jenis-jenis palmae di hutan gunung sinabung sumatera utara

advertisement
Jurnal Biologi Sumatera, Juli 2007, hlm. 42 – 44
ISSN 1907-5537
Vol. 2, No. 2
JENIS-JENIS PALMAE DI HUTAN GUNUNG SINABUNG
SUMATERA UTARA
Etti Sartina Siregar
Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara, Jl. Bioteknologi No. 1,
Padang Bulan, Medan 20155
Abstract
A study on biodiversity of Palmae in Mount of Sinabung Forest North Sumatera were conducted from
July to October 2006. This study was based on exploration method. The study showed that there were 8 species
including in 5 genera. They are Arenga sp., Caryota sp., Iguanura geonomaeformis, Calamus tumidus Furt., C.
palustris Griff., C. scipionum Lour. Daemonorops sp1. and Daemonorops sp2.
Keywords: palmae, mount sinabung forest
PENDAHULUAN
Palmae atau Arecaceae termasuk famili yang
terbesar keanekaragamannya di dalam kelas
Monokotil. Anggota famili ini secara alami tumbuh di
hutan mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi
dan sangat beragam ditinjau dari habit, ukuran serta
morfologinya. Ada jenis-jenis Palmae yang berupa
semak, pohon, ataupun liana. Tumbuhan ini juga
mempunyai daun yang bervariasi; ada yang
mempunyai pertulangan menyirip dan ada yang
menjari. Palmae mudah dikenali dari susunan daun
yang umumnya roset batang dan mempunyai
perbungaan berupa tongkol yang dilindungi oleh daun
pelindung besar yang disebut spatha (Whitmore,
1973; Tjitrosoepomo, 1993).
Jenis-jenis Palmae di Indonesia secara umum
dikenal dengan nama palem. Tumbuhan ini banyak
digemari sebagai tanaman hias karena perawakannya
yang menarik dan bentuk daunnya yang cantik. Selain
sebagai tanaman hias, tumbuhan ini juga mempunyai
potensi ekonomi yang tinggi antara lain sebagai
sumber makanan, buah-buahan, bahan baku minyak,
bahan baku perabot rumah tangga, sumber serat untuk
tekstil serta obat-obatan (Dransfield, 1976; Jones &
Luchinger, 1986).
Tumbuhan Palmae terdiri dari 200 marga dan
sekitar 4000 jenis. Famili ini mempunyai penyebaran
yang luas yaitu meliputi daerah tropik Asia, Malesia,
Australia, Afrika, dan Amerika serta daerah subtropik
dan daerah beriklim sedang baik belahan bumi utara
maupun belahan bumi selatan. Di kawasan Malesia
sendiri, tumbuhan Palmae diperkirakan terdiri dari 52
marga dan lebih dari 900 jenis (Rustiami, 2002).
Mengingat pentingnya peranan tumbuhan
Palmae ini secara ekonomi maka perlu diungkap
kekayaan jenisnya. Di Sumatera, data dan informasi
tentang kekayaan jenis Palmae masih sangat kurang.
Penelitian tentang keanekaragaman Palmae di
Sumatera antara lain: Rustiami (2002) melaporkan
terdapat 7 jenis palem di gunung Kerinci dan gunung
Tujuh Taman Nasional Kerinci Seblat. Di Sumatera
Utara sendiri, sejauh ini, belum ada diungkap tentang
kekayaan jenis Palmae. Padahal untuk menggali
potensinya secara keseluruhan perlu diketahui
kekayaan jenisnya. Sehubungan dengan hal tersebut
penelitian ini dilakukan untuk mengungkap jenis-jenis
Palmae Hutan Gunung Sinabung Sumatera Utara.
BAHAN DAN METODA
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survey (eksplorasi). Adapun lokasi
yang dipilih adalah sepanjang jalur pendakian Hutan
Gunung Sinabung, dengan lebar 20 m ke kiri dan ke
kanan. Secara administratif, Hutan Gunung Sinabung
termasuk Desa Lau Kawar Kecamatan Simpang
Empat, Kabupaten Karo dengan luas areal sekitar
13.844 ha dengan ketinggian 1400 – 2450 meter dari
permukaan laut. Dari Brastagi berjarak sekitar 27 km
atau 86 km dari kota Medan.
