BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sebagai salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya, berkembang dan untuk mendapatkan laba. Serta pemasar harus berupaya untuk memahami kebutuhan, keinginan dan permintaan pasar sasaran karena kebutuhan merupakan tuntunan dasar manusia. Dan pada umumnya pemasaran dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dari perusahaan lain. Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang pengertian pemasaran. Menurut Kotler dan Keller (2009 : 5) “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proes ini indvidu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.” Menurut American Marketing Association (AMA) yang dikutip Kotler dan Keller (2009 : 5), mendefinisikan pemasaran sebagai berikut : “Satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada konsumen dengan cara menguntungkan organisasi dan para pemilih sahamnya.” 17 Berdasarkan definsi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan membuat, menawarkan dan secara bebas menukarkan produk atau jasa yang mempunyai nilai untuk memuaskan konsumen dan berhubungan dengan kegiatankegiatan usaha yang menggunakan prinsip pemberi harga, promosi hingga mendistribusikan barang atau jasa kepada konsumen untuk mencapai sasaran serta tujuan organisasi. 2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Agar dapat tercapai tujuan perusahaan yatu memberikan keputusan kepada konsumen, maka setiap perusahaan harus menganalisa, merencanakan, mengimplementasikan dann mengontrol aktifitas pemasarannya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan melaksanakan manajemen pemasaran. Menurut Kotler dan Keller (2009 : 45), mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut : “Penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai sasaran perusahaan.” Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah proses mengelola penganalisaan melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan mendapat keuntungan. 18 2.3 Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran disebut juga bauran promosi yang merupakan alat efektif untuk berkomunikasi dengan para pelanggan (baik konsumen atau perantara). Komunikasi pemasaran atau bauran promosi ini perlu ditangani secara cerrmat karena masalahnya bukan hanya menyangkut besarnya biaya yang akan digunakan. Dalam memasarkan produknya, perusahaan memerlukan suatu komunikasi dengan para konsumen, karena dengan adanya komunikasi maka konsumen dapat mengetahui produk yang di tawarkan oleh perusahaan. Komunikasi yang berasal dari perusahaan terjadi dalam bentuk promosi dan segala komunikasi pemasarannya, artinya perusahaan tersebut berusaha mengkomunikasikan produk perusahaannya kepada masyarakat luas. Menurut Tjiptono (2002 : 219) komunikasi pemasaran adalah : “Akitivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.” Sedangkan komunikasi pemasaran menurut Kotler & Keller (2009 : 172), menyatakan bahwa komunikasi pemasaran yaitu : “Sasaran dimana perusahan berusaha menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merk yang dijual.” Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemasaran adalah mempresentasikan “suara” perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana 19 perusahaan dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen. 2.3.1 Proses Komunikasi Untuk berkomunikasi secara efektif, pemasar harus memahami bagaimana komunikasi berjalan. Komunikasi melibatkan sembilan elemen yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Dua dari elemen ini adalah pemain utama dalam komunikasi yaitu pengirim dan penerima. Dua lainnya merupakan alat komunikasi utama yaitu pesan dan media. Empat elemen yang lain adalah fungsi utama komunikasi yaitu penyandian, pengertian respon dan umpan balik. Elemen terakhir adalah gangguan terhadap sistem ini. Gambar 2.1 Model Proses Komunikasi SENDER MESSAGES CHANNEL MESSAGES NOISE FEEDBACK Sumber : Philip Kotler & Keller (2009 : 177) 20 RECEIVER Adapun dari penjelasan mengenai model proses komunikasi diatas adalah : 1. Sender Yaitu pesan yang menentukan tujuan komunikasi dan menetapkkan sasaran komunikasi. 2. Proses Encoding Yaitu suatu proses dimana sistem pusat syarat sumber informasi memerintahkan sumber informasi untuk memilih simbol-simbol yang dimengerti dan dapat menggambarkan pesan. 3. Messages Yaitu segala sesuatu yang memiliki makna bagi penerima. Pesan merupakan hasil akhir dari proses encoding. Pesan in dapat berupa kata-kata, ekspresi wajah, tekanan suara dan penampilan. 4. Media Yaitu cara atau peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada penerima. Media tersebut dapat berupa surat, telrpon atau tatap muka langsung. 5. Decoding Yaitu proses dimana penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterimanya sesuai dengan pengetahuan, minat dan kepentingannya. 