanyaan Penelitian dan Tujuan Penelitian Secara teoritis, pasar yang efisien menjelaskan bahwa setiap pelaku pasar memiliki informasi yang mudah dan murah sehingga keuntungan tak normal tidak dimungkinkan oleh salah satu pelaku pasar. Walaupun demikian secara empiris, terdapat kemungkinan terjadinya informasi yang tidak simetris diantara pelaku pasar sehingga beberapa pelaku pasar mendapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan pelaku pasar yang lain. Indeks harga saham merupakan gabungan dari beberapa saham unggulan dipandang dapat mewakili kinerja saham yang tercatat dalam suatu pasar saham, merupakan cerminan pergerakan perilaku investor karena pasar finansial dunia telah terintegrasi. Para investor yang terdiri dari beberapa latar belakang serta pemahaman yang sangat bervariasi tentang mekanisme pasar yang terjadi di pasar modal, memungkinkan terjadinya informasi yang tidak simetris. Pengumuman atas penurunan sovereign rating suatu negara bisa ditanggapi secara berbeda oleh pelaku pasar dalam pasar modal sehingga fenomena perbedaan return indeks harga saham layak untuk diangkat dalam penelitian ini. Untuk itu pertanyaan mendasar yang perlu dijawab dalam penyusunan thesis ini adalah : Apakah indeks harga saham memberikan reaksi berupa return tak normal negatif terhadap informasi pengumuman penurunan sovereign rating negara-negara zona eropa. 7 Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengujian reaksi indeks harga saham terhadap peristiwa pengumuman penurunan sovereign rating secara berurutan atas negara zona eropa oleh perusahaan pemeringkat. Penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa tidak terjadi return tak normal negatif terhadap indeks harga saham di sekitar tanggal pengumuman sebagaimana konsep hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat. 1.4. Batasan Penelitian Penelitian ini sesuai dengan dilakukan dengan beberapa batasan antara lain : 1. Peristiwa pengumuman sovereign rating yang digunakan sebagai event dalam penelitian ini adalah peristiwa pengumuman penurunan sovereign rating dari negara-negara anggota zona eropa. Negara anggota zona eropa yang dipilih adalah negara-negara yang dikenal sebagai negara-negara PIIGS yaitu negara Portugal, Ireland, Italy, Greece dan Spain, sehingga penurunan sovereign rating yang dipilih sebagai event dibatasi hanya penurunan rating yang dialami oleh ke 5 negara tersebut. 2. Penurunan sovereign rating yang diteliti adalah penurunan peringkat sovereign rating yang diterbitkan oleh perusahaan pemeringkat Moody’s, Fitch dan Standard and Poor’s. Ke tiga perusahaan pemeringkat ini adalah perusahaan pemeringkat yang direkomendasikan oleh Security and Exchange Commission (SEC). 3. Indeks harga saham yang diteliti hanya dibatasi pada beberapa indeks harga saham tertentu yaitu Indeks Nikkei (N225), indeks Kospi (KS11), 8 indeks (KLSE), indeks Hangseng (HSI), indeks indeks (DJI), indeks (JKSE), indeks Nasdaq (IXIC), indeks (GDXI), indeks (FTSE), indeks (DJA), indeks (BSESN), indeks (FTCE), (AORD), indeks Shanghai (00001.SS). 1.5. Manfaat Penelitian Studi tentang event study, telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, dengan berbagai fenomena yang menjadi fokus penelitian antara lain pengaruh informasi pengumuman laporan keuangan yang menunjukkan kinerja suatu emiten, informasi tentang pembayaran deviden, informasi tentang rencana stock split yang akan dilakukan manajemen serta informasi lain. Informasi tersebut dapat secara individual terkait dengan emiten maupun yang secara umum mempengaruhi keseluruhan emiten, seperti pengumuman tentang kondisi ekonomi, bencana alam, peristiwa Bom Bali, peristiwa Bom WTC serta informasi yang relevan terkait dengan suatu industri. Manfaat yang diperoleh dengan penelitian yang akan dilakukan antara lain : 1. Manfaat Secara Akademis Penelitian ini secara akademis akan melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya tentang studi peristiwa, mengingat penelitian sebelumnya terbukti tidak konsisten hasilnya. Dalam berbagai penelitian informasi dapat secara signifikan terbukti mampu memberikan return tak normal pada pemegang saham, tetapi dalam penelitian lain memberikan hasil yang tidak signifikan. Kajian empiris terhadap serial peristiwa yang saling berkaitan sebagaimana krisis zona 9 eropa, ditandai dengan penurunan sovereign rating masing-masing anggota zona eropa menjadikan penelitian ini menarik untuk diteliti. 2. Manfaat Secara Praktis Secara praktis untuk memberikan gambaran tentang pengaruh pengumuman penurunan sovereign rating terhadap return pemegang saham terutama dalam kasus di krisis zona eropa, sebagai salah satu pasar keuangan utama. Pengaruh penurunan sovereign rating negara anggota uni eropa menarik diamati untuk menjelaskan pengaruhnya terhadap masing-masing kawasan finansial, sehingga memberikan manfaat kepada investor dan praktisi pasar finansial dalam mengatur portofolionya dalam kondisi krisis. 10