BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang teknologi telah berkembang pesat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, sehingga menyebabkan timbulnya rasa keingintahuan yang lebih akan teknologi informasi dalam masyarakat. Kebutuhan akan informasi pun meningkat dan menjadi salah satu faktor penting dalam kehidupan. Informasi yang diperlukan harus cepat, akurat, tepat waktu, relevan, lengkap dan tersedia (Trisnawati, 1998). Informasi dibutuhkan dalam setiap aspek kehidupan, baik dari kalangan bawah, menengah, maupun atas, termasuk juga pada suatu badan usaha. Rockart (1995) dalam Irwansyah (2003) menyatakan, bahwa teknologi informasi merupakan sumber daya keempat, setelah sumber daya manusia, uang, dan mesin, yang digunakan manager untuk membentuk dan mengoperasikan organisasi. Jumlah informasi yang tersedia di dunia ini sangat banyak, sehingga diperlukan suatu sistem berbasis teknologi untuk mengelola informasi tersebut, yang disebut juga sistem informasi. Sistem informasi terdiri dari komponenkomponen saling berhubungan yang bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, kontrol, analisa, dan visualisasi dalam suatu organisasi (Laudon, 2006). Sedangkan Kristanto (2008) dalam Nugraha (2012) berpendapat bahwa sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras 1 dan perangkat lunak komputer serta perangkat manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut. Sistem mendukung informasi proses kegiatan akuntansi usaha merupakan saat ini. faktor Untuk penting menjalankan dalam dan mempertahankan usaha pada saat ini, kelangsungan hidup suatu badan usaha sangat ditentukan oleh baik buruknya sistem akuntansi yang digunakan oleh karyawan dan pemakaian secara mendalam terhadap teknologi informasi. Badan usaha berlomba-lomba untuk menjadi semakin bersaing dengan melakukan perubahan-perubahan ke era digital dimana hampir semua proses inti badan usaha, termasuk hubungan dengan pelanggan atau pemasok, tersedia secara digital. Badan usaha menggunakan sistem informasi untuk mencapai 6 tujuan utama, yaitu operational excellence; new products, services, and business models; customer / supplier intimacy; improved decision making; competitive advantage; dan day-to-day survival (Laudon, 2006). Operational Excellence adalah upaya badan usaha untuk meningkatkan efisiensi kegiatan operasionalnya untuk mencapai profitabilitas yang lebih baik. Sistem informasi dan teknologi adalah salah satu yang paling penting untuk mencapai efisiensi yang lebih tinggi dalam kegiatan operasinya. New products, services, and business models adalah upaya badan usaha untuk menghadirkan produk, layanan atau model bisnis yang baru, untuk menarik minat pelanggan. Contoh model bisnis baru yang sedang marak, adalah sebuah perusahaan yang menjual teh dengan berbagai rasa dan taburan yang diawali oleh Chatime. 2 Customer / supplier intimacy, badan usaha menjalin hubungan dengan pelanggan dengan harapan jika pelanggan merasa puas, merespon dengan membeli kembali atau merekomendasikan kepada kerabatnya, demikian dengan menjalin hubungan baik dengan pemasok, pemasok dapat memberi harga yang lebih rendah dan akan mengurangi biaya. Banyak manager yang mengambil keputusan dengan menggunakan prediksi, ramalan, atau sekedar mengandalkan keberuntungan. Dengan adanya sistem informasi dan teknologi, informasi secara real-time atau instan dapat disajikan untuk membantu pengambilan keputusan manager dan mencegah kerugian yang tidak perlu. Competitive advantage, saat sebuah bisnis telah mencapai salah satu dari tujuan diatas, besar kemungkinan bahwa bisnis tersebut telah mendapatkan keunggulan kompetitif, yaitu kemampuan sebuah organisasi untuk memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi yang menguntungkan berkaitan dengan perusahaan lainnya (Tangkilisan, 2003). Mereka dapat menjalankan bisnis lebih baik dari pesaing, mengenakan harga yang lebih murah untuk produk yang sama, mampu merespon keinginan pelanggan secara baik dan menjalin hubungan baik dengan pemasok, semua menambah keuntungan bagi perusahaan yang tidak dapat disaingi oleh pesaing kita. Day-today Survival, bisnis dibangun untuk dapat tetap bertahan dan meraih keuntungan, badan usaha melakukan investasi pada sistem informasi dan teknologi. Terkadang, investasi ini diperlukan karena dorongan perubahan industri, seperti contohnya, saat salah satu bank terkemuka memperkenalkan kepada masyarakat suatu sistem baru yang disebut internet banking dan mobile banking, bank lain dengan segera 3 ikut mengikuti, sebelum tertinggal dengan bank tersebut dan kehilangan pelanggannya. Sistem informasi digunakan oleh bermacam-macam bidang usaha, terutama perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur, merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya, adalah memproses atau mengolah bahan mentah atau bahan baku hingga menjadi produk dalam proses atau hingga menjadi produk jadi (Irfan, 2008). Sebuah