Prosedur penelitian:
1. Koleksi Spesimen
Semua jenis-jenis palem yang ditemukan di
lapangan dikoleksi, diutamakan yang sedang berbunga
atau berbuah. Masing-masing sampel yang dikoleksi
diberi label gantung bernomor dan diberi deskripsi
singkat masing-masing jenis meliputi habit dan ciriciri morfologi yang akan hilang setelah spesimen
dikeringkan.
2. Pengawetan Spesimen
Jenis-jenis palem yang telah dikoleksi dibuat
spesimen herbariumnya dengan cara disusun di antara
Universitas Sumatera Utara
Vol. 2, 2007
lembaran koran, diikat dan dimasukkan ke dalam
kantong plastik besar, kemudian disiram dengan
alkohol 70% sampai basah agar tidak rontok atau
busuk. Kantong plastik yang sudah penuh berisi
material diikat atau ditutup setelah mengosongkan
udara seminimal mungkin dan dimasukkan ke dalam
karung plastik. Dengan teknik ini diusahakan agar
spesimen terbungkus dengan rapi, mengingat
spesimen Palmae sangat besar dan pada umumnya
berduri.
3.
Pengapitan dan Pengeringan Spesimen di
Laboratorium
Spesimen yang diawetkan ditata kembali
dalam lipatan kertas koran kering kemudian dipres di
antara dua kertas kardus atau bisa juga digunakan
sasak. Spesimen kemudian dipres dengan cara
mengikat kuat di antara dua sasak. Selanjutnya
spesimen dikeringkan dalam oven dengan suhu 60 oC
sampai kering. Untuk mempermudah pengeringan
setiaap hari spesimen dibolak-balikkan posisinya.
Spesimen yang sudah kering dimasukkan ke dalam
pendingin dengan temperature -18oC selama 1
minggu supaya bebas hama.
4. Pemberian Label
Spesimen yang sudah dikeringkan disusun
berdasarkan nomor koleksi lapangan, disiapkan label
herbarium yang ditempelkan pada setiap sudut kiri
bawah kertas mounting yang akan digunakan.
5. Mounting (Pengeplakan)
Spesimen diletakkan di atas kertas mounting
yang sudah diberi label, kedudukan spesimen diatur
sedemikian rupa sehingga rapi dan tidak ada bagian
spesimen yang keluar melebihi kertas mounting.
6. Deskripsi dan Identifikasi
Parameter pengamatan yang digunakan adalah
perawakan tumbuh, morfologi batang, daun, tipe
perbungaan, morfologi bunga (jantan dan betina),
morfologi buah dan biji. Untuk identifikasi digunakan
buku-buku identifikasi Palmae. Selain itu juga
dilakukan studi pustaka guna kelengkapan informasi
ilmiah pada jenis-jenis yang teridentifikasi. Semua
jenis yang diperoleh dibuat deskripsinya dan kunci
identifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
di Gunung Sinabung Sumatera Utara, diperoleh 8
jenis Palmae yang termasuk ke dalam 5 genera.
Adapun jenis-jenis Palmae yang diperoleh adalah
sebagai berikut: Arenga sp., Caryota sp., Iguanura
J. Biologi Sumatera 43
geonomaeformis, Calamus tumidus Furt., C. palustris
Griff., C. scipionum Lour. Daemonorops sp1.,
Daemonorops
sp2.
Selanjutnya
berdasarkan
pengamatan terhadap ciri morfologi yang ada, dibuat
kunci identifikasi sederhana untuk mengenal jenisjenis Palmae Gunung Sinabung Sumatera Utara.
Kunci identifikasi jenis-jenis Palmae di Hutan
Gunung Sinabung Sumatera Utara:
1. a. Daun terminal tidak terbelah.............................2
b. Daun terminal terbelah dua...............................3
2. a. Ujung daun berlobus dalam, bergerigi
rata......................................................Arenga sp.
b. Ujung daun berlobus dangkal, bergerigi tidak
rata.....................................................Caryota sp.
