analisis sikap nasabah terhadap produk tabungan si rela di bmt

advertisement
ANALISIS SIKAP NASABAH TERHADAP
PRODUK TABUNGAN SI RELA DI BMT AMAL MULIA
SURUH
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi Perbankan Syariah
Disusun Oleh :
NAFI’ATUL UMMAH
NIM : 201 07 001
JURUSAN SYARIAH
PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (STAIN)
SALATIGA
2010
i
Persetujuan pembimbing
17
Agustus
2010
Lampiran
: 2 (dua) eksemplar
Hal
: Pengajuan Naskah Tugas Akhir
Kepada
Yth. Ketua STAIN SALATIGA
Di
SALATIGA
Assalamualaikum Wr. Wb
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan
maka Tugas Akhir saudari :
Nama : Nafi’atul Ummah
NIM : 201 07 001
Judul : Analisis Sikap Nasabah Terhadap Produk Tabungan Si Rela di
BMT Amal Mulia Suruh
Dapat diajukan dalam sidang munaqosyah.
Demikian untuk menjadi periksa.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Pembimbing
Hikmah
M.Si
Endraswati,
SE,
NIP. 197705072000032001
ii
iii
MOTTO
Sesungguhnya didalam kesulitan itu ada kemudahan,
maka dari itu jangan pernah beputus asa dan jangan
takut untuk try, try and try again
Experience is the best teacher
&
Where there is a will there is a way
Dimana ada kemauan pasti ada jalan
iv
PERSEMBAHAN
TUGAS AKHIR INI PENULIS PERSEMBAHKAN
KEPADA :
1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan karuniaNya
2. Orang tua ku tersayang yang telah memberikan dukungan
moril dan spiritual
3. Sahabat-sahabat ku yang senantiasa membantu ku dalam
penyusunan Tugas Akhir ini
4. Teman-teman ku satu angkatan yang selalu memberikan
dukungan
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis
ucapkan kepada junjungan kita nabi Agung Muhammad SAW, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul ”Analisa Sikap Nasabah
Terhadap Produk Tabungan Si Rela Di BMT Amal Mulia Suruh.
Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan guna
memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) pada program studi perbankan syari’ah
STAIN Salatiga.
Penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis atas
bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak baik moril maupun
materiil. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Imam Sutomo, M. Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Abdul Aziz N. P., MM, selaku ketua Program Studi Perbankan Syariah
(PS) STAIN Salatiga.
3. Ibu Hikmah Endraswati, SE, M.Si selaku pembimbing yang telah
mencurahkan waktu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Perbankan Syariah (PS) STAIN Salatiga
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat membantu dalam
penulisan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Mustofa Al Amin, S. Ag, selaku pimpinan BMT Amal Mulia Suruh.
vi
6. Karyawan-karyawati BMT Amal Mulia Suruh yang membantu penulis dalam
mendapatkan data-data serta informasi dalam penulisan Tugas Akhir ini.
7. Bapak dan Ibu, keluarga serta saudara-saudara yang telah memberikan
motivasi dan dukungan meteriil dan spiritual.
8. Teman-teman D3 dan sahabat-sahabat penulis yang selalu memberi semangat
dan bantuan dalam penulisan Tugas Akhir ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang juga telah
berperan serta membantu dalam pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu saran dan kritik sangat penulis harapkan.
Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi penulis dan bermanfaat bagi
pembaca.
Salatiga, 14 Agustus 2010
Nafi’atul Ummah
vii
ABSTRAK
BMT Amal Mulia Suruh merupakan lembaga keuangan mikro yang
berbasis syari’ah yang berdiri dibawah naungan koperasi. BMT Amal Mulia
Suruh berdiri di Jln. Raya Suruh-Salatiga, Suruh, Semarang 50766. BMT Amal
Mulia Suruh berdiri di tengah-tengah masyarakat sebagai penyedia jasa
intermediasi keuangan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah dengan tujuan
untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap rentenir. Hal ini
dikarenakan banyak masyarakat sekitar yang kekurangan modal untuk usaha.
Dalam perkembangannya, BMT Amal Mulia Suruh berusaha untuk mengenali
nasabahnya sehingga bisa mengetahui bagaimanakah sikap nasabah terhadap
produk tabungan di BMT Amal Mulia Suruh. Karena dengan mengetahui sikap
nasabah, BMT dapat mengetahui tingkat keloyalan nasabah terhadap produk
tabungan di BMT Amal Mulia Suruh. Kepercayaan dan keloyalan nasabah
merupakan asset penting yang harus dipertahankan oleh BMT Amal Mulia Suruh.
Sikap konsumen merupakan konsep yang paling penting yang digunakan
pemasar untuk memahami konsumen.
Dalam menghimpun pemahaman terhadap sikap nasabah, perlu adanya
suatu penelitian. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara,
kuesioner dan study kepustakaan.
Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui sikap nasabah terhadap produk
tabungan si rela di BMT Amal Mulia Suruh.
Keyword : Sikap Nasabah
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….... xi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan dan Kegunaan ............................................................. 5
D. Telaah Pustaka…………………………………………………6
E. Metode Penelitian .................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan ............................................................. 8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. SIKAP
1. Pengertian Sikap ................................................................ 10
2. Konsep Sikap .................................................................... 12
ix
3. Komponen Sikap ............................................................... 13
4. Fungsi Sikap ...................................................................... 16
5. Pembentukan Sikap……………………………………… 17
6. Strategi Perubahan Sikap……………………………….... 18
7. Model Sikap Multiciri……………………………………. 21
8. Komponen- komponen Model……………………………. 23
B. TABUNGAN SI RELA
1. Pengertian Tabungan Si Rela……………………………....24
2. Karakter Tabungan Si Rela………………………………...24
BAB III
DATA HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM
1. Sejarah Berdirinya BMT Amal Mulia Suruh .................... 27
2. Profil BMT Amal Mulia Suruh ......................................... 27
3. Struktur Organisasi………………………………………. 28
4. Produk BMT Amal Mulia Suruh ....................................... 30
B. PRODUK TABUNGAN SI RELA DI BMT AMAL MULIA
1. Tabungan Si Rela di BMT Amal Mulia…………………..36
2. Keadaan Nasabah Si Rela di BMT Amal Mulia………….38
3. Sikap Nasabah Si Rela di BMT Amal Mulia……………..42
BAB IV
Analisis Sikap Nasabah…………………………………………...45
BAB V
Penutup
A. Kesimpulan
.......................................................................... 50
B. Saran ...................................................................................... 50
x
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tabel Porsi Bagi Hasil…. ........................................................... 31
Tabel 3.2
Tabel Jenis Kelamin Responden ................................................ 37
Tabel 3.3
Tabel Usia Responden……… .................................................... 37
Tabel 3.4
Tabel Pendidikan Responden ..................................................... 38
Tabel 3.5
Tabel Pendapatan Responden .................................................... 39
Tabel 3.6
Tabel Perkembangan Nasabah…………………………………..41
Tabel 3.7
Tabel Perhitungan Sikap Nasabah………………………………43
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Gambar Skema Al Musyarokah…. ............................................. 32
Gambar 3.2
Gambar Skema Al Mudharabah .................................................. 33
Gambar 3.3
Gambar Skema Al Ijaroh……… ............................................... 34
Gambar 3.4
Gambar Skema Bai’ Bitsaman Ajil ............................................. 35
Gambar 3.5
Gambar Skema Al Murabahah .................................................... 36
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Krisis global yang berasal dari Amerika Serikat telah membawa dampak
yang luar biasa terhadap perekonomian dan sistem keuangan semua negara di
dunia termasuk Indonesia. Krisis global yang terjadi telah membuat kondisi
perekonomian di Indonesia semakin memburuk. Hal ini ditandai dengan
banyaknya bank-bank konvensional di Indonesia mengalami kebangkrutan massal
yang berujung pada campur tangan pemerintah. Namun di sisi lain hal ini justru
menjadi peluang besar bagi perbankan syari’ah untuk lebih mengepakkan
sayapnya di Indonesia dalam rangka untuk memajukan perekonomian Indonesia.
Karena dalam prakteknya, perbankan syari’ah terbukti aman dari dampak krisis
global (http://www.peluangbanksyariah.com). Meskipun begitu, perkembangan
perbankan syari’ah di Indonesia belum bisa menjangkau seluruh lapisan
masyarakat. Hal ini terbukti dengan yang menjadi nasabah perbankan syari’ah
mayoritas dari masyarakat kalangan menengah ke atas. Oleh karena itu, untuk
mengatasi masalah tersebut dibentuk lembaga keuangan non bank yang berbasis
syari’ah yang disebut dengan Baitul Maal wat Tamwil yang berada di bawah
naungan lembaga koperasi (http://bmt-syariah.blogspot.com).
