Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern Hesti Respatiningsih STIE Rajawali Purworejo [email protected] Abstrak A new paradigm in modern retail management is a placement of retailer in a certain point/chain in the distribution path/goods supply where the supplier is to be part of the whole process for the available of the products from the top up to down. This paradigm demands the same perception between the supplier and retailer for the available needs and the satisfaction of consumers as the aim of the process. Category management is accepted as the approach of handling products in category level through structural systematic classification on assortment/products mix. The implementation of category management is in modern retail management such as: mix margin, standard implantation/space management and private labeling. Keyword: Category management, product mix, mix margin, standard implantation, private labelling keseluruhan aktivitas bisnis yang PENDAHULUAN Seiring perkembangan za- terkait dengan penjualan dan pem- man, bisnis ritel mengalami perkem- berian layanan kepada konsumen bangan yang cukup pesat, khususnya untuk penggunaan yang sifatnya di Indonesia. Hal ini ditandai dengan individu makin banyaknya bisnis ritel tradi- keluarga. Meskipun perekonomian sional yang melakukan pembenahan nasional kini dihadapkan kepada diri menjadi bisnis ritel modern, dampak maupun bisnis ritel modern yang namun baru Indonesia tidak terkendala bahkan lahir. Ritel merupakan sebagai krisis bisnis pribadi ekonomi ritel dan global, modern di 47 Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern masih menunjukkan pertumbuhan adalah yang signifikan. Hal itu dikarenakan dagangan (merchandising). Pada saat potensi pasar di Indonesia masih ragam barangf yang tersedia semakin cukup besar dan menguatnya usaha bertambah, maka para retailer harus kelas menengah dan kecil, telah menempatkannya pada kelompok- menambah kelompok yang mudah di kelola, banyaknya kelompok adalah penataan masyarakat berpenghasilan mene- sehingga ngah atas yang memiliki gaya hidup pengontrolan inventori dan pesanan belanja di ritel modern. serta konsumen dapat menemukan Pengelolaan bisnis ritel tidak sekedar hanya membuka toko dan barang dapat barang yang terwujud mereka sistim butuhkan dengan mudah mempersiapkan barang-barang yang lengkap, tetapi Pengelolaan melihat lebih bisnis dan dari ritel mengikuti itu. harus KONSEP DASAR MANAJEMEN RITEL MODERN Kata ritel berasal dari bahasa perkem- bangan teknologi pemasaran agar Perancis, dapat mempunyai memotong atau memecah sesuatu. keunggulan bersaing. Para peritel Retail atau eceran (retailing) dapat berupaya memuaskan kebutuhan dan dipahami sebagai semua kegiatan keinginan konsumen dengan mencari yang terlibat dalam penjualan barang kesesuaian atau jasa secara langsung kepada yang berhasil dan antara dimilikinya barang-barang dengan harga, ritellier, pribadi dan yang diinginkan pelanggan. Ritel bisnis. Sering juga beranggapan pasar bagi berarti konsumen akhir untuk penggunaan tempat, dan waktu sesuai dengan menyediakan yang bukan penggunaan kali orang-orang bahwa ritel hanya produsen untuk menjual produk- menjual produk-produk di toko. produk mereka. Tetapi retail (ritel) juga melibatkan Salah satu hal yang perlu pelayanan jasa layanan antar pemenuhan (delivery services) ke rumah-rumah. kebutuhan dan keinginan konsumen Tidak semua ritel dilakukan ditoko. diperhatikan 48 dalam Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern Kegiatan yang dilakukan dalam perorangan untuk keperluan diri bisnis retail (ritel) adalah menjual sendiri, keluarga atau rumah tangga. berbagai produk, jasa atau keduanya, Dalam pengertian lazimnya, peritel kepada konsumen untuk keperluan atau retailer adalah mata rantai konsumsi pribadi maupun bersama. terakhir dalam proses distribusi. Produsen menjual produk-produknya (Thoyib, 1998:1) kepada peretail maupun peritel besar Konsep dasar manajemen (wholesaler). Peritel besar ini juga ritel meliputi: (Thoyib, 1998:15) kerap disebut sebagai grosir atau 1. Orientasi Konsumen pedagang partai besar. Seorang retail harus Bisnis Ritel meliputi seluruh menentukan atribut-atribut dan aktivitas yang melibatkan penjualan kebutuhan-kebutuhan para kon- barang dan jasa langsung pada sumennya dan harus menye- konsumen. Setiap organisasi yang diakan diri untuk memenuhi melakukan penjualan langsung pada kebutuhan-kebutuhan konsumen baik produsen, grosir atau semaksimal mungkin pengecer berarti bertindak dalam proses usaha ritel. Ritel 2. tersebut Usaha-usaha yang terkoordinasi juga Seorang retail harus merupakan aktivitas bisnis yang mengintegrasikan semua renca- melakukan na dan kegiatan untuk memak- penambahan nilai terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada para konsumen untuk penggunaan pribadi simalkan efisiensi. 