Pengaruh Brand Characteristic dan Company Characteristic

advertisement
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC DAN COMPANY
CHARACTERISTIC TERHADAP BRAND LOYALTY PADA
PELANGGAN TAS SOPHIE MARTIN DI KOTA PEKANBARU
OLEH :
AINUN MARDIAH
ABSTRAK
Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah apakah brand
characteristic dan company characteristic berpengaruh signifikan terhadap
brand loyalty pada pelanggan tas Sophie Martin di Kota Pekanbaru dan faktor
apakah yang dominan mempengaruhi brand loyalty pada pelanggan tas Sophie
Martin di Kota Pekanbaru. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah brand
characteristic dan company characteristic. Sedangkan variable terikatnya adalah
brand loyalty. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi brand loyalty pada pelanggan tas Sophie
Martin di Kota Pekanbaru adalah brand characteristic dan company
characteristic. Faktor yang dominan mempengaruhi brand loyalty pada
pelanggan tas Sophie Martin di Kota Pekanbaru adalah brand characteristic.
Kata Kunci : Brand characteristic, company characteristic, brand loyalty.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persoalan merek merupakan salah satu persoalan yang harus dipantau
secara terus menerus oleh setiap perusahaan. Merek yang kuat, teruji, dan
bernilai tinggi terbukti tidak hanya sukses mengalahkan hitungan-hitungan
rasional, tetapi juga canggih mengolah sisi emosional konsumen.
Merek akan mempunyai reputasi jika memiliki kualitas dan kharisma.
Agar suatu merek memiliki kharisma, maka merek harus mempunyai aura, harus
STMIK Dharmapala Riau
665
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
konsisten, kualitasnya harus dijaga dari waktu ke waktu, selain tentunya juga
harus mempunyai kredibilitas. Kemudian agar tampil menjadi yang terbaik,
suatu merek harus terlihat bernilai di pasar sehingga mampu membuat konsumen
tertarik membelinya, harus mampu meningkatkan ikatan dan keyakinan terhadap
merek tersebut sehingga dapat menciptakan loyalitas pelanggan terhadap merek.
Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan hal penting
menghadapi kondisi persaingan yang semakin ketat agar perusahaan dapat
bertahan hidup. Mempertahankan loyalitas merek juga merupakan upaya
strategis yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru.
Salah satu penentu keputusan konsumen dalam mempercayai suatu
merek adalah brand characteristic. Lau dan Lee (1999) menyatakan bahwa
karakteristik merek (brand characteristic) terdiri atas tiga elemen yaitu: reputasi
merek (brand reputation), kecakapan memprediksi merek (brand predictability),
dan kompetensi merek (brand competence).
Faktor selanjutnya yang menentukan keputusan konsumen dalam
mempercayai suatu merek dan biasanya selalu berada di belakang merek adalah
company characteristic. Lau dan Lee (1999) menyatakan bahwa kepercayaan
konsumen terhadap perusahaan, terdiri dari : kepercayaan pada perusahaan
(company trust), reputasi perusahaan (company reputation), dan motif
perusahaan yang diinginkan (perceived motives of the company).
Setiap melihat merek tas “Sophie Martin Paris”, konsumen pasti akan
berpikir bahwa produk tas ini berasal dari Paris. Oleh karena nama dan
desainnya yang bagus, banyak konsumen menyangka bahwa produk ini adalah
buatan luar negeri. Padahal sebenarnya produk tas Sophie Martin adalah buatan
Indonesia. Produk ini dikembangkan oleh seseorang yang namanya sama dengan
mereknya yaitu Sophie Martin. Dengan berbekal kepada keahliannya dalam
mengembangkan bisnis tas di Indonesia, kini produk Sophie Martin telah
STMIK Dharmapala Riau
666
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
berkembang dengan pesat dan semakin banyak masyarakat yang menggunakan
tas merek Sophie Martin.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh brand
characteristic dan company characteristic terhadap brand loyalty pada
pelanggan tas Sophie Martin di Kota Pekanbaru. Maka untuk mengkaji lebih
dalam mengenai unsur brand characteristic dan company characteristic yang
dapat meningkatkan brand loyalty pada pelanggan tas Sophie Martin di Kota
Pekanbaru, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul : “Pengaruh brand
characteristic dan company characteristic terhadap brand loyalty pada
pelanggan tas Sophie Martin di Kota Pekanbaru”.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Apakah brand characteristic dan company characteristic berpengaruh
signifikan terhadap brand loyalty pada pelanggan tas Sophie Martin di
Kota Pekanbaru?
