direktorat industri alat transportasi darat - ilmate

advertisement
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH (LAKIP)
TAHUN ANGGARAN 2015
DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT
DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN
ELEKTRONIKA
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Daftar Isi
Daftar Isi ...................................................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................................... ii
Ringkasan Eksekutif .................................................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan..................................................................................................................... 1
Umum ..................................................................................................................................... 1
Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ................................................................................... 1
Peran Strategis ....................................................................................................................... 2
BAB II Perencanaan Kinerja........................................................................................................ 4
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 ............................ 4
Sasaran ............................................................................................................................... 4
Strategi dan Kebijakan ..................................................................................................... 10
Rencana Anggaran................................................................................................................ 14
BAB III Akuntabilitas Kinerja .................................................................................................... 16
Pengukuran Capaian Kinerja ................................................................................................ 16
Analisis Capaian Kinerja Tahun 2015 ................................................................................... 17
Industri Otomotif ............................................................................................................. 17
Industri Kereta Api ........................................................................................................... 22
Industri Sepeda ................................................................................................................ 23
Capaian Sasaran Kinerja ................................................................................................... 24
Realisasi Anggaran................................................................................................................ 32
BAB IV Penutup ........................................................................................................................ 34
Kesimpulan ........................................................................................................................... 34
Rekomendasi ........................................................................................................................ 35
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
i
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Kata Pengantar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung
jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka
mewujudkan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan secara baik
dan benar (Good Governance). Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29/2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
Keputusan Menteri Perindustrian RI Nomor: 75/M-IND/PER/9/2014 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian
Perindustrian.
Capaian kinerja yang termuat dalam laporan ini merupakan realisasi kinerja dari targettarget kinerja yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja (Tapkin) Direktorat Industri
Alat Transportasi Darat. Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat selain sebagai
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
selama tahun 2015, juga kiranya dapat sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi seluruh
pemangku kepentingan dan umpan balik bagi organisasi Direktorat Industri Alat
Transportasi Darat guna meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya kepada
kita dalam membina serta memajukan Industri Alat Transportasi Darat.
Jakarta,
Januari 2016
Direktur
Industri Alat Transportasi Darat
Ub.
Kasubdit Program, Evaluasi dan Pelaporan
Budi Murawardi
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
ii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Ringkasan Eksekutif
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud
pertanggungjawaban dari instansi pemerintah untuk melaporkan akuntabilitas dan
kinerjanya selama satu tahun anggaran yang telah berjalan. LAKIP Direktorat Industri Alat
Transportasi Darat (IATD) 2015 disusun untuk menginformasikan mengenai akuntabilitas
dan kinerja direktorat selama tahun anggaran 2015.
Dalam mewujudkan visi dan misi direktorat IATD, disusunlah sasaran strategis dengan
indikator-indikator yang dapat diukur. Capaian sasaran strategis inilah yang akan diukur
sebagai perwujudan kinerja. Pada perjanjian kinerja (Perkin) 2015 terdapat 4 (empat)
sasaran strategis dari perspektif stakeholder yang disertai dengan total 8 (delapan) indikator
dan 6 (enam) sasaran strategis dari perspektif tugas pokok dan fungsi yang memiliki 8
(tujuh) indikator.
Dari 8 indikator pada sasaran strategis perspektif stakeholder, terdapat 4 indikator yang
berhasil mencapai target. Sedangkan untuk sasaran strategis perspektif tugas pokok dan
fungsi, dari 8 indikator, hanya 1 indikator yang belum tercapai. Capaian pada tahun 2015 ini
beberapa mengalami peningkatan dan beberapa mengalami penurunan bila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya (2014). Selain itu juga terjadi penyesuaian target dari tahuntahun sebelumnya dengan menyesuaikan kembali dengan kondisi perkembangan industri
alat transportasi darat terkini.
Sasaran kuantitatif industri kendaraan bermotor jangka panjang sesuai dengan Permenperin
123/M-IND/PER/10/2009 beserta capaiannya pada tahun 2015 untuk industri KBM Roda-4
dan Roda-2 adalah sebagai berikut:
Uraian
KBM Roda - 4
KBM Roda - 2
Produksi
Penjualan
Ekspor
Produksi
Penjualan
Ekspor
Target s/d Tahun 2015
(unit)
1.244.000
1.251.000
220.000
12.000.000
11.850.000
47.000
Realisasi s/d Tahun
2015 (Jan-Nov) (unit)
1.028.329
939.896
195.799
7.282.684
6.523.080
6.309.946
Realisasi keuangan pada tahun 2015 mencapai 81,95% dari total anggaran Rp.
40.700.000.000,- atau sebesar Rp. 33.354.174.274,-. Realisasi keuangan ini mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan realisasi tahun 2014 yang hanya sebesar
22,24%. Namun penyerapan anggaran tahun 2015 belum maksimal, masih terdapat
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
iii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
beberapa kegiatan yang belum terlaksana terutama kegiatan APBN-P karena terbatasnya
waktu penyelenggaraan. Hingga akhir tahun 2015, penyerapan dana APBN-P sebesar
69,21% sedangkan untuk kegiatan baseline mencapai 96,29%.
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
iv
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
BAB I
Pendahuluan
Umum
Industri alat transportasi darat merupakan industri yang berkembang dengan pesat dalam
beberapa tahun terakhir ini. Semakin banyak jumlah pabrik perakitan maupun komponen
alat transportasi darat (khususnya otomotif) di Indonesia. Pertumbuhan ini dipacu oleh
peluang pasar alat transportasi darat yang besar di Indonesia. Sebagai negara yang memiliki
jumlah penduduk yang besar, Indonesia menjadi sasaran pemasaran produk yang baik,
utamanya alat transportasi. Meskipun alat transportasi umum telah tersedia, namun
kecenderungan untuk memiliki kendaraan pribadi masih tetap tinggi. Hal ini dipicu oleh
kemudahan dan fleksibilitas waktu yang diperoleh dengan memiliki kendaraan pribadi.
Pertumbuhan industri ini memberikan peluang penyerapan tenaga kerja yang lebih besar.
Perkembangan industri hilir (perakitan) memicu pertumbuhan industri hulu dan antara
sebagai pendukungnya.
Selain penanaman modal asing, saat ini juga telah bermunculan industri dalam negeri (lokal)
dalam bidang industri alat transportasi darat. Selain itu industri komponen pendukung
sebagai after sales services juga semakin banyak. Dengan demikian diharapkan ke depannya
industri alat transportasi darat dalam negeri akan terus berkembang dan mampu bersaing
dengan industri luar negeri sehingga ketergantungan terhadap produk luar negeri dapat
berkurang.
Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 105/MIND/PER/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian Direktorat
Industri Alat Transportasi Darat (Dit. IATD) mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Industri Alat Transportasi Darat yang meliputi:
1. Industri Otomotif (KBM Roda-2 dan Roda-4) dan komponennya
2. Industri Kereta Api
3. Industri Sepeda
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Industri Alat Transportasi Darat (IATD)
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Penyusunan program, evaluasi dan pelaporan di bidang Industri Alat Transportasi Darat;
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
2. Penyiapan perumusan kebijakan termasuk penyusunan peta panduan pengembangan
klaster Industri Alat Transportasi Darat;
3. Penyiapan pelaksanaan kebijakan termasuk pengembangan klaster Industri Alat
Transportasi Darat yaitu Klaster Otomotif dan Kereta Api;
4. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang Industri Alat
Transportasi Darat;
5. Penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang Industri Alat Transportasi Darat
6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan manajemen kinerja Direktorat.
Struktur Organisasi Direktorat Industri Alat Transportasi Darat adalah sebagai berikut:
Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
Peran Strategis
Industri alat transportasi darat sebagai salah satu industri prioritas pengembangan sektor
industri, memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia,
kontribusi sektor industri alat angkut, mesin dan peralatannya terhadap PDB Indonesia ialah
sebesar 5,65 % pada tahun 2012 dan 5,78 % pada tahun 2013 (sampai dengan triwulan III),
dengan laju pertumbuhan sebesar 6,94 % pada tahun 2012 dan 10,04 % pada tahun 2013
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
(sampai dengan triwulan III). Hal ini disebabkan antara lain karena semakin meningkatnya
permintaan akan moda transportasi barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara
sejalan dengan tumbuhnya perekonomian Indonesia.
