Rachmat Gobel: Rebut Pangsa Pasar Ekspor

advertisement
SIARAN PERS
Pusat Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Pembukaan Rapat Kerja Kemendag
Rachmat Gobel: Rebut Pangsa Pasar Ekspor
Jakarta, 27 Januari 2015 – Menteri Perdagangan Rachmat Gobel bekerja keras dan makin intensif menggodok
berbagai strategi pencapaian cita-cita besar Kementerian Perdagangan dalam melipattigakan ekspor nonmigas
selama 2015-2019. Semua pejabat perwakilan perdagangan di luar negeri beserta Dinas Perindustrian dan
Perdagangan dikumpulkan dalam Rapat Kerja Kemendag yang dibuka hari ini, Selasa (27/1), di Gedung
Kementerian Perdagangan, Jakarta.
Mendag Rachmat Gobel menegaskan komitmennya untuk merebut pangsa pasar ekspor guna menciptakan
pertumbuhan ekspor menjadi tiga kali lipat hingga 2019, memperkuat pasar dalam negeri, reformasi birokrasi, dan
tata kelola pemerintahan yang baik di sektor perdagangan.
Sambil mengutip pidato Bung Karno, Rachmat Gobel mengajak seluruh kekuatan Kemendag untuk bersama-sama
memperkuat sinergi, menguatkan komitmen, serta meningkatkan koordinasi semua pemangku kepentingan demi
mewujudkan target dan sasaran strategis pembangunan nasional di sektor perdagangan, sesuai Rencana Strategis
Kemendag dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
"Seperti suatu ungkapan dalam Bahasa Italia yang pernah dipopulerkan Bung Karno, Vivere Pericoloso, yang
berarti hiduplah secara berbahaya, Kemendag bercita-cita besar meningkatkan daya saing ekspor barang dan jasa
sehingga dapat melipattigakan ekspor nonmigas selama 2015-2019,” tegas Mendag Rachmat Gobel.
Rapat Kerja Kemendag ini berlangsung 26-28 Januari 2015 dengan mengambil tema “Strategi Merebut Pangsa
Pasar Ekspor dan Memperkuat Pasar Dalam Negeri.” Raker diawali dengan diskusi interaktif yang dipandu
Suryopratomo dari Metro TV dengan narasumber Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Kelautan dan
Perikanan Susi Pudjiastuti, Inspektur Jenderal Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat, dan Staf Ahli Menteri
Bidang Inovasi dan Teknologi Pertanian Kementerian Pertanian, Mat Syukur.
Dijelaskan Mendag, sasaran lima tahun Kemendag selain ekspor nonmigas di atas, peningkatan rasio ekspor jasa
terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dari 3,1% pada 2015 menjadi 3,6% pada akhir 2019, serta menurunnya
kontribusi produk primer terhadap total ekspor dari 56% pada 2015 menjadi 35% pada 2019. Hal ini diikuti dengan
meningkatnya kontribusi produk manufaktur terhadap total ekspor dari 44% pada 2015 menjadi 65% pada akhir
2019.
“Sasaran tersebut disesuaikan dengan kondisi ekonomi global saat ini yang tidak hanya dipengaruhi peranan
perdagangan barang, tapi juga oleh perdagangan jasa yang diperkirakan terus meningkat. Selain itu, harga
komoditas secara umum diperkirakan menurun, sebaliknya harga produk manufaktur mengalami tren
peningkatan,” jelas Mendag Rachmat Gobel.
Bank Dunia dalam Commodity Price Forecast memperkirakan indeks harga komoditas energi akan turun dari 123,2
pada 2015 menjadi 121,9 pada 2019; sementara indeks harga produk manufaktur akan meningkat dari 109 di 2015
menjadi 115,4 pada 2019. “Data ini memberi sinyal penting bagi kita semua untuk segera dapat menggeser
struktur ekspor Indonesia dari ekspor berbasis komoditas menjadi ekspor berbasis manufaktur,” lanjut Mendag.