2. Faktor apakah yang dominan mempengaruhi brand loyalty pada
pelanggan tas Sophie Martin di Kota Pekanbaru?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh brand characteristic dan company
characteristic terhadap brand loyalty pada pelanggan tas Sophie Martin
di Kota Pekanbaru
2. Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi brand loyalty
pada pelanggan tas Sophie Martin di Kota Pekanbaru?
STMIK Dharmapala Riau
667
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah :
1. Dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi perusahaan maupun para
distributor produk Sophie Martin dalam mengetahui brand loyalty pada
pelanggannya dan meningkatkan penjualan.
2. Memberikan informasi serta pengetahuan tambahan kepada penelitipeneliti lain yang ingin mengadakan penelitian dan pembahasan
mengenai masalah yang sama pada masa yang akan datang.
E. Telaah Pustaka
1. Merek
Knapp (2001), mendefinisikan merek sebagai internalisasi sejumlah
kesan yang diterima oleh pelanggan dan konsumen yang mengakibatkan adanya
suatu posisi khusus dalam ingatan mereka terhadap manfaat emosional dan
fungsional yang dirasakan. Sebuah merek dikatakan khusus jika konsumen
merasa yakin bahwa merek-merek tersebut benar-benar khusus.
Untuk memiliki merek tertentu, perusahaan setidaknya memenuhi
beberapa pernyataan berikut :
a. Apakah merek benar-benar berbeda, penting dan bernilai bagi konsumen.
b. Apakah merek memiliki komitmen untuk menyediakan manfaat
emosional dan fungsional tertentu bagi konsumen.
c. Apakah merek secara konsisten memenuhi janji dan menyampaikan
komitmennya kepada konsumen.
Dengan demikian, jelas bahwa pemberian merek bukan merupakan
intuisi, bukan hanya sebuah kata, melainkan konsep nyata tentang keinginan,
komitmen dan janji kepada konsumennya.
STMIK Dharmapala Riau
668
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
Kotler (2000), mengatakan bahwa merek merupakan janji penjual untuk
secara konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa tententu kepada pembeli,
bukan hanya sekedar simbol yang membedakan produk perusahaan tertentu
dengan kompetitornya, merek bahkan dapat mencerminkan enam makna, yaitu :
a. Atribut
Setiap merek memiliki atribut, dimana atribut ini perlu dikelola dan
diciptakan agar konsumen dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa
saja yang terkandung dalam suatu merek.
b. Manfaat
Merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen tidak membeli atribut,
mereka mambeli manfaat. Produsen harus dapat menterjemahkan antibut
menjadi manfaat fungsional maupun manfaat emosional.
c. Nilai
Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi konsumen. Merek yang
memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang
berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut.
d. Budaya
Merek juga mewakili budaya tertentu. Misalnya Mercedez mewakili budaya
Jerman yang terorganisasi dengan baik, memiliki cara kerja yang efisien dan
selalu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
e. Kepribadian
Merek juga memiliki kepribadian yaitu kepribadian bagi penggunanya.
Diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si pengguna akan
tercermin bersamaan dengan merek yang digunakannya.
f. Pemakai
STMIK Dharmapala Riau
669
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
Merek juga menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah
sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal
untuk penggunaan mereknya.
Perusahaan harus menentukan pada tingkat mana akan menanamkan
identitas merek sehingga menjadi tantangan untuk mengembangkan satu set
merek dengan makna yang mendalam sehingga memiliki keunikan dan tidak
mudah ditiru oleh pesaingnya.
Menurut American Marketing Association (Kotler, 2000), merek
didefinisikan sebagai nama, istilah, tanda, symbol, desain atau gabungan dari
keseluruhannya yang ditujukan untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang
dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing.