Sejalan dengan Kebijakan Industri Nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor
28 Tahun 2008 proses pengembangan industri nasional diarahkan untuk menerapkan
prinsip-prinsip pembangunan industri berkelanjutan yang didasarkan pada beberapa aspek
diantaranya lingkungan dan pengembangan teknologi. Pengembangan industri dilakukan
melalui pendekatan klaster yang mengintegrasikan secara sinergi semua potensi
pengembangan industri yaitu industri inti (core industry) dengan industri pemasok serta
industri terkait lainnya termasuk potensi infrastruktur pendukung, lembaga
litbang/perguruan tinggi, dan balai-balai industri yang diharapkan dapat menjadi generator
inovasi dalam meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk industri nasional.
Industri Alat Transportasi Darat merupakan sektor industri yang berbasis kepada teknologi
tinggi, dimana penguasaan teknologi, sumber daya dan kemampuan manajerial menjadi
faktor penting penumbuhan industri. Cabang industri ini secara umum tumbuh dengan
cepat dan stabil sehingga memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap
perekonomian nasional. Sebagai salah satu sektor industri unggulan masa depan yang
menjadi prioritas pengembangan nasional maka Kegiatan Penumbuhan Industri Alat
Transportasi Darat sangat diperlukan untuk memperkuat pengembangan sektor ini sehingga
memberikan sumbangan yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,
penyerapan tenaga kerja dan peningkatan taraf hidup masyarakat.
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
BAB II
Perencanaan Kinerja
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019
Visi Direktorat Industri Alat Transportasi Darat adalah Indonesia Menjadi Basis Produksi
Industri Otomotif dan Komponen Kelas Dunia.
Untuk mendukung pencapaian visi tersebut, misi yang akan dilaksanakan antara lain:
1. Perkuatan struktur industri otomotif melalui peningkatan kemampuan industri
komponen dan infrastruktur teknologi.
2. Peningkatan daya saing industri otomotif melalui peningkatan kemampuan SDM dan
manajemen industri.
3. Peningkatan penguasaan teknologi dan R&D industri otomotif.
Sasaran
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019, rencana pembangunan industri alat
transportasi darat adalah sebagai berikut:
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Tabel 1 Rencana Pembangunan Industri Alat Transportasi Darat 2015 – 2019
Sedangkan berdasarkan Rencana Strategis Ditjen. ILMATE 2015 – 2019, pengembangan
industri alat transportasi 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
a. Membangun pusat R&D pengembangan kendaraan bermotor dan komponennya.
b. Meningkatkan kerjasama industri otomotif, industri bahan baku dan perguruan
tinggi.
c. Meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga uji yang bertaraf internasional.
d. Meningkatkan kerjasama industri dengan industri kendaraan bermotor utama di
dunia
e. Memanfaatkan jaringan pemasaran global bagi produk komponen kendaraan
bermotor
Kendaraan Bermotor
Industri otomotif telah dikembangkan selama lebih dari 30 tahun dan telah turut
memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap perekonomian nasional.
Pengembangan industri otomotif sangat strategis karena beberapa hal, di antaranya:
-
Memiliki keterkaitan yang luas dengan sektor ekonomi lainnya,
-
Menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak,
-
Dapat menjadi penggerak pengembangan industri kecil menengah,
-
Menggunakan teknologi sederhana sampai teknologi tinggi.
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Basis pengembangan industri otomotif nasional ke depan cukup baik, dikarenakan beberapa
hal seperti:
-
Potensi pasar dalam negeri yang cukup besar,
-
Sudah memiliki basis ekspor ke beberapa negara di dunia,
-
Pengalaman dalam proses produksi yang cukup lama yaitu selama lebih dari 30
tahun.
Berdasarkan KBLI, lingkup industri otomotif meliputi:
Tabel 2 Lingkup Industri Otomotif
KBLI
URAIAN
34100
Industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih
34200
Industri karoseri kendaraan bermotor roda empat atau lebih
34300
Industri komponen dan perlengkapan kendaraan bermotor roda 4 atau lebih
35911
Industri sepeda motor dan sejenisnya
35912
Industri komponen dan perlengkapan sepeda motor dan sejenisnya
Sesuai dengan Permenperin 123/M-IND/PER/10/2009 tentang Peta Panduan (Road Map)
Pengembangan Klaster Industri Kendaraan Bermotor 2015 – 2019, sasaran kuantitatif dan
kualitatif jangka panjang dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
6
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Gambar 2 Sasaran Kuantitatif Jangka Panjang Industri Otomotif
Gambar 3 Sasaran Kualitatif Jangka Panjang Industri Otomotif
Pengembangan industri otomotif ke depan akan diarahkan pada pengembangan kendaraan
sedan kecil, kendaraan niaga, sepeda motor dan komponen kendaraan bermotor dengan
penekanan pada kendaraan ramah lingkungan dan hemat energi.
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
7
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Kereta Api
Kereta api adalah jenis transportasi yang dapat merupakan jawaban terhadap tuntutan
angkutan massal yang memberikan jaminan ketepatan waktu, kenyamanan dan keamanan
penumpang atau barang. Kereta api juga dapat merupakan jawaban untuk efisiensi bahan
bakar dan pelestarian lingkungan. Mengacu pada bangunan industri 2020, dimana yang
akan menjadi pilar utama perindustrian Indonesia yang disebut juga sebagai pilar masa
depan adalah industri agro, industri telematika dan industri alat angkut (transportasi).
Kereta api sebagai salah satu moda transportasi yang ditemukan pada awal revolusi industri,
saat ini daya saingnya menurun. Namun terdapat pertumbuhan pada angkutan perkotaan,
kereta api cepat dan kereta api barang.
Indonesia memiliki industri strategis untuk industri kereta api ini yaitu PT. Industri Kereta
Api (PT. INKA) yang saat ini sepenuhnya dikuasai dan dimiliki oleh negara Republlik
Indonesia. Kondisi geografis dan demografi Indonesia menjadikan industri ini mendesak
untuk dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan saat ini.
Adapun Industri Kereta api meliputi antara lain:
1.
2.
3.
4.
Industri manufakturing sarana kereta api
Jasa rehabilitasi/retrofit sarana kereta api
Jasa engineering dan trading kereta api
Diversifikasi poduk
Sesuai dengan Permenperin 126/M-IND/PER/10/2009 tanggal 14 Oktober 2009, sasaran
daripada Industri Perkeretaapian adalah mengembangkan produk-produk andalan berupa:

Kereta barang, yang antara lain diperuntukkan sebagai kereta bagasi Jawa, gerbong
kontainer Jawa, Gerbong batu bara Kaltim dan gerbong batu bara Sumsel.

Kereta penumpang, diperuntukkan bagi angkutan penumpang antar kota meliputi
kereta ekonomi, kereta argo, kereta anggrek dan kereta ekspor.

Kereta
rel
lisrik,
diperuntukkan
bagi
angkutan
penumpang
dalam
kota
penumpang
dalam
kota
pengembangannya meliputi antara lain KRL ekonomi.

Kereta
rel
diesel,
diperuntukkan
bagi
angkutan
pengembangannya meliputi antara lain KRD, KRDE, KRD-I, Railbus.
Adapun produk andalan Industri Kereta Api dalam negeri (PT. INKA) dapat dilihat pada
gambar 4.
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
8
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Gambar 4 Road Map PT. INKA
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
9
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Strategi dan Kebijakan
Berdasarkan Rencana Strategik (Renstra) Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin Alat
Transportasi dan Elektronika 2015 – 2019, potensi dan permasalahan pada Industri Alat
Transportasi dapat dilakukan analisa berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan
tantangan agar dapat menentukan arah, strategi dan kebijakan industri alat transportasi
dimasa yang akan datang. Analisa SWOT sektor industri alat transportasi dapat dilihat pada
tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3 Analisa SWOT sektor Industri Alat Transportasi
Kekuatan:
a. Negara kepulauan dan memiliki wilayah laut yang
luas, sebagai lahan ekonomi.
b. Pengalaman dalam proses produksi/perakitan
industri alat transportasi.
c. Sudah berkembangnya industri komponen alat
transportasi serta industri pendukung.
d. Memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam
bidang
produksi,
rancang
bangun
dan
perekayasaan dan manufaktur alat transportasi.
e. Besarnya potensi/peluang pasar DN (jumlah
penduduk cukup besar, daya beli semakin
meningkat).
f. Pasar ASEAN dan APEC terutama dengan adanya
kerjasama AFTA dan APEC.
g. Tren global Sourcing, terutama untuk bahan baku.
h. Telah memiliki Pusat Desain dan Rekayasa Kapal
Nasional (PDRKN).
i. Memiliki institusi pendidikan di bidang perkapalan
dan alat pertahanan.