Peningkatan ekspor dilakukan dengan fokus antara lain pada produk elektronik, TPT, produk kimia, produk kayu
dan furnitur, serta produk logam, yang memiliki permintaan dunia tinggi dan merupakan produk bernilai tambah
tinggi serta menyerap tenaga kerja cukup signifikan. Otomotif dan mesin-mesin juga merupakan produk-produk
yang harus didorong ekspornya karena permintaan dunia terhadap produk tersebut juga tinggi.
Sementara itu, pusat ekonomi dunia juga diperkirakan bergeser dari kawasan Eropa-Amerika ke kawasan AsiaPasifik. Ini ditandai tumbuhnya ekonomi negara-negara berkembang yang cukup tinggi sehingga dapat menjadi
motor penggerak pertumbuhan ekonomi dunia. Kontribusi PDB negara-negara berkembang terhadap PDB dunia
meningkat dari 34,1% pada 2010 menjadi 43,8% pada 2019. Selain itu, implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN
diharapkan menjadi peluang besar yang perlu dimanfaatkan, sementara mengantisipasi hambatan nontarif di
negara-negara tujuan ekspor yang menjadi tantangan ke depan.
Stabilitas Harga
Mendag Rachmat Gobel juga memastikan terjadinya stabilitas harga barang kebutuhan pokok. Sasaran di sektor
perdagangan dalam negeri ini, stabilitas harga barang kebutuhan pokok dijaga dalam koefisien variasi kurang dari
9% pada 2015-2019, menurunkan koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antarwilayah dari 14,2% pada
2015 menjadi lebih kecil dari 13% pada akhir 2019. Selain itu, Kemendag juga akan menargetkan peningkatan
pertumbuhan PDB riil subsektor perdagangan besar dan eceran dari 6,7% pada 2015 menjadi 8,5% pada 2019, dan
pelaksanaan pembangunan/revitalisasi 1.000 unit pasar rakyat/pasar tradisional setiap tahun. Pada akhir 2019
jumlah pasar rakyat/pasar tradisional yang dibangun/direvitalisasi ditargetkan sebanyak 5.000 unit. "Hal ini untuk
mendukung inflasi <5% per tahun," tandas Rachmat.
Salah satu sinergi dibangun bersama Kementerian Perhubungan. Kementerian yang dipimpin Ignasius Jonan ini
telah memprogramkan untuk mengoptimalkan angkutan multimoda dan penyediaan barang kebutuhan pokok di
daerah-daerah tertentu secara sinergi dan berkesinambungan. Kementerian Perhubungan telah siap untuk
mendayagunakan sarana angkutan darat, angkutan laut, dan angkutan kereta api. Kementerian Perdagangan akan
mengkoordinasikan dan mendorong pelaku usaha guna memanfaatkan sarana tersebut untuk pengangkutan
barang kebutuhan pokok.
Reformasi Birokrasi
Berbagai target Kemendag harus dicapai sesuai tenggat waktu. Itu sebabnya, Mendag Rachmat Gobel menganggap
serius upaya reformasi birokrasi di Kementeriannya.
"Sasaran strategis reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan akan dilakukan melalui meningkatkan kinerja
pelayanan publik, meningkatkan kinerja dan profesionalisme SDM, meningkatkan birokrasi yang transparan,
akuntabel, dan bersih," tegas Rachmat Gobel.
Mendag akan bersikap tegas terhadap upaya-upaya peningkatan ini. Untuk itu, Mendag memastikan akan
dilakukan peningkatan efektivitas pengawasan internal.
Agar memiliki persepsi yang sama dalam melaksanakan target-target tersebut, Mendag menilai pembangunan dan
pengembangan kapasitas perdagangan nasional sesuai sasaran-sasaran strategis tersebut hanya dapat dicapai
melalui dukungan dan kerja keras dari semua pemangku kepentingan terutama dari pemerintah daerah,
Kementerian/Lembaga mitra kerja, pelaku usaha, dan masyarakat.
“Kita perlu kesamaan persepsi dan saling bersinergi, baik antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah,
maupun antara Pemerintah dengan pelaku usaha dan lembaga mitra kerja terkait lainnya,” tegas Mendag.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Ani Mulyati
Kepala Pusat Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Tulus Budhianto
Kepala Biro Perencanaan
Sekretariat Jenderal
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-23528441/021-23528451
Email: [email protected]
Download