ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan yang berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Dalam setiap pemutusan hubungan kerja, buruh berhak mendapatkan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak sebagaimana yang diatur dalam Pasal 156 ayat (1) Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003. Pemutusan hubungan kerja tanpa pesangon dapat menimbulkan perselisihan hubungan industrial karena uang pesangon merupaka hak buruh dan kewajiban majikan. Perselisihan yang sering terjadi adalah: a. Perselisihan hak; b. Perselisihan kepentingan; c. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK); d. Perselisihan antar serikat pekerja atau serikat buruh hanya dalam satu perusahaan. 2. Kejahatan terhadap kemerdekaan buruh melalui pemutusan hubungan kerja tidak diatur dalam ketentuan pidana Undang – Undang Nomor 13 48 Skripsi SANKSI PIDANA BAGI PENGUSAHA YANG MELAKUKAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KRISANTUS STANLEY.B ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 49 Tahun 2003 Bab XVI Pasal 183 – 190. Dalam penyelesaian kejahatan terhadap kemerdekaan buruh dapat diselesaikan melalui pengadilan negeri maupun melalui penyelesaian perselisihan hubungan industrial sebagaimana yang diatur dalam Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5 UndangUndang Nomor 2 Tahun 2004 dapat dilakukan dengan cara : a. Biparti Perundingan antara pekerja atau buruh atau serikat pekerja atau serikat buruh dengan pengusaha untuk menyelesaikan perselisihan hubungan industrial. (Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004) b. Konsiliasi Penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja, atau perselishan antar serikat pekerja atau serikat buruh hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih konsiliator yang netral. (Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004) c. Pengadilan hubungan Industrial. Pengadilan khusus yang dibentuk dilingkungan pengadilan negeri yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memberikan putusan terhadap perselisihan hubungan industrial. Selain itu telah diatur dalam Pasal 28 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh dapat melindungi hak buruh untuk berorganisasi atau berserikat dari pemutusan hubungan kerja, Skripsi SANKSI PIDANA BAGI PENGUSAHA YANG MELAKUKAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KRISANTUS STANLEY.B ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 50 intimidasi, upah tidak dibayar maupun kampanye anti serikat pekerja/serikat buruh yang dilakukan oleh pengusaha. Pengusaha tidak lagi dapat menghalangi maupun memaksa para buruh/ pekerja untuk tidak melakukan kegiatan organisasi atau berserikat, jika pengusaha menghalangi para buruh untuk melakukan kegiatan berorganisasi atau berserikat maka akan dikenai sanksi pidana yang telah diatur dalam Pasal 43 Undang – Undang nomor 21 tahun 2000. 4.2. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa saran-saran sebagai berikut: 1. Terdapat banyak peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai hubungan perburuhan dan perselisihan yang terjadi antar pekerja atau buruh dengan majikan atau pengusaha, maka diperlukannya penyuluhan hukum dari pemerintah melalui serikat pekerja atau buruh dan/atau serikat majikan atau pengusaha untuk meminimalisir terjadinya perselisihan hubungan industrial. 2. Terkait dengan kejahatan kemerdekaan buruh pemerintah harusnya membuat pengaturan yang lebih jelas mengenai ketentuan pidana terhadap kemerdekaan buruh. Skripsi SANKSI PIDANA BAGI PENGUSAHA YANG MELAKUKAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KRISANTUS STANLEY.B