Kelemahan:
a. Ketergantungan teknologi proses dan teknologi
produk yang masih tinggi kepada prinsipal atau
pemilik teknologi di luar negeri.
b. Ketergantungan terhadap bahan baku dan
komponen impor yang masih tinggi.
c. Kurangnya kebijakan pemerintah yang mendukung
berkembangnya merk dagang industri nasional dan
kemandirian teknologi.
d. Infrastruktur teknologi pendukung (sertifikasi,
laboratorium uji komponen, dll) masih belum
memadai.
e. Kurang dukungan dari Perbankan terutama untuk
industri perkapalan.
f. Fasilitas produksi industri galangan kapal sebagian
besar berusia tua.
Peluang:
a. Besarnya potensi/peluang pasar DN (jumlah
penduduk cukup besar, daya beli semakin
meningkat).
b. Pasar ASEAN dan APEC terutama dengan adanya
kerjasama AFTA dan APEC.
c. Tren global Sourcing, terutama untuk bahan baku
d. Tumbuhnya industri sepeda motor dengan
teknologi dari berbagai sumber.
e. Besarnya pasar di Timur Tengah dan Afrika.
f. Meningkatnya pasar dalam negeri yang menjadi
load base pengembangan industri perkapalan dan
pasar ekspor yang semakin terbuka.
g. Adanya relokasi industri perkapalan dari negaranegara maju.
h. Adanya lembaga keuangan Non Bank untuk
pemberdayaan industri perkapalan seperti PT.
Pann.
i. Adanya Inpres No. 5 / 2005 tentang
Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional
termasuk industri perkapalan.
j. Fasilitas untuk industri pertahanan sudah
mendukung.
Tantangan
a. Adanya upaya-upaya penerapan hambatan non tarif
(TBT) di negara tujuan ekspor yang dapat
menghambat upaya ekspor.
b. Masyarakat dalam negeri cenderung lebih menyukai
produk impor karena alasan kualitas lebih baik.
c. Tuntutan pasar semakin meningkat terutama yang
berkaitan dengan aspek keselamatan dan
lingkungan.
d. Kurang sinerginya koordinasi antar lembaga terkait
dan antar Pemerintah Pusat, Propinsi dan
Kabupaten/Kota.
e. Negara-negara pesaing di ASEAN berkembang pesat
demikian pula di Asia (RRC) lebih pesat lagi
perkembangannya.
f. Kurangnya komitmen pemerintah di sektor maritim.
g. Iklim investasi belum berpihak kepada investor lokal
yang ada di luar Batam, sementara fasilitas
kemudahan di Batam lebih dinikmati oleh PMA.
h. Kurangnya advokasi kepada konsumen untuk
pengadaan produk maritime dan alat pertahanan
dari dalam negeri.
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Kendaraan Bermotor
Pengembangan industri otomotif ke depan akan diarahkan pada pengembangan kendaraan
sedan kecil, kendaraan niaga, sepeda motor dan komponen kendaraan bermotor dengan
penekanan pada kendaraan ramah lingkungan dan hemat energi.
Dalam rangka mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan maka strategi yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Sektor
- Memperkuat basis produksi kendaraan niaga, kendaraan penumpang kecil, dan
sepeda motor.
- Meningkatkan kemampuan teknologi produk dan manufaktur industri komponen
kendaraan bermotor.
- Memperkuat struktur industri pada semua rantai nilai melalui pengembangan
klaster otomotif.
- Pengembangan keterkaitan rantai supply melalui klaster.
2.
Teknologi
- Pengembangan desain engineering
- Pengembangan produk komponen otomotif
- Manufakturing penuh sepeda motor utuh.
Kereta Api
Adapun visi Industri Perkeretaapian adalah menjadi perusahaan manufaktur kelas dunia
dalam sarana kereta api dan transportasi yang unggul di Indonesia dengan misinya adalah
menciptakan daya saing bisnis dan teknologi dalam produk sarana kereta api dan
transportasi untuk menguasai pasar domestik dan memenangkan kompetisi di pasar ASEAN
dan negara berkembang.
Industri kereta api berusaha meningkatkan nilai tambah dengan melakukan pengembangan
teknologi yang menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Peningkatan nilai tambah yang
disebabkan pengembangan teknologi yang berdasarkan kebutuhan dapat dilihat pada
Gambar 5, sedangkan arah pengembangan teknologinya dapat dilihat pada Gambar 6.
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
11
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Gambar 5 Grafik Peningkatan Nilai Tambah
Gambar 6 Arah Pengembangan Teknologi Kereta Api
Dalam rangka pencapaian visi dan misi, maka disusunlah sasaran strategis Pengembangan
Industri Alat Transportasi Darat, sesuai dengan Key Performance Indicator yang telah
ditetapkan dalam rencana kinerja. Sasaran strategis tahun 2015 dari Direktorat Industri Alat
Transportasi Darat dan indikator kinerjanya dapat dilihat pada tabel 4 berikut.
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
12
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Tabel 4 Sasaran Strategis Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
2015
11 %
Perspektif
Meningkatnya
nilai
tambah Laju pertumbuhan Industri Alat
Stake Holder Industri Alat Transportasi Darat
Transportasi Darat
Kontribusi Industri Alat Transportasi
6%
Darat terhadap PDB nasional terhadap
PDB Nasional
Tingginya penguasaan pasar dalam Kontribusi ekspor produk Industri Alat
1,5%
dan luar negeri
Transportasi Darat terhadap ekspor
nasional
Pangsa pasar produk Industri Alat
90 %
Transportasi Darat terhadap total
permintaan di pasar dalam negeri
Meningkatnya produktivitas SDM Tingkat Produktivitas dan kemampuan
250.000
industri
SDM IATD
Rupiah/tenaga
kerja
Kuat, lengkap dan
struktur industri
Penambahan jumlah tenaga kerja
industri (Industri Alat Transportasi
Darat)
dalamnya Jumlah investasi di industri hulu dan
antara IATD
Tingkat kandungan lokal
Perspektif
Tersusunnya usulan insentif yang
Tugas Pokok mendukung pengembangan
dan Fungsi
industri
Mengembangkan R & D di instansi
dan industri
Meningkatnya akses pembiayaan
dan bahan baku untuk
meningkatkan kapasitas produksi
Meningkatnya promosi industri
Meningkatnya usulan penerapan
SNI
Meningkatnya kualitas lembaga
pendidikan dan pelatihan serta
kewirausahaan
5 proyek
10 produk
Rekomendasi usulan insentif fiskal
1
Perusahaan industri yang memperoleh
insentif
Kerjasama R&D instansi dengan
industri/ Lembaga
Tingkat utilisasi kapasitas produksi
15
Perusahaan yang mendapat akses ke
sumber pembiayaan *)
Perusahaan yang mendapat akses ke
sumber bahan baku
Perusahaan mengikuti
seminar/konferensi, pameran, misi
dagang/investasi Promosi produk/jasa
dan investasi industri
Meningkatnya usulan penerapan SNI
Sertifikasi asessor *)
Ket: *) =
2500 Orang
1
80 %
0
15
20
1
0
Terbentuknya Lembaga Sertifikasi
0
Profesi (LSP) *)
Terbentuknya Tempat Uji Kompetensi
0
(TUK) *)
Jumlah Standar Kompetensi Kerja
1
Nasional Indonesia (SKKNI)
target merupakan cascading dari Tapkin Ditjen IUBTT namun tidak menjadi Tapkin Direktorat IATD
sehingga target = 0
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
13
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Rencana Anggaran
Guna mewujudkan rencana kinerja Direktorat IATD tahun 2015 sesuai dengan arah dan
kebijakan yang telah ditetapkan, maka telah disediakan dukungan anggaran berdasarkan
DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran).
Dana tersebut dipergunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan dalam program DIPA 2015
yang dapat dilihat pada Tabel 5.