21 6. Feedback Yaitu respon yang diberikan oleh penerima pesan kepada pengirim sebagai tanggapan atas informasi yang dikirim sumber pesan. Pesan ini dapat berupa jawaban lisan si penerima setuju atau tidak dengan informasi yang diterima. Model ini menunjukkan beberapa faktor kunci dalam komunikasi yang baik. Pengirim harus mengetahui audiens mana yang ingin dijangkau dan respon seperti apa yang diinginkan. Mereka harus mahir membuat pesan yang dapat dibaca oleh audiens target yang akan mengartikannya. Mereka harus mengirim pesan melalui media yang menjangkau audiens tersebut, dan mereka harus mampu membangun saluran umpan balik sehingga mereka dapat menilai respon audiens tersebut, mereka harus mampu membangun saluran umpan balik sehingga mereka dapat menilai respon audiens tersebut terhadap pesan yang disampaikan. 2.3.2 Komunikasi Dalam Kelompok Sebuah kelompok (group) merupakan kumpulan dua atau lebih orang-orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama. Di dalam perspektif pemasaran, masing-masing kelompok dimana konsumen menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi dari konsumen tersebut. Kelompok mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara ; pertama, kelompok mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen. Kedua, anggota-anggota kelompok 22 seringkali membuat keputusan bersama-sama sebagai sebuah kelompok. Singkatnya konsumen akan dipengaruhi oleh kelompok dimana ia menjadi anggotanya. Menurut Schiffman & Kanuk (2007 : 302) mengartikan reference group sebagai : “Setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagai dasar perbandingan (atau rujukan) bagi seseorang dalam membentuk nilainilai dan sikap umum atau khusus, atau pedoman khusus bagi perilaku konsumen.” Menurut Sumarwan (2004 : 251), ada beberapa kelompok acuan; A. Kelompok Formal dan Informal Kelompok formal adalah kelompok yang mempunyai struktur organisasi secara tertulis dan anggotanya terdaftar secara resmi. Kelompok informal adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur organisasi secara resmi dan tertulis. Kelompok informasi biasanya terbentuk karena hubungan sosial. B. Kelompok Asosiasi dan Disosiasi Kelompok asosiasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuannya. Sedangkan kelompok disosiasi adalah seseorangg atau kelompok yang berusaha untuk mengindari asosiasi dengan kelompok acuan. 23 Menurut Sumarwan (2004 : 266), ada tiga macam pengaruh kelompok acuan: 1. Pengaruh Normatif Pengaruh normatif adalah pengaruh dari kelompok acuan terhadap seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti. 2. Pengaruh Ekspresi Nila Pengaruh ekspresi nilai akan mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembaga ekspresi nilai. Misalnya seorang konsumen akan membeli kendaraan mewah dengan tujuan agar orang lain bisa memandangnya sebagai orang sukses. 3. Pengaruh Informasi Kelompok akan mempengaruhi pilihan produk atau merek dari seseorang konsumen karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya sarannya karena ia memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik. 2.3.3 Saluran Komunikasi Setelah mengetahui proses komunikasi, para komunikator harus memilih saluran komunikasi. Menurut Kotler & Keller (2009 : 185), terdapat dua tipe utama saluran komunikasi, yaitu : 24 1. Saluran Komunikasi Pribadi Dalam saluran komunikasi pribadi (personal communication channels), dua orang lebih saling berkomunikasi langsung. Mereka bisa berkomunikasi melalui tatap muka, lewat telepon, surat, atau bahkan chatting lewat internet. Saluran komunikasi pribadi efektif karena didalamnya terjadi pertemuan dan umpan balik pribadi. Beberapa saluran komunikasi pribadi dikendalikan langsung oleh perusahaan. Tetapi komunikasi pribadi lain mengenai produk itu bisa saja menjangkau pembeli lewat saluran yang tidak langsung dikendalikan oleh perusahaan. Ini bisa dilakukan oleh ahli yang independen, pedoman membeli bagi konsumen. Atau melalui tetangga, teman, anggota keluarga dan rekanan. Saluran yang terakhir ini dikenal sebagai pengaruh mulut ke mulut (word of mouth influences), memiliki dampak besar dalam berbagai aspek produk. Pengaruh pribadi memikul beban yang berat untuk produk-produk yang mahal, beresiko, atau menarik perhatian. Sebagai contoh, pembeli mobil dan peralatan besar sering kali mencari sumber lain diluar media massa untuk memperoleh opini dari para pakar. Perusahaan dapt mengambil langkah-langkah agar saluran komunikasi pribadi dapat bekerja sesuai keinginan mereka. Sebagai contoh, mereka dapat menciptakan pemimpin opini orang yang pendapatnya ditunggu tunggu oleh orang lain. 25 2. Saluran Komunikasi Nonpribadi Saluran komunikasi nonpribadi (nonpersonal communication channels) adalah media yang membawa peasan tanpa mengadakan kontak atau umpan balik pribadi. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah media utama, atmosfer dan acara. Media utama meliputi media cetak (koran, majalah, surat), media siaran (televisi,radio), media tampilan (bill-board, papan iklan, poster). Atmosfer adalah lingkungan yang dirancang secara khusus demi menciptakan atau meningkatkan kecenderungan pembeli untuk membeli produk. Acara adalah kejadian-kejadian disengaja yang bertujuan agar pesan dapat sampai kepada audiens sasaran. Komunikasi nonpribadi biasanya langsung mempengaruhi pembeli. Selain itu, penggunaan media massa sering kali mempengaruhi pembeli secara tidak langsung karena menyebabkan terjadinya komunikasi yang lebih pribadi. 