Salah satu BMT yang berdiri di Kabupaten Semarang yaitu BMT Amal
Mulia Suruh. BMT Amal Mulia Suruh didirikan dengan tujuan untuk
menawarkan jasa intermediasi keuangan kepada masyarakat kelas bawah dengan
1
2
cara memberikan solusi pendanaan yang mudah dan cepat serta mengurangi
ketergantungan masyarakat
terhadap rentenir. Namun,
dalam realitanya
pengetahuan masyarakat tentang lembaga keuangan yang berbasis syari’ah masih
terbatas sehingga masyarakat banyak yang beranggapan bahwa antara lembaga
keuangan syari’ah dengan konvensional tidak ada bedanya (http://bmtsyariah.blogspot.com). Maka dari itu, BMT Amal Mulia perlu melakukan
sosialisasi kepada masyarakat sebagai upaya meyakinkan calon nasabah bahwa
BMT lebih menguntungkan bagi mereka dan mempunyai keunggulan jika
dibandingkan dengan koperasi yang menggunakan prinsip bunga. Selain
sosialisasi kepada masyarakat, BMT Amal Mulia juga harus mempersiapkan
strategi pemasaran dalam rangka memperkenalkan produk-produk yang
ditawarkan oleh BMT kepada masyarakat karena kepercayaan dan motivasi
masyarakat untuk menggunakan produk yang ditawarkan oleh BMT sangat
menentukan tingkat perkembangan BMT itu sendiri.
Dalam memasarkan produknya, seorang marketing BMT harus pandai
membaca situasi pasar sekarang dan di masa yang akan datang. Artinya seorang
marketing harus pandai membaca keinginan dan kebutuhan nasabahnya melalui
berbagai cara seperti melalui riset pemasaran. Tanpa riset pemasaran yang handal,
BMT tidak dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabahnya secara tepat.
Bahkan bukan tidak mungkin BMT akan ketinggalan informasi dibandingkan
dengan kompetitornya. Dalam hal ini BMT harus mampu menciptakan produk
yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabah secara tepat dan mampu
mengkomunikasikan keberadaan dan kelebihan produk dibandingkan dengan
3
produk lainnya dari pesaing. Akan tetapi sebelum membuat strategi pemasaran,
seorang marketing harus mengerti tentang apa arti dari pemasaran dan bagaimana
manajemen pemasaran itu sendiri.
Pemasaran didefinisikan sebagai proses sosial dan managerial dimana
individu dan kelompok mendapatkan keinginan dan kebutuhan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain.
Adapun manajemen pemasaran didefinisikan sebagai proses perencanaan dan
pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari
barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok
sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi (Kotler dan Susanto,
2000: 19). Biasanya manajemen pemasaran dihubungkan dengan tugas dan orangorang yang bergerak dalam pasar pelanggan. Tugas pemasaran dalam pasar
pelanggan secara formal dilakukan oleh manajer pemasaran. Gambaran umum
seorang manajer pemasaran adalah seseorang yang tugas utamanya merangsang
permintaan terhadap produk yang ditawarkan. Jadi manajemen pemasaran
bertugas mempengaruhi tingkat, waktu dan komposisi permintaan untuk
membantu perusahaan mencapai sasarannya (Kotler dan Susanto, 2000:20).
Namun, untuk dapat melakukan hal itu dibutuhkan pengenalan terhadap nasabah
atau konsumen karena mengenal konsumen merupakan dasar penting untuk
pemasaran. Mengenal konsumen atau nasabah tidak mudah. Mereka mungkin saja
menyatakan kebutuhan dan keinginan sedemikian rupa tetapi bertindak yang
sebaliknya. Mereka mungkin tidak memahami motivasi mereka yang lebih
mendalam. Mereka mungkin bereaksi terhadap pengaruh yang mengubah pikiran
4
mereka pada menit-menit terakhir. Maka dari itu, seorang marketing harus
mempelajari keinginan, persepsi, preferensi dan perilaku belanja konsumen
sasaran mereka. Karena dengan mempelajari keinginan, persepsi, preferensi dan
perilaku belanja konsumen akan memberikan petunjuk untuk mengembangkan
produk-produk baru, ciri-ciri produk, harga, saluran, pesan dan unsur bauran
pemasaran yang lain (Kotler dan Susanto, 2000:222). Akan tetapi dalam
melakukan studi tentang perilaku konsumen, perlu diperhatikan konsep-konsep
penting yang menjadi komponen perilaku konsumen. Salah satunya yaitu konsep
sikap yang merupakan konsep paling penting yang digunakan pemasar untuk
memahami konsumen.
Setiap orang pernah membicarakan tentang sikap mereka terhadap sesuatu
dalam kehidupannya. Mereka menyatakan suka atau tidak suka terhadap sesuatu,
termasuk produk atau jasa yang mereka jumpai dalam kehidupan mereka sebagai
konsumen. Pemasar sangat berkepentingan pada sikap konsumen terhadap
produknya, karena sikap yang positif akan menghasilkan pembelian, bukan saja
dari konsumen yang bersangkutan tetapi rekomendasi kepada teman-teman
maupun keluarganya juga akan membuahkan pembelian yang menguntungkan
pemasar. Sebaliknya, sikap yang negatif terhadap produk akan menghasilkan
penolakan dan sikap yang demikian ini akan diteruskan untuk mempengaruhi
orang lain. Itulah sebabnya pemasar sangat mempedulikan sikap konsumen
terhadap produknya (Prasetijo dan Ihalauw, 2005:103).
Prasetijo dan Ihalauw (2005:117) dalam bukunya berjudul perilaku konsumen,
menuliskan bahwa sikap merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam
5
pengambilan keputusan beli konsumen. Oleh karena itu, pemasar sangat
berkepentingan dalam hal pengetahuan tentang bagaimana terbentuknya sikap itu
dan bagaimana bisa mengubahnya supaya konsumen bersikap positif terhadap
produknya dan kemudian memutuskan untuk membeli. Untuk memenangkan
sikap positif itu, pemasar selalu berusaha dengan berbagai macam cara, terutama
dalam komunikasi pemasarannya untuk mempengaruhi sikap konsumen.
Dengan demikian, jelas bahwa sikap konsumen merupakan komponen
penting
dalam
pembentukan
perilaku
konsumen
yang
akhirnya
dapat
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk menulis
Tugas Akhir dengan judul “Analisis Sikap Nasabah Terhadap Produk
Tabungan Si Rela di BMT Amal Mulia Suruh”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah sikap nasabah terhadap produk tabungan si rela di BMT Amal
Mulia Suruh?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, diketahui tujuan dari penelitian
sebagai berikut:
Untuk mengetahui sikap nasabah terhadap produk tabungan si rela di BMT Amal
Mulia Suruh.
6
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Penulis
Untuk melatih pola pikir ilmiah dan menambah wawasan penulis
mengenai sikap nasabah BMT Amal Mulia Suruh dalam menanggapi produk
tabungan si rela di BMT Amal Mulia Suruh.
b. Bagi STAIN Salatiga
Sebagai tambahan referensi dan informasi bagi civitas akademika STAIN
Salatiga khususnya bagi mahasiswa yang akan menyusun Tugas Akhir.
c. Bagi BMT Amal Mulia Suruh
Sebagai masukan yang dapat dipertimbangkan untuk lebih mengenal
nasabah BMT Amal Mulia sebagai sarana untuk merancang strategi pemasaran
yang lebih sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabah.
D. Telaah Pustaka
Penelitian Cahyono (2005) tentang “Analisis Sikap Konsumen Terhadap
Atribut Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya” menyimpulkan bahwa sikap
konsumen berkaitan dengan atribut-atribut rumah sakit mitra keluarga terdiri dari
8 atribut yakni pelayanan personal, peralatan medis, instalasi farmasi, kebersihan,
pembayaran, fasilitas fisik, keamanan dan administrasi terlihat cenderung positif.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor pengukuran sikap diatas 3,5 pada 6
poli di rumah sakit mitra keluarga Surabaya.
Penelitian Gunawan (2008) tentang “Analisis Sikap Masyarakat Surabaya
Mengenai Iklan Simpati Ekstra Versi Big Umbrella di televisi” menyimpulkan
bahwa sebagian besar masyarakat Surabaya mempunyai sikap mengenai tayangan
7
iklan simpati ekstra versi big umbrella di televisi sebesar 68,5%. Sikap tersebut
ada pada elemen iklan televisi yaitu talent. Responden dimungkinkan kurang
memahami jalan cerita pada iklan simpati ekstra versi big umbrella, yaitu
penginformasian produk simpati ekstra yang menawarkan fasilitas ekstra yang
digambarkan dengan payung yang dipakai wanita berukuran besar dan dapat
dipakai bersama-sama dengan orang-orang yang ada di sekitar toko-toko. Hal ini
menunjukkan bahwa simpati ekstra cenderung bisa dipakai oleh siapa saja.