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
14
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Tabel 5 Rencana Anggaran Tahun 2015
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
15
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
BAB III
Akuntabilitas Kinerja
Pengukuran Capaian Kinerja
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat pada tahun 2015 memiliki 8 (delapan) sasaran
yang akan dicapai. Sasaran ini terjadi dari 4 (empat) sasaran dari perspesktif stakeholder dan
4 (empat) sasaran dari perspektif tugas pokok dan fungsi. Setiap sasaran memiliki beberapa
indikator yang disertai dengan target yang akan dicapai. Capaian kinerja sasaran Direktorat
Industri Alat Transportasi Darat pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6 Capaian Indikator Kinerja Utama
Sasaran Strategis
Perspektif
Stakeholder
Tingginya
nilai
tambah industri
Tingginya
penguasaan pasar
dalam dan luar
negeri
Meningkatnya
produktivitas SDM
industri
Kuat, lengkap dan
dalamnya struktur
industri
Indikator Kinerja
Laju
pertumbuhan
Industri
Alat
Transportasi Darat
Kontribusi Industri Alat
Transportasi
Darat
terhadap PDB nasional
Kontribusi
ekspor
produk Industri Alat
Transportasi
Darat
terhadap
ekspor
nasional
Pangsa pasar produk
Industri
Alat
Transportasi
Darat
terhadap
total
permintaan di pasar
dalam negeri
Tingkat Produktivitas
dan kemampuan SDM
IATD
Target
Realisasi
%
Capaian
Kinerja
29 %
11 %
3,17 %
(TW III 2015)
6%
1,87 %
(TW III 2015)
31 %
1,5 %
2,15 %
(s/d Okt
2015)
143 %
90 %
96,51 %
107 %
250.000
Rupiah/tenaga
kerja
n/a
-
Penambahan
jumlah
tenaga kerja Industri
Alat Transportasi Darat
2..500 Orang
8.146 orang
325 %
Jumlah investasi di
industri
hulu
dan
antara IATD
Tingkat
kandungan
lokal
5 proyek
14 proyek
280 %
10 produk
5 produk
50 %
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
16
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Sasaran Strategis
Perspektif
Tugas Pokok
dan Fungsi
Tersusunnya
usulan insentif
yang mendukung
pengembangan
industri
Mengembangkan
R & D di instansi
dan industri
Meningkatnya
akses pembiayaan
dan bahan baku
untuk
meningkatkan
kapasitas produksi
Meningkatnya
promosi industri
Meningkatnya
usulan penerapan
SNI
Meningkatnya
kualitas lembaga
pendidikan dan
pelatihan serta
kewirausahaan
Ket: *) =
Indikator Kinerja
Rekomendasi usulan
insentif fiskal
Perusahaan
industri
yang
memperoleh
insentif
Kerjasama R&D instansi
dengan industri/
Lembaga
Tingkat utilisasi
kapasitas produksi
Perusahaan yang
mendapat akses ke
sumber pembiayaan *)
Perusahaan yang
mendapat akses ke
sumber bahan baku
Perusahaan mengikuti
seminar/konferensi,
pameran, misi
dagang/investasi
Promosi produk/jasa
dan investasi industri
Meningkatnya usulan
penerapan SNI
Sertifikasi asessor *)
Target
Realisasi
%
Capaian
Kinerja
100%
1 Jenis
1 Jenis
15 Perusahaan
28
Perusahaan
186,67 %
1 Kerjasama
1
Kerjasama
100 %
80 %
73,42 %
91,78 %
0
0
-
15 Perusahaan
28
Perusahaan
186,67 %
20 Perusahaan
21
Perusahaan
(kumulatif)
105 %
1 SNI
1
100 %
0 Org
0
-
Terbentuknya Lembaga
0 LSP/thn
0
Sertifikasi Profesi (LSP)
*)
Terbentuknya Tempat
0 TUK/thn
0
Uji Kompetensi (TUK) *)
Jumlah Standar
1 SKKNI/thn
1
100 %
Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia
(SKKNI) di sektor
Industri Alat
Transportasi Darat
target merupakan cascading dari Tapkin Ditjen IUBTT namun tidak menjadi Tapkin Direktorat IATD
sehingga target = 0
Analisis Capaian Kinerja Tahun 2015
Industri Otomotif
Otomotif merupakan salah satu komoditas global yang menjadi perhatian dunia. Sektor
industri ini tumbuh dengan sangat cepat dan pesat dari tahun ke tahun dan memberikan
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
17
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja yang cukup signifikan di sektor Hulu (Industri
Komponen) dan di sektor Hilir (service dan perbengkelan). Sampai saat ini, industri otomotif
telah menyerap kurang lebih 1.335.201 tenaga kerja untuk Industri KBM Roda-4 dan
1.861.600 tenaga kerja Untuk KBM Roda-2 yang terdiri dari tenaga kerja langsung, tenaga
kerja tidak langsung (industri komponen) dan tenaga kerja dari sektor perbengkelan dan
service.
Sesuai dengan sasaran kuantitatif industri jangka panjang seperti yang tercantum dalam
tabel 2 pada Bab II maka capaian kinerja industri otomotif pada tahun 2015 (Jan-Nov) ini
dapat dilihat pada tabel 7 berikut.
Tabel 7 Capaian Sasaran Kuantitatif Industri Jangka Panjang
Uraian
KBM Roda - 4
KBM Roda - 2
Produksi
Penjualan
Ekspor
Produksi
Penjualan
Ekspor
Target s/d Tahun 2015
(unit)
1.244.000
1.251.000
220.000
12.000.000
11.850.000
47.000
Realisasi s/d Tahun
2015 (Jan-Nov) (unit)
1.028.329
939.896
195.799
7.282.684
6.523.080
6.309.946
Sumber: GAIKINDO dan AISI (diolah).
Dari tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa sasaran kuantitatif jangka panjang untuk KBM R-4
dan KBM R-2 masih belum tercapai semua. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian,
melemahnya nilai tukar rupiah menurunkan minat dan daya beli masyarakat dalam negeri.
Menurunnya permintaan dalam negeri mengakibatkan turunnya angka produksi. Selain itu
data yang diperoleh masih sementara, hanya sampai bulan November 2015.
Indonesia dengan jumlah penduduk hampir seperempat milyar jiwa merupakan pangsa
pasar produk otomotif yang sangat potensial. Hal ini diperkuat dengan menguatnya kondisi
ekonomi dan pendapatan per kapita penduduk Indonesia yang meningkat dari tahun ke
tahun sehingga meningkatkan daya beli masyarakat pada produk-produk otomotif. Data
menunjukkan penjualan dan produksi produk otomotif terus meningkat secara signifikan.
Pada tahun 2012 industri KBM Roda-4 berhasil mencapai penjualan sebesar 1.116.230 unit
dengan jumlah produksi sebanyak 1.065.557 unit dan meningkat pada Tahun 2013 menjadi
1.229.793 unit untuk penjualan dan 1.202.142 unit untuk produksi. Sementara pada Tahun
2014 penjualan KBM Roda-4 sebesar 1.209.154 unit dan produksi sebesar 1.298.322 unit.
Produksi pada tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2013 namun
penjualannya mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah ekspor
CBU pada tahun 2014 dari ekspor tahun-tahun sebelumnya, yaitu sebesar 202.107 unit.
Hingga bulan November tahun 2015, penjualan dan produksi KBM Roda-4 mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2014, yaitu penjualan sebesar 939.896 unit dan
produksi sebesar 1.028.329 unit. Ekspor tahun 2015 menurun dibandingkan dengan tahun
2014, namun masih lebih tinggi dari ekspor tahun 2013 yaitu sebesar 195.799 unit. Impor
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
18
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
pada tahun 2015 hingga November menunjukkan penurunan dibanding dengan tahuntahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah produksi dalam negeri semakin
meningkat.
Untuk KBM Roda-2, penjualan tahun 2013 meningkat dari 7.141.586 unit di tahun 2012
menjadi 7.771.014 unit hingga pada tahun 2014 menjadi 7.909.301 unit dengan jumlah
produksi yang meningkat pula yaitu sebesar 7.079.721 unit pada tahun 2012 menjadi
7.780.295 unit pada tahun 2013 dan 7.926.104 unit pada tahun 2014. Sementara pada
Tahun 2015 hingga bulan November penjualan KBM Roda-2 sebesar 6.523.080 unit dengan
produksi sebesar 7.282.684 unit. Secara lengkap, produksi dan penjualan KBM R-4 dan KBM
R-2 dapat dijelaskan oleh Gambar 7 dan Gambar 8.
Gambar 7 Grafik Perkembangan Industri KBM Roda-4
Gambar 8 Grafik Perkembangan Industri KBM Roda-2
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
19
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Gambar 9 Diagram Produksi KBM R2 Per Model Tahun 2015
Gambar 10 Penjualan Distribusi KBM R2 Per Model Tahun 2015
Dari gambar 9 dan 10 dapat terlihat proporsi produksi dan distribusi tiap model KBM Roda
2. Proporsi tiap model pada penjualan pada tahun 2015 hampir sama dengan proporsi
distribusi tiap model. Proporsi paling banyak adalah model scooter dengan 76% pada
penjualan dan 74 % pada penjualan. Setelah scooter, terdapat underbone dengan proporsi
13% untuk produksi dan penjualan. Terakhir adalah jenis sport dengan 11% pada produksi
dan 13% pada distribusi. Proporsi penjualan dan produksi model scooter berbanding
terbalik dengan model sport. Produksi model scooter lebih besar dari penjualannya
sedangkan model sport lebih besar penjualan dibanding produksi. Hal ini disebabkan KBM
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
20
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Roda-2 untuk model sport sebagian besar masih impor. Proporsi scooter sangat
mendominasi, lebih dari 50% dikuasai oleh scooter.