2.3.4 Kepemimpinan Opini (Opinion Leadership) Kepemimpinan opini merupakan orang pertama yang mencoba produk- produk dan jasa-jasa baru yang diluar rasa keingin tahuan mereka sesungguhnya. Mereka umumnya adalah orang-orang aktivis di masyarakat, dalam pekerjaan dan juga di pasar. Menurut Kotler & Keller (2009 : 408) opinion leader adalah : “Orang dalam berkomunikasi informal yang berhubungan dengan produk dan menawarkan nasihat atau informasi tentang produk atau kategori produk tertentu”. 26 Shimp (2003 : 18) mengartikan opinion leadership atau pemimpin pendapat sebagai berikut : “Is a person who frequently influences other individuals attitudes and behaviour.” Menurut John Drea (http://frontpage.wiu.edu/mfjtd/333notes/wom.ppt), opinion leader adalah : “Opinion leader is a person who filters, interprets or provides information for a given individuals.” Menurut Sutisna (2002 : 187) opinion leader adalah “Orang-orang yang kita tanyai dan mintai informasinya, disebut sebagai pemimpin opini (opinion leader).” Jadi dapat disimpulkan bahwa opinion leader adalah orang-orang yang sangat sering mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain dalam hal pembelian, pemilhan suatu barang atau jasa maupun pendapat mengenai produk atau jasa yang ditawarkan, sehingga, orang yang dipengaruhi tersebut tertarik dan akhirnya melakukan suatu tindakan pembelian. Kebanyakan konsumen menerima informasi dari orang lain, orang lain yang menjadi sumber informasi bisa berupa teman, keluarga, tetangga, atau teman satu kelompok. Biasanya informasi berasal dari orang yang kita yakini bahwa dia mempunyai informasi yang benar. 27 Menurut Solomon (2004 : 403) ada beberapa sifat dan ciri-ciri kepemimpinan opini yang sangat penting dan bernilai sebagai berikut : 1. Secara teknis pemimpin opini berkompeten dan dapat dipercaya karena mereka membawa dan memiliki kekuatan keahlian (expert power). 2. Pemimpin opinin melakukan evaluasi dan sintesis terhadap informasi tanpa bias, sehingga mereka mempunyai kekuatan pengetahuan (knowladge power). Hal ini tidak seperti dorongan iklan komersil yang memuat kepentingan perusahaan agar produknya dibeli. Dengan demikian pemimpin opini lebih dapat dipercaya. 3. Pemimpin opini secara sosial cenderung aktif sehingga proses komunikasi dengan orang lain akan lebih banyak. 4. Pemimpin opini cenderung mempunyai kesamaan dengan konsumen dalam kepercayaan dan nilai, sehingga mereka membawa kekuatan rujukan (refent power). Pemimpin opini cenderung mempunyai status dan pendidikan yang lebih tinggi dari pada dengan orang yang dipengaruhinya tapi tidak begitu berbeda dengan kelas sosial. 5. Pemimpin opini sering menjadi orang yang pertama membeli suatau produk, sehingga dia termasuk orang yang berani menanggung resiko bagi orang lain yang belum membeli produk itu. 28 Adapun karakteristik dari opinion leader menurut Loudon &Della Bitta (1993:267) yaitu : 1. Opinion leader berada pada kelas sosial yang sama, walaupun terkadang ada juga yang berada pada tingkat yang lebih tinggi. 2. Opinion leader mempunyai akses informasi yang lebih banyak dari opinion receiver. 3. Opinion leader mempunyai ketertarikan dan pengetahuan mengenai produk sehingga dapat mempengaruhi orang lain. 4. Opinion leader sering berbagai pendapat mengenai suatu produk kepada orang lain. 5. Opinion leader memiliki inovasi yang tinggi dibandingkan opinion receiver. 6. Opinion leader mempunyai sifat suka mencoba produk atau jasa baru. Opinion leader sangat efektif mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian produk, menurut Schiffman & Kanuk (2007 : 396) beberapa alasan yang menyebabkan efektifnya opinion leader tersebut antara lain : A. Kredibilitas Opinion leader merupakan sumber informasi produk yang dapat dipercaya karena biasanya mereka telah menggunakan produk yang bersangkutan sehingga bisa memberikan informasi yang akurat. 29 B. Informasi Kebaikan dan Keburukan Informasi yang disediakan oleh pemasar tentang suatu produk hanya berupa informasi mengenai kebaikan produk tersebut saja sedangkan opinion leader menyediakan informasi mengenai kebaikan dan keburukan suatu produk. C. Informasi dan Saran Opinion leader merupakan sumber informasi dan saran. Mereka dengan mudah membicarakan pengalaman menggunakan suatu produk sejauh yang mereka ketahui dan memberikan saran untuk membeli atau menghindari pembelian tentang produk tertentu. Fenomena-fenomena opinion leadership berguna untuk mengetahui apa yang menjadi motivasi pendorong bagi opinion leader untuk memberikan informasi dan saran, menurut Sciffman & Kanuk (2007 : 398) motivasi opinion leader dan opinion receiver tersebut antara lain : A. Kebutuhan Opinion Leader Teori motivasi menyebutkan bahwa seseorang memberikan informasi atau saran kepada orang lain untuk memutuskan kebutuhan dasar dirinya. Tetapi opinion leader tidak mengetahui motif sebenarnya dibalik apa yang mereka lakukan. Kemungkinan opinion leader berusaha untuk meyakinkan orang lain untuk menggunakan produk yang sama sebagai pembenaran atas pendapatnya. 