3. Orientasi Tujuan atau bersama. Seorang retail harus menetapkan tujuan dan kemu- Perdagangan atau dian menggunakan strateginya sekarang kerap disebut perdagangan untuk mencapai tujuan-tujuan ritel, tersebut. bahkan ritel disingkat menjadi bisnis ritel, adalah kegiaitan usaha menjual barang atau jasa kepada 49 Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern Perkembangan bisnis ritel PERKEMBANGAN RITEL modern membutuhkan dukungan infrastuktur yang memadai terutama MODERN Bisnis ritel merupakan kebutuhan teknologi tinggi (high- aktivitas bisnis yang melibatkan tech). Dukungan teknologi tinggi penjualan barang dan jasa secara dibutuhkan langsung kepada konsumen akhir. pelayanan, Perubahan paradigma pengelolaan lebih cepat, teliti dan memuaskan ritel dari ritel tradisional ke ritel serta modern membawa dampak yang gudang. untuk memudahkan pemrosesan, membantu layanan persediaan di sangat besar pada perkembangan Industri retail (ritel) berubah manajemen ritel. Sebagian besar dengan cepat. Perubahan-perubahan pelaku ritel di Indonesia adalah itu dapat dilihat dari 1). Perbedaan perusahaan kecil dan menengah yang dengan format ritel tradisional. berkembang dalam format ritel. 2). Sejalan dengan perubahan paradigma terus meningkatnya konsentrasi industri. 3). Globalisasi dan 4). Penggunaan adanya suatu keselarasan dalam berbagai cara untuk berinteraksi menciptakan sistem pengelolaan ritel dengan konsumen. modern, maka dan perlu secara tersebut, mendasar sehingga kedua Saat ini konsumen dapat format ritel tersebut dapat berperan membeli barang yang sama dari dalam pertumbuhan ekonomi secara sejumlah retail (ritel) yang berbeda. makro. Perkembangan bisnis ritel Masing-masing yang cukup pesat ditandai dengan metargetkan semakin berbeda banyaknya bisnis ritel format pangsa dan ritel pasar yang yang semakin tradisional mulai membenai diri meningkat. Tiap jenis retail (ritel) menjadi menjadi bisnis ritel modern, menawarkan manfaat yang berbeda, dan munculnya bisnis retail yang sehingga baru. berlangganan pada retail (ritel) yang 50 para konsumen bisa Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern berbeda untuk pembelian dan kebutuhan yang berbeda. lebih baik karena kemampuan mereka dalam mengelola sistem Pada awalnya retail (ritel) informasi dan distribusi yang adalah bisnis lokal. Saat ini, konsep lebih ritel yang berhasil disebuah negara negara asalnya. telah berkembang secara global. mudah ditransfer dari c. Hilangnya batasan perdagangan Mengapa beberapa konsep ritel dapat Kebijakan perdagangan interna- berkembang sementara secara global dan sional yang menghapus berbagai beberapa tidak bisa hambatan berkembang? biasanya tergantung pada apa yang dinamakan STRATEGI advantage) di negara tersebut. Saya RITEL akan sebutkan beberapa faktor yang globalisasi yang retail (ritel) menekankan untuk memanfaatkan sumber a. Pasar Domestik yang semakin mencapai Jenuh MANAJEMEN Strategi dilakukan para peritel internasional: daya yang tujuan. ada untuk Strategi ritel (retail) meliputi penentuan target Di banyak perdagangan seperti WTO atau NAFTA. keunggulan bersaing (competitive mendorong dalam Amerika peritel Serikat, gagal karena pasar, sifat barang dan jasa yang ditawarkan,dan bagaimana banyaknya para pelaku pasar memperoleh yang memiliki kesamaan produk panjang yang dijual. Hal ini mendorong Bagian kebutuhan strategi dalam peritel strategi retail (ritel) antara lain tersebut melakukan ekspansi ke luar negeri. b. Sistem dan Keahlian Saat ini peritel memiliki kemampuan mengatur toko-toko yang ada di luar negeri dengan dari keuntungan ritel para jangkan pesaingnya. strategi pasar, strategi keuangan, strategi lokasi, struktur organisasi dan sumber daya manusia. Aspek pemasaran dalam ritel meliputi: (Ma’ruf, 2006) 51 Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern 1. Definisi strategi pemasaran 4. retail (ritel) 2. Pemahaman terhadap target men kerja 5. mangatur (ritel) karyawan Bagaimana retail (ritel) dapat strategi keung- gulan bersaing yang berke- Aspek 1. Tahapan dalam mengem- bangkan strategi pemasaran 2. mengapa SDM mempunyai 3. manajemen membentuk peranan sebuah bisnis atau organisasi retail membuat kompetitif dan metode untuk Bagaimana model strategis pemilihan lokasi dalam area perdagangan retail (ritel) meliputi: (Sujana, 2005) 1. Tipe Lokasi yang memungkinkan oleh retail retail (ritel) keuntungan yang dan 2. yang dipilih. 