Gambar 11 Diagram Produksi KBM R4 Per Model Tahun 2015
Gambar 12 Diagram Penjualan KBM R4 Per Model Tahun 2015
Produksi dan penjualan KBM Roda 4 pada tahun 2015 ini dikuasai oleh jenis 4x2 dengan
proporsi 62% dari total produksi dan 66% dari total penjualan. Di posisi kedua terdapat jenis
KBH2 (Kendaraan Bermotor Roda Emat Hemat Bahan Bakar & Harga Terjangkau) dengan
proporsi 19% pada produksi dan 20% pada penjualan. Bus dan double cabin memiliki
proporsi paling kecil karena kebutuhan kedua jenis kendaraan ini hanya terbatas, berbeda
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
21
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
dengan sedan, 4x2, 4x4 serta KBH2 yang merupakan kendaraan yang paling banyak
digunakan oleh pengguna pribadi.
Kompetisi dalam sektor otomotif ini cukup ketat, mengingat otomotif merupakan salah satu
komoditas internasional yang menjadi perhatian hampir di semua kawasan di dunia.
Persaingan ketat dengan pemegang merek internasional menjadikan industri lokal sulit
memperoleh peluang. Oleh karena itu berbagai upaya peningkatan daya saing dilakukan
oleh pemerintah maupun swasta dengan peningkatan kemampuan SDM, peningkatan
regulasi sektor otomotif, kualitas serta menggalakkan promosi.
Industri Kereta Api
Kereta api merupakan moda transportasi barang dan penumpang yang cukup efektif dan
efisien karena kapasitas angkutnya yang besar serta tidak memerlukan jalan yang lebar
dalam pengoperasiaannya. Moda ini juga menjadi alternatif pilihan penumpang mengingat
dalam pengoperasiannya relatif aman dan murah serta bebas dari kemacetan di jalan raya.
Akan tetapi secara umum, karakteristik industri ini sama dengan industri alat transportasi
yang lain yaitu, padat modal dan padat teknologi. Selain itu, moda transportasi ini sangat
tergantung pada ketersediaan infrastruktur yang memadai seperti rel dan stasiun.
Indonesia memiliki hanya 1 (satu) industri pembuat/perakit kereta api yaitu PT. Industri
Kereta Api (PT. INKA) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Produk-produk
PT. INKA antara lain: Bogie, Gerbong kereta api, Lokomotif dan Kereta Rel Diesel serta
Kereta Rel Listrik.
Salah satu kendala yang dihadapi oleh sektor industri ini adalah kurangnya daya saing
industri kereta api (PT. INKA) yang diakibatkan oleh terbatasnya permodalan dan teknologi
yang dikuasai. Selain itu hanya ada 1 operator tunggal di Indonesia membuat bisnis
pembuatan Kereta Api memiliki pasar yang sangat terbatas. Oleh karena itu berbagai
tindakan diambil untuk meningkatkan daya saing industri ini, antara lain dengan klasterisasi
industri kereta api nasional dan upaya peningkatan SDM dan penyusunan regulasi yang
mendukung pengembangan industri ini. Data statistik dari industri kereta api dalam negeri
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Kinerja Industri Kereta Api
No.
a
Uraian
Produksi
Freight Car
(kereta
barang)
Passenger
Coach (kereta
penumpang)
Satuan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
(September)
unit
144
232
824
512
423
300
unit
109
74
69
109
10
22
b
Ekspor
Rp. Juta
15.210
22.522
-
613
-
c
Impor
Rp. juta
284.700
421.017
226.024
95.498
101.203
408.731
d
Jumlah Tenaga kerja
Orang
974
952
946
924
843
844
Sumber: PT. INKA (diolah)
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
22
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Tabel 9 Kapasitas Produksi Kereta Api
Nama Produk
Kereta Penumpang
KRL
KRD
Kereta Barang
Lokomotif
Bus/Truck Gandeng
Bus/Truck Sedang
Kapasitas
(unit/tahun)
165
80
80
600
80
500
500
Sumber : PT. INKA (diolah)
Dari tabel 9 di atas dapat terlihat bahwa kapasitas produksi kereta api cukup besar dan yang
paling besar untuk produksi Kereta Barang. Kapasitas yang besar ini menunjukkan bahwa PT.
INKA sudah sanggup memproduksi kereta untuk memenuhi kebutuhan lokal dan ekspor.
Perkembangan PT. INKA tentunya akan memicu tumbuhnya industri-industri pendukung
lainnya.
Industri Sepeda
Sektor transportasi secara umum adalah penyumbang emisi karbon yang cukup signifikan di
dunia. Selain itu, sektor ini mengkonsumsi sekurang-kurangnya 34% Konsumsi Energi
Nasional. Di tengah krisis energi dan isu pemanasan global akibat penggunaan bahan bakar
fosil secara berlebihan, dibutuhkan alternatif transportasi yang murah, aman, nyaman seta
ramah lingkungan.
Sepeda sebagai salah satu alternatif alat transportasi yang murah, aman, nyaman serta
bebas polusi di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan, khususnya karena
kesadaran akan polusi dan krisis energi yang terjadi semakin besar di masyarakat Indonesia.
Secara umum, industri sepeda di Indonesia sudah memiliki kualitas dan daya saing yang
cukup baik. Dari data BPS dapat dilihat bahwa sepeda dikategorikan menjadi 4 kelompok
berdasarkan nomor HS 10 digit yaitu racing bicycles, bicycles designed to be ridden by
children, other bicycles, dan other cycles. Dari data tersebut racing bicycles merupakan
kategori yang menyumbangkan kontribusi ekspor terbesar. Hal ini menandakan kemampuan
produksi tipe ini sangat tinggi di Indonesia, sedangkan untuk bicycles designed to be ridden
by children dan other bicycles merupakan penyumbang impor produk sepeda di Indonesia.
Pada tahun 2014 telah terbit petunjuk teknis pelaksanaan penerapan dan pengawasan
pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) sepeda roda dua secara wajib.
Pemberlakuan SNI wajib untuk sepeda ini digunakan sebagai perlindungan konsumen dan
industri lokal dari produksi sepeda impor. Adapun data statistik dari produk sepeda hingga
bulan Oktober tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 10, 11 dan 12.
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
23
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Tabel 10 Ekspor Sepeda Berdasarkan No. HS 10 Digit
Sumber : Pusdatin (diolah)
Tabel 11 Impor Sepeda Berdasarkan No. HS 10 Digit
Sumber : Pusdatin (diolah)
Tabel 12 Jumlah Perusahaan – Tenaga Kerja
Tahun
KBLI
2010
2011
2012
2013
2014
30921
30921
30921
30921
30921
Jml
Tenaga
Perusahaan Kerja
(Unit)
(Orang)
13
2.710
12
2.497
10
2.722
13
3.300
10
2.602
Sumber : Pusdatin (diolah)
Capaian Sasaran Kinerja
Pada tabel capaian indikator kinerja (tabel 5) beberapa data capaian yang diperoleh
merupakan hasil penghitungan data pada triwulan III tahun 2015. Hal ini disebabkan karena
data triwulan IV tahun 2015 belum tersedia. Dari 4 sasaran strategis dengan 8 indikator
kinerja yang ditetapkan berdasarkan perspektif stake holder, terdapat 4 indikator kinerja
yang capaian kinerjanya tercapai dan dari 6 sasaran strategis dengan 12 indikator kinerja
yang ditetapkan berdasarkan perspektif tugas pokok dan fungsi, terdapat 7 indikator kinerja
yang capaian kinerjanya tercapai. Penjelasan dari sasaran-sasaran strategis tersebut adalah
sebagai berikut:
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
24
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
 Tingginya Nilai Tambah Industri
o Indikator Kontribusi Industri Alat Transportasi Darat terhadap PDB Nasional.