30 B. Kebutuhan Opinion Receiver Opinion receiver sangat memerlukan pembicaraan yang berhubungan dengan produk atau jasa, mereka akan bertanya dahulu kepada orang terdekatnya sebelum melakukan pembelian. Hasil dari pembicaraan informal tersebut mereka menemukan produk baru atau cara penggunaan baru yaitu mereka mengurangi resiko yang terjadi akibat pembelian suatu produk karena telah memperoleh banyak informasi dari orang yang pernah menggunakan produk yang akan mereka beli, dapat mengurangi waktu mencari informasi mengenai produk yang dibutuhkan. Dengan itu dapat disimpulkan bahwa opinion leader merupakan orang yang secara tidak langsung mempunyai peran yang penting bagi perusahaan, karena begitu perusahaan dapat mengidentifikasikan seseorang sebagai opinion leader, maka secara tidak langsung seluruh konsumen yang menurut kepadaopinion leader telah menjadi konsumen perusahaan tersebut. Menurut Solomon (2007 : 404) proses komunikasi seseorang kepada orang lain melalui proses tertentu, dalam pandangan tradisional terlihat pada gambar dibawah ini : 31 Gambar 2.2 SUMBER PEMIMPIN OPINI PENGIKUT Sumber : Solomon (2007 : 404) Dalam pandangan tradisional, proses komunikasi word of mouth dari informasi yang disampaikan dari sumber, kemudian informasi itu ditangkap oleh pemimpin opini yang mempunyai pengikut dan berpengaruh. Informasi yang ditangkap oleh pemimpin opini disampaikan kepada pengikutya melalui komunikasi dari mulut ke mulut. Dalam proses komunikasi, pengikut tidak mampu mempengaruhi pemimpin opini sehingga dia hanya menerima informasi saja dan mengikuti apa yang dilakukan oleh pemimpin opini. 2.3.5 Model Komunikasi Pemasaran A. Two-Step Flow of Communication Model Suatu studi klasik menyimpulkan bahwa pesan dari media massa biasanya mengalir melalui opinion leader yang kemudian menuju ke message. Studi ini disebut juga teori two-step flow communication, dimana opinion leader merupakan penerima langsung informasi dari sumber media massa impersonal yang kemudian mentransfer dan menerjemahkan ke masyarakat. Teori ini memandang opinion leader sebagai middleman antara informasi impersonal dan masyarakat. 32 Gambar 2.3 Two-Step Flow of Communication OPINION LEADER MASS MEDIA OPINION RECEIVER (THE MASSES) Sumber : Schiffman & Kanuk (2007 : 450) Ide utama dari teori ini adalah dimana interaksi sosial antara masyarakat memainkan peranan penting karena disanalah informasi diteruskan dan perilaku dirangsang. Teori ini mengolah anggapan bahwa hanya media massa yang memberi pengaruh terhadap tingkat penjualan suatu produk. Teori ini membuka pandangan para pemasar tentang bagaimana arus informasi mengalir ke masyarakat, tetapi teori ini tidak secara akurat menggambarkan aliran informasi dan pengaruhnya. Kekurangan dari teori ini adalah : a. Media massa menyampaikan pesan kepada opinion leader maupun opinion receiver, tetapi opinion receiver lebih banyak dipengaruhi oleh opinion leader dari pada media massa. b. Tidak semua komunikasi impersonal dilakukan oleh opinion leader kepada opinion receiver. Lebih sering opinion receiver yang meminta pendapat opinion leader mengenai suatu produk atau jasa. 33 c. Mereka yang menerima informasi dan saran dari orang lain biasanya meneruskannya kepada orang lain. Sedangkan orang yang tidak menerima informasi atau saran sama sekali tidak akan meneruskan apa-apa. d. Opinion leader lebih sering menerima dan mencari saran dari orang lain dibanding non leaders. B. Multi-Step Flow of Communication Model Model yang lebih komprehesif dari arus komunikasi impersonal menggambarkan pengiriman informasi dari media massa sebagai yang bertahaptahap. Perubahan ini dilakukan karena berdasarkan fakta bahwa informasi dan pengaruh merupakan proses dua arah dimana opinion leader terpengaruh oleh dan dipengaruhi juga oleh opinion receiver. Dapat dilihat pada gambar 2.4 dimana pada langkah 1a dan 1b menunjukkan bahwa informasi dari media massa secara bersamaan diterima oleh opinion leader, opinion receiver dan information receiver (orang yang tidak mempengaruhi atau dipengaruhi orang lain). Pada langkah 2 menunjukkan pengiriman informasi dan pengaruh dari opinion leader pada opinion receiver. Langkah 3 memperlihatkan pergantian pengiriman informasi dari opinion receiver ke opinion leader. 34 Gambar 2.4 Multi-Step Flow of Communication MASS MEDIA Step 1a OPINION LEADER Step 2 Step 3 Step 1b OPINION RECEIVER / SEEKERS INFORMATION RECEIVER Sumber : Schiffman & Kanuk (2007 : 405) 2.4 Bauran Promosi Baruran promosi yang dilakukan suatu perusahaan adalah bertujuan untuk mengkomunikasikan mengenai produk yang dihasilkan oleh perusahaan kepada konsumen, menurut Philip Kotler (2009 : 174) unsur-unsur bauran promosi ada delapan yaitu : 1. Periklanan Segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. 