Hk. Investasi Block Book edit 2011

advertisement
BLOCK BOOK HUKUM INVESTASI
Identifikasi Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah
Kode Mata Kuliah
Planning Group
:
:
:
Status Mata Kuliah
SKS
:
:
1.
HUKUM INVESTASI
WDK 7220
Prof.Dr.Putu Sudarma Sumadi, SH.,SU.
Dr. I Wayan Wiryawan, SH.,MH.
I Ketut Westra, SH.,MH
Ni Putu Purwanti, SH.,MH.
Desak Putu Dewi Kasih, SH.,MHum.
Ida Bagus Sutama, SH.,MSi.
Wajib Program Kekhususan Hukum Bisnis
2 SKS
Diskripsi Mata Kuliah
Substansi Mata Kuliah Hukum Investasi ini mencakup, pengertian dan asas-asas
hukum investasi, pemahaman dasar investasi langsung menurut hukum dan
kebijakan-kebijakan investasi langsung, bentuk-bentuk investasi, penanaman modal
dalam negeri dan penanaman modal asing, factor-faktor yang mempengaruhi
masuknya penanaman modal ke Indonesia, tatacara penanaman modal di
Indonesia, sebagai bagian dari kajian ilmu hukum yang konsep perlindungannya,
selain mengacu pada ketentuan hukum nasional (PerUndang-Undangan di
Indonesia), juga mengacu pada berbagai Perjanjian dan Kebiasaan di bidang Hukum
Penanaman Modal. Substansi perkuliahan Hukum Penanaman Modal, ini juga
mencakup pembahasan kasus hukum dan penegakannya dalam praktek.
2.
Tujuan Mata Kuliah
Melalui pemahaman terhadap Mata Kuliah Hukum Investasi ini diharapkan
mahasiswa memahami jenis-jenis kebijakan-kebijakan penanaman modal, konsep
dan rasionalitas perlindungan hukum bagi pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan
penanaman modal, serta mampu menganalisis persoalan-persoalan hukum dalam
praktek yang berkaitan dengan Hukum Investasi
3.
Metode dan Strategi Proses Pembelajaran
Metode Perkuliahan adalah Problem Based Learning (PBL) pusat pembelajaran ada
pada mahasiswa. Metode yang diterapkan adalah “belajar” (Learning) bukan
“mengajar” (Teaching).
Strategi pembelajaran : kombinasi perkuliahan 50% (6 kali pertemuan perkuliahan)
dan tutorial 50% (6 kali pertemuan tutorial). Satu kali pertemuan untuk Tes Tengah
Semester, dan satu kali pertemuan Untuk Tes Akhir Semester. Total pertemuan 14
kali.
Pelaksanaan Perkuliahan & Tutorial
Dalam Mata Kuliah Hukum Investasi ini, perkuliahan direncanakan berlangsung
selama 6 kali pertemuan perkuliahan yaitu pertemuan ke 1 ke 2, ke 5, ke 6, ke 9,
ke 10
Tutorial 6 kali pertemuan yaitu pertemuan ke 3, ke 4. ke 7, ke 8. ke 11, dan
ke 12.
Strategi Perkuliahan
Perkuliahan tentang sub-sub pokok bahasan dipaparkan dengan alat bantu media
papan tulis, power point/slide, serta penyiapan bahan bacaan tertentu yang
dipandang sulit diakses oleh mahasiswa, sebelum mengikuti perkuliahan mahasiswa
sudah mempersiapkan diri (self study) mencari bahan materi, membaca dan
memahami pokok bahasan yang akan dikuliahkan sesuai dengan arahan (guidance)
dalam Block Book. Tehnik perkuliahan : pemaparan materi, tanya jawab dan diskusi
(proses pembelajaran dua arah).
Strategi Tutorial
 Mahasiswa mengerjakan tugas-tugas : (Discussion Task, Study Task dan Problem
Task) sebagai bagian dari self study (20 jam perminggu). kemudian berdiskusi di
kelas tutorial, presentasi power point, dan diskusi peran (berperan sebagai
tergugat, penggugat, dan hakim di pengadilan dalam kasus-kasus Hukum
Investasi.
 Dalam 6 kali tutorial di kelas, mahasiswa diwajibkan :
- Menyetor karya tulis berupa paper sesuai dengan topik tutorial 3,4,7, 8. Pilih
salah satu topik-topik tersebut, disetor paling lambat pada tutorial ke3.
- Mempresentasikan tugas tutorial dalam bentuk power point presentation
untuk tugas tutorial 2,5,6. Presentasi dilakukan pada saat tutorial ke 7 dan ke
8.