perusahaan manufaktur memiliki pabrik (plant) yang merupakan lokasi dimana para pekerja memproduksi barang atau mengoperasikan suatu mesin atau alat produksi untuk menghasilkan suatu produk. Perusahaan manufaktur menggunakan sistem informasi untuk mempermudah dan menjalankan proses bisnisnya, termasuk proses produksi, proses penyimpanan, proses pengiriman, dan proses penjualan. Salah satu contoh perusahaan manufaktur sukses di Indonesia adalah Indofood. Indofood merupakan perusahaan manufaktur sukses yang bergerak di bidang hulu serta hilir. Contohnya manufaktur hulunya memproduksi tepung, sedangkan manufaktur hilirnya menggunakan tepung tersebut untuk membuat mie instan, salah satu produk Indofood. Indofood adalah salah satu contoh perusahaan yang menggunakan software akuntansi SAP. Menurut Szajna dan Scammell (2006) dalam Adiputra (2011), kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada kesesuaian harapan antara pengguna (user) dan customer. Tercapainya kesesuaian harapan pengguna, sponsor, dan customer, menandakan sistem informasi yang dibangun mampu memenuhi kebutuhan akan informasi yang bermanfaat, yang dapat 4 membantu pengambilan keputusan dan berfungsi dengan baik bagi pengguna, sponsor, dan customer. Guimaraes (2003) dalam Wirahutama (2011) menyatakan bahwa keberhasilan sistem mempunyai tiga komponen, yaitu kualitas sistem, manfaat sistem dan kepuasan pengguna. Selain itu sistem informasi yang berbasiskan komputer saat ini juga memainkan peranan penting dalam mendukung pengambilan keputusan Masalah yang biasanya terjadi dalam pemakaian software akuntansi adalah tidak kompatibelnya sistem dengan proses bisnis dan informasi yang diperlukan organisasi (Istianingsih, 2007). Kesulitan teknis yang mengganggu dalam software, masalah interfacing dalam sistem, seperti tampilan sistem yang sulit dimengerti dan kesulitan dalam menggunakan software, dan kesulitan dalam hardware dapat membuat pengguna frustrasi dan menurunkan tingkat kepuasan pengguna. Jika pengguna merasa tidak puas akan sistem tersebut, tingkat kepuasan akan menurun dan oleh pihak manajemen diharuskan untuk mengatasi masalah ini. Seddon (1997) dalam Istianingsih (2007) menyatakan bahwa dengan mengatasi kelemahan pengukuran menjadi lebih baik, kepuasan pengguna akhir dapat digunakan untuk mengukur keuntungan atau keberhasilan software akuntansi yang digunakan perusahaan. Sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan, bertujuan untuk membantu pekerja dalam melakukan tugas-tugasnya, dalam membantunya menyelesaikan pekerjaan, dan mempermudah serta mempersingkat waktu pengerjaan. Sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan bermacam-macam, mulai dari yang simpel sampai rumit, dan tentunya keahlian pekerja juga berbeda- 5 beda, ada pekerja yang melek teknologi dan ada yang masih membutuhkan bimbingan. Ada berbagai macam cara perusahaan melakukan pengembangan dan pengelolaan infrasturktur teknologi (Saputra, 2010). Perusahaan ada yang melakukan pengembangan dan pengelolaan dengan cara internal development, yaitu membangun sistem sendiri secara internal dengan source dari internal perusahaan itu sendiri, sampai yang melakukan pengembangan dan pengelola dengan cara membeli "sistem jadi" dari perusahaan penyedia jasa software / hardware. Sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan harus memenuhi kebutuhan perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Sistem informasi yang digunakan harus berkualitas. Sistem informasi yang berkualitas menghasilkan informasi yang bermanfaat pula, sehingga akan membuat pengguna merasa nyaman dan puas. Hasil penelitian Istianingsih (2007) menunjukkan hasil bahwa variabel kualitas sistem informasi, berpengaruh secara positif signifikan terhadap variabel kepuasan pengguna. Tananjaya (2012) menunjukkan bahwa variabel kualitas sistem informasi berpengaruh secara signifikan positif terhadap implementasi software akuntansi yang pada akhirnya akan meningkatkan kepuasan pengguna sistem. Masius (2012) melakukan penelitian serupa, yang menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi. Penelitian Wirahutama (2011) menunjukkan bahwa kualitas sistem berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna sistem. Hasil penelitian dari Sintalaras (2010) menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi Momentosh tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pengguna, dan hasil 6 penelitian yang serupa ditunjukkan oleh Saputra (2010) menyatakan bahwa kualitas software IRP (Intergrated Resource Planning) tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. Hasil penelitian yang diperoleh DeLone dan McLean (1992), McKiney et al., (2002), Rai et al., (2002), McGill et al., (2003), Almutairi dan Subramanian (2005), serta Livari (2005) dalam Istianingsih (2007) menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan penggunanya. Melalui penelitian terdahulu, terlihat penelitian mengenai pengaruh kualitas sistem