2. Promosi Penjualan Terdiri dari kumpulan alat-alat insentif yang beragam. Sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen pedagang. 35 3. Acara dan Pengalaman Kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu. 4. Hubungan Masyarakat dan Publisitas Beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya. 5. Pemasaran Langsung Penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respons atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu. 6. Pemasaran Interaktif Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra atau menciptakan penjualan produk dan jasa. 7. Pemasaran dari Mulut ke Mulut Komunikasi lisan, tertulis dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atauu menggunakan produk atau jasa. 8. Penjualan Personal 36 Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan pengadaan pesanan. 2.5 Pengertian Word of Mouth Communication Salah satu bentuk promosi dalam pemasaran adalah word of mouth. Pelanggan seringkali menginformasikan terlibat kepada secara langsung pelanggan potensial dalam lain menyampaikan tentang dan pengalama merekadidalam mengkonsumsi suatu produk ataupun jasa. Proses komunikasi antar manusia lebih banyak melalui komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication). Karena orang setiap hari berbicara dengan yang lainnya, saling tukar pikiran, saling tukar informasi, saling berkomentar dan proses komunikasi lainnya. Mungkin sebenarnya pengetahuan konsumen atas berbagai macam merek produk lebih banyak disebabkan adanya komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication). Menurut Solomon (2004 : 394), menyatakan word of mouth sebagai : “Word of mouth is product information transmitted by individuals to individuals.” Menurut Asosiasi Pemasaran word of mouth dinyatakan sebagai : ”Word of mouth is the act of consumer providing information to other consumer.” 37 Menurut Kotler & Keller (2009 : 174) word of mouth communication adalah: “Komunikasi lisan, tertulis dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.” Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa word of mouth communication merupakan suatu bentuk percakapan mengenai suatu produk, antara satu orang dengan orang lainnya, yang di dalamnya terdapat pesan yang disampaikan terkadang tidak disadari oleh pemberi informasi atau oleh penerima informasi tersebut. 2.5.1 Manfaat Word of Mouth Communication Menurut Leon G. Schiffman dan Laslie Lazar Kanuk yang dialih bahasakan oleh Drs. Zulkifli (2004 : 438) : “Proses kepemimpinan pendapat merupakan kekuatan konsumen yang sangat dinamis dan berpengaruh. Sebagai informasi informal, para pemimpin pendapat sangat efektif mempengaruhi para konsumen dalam keputusan mereka yang berhubungan dengan produk.” Kondisi tersebut didukung oleh budaya Indonesia dimana informasi dari mulut ke mulut cepat tersebar. Dimana orang sangat percaya pada informasi yang ia terima dari orang terdekatnya. 38 Menurut Cranston yang dikutip oleh Agnes Kurniawan (2007) menyatakan bahwa : “Konsumen Indonesia cenderung berciri sosial senang berkumpul dan membuat kelompok. Seperti kebiasaan arisan dan ngerumpi. Sebuah isu entah gosip ataupun tidak, cepat tersebar berkat kebiasaan ini. Ciri unik ini oleh para ahli marketing dilihat sebagai bagian strategi pemasaran yang cukup efektif, namanya word of mouth communication.” Menurut John Dera, Profesor Marketing Western Lionis University ada beberapa alasan terjadinya word of mouth communication, yaitu : 1. Bagi Penerima (Opinion Followers) a. Word of mouth memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penerima b. Memungkinkan penerima untuk mengurangi waktu pembelian c. Bisa mengurangi keragu-raguan. 2. Bagi Pengirim (Opinion Leader) a. Memiliki perasaan kekuasaan dan prestise b. Mengurangi keragu-raguan pengirim tentang pembeliannya sendiri c. Meningkatkan interaksi dan posisi sosial di dalam kelompok atau grup d. Ada timbal balik Sutisna (2002 : 185) menyebutkan dasar motivasi bagi konsumen untuk membicarakan (word of mouth communication) mengenai produk atau jasa, yaitu : 39 1. Keterlibatan dengan produk Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengaan orang lain, sehingga terjadi proses word of mouth. 2. Pengetahuan Produk Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk (keunggulan, cita rasa, kualitas, suasana tempat) dan menggunakan percakapan sebagai cara menginformasikan kepada yang lain. Dalam hal ini word of mouth dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada orang lain bahwa kita mempunyai pengetahuan atau keahlian tertentu. 3. Membicarakan Produk Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal ini mungkin saja karena ada dorongan dan keinginan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam memilih barang dan jangan menghabiskan waktu untuk mencari informasi mengenai suatu merek produk. 4. Mengetahui Ketidakpastian Word of mouth merupakan suatu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada teman, tetangga atau keluarga, informasi lebih dapat dipercaya, jelas dan adanya kesan menarik. Sehingga juga akan mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek dan pada akhirnya akan meningkatkan keputusan pembelian. 