Kontribusi Industri Alat Transportasi Darat terhadap PDB Nasional pada
Triwulan III Tahun 2015 ialah sebesar 1,87% (sumber: BPS) dari target sebesar
6%. Pencapaian pada Triwulan III mengalami peningkatan 0,03% dari capaian
Triwulan II yang sebesar 1,84%. Meskipun jika dibandingkan dengan
pencapaian tahun 2014 yang sebesar 6,13% capaian pada tahun 2015 ini
lebih rendah. Menurunnya capaian kontribusi industri alat transportasi darat
terhadap PDB Nasional ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dalam
negeri yang memburuk.
o Laju pertumbuhan Industri Alat Transportasi Darat yaitu sebesar 3,17%
(sumber: BPS) dari target sebesar 11%. Target pada tahun 2015 masih sama
dengan target pada tahun 2014. Pencapaian ini meningkat dari Triwulan
sebelumnya yang hanya sebesar 2,65% namun pencapaian tahun 2015 ini
lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian tahun 2014 yang sebesar
5,52%.
 Tingginya Penguasaan Pasar Dalam dan Luar Negeri
o Indikator Kontribusi Ekspor Produk Industri Alat Transportasi Darat Terhadap
Ekspor Nasional. Kontribusi Ekspor Produk Industri Alat Transportasi Darat
Terhadap Ekspor Nasional pada tahun 2015 (s/d Oktober) ialah sebesar
2,15% (sumber: BPS) dari target sebesar 1,5%. Pencapaian pada Triwulan
sebelumnya 2,07% yang berarti telah terjadi peningkatan 0,08%. Capaian
tahun 2015 ini meningkat 0,57% dari tahun 2014 yang hanya sebesar 1,68%.
Nilai ekspor dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan kurs yang relatif stabil.
Dengan menjaga kondisi ekonomi dalam negeri stabil dan kondusif maka
daya saing dan kemampuan ekspor industri dalam negeri akan meningkat.
Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Perindustrian No. 73/MIND/PER/9/2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 34/M-IND/PER/3/2015 tentang Industri Kendaraan
Bermotor Roda Empat atau Lebih dan Industri Sepeda Motor diharapkan
industri kendaraan bermotor dalam negeri dapat lebih bersaing dan mampu
meningkatkan jumlah ekspor serta menurunkan nilai impor.
o Indikator pangsa pasar produk Industri Alat Transportasi Darat terhadap total
permintaan di pasar dalam negeri. Pangsa pasar produk Industri Alat
Transportasi Darat terhadap total permintaan di pasar dalam negeri ialah
sebesar 96,51% dari target sebesar 90%. Permintaan pasar dalam negeri
tersebut khususnya untuk produk KBM R-2 dan KBM R-4. Capaian indikator
ini mengalami peningkatan sebesar 11,51% dari capaian tahun 2014 yang
sebesar 85%. Tingginya capaian indikator pangsa pasar produk KBM R-2 dan
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
25
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
R-4 terhadap permintaan di pasar dalam negeri, dikarenakan tingginya
jumlah kebutuhan (permintaan) produk KBM di dalam negeri, sehingga
hampir seluruh penjualan produk KBM ditujukan untuk pemenuhan
kebutuhan (permintaan) dalam negeri selain untuk ekspor. Target pada tahun
2015 juga meningkat dibandingkan dengan target tahun 2014 mengingat
tingginya permintaan dalam negeri sehingga potensi penguasaan pangsa
pasar dalam negeri besar.
 Meningkatnya Produktivitas SDM Industri.
o Penambahan Jumlah Tenaga Kerja Industri Alat Transportasi Darat. Pada
tahun 2013 terdapat penambahan jumlah tenaga kerja sebanyak 30.000
orang dari target sebesar 10.000 orang sehingga target telah tercapai 300%.
Pada tahun 2014 ditetapkan target penambahan tenaga kerja sebesar 2.500
orang dan realisasi penambahan tenaga kerja industri alat transportasi darat
sebesar 1.554 orang (62,16%). Target pada tahun 2015 sama dengan target
tahun 2014 yaitu 2.500 orang, dan total penambahan tenaga kerja tahun
2015 sebanyak 8.146 orang sehingga target telah tercapai 325%. Data
penambahan tenaga kerja ini merupakan data penambahan tenaga kerja
pada industri utama (main company), belum termasuk industri-industri
pendukungnya. Hal ini disebabkan karena tidak diperolehnya informasi rinci
dari seluruh industri pendukung. Penambahan investasi dan perluasan pada
perusahaan utama (main company) tentunya akan berdampak pula pada
peningkatan produksi dan tenaga kerja dari industri pendukungnya.
o Untuk meningkatkan produktivitas SDM industri alat transportasi darat,
Direktorat Industri Alat Transportasi darat telah menyelenggarakan program
peningkatan kemampuan SDM (diklat) Industri Alat Transportasi Darat.
 Kuat, Lengkap dan Dalamnya Struktur Industri
o Jumlah investasi di industri hulu dan antara IATD. Proyek investasi pada
tahun 2015 antara lain adalah:
• PT. Hino Motor Sales Indonesia (Karoseri kendaraan bermotor roda
empat atau lebih berupa ban truck, bodi bus)
• PT. Sumiden Serasi Wire Products (Industri suku cadang dan aksesoris
kendaraan bermotor roda empat atau lebih)
• PT. NPR Manufacturing Indonesia (Industri suku cadang dan aksesoris
kendaraan bermotor roda empat atau lebih)
• PT. Pusaka Bersatu (Reparasi mobil)
• PT. FCC Indonesia (Industri suku cadang dan aksesoris kendaraan
bermotor roda empat atau lebih)
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
26
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
•
PT. Mugai Indonesia (Industri suku cadang dan aksesoris kendaraan
bermotor roda empat atau lebih)
• PT. Delphi EEA Indonesia (Industri suku cadang dan aksesoris
kendaraan bermotor roda empat atau lebih)
• PT. Tjokro Nippon Engineering (Industri komponen dan perlengkapan
sepeda motor roda dua dan tiga)
• PT. SGMW Motor Indonesia (Industri kendaraan bermotor roda
empat)
• PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (Industri kendaraan bermotor
roda empat)
• PT. Isuzu Astra Motor Indonesia (Industri kendaraan bermotor roda
empat)
• PT. Denso Indonesia (Industri kendaraan bermotor roda empat)
• PT. Automotive Fasteners Aoyama Indonesia
• PT. Suzuki Indomobil Motor Plant (Industri kendaraan bermotor).
Sehingga total ada 14 proyek penanaman modal (investasi) pada tahun 2015
ini dari target 10 proyek. Capaian indikator ini mengalami peningkatan yang
cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya terdapat 5
proyek. Hal ini menunjukkan kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan
antara lain Low Cost Green Car (LCGC) mampu mendorong perusahaan baik
PMA maupun PMDN untuk berinvestasi atau memperluas usahanya. Dengan
berkembangnya industri hilir, maka industri hulu dan antara akan
berkembang juga sebagai industri pendukung (supporting) dari industri hilir
tersebut.
o Indikator Tingkat kandungan lokal. Capaian target indikator tingkat
kandungan lokal pada tahun 2015 ini tercapai 50% yaitu 10 produk. Capaian
indikator ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2014.
 Tersusunnya Usulan Insentif yang Mendukung Pengembangan Industri.
o Indikator Rekomendasi Usulan Insentif Fiskal.
 Telah diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
249/PMK.011/2014 tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Atas
Impor Barang dan Bahan Guna Pembuatan Komponen Kendaraan
Bermotor Untuk Tahun Anggaran 2015 tanggal 24 Desember 2014.
o Perusahaan Industri yang Memperoleh Insentif.
 Pada tahun 2013, perusahaan yang telah memanfaatkan Bea Masuk
Ditanggung Pemerintah (BMDTP) sejumlah 21 perusahaan. Jumlah
perusahaan ini mengalami sedikit penurunan pada tahun 2014
menjadi 20 perusahaan. Sedangkan pada tahun 2015, hingga Triwulan
IV sebanyak 28 Perusahaan telah memanfaatkan Bea Masuk
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
27
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Ditanggung Pemerintah (BMDTP) Atas Impor Barang dan Bahan Guna
Pembuatan Komponen Kendaraan Bermotor Untuk Tahun Anggaran
2015 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
249/PMK.011/2014. Anggaran yang telah dimanfaatkan sebesar
99,63% dari total anggaran BMDTP Tahun 2015. Jumlah perusahaan
yang menerima insentif pada tahun 2015 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebanyak 20 perusahaan. Hal
ini menunjukkan bahwa program BMDTP ini telah tersosialisasikan
dengan baik kepada pelaku usaha. Dengan adanya BMDTP ini maka
industri kendaraan bermotor dapat memperoleh fasilitas pembebasan
bea masuk untuk bahan baku dan komponen. Dengan demikian hal ini
membuat biaya produksi menjadi lebih rendah sehingga dapat
meningkatkan daya saing industri dalam negeri.