Penelitian Yatyoga (2007) tentang “Analisis Minat Masyarakat Terhadap
Lembaga Pendidikan Bahasa EF English First” menyimpulkan bahwa sikap
konsumen terhadap atribut lembaga pendidikan bahasa EF English First adalah
positif dengan skor 158,3.
E. Metode Penelitian
1. Sumber data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian melalui
wawancara dan hasil-hasil yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh nasabah
BMT Amal Mulia Suruh.
b. Data sekunder
Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, melalui dokumentasi dan
buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
8
2. Teknik Pengumpulan Data
Berbagai data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan dengan
berbagai metode, yaitu:
a. Metode observasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengadakan
pengamatan langsung pada BMT yang dijadikan obyek penelitian dan mencatat
secara sistematis mengenai masalah-masalah yang akan diteliti.
b. Metode kuesioner
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara memberikan suatu
daftar pertanyaan yang telah dibuat dan ditentukan urutan serta formatnya oleh
peneliti kepada responden.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini disistematisasikan menjadi lima bab dengan
uraian sebagai berikut:
BAB I
Merupakan bab pendahuluan. Dalam bab ini penulis
menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian
dan sistematika penulisan penelitian.
BAB II
Memaparkan tentang landasan teori. Dalam bab ini
membahas tentang kerangka teoritik.
BAB III
Membahas tentang data hasil penelitian di BMT Amal
Mulia yang meliputi sejarah berdirinya BMT Amal Mulia,
profil BMT Amal Mulia, struktur organisasi BMT Amal
9
Mulia dan produk BMT Amal Mulia serta data-data
deskriptif yang berkaitan dengan hasil penelitian.
BAB IV
Merupakan bagian analisa dan pembahasan. Dalam bab ini
penulis menganalisis data hasil penelitian dan pembahasan
hasil analisa data serta jawaban atas pertanyaan yang
disebutkan dalam rumusan masalah.
BAB V
Merupakan bagian penutup yang berisi tentang kesimpulan,
dan saran-saran.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. SIKAP
1. Pengertian Sikap
Setiadi (2003:214-215) dalam bukunya berjudul Perilaku Konsumen
Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, menuliskan
bahwa sikap disebut juga sebagai konsep yang paling khusus dan sangat
dibutuhkan dalam psikologis sosial kontemporer. Sikap juga merupakan salah satu
konsep yang paling penting yang digunakan pemasar untuk memahami konsumen.
Definisi awal sikap dikemukakan oleh Thurstone pada tahun 1993, dia melihat
sikap sebagai salah satu konsep yang cukup sederhana yaitu jumlah pengaruh
yang dimiliki seseorang atas atau menentang suatu objek.
Beberapa tahun kemudian Gordon Allport mengajukan definisi yang lebih
luas yaitu “Sikap suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk
menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang
mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku.”
Definisi yang dikemukakan oleh Gordon Allport tersebut mengandung
makna bahwa sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan
terhadap suatu objek baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten. Jika
dianalogikan dengan sikap konsumen terhadap suatu merek berarti sikap terhadap
merek yaitu mempelajari kecenderungan konsumen untuk mengevaluasi merek
baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten. Dengan demikian,
11
konsumen mengevaluasi merek tertentu secara keseluruhan dari yang paling jelek
sampai yang paling baik.
Triandis dan ahli lainnya mengkombinasikan tiga jenis tanggapan (pikiran,
perasaan dan tindakan) ke dalam model tiga unsur dari sikap. Dalam skema ini
sikap dipandang mengandung tiga komponen yang terkait yaitu kognisi
(pengetahuan tentang objek), afeksi (evaluasi positif atau negatif terhadap suatu
objek) dan conation (perilaku aktual terhadap suatu objek). Selanjutnya Fishbein,
seperti halnya Thurstone, menyatakan bahwa adalah lebih berguna untuk melihat
sikap sebagai suatu konsep satu dimensi sederhana. Saat ini sebagian besar periset
setuju bahwa konsep sederhana dari sikap yang diajukan oleh Thurstone dan
Fishbein adalah yang paling bermanfaat. Artinya, sikap mewakili perasaan senang
atau tidak senang konsumen terhadap objek yang dipertanyakan. Kepercayaan
(kognisi) dan keinginan untuk bertindak (conation) dipandang memiliki hubungan
dengan sikap dan merupakan konsep kognitif yang terpisah, bukan merupakan
bagian dari sikap itu sendiri.
Umar (2003:13) dalam bukunya berjudul Metode Riset Perilaku
Konsumen Jasa, menuliskan bahwa sikap menurut Thurstone yang dikutip
Mowen dan Minor didefinisikan sebagai afeksi atau perasaan untuk atau terhadap
sebuah rangsangan. Definisi yang lain adalah bahwa sikap merupakan inti dari
rasa suka dan tidak suka terhadap sesuatu. Jadi, mengingat kepercayaan
merupakan pengetahuan kognitif tentang sebuah objek, maka sikap merupakan
tanggapan perasaan atau afektif tentang sebuah objek.
12
Peter dan Olson (1999:130) dalam bukunya berjudul Consumer Behavior
perilaku konsumen dan Strategi Pemasaran,
menuliskan bahwa sikap
didefinisikan sebagai evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh
seseorang. Evaluasi adalah tanggapan pengaruh pada tingkat intensitas dan
gerakan yang relatif rendah. Evaluasi dapat diciptakan oleh sistem afektif maupun
kognitif.
2. Konsep Sikap
Prasetijo dan Ihalauw (2005:104-105) dalam bukunya Perilaku Konsumen,
menuliskan bahwa konsep-konsep sikap adalah sebagai berikut:
a. Obyek
Dalam bersikap, ada obyek yang disikapi. Obyek disini mempunyai arti
yang luas seperti: issues (masalah, pokok persoalan), tindakan perilaku, cara kerja,
orang atau peristiwa.
b. Sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari
Predisposisi disebut juga kecenderungan umum. Dalam sikap, ada
kecenderungan umum yang dipelajari atau dibentuk dan karena itu sikap memiliki
kualitas motivasional yang dapat mendorong konsumen kepada suatu perilaku
tertentu. Dalam terapan pemasaran, sikap yang relevan terhadap perilaku beli
terbentuk dari pengalaman langsung menggunakan produk, dari informasi yang
diperoleh dari orang lain atau media massa.
c. Sikap itu konsisten
Secara
relatif,
sikap
selalu
konsisten
dengan
perilaku
yang
diperlihatkannya. Kindra, Laroche dan Muller (1994) bahkan mengemukakan
13
bahwa sikap itu resisten terhadap perubahan. Sekali sikap terbentuk, tidak mudah
untuk mengubahnya.
d. Sikap terjadi dalam suatu situasi
Situasi adalah peristiwa atau keadaan pada saat pengamatan. Situasi ini
mempengaruhi hubungan antar sikap dan perilaku.
e. Sikap itu terarah dan mempunyai intensitas tertentu
Dikatakan terarah karena sikap menyebabkan orang mempunyai
pandangan negatif atau positif terhadap obyek. Seberapa besar ketidaksukaannya
atau kesukaannya terhadap obyek sikap dinyatakan oleh intensitas sikap itu.
3. Komponen Sikap
Prasetijo dan Ihalauw (2005:106-109) dalam bukunya berjudul Perilaku
Konsumen, menuliskan bahwa sikap terdiri dari tiga komponen yaitu:
a. Komponen Kognitif
Yaitu pengetahuan dan persepsi yang diperoleh melalui kombinasi dari
pengalaman langsung dengan obyek sikap dan informasi terkait yang didapat dari
berbagai sumber. Komponen ini sering sekali dikenal sebagai keyakinan atau
kepercayaan sehingga konsumen yakin bahwa suatu obyek sikap memiliki atributatribut tertentu dan bahwa perilaku tertentu akan menjurus ke akibat atau hasil
tertentu.
b. Komponen Afektif
Yaitu emosi atau perasaan terhadap suatu produk atau merek tertentu.
Emosi dan perasaan terutama mempunyai hakikat evaluatif, yaitu apakah
konsumen suka atau tidak terhadap produk tertentu.
14
c. Komponen Konatif
Yaitu kecenderungan seseorang untuk melaksanakan suatu tindakan dan
perilaku dengan cara tertentu terhadap suatu obyek sikap. Dalam pemasaran dan
penelitian konsumen, komponen konatif lazimnya diperlakukan sebagai ekspresi
niat konsumen untuk membeli atau menolak suatu produk. Itulah sebabnya
pemasar sering terkecoh dalam mengevaluasi sikap konsumennya.