40 Sebagian besar proses komunikasi antar manusia dilakukan melalui mulut ke mulut. Setiap hari seseorang berbicara dengan yang lainnya, saling bertukar pikiran, saling tukar informasi, saling memberikan pendapat dan proses komunikasi lainnya. Mungkin sebenarnya pengetahuan konsumen atas berbagai macam produk lebih banyak disebabkan adanya komunikasi dari mulut ke mulut. Ketika seorang konsumen akan melakukan pembelian terhadap suatu produk atau jasa maka ia akan membutuhkan informasi mengenai suatu produk atau jasa tersebut. Pencarian informasi dilakukan untuk memperoleh produk yang berkualiatasyang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginanny. Konsumen akan mencari informasi tersebut ke sumber-sumber yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan, untuk lebih jelasnya akan dikemukakan pihak-pihak mana saja yang dapat dijadikan informasi. Menurut Kotler & Keller (2009 : 235) konsumen sebagai audiens dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, yaitu : 1. Sumber pribadi seperti keluarga, tetangga, teman-teman, rekan-rekan 2. Sumber komersial seperti iklan, tenaga penjual dan lain-lain 3. Sumber umum seperti media massa, lembaga konsumen 4. Sumber pengalaman seperti menangani, menguji dan menggunakan produk. 41 Menurut Eagel, dkk. yang dikutip Sumarwan (2004 : 265) seorang konsumen akan meminta pendapat dari seseorang jika salah satu kondisi berikut dipenuhi : a. Konsumen tidak memiliki informasi yang cukup untuk mengambil keputusan. b. Produk rumit dan sulit dievaluasi. c. Konsumen tidak memiliki kemampuan untuk mengevaluasi produk atau jasa walaupun telah mendapat informasi tetap. d. Sumber informasi lain dianggap memiliki kredibilitas rendah. e. Orang yang diminta pendapatnya lebih mudah dihubungi. f. Adanya hubungan sosial kuat antara pemberi pengaruh dan penerima. g. Konsumen tersebut membutuhkan persetujuan sosial. Menurut Philip Kotler (2009 : 235) terdapat dua manfaat yang diperoleh dari komunikasi mulut ke mulut, yaitu : 1. Komunikasi dari mulut ke mulut lebih meyakinkan Kata-kata yang keluar dari mulut merupakan satu-satunya promosi yang berasal dari konsumen oleh konsumen dan untuk konsumen. 2. Komunikasi dari mulut ke mulut tidak memerlukan biaya mahal. 42 Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutisna (2002 : 185) bahwa : “Komunikasi dari mulut ke mulut merupakan hal yang sangat penting dalam menghasilkan penjualan.” Sementara itu menurut John Drea, Profesor Marketing Western Lionis University, mengemukakan pendapat bahwa word of mouth mempengaruhi pembelian 3 kali lebih efektif dibandingkan dengan iklan-iklan. Berbagai penelitian telah memperlihatkan bahwa semakin baik informasi mengenai suatu produk atau jasa, maka semakin besar keinginan seseorang untuk mengadopsi suatu produk atau jasa. Komunikasi dari mulut ke mulut ini sangat berkaitan dengan pengalaman penggunaan suatu merek produk. Dalam pengalaman penggunaan merek pproduk itu akan timbul rasa puas jika merek produk yang digunakan mampu memenuhi harapan konsumen, dan sebaliknya akan merasa tidak puas jika penggunaan merek produk tidak sesuai dengan harapan sebelumnya. 2.6 Pengertian Perilaku Konsumen Konsumen sebagai obyek utama dari promosi penjualan, merupakan satu hal yang harus mendapat perhatian serius dari seorang pemasar atau perusahaan. Sebagian keputusan membeli lainnya mungkin akan melibatkan beberapa peserta yang memegang peranan seperti pengambilan prakarsa, orang yang mempenaruhi, pembuat keputusan, pembeli dan pemakai. 43 Tugas perusahaan diantaranya adalah mengenal peserta-peserta pembeli lainnya, pengaruh yang mereka berikan terhadap pembeli, memahami tingkah laku pembeli pada setiap tahap pembelian dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku tersebut. Pemahaman terhadap semua itu memungkinakan perusahaan untuk mengembangkan sebuah program pemasaran yang efektif. Schiffman & Kanuk (2007 : 6) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut : “Consumer behaviours designed as the behaviour that consumers display in searching for purchasing, using evaluating and disponding of product and service that they expect will satisfy their needs.” Menurut Kotler & Keller (2009 : 190), pengertian perilaku konsumen yaitu : “Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan membuang barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.” Dari pengertian diatas dapat diuraikan bahwa perilaku konsumen merupakan perilaku yang ditunjukan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi atau mengabaikan produk atau jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. 