3. a. Bentuk daun ovatus..............Daemonorops sp 1.
b. Bentuk daun lanset...............Daemonorops sp 2.
4. a. Bunga biseksual......Iguannura geonomaeformis
b. Bunga uniseksual...............................................5
5. a. Braktea berduri rapat,..............Calamus tumidus
b. Braktea berduri jarang.......................................6
6. a. Staminate
mempunyai
3
tingkat
percabangan.........................Calamus scipionum
b. Staminate
mempunyai
1
tingkat
percabangan............................Calamus palustris
Deskripsi Jenis-Jenis Palmae Hutan Gunung
Sinabung Sumatera Utara
Berdasarkan pengamatan ciri morfologi,
dibuat deskripsi jenis-jenis Palmae yang diperoleh di
Gunung Sinabung sebagai berikut:
Arenga sp
Berupa pohon, berumpun, batang tidak
berduri. Daun majemuk menyirip, bentuk anak daun
fishtail, ukuran daun 24 x 4,5 cm, tidak mempunyai
tangkai, pinggir ujung daun bergerigi halus,
permukaan tidak berbulu; anak daun terminal seperti
kipas tidak terbelah, ukuran daun terminal 29 x 20 cm;
jarak anak daun 2 – 5 cm. Bunga tidak ditemukan.
Calamus palustris Griff
Berupa liana; diameter batang ± 1,8 cm. Daun
majemuk, pelepah berduri jarang dan tersebar,
panjang duri sampai 2,7 cm; panjang tangkai daun
sekitar 15 cm, berduri berbentuk cakar, duri jarangjarang, panjang duri sampai 1,2 cm; anak daun
tunggal, tersebar, bentuk lanset, bagian ujung lebih
lebar, tepi daun bergerigi dengan lobus agak dalam,
tidak bertangkai, jarak antar anak daun 6 – 7 cm,
ukuran anak daun 33 x 6 cm; mempunyai cirus
dengan susunan duri 2 – 4 tiap nodus, jarak antar duri
pada cirus 3,5 – 4 cm, anak daun terminal terbelah
dua. Perbungaan aksilar, panjang perbungaan betina
65 cm, panjang rakila 6 – 11 cm, 1 rakila mempunyai
3 – 6 anak rakila, jarak antar rakila 3 – 6 cm; prophyll
Universitas Sumatera Utara
44 SIREGAR
tubular, berambut halus. Buah memanjang (oblong),
diameter 4 mm, panjang 9 mm (buah masih muda).
Bunga tidak ditemukan.
Calamus scipionum Lour
Berupa liana; diameter batang 17 mm, jarak
internodus 14 cm, berduri besar dengan panjang 1,5 –
2,5 cm, lebar 2 mm pada pangkal, duri bentuk
segitiga, tersebar jarang-jarang. Pelepah daun berduri,
tangkai daun 27 cm, berduri; rakis berduri berbentuk
cakar, tersebar jarang-jarang; anak daun tersebar,
tidak bertangkai, bentuk linier, panjang 40 cm, lebar
4,5 cm, ujung daun berduri halus, meruncing, pinggir
daun licin, permukaan daun tidak berduri, jarak antar
anak daun 4 – 6 cm, anak daun terminal terbelah dua.
Perbungaan aksilar, panjang 72 cm, mempunyai tiga
tingkat percabangan, masing-masing tingkat terdiri
dari 3 – 5 rakila; bunga tidak ditemukan karena gugur.
Calamus tumidus Furt
Berupa liana. Daun majemuk, tangkai daun
dan rakis berduri jarang, tersebar, duri segitiga, tidak
sama besar, daun terminal bifid; anak daun tunggal,
tersebar, bentuk linier, tidak bertangkai, ujung dan
pangkal anak daun runcing, jarak antar anak daun 3 –
5 cm, ukuran anak daun 39 x 6 cm, ujung anak daun
berduri halus, anak daun terminal terbelah dua.
