SINTESIS DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KALKON INTI NAFTALEN DARI ASETILNAFTALEN DAN 4-NITROBENZALDEHID Nur Azizah1,Jasril2, Adel Zamri2 1 Mahasiswa Program S1 Kimia FMIPA - Universitas Riau 2 Dosen Jurusan Kimia FMIPA - Universitas Riau Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia [email protected] ABSTRACT Chalcon as synthetic compound or natural product had important biology activity. Biology activity of chalcone due to α, β unsaturated system. This research about synthesized a chalcone compound (E)-3-(4-nitrophenil)-1-(naphtalene-1-il)prop-2-en-1on(AZ1) via aldol condensation reaction by using acetylnaphthalene and 4nitrobenzaldehyde as precursor. The compound used KOH 6 N as catalyst. AZ had yields 73,02 % and characterized by UV spectroscopy, IR, 1H-NMR and 13C-NMR. The antibacterial activity determined by agar diffusion method in concentration 10 μg/disk and 30 μg/disk. The antibacteria test used Staphylococcus aureus and Bacillus subtilis (Gram positive bacteria), Escherichia coli and Salmonella enteritidis (Gram negative bakteria) as bacteria test. Keywords : Aldol condensation, antibacteria activity, chalcone ABSTRAK Kalkon sebagai senyawa sintetik atau senyawa bahan alam memiliki aktivitas biologi yang penting. Aktivitas biologi dari kalkon disebabkan adanya sistem α, β tidak jenuh. Penelitian ini mengenai sintesis dua analog kalkon yaitu (E)-3-(4-nitrofenil)-1-(naftalen1-il)prop-2-en-1-on(AZ) melalui reaksi kondensasi aldol dengan menggunakan asetilnaftalen dan 4-nitrobenzaldehid sebagai prekursor. Senyawa tersebut menggunakan KOH 6 N sebagai katalis. Senyawa AZ memiliki rendemen yaitu 73,02 % dan dikarakterisasi dengan spektroskopi UV, IR, 1H-NMR dan13C-NMR. Aktivitas antibakteri ditentukan menggunakan metode difusi agar pada konsentrasi 10μg/disk dan 30 μg/disk. Uji aktivitas antibakteri menggunakan bakteri Staphylococcus aureus and Bacillus subtilis (bakteri Gram positif), Escherichia coli dan Salmonella enteritidis (bakteri Gram negatif) sebagai bakteri uji. Kata kunci : Kondensasi aldol, aktivitas antibakteri, kalkon 1 PENDAHULUAN Kalkon ditemukan bersamaan dengan beberapa senyawa turunan flavonoid lainnya di alam (Aksoz dan Ertan, 2011). Hal ini tidak terlepas dari peran kalkon sebagai senyawa prekursor biosintesis flavonoid. Kalkon juga dikenal karena memiliki berbagai macam bioaktivitas diantaranya antikanker (Pascoal et al., 2014), antiasma (Bhatt et al., 2009), antimikrobial (Kumar et al., 2013), antibakteri (Asiri dan Khan, 2011), antitumor (Zhang et al., 2010), antifungal (Bitencourt et al., 2013), antioksidan (Lahsani et al., 2014), antiinflamasi (Chen et al., 2013), antimalaria (Chen et al., 1994), antitoksik (Lee et al., 2014). Keberadaan rantai karbon keto etilenik menjadi salah satu penyebab kereaktifan senyawa kalkon. Selain itu subtituen yang tersubtitusi pada cincin benzen memberikan pengaruh terhadap aktivitas biologi pada senyawa kalkon (Jyhoti et al., 2012), sehingga menarik untuk diteliti. Istilah kalkon untuk pertama kalinya digunakan oleh Kostanecki ketika melakukan sintesis senyawa alam berwarna (Sharma et al., 2008). Kalkon sebagai pigmen, yang menyebabkan munculnya warna kuning pada bunga, selain itu juga terdistribusi diberbagai bagian pada tumbuhan seperti akar, daun, batang, tunas dari spesies Genera, Angelica, Sophora, Glycyrrhiza, Humulus, Scutellaria, Parartocarpus, Ficus, Dorstenia, Morus, Artocarpus (Patil et al., 2009). Penelitian ini menggunakan bahan baku berupa senyawa aldehid aromatik 4-nitrobenzaldehid dan keton aromatik 1-asetilnaftalen. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah senyawa kalkon inti naftalen. METODE PENELITIAN a. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu set alat destilasi, labu bulat, magnetic stirer, neraca analitik, kertas saring, pompa vakum, corong Buchner, chamber, inkubator, autoclave, cawan petri, pipa kapiler , jarum ose, pipet mikro (10 µL dan 1000 µL), alat penentu titik leleh Fisher Johns, lampu UV (254 dan 366 nm), spektrofotometer UV-Visible (Genesys 10S UV-VIS v4.002 2L9N175013), HPLC (Shimadzu LCsolution), spektrofotometer inframerah (FTIR Shimadzu, IR Prestige21), spektrometer NMR(NMR Agilent 500 MHz DD2) serta alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia. Bahan-bahan yang digunakan adalah 1-asetilnaftalen (Merck), 2-asetil naftalen (Merck), 4-nitrobenzaldehid (Merck), KOH (Merck), HCl, indikator universal (Merck), plat KLT GF254, Nutrient Broth (Difco), Nutrient Agar (Merck), kertas cakram, tablet Amoxan®, n-heksan, etil asetat, metanol, etanol absolut, akuades. b. Sintesis senyawa kalkon Senyawa keton 1-asetilnaftalen (5 mmol ; 0,87 g) dan etanol absolut (5 mL) dimasukkan ke dalam labu stirer yang dilengkapi magnet stirer, lalu distirer dan ditambahkan tetes demi tetes KOH 6 N (5 mL), campuran tersebut diaduk selama 2 menit. Senyawa 4-nitrobenzaldehid (5 mmol ; 0,71 g) dimasukkan dalam campuran. Kemudian campuran distirer 2 selama 4 jam pada suhu kamar. Setelah itu, campuran dibiarkan selama 18-24 jam untuk memaksimalkan hasil reaksi (endapan) yang diperoleh. Selanjutnya ke dalam campuran ditambahkan 15 mL akuades dingin dan pH campuran dinetralkan dengan HCl 3 N. Endapan yang terbentuk kemudian disaring dengan corong buchner, dicuci dengan n-heksan dingin, dan divakum hingga kering. Tahapan reaksi diamati dengan KLT. Produk yang diperoleh diuji kemurniannya dengan uji KLT, titik leleh, dan analisis HPLC. Senyawa yang dihasilkan dikarakterisasi dengan menggunakan spektroskopi UV, 1HNMR dan 13C-NMR. Agar) dan digoyang-goyang agar bakteri tersuspensi merata. Media NA dibiarkan memadat, kemudian diletakan kertas cakram (diameter 6 mm)yang telah ditetesi sampel yang akan diuji dengan variasi konsentrasi sampel 10 µg/disk dan 30 µg/disk dalam etil asetat. Amoxan® digunakan sebagai senyawa pembanding dibuat dengan konsentrasi 30 µg/disk. Etil asetat digunakan sebagai kontrol negatif. Cawan petri kemudian diinkubasi di dalam inkubator pada suhu 37oC dengan membalikkan cawan petri. Diameter daerah bening di sekitar kertas cakram diukur setelah cawan petri tersebut diinkubasi selama 24 jam. c. Uji antibakteri metode agar difusi HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan a. Sintesis senyawa kalkon Bakteri-bakteri yang digunakan untuk uji aktivitas pada penelitian ini adalah bakteri Escherichia coli, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, dan Salmonella enteritidis. Sebelum dipakai untuk uji aktivitas, terlebih dahulu harus dilakukan peremajaan terhadap bakteribakteri tersebut. Media NB yang telah dibuat dimasukkan kedalam tabung reaksi masing-masing 10 mL dan disterilisasi. Jarum ose yang telah disterilisasi dengan pembakaran digoreskan pada agar miring yang berisi biakan bakteri dan selanjutnya