2.7 Pengertian Keputusan Pembelian Pemasar perlu berfokus pada seluruh proses pengambilan keputusan bukan hanya proses pembeliannya saja. Oleh karena itu kita perlu mengetahui definsi keputusan pembelian menurut para ahli yaitu : 44 Kotler & Keller (2007 :240) menyatakan bahwa keputusan pembelian yaitu : “Suatu tahap dimana para konsumen membentuj preferensi atas merekmerek yang ada didalam kumpulan pilihan. Konsumen dapat membentuk niat membeli merek yang paling disukai.” Menurut Schiffman & Kanuk yang dikutip oleh Sumarwan (2003 : 289), keputtusan pembelian adalah : “Pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.” Jadi dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah pemilihan suatu merek diantara dua atau lebih alternative. 2.8 Perilaku Pembelian 2.8.1 Tipe Perilaku Pembelian Menurut Kotler (2002 : 202) ada empa tipe perilaku konsumen dalam membeli sebuah produk, yaitu : 1. Perilaku pembelian yang rumit Konsumen menempuh perilaku membeli yang kompleks bila mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeli dan menyadari perbedaan penting diantara beberapa merek produk yang ada. Para pemasar produk mengharapkan adanya keterlibatan yang mendalam, yaitu harus memahami pengumpulan informasi dan perilaku menilai dari para konsumen yang melakukan pertimbangan mendala. Pemasar perlu 45 mengembangkan strategi untuk membantu pembeli dalam mempelajari ciri-ciri dari golongan produk dan tingkat kelapangan secara efektif. 2. Perilaku pembelian pengurangan ketidaknyamanan Pembeli akan memilih pemilih produk yang tersedia, akan tetapi dia akan cepat membeli karena perbedaan merek tidak ditekankan. Setelah membeli, konsumen mulai mempelajari banyak hal lain dan berusaha untuk membenarkan keputusannya guna mengurangi ketidakcocokkan. Implikasi situasi tersebut bagi pemasar bahwa penentuan harga, lokasi yang baik dan tenaga jual yang efektif adalah penting untuk mempengaruhi pilihan merek. 3. Perilaku pembelian karena kebiasaan Terbukti bahwa konsumen yang tidak terlibat dalam keputusan yang mendalam (low invovement) bila membeli sesuatu yang harganya relatif murah atau produk yang sudah sering dibeli, misalnya sabun mandi, dalam hal ini pemasar memerlukan keterlibatan rendah dengan sedikit perbedaan merek, akan menjumpai keefektifan dalam memanfaatkan promosi. 46 4. Perilaku pembelian yang mencari variasi Dalam beberapa situasi pembelian, keterlibatan konsumen yang rndah, tetapi ditandai dengan perbedaan merek yang nyata. Dalam situasi ini konsumen sering melakukan penggantian merek, yang terjadi adalah memperoleh keragaman, bukan karena tidak puas. 2.8.2 Model Perilaku Pembeli Dalam perilaku konsumen tersebut terdapat berbagai karakteristik atau faktorfaktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian seorang konsumen. Oleh sebab itu pperusahaan pun harus dapat mengetahui perilaku konsumen tersebut, terutama mengenai informasi, mengenai siapa yang membuat keputusan pembelian, tipe keputusan pembelian konsumen dan juga tahap-tahap proses keputusan pembelian. Perilaki merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan seorang dalam rangka beraksi terhadap rangsangan atau stimulus. Stimulus atau rangsangan tersebut bias dating atau timbul dari dalam dirinya maupun dari luar. Untuk itu perusahaan perlu memahami model perilaku pembelian. Menurut Kotler & Kelller (2007 : 226) model perilaku pembelian sebagai berikut : 47 Gambar 2.5 Model Perilaku Pembeli CONSUMER PSYCHOLOGY MARKETING STIMULI OTHER STIMULI *Product & Service *Price *Distribution *Communications *Economic *Technological *Political *Cultural *MOTIVATION *PERCEPTION *LEARNING *MEMORY CONSUMER CHARACTERISTICS *Cultural *Social *Personal BUYING DECISION PROCESS *Problem Recognition *Information Search *Evaluation of Alternatives *Purchase Decision *Post Purchase Behaviour PURCHASE DECISION *Product Choice *Brand Choice *Dealer Choice *Purchase Amount *Purchase Timing *Purchase Methode Sumber : Kotler & Kelller (2007 : 226) 2.8.3 Proses Keputusan Pembelian Kotler & Keller (2007 : 235) mengemukakan bahwa terdapat lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu seperti terilhat pada gambar 2.6 berikut ini : 48 Gambar 2.6 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Pengenalan Kebutuhan Pencarian Alternative Pengevaluasian Alternative Keputusan Pembelian Perilaku Setelah Pembelian Sumber : Kotler (2007:235) 1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal seperti lapar, haus, mencapau titik tertentu dan menjadi dorongan. Kebutuhan yang ditimbulkan oleh rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar yang merangsang rasa laparnya. Pemasar perlu mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori produk, pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasaran yang dapat menumbuhkan minat konsumen. 2. Pencarian Informasi Konsumen yang tergugah kebutuhan akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Besarnya pencarian yang dilakukan tergantun pada kekuatan 49 dorongannya, jumlah informasi yang telah dimilikinya, kemudahan mendapatkan dan nilai yang dibelrikan pada informasi tambahan, dan kepuasan dalam pencarian informasi tersebut. 