3. dan mengelola SDM Tipe lokasi perdagangan yang memungkinkan untuk tumbuh Bagaimana ritel koordinasi aktivitas dan Mengevaluasi keunggulan relatif dari setiap area perdagangan mendukung, dengan cara mengembangkan karyawan Bagaimana ritel menggunakan Aspek (ritel) Bagaimana tujuan keuntungan dapat digunakan Alasan penting dalam mengevaluasi kinerjanya meliputi: (Sujana, 2005) meng- 4. Jenis lokasi yang ada para 5. Alasan mengapa suatu ritel memotivasi mereka mencapai tujuan 52 dalam Bagaimana strategi retail (ritel) alat-alat Daya Manusia dalam retail (ritel) 3. Keuangan keuangan. Aspek Manajemen Sumber 2. antar direfleksikan retail (ritel) 1. perbedaan retail (ritel) meliputi: lanjutan 4. Bagaimana dan mengapa ritel pilihan terhadap format retail membangun manajemen SDM untuk membangun komit- pasar bila dikaitkan dengan 3. Program-program tetap berlokasi disuatu tempat tertentu meskipun ada retail Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern 6. (ritel) lain berlokasi ditempat Management) berbeda 2011) Keuntungan relatif yang didapat 1. dari sebuah tipe lokasi 7. Tipe lokasi yang cocok bagi Tipe 2. manajemen hu- Peran Customer Relationship Management sebagai strategi lokasi yang kurang membangun diminati 9. Pengertian (Sujana, bungan pelanggan retail (ritel) 8. meliputi: kesetiaan pe- langgan Faktor-faktor yang perlu 3. Implementasi program Custo- dipertimbangkan oleh peritel mer Relationship Management dalam memilih lokasi. dalam bisnis retail (ritel) Aspek Sistem Informasi dan Manajemen meliputi: 1. Keunggulan STRATEGI strategis yang RITEL (RETAIL) diperoleh melalui manajemen 2. 3. Strategi pemasaran (retail) Bagaimana barang daganan dan segment target pasar dan penentuan informasi mengalir dari vendor format ke retail (ritel) ke pelanggan pengembangan keunggulan bersaing dan kembali yang memungkinkan ritel (retail) Perkembangan informasi dan untuk mengurangi tingkat kompe- teknologi yang bisa memudah- tensi yang dihadapi. dengan ritel(retail) Sistem pengiriman ritel (1). (retail) pemilihan dan (2). Ritel (retail) yang berhasil harus memenuhi kebutuhan pelang- respons cepat. Manajemen meliputi ritel rantai pemasok. kan komunikasi antara vendor 4. PEMASARAN gan pada segmen pasar yang dilayani secara lebih baik daripada yang Hubungan dilakukan pesaing. Pasar ritel (retail) Pelanggan (Customer Relationship bukan merupakan tempat khusus dimana para pembeli dan penjual 53 Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern bertemu, tetapi sebagai kelompok Chain konsumen konteks ini, manajemen kategori dengan kebutuhan yang kebutuhan- sama (segmen Management). dapat dipahami Dalam sebagai suatu pasar) dan sekelompok ritel (retail) pendekatan cara penanganan barang yang pada menggunakan format ritel tingkat kategori (retail) yang sama untuk memenuhi klasifikasi kebutuhan konsumen tersebut. sistematis pada assortment / bauran Pasar sasaran dalam ritel (retail) sering kali ditetapkan yang melalui terstruktur dan produk. Sementara itu, paradigma baru dalam manajemen berdasarkan faktor demografis, geo- pasokan grafis dan psikografis. Menetapkan retailer dalam suatu titik / mata pasar rantai sasaran merupakan syarat barang rantai dalam menempatkan jalur distribusi / untuk menetapkan strategi bauran pasokan barang yang bersama-sama ritel (retail). Bauran ritel (retail) atau dengan disebut dengan retail mix adalah bagian dari proses menyeluruh arus kombinasi elemen-elemen produk, penyediaan barang dari hulu ke hilir. harga, lokasi, personalia, promosi Paradigma baru ini menuntut adanya dan presentasi atau tampilan-untuk kesamaan persepsi antara supplier menjual pada dengan retailer dalam memandang