Dalam menanggapi teori three component attitude model ini, ada semacam
perasaan ingin tahu yang cukup mengganggu, yaitu: apakah ketiga komponen itu
selalu konsisten. Hawkins dkk (1998) menjawab bahwa ketiganya cenderung
untuk konsisten, dalam arti bahwa perubahan salah satu komponen akan selalu
diikuti oleh perubahan komponen-komponen yang lain. Bila konsumen
dipengaruhi secara emosional – komponen afektif, maka pengaruh ini juga akan
mempengaruhi proses kognitif, yaitu keyakinan akan atribut produk dan kemudian
ditunjukkan dengan perilaku beli sehingga pemasar selalu menyajikan gambar
dengan latar belakang dan musik latar yang mempengaruhi salah satu, dua atau
ketiga komponen sikap itu. Akan tetapi, ada faktor-faktor yang bisa mengurangi
konsistensi ketiga komponen tersebut, yaitu:
1) Sikap positif mensyaratkan kebutuhan dan motivasi sebelum sikap
tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan. Jadi, seseorang bisa
bersikap positif terhadap suatu produk, tetapi sikap ini tidak diwujudkan
dalam tindakan karena dia sudah memiliki produk tersebut.
15
2) Untuk memanifestasikan sikap positif ke dalam bentuk kepemilikan
dibutuhkan kemampuan. Walaupun seseorang mempunyai sikap positif
terhadap mobil Mercedes, karena dia tidak mampu, maka dia membeli mobil
lain yang lebih murah.
3) Pengukuran sikap biasanya dilakukan untuk obyek sikap tertentu.
Padahal kadang-kadang hal itu tidak mencerminkan sikap yang sebenarnya.
4) Bila komponen kognitif dan afektif tidak kuat, dan apabila konsumen
bisa mendapatkan informasi lain pada waktu berbelanja, maka sikap bisa
mudah berubah.
5) Sikap sering kali tidak berasal atau dimiliki oleh konsumen secara
individu, tetapi terbentuk dari pengaruh orang lain seperti teman dan
keluarga. Jadi, perilaku beli mungkin dilakukan untuk kepentingan keluarga.
Pemasar sering terkecoh juga bila mengukur sikap secara sempit yaitu untuk
individu yang bersangkutan saja.
6) Sikap terhadap merek sering diukur tanpa mempertimbangkan situasi.
Dalam situasi yang serba mendesak, perilaku beli belum tentu sebagai
manifestasi dari sikap positif terhadap produk. Demikian pula bila seseorang
tidak membeli suatu produk, belum tentu karena dia mempunyai sikap
negatif terhadap produk itu. Dia tidak membeli, bisa disebabkan karena
situasi yang kurang tepat.
7) Bila seseorang bertanya kepada orang lain tentu sikapnya terhadap suatu
produk, belum tentu dia bisa mengekspresikan dengan baik komponen
kognitif dan afektifnya.
16
Setiadi (2003:217) dalam bukunya berjudul Perilaku Konsumen Konsep
dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, menuliskan bahwa
hubungan tiga komponen tersebut mengilustrasikan hierarki pengaruh keterlibatan
tinggi yaitu kepercayaan merek mempengaruhi evaluasi merek, dan evaluasi
merek mempengaruhi maksud untuk membeli. Dari tiga komponen sikap, evaluasi
merek adalah pusat dari telaah sikap karena evaluasi merek merupakan ringkasan
dari kecenderungan konsumen untuk menyenangi atau tidak menyenangi merek
tertentu. Evaluasi merek sesuai dengan definisi dari sikap terhadap merek yaitu
kecenderungan untuk mengevaluasi merek baik disegani atau tidak disegani. Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan merek datang sebelum dan
mempengaruhi evaluasi merek, dan evaluasi merek terutama menentukan perilaku
berkehendak.
4. Fungsi Sikap
Prasetijo dan Ihalauw (2005:111-112) dalam bukunya berjudul Perilaku
Konsumen, menuliskan bahwa Daniel Katz membagi fungsi sikap dalam empat
kategori sebagai berikut:
a.
Fungsi Utilitarian
Melalui instrumen suka dan tidak suka, sikap memungkinkan seseorang
memilih produk yang memberikan hasil positif atau kepuasan, dan menolak
produk yang tidak memberikan hasil positif atau kepuasan.
b.
Fungsi Ego Defensive
Orang cenderung mengembangkan sikap tertentu untuk melindungi
egonya dari abrasi psikologis. Abrasi psikologis bisa timbul dari lingkungan yang
17
kecanduan kerja. Untuk melarikan diri dari lingkungan yang tidak menyenangkan
ini, orang tersebut membuat rasionalisasi (dengan demikian menghindar dari
anxiety dan citra diri yang negatif) dengan mengembangkan sikap positif terhadap
gaya hidup yang santai.
c.
Fungsi Value-expressive (mengekspresikan nilai-nilai yang dianut)
Fungsi ini memungkinkan konsumen untuk mengekspresikan secara jelas
citra dirinya dan juga nilai-nilai inti yang dianutnya.
d.
Fungsi Knowledge-organization
Karena terbatasnya kapasitas otak manusia dalam memproses informasi,
maka orang cenderung untuk bergantung pada pengetahuan yang didapat dari
pengalaman dan informasi dari lingkungan.
5. Pembentukan Sikap
Prasetijo dan Ihalauw (2005:118-119) dalam bukunya berjudul Perilaku
Konsumen, menuliskan bahwa sikap dibentuk dari pembelajaran. Pembentukan
sikap sangat dipengaruhi oleh:
a. Pengalaman
Pengalaman langsung oleh konsumen dalam mencoba dan mengevaluasi
produk dapat mempenngaruhi sikap konsumen terhadap produk tersebut.
b. Kepribadian
Keluarga, menurut Kindra dkk (1994), adalah faktor penting dalam
pembentukan kepribadian dan selanjutnya pembentukan sikap seseorang. Dalam
keluarga itulah, seseorang membentuk nilai-nilai dasar dan keyakinannya. Selain
keluarga, kontak dengan teman dan orang-orang lain di sekitarnya, terutama
18
orang-orang yang dikagumi, juga berpengaruh dalam pembentukan kepribadian
dan sikap seseorang.
c. Informasi dari media massa
Pengaruh media massa tidak boleh dianggap remeh. Perusahaan
menggunakan berbagai macam media massa secara efektif untuk mempengaruhi
sikap audiens yang merupakan konsumen atau calon konsumen perusahaan itu.
Sikap dapat terbentuk dari jenis media massa yang digunakan untuk
mengkomunikasikan informasi tentang produk.
d. Pengaruh kolompok kawan sebaya
Banyak studi yang memperlihatkan bahwa kaum sebaya mampu
mempengaruhi dalam perilaku pembelian. Kazt dan Lazarsfeld yang dikutip Assel
(1992) menemukan bahwa peer group lebih memungkinkan mempengaruhi sikap
dan perilaku pembelian daripada iklan (Setiadi, 2003:230).
6. Strategi Perubahan Sikap
Model multiciri adalah suatu pengarah yang berguna dalam menerapkan
strategi untuk mengubah sikap konsumen. Pada dasarnya, pemasar memiliki
empat kemungkinan strategi perubahan sikap, yaitu:
a. Menambahkan satu kepercayaan utama baru dari objek sikap
idealnya, satu hal yang dimiliki ei positif.
b. Meningkatkan kekuatan salah satu kepercayaan positif.
c. Meningkatkan evaluasi kepercayaan yang dipegang kuat.
d. Membuat kepercayaan baik yang telah ada menjadi lebih kuat.
19
Menambahkan satu kepercayaan utama baru pada kepercayaan yang telah
dimiliki konsumen atas suatu produk mungkin merupakan strategi perubahan
sikap yang paling umum. Strategi ini mensyaratkan perubahan fisik produk.
Pemasar juga dapat mencoba mengubah sikap dengan mengubah kekuatan
kepercayaan yang sudah utama. Mereka dapat mencoba meningkatkan kekuatan
kepercayaan pada ciri dan konsekuensi positif atau mereka dapat menurunkan
kekuatan kepercayaan pada ciri dan konsekuensi negatif. Pemasar juga dapat
mencoba mengubah sikap konsumen dengan mengubah aspek evaluasi
kepercayaan yang dipegang teguh saat ini tentang suatu ciri utama. Untuk itu
harus dibangun rantai arti-akhir dengan menghubungkan konsekuensi tingkat
lebih tinggi dan lebih positif terhadap ciri tersebut. Strategi terakhir untuk
mengubah sikap konsumen adalah membuat kepercayaan positif menjadi lebih
utama, biasanya dengan meyakinkan konsumen bahwa ciri yang dimiliki
sebenarnya lebih relevan ketimbang apa yang mereka lihat. Strategi ini mirip
dengan strategi sebelumnya dalam hal berupaya menghubungkan ciri produk pada
konsekuensi dan nilai yang dihargai. Menciptakan rantai arti-akhir akan
meningkatkan baik keutamaan kepercayaan konsumen terhadap suatu ciri maupun
evaluasi terhadap kepercayaan tersebut (Peter dan Olson, 1999:143-146).