- Mengambil peran sebagai penggugat, tergugat atau hakim untuk materi
tutorial 12
4.
Ujian dan Penilaian
Ujian
Ujian dilaksanakan dua kali dalam bentuk tertulis yaitu Ujian Tengah Semester
(UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
Penilaian
Penilaian Akhir dari proses pembelajaran ini berdasarkan Rumus Nilai Akhir sesuai
Buku Pedoman yaitu :
(UTS  TT)
 2 (UAS)
2
NA
3
Nilai
A
B
C
D
E
5.
Range
80-100
65-79
55-64
40-54
0-39
Materi Perkuliahan (Organisasi Perkuliahan)
I.
Pemahaman Dasar Investasi Langsung dan Asas-asas Hukum Investasi
 Istilah dan Pegertian Investasi dan Hukum Investasi
 Asas-asas Hukum Ivestasi
 Sumber-sumber Hukum Investasi
 Peranan dan Kedudukan Hukum Investasi
 Jenis-jenis investasi
II.
Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung
 Kebijakan Dasar Penanaman Modal
 Hak, Kewajiban dan Tanggung jawab penanam modal
 Koordinasi dan Pelaksana Kebijakan Penanaman Modal
 Penyelenggara Urusan Penanaman Modal
III.
Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing
 Pengertian PMDN dan PMA
 Dasar Hukum PMDN dan PMA
 Bentuk Hukum Badan Usaha PMDN dan PMA
 Perbedaan antara Perusahaan Nasional dan Perusahaan Asing
 Prosedur dan Syarat-syarat PMDN dan PMA
IV.
Fasilitas Dalam Penanaman Modal
 Pengertian dan Penggolongan fasilitas dalam Penanaman Modal
 Fasilitas Fiskal
 Fasilitas Non-Fiskal
V.
Perijinan Usaha Penanaman Modal
 Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
 Ijin Usaha Industri (IUI) dan Tanda Daftar Industri (TDI)
 Ijin Usaha Tetap (IUT)
 Angka Pengenal Importir (API) dan Pengenal Importir Terbatas (APIT)
VI.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Masuknya Penanaman Modal ke
Indonesia
 Resiko Menanam Modal (Country Risk)
 Birokrasi
 Transparansi dan Kepastian Hukum,
 Alih Teknologi
 Jaminan dan Perlindungan Investasi
 Aspek Ketenagakerjaan
 Ketersediaan Infrastruktur dan Sumber Daya Alam
 Insentif Perpajakan dan Akses Pasar
 Mekanisme Penyelesaian Sengketa yang Efektif
VII.
Pola Hubungan Hukum dan Pengembangan Penanaman Modal
 Pola Hubungan Hukum Investasi
 Kerjasama Penanaman Modal dengan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan
Koperasi
 Kerjasama Usaha dalam Penanaman Modal Asing
VIII. Bidang Usaha Yang Terbuka Untuk Penanaman Modal Asing
 Penggolongan Bidang Usaha Yang Terbuka bagi PMA
 Kepemilikan Saham dalam PMA
 Berakhirnya ijin PMA
IX.
Prinsip Good Governance dalam Pengelolaan Investasi
 Latar belakang Munculnya Good Governance
 Pengertian Good Governance
 Landasan Hukum dalam Pelaksanaan Good Governance
 Good Investment Governance
X.
Alih Teknologi dalam Investasi Langsung
 Konsep Dasar Pengaruran Teknologi
 Pengaturan Teknologi dan Alih Teknologi di Indonesia
 Kontrak Alih Teknologi Pada Industri
 Perlindungan Hukum Alih Teknologi
XI.
Aspek Hukum Transnasional Kegiatan Investasi Langsung
 Promosi dan perlindungan terhadap Investasi Langsung
 Aspek Hukum transnasional dalam Kontrak-kontrak Investasi Asing
 Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
XII.
Penyelesaian Sengketa dibidang Investasi Langsung
 Pola Penyelesaian Sengketa
 Penyelesaian secara Litigasi
 Penyelesaian secara non Litigasi
1. Negosiasi
2. Konsiliasi
3. Mediasi
4. Arbitrase
Bahan Bacaan
PerUndang-Undangan




Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Undamg-undang No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa.
 Undang-undang No.25 Tahun 1992 tentang Koperasi.
 Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
 Peraturan Pemerintah, Keppres dan SK. Menteri sebagai Peraturan Pelaksana di
bidang Hukum Investasi
Literatur dan Bahan Bacaan Lain
 Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, 2007, Nuansa Aulia, Bandung.