Dalam bisnis perusahaan, merek bisa berupa nama perusahaan (perusahaan),
produk-layanan, logo atau simbol perusahaan atau kombinasi keseluruhan
(Hanafiah, 2004).
Di dalam merek ini terkandung janji perusahaan kepada konsumen untuk
memberikan manfaat, keistimewaan dan layanan tertentu. Merek sangat bernilai
karena mampu mempengaruhi pilihan atau preferensi konsumen.
Sebuah merek yang baik dapat memberikan tanda adanya superiotas
produk terhadap konsumen yang mengarah pada sikap konsumen yang
menguntungkan dan membawa kinerja penjualan dan keuangan yang lebih baik
bagi perusahaan.
Tiap merek mengidentifikasi seperangkat atribut yang spesifik melalui
suatu service yang intangible. Salah satu penggunaan merek dari pelayanan
adalah pada sektor perusahaan. Jika konsumen suatu perusahaan ditanya apakah
merek dari perusahaan yang mereka ketahui, maka mungkin mereka akan
bingung atau ragu-ragu.
STMIK Dharmapala Riau
670
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
Mereka tahu nama perusahaan tersebut, tapi bukan merek dari
perusahaan. Konsumen akan mengidentifikasi seperangkat atribut dan membuat
komitmen seiring waktu untuk membedakan pelayanan dari suatu perusahaan
dengan lainnya. Salah satu aspek spesifik yang membedakan antara merek
produk dan merek service adalah bahwa service merupakan sesuatu yang tidak
berbentuk (intangible).
Merek pelayanan ditunjukkan dari image yang ditanggap oleh
pelanggannya, seperti dalam perusahaan perusahaan atau asuransi. Hal inilah
yang menjadikan slogan menjadi sangat penting, untuk merepresentasikan merek
tersebut.
Keller (2003) menjelaskan bahwa selama bertahun-tahun sudah banyak
berkembang merek yang kuat pada sektor layanan (service), seperti American
Express, British Airways, Hilton Hotel, Merrill Lynch, Federal Express, dsb.
Salah satu hal menarik dari service adalah bersifat intangible (tidak berwujud)
sehingga kualitasnya sangat beragam tergantung pada orang yang terlibat dalam
penyediaan jasa tersebut. Konsekuensinya, branding menjadi sangat penting
pada perusahaan jasa untuk mencerminkan potensi dari jasa yang sifatnya tidak
berwujud.
Simbol dari merek menjadi penting untuk membantu service yang
sifatnya abtsrak menjadi lebih kongkrit (berwujud). Dengan merek dapat
membantu mengidentifikasi dan memberikan arti bahwa service yang ditawarkan
tersebut berbeda dibandingkan perusahaan lainnya.
Pentingnya pemahaman tentang merek diungkapkan oleh Fournier
(1998). Fournier menyebutkan bahwa persepsi konsumen terhadap suatu merek
merupakan salah satu kunci dalam membangun hubungan jangka panjang. Lebih
lanjut, Morris (1996) mengungkapkan bahwa membangun persepsi yang kuat
terhadap merek merupakan prioritas utama pada beberapa perusahaan saat ini.
STMIK Dharmapala Riau
671
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
2. Brand Characteristic
Lau dan Lee (1999) menyatakan bahwa karakteristik merek terdiri atas
tiga elemen yaitu: reputasi merek (brand reputation), kecakapan memprediksi
merek (brand predictability), dan kompetensi merek (brand competence).
a. Reputasi Merek (Brand Reputation)
Reputasi merek merupakan persepsi konsumen tentang pengetahuan
mereka tentang merek dan tanggapan atau pendapat individu lain
terhadap merek. Reputasi suatu merek dapat dikembangkan melalui
periklanan dan pulic relation tapi juga kemungkinan dipengaruhi oleh
kualitas produk atau kinerja merek. Pada konsumen yang low
involvement, pengaruh iklan, pendapat orang lain tentang suatu merek
cepat diterima oleh seseorang.