Prasetijo dan Ihalauw (2005:119-123) dalam bukunya berjudul Perilaku
Konsumen, menuliskan bahwa strategi untuk mengubah sikap dapat dilakukan
dengan cara:
1) Mengubah fungsi motivasi dasar dengan cara menumbuhkan secara
kuat kebutuhan-kebutuhan baru.
20
2) Menautkan produk dengan suatu kelompok atau peristiwa tertentu,
karena sikap mempunyai hubungan dengan atau ditentukan juga oleh suatu
kelompok tertentu. Maka pemasar menggunakan kelompok tertentu yang
ditautkan ke produknya supaya calon konsumen dapat terpengaruh dan
mengubah sikapnya.
3) Menghubungkan sikap yang sudah ada dengan sikap-sikap yang
berlawanan. Menurut ahli-ahli psikologi, orang yang normal cenderung
berusaha mencari konsistensi, keseimbangan dalam hidupnya. Apabila
konsumen disadarkan melalui iklan atau promosi yang lain bahwa
sikapnya terhadap produk tertentu tidak sejalan dengan sikap lainnya yang
mendasar, dia akan mengubah evaluasinya terhadap produk tersebut.
4) Mengubah komponen-komponen dari model multiciri. Caranya:
a) Mengubah relative evaluation of attributes.
b) Mengubah brand belief.
c) Menambah dan menggabung suatu atribut.
d) Menambah overall brand rating.
e) Mengubah keyakinan terhadap competitor’s brands yang biasa
dilakukan melalui comparative advertising.
Semua uraian tentang pembentukan dan perubahan sikap tersebut diatas
dilandaskan pada pandangan bahwa konsumen membentuk sikapnya dahulu baru
kemudian diikuti dengan tindakan atau perilaku. Namun ada juga pandangan lain
yang mendahulukan perilaku daripada sikap. Pandangan seperti ini tampak dalam
dua teori berikut:
21
1. Cognitive Dissonance Theory.
Menurut teori ini ketidaknyamanan terjadi apabila seorang konsumen
memperoleh informasi baru yang bertentangan dengan apa yang diyakini atau
sikapnya yang terdahulu. Cognitive Dissonance sering terjadi sesudah pembelian
dilakukan. Itu berarti bahwa perilaku (membeli) telah mendahului sikap. Sikap
negatif sebagai akibat perilaku terjadi karena adanya pendapat yang bertentangan
dengan keyakinan sebelum membeli.
2. Attribution Theory
Teori ini menjelaskan bagaimana konsumen mencari penyebab dari
berbagai peristiwa, baik yang ditimbulkan oleh perilakunya sendiri maupun
perilaku orang lain. Jadi, Attribution Theory menggambarkan pembentukan dan
perubahan perilaku sebagai hasil interpretasi orang yang bersangkutan terhadap
perilaku dari pengalamannya sendiri.
7. Model Sikap Multiciri
Sejumlah besar riset pemasaran difokuskan pada pengembangan model
untuk memperkirakan sikap yang tercipta oleh proses integrasi. Ini disebut model
sikap multiciri karena difokuskan pada kepercayaan konsumen tentang multiciri
suatu merek atau produk. Untuk hal ini, model Martin Fishbein adalah yang
paling berpengaruh dalam dunia pemasaran (Peter dan Olson, 1999:139).
Model Fishbein memungkinkan para pemasar mendiagnosis kekuatan dan
kelemahan merek produk mereka secara relatif dibandingkan dengan merek
produk pesaing dengan menentukan bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif
merek produk pada atribut-atribut penting (Setiadi, 2003:221).
22
Proposisi kunci dalam teori Fishbein adalah bahwa evaluasi terhadap
kepercayaan utama menghasilkan sikap keseluruhan. Secara sederhana, seseorang
cenderung menyukai objek yang dikaitkan dengan ciri “baik” dan tidak menyukai
objek yang mereka percaya memiliki ciri “buruk”. Dalam model multiciri
Fishbein, sikap keseluruhan terhadap suatu objek adalah fungsi dari dua faktor,
yaitu kekuatan dari kepercayaan utama jika dikaitkan dengan suatu objek dan
evaluasi dari kepercayaan tersebut. Secara formal, model tersebut menyatakan
bahwa:
Dimana:
Ao= Sikap terhadap objek
bi = Kekuatan dari kepercayaan bahwa suatu produk memiliki ciri i
ei = Evaluasi terhadap ciri i
n = Jumlah kepercayaan utama tentang objek
Model multiciri ini menerangkan proses integrasi yang mengkombinasikan
pengetahuan produk (evaluasi dan kekuatan kepercayaan utama) untuk
membentuk evaluasi atau sikap yang menyeluruh. Akan tetapi, model itu tidak
menyatakan bahwa konsumen sebenarnya menjumlahkan hasil dari kekuatan
kepercayaan dan evaluasi ketika membentuk sikap terhadap objek, melainkan
mencoba memperkirakan sikap yang dihasilkan oleh proses integrasi. Model
23
tersebut tidak ditujukan untuk menjelaskan operasi kognitif sebenarnya yang
mengintegrasikan pengetahuan (Peter dan Olson, 1999:139).
8. Komponen-komponen Model
Peter dan Olson (1999:139-141) dalam bukunya berjudul Consumer
Behavior Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, menuliskan bahwa dua
elemen utama model multiciri Fishbein adalah kekuatan dan evaluasi dari
kepercayaan utama. Kekuatan kepercayaan adalah kemungkinan yang diyakini
dari hubungan antara suatu objek dengan ciri-cirinya yang relevan. Kekuatan
kepercayaan diukur dengan meminta konsumen memeringkat kemungkinan
asosiasi dari setiap kepercayaan utama mereka. Kekuatan kepercayaan produk
atau merek konsumen dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dengan suatu
objek. Kepercayaan akan ciri atau konsekuensi produk cenderung lebih kuat
ketika didasarkan pada pengalaman nyata penggunaan suatu produk. Kepercayaan
yang dibentuk secara tidak langsung sebagai akibat dari iklan yang gencar atau
perbincangan dengan pramuniaga cenderung lebih lemah.
Fishbein menyatakan bahwa jumlah kepercayaan utama tentang suatu
objek sikap cenderung tidak lebih dari tujuh atau sembilan buah. Dengan
keterbatasan kapasitas konsumen dalam menerjemahkan dan mengintegrasikan
informasi, jumlah kepercayaan utama atas beberapa jenis objek tertentu bahkan
mungkin lebih sedikit. Kenyataannya, ketika konsumen memiliki pengetahuan
yang terbatas tentang produk dengan tingkat keterlibatan rendah, sikap merek
mereka didasarkan pada jumlah kepercayaan utama yang sangat sedikit, mungkin
hanya satu atau dua buah saja. Sebaliknya, sikap konsumen terhadap produk atau
24
merek yang lebih relevan terhadap pribadi didasarkan pada jumlah kepercayaan
utama yang lebih banyak.
Hal yang dikaitkan dengan kepercayaan utama adalah evaluasi
kepercayaan yang mencerminkan seberapa baik konsumen menilai suatu ciri.
Pemasar mengukur komponen ei dengan meminta konsumen menyebutkan
evaluasi mereka (rasa suka mereka terhadap) setiap kepercayaan utama. Evaluasi
terhadap kepercayaan utama mempengaruhi Ao dalam proporsinya pada kekuatan
setiap kepercayaan (bi). Oleh karena itu, kepercayaan yang kuat tentang ciri
positif memiliki dampak yang lebih besar pada Ao ketimbang kepercayaan lemah
tentang ciri positif yang sama.
B. TABUNGAN SI RELA
1. Pengertian Tabungan Si Rela
Tabungan Si Rela merupakan bentuk investasi dari anggota atau calon
anggota
koperasi
syari’ah
yang
memiliki
kelebihan
dana
kemudian
menyimpannya di koperasi syari’ah (http://bmt-syariah.blogspot.com).
2. Karakter Tabungan Si Rela
Bentuk tabungan si rela ini memiliki dua jenis karakter antara lain:
a. Karakter pertama bersifat dana titipan yang disebut wadi’ah dan dapat
diambil setiap saat. Titipan wadi’ah terbagi atas dua macam yaitu titipan
wadi’ah amanah dan titipan wadi’ah yad dhomanah. Titipan wadi’ah
amanah merupakan titipan yang tidak boleh dipergunakan baik untuk
kepentingan koperasi maupun untuk investasi usaha, melainkan pihak
koperasi harus menjaga titipan tersebut sampai diambil oleh si pemiliknya.