 Charles Himawan, 1980, The Foreign Investment Process in Indonesia, Gunung
Agung, Singapura.
 Dhaniswara K.Harjono, 2007, Hukum Penanaman Modal, Raja Grafindo Persada,
Jakarta
 Etty Susilowati, 2007, Kontrak Alih Teknologi Pada Industri Manufaktur, Genta
Press, Yogyakarta
 Hulman Panjaitan, 2003, Hukum Penanaman Modal Asing, Ind-Hill Co, Jakarta.
 G. Kartasapoetra, dkk, 1985, Manajemen Penanaman Modal Asing, cet.
Pertama, Bina Aklsara, Jakarta
 Panji Anoraga, 1994, Perusahaan Multinasional dan Penanaman Modal Asing,
Pustaka Jaya, Jakarta
 Hendrik Budi Untung, 2010, Hukum Investasi, , Sinar Grafika, Jakarta.
 Aminuddin Ilmar, 2004, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
 Soejono Dirdjosisworo, 1999,Hukum perusahaan Mengenai Penanaman Modal
Di Indonesia, Mandar Maju, Bandung.
 Rahmadi Supanca I B, 2006, Kerangka Hukum Kebijakan Investasi Langsung,
Bogor
 Rai Widjaya I.G, 2000, Penanaman Modal : Pedoman Prosedur Mendirikan dan
Menjalankan Perusahaan Dalam Rangka PMA dan PMDN, Cet.Pertama, Pradnya
Paramita, Jakarta.
 Nindyo Pramono, 1997, Sertifikasi Saham PT Go Public dan Pasar Modal di
Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung
 Sanusi Bintang & Dahlan, 2000, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, Citra
Aditya Bakti, Bandung
 Sri Redjeki Hartono, 2000, Kapita Selekta Ekonomi, Mandar Maju, Bandung
 Tjager I Nyoman, dkk, 2003, Corporate Governance Tantangan dan Kesempatan
bagi Komunitas Bisnis Indonesia, PT Ikrarmandiri, Jakarta.
Kasus Hukum (Case Law)




6.
Kasus PT. Telkom VS PT Aria West.
Kasus PT. Newmont Minahasa Raya.
Kasus AMCO VS Pemerintah Republik Indonesia
Kasus Divestasi PT. Kaltim Prima Coal
Persiapan Proses Perkuliahan
Mahasiswa diwajibkan sudah memiliki Block Book Mata Kuliah Hukum Investasi ini
sebelum perkuliahan dimulai, dan sudah mempersiapkan materi, sehingga proses
perkuliahan dan tutorial dapat terlaksana dengan lancar.
Pertemuan 1 : Perkuliahan 1 (Lectures)
Pemahaman Dasar Investasi Langsung dan Asas-asas Hukum Investasi





Istilah dan Pegertian Investasi dan Hukum Investasi
Asas-asas Hukum Ivestasi
Sumber-sumber Hukum Investasi
Peranan dan Kedudukan Hukum Investasi
Jenis-jenis investasi
Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung
 Kebijakan Dasar Penanaman Modal
 Hak, Kewajiban dan Tanggung jawab penanam modal
 Koordinasi dan Pelaksana Kebijakan Penanaman Modal
 Penyelenggara Urusan Penanaman Modal
Bahan Bacaan
PerUndang-Undaugan
 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
 Keppres No.115 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden No. 97
Tahun 1993 tentang Tata Cara penanaman Modal
 Keppres No.29 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal Dalam
Rangka PMDN dan PMA melalui Pelayanan Satu Atap di BKPM
 Keputusan Menteri Investasi/Kepala BKPM No.21/SK/1998 tentang Pelimpahan
Kewenangan Pemberian Persetujuan dan Fasilitas serta Perizinan Pelaksanaan
Penanaman Modal Dalam Negeri Tertentu Kepada Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I
Literatur
 Aminuddin Ilmar, 2004, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta
 Dhaniswara K.Harjono, 2007, Hukum Penanaman Modal, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hal.247-255
 Hendrik Budi Untung, 2010, Hukum Investasi, , Sinar Grafika, Jakarta.
 Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, 2007, Nuansa Aulia, Bandung, hal.190-218
 Soejono Dirdjosisworo, 1999,Hukum perusahaan Mengenai Penanaman Modal
Di Indonesia, Mandar Maju, Bandung.
