35 dasarnya adalah meningkatkan kualitas produk agar para

advertisement
35
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Manajemen Mutu Terpadu (TQM) pada P.T. Davomas Abadi Tbk
Pihak perusahaan telah menerapkan prinsip-prinsip TQM, yang pada
dasarnya adalah meningkatkan kualitas produk agar para pelanggan merasa
puas dengan produk yang mereka beli. Berpedoman pada hal inilah maka
perusahaan selalu berusaha meningkatkan kualitas produk melalui inovasiinovasi, melakukan penelitian tentang keinginan pelanggan, dan hal-hal lain
yang turut mendukung terciptanya kepuasan pelanggan. Dengan demikian
perusahaan selalu berdasarkan pengendalian kualitasnya pada tiga hal, yaitu :
1.
Fokus pada pelanggan
2.
Perbaikan proses
3.
Keterlibatan menyeluruh
Dan untuk lebih jelasnya ketiga elemen tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Fokus pada pelanggan
Kunci utama untuk memenangkan persaingan bisnis dewasa ini
adalah dengan meningkatkan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan
agar dapat memuaskan para pelanggan. Banyaknya produsen yang
bergerak dalam
industri
yang
sama membuat konsumen memiliki
banyak pilihan, tentu pelanggan ingin memperoleh barang dengan kualitas
yang
tinggi
dan
harga
yang
bersaing,
untuk
itu
perusahaan
36
berusaha untuk dapat memenuhi keinginan pelanggan tersebut.
Agar menghasilkan barang dengan kualitas yang baik maka
dilakukan pengendalian kualitas baik atas bahan baku yang diterima, saat
berlangsungnya proses produksi, maupun saat pengiriman barang jadi.
Bahan baku yang diterima diperiksa kualitasnya untuk memastikan
kesesuaiannya dengan kriteria yang telah ditentukan. Selama bahan
baku disimpan di
gudang, dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui
bagaimana keadaan bahan baku tersebut.
2.
Perbaikan proses
Pihak perusahaan menyadari bahwa untuk mencapai hasil yang
maksimal dari pengendalian kualitas, maka pengawasan kualitas harus
dimulai dari awal produksi sampai produk tersebut siap dikirim kepada
pelanggan. Dengan demikian perusahaan perlu terus mengadakan perubahan-
perubahan dan modifikasi yang dianggap dapat mendukung peningkatan
kualitas produk dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a.
Mendokumentasikan hasil kegiatan terutama proses produksi dan semua
hal yang berkaiatan hal tersebut.
b.
Meningkatkan pelatihan dan pendidikan pada tiap
karyawan
agar
memiliki keterampilan sesuai tuntutan perusahaan.
3.
Keterlibatan menyeluruh
Prinsip ini pada intinya adalah seluruh karyawan dalam semua
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Jadi tidak ada pihak yang dianggap
paling berjasa terhadap keberhasilan perusahaan, seluruh karyawan mulai dari
37
level bawah sampai level atas turut berpartisipasi terhadap keberhasilan
perusahaan.
B. Penilaian Responden Terhadap Total Quality Management (TQM)
Penulis melakukan analisa berdasarkan penyebaran kuesioner. Berikut
ini hasil dari kuesioner berdasarkan tabel distribusi penilaian responden :
1.
Membentuk Dewan dan Staf Kualitas
Sebagian
besar
perusahaan
berpendapat
bahwa
keberhasilan
implementasi TQM membutuhkan ketegasan dan keterampilan secara
aktif dari para manajer senior. Berikut ini dapat dilihat tabel penilaian
responden tentang membentuk dewan dan staf kualitas.