25
Wadi’ah amanah yang dimaksud disini biasanya berupa dana ZIS (zakat,
infak dan shodaqoh) yang dimiliki oleh 8 asnaf mustahik dan disalurkan
baik dalam bentuk mustahik produktif maupun konsumtif. Sementara titipan
wadi’ah yad dhomanah adalah dana titipan anggota kepada koperasi yang
diizinkan untuk dikelola dalam usaha riil sepanjang dana tersebut belum
diambil oleh si pemiliknya. Mengingat dana tersebut dapat dikelola oleh
koperasi maka sepantasnya koperasi syari’ah memberikan kelebihan berupa
bonus kepada si penitip, meski tidak ada larangan untuk tidak memberikan
bonusnya.
“ Diriwayatkan dari Abu Rafie bahwa Rasulullah pernah meminta seseorang
untuk meminjamkannya seekor unta, maka diberikannya unta qurban.
Setelah selang beberapa waktu Abu Rafie diperintahkan rasulullah untuk
mengembalikan unta tersebut kepada pemiliknya, tetapi Abu Rafie kembali
berbalik menghadap rasulullah seraya berkata “ Ya Rasulullah untuk yang
sepadan tidak kami temukan, hanya untuk yang lebih besar dan berumur
empat tahun” Rasulullah SAW membalas sambil berkata “ Berikan itu
karena sesungguhnya sebaik-baik kamu adalah yang terbaik ketika
membayar”
b. Karakter kedua bersifat investasi, yang memang ditujukan untuk
kepentingan usaha dengan mekanisme bagi hasil (Mudharobah) baik
revenue sharing maupun profit and loss sharing. Konsep simpanan yang
diberlakukan dapat berupa simpanan berjangka mudharobah mutlaqoh
maupun simpanan berjangka mudharabah muqayadah. Mudharabah
26
mutlaqoh adalah bentuk kerja sama antara pemilik dana (shahibul maal)
dengan koperasi syari’ah selaku pengusaha (mudharib) yang cakupannya
sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah
usaha. Sementara mudharabah muqayadah adalah bentuk kerjasama antara
pemilik dana dengan koperasi syari’ah selaku pengusaha (mudharib) dimana
penggunaan dana dibatasi oleh ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemilik
dana.
Dan
merupakan
kebalikan
dari
mudharabah
mutlaqoh.
”Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a bahwasanya Sayyidina Abbas jikalau
memberikan dana kepada mitra usahanya secara mudharabah, ia
mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni
lembah yang berbahaya, atau membeli ternak yang berparu-paru basah, jika
menyalahi peraturan maka yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana
tersebut. Disampaikan syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah dan diapun
memperkenankannya” (http://bmt-syariah.blogspot.com).
27
BAB III
DATA HASIL PENELITIAN TENTANG PRODUK TABUNGAN SI RELA
DI BMT AMAL MULIA SURUH
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Berdirinya BMT Amal Mulia Suruh
Peresmian BMT Amal Mulia Suruh dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober
1998 bertepatan pada hari Selasa pon. Peresmian dilakukan oleh Bapak Camat
Suruh yang diwakili oleh MPP kecamatan Suruh Bapak Suparno Andes di kantor
BMT Amal Mulia Suruh yang berlokasi di Jln. Sumberejo-Suruh no 57 yang
dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, pengurus, anggota pendiri dan tamu
undangan lainnya.
Sumber dana pendirian diperoleh dari simpanan pokok sebanyak 38 orang
dan berkembang menjadi 6500 orang nasabah. Seluruh dana dialokasikan untuk
pedagang kecil dengan pola bagi hasil. Tujuannya untuk mengurangi
ketergantungan masyarakat terhadap rentenir.
Pada tahun 2002 digulirkan rencana untuk melakukan profesionalisasi
kelembagaan dan manajemen guna mempercepat pencapaian tujuan sesuai
anjuran asosiasi BMT dan anggota koperasi BMT Amal Mulia Suruh.
2. Profil BMT Amal Mulia Suruh
a. Data Lembaga
1) Nama
: Koperasi BMT Amal Mulia Suruh
2) Tahun berdiri
: 1998
28
3) No telepon
: (0298)317100
4) Alamat
: Jln. Raya Suruh-Salatiga, Suruh, Semarang
50766
b. Legalitas Hukum
1) No badan hukum
: 069/BH/KPK. II. I/III/1999
2) Tertanggal
: 24 Maret 1999
3) Izin Operasional
: no. 02/S/SPK/KD/KD. UMK/X/I/09
4) HO
: no. 503/03/2005
5) NPWP
: 02. 253. 369. 9-505-000
6) TDP
: 111726500228
7) SIUUP
: 503/005/PB/II/2005
8) Status Kantor
: hak milik
3. Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi Pengurus
Ketua
Fatkhul Munib
Sekretaris
Bendahara
Hartoyo, S. Pd
H. Budoyo Akbar
29
b. Struktur Organisasi Pengawas
Ketua
H. Suyitno Musoffa
Anggota
1.
KH.
Fatkhul
Jawad
Zuhdi
2.
Hj. Robiyah
c. Struktur Organisasi Pengelola
Manager
Mustofa Al Amin, S. Ag
Kabag Operasional
Isti’anah, SE
Penjaga Kantor
1. Sukarli
2. Wahyudi
1.
2.
3.
4.
5.
Kepala Kantor Kas
Iwan Susianto, SE
Kabag Pembiayaan
Amir Mahmud
Customer
service
Siti Sa’idah, Amd
1.
2.
Marketing
Edi Yulianto
Slamet Bagiyo
Yogi Ariyanto, SH
Sihabuddin, SH
Siti Nur Faizah, Amd
Kasir
Restina Hardanik, SE
Kiptiyah, BA
30
4. Produk BMT Amal Mulia Suruh
Produk BMT Amal Mulia Suruh terdiri dari produk pendanaan dan produk
pembiayaan.
a. Produk Pendanaan atau Tabungan
1) Si Rela
Merupakan salah satu jenis produk simpanan suka rela lancar dimana
dalam melakukan kegiatan penyetoran dan pengambilan tabungan dapat dilakukan
sewaktu-waktu selama antor kas buka. Pembukaan rekening si rela dapat
dilakukan atas nama perorangan ataupun lembaga. Tabungan si rela tidak
dipungut biaya administrasi bulanan tetapi nasabah akan mendapat bagian bagi
hasil setiap bulan yang langsung menambah saldo tabungan si rela. Adapun
nisbah bagi hasil tabungan si rela yaitu 25% : 75% dimana 25% untuk nasabah
dan 75% untuk BMT.
2) Si Suka
Merupakan salah satu jenis produk simpanan suka rela berjangka dimana
tabungan hanya boleh diambil dalam jangka waktu tertentu atau pada saat jatuh
tempo. Nasabah sebagai pemilik dana akan mendapat bagian bagi hasil setiap
bulan yang langsung ditransfer ke rekening tabungan si rela. Adapun nisbah bagi
hasil tabungan si suka yaitu sebagai berikut:
31
Tabel 3.1
Porsi bagi hasil
Jangka waktu
Nisbah untuk nasabah
Nisbah untuk BMT
3 bulan
40%
60%
6 bulan
45%
55%
12 bulan
50%
50%
sumber: data primer
3) Si Suqur
Merupakan salah satu jenis simpanan yang dikhususkan untuk persiapan
ibadah qurban. Tabungan hanya dapat diambil pada saat akan melaksanakan
ibadah qurban atau bulan dzulhijjah. Nasabah sebagai pemilik dana akan
mendapatkan bagian bagi hasil setiap bulan yang langsung ditransfer ke rekening
tabungan si rela.
b. Produk Pembiayaan
1) Al Musyarokah
Merupakan salah satu jenis pembiayaan dimana nasabah dan BMT samasama menyediakan dana untuk membiayai suatu usaha, dan nasabah harus
mengembalikan dana bersama bagi hasil yang telah disepakati. Adapun skema
pembiayaan Al Musyarokah yaitu:
32
Gambar 3.1
Skema Al Musyarokah
NASABAH
BMT
USAHA
KEUNTUNGAN
BAGI HASIL
KEUNTUNGAN
SESUAI PORSI
KONTRIBUSI MODAL
(NISBAH)
Sumber:data primer
2) Al Mudharabah
Merupakan pembiayaan modal kerja dimana seluruh dana disediakan oleh
BMT, dan nasabah harus mengembalikan pinjaman ditambah bagi hasil yang
disesuaikan dengan keuntungannya. Adapun skema Al Mudharabah yaitu sebagai
berikut:
33
Gambar 3.2
Skema Al Mudharabah
PERJANJIAN BAGI HASIL
NASABAH
Keahlian
BMT
USAHA
Modal
Y%
X%
PEMBAGIAN
KEUNTUNGAN
Pengambilan modal
MODAL
Sumber: data primer
34
3) Al Ijaroh
Merupakan pembiayaan dimana terjadi pemindahan hak guna atas barang
atau jasa melalui pembayaran upah atau sewa. Adapun skema Al Ijaroh adalah
sebagai berikut:
GAMBAR 3.3
SKEMA AL IJAROH
PENJUAL
NASABAH
OBJEK
SEWA
BMT
Sumber: data primer
4) Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)
Merupakan pembiayaan dengan prinsip jual beli yang diberikan untuk
pembelian barang yang diperlukan nasabah, dan nasabah akan membayar secara
mengangsur. Adapun skema BBA adalah sebagai berikut:
35
Gambar 3.4
Skema Bai’ Bitsaman Ajil
BBA
BMT
Penyedia Barang
NASABAH
Pembeli
PEMBELIAN
PENYERAHAN
BARANG
Sumber: data primer
5) Al Murabahah
Merupakan pembiayaan yang diberikan untuk pembelian barang yang
diperlukan nasabah, dan nasabah akan membayar secara tangguh pada waktu yang
telah ditentukan sebesar harga barang ditambah mark up yang diberikan kepada
BMT. Adapun skema Al Murabahah adalah sebagai berikut:
36
Gambar 3.5
Skema Al Murabahah
BMT
Penyedia Barang
MBA
NASABAH
Pembeli
TUNAI & MARK UP
PEMBELIAN
PENYERAHAN
BARANG
Sumber: data primer
B. Produk Tabungan Si Rela di BMT Amal Mulia Suruh
1. Tabungan Si Rela di BMT Amal Mulia
a. Karakteristik Tabungan si rela di BMT Amal Mulia
Tabungan si rela merupakan jenis simpanan suka rela lancar dimana dalam
melakukan transaksi penyetoran maupun pengambilan tabungan dapat dilkukan
sewaktu-waktu selama kantor kas buka. Pembukaan rekening tabungan si rela
dapat dilakukan atas nama perorangan maupun lembaga. Dalam operasionalnya,
BMT Amal Mulia bekerja dengan sistem yang berlandaskan syari’at islam yaitu
menggunakan sistem bagi hasil.
b. Prosedur Pengajuan Tabungan Si Rela di BMT Amal Mulia
Prosedur pembukaan rekening tabungan si rela adalah sebagai berikut:
37
1) mempunyai kartu anggota BMT Amal Mulia Suruh yang bisa
didapatkan dengan membayar uang sebesar Rp. 20.000
2) foto copy kartu identitas diri
3) mengisi formulir pengajuan tabungan
4) setoran awal minimal Rp. 10.000 dan setoran selanjutnya minimal
Rp. 5.000
c. Bagi hasil tabungan si rela di BMT Amal Mulia
Besarnya nisbah bagi hasil si rela yaitu 25:75 dimana 25% untuk nasabah
dan 75% untuk BMT dengan perhitungan sebagai berikut:
bagi hasil = saldo rata-rata tabungan x 25% x pendapatan pembiayaan
saldo total tabungan
adapun bagian bagi hasil nasabah akan ditransfer ke rekening tabungan si rela
setiap bulan.
d. kelebihan tabungan si rela di BMT Amal Mulia
Adapun kelebihan tabungan si rela di BMT Amal Mulia Suruh adalah
sebagai berikut:
1) Tabungan si rela mempunyai masa aktif selamanya sehingga
nasabah tidak merasa takut uangnya akan hangus meskipun tidak
diisi dalam jangka waktu yang lama.
2) Tabungan si rela tidak terbebani biaya administrasi bulanan.
3) Tabungan si rela menguntungkan bagi nasabah karena mendapat
bagi hasil setiap bulan.
38
4) Setoran si rela relatif rendah sehingga terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat dan nasabah tidak merasa keberatan dalam melakukan
setoran.
2.
Keadaan Nasabah Si Rela di BMT Amal Mulia
Keadaan nasabah dapat diketahui melalui pengumpulan data dilapangan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang
diperoleh secara langsung dari obyek penelitian. Cara penarikannya dengan
menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada 40 nasabah (responden) yang
bertindak sebagai sampel. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari dua variabel,
yaitu variabel keyakinan dan variabel evaluasi. Untuk angket masing-masing
variabel menggunakan 5 jawaban alternatif, yaitu:
1. Sangat setuju dengan poin 5
2. Setuju dengan poin 4
3. Ragu-ragu dengan poin 3
4. Kurang setuju dengan poin 2
5. Tidak setuju dengan poin 1
Adapun karakteristik responden yang diperoleh antara lain data tentang
jenis kelamin, usia, pendidikan dan pendapatan setiap bulan.
Berikut ini data mengenai jenis kelamin responden:
39
Tabel 3.2
Jenis kelamin responden
Jenis kelamin
Jumlah responden
prosentase
Laki-laki
16
40%
perempuan
24
60%
Sumber: data primer yang diolah
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa mayoritas nasabah berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 24 (60%) dan responden berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 16 (40%).
Berikut ini data mengenai usia responden:
Tabel 3.3
Usia responden
Usia responden
Jumlah responden
Prosentase
Dibawah 17 tahun
1
2,5%
17 – 26 tahun
7
17,5%
27 – 36 tahun
14
35%
37 – 46 tahun
9
22,5%
Diatas 46 tahun
9
22,5%
Sumber: data primer yang diolah
Tabel 1.3 menunjukkan bahwa mayoritas nasabah berusia antara 27 – 36
tahun yaitu sebanyak 14 (35%). Untuk nasabah berusia 17 – 26 tahun sebanyak 7
(17,5%) dan untuk nasabah berusia 37 – 46 tahun sebanyak 9 (22,5%). Sedangkan
40
untuk nasabah yang berusia diatas 46 tahun sebanyak 9 (22,5%) dan prosentase
terendah adalah nasabah berusia dibawah 17 tahun yaitu sebanyak 1 (2,5%).
Berikut ini data mengenai pendidikan responden:
Tabel 3.4
Pendidikan responden
Pendidikan
Jumlah responden
Prosentase
SD
9
22,5%
SMP
11
27,5%
SMA
17
42,5%
D1
-
-
D2
-
-
D3
2
5%
S1
1
2,5%
S2
-
-
Sumber: data primer yang diolah
Tabel 1.4 menunjukkan bahwa mayoritas nasabah berpendidikan SMA
yaitu sebanyak 17 (42,5%). Untuk nasabah yang berpendidikan SMP sebanyak 11
(27,5%) dan nasabah yang berpendidikan SD sebanyak 9 (22,5%). Sedangkan
untuk nasabah yang berpendidikan D3 sebanyak 2 (5%) dan prosentase terendah
adalah nasabah yang berpendidikan S1 yaitu sebanyak 1 (2,5%).
Berikut ini data mengenai pendapatan responden:
41
Tabel 3.5
Pendapatan Responden
Pendapatan
Jumlah
Prosentase
responden
Rp. 100.000 – Rp. 500.000
21
52,5%
Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000
15
37,5%
Rp. 1.100.000 – Rp. 2.000.000
2
5%
Rp. 2.000.000 keatas
2
5%
Sumber: data primer yang diolah
Tabel 1.5 menunjukkan bahwa mayoritas nasabah berpendapatan antara
Rp. 100.000 – Rp. 500.000 per bulan yaitu sebanyak 21 (52,5%). Untuk nasabah
berpendapatan Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000 per bulan sebanyak 15 (37,5%) dan
prosentase terendah adalah nasabah berpendapatan antara Rp. 1.100.000 – Rp.
2.000.000 dan nasabah berpendapatan Rp. 2.000.000 ke atas yaitu masing-masing
sebanyak 2 (5%).
Adapun untuk perkembangan nasabah dari tahun 2004 sampai dengan
tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6
Data perkembangan nasabah dari tahun 2004-2009
tahun
Jumlah nasabah
2004
2909
2005
3419
Kenaikan/penurunan
%
510
17,53
42
2006
2007
2008
2009
509
14,89
598
15,22
974
21,52
1089
19,80
3928
4526
5500
6589
Sumber: data primer
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa perkembangan nasabah
dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Tahun 2005 mengalami kenaikan
sebesar 17,53%, tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 14,89%, tahun 2007
mengalami kenaikan sebesar 15,22%, tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar
21,52% dan tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 19,80%.
3. Sikap Nasabah Si Rela di BMT Amal Mulia
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapangan, diketahui bahwa
sikap nasabah terhadap produk tabungan si rela adalah positif. Hal ini terbukti
dengan sikap nasabah sebagai berikut:
a. Nasabah menjadi nasabah yang loyal terhadap tabungan si rela. Ini
berarti bahwa nasabah aktif dalam melakukan setoran tabungan si rela.
b. Banyak nasabah yang merekomendasikan tabungan si rela kepada
teman-temannya atau keluarganya.