b. Kecakapan Memprediksi Merek (Brand Predictability)
Kecakapan memprediksi merek (brand predictability) merupakan
peresepsi konsumen terhadap konsistensi merek dengan mengamati dan
mengantisipasi dengan kuat kinerja suatu merek setiap kali menggunakan
merek dan hubungannya dengan harapan konsumen pada merek tersebut
(Lau dan Lee, 1999). Memprediksi suatu merek mengacu pada level
konsistensi dari kualitas produk. Kecakapan memprediksi merek
dihasilkan dari interaksi pembelian ulang yang dilakukan oleh konsumen,
dimana suatu kelompok memberikan janji dan mengantarkannya kepada
yang lain dan adanya prilaku saling mengenal antara kelompok yang
berinteraksi (Doney dan Cannon, 1997).
STMIK Dharmapala Riau
672
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
c. Kompetensi Merek (Brand Competence)
Kompetensi merek (brand competence) merupakan kemampuan yang
dimiliki oleh suatu merek untuk memecahkan suatu permasalahan yang
dihadapi oleh konsumen (Lau dan Lee, 1999).
3. Company Characteristic
Lau dan Lee (1999) menyatakan bahwa kepercayaan konsumen terhadap
perusahaan, terdiri dari empat dimensi yaitu: kepercayaan pada perusahaan
(company trust), reputasi perusahaan (company reputation), dan motif
Perusahaan yang diinginkan (perceived motives of the company).
a. Company Trust (kepercayaan pada perusahaan)
Kepercayaan pada perusahaan berkaitan dengan unsur entity perusahaan,
ukuran perusahaan serta reputasi perusahaan yang menyangkut prestasi
perusahaan.
b. Company Reputation (reputasi perusahaan)
Reputasi perusahaan merupakan opini dan kepercayaan konsumen
terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan dan kejujuran
perusahaan akan produknya pada konsumen.
c. Perceived Motives of the Company (motif perusahaan yang diinginkan)
Perceived Motives of the Company (motif perusahaan yang diinginkan)
dari suatu pertukaran akan mempengaruhi kepercayaan terhadap partner.
STMIK Dharmapala Riau
673
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
4. Brand Loyalty
Oliver dalam Tjiptono (2005) mengemukakan bahwa loyalitas merek
adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan
dengan produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang,
sehingga menimbulkan pembelian merek yang sama secara berulang meskipun
pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku
beralih merek.
Menurut
Assael
(1992),
istilah
loyalitas
adalah
lebih
mengimplementasikan sebuah komitmen daripada sekedar pembelian berulang.
Fakta menunjukkan bahwa dengan sikap dan perilaku akan menghasilkan
sesuatu gambaran loyalitas merek yang diterima. Namun demikian terdapat
beberapa karakteristik umum yang bias diidentifikasikan apakah seseorang
konsumen mendekati loyal atau tidak. Selanjutnya dikemukakan empat hal yang
menunjukkan kecendrungan konsumen loyal yaitu sebagai berikut:
1. Konsumen yang loyal terhadap merek cenderung percaya diri terhadap
pilihannya.
2. Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasakan resiko yang lebih
tinggi dalam pembeliannya.
3. Konsumen yang loyal terhadap merek juga memungkinkan loyal terhadap
tempat produksi barang atau jasa.
4. Kelompok yang minoritas cenderung untuk loyal terhadap merek.
F. Hipotesis
Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :
1. Diduga brand characteristic dan company characteristic berpengaruh
signifikan terhadap brand loyalty pada pelanggan tas Sophie Martin di
Kota Pekanbaru
STMIK Dharmapala Riau
674
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
2. Diduga faktor yang dominan mempengaruhi brand loyalty pada
pelanggan tas Sophie Martin di Kota Pekanbaru adalah brand
characteristic.
G. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka konseptual pada penelitian ini digambar sebagai berikut :
Brand Characteristic
Brand
Loyalty
Company Characteristic
II. METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah mencakup beberapa unsur faktorfaktor yang mempengaruhi brand loyalty pada pelanggan tas Sophie Martin di
Kota Pekanbaru yang terdiri dari faktor brand characteristic dan company
characteristic. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier
berganda.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen atau pelanggan
yang pernah membeli produk tas Sophie Martin di Kota Pekanbaru. Besarnya
STMIK Dharmapala Riau
675
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
sample yang akan diambil agar mendapatkan data yang representatif harus
memperhatikan beberapa faktor antara lain :
1.
