Entry inhibitor baru VIR-576 menunjukkan hasil yang menjanjikan pada awal Oleh: Liz Highleyman, hivandhepatitis.com, 21 Desember 2010 Untuk menginfeksi sel induk, HIV harus menangkap dan bersatu dengan membran sel, yang memungkinkan komponen virus untuk mengakses interior sel. Terapi baru yang berdasarkan bahan alami yang diproduksi tubuh dapat menghambat interaksi ini. Seperti dijelaskan dalam sebuah media penasihat dari American Association for the Advancement of Science (penerbit Science Translational Medicine), Wolf-Georg Forssmann dari Hannover Medical School di Jerman dan tim internasional rekannya melakukan suatu percobaan klinis fase 1 atau 2 untuk menguji apakah VIR 576 dapat menekan replikasi HIV. VIR-576 adalah bentuk varian dari sebuah fragmen antitrypsin alpha-1 yang ditunjuk sebagai peptida penghambat virus, atau VIRIP. VIR-576 mengikat untuk fusi hidrofobik HIV peptida gp41 – digambarkan sebagai ujung “lengket” dari amplop luar – mencegah virus dari memasukkan dirinya ke dalam membran sel induk untuk memulai infeksi. Senyawa baru bekerja secara berbeda dari dua inhibitor entri yang disetujui, enfuvirtide (Fuzeon atau T-20) dan maraviroc (Selzentry). Penelitian ini melibatkan 18 peserta yang belum pernah menggunakan ARV dengan viral load HIV paling tidak 10,000 dan jumlah sel CD4 paling tidak 350. Mereka menerima injeksi dari salah satu dari tiga dosis VIR-576 (0.5, 1.5, atau 5.0 gram/hari) sebagai monoterapi untuk 10 hari, sebelum memulai terapi antiretroviral. Hasil • Pada akhir pengobatan, VIR-576 mengurangi viral load HIV secara bermakna dengan 0,06 log kopi/mL pada lengan 0,5 g/hari dan lengan 0,30 log pada lengan 1,5 g/hari, dan 1,23 log pada kelompok 5,0 g/hari. • Pada dosis tertinggi, VIR-576 mengurangi viral load rata-rata sekitar 95%. • Namun, efikasi bervariasi antar individu, mulai dari 0,30-1,90 log pada kelompok dosis tinggi. • Ada hubungan yang signifikan antara penurunan viral load dan konsentrasi VIR-576 dalam darah. • Tidak ada perubahan jumlah CD4 yang terlihat selama masa pengobatan yang pendek. • VIR-576 secara umum dapat ditoleransi dengan baik. • Tidak ada efek samping utama yang dilaporkan. • Efek samping yang paling sering adalah sembelit ringan sampai sedang, sakit kepala, dan demam, yang tidak berhubungan dengan dosis. • Dua peserta penelitian mengalami reaksi alergi moderat, yang pulih setelah menghentikan obat. Berdasarkan temuan ini, para peneliti menulis, “Hasil kami adalah bukti dari konsep bahwa fusion peptide inhibitor menekan replikasi virus pada pasien manusia, dan menawarkan prospek untuk pengembangan kelas baru obat yang mencegah partikel virus dari berlabuh dan menginfeksi sel induk.” Senyawa terkait VIRIP tidak menunjukkan resistansi silang dengan ARV lain, termasuk enfuvirtide, mereka menguraikan dalam diskusi mereka. Selanjutnya, karena peptida fusi gp41 adalah “sangat kekal,” atau tidak dapat mentolerir banyak mutasi genetik, obat tersebut memiliki kemungkinan untuk memiliki penghalang tinggi untuk resistansi itu sendiri. Berbeda dengan koreseptor CCR5 yang merupakan target dari maraviroc, semua jenis HIV-1 mengandalkan gp41 untuk masuk sel. Tapi peptida VIR-576 harus disuntikkan, sehingga membatasi kenyamanan dan daya tarik untuk pasien dengan HIV yang memiliki pilihan pengobatan lainnya. Para peneliti sekarang sedang mengeksplorasi agen oral yang bekerja dengan mekanisme yang serupa. “Pengembangan fusion peptide inhibitor yang lebih lanjut tampaknya diperlukan dan dapat memberikan tambahan yang berguna untuk obat ARV yang ada saat ini, terutama untuk terapi yang dapat menyelamatkan hidup dari orang yang terinfeksi dengan jenis HIV-1 yang resistan terhadap beberapa jenis obat dan untuk penurunan risiko penularan antara ibu yang terinfeksi HIV dan bayinya pada saat persalinan,” para peneliti menyimpulkan. Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/ Entry inhibitor baru VIR-576 menunjukkan hasil yang menjanjikan pada awal Jenis pendekatan mungkin juga efektif terhadap virus yang memiliki amplop lain yang menggunakan peptida fusi, seperti virus influenza, Ebola, dan hepatitis B dan C. Afiliasi peneliti: Department of Immunology and Rheumatology, Hannover Medical University, Hannover, Germany; VIRO Pharmaceuticals GmbH & Co, Hannover, Germany; Mediconomics GmbH, Hannover, Germany, Department of Chemistry,University of Patras, Rion-Patras, Greece; CBL-Patras, Patras, Greece; Departamento de Biología Físico-Química, Centro de Investigaciones Biológicas, Consejo Superior de Investigaciones Científicas, Madrid, Spain; Institute of Molecular Virology, University Hospital of Ulm, Ulm, Germany; Departamento de Química, Facultad de Farmacia, Universidad San Pablo CEU, Madrid, Spain. Ringkasan: Novel Entry Inhibitor VIR-576 Shows Promise in Early Study Sumber: W-G Forssmann, Y-H The, M Stoll, and others. Short-Term Monotherapy in HIV-infected Patients with a Virus Entry Inhibitor against the gp41 Fusion Peptide. Science Translational Medicine 2(63): 63re3 (Abstract). December 20, 2010. AAAS. Advance Information for the 22 December 2010 Issue of Science Translational Medicine. Media advisory. December 20, 2010. –2–