dicelupkan ke dalam tabung reaksi yang berisi media NB. Tabung ditutup dengan kapas kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC selama 24 jam. Biakan bakteri siap dipakai untuk uji bioaktivitas. Cawan petri distrerilisasi terlebih dahulu, kemudian dimasukkan 1 mL larutan NB yang berisi biakan bakteri ke dalam cawan petri, lalu ditambahkan 20 mL NA (Nutrient Senyawa (E) -3 - (4-nitorofenil) -1 (naftalen-1-il) prop - 2-en -1- on (AZ) dapat diperoleh dengan mereaksikan 1asetilnaftalen dan 4-nitorobenzaldehid menggunakan katalis KOH 6 N dengan metode pengadukan Senyawa AZ yang diperoleh langsung dalam keadaan murni tanpa melalui proses rekristalisasi. Hasil uji kemurnian senyawa yang diperoleh dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) yang menghasilkan satu noda. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa AZ telah murni. Untuk memastikan kemurnian senyawa AZ dilakukan pengukuran titik leleh dan uji HPLC. Interval titik leleh yang diperoleh yaitu 2°C yang menunjukkan senyawa AZ telah murni. Kromatogram hasil dari analisis menggunakan HPLC menunjukkan bahwa hanya terdapat satu puncak dominan yaitu pada tR= 14,531 menit (208nm dan 311nm). Hal ini menunjukkan senyawa AZ murni. 3 murni. Senyawa yang sudah murni dilanjutkan dengan karakterisasi melalui analisis UV-Vis, IR, 1H-NMR dan 13CNMR. Spektrum UV memperlihatkan adanya serapan maksimum pada panjang gelombang 343 nm. Serapan maksimum ini mengindikasikan adanya ikatan rangkap terkonjugasi pada senyawa AZ. Prinsip kerja IR yaitu terjadinya vibrasi ikatan, dari data IR dapat ditentukan gugus fungsi yang terdapat pada suatu senyawa. Hasil uji IR menunjukkan adanya puncak pada bilangan gelombang (ῡ) 1666 cm-1 pada spektrum. Hal ini merupakan puncak C=O yang terkonjugasi dengan C=C. Puncak IR pada kisaran 1515 cm-1 menunjukkan adanya vibrasi ikatan CNO2. Spektrum IR pada puncak 3047 cm-1 mengindikasikan adanya C-H aromatik pada senyawa AZ. Senyawa AZ ini menunjukkan adanya Hα dan Hβ pada puncak pada δ 8,14 ppm dan pada δ 7,62 ppm diperkirakan adanya Hα yang berhimpit dengan puncak dari proton yang lain. Sehingga membentuk puncak multiplet dengan integrasi 4H. Adanya Hα dan Hβ pada senyawa AZ dapat menunjukkan bahwa senyawa ini adalah kalkon. Perhitungan nilai minimize energy dengan menggunakan software Gaussian didapatkan bahwa energy yang dihasilkan untuk trans adalah -87.048,02 Kkl/mol, sementara itu untuk cis adalah -87.044,09 Kkl/mol. Hasil perhitungan menunjukkan pada posisi trans lebih stabil dibandingkan posis cis karena nilai minimize energy posisi trans lebih kecil dibandingkan posisi cis. Kesimpulan yang dapat diambil dari data diatas bahwa senyawa AZ diperkirakan berada pada posis trans. Pergeseran kimia pada kisaran δ 7,62 ppm selain menunjukkan proton pada posisi atom Hαtetapijuga proton pada posisi C-2, C-6, C-3’ dengan puncak multiplet dan integrasi 3,5 ≈ 4. Hal ini terjadi disebabkan keempat posisi karbon memiliki pergeseran kimia yang hampir sama, sehingga antara spektrum satu dan lainnya saling tumpang tindih. Hal serupa juga terjadi pada atom C-2’, C-4’, C-6’, C-7’ dan C8’padaδ 8,04 ppm. Aliran elektron dari dua benzene yang menyatu pada naftalen dengan subtituen pada posisi atom C-1’ menyebabkan proton pada posisi atom C-9’ sangat tidak terlindungi sehingga memunculkan puncak duplet pada δ 8,47 ppm dengan integrasi 1. Subtituen NO2 pada