 Rahmadi Supanca I B, 2006, Kerangka Hukum Kebijakan Investasi Langsung,
Bogor, hal.62-86
Pertemuan 2 : Perkuliahan 2 (Lectures)
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Masuknya Penanaman Modal ke Indonesia







Resiko Menanam Modal (Country Risk)
Birokrasi, Transparansi dan Kepastian Hukum,
Alih Teknologi
Jaminan dan Perlindungan Investasi
Aspek Ketenagakerjaan
Ketersediaan Infrastruktur dan Sumber Daya Alam
Insentif Perpajakan dan Akses Pasar
Prinsip Good Governance dalam Pengelolaan Investasi




Latar belakang Munculnya Good Governance
Pengertian Good Governance
Landasan Hukum dalam Pelaksanaan Good Governance
Good Investment Governance
Bahan Bacaan :
 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
PerUndang-Undaugan
Literatur
 Aminuddin Ilmar, 2004, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta
 Dhaniswara K.Harjono, 2007, Hukum Penanaman Modal, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hal.247-255
 Hendrik Budi Untung, 2010, Hukum Investasi, , Sinar Grafika, Jakarta.
 Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, 2007, Nuansa Aulia, Bandung, hal.190-218
 Soejono Dirdjosisworo, 1999,Hukum perusahaan Mengenai Penanaman Modal
Di Indonesia, Mandar Maju, Bandung.
 Rahmadi Supanca I B, 2006, Kerangka Hukum Kebijakan Investasi Langsung,
Bogor, hal.62-86
 Tjager I Nyoman, dkk, 2003, Corporate Governance Tantangan dan Kesempatan
bagi Komunitas Bisnis Indonesia, PT Ikrarmandiri, Jakarta
Pertemuan 3 : Tutorial 1
Discussion Task- Study Task
PT. Telkom menandatangani perjanjian kerjasamma operasional (KSO) dengan PT.
Aria West International untuk pemmbangunan dan pengoperasian jasa
telekomunikasi tetap (fix telecomunication) pada divisi regional III Jawa Barat,
dimana PT. Aria West International diberi hak untuk mengoperasikan jaringan dan
mengontrol 35% KSO di wilayah Jawa Barat. Dalam pelaksanaannya PT. Aria W.I,
dianggap telah gagal memenuhi kewajibannya membangun 290.000 sst (dari
500.000 sst yang telah direvisi), oleh PT. Telkom.
Sedangkan yang berhasil dibangun hanya 90% dari 290.000 sst, itupun mengalami
keterlambatan 5 bulan, PT. Telkom juga menganggap PT. Aria West International,
gagal melakukan pembayaran pendapatan minimum Telkom (MTR) sesuai kontrak.
Hal-hal tersebut di atas menimbulkan perselisihan diantara kedua belah pihak yang
berujung pada keinginan-keinginan untuk memutuskan KSO. Karena upaya
penyelesaian melalui negosiasi tidak berhasil membuahkan kesepakatan, maka
kedua belah pihak sepakat menyerahkan penyelesaiannya pada mahkamah
arbitrase internasional.
Permasalahan :
a. Apakah kegagalan PT. Aria West International melaksanakan kewajiban dapat
menjadi alasan pemutusan perjanjian ?
b. Apakah penyelesaian KSO tersebut dapat diselesaikan melalui Mahkamah
Arbitrase Internasional ?
c. Dapatkah putusan arbitrase internasional dilaksanakan di Indonesia ?
Bahan Bacaan :
PerUndang-Undangan
 KUHPerdata
 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
 Undang-undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternative
Penyelesaian Sengketa
Literatur
 Sudargo Gautama, 2000, Arbitrase Luar Negeri dan Pemakaian Hukum
Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, hal.52
 Felix O. Soebagjo dan Herman Rajagukguk, 1995, Seri Dasar-dasar Hukum
Ekonomi 2. Arbitrase Di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta
 Wyasa Putra Ida Bagus, 2000, Aspek-aspek Hukum Perdata Internasional Dalam
Transaksi Bisnis Internasional, Refika Aditama, Bandung.
 Sanusi Bintang & Dahlan, 2000, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, Citra
Aditya Bakti, Bandung, hal.116-125
 Rahmadi Supanca I B, 2006, Kerangka Hukum Kebijakan Investasi Langsung,
Bogor, hal. 143-164
 Rai Widjaya I.G, 2000, Penanaman Modal : Pedoman Prosedur Mendirikan dan
Menjalankan Perusahaan Dalam Rangka PMA dan PMDN, Cet.Pertama, Pradnya
Paramita, Jakarta.