konsumen akhir yang menjadi target pemenuhan kebutuhan dan kepuasan pasar. konsumen barang dan jasa pihak supplier sebagai menjadi tujuan akhir proses. MANAJEMEN KATEGORI Konteks merchandising modern retail mencakup 2 substansi yang sangat penting yang berkembang pendekatan (Category saat ini, Manajemen yaitu Kategori Management) dan STRUKTUR KATEGORI BARANG Struktur merupakan kategori susunan barang kerangka hierarkis pengelompokkan barang. Dalam strukturisasi kategori barang Manajemen Rantai Pasokan (Supply 54 Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern terkandung 2 fungsi penting, yaitu: terstrukur dan sistematis pada bauran (Sujana, 2005) produk. 1. rantai pasokan menempatkan retailer Fungsi klasifikasi Klasifikasi manajemen kategori dalam suatu titik/mata rantai dalam proses jalur distribusi/pasokan barang yang penempatan keseluruhan item- bersama-sama dengan pihak supplier item menjadi barang adalah barang kerangka 2. Sedangkan dalam yang suatu bagian dari proses membangun menyeluruh arus penyediaan barang assortment dengan memilah- dari hulu ke hilir. Paradigma ini milahnya berdasarkan kelom- menuntut adanya persepsi antara pok supplier kegunaannya dari sisi dengan retailer dalam konsumen kemudian menyusun memandang pemenuhan kebutuhan kategori tersebut dalam suatu dan kepuasan sebagai tujuan akhir struktur hirarkis. proses. Fungsi identifikasi Identifikasi item barang IMPLEMENTASI MANAJEMEN merupakan proses pengaturan KATEGORI DALAM MANAJE- dari sekumpulan data dari suatu MEN RITEL MODERN item dalam assortment yang membedakan item tersebut dengan item lainnya. pendekatan kategori dan pasokan. Dalam dasarnya manajemen kategori barang adalah Ritel modern mencakup hal yaitu Harus dipahami bahwa pada manajemen manajemen konteks implementasi strategis pada barang. Dengan manajemen tataran kategori demikian im- rantai plementtasinya menyangkut keselu- ini ruhan , aspek bisnis retail yang manajemen kategori dapat dipahami mencakup aspek assets, finance, sebagai cara human resources serta merchandise. penanganan barang pada tingkat Implementasi manajemen kategori kategori melalui klasifikasi yang ini suatu pendekatan menuntut adanya perubahan 55 Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern mendasar dalam cara penanganan yang keempat aspek tersebut. Modern Keberhasilan implementa- berbeda secara Retail diametral. Supply Chain menempatkan retailer sebagai suatu sinya sangat ditentukan dan atau titik atau mata dicirikan oleh faktor strukturisasi distribution line. kategori strukturisasi menjembatani kepentingan supplier organisasi, dan tingkat implementasi dan retailer dalam sudut pandang sistem yang sama, yaitu sebagai bagian dari barang, informasi merchandising. (komputer) Ketiga faktor rantai dalam Konsep ini proses menyeluruh arus barang dari penentu tersebut merupakan elemen- hulu elemen yang saling mempengaruhi konsumen akhir. Orientasi proses satu lainnya.Proses-proses menyeluruh ini adalah pemenuhan pengambilan keputusan strategis dan kebutuhan dan kepuasan konsumen operasional bisnis retail kini sangat (consumer driven). Arus informasi tergantung pada tingkat implement- consumer demand tasi komputer. hilir ke hulu sebagai feedback atas Sistem informasi jaringan memung- pergerakan arus barang. Informasi kinkan diperolehnya real-time data, sales turn-over dan historical sales proyeksi dan estimasi kebutuhan dari check out counter (cashier lines yang optimal dan berbagai standard retailer) menjadi dasar perhitungan analysis bagi sama sistem informasi reports. Keputusan- ke hilir proses sampai kepada bergerak dari produksi, dan keputusan strategis dan rencana aksi distribution quotation dalam arus dapat dilakukan secara lebih cepat supply barang, yang dimungkinkan dan dengan adanya kerjasama aktif dan tepat sasaran, sehingga menjamin efisiensi proses bisnis. Dalam supplier dan paradigma retailer lama cenderung memandang proses distribusi barang sistem informasi yang memadai dan menghubungkan setiap titik dalam proses. Dengan paradigma dari supplier kepada retailer (retail orientasi supply chain) dalam sudut pandang retailer’s selling out. Supplier akan 56 supplier adalah baru, pada Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern berkecenderungan untuk mentar- implantation / space management getkan