43
Adapun sikap nasabah terhadap tabungan si rela berdasarkan teori fishbein
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Perhitungan sikap nasabah dengan dengan teori fishbein
BELIEF
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
RESPONDEN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
A1
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
2
4
4
4
4
4
4
4
A2
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
2
4
4
4
4
4
3
4
A3
3
1
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
5
1
4
4
3
3
4
4
4
EVALUTION
A4
5
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
1
4
5
4
4
4
5
4
A1
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
A2
5
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
5
3
4
4
4
4
4
4
4
A3
3
1
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
5
1
4
4
3
3
4
4
4
A4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
5
3
4
5
4
4
4
5
4
SIKAP
75
49
68
64
64
64
64
95
77
68
64
64
64
64
64
64
64
82
64
64
64
64
64
64
79
57
64
64
73
68
100
18
64
73
57
57
64
73
64
44
40
41
40
Rata-Rata
4
4.025
Sumber: data primer yang diolah
4
4.1
4
3.8
4
4.125
4
4.1
4
4.125
4
3.775
4
4.175
64
66.025
45
BAB IV
ANALISIS
Untuk mengetahui sikap nasabah terhadap produk tabungan si rela di BMT
Amal Mulia Suruh, data yang diperoleh dianalisis dengan metode perhitungan
Model Sikap Multiciri (Multiattribute Attitude Model) yang dikemukakan oleh
Fishbein. Peter dan Olson (1999:139) dalam bukunya berjudul Consumer
Behavior Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, menuliskan bahwa Model
Sikap Multiciri difokuskan pada kepercayaan konsumen tentang multiciri suatu
merek atau produk. Proposisi kunci dalam teori Fishbein adalah bahwa evaluasi
terhadap kepercayaan utama menghasilkan sikap keseluruhan. Secara sederhana,
seseorang cenderung menyukai objek yang dikaitkan dengan ciri “baik” dan tidak
menyukai objek yang mereka percaya memiliki ciri “buruk”. Dalam model
multiciri Fishbein, sikap keseluruhan terhadap suatu objek adalah fungsi dari dua
faktor, yaitu kekuatan dari kepercayaan utama jika dikaitkan dengan objek dan
evaluasi dari kepercayaan tersebut. Adapun pengukuran sikap secara keseluruhan
dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana:
Ao= Sikap terhadap objek
bi = Kekuatan dari kepercayaan bahwa suatu produk memiliki ciri i
ei = Evaluasi terhadap ciri i
46
n = Jumlah kepercayaan utama tentang objek
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan rata-rata
keyakinan dari masing-masing atribut sebagai berikut:
Rata-rata
Atribut
4,125
Atribut 4
4,1
Atribut 2
4,025
Atribut 1
3,8
Atribut 3
Dimana :
1. Atribut 1 menyatakan bahwa si rela mempunyai masa aktif
selamanya.
2. Atribut 2 menyatakan bahwa si rela tidak ada biaya administrasi
bulanan.
3. Atribut 3 menyatakan bahwa si rela mendapat bagi hasil setiap
bulan.
4. Atribut 4 menyatakan bahwa jumlah setoran si rela rendah.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dalam membentuk sikap
terhadap tabungan si rela, nasabah mempunyai keyakinan bahwa jumlah setoran si
rela yang relatif rendah adalah paling baik jika dibandingkan dengan atribut yang
lainnya. Sedangkan untuk atribut yang menyatakan bahwa si rela mendapat bagi
hasil setiap bulan adalah atribut yang paling tidak diminati nasabah.
47
Untuk hasil perhitungan variabel evaluasi, didapatkan rata-rata dari
masing-masing atribut sebagai berikut:
Rata-rata
Atribut
4,175
Atribut 4
4,125
Atribut 2
4,1
Atribut 1
3,775
Atribut 3
Dimana :
1. Atribut 1 menyatakan bahwa si rela mempunyai masa aktif
selamanya.
2. Atribut 2 menyatakan bahwa si rela tidak ada biaya
administrasi bulanan.
3. Atribut 3 menyatakan bahwa si rela mendapat bagi hasil setiap
bulan.
4. Atribut 4 menyatakan bahwa jumlah setoran si rela rendah.
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa atribut yang menyatakan
bahwa setoran si rela yang relatif rendah ternyata merupakan atribut yang paling
penting bagi nasabah dalam mempertimbangkan sebuah tabungan atau dapat
dikatakan bahwa nasabah merasa penilaian (evaluasi) terhadap atribut yang
menyatakan setoran si rela relatif rendah merupakan hal yang paling utama dalam
membentuk sikap terhadap tabungan si rela.
48
Analisis sikap nasabah terhadap produk tabungan si rela
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
besarnya sikap nasabah terhadap tabungan si rela secara keseluruhan adalah
66,025.
Umar (2003:201) dalam bukunya berjudul Metode Riset Perilaku
Konsumen Jasa, menuliskan bahwa untuk menginterpretasikan sikap nasabah
dalam kategori positif atau negatif dapat dilakukan dengan membuat rentang skala
dengan rumus sebagai berikut:
RS = (m-n)/b
di mana :
RS
= rentang skala
m
= skor tertinggi yang mungkin
n
= skor terendah yang mungkin
b
= jumlah kelas
Skor maksimum
= 100
Skor minimum
= 18
Rentang skala
= 100-18/4
= 82/4
= 20,5
49
Interpretasi terhadap sikap:
Skor sikap 79,5 sampai dengan 100 = sangat positif
Skor sikap 59 sampai dengan 78,5
= positif
Skor sikap 38,5 sampai dengan 58
= negatif
Skor sikap 18 sampai dengan 37,5
= sangat negatif
Berdasarkan skala interval diatas, angka 66,025 berada di interval antara
59 sampai dengan 78,5. Ini menunjukkan bahwa sikap nasabah terhadap atribut
tabungan si rela di BMT Amal Mulia Suruh adalah positif. Sikap nasabah bernilai
positif mencerminkan bahwa perasaan nasabah tersebut suka terhadap tabungan si
rela di BMT Amal Mulia Suruh.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dalam bab IV, penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa sikap
nasabah terhadap atribut tabungan si rela adalah positif dengan skor sebesar
66,025. Implikasi sikap nasabah yang positif adalah nasabah menjadi nasabah
yang aktif dan loyal terhadap produk tabungan si rela BMT Amal Mulia Suruh.
Dengan sikap yang positif tersebut, menjadikan nasabah banyak yang
merekomendasikan tabungan si rela kepada teman-temannya atau keluarganya.
Hal ini ditunjukkan dengan skor atribut 4 yang menyatakan bahwa jumlah setoran
si rela rendah adalah skor yang paling tinggi dibandingkan dengan skor atribut
lainnya.
B. Saran
Berdasarkan analisis dan kesimpulan hasil penelitian, dapat disimpulkan
saran dari peneliti yaitu:
1. Bagi BMT Amal Mulia Suruh
Dengan terbentuknya sikap nasabah yang positif terhadap produk
tabungan si rela di BMT Amal Mulia Suruh, maka pihak BMT harus
mempertahankan sikap nasabah yang telah terbentuk dengan cara:
c. Lebih meningkatkan pelayanan terhadap nasabah
51
d. Tetap mempertahankan sistem jemput bola bagi nasabah yang
berada di pasar sehingga nasabah bisa rutin melakukan setoran.
e. Setelah diketahui bahwa atribut 3 yang menyatakan tabungan si
rela mendapat bagi hasil setiap bulan merupakan atribut yang
mendapat skor terendah atau atribut yang paling tidak diminati, maka
pihak BMT seharusnya menambah prosentase porsi bagi hasil untuk
nasabah sehingga nasabah lebih semangat untuk menyimpan uangnya
di BMT Amal Mulia Suruh.
f. Lebih memperluas pemasaran produk si rela sehingga nasabah
tabungan si rela tidak hanya terbatas pada pedagang di pasar.
2. Bagi STAIN Salatiga
Untuk penulisan tugas akhir yang akan datang, diharapkan mahasiswa
lebih memperluas cakupan bahasan tidak hanya terbatas pada sikap, namun lebih
mengacu pada perilaku atau motivasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://bmt-syariah.blogspot.com.
http://www.dewey.petra.ac.id.
http://www.peluangbanksyariah.com.
http://www.scribd.com.
Kotler, Philip dan A. B. Susanto. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia.
Jakarta: Salemba Empat.
Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 1999. Consumer Behavior Perilaku Konsumen
dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Prasetijo, Ristiyanti dan John J. O. I Ihalauw. 2005. Perilaku Konsumen.
Yogyakarta: ANDI.
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk
Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Media.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Download