Derajat keragaman
2.
Proporsi yang dikehendaki penulis
3.
Biaya, tenaga dan waktu yang tersedia
Menurut Supranto (2001) untuk menentukan besarnya sampel dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
n = Z2 (1 - ) / (sampling error)2
dimana :
n = Jumlah sampel
Z = Derajat Koefisien keyakinan
 = Proporsi populasi
 tidak diketahui maka besar (1 - ) = 0,097, dengan tingkat keyakinan
sebesar 95% maka nilai Z = 1,96 dengan kemungkinan kesalahan 5% maka
besarnya sampel adalah :
n = Z2 (1 - ) / (sampling error)2
n = (1,96)2 . (0,097) / (0,05)2
n = 149,054
Jadi besarnya sampel minimum adalah 149 responden. Untuk penelitian
ini, penulis mengambil sampel penelitian sebanyak 150 responden. Pengambilan
sampel dilakukan secara accidental sampling yaitu penentuan sampel
berdasarkan kebetulan bertemu antara peneliti dengan responden.
Pengambilan sampel dengan metode ini karena elemen-elemen
respondennya bersifat heterogen yang mana jumlah populasinya selalu berubah
dari waktu ke waktu dan responden terdiri dari wanita yang pernah membeli
produk tas Sophie Martin di Kota Pekanbaru dan berumur 18 tahun ke atas.
STMIK Dharmapala Riau
676
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
C. Jenis dan Sumber Data
Ditinjau dari sumbernya, data yang dikumpulkan adalah berupa :
a. Data primer.
Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk baku dan masih membutuhkan
pengolahan lebih lanjut. Data ini berisikan antara lain pendapat seluruh
pelanggan produk tas Sophie Martin tentang brand characteristic,
company characteristic dan brand loyalty.
b. Data sekunder
Yaitu data dan informasi pendukung yang diperoleh dari para distributor
produk tas Sophie Martin di Kota Pekanbaru.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka
dilakuan cara-cara sebagai berikut :
1. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang di lakukan dengan cara tanya
jawab dengan responden mengenai masalah yang dihadapi.
2. Kuesioner, yaitu dengan mempersiapkan daftar pertanyaan yang diajukan
guna memperoleh data dari bagian-bagian yang sesuai dengan objek
penelitian. Daftar pertanyaan diedarkan kepada responden untuk dijawab.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari
1. Variabel bebas (X), terdiri dari :
1) Brand Characteristic (X1)
2) Company Characteristic (X2)
2. Variabel terikat yaitu brand loyalty (Y)
STMIK Dharmapala Riau
677
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda. Bertujuan untuk meneliti pengaruh diantara
variabel indenvenden terhadap variabel dependen, dengan formulasi :
Y = a + bX1 + bX2
Keterangan :
a
= Konstanta
b1, b2
=Koefisien regresi
X1, X2
= Variabel bebas
X1
= Brand characteristic
X2
= Company characteristic
Y
= Brand loyalty
III. PEMBAHASAN
A. Hasil Induktif
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik
adalah yang mempunyai pola seperti distribusi normal (Tidak melenceng
ke kiri dan ke kanan). Dari hasil pengolahan data dengan metode SPSS
dapat dikemukakan bahwa nilai-nilai sebaran data terletak di sekitar garis
lurus, sehingga persyaratan normalitas dapat dipenuhi seperti terlihat
pada lampiran.
STMIK Dharmapala Riau
678
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
b. Uji Multikolinearitas
Untuk menguji apakah tidak adanya multikolinearitas antara
sesama variabel bebas yang ada dalam model atau dapat dikatakan tidak
adanya hubungan linear yang sempurna antara variabel bebas yang ada
dalam model maka dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation
Factor) yang terdapat pada lampiran yaitu sebagai berikut :
-
VIF untuk X1
= 1,106
-
VIF untuk X2
= 1,106
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas terlihat bahwa nilai
VIF yang ada tidak lebih besar dari 10 sehingga tidak ada
multikolinearitas pada model yang dibuat.