benzene bersifat menarik elektron sehingga proton C-3 dan C-5 menjadi tidak terlindungi. Kondisi ini menyebabkan puncak kedua proton tersebut muncul pada δ 8,29 ppm. Spektrum 13C-NMR senyawa AZ menunjukkan adanya pergeseran kimia pada δ 126,4 ppm dan δ 142,6 ppm berturut-turut merupakan karbon C-α dan C-β. Gugus C=O terlihat pada δ 194,3 ppm dan pada pergeseran kimia δ 149,5 ppm mengindikasikan adanya C- NO2. Pergeseran kimia pada δ 124,8137,0 ppm menunjukkan adanya karbon pada cincin aromatik. Interprestasi data 1 H-NMR dan 13C- NMR untuk senyawa AZ dapat dilihat pada Tabel 2. 4 8' 9' O 1' 7' 6' 4' H 2 1 2' H 3' 3 4 6 5 NO2 Gambar 1. Struktur dan penomoran senyawa kalkon Tabel 1. Sifat fisika senyawa kalkon (AZ) Senyawa Kalkon Rumus molekul Berat molekul (g/mol) Warna Rendemen (%) Titik leleh (oC) C19H12NO3 303 Kuning 73,02 120-122 Tabel 2. Interpretasi data 1H-NMR dan 13C-NMR untuk senyawa AZ Nomor atom Senyawa AZ H (ppm) Senyawa AZ C (ppm) 1 2 3 4 5 6 Cα Cβ C=O 1’ 2’ 3’ 4’ 5’ 6’ 7’ 8’ 9’ 10’ 7,62 8,29 8,29 7,62 7,62 8,14 8,04 7,62 8,04 8,04 8,04 8,04 8,47 - 142,2 127,4 125,6 149,5 125,6 127,4 126,4 142,6 194,3 137,0 129,4 129,1 133,1 131,3 131,2 128,4 134,9 124,8 130,4 5 b. Uji aktivitas antibakteri Pada penelitian ini, uji aktivitas antibakteri terhadap senyawa AZ dilakukan dengan metode difusi agar pada dua konsentrasi yang berbeda yaitu 10 μg/disk dan 30 μg/disk. Senyawa tersebut dilarutkan dalam etil asetat, sehingga etil asetat berfungsi sebagai kontrol negatif karena etil asetat tidak memberikan daya hambat terhadap bakteri. Sedangkan untuk pembanding digunakan antibiotik Amoxan® dengan konsentrasi 30 μg/disk. Pada penelitian ini digunakan empat bakteri uji yaitu dua bakteri Gram positif (B. subtilis dan S. aureus) dan dua bakteri Gram negatif (E. coli dan S. enteritidis). Kedua jenis bakteri ini dipilih karena lazim digunakan pada uji aktivitas biologi dan merupakan bakteri yang menyebabkan beberapa penyakit yang menginfeksi manusia. Gugus keto etilnik (keton α, β tak jenuh) pada senyawa kalkon tersebut diketahui bertanggung jawab terhadap sifat antibakteri dari senyawa kalkon (Lahtchev et al., 2008). Kalkon yang mengandung inti naftalen memiliki aktivitas sebagai antibakteri (Zangade et al., 2010). Selain itu, sifat antibakteri kalkon juga tergantung pada substituen yang terikat pada kedua cincin aromatik kalkon, seperti gugus Cl dan Br (Prasad et al., 2006). Hal inilah yang diperkirakan menyebabkan senyawa kalkon inti naftalen dengan subtituen NO2 memiliki efek yang berbeda terhadap bakteri dibandingkan dengan kalkon naftalen yang tersubtitusi unsur halogen. Senyawa AZ tidak memiliki kemampuan untuk menghambat semua pertumbuhan bakteri yang digunakan pada uji aktivitas antibakteri. Hal ini tidak seperti senyawa kalkon dengan inti naftalen tersubtitusi unsur halogen yang memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri S. enteritidis, E. coli, B. subtilis dan. S. Aureus. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yag telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa senyawa kalkon inti naftalen yang diperoleh melalui suatu reaksi kondensasi aldo Claisen-Schmidt menggunakan katalis basa (KOH) stirer atau pengadukan. Rendemen yang dihasilkan yaitu 73,02%. Karakterisasi senyawa AZ1 dilakukan menggunakan spektroskopi UV, IR, 1H-NMR dan13CNMR menunjukkan bahwa senyawa yang diperoleh dari hasil penelitian adalah murni dan merupakan senyawa kalkon, dan sesuai dengan struktur yang diharapkan. Senyawa kalkon tidak memiliki aktivitas antibakteri. DAFTAR PUSTAKA Aksoz, B. E., Ertan, R. 2011. Chemical and Structural Properties of Chalcone I. FABAD J. Pharm. Sci. 36(2011): 223–42. Asiri, A.M., Khan, S.A. 2011. Synthesis and Antibacterian Activities of a Bis-Chalcone Derived from Thiophene and Its Bis-Cyclize Products. Molecules. 