 Salim HS. Dan Budi Sutrisno, 2008, Hukum Investasi di Indonesia, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, hal.347-375
Pertemuan 4 : Tutorial 2
Problem Task- Study Task
Dalam menjalankan kegiatan dunia usaha, dalam hal ini melakukan investasi, ada
tiga (3) hal yang mendasar yang harus diperbaiki pejabat dan pengusaha Indonesia
bila Indonesia benar-benar ingin berdaya saing terhadap negara-negara sedang
berkembang lainnya. Demikian pendapat yang dikemukakan oleh Juwono
Sudarsono. Selanjutnya dikemukakan, ketiga hal itu adalah legal, labour, local.
Pertama, Indonesia harus membenahi sistem hukum dan menerapkan penegakan
yang ramah bagi investasi dan perdagangan. Kedua, Indonesia harus membenahi
perburuhan termasuk berbagai pengaturan yang menyangkut hubungan kerja yang
akrab bagi investor dan Ketiga, Indonesia harus membenahi masalah hubungan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Menjadi masalah adalah, apakah
perangkat hukum yang terkait dengan investasi sudah memadai untuk menarik
investor?
Bahan Bacaan :
PerUndang-Undangan
 KUHPerdata
 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
 Undang-undang No.32 Tahun 2004 jo Undang-undang No. 12 Tahun 2008
tentang Pemerintahan Daerah
Literatur
 Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, 2007, Nuansa Aulia, Bandung. (h.30-32)
 Hendrik Budi Untung, Hukum Investasi, 2010, Sinar Grafika, Jakarta. (h.55-62).
 Aminuddin Ilmar, 2004, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, , Kencana
Prenada Media Group, Jakarta. (h.68-76)
 Soejono Dirdjosisworo, Hukum perusahaan Mengenai Penanaman Modal Di
Indonesia, 1999, Mandar Maju, Bandung. (h.299-304)
Pertemuan 5 : Perkuliahan 3 (Lectures)
Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing
 Pengertian PMDN dan PMA
 Dasar Hukum PMDN dan PMA
 Bentuk Hukum Badan Usaha PMDN dan PMA
 Perbedaan antara Perusahaan Nasional dan Perusahaan Asing
Prosedur dan Syarat-syarat PMDN dan PMA Bidang Usaha Yang Terbuka Untuk
Penanaman Modal Asing
 Penggolongan Bidang Usaha Yang Terbuka bagi PMA
 Kepemilikan Saham dalam PMA
 Berakhirnya ijin PMA
PerUndang-Undangan
 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
 Keppres No.115 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden No. 97
Tahun 1993 tentang Tata Cara penanaman Modal
 Keppres No.29 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal Dalam
Rangka PMDN dan PMA melalui Pelayanan Satu Atap di BKPM
 Keputusan Menteri Investasi/Kepala BKPM No.21/SK/1998 tentang Pelimpahan
Kewenangan Pemberian Persetujuan dan Fasilitas serta Perizinan Pelaksanaan
Penanaman Modal Dalam Negeri Tertentu Kepada Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I
Literatur
 Aminuddin Ilmar, 2004, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta
 Dhaniswara K.Harjono, 2007, Hukum Penanaman Modal, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hal.191-205
 Hendrik Budi Untung, 2010, Hukum Investasi, , Sinar Grafika, Jakarta.
 Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, 2007, Nuansa Aulia, Bandung, hal.122-185
 Soejono Dirdjosisworo, 1999,Hukum perusahaan Mengenai Penanaman Modal
Di Indonesia, Mandar Maju, Bandung.
 Rahmadi Supanca I B, 2006, Kerangka Hukum Kebijakan Investasi Langsung,
Bogor, hal.169-180
 Salim HS. Dan Budi Sutrisno, 2008, Hukum Investasi di Indonesia, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, hal.103-169
Pertemuan 6 : Perkuliahan 4 (Lectures)
- Fasilitas Dalam penanaman Modal
 Pengertian dan Penggolongan fasilitas dalam Penanaman Modal
 Fasilitas Fiskal
 Fasilitas Non-Fiskal
- Perijinan Usaha Penanaman Modal




Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
Ijin Usaha Industri (IUI) dan Tanda Daftar Industri (TDI)
Ijin Usaha Tetap (IUT)
Angka Pengenal Importir (API) dan Pengenal Importir Terbatas (APIT)
PerUndang-Undangan
 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
 Keppres No.115 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden No. 97
Tahun 1993 tentang Tata Cara penanaman Modal
 Keppres No.29 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal Dalam
Rangka PMDN dan PMA melalui Pelayanan Satu Atap di BKPM
 Keputusan Menteri Investasi/Kepala BKPM No.21/SK/1998 tentang Pelimpahan
Kewenangan Pemberian Persetujuan dan Fasilitas serta Perizinan Pelaksanaan
Penanaman Modal Dalam Negeri Tertentu Kepada Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I
Literatur dan Bahan Bacaan Lain
 Dhaniswara K.Harjono, 2007, Hukum Penanaman Modal, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hal.136
 Hendrik Budi Untung, 2010, Hukum Investasi, , Sinar Grafika, Jakarta.