Perbungaan aksilar; braktea berduri tersebar dan tidak
teratur, duri tidak sama besar, panjang braktea sekitar
22 cm; panjang perbungaan betina 40-50 cm,
mempunyai rakila 7–8, panjang rakila sampai 8 cm, 1
rakila mempunyai berisi sekitar 8 buah. Buah
berbentuk elip, diameter 1 mm, panjang 3 cm,
permukaan buah ditutupi sisik (buah masih muda).
Bunga tidak ditemukan.
Caryota sp
Berupa pohon, tunggal. Batang tidak berduri.
Daun majemuk, rakis berbulu, bentuk anak daun
fishtail, ukuran anak daun 22 x 8 cm, pinggir anak
daun bergerigi kasar dan berlobus, daun terminal tidak
terbelah, jarak anak daun sekitar 9 cm, tersebar,
pangkal anak daun runcing, permukaan licin. Bunga
tidak ditemukan.
Daemonorops sp1
Berupa liana, duri sangat banyak dan rapat.
Daun majemuk menyirip, panjang tangkai daun ± 4
cm, berpelepah ± 7 cm; anak daun tidak bertangkai,
bentuk ovatus, tersusun rapat dan tersebar, jumlah
anak daun dalam satu tangkai sekitar 21 anak daun,
J. Biologi Sumatera
jarak antar anak daun ± 5 – 6 mm, ukuran anak daun 8
– 9 x 1,5 – 2 cm, daun terminal bifid, ujung anak daun
berduri halus, permukaan daun tidak berbulu. Bunga
tidak ditemukan.
Daemonorops sp2
Berupa liana. Daun majemuk menyirip,
tangkai daun dan pelepah tidak berduri, panjang
tangkai 23 – 26 cm, anak daun tidak bertangkai,
bentuk daun lanset, panjang anak daun 15 – 17 x 1,5 –
1,8 cm, jarak antar anak daun 1–2 cm, tersebar, ujung
anak daun berduri halus, daun terminal bifid,
permukaan daun tidak berambut, jumlah anak daun
dalam 1 tangkai sekitar 15 daun. Bunga tidak
ditemukan.
Iguanura geonomaeformis
Berupa pohon, tunggal. Batang tidak berduri,
diameter 1 cm, beruas-ruas, internodus sekitar 7 cm.
Daun majemuk, jumlah anak daun 2–3 pasang dalam
satu tangkai; jarak antar anak daun 3–4 cm,
berhadapan, tidak bertangkai, ukuran anak daun 28 x
3-4 cm, ujung meruncing, pangkal tumpul; anak daun
terminal terbelah, ujungnya berlobus dangkal;
pertulangan daun tampak menonjol, jumlah
pertulangan 4-6 dalam satu anak daun. Perbungaan
aksilar; panjang perbungaan kira-kira 30 cm, jumlah
rakila 2–3; panjang braktea 8 cm, tidak berbulu;
Bunga hermaprodit (biseksual); kelopak 3, ujungnya
meruncing dan berambut, panjang kira-kira 3 mm;
mahkota 3, panjang kira-kira 5 mm. Buah elip,
permukaan licin, panjang kira-kira 1,8 cm, diameter 1
cm.
DAFTAR PUSTAKA
Dransfield, J. 1976. Palms in the Everyday Life of
West Indonesia, Principes (1): 39 – 47.
Jones Jr, Luchinger. 1986. Plant Systematics.
McGraw Hill, Inc. New York St. Louis San
Fransisco.
Rustiami H. 2002. Keanekaragaman Palem di Gunung
Kerinci dan Gunung Tujuh, Taman Nasional
Kerinci Seblat Sumatera. Floribunda II (1): 6
– 8.
Tjitrosoepomo G. 1993. Taksonomi Tumbuhan
Spermatophyta. Gadjah Mada University
Press. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Whitmore T.C. 1970. Palms of Malaya. Oxford
University Press. London.
Universitas Sumatera Utara
Download