B. Pembuktian Hipotesis
Pembuktian hipotesis yang dikemukakan dilakukan dengan dua
langkah yaitu pembuktian hipotesis secara total dan yang kedua adalah
pembuktian hipotesis secara parsial dari masing-masing variabel bebas.
a. Pembuktian Hipotesis Secara Total
Pembuktian hipotesis secara total digunakan untuk melihat pengaruh
variabel bebas secara bersama-sama yaitu brand characteristic dan compny
characteristic terhadap variabel terikatnya dalam hal ini adalah brand
loyalty.
Berdasarkan
hasil
perhitungan
melalui
komputer
dengan
menggunakan program SPSS, maka diperoleh data-data perhitungan sebagai
berikut :
STMIK Dharmapala Riau
679
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
Koefisien Regresi Tentang Pengaruh Customer Value dan Brand Image
Terhadap Brand Loyalty
Koefisien
Standar
Regresi
Error
Constant
0,626
X1
X2
Variabel
t
Sig
0,205
3,060
0,003
0,436
0,049
8,975
0,000
0,412
0,047
8,813
0,000
R Squared = 0,609
F Ratio
= 114,562
Sig.
= 0,000
Sumber : Data Olahan Pada Lampiran
Berdasarkan tabel diatas di peroleh koefisien determinasi berganda (R
squared) yang diperoleh dari kelipatan (R) adalah sebesar 0,609 menunjukkan
bahwa 60,9% brand loyalty (Y) bisa diterangkan dengan variabel brand
characteristic (X1) dan company characteristic (X2) sedangkan sisanya (100% 60,9% = 39,1%) dapat diterangkan oleh variabel lain yang tidak diteliti pada
penelitian ini.
Penggunaan teknik analisis data regresi linier berganda (multiple
regression analysis) pada penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan
antara variabel bebas yaitu variabel brand characteristic (X1) dan company
characteristic (X2) terhadap variabel terikat yaitu brand loyalty.
Berdasarkan kepada tabel diatas maka diperoleh model persamaan regresi
linier berganda sebagai berikut :
Y = 0,626 + 0,436X1 + 0,412X2
STMIK Dharmapala Riau
680
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
Koefisien regresi dari variabel bebas b1 dan b2 bertanda positif (+).
Dimana hal ini berarti apabila variabel brand characteristic (b1) dan company
characteristic (b2) ditingkatkan perannya maka akan menimbulkan peningkatan
pula pada variabel terikatnya. Persamaan di atas menunjukkan bahwa :
1. Koefisien regresi variabel brand characteristic (X1) = 0,436 ini
menunjukkan besarnya pengaruh variabel tersebut terhadap brand loyalty
pada pelanggan tas Sophie Martin di Kota Pekanbaru. Tanda positif
menunjukkan koefisien arah hubungan yang positif. Dengan arti setiap
ada kenaikan satu satuan variabel brand characteristic maka brand
loyalty pelanggan akan naik sebesar 0,436 kali dengan anggapan faktor
yang lain konstan (ceteris paribus).
2. Koefisien regresi variabel company characteristic (X2) = 0,412 ini
menunjukkan besarnya pengaruh variabel tersebut terhadap brand loyalty
pelanggan tas Sophie Martin di Kota Pekanbaru. Tanda positif
menunjukkan koefisien arah hubungan yang positif. Dengan arti setiap
ada kenaikan satu satuan variabel company characteristic maka brand
loyalty pelanggan akan naik sebesar 0,412 kali dengan anggapan faktor
yang lain konstan (ceteris paribus).
Selanjutnya untuk membuktikan secara keseluruhan apakah semua
variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel
terikat maka digunakan uji-F, dengan ketentuan :
-
Jika F hitung > F tabel maka terdapat hubungan/pengaruh antara variabel
bebas dengan variabel terikatnya.
-
Jika F hitung < F tabel maka tidak terdapat pengaruh atau dengan kata lain
variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel tidak bebasnya (Variabel
terikat).