16(12): 523–31. Bhatt, L.R., Bae, M.S., Kim, B.M., Oh, G.S., Chai, K.Y. 2009. A Chalcone Glycoside from the Fruits of Sorbus commixta Hedl. Molecules. 14(12): 5323-27. 6 Bitencourt, T.A., Komoto, T.T., Massaroto, B.G. 2013. Transchalcone and Quercetin Downregulate Fatty Acid Synthase Gene Expression and Reduce Ergosterol Content In Human Pathogenic Dermatophyte Trichophyton rubrum. BMC Complementary and Alternative Medicine. 13: 229-235. Chen, M., Theander, T.G., Christensen, S.B., Hviid, L., Zhai, L., Kharazmi, A. 1994. Licochalcone A, a New Antimalaria Agent, Inhibits In Vitro Growth of The Human Malaria Parasite Plasmodium falciparum and Protects Micefrom P. yoelii Infection. Antimicroial Agent and Chemotherapy. 7: 1470-75. Chen, Y.H., Wang, W.H., Wang, Y.H., Lin, Z.Y., Wen, C.C., Chern, C.H. 2013. Evaluation of The Anti-Inflammatory Effect of Chalcone and Chalcone Analogues in a Zebrafish Model. Molecules. 18(1): 2052-60. Jyothi, M. V., Venkatesh, P., Suresheddy, M. 2012. Synthesis and Antimicrobial Activity of Some Novel Chalcon of 3Acetyl Pyridine and Their Pyrimidine Derivatives. Chem. Sci. Trans. 1(3) : 716–722. Kumar, C.S.C., Loh, W.S., Ooi, C.W., Quah, C.K., Fun, H.K. Heteroaryl Chalcone : Design, Synthesis, X-ray Crystal Structure and Biological Evaluation. Molecules. 18(10): 12707-24. Lahsasni, S. A., Alkorbi, F. H., Aljaber, N. A. 2014. Synthesis, Characterization and Evaluation of Oxidant activities of Some Novel Chalcones Analogues.Chem. Central J. 8(1):32-42. Lahtchev, K.L., Batovska, D.I., Parushev, St.P., Ubiyvovk, V.M., dan Sibirny, A.A. 2008. Antifungal Activity of Chalcones: A Mechanistic Study using Various Yeast Strains. Europe J. Med. Chem. 43: 222028. Lee, Y. T., Fong, T. H., Chen. H. M., Wang, Y. H., Chern, C. Y. 2014. Toxicity Assessments of Chalcone and Some Synthetic Chalcone Analogues in a Zebrafish Model. Molecules. 19(1): 641-650. Pascoal, A. C., Ehrenfried, C. A., Lopez, B. G., Araujo, T. M., Pascoal, V. D. B., Gilioli, R., Anhe, G. F., Ruiz, A. L. T. G.,Carvalho, J. E., Stefarello, M. E., Salvador, M. J. Molecules. 19(2): 1843-55. Patil, C.B., Mahajan, S.K., dan Katti, S.A. 2009. Chalcone: A Versatile Molecule. J. Pharm. Sci. Research. 1(3): 11-12. Prasad, Y.R., Kumar, P.R., Deepti, C.A. dan Ramana, M.V. 2006. Synthesis and antimicrobial activity of some novel chalcones of 2-hydroxy-1-acetophenone and 3-acetyl coumarin. EJournal of Chemistry. 13(3): 236-241. 7 Sharma, B., Agrowal, S. C., Gupta, K. C. 2008. Colour Reaction of Chalcones and Their Mechanism (a Review). Oriental J. Chem. 24(1): 289-294. Zangade, S.B., Lalpod, J.D., dan Vibhute, B.S. 2010. Synthesis and antimicrobial activity of some new chalcones and flavones containing substituted naphthalene moiety. J. Pharm. Sci. Research. 2(1): 310-4. Zhang, E. H., Wang, R. F., Guo, S. Z., Liu, B. 2013. An Update on Antitumor Activity of Naturally Occuring Chalcones. EvidenceBased Complementary and Alternative Medicine. 2013(1): 1–22. 8