 Aminuddin Ilmar, 2004, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
 Rahmadi Supanca I B, 2006, Kerangka Hukum Kebijakan Investasi Langsung,
Bogor, hal.89-101
 Salim HS. Dan Budi Sutrisno, 2008, Hukum Investasi di Indonesia, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, hal. 269-344
Pertemuan 7 : Tutorial 3
Problem task-Study Task
Pertimbangan utama bagi investor untuk melakukan investasi adalah adanya
jaminan hukum yang memadai, menyediakan cara penyelesaian sengketa terhadap
kerugian-kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari penanaman modal.
Investor dan pelaku usaha barang/jasa selalu berupaya untuk melepaskan diri dari
peradilan negara berkembang karena merasa tidak mengenal hukum setempat
yang berlainan dengan sistem hukum negaranya sendiri. Selain itu ada keraguraguan bahwa peradilan setempat akan bersikap tidak obyektif. Alasan lain adalah,
apakah peradilan negara berkembang ada kemampuan dalam memeriksa sengketa
perdagangan internasional dan alih teknologi yang demikian rumit?
PerUndang-Undangan
 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa
Literatur dan Bahan Bacaan Lain
 Dhaniswara K.Harjono, 2007, Hukum Penanaman Modal, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hal.136
 Hendrik Budi Untung, 2010, Hukum Investasi, , Sinar Grafika, Jakarta.
 Aminuddin Ilmar, 2004, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
 Rahmadi Supanca I B, 2006, Kerangka Hukum Kebijakan Investasi Langsung,
Bogor, hal.89-101
 Salim HS. Dan Budi Sutrisno, 2008, Hukum Sentosa Sembiring, Hukum Investasi,
2007, Nuansa Aulia, Bandung. (h.239-240).
 Hendrik Budi Untung, Hukum Investasi, 2010, Sinar Grafika, Jakarta. (h.113123)..
 Soejono Dirdjosisworo, Hukum perusahaan Mengenai Penanaman Modal Di
Indonesia, 1999, Mandar Maju, Bandung. (h.299-304)
Pertemuan 8 : Tutorial 4
Discussion Task-Study Task
Pemerintah Indonesia menetapkan program mobil nasional (Mobnas) dengan
menunjuk PT. TPN sebagai perusahaan pionir yang diberikan beberapa perlakuan
khusus dalam bentuk tarif dan pajak kepada produsen mobil Indonesia yang
menggunakan kandungan lokal (local content). PT. TPN diberikan hak mengimpor
mobil jadi sebanyak 45.000 unit. Kebijakan Mobnas ini diprotes oleh negara-negara
seperti : Jepang, Uni Eropa dan AS karena dianggap diskriminatif dan bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dalam TRIM’s Agreement, Trips Agreement dan GATT.
Sengketa ini ditangani oleh Dispute Settlement Body (DSB) WTO.
Permasalahan :
a. Apakah tuntutan dari negara-negara Jepang, Uni Eropa dan AS dapat dibenarkan
?
b. Bagaimana menyelesaikan sengketa tersebut ?
Bahan Bacaan :
PerUndang-Undangan




Undang-undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
TRIM’s Agreement
GATT
WTO
Literatur dan Bahan Bacaan Lain
 Dhaniswara K.Harjono, 2007, Hukum Penanaman Modal, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hal.136
 Hendrik Budi Untung, 2010, Hukum Investasi, , Sinar Grafika, Jakarta.