 Mengembangkan R&D di Instansi dan Industri.
o Indikator Kerjasama R&D instansi dengan Industri/Lembaga.
Pada triwulan IV tahun 2014 sudah terbentuk desain platform dan prototipe
kendaaraan angkutan umum murah yang penggunaannya ditujukan untuk
wilayah pedesaan (pick-up yang bisa di-customized menjadi kendaraan
multiguna di pedesaan). Pada triwulan I tahun 2015 dilakukan uji durability
pada prototipe kendaraan angkutan pedesaan yang telah dibuat dan pada
triwulan II tahun 2015 dilakukan koordinasi dengan pihak terkait mengenai
strategi pemasaran dan purna jual produk. Selain itu juga dilakukan
pembahasan draft peraturan produksi kendaraan angkutan pedesaan. Pada
Triwulan III tahun 2015, pembuatan desain platform Kendaraan Pedesaan
dilanjutkan dengan melakukan reverse engineering untuk body dan mesin,
sedangkan untuk mempersiapkan after sales dari kendaraan ini dilakukan
pelatihan perbengkelan kepada SMK dan Perguruan Tinggi yang dirasa
mampu dan sesuai untuk menangani after sales service dari kendaraan
angkutan pedesaan tersebut. Pada Triwulan IV tahun 2015 masih
melanjutkan persiapan produksi kendaraan angkutan pedesaan, diantaranya
dilakukan diklat pembuatan komponen kendaraan angkutan pedesaan dan
diklat pembuatan dies komponennya.
 Meningkatnya Akses Pembiayaan dan Bahan Baku untuk Meningkatkan Kapasitas
Produksi.
o Indikator Tingkat Utilisasi Kapasitas Produksi.
Kapasitas terpasang untuk industri KBM R-4 dan KBM R-2 ialah 11 juta
unit/tahun, dan produksi KBM R-4 dan KBM R-2 pada tahun 2015 (s/d
November) sebesar 7.645.702 unit. Dengan demikian, dari hasil
perbandingan produksi dan kapasitas terpasang industri KBM R-2 dan R-4,
maka utilisasi kapasitas produksi pada tahun 2015 sebesar 73,42%. Capaian
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
28
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
tingkat utilisasi kapasitas produksi ini menurun 6,58% dibandingkan dengan
tahun 2014 yang sebesar 80%. Produksi KBM yang relatif rendah seiring
dengan rendahnya jumlah permintaan sepeda motor dan mobil dalam negeri
sebagai akibat melemahnya nilai tukar rupiah. Melemahnya nilai tukar rupiah
ini menurunkan minat dan daya beli kendaraan bermotor masyarakat dalam
negeri.
 Meningkatnya Promosi Industri.
o Indikator Perusahaan Mengikuti Seminar/Konferensi, Pameran, Misi
Dagang/Investasi Promosi Produk/Jasa dan Investasi Industri.
 Sebanyak 21 perusahaan/asosiasi mengikuti pameran hingga Triwulan
IV Tahun 2015 dari target 15 perusahaan, yaitu 9 perusahaan/asosiasi
pada Triwulan I Tahun 2015, 7 Perusahaan pada Triwulan III Tahun
2015, dan 5 perusahaan/asosiasi pada Triwulan IV tahun 2015.
Capaian ini menurun dari capaian tahun 2014 yanng sebesar 24
perusahaan dari target 15 perusahaan. Target pada tahun 2015 ini
sama dengan target tahun 2014 dengan mempertimbangkan capaian
pada tahun 2013 yang mampu menarik partisipasi 22 perusahaan.
Semakin banyaknya jumlah perusahaan yang berpartisipasi dalam
pameran maka semakin banyak pula produk dalam negeri yang dapat
diperkenalkan.
 Meningkatnya Usulan Penerapan SNI.
o Indikator Meningkatnya Usulan Penerapan SNI.
 Pada tahun 2015, telah diterbitkannya SNI speedometer, selain itu
juga dilakukan rapat konsensus penyusunan SNI Spion kategori M & N
serta telah tersusun rancangan awal SNI (RASNI) sepeda anak.
Kegiatan yang mendukung pencapaian indikastor usulan penerapan
SNI antara lain: Workshop Harmonisasi Standar, Rapat Komite Teknik,
dan Rapat Konsensus.
 Meningkatnya Kualitas Lembaga Pendidikan dan Pelatihan serta Kewirausahaan.
o Indikator Jumlah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di
Sektor Industri Alat Transportasi Darat. Capaian pada tahun 2015 telah
dilakukan penyusunan RSKKNI Perbaikan dan Perawatan Mobil di Bidang
Kelistrikan serta dua kali rapat teknis mengenai RSKKNI tersebut.
Secara umum 50% indikator sasaran strategis dari perspektif stakeholder dan 7 indikator
sasaran strategis dari perspektif tugas pokok dan fungsi telah tercapai. Jika dibandingkan
dengan capaian tahun 2014, terdapat beberapa indikator yang nilainya meningkat dan ada
beberapa yang mengalam penurunan.
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
29
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 33.1/M-IND/PER/3/2015 terdapat
revisi Perjanjian Kinerja Ditjen ILMATE tahun 2015, perjanjian kinerja yang baru dapat dilihat
pada tabel 13 berikut.
Tabel 13 Perjanjian Kinerja Ditjen ILMATE Berdasarkan Permenperin Nomor 33.1 Tahun 2015
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
Satuan
TARGET
2015
(1)
(2)
(3)
(4)
Laju pertumbuhan PDB Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika
Kontribusi PDB Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika terhadap PDB nasional
Persen
5,47
Persen
4,92
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
I
Meningkatnya peran industri
dalam perekonomian nasional
1
2
II
Meningkatnya penguasaan
pasar di dalam dan luar negeri
1
Kontribusi ekspor produk ILMATE
terhadap ekspor nasional
Persen
18,97
III
Meningkatnya penyerapan
tenaga kerja di sektor industri
1
Jumlah penyerapan tenaga kerja di
sektor ILMATE
Juta
Orang
0,09
IV
Menguatnya struktur industri
1
Rasio impor bahan baku, bahan
penolong, barang modal, terhadap PDB
Industri non migas
Persen
19,81
1
Tersusunnya Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan
1
2
Tersusunnya Peraturan Presiden
(Perpres)
Tersusunnya Peraturan Menteri
(Permen)
Peraturan
1
Peraturan
1
PERSPEKTIF PROSES INTERNAL
I
Tersusunnya kebijakan
pembangunan industri searah
dengan ideologi TRISAKTI
dan Agenda Prioritas Presiden
(NAWACITA)
3
II
Meningkatnya daya saing
industri melalui
pengembangan standardisasi
industri
1
Jumlah Rancangan Standar Nasional
Indonesia (RSNI)
RSNI
8
III
Meningkatnya investasi sektor
industri melalui fasilitasi
pemberian insentif fiskal dan
nonfiskal
1
Nilai investasi di sektor industri
Rp
Triliun
9,7
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Satuan
TARGET
2015
(2)
Jenis Data yang tersedia pada Sistem
Informasi Industri Nasional
(3)
Database
(4)
2
Jenis Informasi yang tersedia pada
Sistem Informasi Industri Nasional
Jenis
Informasi
4
SASARAN
IV
(1)
Meningkatnya ketersediaan
data sektor industri melalui
penyelenggaraan sistem
informasi industri nasional
INDIKATOR KINERJA
1
2
Pada revisi perjanjian kinerja tersebut, terdapat beberapa indikator yang berbeda dengan
perjanjian kinerja sebelumnya yaitu:
•
Perspektif Pemangku Kepentingan:
o Indikator Kinerja Rasio impor bahan baku, bahan penolong, barang modal, terhadap
PDB Industri non migas
•
Perspektif Proses Internal:
o Indikator Kinerja Tersusunnya Peraturan Menteri (Permen). Pada tahun 2015 ini
telah terbit 3 (tiga) Peraturan Menteri, yaitu:

Permenperin Nomor 34/M-IND/PER/3/2015 tentang Industri Kendaraan
Bermotor Roda Empat Atau Lebih Dan Industri Sepeda Motor.