STMIK Dharmapala Riau
681
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
Dari tabel diatas diperoleh F hitung adalah sebesar 114,562 dan dengan
tingkat signifikan sebesar 0,000, sedangkan F tabel dengan tingkat signifikan 
0,05 = 3,06. Jadi dapat disimpulkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel
(114,562 > 3,06).
Dengan demikian hipotesis yang didukung dengan variabel-variabel
bebas dalam penelitian ini mempunyai pengaruh terhadap brand loyalty pada
pelanggan tas Sophie Martin di Kota Pekanbaru dapat diterima kebenarannya.
b. Pembuktian Hipotesis Secara Parsial
Untuk membuktikan hipotesis secara parsial digunakan uji-t yaitu untuk
mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial atau
sendiri-sendiri dalam menjelaskan variabel terikatnya sehingga diketahui
variabel bebas mana yang paling dominan mempengaruhi variabel terikat yaitu
brand loyalty dari seluruh variabel babas yang diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan paket program
SPSS diperoleh besarnya nilai koefisien regresi secara parsial dari masingmasing variabel bebas yang diteliti yaitu seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Koefisien Regresi Variabel Bebas Secara parsial Terhadap Variabel Terikat
Variabel
Beta
t-tabel
t-hitung
Signifikan
X1
0,487
1,655
8,975
0,000
X2
0,478
1,655
8,813
0,000
Sumber : Data Olahan
Dari tabel diatas maka dapat dibuktikan kebenaran hipotesis yang
diajukan secara parsial, dengan ketentuan :
STMIK Dharmapala Riau
682
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
a. Apabila t-hitung > t-tabel maka variabel bebas dapat menerangkan variabel
tidak bebasnya atau dengan kata lain terdapat pengaruh diantara dua
variabel yang diteliti.
b.
Apabila t-hitung < t-tabel maka variabel bebas tidak dapat menerangkan
variabel tidak bebasnya atau dengan kata lain tidak terdapat pengaruh
diantara dua variabel yang diteliti.
Uji-t ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel pada
signifikan  = 0,05%. Pada t-tabel diperoleh t nya adalah sebesar 1,660. Maka
hasil pengujian dari masing-masing variabel bebas tersebut adalah :
1. Variabel X1 (brand characteristic) 8,975 > 1,655 maka dapat disimpulkan
bahwa variabel X1 berpengaruh terhadap brand loyalty (dengan signifikan
sebesar 0,000).
2. Variabel X2 (company characteristic) 8,813 > 1,655, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel X2 berpengaruh terhadap brand loyalty (dengan
signifikan sebesar 0,000).
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keenam variabel
diatas yaitu variabel X1 (brand characteristic) dan variabel X2 (company
characteristic) benar-benar berpengaruh terhadap brand loyalty, karena t-hitung
dari seluruh variabel tersebut lebih besar dari t-tabelnya.
Selanjutnya dari seluruh variabel bebas yang diteliti, variabel X 1 (brand
characteristic) mempunyai pengaruh yang paling dominan dalam menerangkan
variabel terikatnya yaitu brand loyalty karena memiliki nilai t–hitung yang lebih
besar dibandingkan variabel lain.
C. Pembahasan
Sebelumnya telah dilakukan pembuktian terhadap hipotesis dengan
menghimpun data yang diperoleh dari para responden dan diolah dengan bantuan
STMIK Dharmapala Riau
683
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
komputer yaitu program SPSS sehingga dapat dijelaskan pengaruh brand
characteristic dan company characteristic terhadap brand loyalty pada
pelanggan tas Sophie Martin di Kota Pekanbaru, kemudian kini dilanjutkan
dengan pembahasan hasil analisis.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa variabel brand characteristic
berpengaruh secara signifikan terhadap brand loyalty pada pelanggan tas Sophie
Martin di Kota Pekanbaru. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang
dilakukan Riana (2008) dimana dalam penelitiannya menyatakan bahwa secara
bersama-sama dan parsial variabel trust in a brand berpengaruh signifikan
terhadap brand loyalty dan variabel brand characteristic adalah variabel yang
paling dominan berpengaruh terhadap brand loyalty dengan koefisien beta
sebesar 0,668 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa variabel
company
characteristic berpengaruh secara signifikan terhadap brand loyalty pada
pelanggan tas Sophie Martin di Kota Pekanbaru. Hal ini didukung oleh
penelitian terdahulu yang dilakukan Hilia (2007) yang dalam penelitiannya
menyatakan bahwa
trust
in brand
dipengaruhi
oleh variabel
brand
characteristics, company characteristics, dan consumer-brand characteristics
secara bersama-sama, terutama pada variabel consumer-brand characteristics
yang paling kuat atau mendominasi dalam mempengaruhi Trust In Brand.