 Aminuddin Ilmar, 2004, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
 Rahmadi Supanca I B, 2006, Kerangka Hukum Kebijakan Investasi Langsung,
Bogor, hal.89-101
 Salim HS. Dan Budi Sutrisno, 2008, Hukum Investasi di Indonesia, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, hal. 269-344
Pertemuan 9 : Perkuliahan 5 (Lectures)
Alih Teknologi dalam Investasi Langsung
 Konsep Dasar Pengaruran Teknologi
 Pengaturan Teknologi dan Alih Teknologi di Indonesia
 Kontrak Alih Teknologi Pada Industri
 Perlindungan Hukum Alih Teknologi
Aspek Hukum Transnasional Kegiatan Investasi Langsung
 Promosi dan perlindungan terhadap Investasi Langsung
 Aspek Hukum transnasional dalam Kontrak-kontrak Investasi Asing
 Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
PerUndang-Undangan
 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Literatur dan Bahan Bacaan Lain
 Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, 2007, Nuansa Aulia, Bandung.
 Hendrik Budi Untung, 2010, Hukum Investasi, , Sinar Grafika, Jakarta.
 Aminuddin Ilmar, 2004, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
 Rahmadi Supanca I B, 2006, Kerangka Hukum Kebijakan Investasi Langsung,
Bogor
 Etty Susilowati, 2007, Kontrak Alih Teknologi Pada Industri Manufaktur, Genta
Press, Yogyakarta
Pertemuan 10 : Perkuliahan 6 (Lectures)
Pola Hubungan Hukum dan Pengembangan Penanaman Modal
 Pola Hubungan Hukum Investasi
 Kerjasama Penanaman Modal dengan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan
Koperasi
 Kerjasama Usaha dalam Penanaman Modal Asing
Penyelesaian Sengketa dibidang Investasi Langsung
 Pola Penyelesaian Sengketa
 Penyelesaian secara Litigasi
 Penyelesaian secara non Litigasi
1. Negosiasi
2. Konsiliasi
3. Mediasi
4. Arbitrase
PerUndang-Undangan
 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
 Undang-undang No 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternative
Penyelesaian Sengketa.
Literatur dan Bahan Bacaan Lain
 Charles Himawan, 1980, The Foreign Investment Process in Indonesia, Gunung
Agung, Singapura
 G Hulman Panjaitan, 2003, Hukum Penanaman Modal Asing, Ind-Hill Co, Jakarta.
 G. Kartasapoetra, dkk, 1985, Manajemen Penanaman Modal Asing, cet.
Pertama, Bina Aklsara, Jakarta
 Panji Anoraga, 1994, Perusahaan Multinasional dan Penanaman Modal Asing,
Pustaka Jaya, Jakarta
 Rai Widjaya I.G, 2000, Penanaman Modal : Pedoman Prosedur Mendirikan dan
Menjalankan Perusahaan Dalam Rangka PMA dan PMDN, Cet.Pertama, Pradnya
Paramita, Jakarta.
 Sudarma Sumadi Putu, 2008, Pengantar Hukum Investasi,Pustaka Sutra,
Bandung
Pertemuan 11 : Tutorial 5
Problem task-Study Task
PT. KPC adalah sebuah perusahaan PMA yang bergerak di bidang pertambangan
batubara; yang telah menandatangani coal contract of work (CCOW) atau juga
dikenal sebagai perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B)
generasi I. Pada saat penandatanganan kontrak, saham KPC dimiliki oleh Rio Tinto
dan British Petroleum, masing-masing sebesar 50%. Dalam kontrak tersebut
terdapat kewajiban PT. KPC untuk melakukan divestasi sahamnya sebesar 51%
dalam jangka waktu 10 tahun sejak saat produksi. (PT. KPC mulai berproduksi sejak
tahun 1998) Pada saat penandatanganan kontrak, pihak pemerintah diwakili oleh
pemerintah pusat tanpa melibatkan pemerintah daerah (Pemda); sehingga setelah
berlakunya UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka Pemda provinsi
Kalimantan Timur dan Pemda Kabupaten Kutai Timur merasa berwenang untuk
terlibat dalam proses divestasi tersebut untuk kepentingan daerah. Akibat adanya
benturan kepentingan antara pemerintah (pusat, provinsi dan kabupaten) tersebut,
maka terjadi sengketa sehingga menjadikan proses divestasi PT. KPC berlarut-larut,
sementara itu tiba-tiba terjadi pengalihan saham Rio Tinto dan British Petroleum
secara keseluruhan kepada PT. Bumi Resources.
Permasalahan :
a. Bagaimanakah menetapkan masing-masing wewenang, pemerintah pusat,
pemerintah provinsi, maupun kabupaten dalam proses divestasi ?
b. Apakah pengalihan (pembelian) saham oleh PT. Bumi Resources terhaap saham
Rio Tinto dan British Petroleum dapat dibenarkan (sah) menurut hukum di
tengah konflik kewenangan (dalam negosiasi antara pemerintah pusat dan
Pemda) ?
Bahan Bacaan :
PerUndang-Undangan




KUHPerdata
Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbata
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, yang telah diganti
dengan Undang-undang No.32 Tahun 2004 jo Undang-undang No. 12 Tahun
2008 tentang Pemerintahan Daerah.
Literatur
 Riant Nugroho D, 2000, Otonomi Daerah : Desentralisasi Tanpa Revolusi, Elex
Media Koputindo, Jakarta, hal 21-40
 Chidir Ali, Badan Hukum, 2005, Alumni, Bandung, hal 1-10
 Munir Fuady, 2003, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Citra Aditya Bakti,
Bandung, hal.1-13
 Rudhi Prasetya, 1996 Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas, Citra Aditya Bakti,
Bandung, hal.145-175
 Sanusi Bintang & Dahlan, 2000, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, Citra
Aditya Bakti, Bandung, hal.42-45
Pertemuan 12 : Tutorial 6
Problem task-Study Task
Kontroversi mengenai kasus Buyat, bahwa tuduhan yang dilontarkan adalah proyek
tambang emas dari PT. Newmont Minahasa Raya (PT. NMR) di Rata Totok telah
membuang tailing dari operasi ke Teluk Buyat.
Pihak kepolisian kemudian melakukan pengujian terhadap sample dari Teluk Buyat,
dengan menggunakan laboratorium investigasi polisi yang menyimpulkan bahwa
kegiatan PT. Newmont Minahasa Raya telah menyebabkan kontaminasi Teluk Buyat
dengan kandungan arsenic dan merkuri sebesar 666 mg/kg dan di atas 1.51 mg / kg.
Pada bulan Desember 2004, atas dasar kajian interdepartemental yang dipimpin
oleh Badan Pengkajian dan Penetapan Teknologi (BPPT), pemerintah Indonesia
mengeluarkan sebuah laporan yang menyimpulkan bahwa PT. Newmont Minahasa
Raya bersalah telah menimbulkan kontaminasi terhadap Teluk Buyat. Alasannya,
Newmont telah gagal memonitor (memantau) proses detoksifikasi dari tailing-nya
sebelum dibuang ke Teluk Buyat. Di samping itu, kandungan arsenik dan merkuri
pada dasar teluk telah melebihi standar sediment ASEAN.
Sebagai akibat dari tuduhan tersebut, maka terhadap PT. Newmont Minahasa Raya,
demikian pula terhadap beberapa anggota direksi serta personil perusahaan yang
dianggap bertanggung jawab, dilakukan penuntutan secara pidana dan gugatan
secara perdata. Polisi juga sempat melakukan penahanan terhadap direksi dan staf
PT. Newmont Minahasa Raya.
Permasalahan :
a. Bagaimana penyelesaian pro dan kontra menyangkut pencemaran Teluk Buyat,
baik secara hukum maupun penyelesaian aspek-aspek lainnya, seperti aspek
sosial, kewajiban PT. Newmont Minahasa Raya sehubungan dengan penutupan
tambangnya.
b. Bagaimana implikasi penyelesaian masalah ini terhadap iklim investasi di
Indonesia?
PerUndang-Undangan
 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
 Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Literatur dan Bahan Bacaan Lain
 Dhaniswara K.Harjono, 2007, Hukum Penanaman Modal, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hal.136
 Hendrik Budi Untung, 2010, Hukum Investasi, , Sinar Grafika, Jakarta.
 Arya Utama Made, 2007, Hukum Lingkungan, Bandung
 Aminuddin Ilmar, 2004, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
 Rahmadi Supanca I B, 2006, Kerangka Hukum Kebijakan Investasi Langsung,
Bogor, hal.89-101
 Salim HS. Dan Budi Sutrisno, 2008, Hukum Investasi di Indonesia, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, hal. 269-344
HUKUM INVESTASI
KODE MATA KULIAH : WDK 7220
BLOCK BOOK
Planning Group :
Bagian Hukum Perdata FH UNUD
Telp. (0361) 222666
Prof. Dr.Putu Sudarma Sumadi, SH.,SU, (Koordinator)
Dr. I Wayan Wiryawan, SH.,MH.
I Ketut Westra, SH.,MH
Ni Putu Purwanti, SH.,MH
Desak Putu Dewi Kasih, SH.,M.Hum
Ida Bagus Sutama, SH.,MSi.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
2011
Download