informasi masih memiliki hasil yang tidak konsisten, dengan kecenderungan kualitas sistem informasi memiliki pengaruh yang positif signifikan. Sistem informasi yang berkualitas akan menghasilkan output yang baik, yang akan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Output dari sistem informasi adalah informasi yang digunakan oleh pihak eksternal dan internal perusahaan. Informasi yang baik adalah informasi yang berkualitas. Kualitas informasi menurut Zunaidi dkk, (2011) terdiri dari akurasi informasi tersebut, ketepatan waktu, dan relevansinya. Akurasi suatu informasi, menunjukkan bahwa informasi yang dihasilkan atau ditampilkan oleh sistem, bebas dari kesalahan dan tidak menimbulkan bias atau menyesatkan penggunanya (Zunaidi dkk, 2011). Semakin akurat suatu informasi, akan semakin membantu pengguna informasi tersebut, termasuk dalam pengambilan keputusan, sementara informasi yang tidak akurat akan mempersulit pengambilan keputusan, seperti biasnya alternatif-alternatif 7 yang dirasa merupakan alternatif terbaik, tetapi karena informasi yang kurang akurat, keputusan yang diambil menjadi salah dan merugikan perusahaan. Relevansi informasi dan ketepatan waktu saling berkaitan, informasi tidak bersifat relevan jika tidak disajikan tepat waktu, tetapi ketepatan waktu tidak menjamin relevansi suatu informasi. Relevan adalah isi sebuah laporan atau dokumen harus melayani suatu tujuan tertentu, dengan demikian, laporan yang dibuat dapat mendukung pengambilan keputusan manajerial (Zunaidi dkk, 2011). Informasi akuntansi dikatakan relevan jika dapat mempengaruhi keputusan dengan menguatkan atau mengubah pengharapan para pengambil keputusan (Kusuma, 2006). Hasil penelitian Zunaidi dkk, (2011) menunjukkan hasil bahwa variabel akurasi, berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna, kemudian variabel ketepatan waktu berpengaruh signifikan secara positif terhadap kepuasan pengguna, dan variabel relevansi berpengaruh signifikan positif dan merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kepuasan pengguna. Ketiga variabel, yaitu variabel akurasi, ketepatan waktu, dan relevansi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi. Masius (2012), menemukan hasil bahwa kualitas informasi, mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Selain itu, penelitian Tananjaya (2012) juga menunjukkan bahwa variabel kualitas informasi, berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Sedangkan penelitian Wulan (2012) menunjukkan bahwa kualitas informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna. 8 Penelitian ini berdasarkan inspirasi dari penelitian terdahulu yang dibuat oleh Zunaidi dkk, (2011) yang meneliti pengaruh akurasi informasi, ketepatan waktu, dan relevansi informasi, terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi dan Istianingsih (2007), yang meneliti pengaruh kualitas sistem informasi, perceived usefulness dan kualitas informasi terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi, sehingga penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya. Objek yang diteliti adalah perusahaan manufaktur di sekitar Jakarta dan Tangerang yang menggunakan sistem informasi akuntansi SAP atau Accurate, tetapi peneliti membedakan penelitian ini dengan tidak menggunakan variabel perceived usefulness pada penelitian Istianingsih (2007) dan variabel ketepatan waktu pada penelitian Zunaidi, dkk (2011), kemudian menggunakan variabel independennya, yaitu kualitas sistem informasi dan kualitas informasi, yang terdiri dari akurasi informasi dan relevansi informasi dan menggabungkannya dengan variabel independen dari penelitian Zunaidi, dkk (2011), yaitu pengaruh akurasi, dan relevansi informasi. Variabel perceived usefulness pada penelitian Istianingsih (2007) dieliminasi dikarenakan, perusahaan yang telah melakukan implementasi sistem informasi akuntansi, dalam hal ini SAP atau Accurate, pasti sudah memahami kegunaan software tersebut dan bertujuan untuk menggunakannya secara maksimal, sehingga perceived usefulness dirasakan sudah memenuhi kriteria untuk mempengaruhi kepuasan pemakai secara signifikan. Variabel ketepatan waktu pada penelitian Zunaidi, dkk (2011) dieliminasi dikarenakan, pada perusahaan yang menggunakan sistem informasi akuntansi atau software akuntansi, semua data dan informasi yang di input ke 9 dalam sistem, sudah terintegrasi dan terhubung ke seluruh pengguna sistem, dan dapat ditampilkan kapan saja menurut kehendak pengguna, sehingga variabel ketepatan waktu dianggap kurang valid untuk penelitian ini. Variabel dependen dari penelitian replikasi ini tetap menggunakan kepuasan pengguna sistem informasi. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, ditemukan bahwa hasil penelitian variabel kualitas sistem informasi masih menemukan hasil yang berbeda-beda. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan pengujian kembali penelitian tersebut dengan judul: “Pengaruh Kualitas Sistem Informasi, Akurasi Informasi, dan Relevansi Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi” (Studi Empiris pada perusahaan manufaktur di Wilayah Jakarta dan Tangerang). 1.2 BATASAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah: Responden yang digunakan adalah karyawan / pegawai yang masih berstatus pegawai aktif di perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta dan Tangerang yang menggunakan sistem informasi akuntansi SAP atau Accurate. Penelitian ini untuk menguji kembali pengaruh kualitas sistem informasi, akurasi informasi, dan relevansi informasi terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. Kepuasan pengguna terdiri dari banyak faktor, tetapi dalam penelitian ini hanya 10 menggunakan 3 faktor, yaitu kualitas sistem informasi, akurasi informasi, dan relevansi informasi. 1.3 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, rumusan masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Apakah kualitas sistem informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi? 2. Apakah akurasi informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi? 3. Apakah relevansi informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi? 4. Apakah kualitas sistem informasi, akurasi informasi, dan relevansi informasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi? 1.4 TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendapatkan bukti empiris bahwa: 1. Kualitas sistem informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. 2. Akurasi informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. 11 3. Relevansi informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. 4. Kualitas sistem informasi, akurasi informasi, dan relevansi informasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. 1.5 MANFAAT PENELITIAN Penelitian yang dikerjakan ini sangat menguras tenaga, pikiran, dan materi, serta membutuhkan waktu yang panjang dan kerja keras, maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis; 1. Manfaat teoritis a. Melalui penelitian ini, penulis ingin memberikan bukti empiris tentang pengaruh kualitas sistem informasi, akurasi informasi, dan relevansi informasi terhadap kepuasan pengguna sistem informasi. b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi konseptual bagi penelitian selanjutnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemajuan dunia pendidikan akuntansi khususnya untuk sistem informasi akuntansi. 2. Manfaat praktis a. Bagi perusahaan Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan positif bagi perusahaan untuk pembangunan dan investasi sistem informasinya serta teknologi untuk mendukung sistem informasi 12 tersebut, sehingga dengan sistem informasi yang baik, kinerja pekerja akan meningkat dan kepuasan pekerja akan sistem informasi perusahaan bertambah. b. Bagi karyawan Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pekerja dalam memahami sistem informasi perusahaan dan memberi feedback apa yang harus dilakukan atau diperbaiki, serta untuk meningkatkan pemahaman pekerja tentang sistem informasi. c. Bagi regulator (pemerintah) Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau referensi pembuatan sistem informasi yang terintegrasi dalam rangka memajukan pengetahuan masyarakat akan sistem informasi akuntansi dan memudahkan pemakaian sistem tersebut, serta membantu perusahaan bekerja lebih baik dan optimal. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Dalam laporan penelitian ini, sistematika pembahasan terdiri atas lima bab, masing-masing uraian yang secara garis besar dapat diterapkan sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, penjelasan singkat mengenai bahasan penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. 13 BAB II : Telaah Literatur Bab ini terdiri atas penjelasan dan pembahasan secara rinci terkait teori sistem informasi akuntansi, kualitas sistem informasi, kepuasan pengguna sistem informasi, pengaruh akurasi informasi, relevansi informasi, dan teori yang digunakan untuk menguatkan hasil penelitian. Teori terkait pengaruh kualitas sistem informasi, akurasi informasi, dan relevansi informasi yang didalam nya terdapat indikator pengukuran masing-masing variabel independen. Pengembangan hipotesis dan metode penelitian. BAB III : Metodologi Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai pendekatan dan metode penelitian yang digunakan, unit analisis yang digunakan, populasi dan sampel yang dipakai, sumber data, metode pengumpulan data, definisi operasional variabel dan pengukurannya, serta metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data BAB IV : Analisis Data dan Pembahasan Bab ini terdiri atas objek penelitian, deskripsi penelitian berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, pengujian dan analisis hipotesis, serta pembahasan hasil penelitian. 14 BAB V : Simpulan dan Saran Bab terakhir ini terdiri atas simpulan, keterbatasan, dan saran yang didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan. 15