Menurut Tjiptono dan Diana (2000), penggunaan merek memiliki
berbagai macam tujuan, diantaranya adalah sebagai identitas perusahaan yang
membedakan produk pesaing, sehingga pelanggan mudah mengenali dan
melakukan pembelian ulang dan untuk mengendalikan dan mendominasi pasar.
Artinya, dengan membangun merek yang terkenal, bercitra baik, dan dilindungi
hak eksklusif berdasarkan hak cipta / paten, maka perusahaan dapat meraih dan
mempertahankan loyalitas konsumen.
STMIK Dharmapala Riau
684
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
Sophie Martin telah membuktikan mampu menciptakan merek yang
dikenal oleh masyarakat umum dan bercitra baik, sehingga perusahaan dapat
meraih dan mempertahankan loyalitas mereknya.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, berikut ini
dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan kepada hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa brand
characteristic dan company characteristic berpengaruh signifikan
terhadap brand loyalty pada pelanggan tas Sophie Martin di Kota
Pekanbaru.
2. Faktor yang dominan mempengaruhi brand loyalty pada pelanggan tas
Sophie Martin di Kota Pekanbaru adalah brand characteristic.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan sehubungan dengan
penelitian ini adalah :
1. Dalam meningkatkan brand loyalty pelanggan, maka diharapkan kepada
perusahaan untuk meningkatkan kualitas bahan yang digunakan, desain
produk tas yang unik dan modern.
2. Diharapkan kepada perusahaan agar mengadakan layanan purna jual
kepada pelanggan agar produk tas Sophie Martin dapat bersaing dengan
merek lainnya.
STMIK Dharmapala Riau
685
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Mei 2013
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David A. 1997. Manajemen Ekuitas Merek : Memanfaatkan Nilai Dari
Suatu Merek. Alih Bahasa. Aris Ananda. Mitra Utama. Jakarta.
Angipora, Marius P. 2000. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Kedua, PT. Raja
Grafindo. Jakarta.
Craven, D. (2000). Manajemen Jasa. Yogyarakta : Andi.
Kotler, Phillip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid I. PT. Indeks Kelompok
Gramedia. . Jakarta.
___________. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid II. PT. Indeks Kelompok
Gramedia. . Jakarta.
Lamb, Charles W. Joseph F. Hair dan Carl Mc. Daniel. 2001. Pemasaran. Edisi
Kelima. Salemba Empat. Jakarta.
Malhotra, Naresh K. 1999. Marketing Research : An Applied Orientation. Third
Edition. Prentice Hall Internaional Inc. New Jersey.
Moeljono, Djokosantoso. 2003. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi.
Elex Media Komputindo. Jakarta.
Santoso, Singgih. 2002. Statistik Multivariat. Buku Latihan SPSS. PT. Elex
Media Komputindo. Jakarta.
Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sugiono. (1999). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. PT. Bumi Akasara.
Jakarta.
Supranto, J. 2001. Statistik – Teori dan Aplikasi. Jilid 2. Edisi Keenam.
Erlangga. Jakarta.
Supranto, J. 2001. Statistik – Teori dan Aplikasi. Jilid 1. Edisi Keenam.
Erlangga. Jakarta.
Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja
Rosda Karya. Bandung.
Swastha, Basu. 2000. Strategi Bisnis Modern. Edisi I. Cetakan I. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Andi. Yogyakarta.
STMIK Dharmapala Riau
686
Download