Tabel 1
Pendapat Responden Tentang Membentuk Dewan dan Staf Kualitas
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
2
20%
Setuju
7
70%
Ragu-ragu
1
10%
10
100 %
Penilaian
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Sumber : Pengolahan Data Primer
Berdasarkan tabel di atas responden yang menyatakan sangat
setuju sebanyak 2 orang responden atau 20 %, yang menyatakan setuju 7
orang responden atau 70 % dan ragu*ragu sebanyak 1 orang responden
38
atau 10 % sedangkan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada.
Dengan gambaran seperti ini dapat disimpulkan bahwa penilaian
responden positif karena dengan membentuk dewan dan staf kuaiitas dapat
mengembangkan misi kuaiitas dan menyatakan visi, tujuan perusahaan
secara keseluruhan dan strategi jangka panjang.
2.
Melakukan Program Pelatihan Kuaiitas Eksekutif
Melakukan
program
pelatihan
eksekutif
dapat
membantu
menghindarkan kesalah pahaman sejalan dengan perkembangan usaha
yang dilakukan.
Berikut ini dapat dilihat hasil penilaian responden
mengenai program pelatihan kuaiitas eksekutif.
Tabel2
Pendapat Responden Tentang Program Pelatihan Eksekutif
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
1
10%
Setuju
6
60%
Ragu-ragu
2
20%
Tidak Setuju
1
10%
10
100%
Penilaian
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Sumber: Pengolahan Data Primer
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 1 orang
responden atau 10 % menyatakan sangat setuju, 6 orang responden atau 60
%
menyatakan
menyatakan
setuju,
sedangkan
ragu-ragu dan
sisanya
2
orang
sebanyak
responden
1
orang
atau
20
%
atau
10
%
39
menyatakan tidak setuju.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa penilaian responden positif
yang berarti perusahaan perlu melaksanakan program pelatihan kualitas
eksekutif karena dapat meningkatkan kepedulian manajen senior tentang
pentingnya fokus dan dukungan secara terus-menerus terhadap perbaikan
kualitas.
1.
Melakukan Audit Kualitas
Audit
kualitas
dapat
menilai
praktik-praktik
kualitas
yang
dilakukan perusahaan dan menganalisa kinerja kualitas terhadap praktik-
praktik terbaik dari perusahaan tersebut. Berikut ini dapat dilihat hasil
penilaian mengenai audit kualitas :
Tabel 3
Pen dapat Responden Tentang Audit Kualitas
Penilaian
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
3
30%
Setuju
7
70%
Ragu-ragu
-
-
Tidak Setuju
-
-
Sangat Tidak Setuju
-
Jumlah
100%
10
Surnber: Pengolahan Data Primer
Dari tabel
di
atas responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 3 orang atau 30 % dan yang menyatakan setuju 7 orang atau 70
%.
Seperti
ini
dapat
disimpulkan
penilaian
responden
terbanyak
40
menyatakan setuju melakukan audit kualitas yang akan memudahkan
perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan
dalam jangka pendek dan jangka panjang.
4.
Membuat Analisis Penyimpangan
Analisis penyimpangan adalah menentukan penyimpangati dalam
praktik antara hasil terbaik dalam kelasnya dan dalam perusahaan tertentu.
Berikut ini dapat dilihat hasil penilaian responden mengenai analisis
penyimpangan :
label 4
Pen da pat Responden Tentang Analisis Penyimpangan
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
3
30%
Setuju
6
60%
Ragu-ragu
1
10%
10
100%
Penilaian
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Sumber : Pengolahan Data Primer
Dari tabel
di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 3
orang
responden atau 30 % menyatakan sangat setuju dan 6 orang responden
atau 60 % menyatakan setuju dan sisanya 1 orang responden atau 10 %
menyatakan ragu-ragu. Dari keterangan tersebut jelas sekali bahwa perlu
membuat analisis penyimpangan karena dapat mengidentifikasi target
peningkatan
kualitas
dan
memberikan
data
obyektif
untuk
41
mengembangkan peningkatan kualitas strategik.
5.
Mengembangkan Rencana Perbaikan Kualitas Strategik
Hasil dari analisis penyimpangan dan tujuan untuk perbaikan
kualitas menjadi dasar untuk mengembangkan rencana strategik. Berikut
ini dapat dilihat penilaian responden mengenai rencana perbaikan kualitas
strategik:
Tabel 5
Pendapat Responden Tentang Rencana Perbaikan Kualitas Strategik
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
2
20%
Setuju
7
70%
Ragu-ragu
1
10%
10
100%
Penilaian
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Sumber : Pengolahan Data Primer
Berdasarkan tabel di atas terlihat jelas bahwa penilaian responden
yang sangat setuju berjumlah 2 orang atau 20 %, sedangkan 7 orang atau
70 % menyatakan setuju dan sisanya 1 orang atau 10 % menyatakan raguragu. Jadi mengembangkan rencana perbaikan kualitas strategik sangat
perlu karena dapat menentukan prioritas dalam perbaikan kualitas dan
dapat mengembangkan rencana strategik dalam jangka pendek dan jangka
panjang.
i
42
C. Analisa Produktivitas P.T. Davomas Abadi Tbk
Peningkatan produktivitas perusahaan merupakan salah satu tanda
keberhasilan penerapan TQM. Produktivitas disini menunjukkan efisiensi
penggunaan input dalam memproduksi output.
Tahun 1999:
Output yang dihasilkan
_
Rp. 504.673.204.375
Input yang digunakan
~
Rp. 511.757.733.274
Tahun 2000 :
=
Rp. 460.594.764.925
=
-
Rp. 451.138.855.070
Tahun 2001 :
^
Rp. 507^822.784.000
= Q
Rp. 520.151.721.354
Penerapan Total Quality Management dari segi biaya produksi yaitu terjadinya
penurunan biaya. Dari data di atas, perbandingan yang dapat dilihat yaitu
sebagai berikut:
1.
Terjadi penurunan biaya produksi perusahaan pada tahun 2000 sebesar Rp.
-60.618.878.204 atau menurun sebesar -11,84 %. Adapun perhitungannya
adalah sebagai berikut:
_
Biaya produksi tahun 2000 - biaya produksi tahun 1999
Biaya produksi tahun 1999
=
Rp.451.138.855.070-Rp. 511.757.733.274
Rp. 511.757.733.274
. 511.757.733.274
x 100% - 11.84%
X
10QO/
°
, ™ 0/
43
2.
Terjadi peningkatan biaya produksi pemsahaan pada tahun 2001 sebesar
Rp.
8.393.988.080
atau
meningkat
sebesar
1,64
%.
Adapun
perhitungannya adalah sebagai berikut:
_
Biaya produksi tahun 2001 - biaya produksi tahun 1999
~"
Biaya produksi tahun 1999
_
"
Rp. 520.151.721.354-Rp. 511.757.733.274
Rp. 511.757.733.274
=
Rp. 8.393.988.080
=
10Q o/o
xl00o/o
64 %
Rp. 511.757.733.274
D. Proporsi Komponen Biaya Produksi
1.
Biaya bahan baku
Perbandingan
biaya
bahan
baku terhadap
biaya
produksi
di
sini
di
sini
menunjukkan besamya proporsi biaya yang dikeluarkan.
1999 = R
H-.9,15 S
2.
Biaya tenaga kerja
Perbandingan
biaya
tenaga
kerja terhadap
biaya
produksi
menunjukkan besamya proporsi biaya yang dikeluarkan.
1999
=
% =0.3%
44
% -0,15 %
3.
Biaya overhead pabrik
Perbandingan biaya overhead pabrik terhadap biaya produksi di sini
menunjukkan besarnya proporsi biaya yang dikeluarkan.
Rp. 34.414.067.788
.nri0/
, nn 0/
- Rp. 511.757.733.274 X 10° % = 6'72 %
200°
-
Tahun2001 = KmlSfSf^ xl00% =
Download