Permenperin Nomor 61/M-IND/PER/8/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Perindustrian Nomor 34/M-IND/PER/3/2015 tentang Industri
Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih Dan Sepeda Motor

Permenperin Nomor 73/M-IND/PER/9/2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 34/M-IND/PER/3/2015 tentang Industri
Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih dan Industri Sepeda Motor.
o Indikator Kinerja Nilai investasi di sektor industri. Pada tahun 2015, Nilai investasi di
sektor industri alat transportasi darat mencapai US$ 1.647.727.000
o Indikator Kinerja Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI). Pada tahun
2015 dilakukan penyusunan 4 (empat) RSNI, yaitu: Kaca Spion Kategori M, N
(konsensus - lanjutan tahun 2014); Speedometer (konsensus - lanjutan tahun 2014);
sel ion Lithium sekunder penggerak mobil listrik (rapat teknis); Kendaraan
berpenggerak (propulsi) listrik - vocabulary (rapat teknis).
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
31
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
o Indikator Kinerja Jenis Data yang tersedia pada Sistem Informasi Industri Nasional.
Terdapat 2 (dua) buah database pada direktorat IATD, yaitu database industri
kendaraan bermotor roda dua dan roda empat.
o Indikator Kinerja Jenis Informasi yang tersedia pada Sistem Informasi Industri
Nasional.
Realisasi Anggaran
Dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, dibutuhkan anggaran untuk
melaksanakan program-program pendukung tercapainya sasaran. Total anggaran direktorat
industri alat transportasi darat tahun 2015 adalah sebesar Rp. 40.700.000.000,-. Realisasi
anggaran yang dicapai oleh Direktorat Industri Alat Transportasi Darat hingga Triwulan IV
Tahun 2015 mencapai 81,95% (Rp. 33.354.174.274,-). Realisasi keuangan ini mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan realisasi tahun 2014 yang hanya sebesar
22,24%.
Penyerapan anggaran tahun 2015 belum maksimal, masih terdapat beberapa kegiatan yang
belum terlaksana terutama kegiatan APBN-P karena terbatasnya waktu penyelenggaraan.
Waktu yang tersedia untuk pelaksanaan kegiatan APBN-P lebih pendek dari kegiatan
baseline karena pengesahan anggarannya tidak pada awal tahun. Hingga akhir tahun 2015,
penyerapan dana APBN-P sebesar 69,21% sedangkan untuk kegiatan baseline mencapai
96,29%. Kegiatan yang termasuk APBN-P antara lain adalah: Penguasaan Teknologi Kbm
Multiguna Pedesaan Dibidang Perakitan, Peningkatan Kapasitas Produksi Kereta Penumpang
Dan Pembuatan Prototype Kereta Penumpang, Peningkatan Jumlah Industri Komponen Kbm
Multiguna Pedesaan, dan Pengembangan Industri Karoseri.
Seiring dengan tingginya capaian realisasi anggaran, capaian realisasi fisik tahun 2015
mencapai 90,45%. Namun jika dibandingkan dengan capaian realisasi fisik tahun 2014,
terdapat penurunan sebesar 2,21%. Penurunan ini dapat disebabkan oleh keterlambatan
pengesahan APBN-P sehingga kegiatan APBN-P baru dapat dilaksanakan pada triwulan II
tahun 2015 dengan demikian terdapat beberapa kegiatan dengan kontribusi cukup besar
yang belum dapat terlaksana karena keterbatasan waktu.
Untuk lebih jelasnya, rincian realisasi anggaran Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 14.
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
32
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Tabel 14 Realisasi Keuangan Dit. IATD Tahun 2015
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
33
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Dari bahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari 8 indikator kinerja sasaran strategis perspektif stakeholder terdapat 4 indikator
yang tercapai, yaitu: kontribusi ekspor produk industri alat transportasi darat
terhadap ekspor nasional dengan capaian sebesar 143%; pangsa pasar produk
industri alat transportasi darat terhadap total permintaan di pasar dalam negeri
dengan capaian sebesar 107%; Penambahan jumlah tenaga kerja Industri Alat
Transportasi Darat dengan capaian 325%; dan Jumlah investasi di industri hulu dan
antara IATD dengan capaian 280%.
2. Dari 8 indikator kinerja sasaran strategis perspektif tugas pokok dan fungsi hampir
seluruh indikator tercapai, yaitu: rekomendasi usulan insentif fiskal dengan capaian
100%; perusahaan industri yang memperoleh insentif dengan capaian 133,3%;
kerjasama R&D instansi dengan industri/lembaga dengan capaian 100%; perusahaan
mengikuti seminar/konferensi, pameran, misi dagang/investasi, promosi produk/jasa
dan investasi industri dengan capaian sebesar 160%; meningkatnya usulan
penerapan SNI dengan capaian sebesar 100%; dan jumlah standar kompetensi kerja
nasional Indonesia (SKKNI) di sektor industri alat transportasi darat dengan capaian
100%. Indikator yang tidak tercapai adalah tingkat utilisasi kapasitas produksi dengan
capaian 91,78%.
3. Secara umum 50% target sasaran strategis dari perspektif stakeholder dan 87,5%
sasaran strategis dari perspektif tugas pokok dan fungsi tercapai dan jika
dibandingkan dengan capaian tahun 2014, terdapat beberapa capaian indikator yang
mengalami peningkatan namun ada pula yang mengalami penurunan. Capaian yang
mengalami peningkatan antara lain: Kontribusi ekspor produk Industri Alat
Transportasi Darat terhadap ekspor nasional, dari 1,68% pada 2014 menjadi 2,15%;
Pangsa pasar produk Industri Alat Transportasi Darat terhadap total permintaan di
pasar dalam negeri dari 85% pada 2014 menjadi 96,51%; Penambahan jumlah
tenaga kerja Industri Alat Transportasi Darat dari 1.554 orang pada tahun 2014
menjadi 8.146 orang; Jumlah investasi di industri hulu dan antara IATD dari 5 proyek
pada tahun 2014 menjadi 14 proyek; dan Perusahaan industri yang memperoleh
insentif 20 perusahaan pada tahun 2014 meningkat menjadi 28 perusahaan.
4. Terjadinya penurunan pada beberapa target sasaran strategis dari tahun 2014 yang
diakibatkan oleh penyesuaian ulang dengan kondisi riil perkembangan industri alat
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
34
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
transportasi darat. Ketidaktercapaian beberapa target pada tahun-tahun
sebelumnya membuat target sasaran diturunkan.
5. Realisasi anggaran Direktorat Industri Alat Transportasi Darat tahun 2015 ini sudah
cukup tinggi yaitu 81,95% dari total anggaran (Rp. 40.700.000.000,-) yaitu sebesar
Rp. 33.354.174.274,-. Realisasi keuangan ini mengalami peningkatan yang cukup
signifikan dibandingkan realisasi tahun 2014 yang hanya sebesar 22,24%.
6. Kendala/kelemahan yang terdapat pada pengukuran capaian kinerja Diektorat
Industri Alat Transportasi Darat, antara lain ialah kurangnya monitoring data dari
industri sehingga seringkali terdapat realisasi yang luput dari rekaman. Perbedaan
target dan kondisi tiap tahun mempersulit perbandingan kinerja tiap tahun.
Rekomendasi
Rekomendasi Direktorat industri Alat Transportasi Darat untuk perbaikan kinerja dalam
melaksanakan program, yaitu:
1. Memperkuat hubungan dan koordinasi dengan instansi terkait yang berhubungan
dengan monitoring kinerja industri, seperti BKPM, BPS, asosiasi industri dan lainnya
untuk mempermudah perolehan data untuk monitoring kinerja industri.
2. Meningkatkan pemberian insentif yang menarik dan tepat guna baik fiskal maupun
non-fiskal kepada industri alat transportasi darat, agar dapat menarik investasi,
meningkatkan produktivitas dan daya saing industri alat transportasi darat tersebut,
sehingga dapat meningkatkan pangsa pasarnya baik domestik maupun ekspor.
3. Menggiatkan industri komponen lokal untuk terus mengembangkan kemampuannya
agar dapat menopang industri yang telah ada untuk dapat memproduksi komponen
yang sebelumnya diimpor (substitusi impor), sehingga mengurangi ketergantungan
terhadap komponen impor dan nantinya akan meningkatkan daya saing industri alat
transportasi darat dalam negeri.
4. Meningkatkan penerapan dan mensosialisasikan SNI sebagai bentuk perlindungan
konsumen dan industri dalam negeri serta sebagai salah satu instrumen untuk
mengurangi impor.
5. Memperkuat infrastruktur pendukung yang mempengaruhi industri alat transportasi
darat, seperti akses jalan raya, bandara, pelabuhan, jalur kereta api serta jaminan
kepastian ketersediaan energi seperti listrik, gas, BBM.
Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
35
Download