3. Evaluasi Alternatif Model yang terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif yaitu mereka menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk terutama berdasarkan kesadaran dan rasio. Beberapa konsep dasar dalam memahami proses evaluasi konsumen : Pertama, konsumen berusaha untuk memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. 4. Keputusan Pembelian Menurut Sciffman & Kanuk (2007 : 558), bahwa tindakan pemilihan terdiri dari 2 atau lebih alternatif pilihan yang ada. Keputusan pembelian adalah untuk memilih atau membeli suatu produk dari beberapa pilihan yang ada. Dalam tahap evaluasi alternatif, konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli suatau produk yang paling disukai. Menurut Philip Kotler (2009:187) terdapat dua faktor yang berada diantara niat pembelian dan kepuutusan pembelian, seperti gambar dibawah ini : 50 Gambar 2.7 Tahap Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian Sikap Orang Lain Evaluasi Alternatif Niat Pembelian Keputusan Pembelian Faktor situasi yang tidak terantisipasi Sumber : Philip Kotler (2009 : 187) Dari gambar 2.7 terlihat bahwa sebelum keputusan pembelian terjadi, ada dua faktor yang dapat mempengaruhinya yaitu : faktor yang pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikapp orang lainmengurangi alternatif yang disukai seorang akan bergantung pada dua hal : (1) Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen. (2) Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian, sebagai akibat akhirnya konsumen membatalkan keputusan pembeliannya terhadap suatu produk. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Besarnya resiko berbeda-beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, ketidakpastian atribut dan kepercayaan diri konsumen. Konsumen mengembangkan rutinitas tertentu untuk 51 mengurangi resiko, seperti penghindaran keputusan, pengumpulan informasi dari teman dan pengumpulan preferensi. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen cepat membuat sub-keputusan pembelian yaitu keputusan merek (merek apa yang disukai), keputusan kuantitas (jumlah pembelian produk dalam unitnya), keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran. Kotler & Keller (2007 : 262) membedakan lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian : 1. Pencetus : Seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu produk atau jasa. 2. Pemakai : Seseorang yang mengkonsumsi atau jasa yang bersangkutan. 3. Pemberi pengaruh : Seseorang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan. 4. Pengambil keputusan : Seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen pembelian, apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli dan dimana akan membeli. 5. Approver : Orang yang mempunyai hak dalam pengambilan keputusan pembelian. 52 2.9 Pengaruh Word of Mouth Communication terhadap Keputusan Pembelian Word of mouth communication yang dilakukan setiap kegiatan promosi suatu perusahaan, menjadi bagian pertimbangan konsumen dalam usahanya untuk memilih suatu produk. Dalam melakukan evaluasi atas alternatif-alternatif keputusan pembelian konsumen ini, konumen akan memilih produk dengan word of mouthcommunication yang saling menarik. word of mouth communication yang terdapat pada suatu produk bertujuan untuk menginformasikan pesan, ide dari seseorang kepada orang lain agar diantara mereka terdapat interaksi. Kartajaya (2007 : 183) mengatakan word of mouth merupakan media komunikasi yang paling efektif. Dengan buzzing yang tepat, diharapkan persepsi merek yang kurang baik mulai dapat beralih. Konsumen melihat word of mouth communicationsebagai bagian darri komunikasi dan alat-alat promosi yang bercermin dar proses komunikasi antara produsen dan konsumen. Word of mouth communication tersebut menjadi bahan pertimbangan utama para konsumen untuk memilih suatu produk atau jasa. Word of mouth communication dilakukan setiap orang berbeda-beda, begitu juga pada dj arie school Bandung, saluran komunikasinya dapat berbentuk pribadi maupun nonpribadi. Word of mouth communication tersebut menjadi bahan pertimbangan utama para konsumen untuk memilih suatu produk atau jasa. Menurut 53 Irawan (2007 : 27), karakter suka berkumpul merupakan cermin dari kekuatan pembentukan grup dan komunitas. Kekuatan komunitas ini sangat besar pengaruhnya terhadap strategi pemasaran. Salah satu pemasaran penting adalah strategi komunikasi yang menggunakan word of mouth untuk membantu penetrasi pasar dari suatu merek. Suatu hal yang perlu diketahui jika para konsumen melepas diri karena mereka tidak puas akan word of mouth communication tersebut, maka mereka bisa menyebarkan image buruk yang beredar dari komunikasi mulut ke mulut tentang perusahaan sehingga berakibat kerugian ekkonomi yang besar bagi perusahaan. Redundancy (repetition), cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan pada khlayak. Dengan alasan daya kapasitas manusia dalam menerima stimuli (decoding efficiency), serta agar pengulangan tidak kehilangan magisnya dan terjadi titik kekenyangan (saturation point) maka pengulangan harus sederhana diantara yang minimum dan yang maksimum serta dengan variasi-variasi yang menarik. 54