in sebanyak- dan private labeling. Mix-margin banyaknya dengan kerjasama yang adalah suatu cara penetapan harga proaktif dan target yang didasarkan secara berbeda untuk setiap kategori atas informasi selling out dan hasil dan atau setiap item tertentu dalam analisisnya yang diberikan retailer kategori sebagai bagian dari kerjasama. memberikan kesan tingkat harga selling Hal terpenting dari konsep dengan tujuan untuk yang bersaing. Sedangkan category modern retail supply chain adalah implantation collaborative planning and action, sebagai suatu cara penataan barang dan adanya kesamaan persepsi atas di rak-rak pajangan (shelving) di kepentingan di toko dengan pendekatan category retailer. management. Susunan pengelom- Kerjasama perencanaan dan aksi pokan pemajangan barang per aisley termaksud adalah kerjasama proaktif maupun per shelving disesuaikan dan inovatif dalam bentuk aktivitas dengan struktur kategori barang. nyata antara masing-masing supplier yang dengan dapat didefinisikan ditujukan untuk Pengembangan lebih lanjut dari peningkatan sales category implantation adalah space Bentuk management dengan memberikan kerjasama ini bisa berupa promotion pengaturan proporsional penempatan event, barang di shelving display. mendapatkan volume dan margin. logistic cooperation (warehousing/cross docking), first pricing, dan atau private labeling. Upaya-upaya private label dan specific items, yang maka merchandise dalam retailer untuk assortment akan terdiri dari tiga implementasi manajemen kategori jenis, yaitu; brand items, private dan label dan specific item. (Sujana, dapat dilakukan nyata Kemudian, dengan adanya retailer paradigma baru dalam manajemen rantai pasokan antara lain mix-margin, 2005) standard 57 Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern 1. Brand items adalah item dengan namun masih menunjukkan merek dagang yang biasa kita kaitannya dengan retailer yang jumpai bersangkutan. pasaran dan didistribusikan dalam jalur 4. Specific item atau disebut juga distribusi umum, yaitu first price atau lowest price item atau pada dasarnya adalah merupakan ke brand item, yang berdasarkan mulai di yang dari manufacture importer, kemudian distributor, lalu wholesaler, dan kesepakatan akhirnya retailer. producer-nya dijadikan sebagai 2. Private items dan specific items merupakan item barang yang hanya dapat dijumpai pasar item bagi dengan retailer tersebut. pada retailer tertentu dan atau pada tingkat specific tertentu Kesepakatan khusus ini meliputi: tertentu. a. Pembatasan eksistensi brand item Keberadaan private items dan tersebut di pasar yang in-line specific dengan positioning retailer, items merupakan prakarsa dari retailer sebagai bagian dari strategi category management-nya. Private items b. Adanya purchase quotation bagi retailer dan jaminan ketersediaan barang oleh produsen, dan dan specific items diproduksi atas c. Kondisi harga terbaik dengan dasar suatu kontrak kerjasama mengabaikan marketing budget antara retailer dengan producer dan wholesaler’s margin. item yang bersangkutan. 3. Private label atau home brand PENUTUP item adalah item-item barang 58 Implementasi manajemen yang dijual dengan menggunakan kategori barang menuntut adanya merek yang sama dengan nama penyesuaian dalam struktur dan pola retailer atau turunannya atau kerja suatu nama merek yang secara Pendekatan pembagian tugas secara independen dibuat oleh retailer, fungsional-struktural bergeser men- organisasi bisnis retail. Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern jadi kategoris-fungsional. Penge- lolaan bisnis dipusatkan pada tingkat kategori sebagai strategic business unit, suatu profit center. REFERENSI Amir, M.Taufiq. 2004. Manajemen Ritel. Jakarta: Penerbit PPM. Kottler, Philip. 1995. Manajemen dan Pengendalian. Buku II, Jakarta: Salemba Empat. Ma’ruf, Hendri. 2006. Pemasaran Ritel. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sudjana, Asep ST. 2005. Paradigma Baru Dalam Manajemen Ritel Modern. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Thoyib, Usman. 1998. Manajemen Perdagangan Ritel. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia. Longenecker Justin G. Carlos W.Moore dan J.William Petty. 2001. Manajemen Usaha Kecil. buku II. Jakarta: salemba Empat. 59 Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern