Studi Zambia menunjukkan pentingnya tes HIV dini dan percepatan ART untuk perempuan hamil Oleh: Carole Leach-Lemens, 15 Juli 2011 Memulai terapi antiretroviral (ART) setidaknya 13 minggu sebelum persalinan memberikan manfaat yang paling besar dalam pencegahan penularan dari ibu ke bayi, Carla J Chibwesha dan rekan melaporkan dalam analisis kohort retrospektif dari perempuan yang terinfeksi HIV yang mendatangi klinik perawatan antenatal umum di Lusaka, Zambia. Hasil studi ini diterbitkan dalam jurnal AIDS. Perempuan yang mendapatkan ART selama satu bulan atau kurang sebelum persalinan memiliki risiko lima kali lipat atau lebih dari penularan HIV kepada bayinya dibandingkan dengan perempuan yang menggunakan ART selama paling sedikit 13 minggu (95% CI: 2.5-11). Temuan ini menggarisbawahi pentingnya konseling dan tes HIV pada kesempatan yang paling dini setelah seorang perempuan menjadi hamil dan pentingnya meminimalkan penundaan penerimaan hasil tes yang positif dan memulai pengobatan dengan terapi antiretroviral. Lebih dari 90% dari 1,000 infeksi HIV pada anak terjadi di Afrika sub Sahara. Pemberian ART pada ibu dapat menurunkan penularan dari ibu ke anak sebesar 2-5% atau lebih rendah. Sementara pedoman Organisasi kesehatan Dunia (WHO) sekarang merekomendasikan bahwa semua perempuan hamil dengan jumlah CD4 di bawah 350 harus memulai ART, para perempuan di negara terbatas sumber daya biasanya datang ke klinik antenatal sebanyak empat kali atau kurang dari empat kali. Hal ini berarti bahwa tes HIV dapat mengambil tempat di akhir kehamilan, sehingga menyebabkan penundaan dari pengobatan sampai memasuki trimester ketiga. Viral load ibu yang menggunakan ART selama kehamilan dan menyusui menentukan risiko penularan, jadi penekanan viral load adalah tujuan utama dari ART untuk pencegahan penularan dari ibu ke bayi. Pemantauan viral load dapat memandu pengelolaan klinis selama kehamilan. Namun, untuk alasan keuangan dan logistik, pilihan ini kadang tidak tersedia di rangkaian miskin sumber daya. Sementara pedoman merekomendasikan memulai ART segera setelah seorang perempuan memenuhi syarat, waktu yang optimal dari penggunaan ART pada masa antenatal masih belum jelas. Para peneliti melakukan analisis kohort retrospektif untuk melihat dampak dari masa antenatal ART pada penularan perinatal. Perempuan yang mulai menggunakan ART sebelum atau selama kehamilan dan bayinya pernah melakukan tes PCR antara tiga dan 12 minggu diikutsertakan dalam studi. Di Lusaka, tes HIV rutin di klinik antenatal memberikan hasil tingkat tes HIV sebesar lebih dari 90% pada perempuan. Tes CD4 dilakukan secara rutin untuk memantau perempuan yang memenuhi syarat untuk menggunakan ART. Para perempuan ini mendapatkan pengobatan ART di pusat kesehatan atau di klinik antenatal dengan pelayanan ART yang terintegrasi. Informasi medis yang komprehensif mengenai ibu dan bayi yang baru lahir sampai usia enam minggu telah dikumpulkan di klinik antenatal umum sejak tahun 2006 melalui sistem rekam medis elektronik. Lamanya pengobatan ART diklasifikasikan sebagai: empat minggu atau kurang, 5-8 minggu, 9-12 minggu atau 13 minggu atau lebih. Dari Januari 2007 sampai Maret 2010, dari 1813 perempuan yang terinfeksi HIV yang dimasukkan ke dalam analisis, tingkat penularan dari ibu ke bayi secara keseluruhan relatif rendah dengan tingkat sebesar 3,3% (59 of 1,813) (95% CI: 2.5-4.2%) antara bayi yang berusia tiga dan 12 bulan. Usia rata-rata adalah 29 tahun. Lebih dari 90% perempuan menikah dengan lebih dari 85% pernah mengalami kehamilan sebelumnya. Pada kunjungan antenatal pertama, usia kehamilan rata-rata adalah 21 minggu (deviasi standar kurang lebih enam minggu). Jumlah CD4 rata-rata adalah 231 (IQR: 164-329) dan masa penggunaan ART rata-rata sebelum persalinan adalah 13 minggu (IQR: 8-19 minggu). Lama waktu pengobatan sebelum persalinan adalah prediktor yang paling penting dari penularan perinatal. Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/ Studi Zambia menunjukkan pentingnya tes HIV dini dan percepatan ART untuk perempuan hamil Seperti studi sebelumnya, tes sifilis yang positif selama kehamilan ditemukan sebagai faktor risiko independen terhadap penularan perinatal (AOR 3.8; 95% CI: 1.3-10.7). Sebuah model tambahan menyarankan manfaat perlindungan yang terbatas dari penggunaan ART di atas 13 minggu. Analisis eksploratori dari perempuan yang menggunakan ART selama 13 minggu atau kurang menunjukkan bahwa setiap minggu tambahan dari penggunaan ART sebelum melahirkan, memberikan penurunan tambahan dari penularan perinatal sebesar 14% (OR: 0.86; 95% CI: 0.77-0.96). Para peneliti mencatat, sebagian besar perempuan hadir di perawatan antenatal pada trimester kedua sehingga memberikan waktu yang cukup untuk memulai ART. Kurangnya diagnosis yang tepat waktu dari perempuan yang terinfeksi HIV dan rujukan yang langsung ke tempat layanan memberikan layanan yang kurang terhadap perawatan dan pencegahan terhadap infeksi HIV perinatal. Temuan mereka menggarisbawahi pentingnya membawa perempuan hamil ke perawatan antenatal segera dan bagi penyedia layanan kesehatan untuk menentukan pemenuhan syarat untuk ART dan memulai pengobatan dengan tepat waktu. Para peneliti menyarankan komponen kunci untuk kesuksesan program termasuk: mendukung konseling dan tes HIV rutin; memperbaiki layanan klinis dan laboratorium termasuk titik layanan jumlah CD4; integrasi dari layanan ART dalam rangkaian klinik antenatal dan mempersiapkan perawat dan bidan untuk memberikan resep ART (pengalihan tugas). Peningkatan layanan antenatal yang mempromosikan pencegahan, skrining dan mengobati kondisi yang dapat dicegah seperti infeksi menular seksual dan anemia dapat memperbaiki kesehatan perempuan dan menurunkan risiko penularan perinatal, mereka menambahkan. Kekuatan dari studi ini termasuk jumlah sampel yang besar dan sistem rekam medis yang kuat. Sebagaimana di sebagian besar rangkaian miskin sumber daya, data tes ultrasound rutin untuk menentukan usia fetus dan jumlah viral load tidak tersedia sehingga membatasi temuan ini. Dengan tidak adanya pemantauan viral load untuk memantau pengelolaan HIV, para penulis merekomendasikan perempuan dengan jumlah CD4 di bawah 350 untuk memulai ART paling lambat empat minggu namun lebih baik pada 13 minggu sebelum persalinan untuk meyakinkan kesempatan yang lebih besar untuk mencegah penularan vertikal. Ringkasan: Zambian study shows importance of early HIV test and fast ART for pregnant women Sumber: Chibwesha CJ et al. Optimal time on HAART for prevention of mother-to-child transmission of HIV. Advance online edition of JAIDS doi: 10.1097/QAI.0b013e318229147e, 2011. –2–